SlideShare a Scribd company logo
MUNGKIN BUKAN JODOHKU
                          Karya Mardiono

       Usai mengikuti pengajian rutin disekolah tempat mereka mengajar.
 “ Luna, gak biasanya kamu gini. Apa kamu sakit ? koq kelihatannya dari tadi
          melamun terus “ Tanya Rahmi sambil jalan menuju ke rumah.
   “ seandainya kamu tahu apa yang ada dihatiku Rahmi, kau pasti gak akan
                     terima ini…” gumam Luna dalam hati.
              “ hallo….” Tegur rahmi membuyarkan lamunannya.
 “ ha, oh,. Ehm… gak papa kok mi, oh ya gimana? tadi malam jadi kerumah
Bu Zuraidah ?, trus gimana hasilnya ? “ jawab Luna mengalihkan pembicaraan.
  “ sudah kubilang. Untuk sekarang ini, aku belum mau memikirkan hal itu.
  Pernikahan merupakan suatu hal yang sakral, yang harus kita jalani dengan
   serius, karena itu bukan sementara, tapi untuk selamanya…” ucap rahmi
sedih. Ia terus memikirkan ayahnya yang sakit – sakitan. Ia masih ingin terus
    mengurusnya. Ia tak tega kalau harus meninggalkannya. Sementara Bu
  Zuraidah, ketua yayasan mereka, ingin menjodohkan Rahmi dengan salah
                                 satu guru disitu.
“ Rahmi, aku ngerti kok perasaanmu. Tapi cobalah kamu istikharah meminta
 petunjuk kepada Allah. Kesempatan tidak datang dua kali. Pak Ferdhi sangat
        cocok untukmu. Dia seorang Da’i. Kami semua guru – guru disini
 mendukung..” ucap Luna membesarkan hatinya, sambil menghapus setetes
  air mata Rahmi yang tiba – tiba saja jatuh mengingat ayahnya yang sedang
      sakit. Mereka berhenti sesaat. Sebenarnya Luna tidak tega kalau harus
     merebut ferdhi dari tangannya karena Rahmi begitu akrab dengannya.
                                        ***
Malam                                                                   itu.
Kepala luna sakit sekali, mengingat ucapan yang baru saja didengar. Ia
menangis.      Masih       terngiang     ditelinga       ucapan    ibunya.
“ Luna, kapan lagi kamu menikah…?, sudah dua adikmu yang
melangkahimu, cepat – cepatlah kamu cari jodoh. Ibu sudah ingin
menimang                   cucu                 dari               kamu..”
Ia masih duduk terdiam ditempat tidur, melihat fhoto kekasihnya. Selaksa
raut wajah dan tragedi itu terputar kembali mengenang masa lalunya.
Pesta yang megah telah digelar. Seratus undangan lebih telah tersebar. Tapi
bukannya mempelai laki – laki yang datang, malahan seorang lelaki berkumis
tebal, berbaju seragam cokelat dan bertitel, datang dan menanyakan
kejelasan KTP yang diberikan. Korban kecelakaan lalu lintas.

Gaun kebaya yang masih melekat, menjadi saksi perpisahan mereka dirumah
sakit. Sang calon suami hanya diam terbujur lemas bersanding infus dan
hirupan oksigen yang melekat di wajahnya. Ia mengejar dokter usai proses
operasi. Namun dokter berkata, “ hanya ini yang sanggup kami lakukan.
Tuhanlah yang menentukan segalanya. “ ucap dokter itu sedih penuh
penyesalan. Mendengar itu, perasaan bahagia dan cinta yang telah terbangun
lama, kini roboh berserakan. Jilbab yang anggun, tak lagi tertata rapi oleh
sedihnya. Lututnya melantai. Derai air matanya tak kunjung henti. Dalam
hati ia ingin berteriak, ya Rabb…. Kenapa kau timpakan ini padaku?

Sepertiga malam ia habiskan untuk bermunajat kepada Allah swt. Ia terus
menangis, memohon pada yang Kuasa, agar dimudahkan jodohnya.
Sebenarnya beberapa calon telah ditawarkan kepadanya. Ada yang pengusaha,
PNS, angkatan, bahkan ada yang ingin melamarnya seorang konglomerat.
Namun semua itu ia tolak. Apalah artinya harta yang melimpah apabila tidak
dilandasi keimanan dan ketaqwaan yang dapat mengokohkan bahtera rumah
tangga. Semua itu ia tuangkan dalam diary mungil, selepas tahajjudnya.
***

Fajar sidik mulai membangunkan sang mentari dari peraduannya. Selesai
sholat            subuh,            ia           tidur            kembali.
“ Luna, kamu gak ngajar ?, sekarang sudah jam delapan..” ibunya
membangunkan                           dengan                      lembut.
“ astaghfirullah…” ucapnya tersentak saat mendengar jam delapan. Langsung
ia berberes dan mempersiapkan segala sesuatunya. Bukupun asal sahut saja
tanpa melihat – lihat lagi yang mana yang akan diajarkan nanti.
***

Ferdhi tiba di sekolah telat. Ia melihat Madrasah sepi. Beberapa orang tua
menggandeng           tangan          anaknya       kembali           pulang.
“ kenapa pulang bu?” Tanya ferdhi penuh penasaran, sambil memarkir sepeda
motornya         dan         melepas       helm        dari       kepalanya.
“ lho kok Bapak gak pergi?, ayahnya bu rahmi sekarang sedang kritis di rumah
sakit. Semua guru menjenguk kesana. Anak – anak hari ini diliburkan.” Jawab
orang                                tua                               murid.

Ferdhi langsung balik arah menuju rumah sakit. Tapi ketika ia sampai
disimpang, angkot warna putih berhenti didepannya. Luna turun tergesa.
“      Bu      Luna..     ,”     panggil      Ferdhi     mengejutkan.

Baru      saja   Luna      membayar       ongkos      pada       pak  supir.
“ ada apa pak?” Tanya Luna heran. Jarang sekali Ferdhi mau ngobrol dengan
rekan guru akhwat. Kecuali ada sesuatu hal yang sangat penting. Dengan
singkat ferdhi memberitahukan kabar yang ia dapat. Merekapun bergegas
ingin pergi ke rumah sakit. Luna sangat segan dan ragu, ingin minta
bonceng. Begitu juga ferdhi. Ia sangat menjaga hijab. Mungkin ia lebih baik
memberikan sepeda motornya untuk luna kendarai, daripada harus
memboncengnya.
“         Bu         Luna        naik          angkot         saja     ya?”
“ ya pak. Gak papa, Bapak duluan saja. Nanti saya menyusul. “
Madrasah sunyi. Semua murid – murid sudah dijemput oleh orang tuanya.
Ada juga yang pulang sendiri karena rumahnya dekat. Ferdhi tidak tega harus
meninggalkannya luna sendirian. Iapun menunggu Luna sampai dapat
angkot. Satu setengah jam mereka menunggu angkot. Tetap tak tampak
melintas. Angkot lintas ke madrasah memang sangat jarang. Satu – satu.
Apalagi kalau sudah jam delapan keatas. Tidak ada sewa. Para pekerja dan
pelajar sudah berada ditempatnya masing – masing. Angkot – angkot itu
juga menunggu sewa diterminal sampai penuh, baru mau berangkat.
Mereka resah. Entah apa yang sudah terjadi dirumah sakit sana. Mereka ingin
segera kesana. Ferdhi juga bingung. Satupun becak juga tak ada yang muncul.
Kalaupun ada, sudah berisi kian penumpang yang ia bawa dari tempat
mangkal. Mentari semakin meninggi.

Mereka tidak mungkin melama – lamakannya. Saat darurat, segala sesuatu
yang tidak boleh menjadi boleh. Gak mungkin ferdhi meninggalkan Luna
sendiri ditempat yang sepi. Ferdhi mempersilahkan Luna naik disepeda
motornya. Mereka segera meluncur. Ferdhi cukup tangkas menerobos mobil
–     mobil      besar    yang     mengangkut      pasir    dan   batu.
Luna juga tahu batas. Tidak seperti remaja sekarang pada umumnya. Gak
tahu malu. Boncengan dengan bukan muhrimnya. Memeluknya layaknya
suami istri. Bahkan mungkin suami istripun malu melakukan itu ditempat
umum.               Dasar            zaman             edan          !!

Dus, mereka sampai dirumah sakit. Sejurus kemudian, mereka menemui guru
– guru lainnya yang telah lama berada disana. Keluarga Rahmi berada
didepan ruang gawat darurat. Spontan Bu Zuraidah mendekati Ferdhi dan
menggiringnya                ke               sudut              ruangan.
“ Pak Ferdhi, mungkin hanya Bapak yang dapat menyelamatkan ini. Rahmi
sedari tadi pingsan belum siuman. Ia sangat takut ayahnya meninggal. Dari
sekian orang saudaranya, hanya Rahmi-lah yang paling disayang oleh
ayahnya” ucap Bu Zuraidah penuh pengharapan dan sedih. Ia melanjutkan..
“ sebelum ayahnya sakit, ayahnya berpesan bahwa ia ingin melihat Rahmi
menikah sebelum ia pergi…, entah apa maksudnya. Tolonglah Pak Ferdhi,
Rahmi orangnya ta’at, ia sabar dan sebentar lagipun akan diwisuda. Cocok
untuk jadi da’iah pendamping pak Ferdhi”, jelasnya runut, mendesak penuh
harapan. Wajahnya memelas.
Sebenarnya telah lama juga Ferdhi jatuh hati pada Rahmi. Ia beda dengan
guru – guru yang lainnya, yang hanya memakai jilbab dan rok saat mengajar
saja. Bahkan rahmi sering ikut pengajian rutin ibu – ibu arisan yang diisi oleh
Ferdhi. Jilbabnya yang menjulur lebar, baju gamisnya yang longgar dan
panjang, mampu menusuk hati Ferdhi bagai panah asmara. Seketika itu juga
Bu Zuraidah mengurus tuan kadi dan mahar yang ala kadarnya. Asal ini
berlangsung.

Sementara itu, Luna terus mengipasi Rahmi yang tengah pingsan di ruang
tunggu dengan buku yang asal cabut dari tasnya. Tapi tiba – tiba saja tangan
Luna di tarik oleh salah satu guru yang lain, sebentar keluar. Kondisi ayah
Rahmi semakin parah. Buku yang dipakai luna untuk mengipas, tertinggal
disamping            Rahmi           yang            mulai             sadar.
Tanpa sengaja rahmi membuka buku itu. Wangi penuh hiasan stabilo dan
tinta warna. Itu buku diary Luna. Ia buka halaman terakhir…

Jum’at,                  22                  januari                 2010
Pukul                               03:                                  15
……..
“ ya Rabb, seandainya aku boleh menjual diriku, akan kuberikan seluruh jiwa
dan ragaku untuknya seorang. Aku mencintainya karena keimanan dan
ketaqwaannya. Namun aku tak mau menjadi pagar makan tanaman. Biarlah
pak          Ferdhi       bahagia        dengan         Bu          Rahmi.
Rabbighfirli               ala                kulli               dzunubi..
***

Semua berkumpul diruang UGD. Termasuk Rahmi yang dibopong masuk
oleh guru yang lain. Bu Zuraidah sudah mengkonfirmasikan ke dokter yang
menangani            ini.         Iapun         mendapat            izin.
“ayah !! bangun ayah. Sekarang Rahmi akan penuhi permintaan ayah…”
ucapnya sesenggukan dengan terus mengharap jawaban. Air matanya tak
terbendung. Tuan kadi, Ferdhi, Bu Zuraidah, Luna dan rekan guru lainnya
juga cemas. Namun jawaban yang keluar, lain dari apa yang diharapkan.

Titttttttt……
Gambar gelombang deteksi jantung dilayar monitor bergaris lurus. Innalillahi
wa                inna                   lillahi                  roji’un…
Suasana haru pilu berkelebat dalam ruangan itu. Ferdhi, Luna, Bu Zuraidah,
tuan kadi, rekan guru dan beberapa suster yang direncanakan akan jadi saksi
nikah, melihat Rahmi yang tengah sedih tak karuan. Ia memeluk ibunya dan
terus menangis. Tak ada yang berani mengusik mereka.

Cepat – cepat Ferdhi membenahi posisi ayahnya. Mengatur perlengkapan
mayat seadanya. Sementara Bu Zuraidah menyelesaikan administrasi rumah
sakit agar jenazah ayahnya cepat dibawa pulang. Tapi Luna, ia hanya bisa
melihat sosok sahabat karibnya tengah berkabung. Kasihan. Dalam beberapa
minggu ini Rahmi terus sedih memikirkan ayahnya.

Luna mendekati Rahmi. Ia memeluknya. Sesaat hanyut dalam kesedihan.
“mi, kamu harus ikhlas ya. Semua ini sudah kehendak yang kuasa..” ucapnya
berusaha         menyeka          air       mata        Rahmi          dipipinya.
Setelah selesai memposisikan jenazah, Ferdhipun menghampiri mereka. Ia
memberi semangat agar terus positif menatap hidup ke depan. Namun
semua itu tetap tak dapat melunturkan kesedihan rahmi. Tatapan matanya
kosong. Fikirannya buntu. Tapi entah kenapa, saat melihat mereka berdua, ia
jadi teringat dengan tulisan yang sempat ia baca di diary Luna tadi.
“Setidaknya aku bahagia melihat kalian berdua bahagia” ucap Rahmi yang
tiba – tiba bereaksi. Ia menarik tangan Luna dan Ferdhi yang beralaskan baju
kokonya. Begitu juga saat disatukan. Tangan Ferdhi diletakkan ditangan yang
berbalut           gamisnya.            Luna           masih            bingung
“aku sudah membaca buku diary mu na, aku ingin kalian menikah”. Lanjut
Rahmi pasrah. Semua yang mendengar bergetar heran dengan keputusan
rahmi. Bu zuraidah menatap penuh kebimbangan. Bahagia dalam pilu. Dua
sahabat yang saling mencintai karena Allah. Didepan rahmi, tuan kadi
menjalankan prosesi akad nikah untuk Luna dan Ferdhi. Sungguh mulia hati
Rahmi. Disaat kekalutannya ia masih bias memikirkan orang lain.
Tahajjud luna tak sia – sia. Allah tidak tidur. Ia maha tahu isi hati hambanya.
Dan cintapun merebak dengan ikhlasnya.

More Related Content

What's hot

Kliping cerpen
Kliping cerpenKliping cerpen
Kliping cerpen
Rohman Efendi
 
Cerpen d hikayat
Cerpen d hikayatCerpen d hikayat
Cerpen d hikayat
Aura Net
 
Belum ada judul
Belum ada judulBelum ada judul
Belum ada judul
Rusiti Rusiti
 
Tersayat cinta
Tersayat cintaTersayat cinta
Tersayat cinta
Andre Yuan Apri Wibawa
 
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra IndonesiaSASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra IndonesiaGhina Siti Ramadhanty
 
Lost One Love
Lost One LoveLost One Love
Lost One Love
Dian Arifin
 
Hujan di bulan desember
Hujan di bulan desemberHujan di bulan desember
Hujan di bulan desember
Zahrotin Niza
 
Syal merah
Syal merahSyal merah
Syal merah
acbhar junior
 
cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiriNovi Indah
 
Cinta pertama
Cinta pertamaCinta pertama
Cinta pertama
Niluh Dewi
 
My cerpen "Kotak Buah"
My cerpen "Kotak Buah"My cerpen "Kotak Buah"
My cerpen "Kotak Buah"
Anggy Herny Anggraeni
 
Deja Vu
Deja VuDeja Vu
Humor
HumorHumor
Misteri kehadiran arwah
Misteri kehadiran arwahMisteri kehadiran arwah
Misteri kehadiran arwah
PT.goLom na
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
Mya Miranda
 
Terjalnya jalan hidupku
Terjalnya  jalan hidupkuTerjalnya  jalan hidupku
Terjalnya jalan hidupkuHeni Handayani
 
Di balik tawa
Di balik tawaDi balik tawa
Di balik tawa
Warnet Raha
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
Vilkar Net
 
Cerita ceweksma dalamduniagemerlap
Cerita ceweksma dalamduniagemerlapCerita ceweksma dalamduniagemerlap
Cerita ceweksma dalamduniagemerlap
taufikku
 
Cerpen:Takdir Cintaku
Cerpen:Takdir CintakuCerpen:Takdir Cintaku
Cerpen:Takdir Cintaku
Ili Ily
 

What's hot (20)

Kliping cerpen
Kliping cerpenKliping cerpen
Kliping cerpen
 
Cerpen d hikayat
Cerpen d hikayatCerpen d hikayat
Cerpen d hikayat
 
Belum ada judul
Belum ada judulBelum ada judul
Belum ada judul
 
Tersayat cinta
Tersayat cintaTersayat cinta
Tersayat cinta
 
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra IndonesiaSASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
 
Lost One Love
Lost One LoveLost One Love
Lost One Love
 
Hujan di bulan desember
Hujan di bulan desemberHujan di bulan desember
Hujan di bulan desember
 
Syal merah
Syal merahSyal merah
Syal merah
 
cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiri
 
Cinta pertama
Cinta pertamaCinta pertama
Cinta pertama
 
My cerpen "Kotak Buah"
My cerpen "Kotak Buah"My cerpen "Kotak Buah"
My cerpen "Kotak Buah"
 
Deja Vu
Deja VuDeja Vu
Deja Vu
 
Humor
HumorHumor
Humor
 
Misteri kehadiran arwah
Misteri kehadiran arwahMisteri kehadiran arwah
Misteri kehadiran arwah
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Terjalnya jalan hidupku
Terjalnya  jalan hidupkuTerjalnya  jalan hidupku
Terjalnya jalan hidupku
 
Di balik tawa
Di balik tawaDi balik tawa
Di balik tawa
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Cerita ceweksma dalamduniagemerlap
Cerita ceweksma dalamduniagemerlapCerita ceweksma dalamduniagemerlap
Cerita ceweksma dalamduniagemerlap
 
Cerpen:Takdir Cintaku
Cerpen:Takdir CintakuCerpen:Takdir Cintaku
Cerpen:Takdir Cintaku
 

Viewers also liked

2015 04-26-27ste parelvangrootjabbeke
2015 04-26-27ste parelvangrootjabbeke2015 04-26-27ste parelvangrootjabbeke
2015 04-26-27ste parelvangrootjabbekeRbs Jabbeke
 
El 'Info' del encuentro de Autogestores 2016
El 'Info' del encuentro de Autogestores 2016El 'Info' del encuentro de Autogestores 2016
El 'Info' del encuentro de Autogestores 2016
Plena inclusión Región de Murcia
 
Rbs jan-febr-2016-x
Rbs jan-febr-2016-xRbs jan-febr-2016-x
Rbs jan-febr-2016-x
Rbs Jabbeke
 
La 2da guerra mundial
La 2da guerra mundialLa 2da guerra mundial
La 2da guerra mundial
LucitaArnau
 
BAB 3 ( KEPIMPINAN )
BAB 3 ( KEPIMPINAN )BAB 3 ( KEPIMPINAN )
BAB 3 ( KEPIMPINAN )
Myra Tre Cool
 
Trường Anh ngữ UV ESL
Trường Anh ngữ UV ESL Trường Anh ngữ UV ESL
Trường Anh ngữ UV ESL
UV ESL Center
 
BAB 2 ( BENYELESAIAN MASALAH )
BAB 2 ( BENYELESAIAN MASALAH )BAB 2 ( BENYELESAIAN MASALAH )
BAB 2 ( BENYELESAIAN MASALAH )
Myra Tre Cool
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
Muthi Nur Fathin
 
Геймификация - играя делаем игры. Наталья Оглоблина. Unigine Open Air 2013
Геймификация - играя делаем игры. Наталья Оглоблина. Unigine Open Air 2013Геймификация - играя делаем игры. Наталья Оглоблина. Unigine Open Air 2013
Геймификация - играя делаем игры. Наталья Оглоблина. Unigine Open Air 2013
Unigine Corp.
 
Can HIEs Really Achieve Financial Sustainability: A Case Study and Discussion...
Can HIEs Really Achieve Financial Sustainability: A Case Study and Discussion...Can HIEs Really Achieve Financial Sustainability: A Case Study and Discussion...
Can HIEs Really Achieve Financial Sustainability: A Case Study and Discussion...
William Buddy Gillespie ITIL Certified
 
Presentation smart art
Presentation smart artPresentation smart art
Presentation smart art
kawanbyrd1
 
Departament ef i instal·lacions de l'institut manuel blancafort
Departament ef i instal·lacions de l'institut  manuel blancafortDepartament ef i instal·lacions de l'institut  manuel blancafort
Departament ef i instal·lacions de l'institut manuel blancafort
Màbel Amargant
 
несклоняемые имена существительные
несклоняемые имена существительныенесклоняемые имена существительные
несклоняемые имена существительные
Natalya Dyrda
 
Ombres1
Ombres1Ombres1
Ombres1
Mercè Gimeno
 
English(eng) - Английский язык
English(eng) - Английский языкEnglish(eng) - Английский язык
English(eng) - Английский язык
Mr Intenglish
 
Aula de psicomotricitat.1
Aula de psicomotricitat.1Aula de psicomotricitat.1
Aula de psicomotricitat.1
Mercè Gimeno
 
Ejercico1
Ejercico1Ejercico1
Ejercico1
Wilson Guaman
 
1CT 10 commandments of funding 2013
1CT  10 commandments of funding 20131CT  10 commandments of funding 2013
1CT 10 commandments of funding 2013
1CT
 
Rap presentación
Rap presentaciónRap presentación
Rap presentación
victorpraderapamplona
 
Rbs maa-apr-2016-nepal
Rbs maa-apr-2016-nepalRbs maa-apr-2016-nepal
Rbs maa-apr-2016-nepal
Rbs Jabbeke
 

Viewers also liked (20)

2015 04-26-27ste parelvangrootjabbeke
2015 04-26-27ste parelvangrootjabbeke2015 04-26-27ste parelvangrootjabbeke
2015 04-26-27ste parelvangrootjabbeke
 
El 'Info' del encuentro de Autogestores 2016
El 'Info' del encuentro de Autogestores 2016El 'Info' del encuentro de Autogestores 2016
El 'Info' del encuentro de Autogestores 2016
 
Rbs jan-febr-2016-x
Rbs jan-febr-2016-xRbs jan-febr-2016-x
Rbs jan-febr-2016-x
 
La 2da guerra mundial
La 2da guerra mundialLa 2da guerra mundial
La 2da guerra mundial
 
BAB 3 ( KEPIMPINAN )
BAB 3 ( KEPIMPINAN )BAB 3 ( KEPIMPINAN )
BAB 3 ( KEPIMPINAN )
 
Trường Anh ngữ UV ESL
Trường Anh ngữ UV ESL Trường Anh ngữ UV ESL
Trường Anh ngữ UV ESL
 
BAB 2 ( BENYELESAIAN MASALAH )
BAB 2 ( BENYELESAIAN MASALAH )BAB 2 ( BENYELESAIAN MASALAH )
BAB 2 ( BENYELESAIAN MASALAH )
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Геймификация - играя делаем игры. Наталья Оглоблина. Unigine Open Air 2013
Геймификация - играя делаем игры. Наталья Оглоблина. Unigine Open Air 2013Геймификация - играя делаем игры. Наталья Оглоблина. Unigine Open Air 2013
Геймификация - играя делаем игры. Наталья Оглоблина. Unigine Open Air 2013
 
Can HIEs Really Achieve Financial Sustainability: A Case Study and Discussion...
Can HIEs Really Achieve Financial Sustainability: A Case Study and Discussion...Can HIEs Really Achieve Financial Sustainability: A Case Study and Discussion...
Can HIEs Really Achieve Financial Sustainability: A Case Study and Discussion...
 
Presentation smart art
Presentation smart artPresentation smart art
Presentation smart art
 
Departament ef i instal·lacions de l'institut manuel blancafort
Departament ef i instal·lacions de l'institut  manuel blancafortDepartament ef i instal·lacions de l'institut  manuel blancafort
Departament ef i instal·lacions de l'institut manuel blancafort
 
несклоняемые имена существительные
несклоняемые имена существительныенесклоняемые имена существительные
несклоняемые имена существительные
 
Ombres1
Ombres1Ombres1
Ombres1
 
English(eng) - Английский язык
English(eng) - Английский языкEnglish(eng) - Английский язык
English(eng) - Английский язык
 
Aula de psicomotricitat.1
Aula de psicomotricitat.1Aula de psicomotricitat.1
Aula de psicomotricitat.1
 
Ejercico1
Ejercico1Ejercico1
Ejercico1
 
1CT 10 commandments of funding 2013
1CT  10 commandments of funding 20131CT  10 commandments of funding 2013
1CT 10 commandments of funding 2013
 
Rap presentación
Rap presentaciónRap presentación
Rap presentación
 
Rbs maa-apr-2016-nepal
Rbs maa-apr-2016-nepalRbs maa-apr-2016-nepal
Rbs maa-apr-2016-nepal
 

Sad

  • 1. MUNGKIN BUKAN JODOHKU Karya Mardiono Usai mengikuti pengajian rutin disekolah tempat mereka mengajar. “ Luna, gak biasanya kamu gini. Apa kamu sakit ? koq kelihatannya dari tadi melamun terus “ Tanya Rahmi sambil jalan menuju ke rumah. “ seandainya kamu tahu apa yang ada dihatiku Rahmi, kau pasti gak akan terima ini…” gumam Luna dalam hati. “ hallo….” Tegur rahmi membuyarkan lamunannya. “ ha, oh,. Ehm… gak papa kok mi, oh ya gimana? tadi malam jadi kerumah Bu Zuraidah ?, trus gimana hasilnya ? “ jawab Luna mengalihkan pembicaraan. “ sudah kubilang. Untuk sekarang ini, aku belum mau memikirkan hal itu. Pernikahan merupakan suatu hal yang sakral, yang harus kita jalani dengan serius, karena itu bukan sementara, tapi untuk selamanya…” ucap rahmi sedih. Ia terus memikirkan ayahnya yang sakit – sakitan. Ia masih ingin terus mengurusnya. Ia tak tega kalau harus meninggalkannya. Sementara Bu Zuraidah, ketua yayasan mereka, ingin menjodohkan Rahmi dengan salah satu guru disitu. “ Rahmi, aku ngerti kok perasaanmu. Tapi cobalah kamu istikharah meminta petunjuk kepada Allah. Kesempatan tidak datang dua kali. Pak Ferdhi sangat cocok untukmu. Dia seorang Da’i. Kami semua guru – guru disini mendukung..” ucap Luna membesarkan hatinya, sambil menghapus setetes air mata Rahmi yang tiba – tiba saja jatuh mengingat ayahnya yang sedang sakit. Mereka berhenti sesaat. Sebenarnya Luna tidak tega kalau harus merebut ferdhi dari tangannya karena Rahmi begitu akrab dengannya. ***
  • 2. Malam itu. Kepala luna sakit sekali, mengingat ucapan yang baru saja didengar. Ia menangis. Masih terngiang ditelinga ucapan ibunya. “ Luna, kapan lagi kamu menikah…?, sudah dua adikmu yang melangkahimu, cepat – cepatlah kamu cari jodoh. Ibu sudah ingin menimang cucu dari kamu..” Ia masih duduk terdiam ditempat tidur, melihat fhoto kekasihnya. Selaksa raut wajah dan tragedi itu terputar kembali mengenang masa lalunya. Pesta yang megah telah digelar. Seratus undangan lebih telah tersebar. Tapi bukannya mempelai laki – laki yang datang, malahan seorang lelaki berkumis tebal, berbaju seragam cokelat dan bertitel, datang dan menanyakan kejelasan KTP yang diberikan. Korban kecelakaan lalu lintas. Gaun kebaya yang masih melekat, menjadi saksi perpisahan mereka dirumah sakit. Sang calon suami hanya diam terbujur lemas bersanding infus dan hirupan oksigen yang melekat di wajahnya. Ia mengejar dokter usai proses operasi. Namun dokter berkata, “ hanya ini yang sanggup kami lakukan. Tuhanlah yang menentukan segalanya. “ ucap dokter itu sedih penuh penyesalan. Mendengar itu, perasaan bahagia dan cinta yang telah terbangun lama, kini roboh berserakan. Jilbab yang anggun, tak lagi tertata rapi oleh sedihnya. Lututnya melantai. Derai air matanya tak kunjung henti. Dalam hati ia ingin berteriak, ya Rabb…. Kenapa kau timpakan ini padaku? Sepertiga malam ia habiskan untuk bermunajat kepada Allah swt. Ia terus menangis, memohon pada yang Kuasa, agar dimudahkan jodohnya. Sebenarnya beberapa calon telah ditawarkan kepadanya. Ada yang pengusaha,
  • 3. PNS, angkatan, bahkan ada yang ingin melamarnya seorang konglomerat. Namun semua itu ia tolak. Apalah artinya harta yang melimpah apabila tidak dilandasi keimanan dan ketaqwaan yang dapat mengokohkan bahtera rumah tangga. Semua itu ia tuangkan dalam diary mungil, selepas tahajjudnya. *** Fajar sidik mulai membangunkan sang mentari dari peraduannya. Selesai sholat subuh, ia tidur kembali. “ Luna, kamu gak ngajar ?, sekarang sudah jam delapan..” ibunya membangunkan dengan lembut. “ astaghfirullah…” ucapnya tersentak saat mendengar jam delapan. Langsung ia berberes dan mempersiapkan segala sesuatunya. Bukupun asal sahut saja tanpa melihat – lihat lagi yang mana yang akan diajarkan nanti. *** Ferdhi tiba di sekolah telat. Ia melihat Madrasah sepi. Beberapa orang tua menggandeng tangan anaknya kembali pulang. “ kenapa pulang bu?” Tanya ferdhi penuh penasaran, sambil memarkir sepeda motornya dan melepas helm dari kepalanya. “ lho kok Bapak gak pergi?, ayahnya bu rahmi sekarang sedang kritis di rumah sakit. Semua guru menjenguk kesana. Anak – anak hari ini diliburkan.” Jawab orang tua murid. Ferdhi langsung balik arah menuju rumah sakit. Tapi ketika ia sampai disimpang, angkot warna putih berhenti didepannya. Luna turun tergesa. “ Bu Luna.. ,” panggil Ferdhi mengejutkan. Baru saja Luna membayar ongkos pada pak supir. “ ada apa pak?” Tanya Luna heran. Jarang sekali Ferdhi mau ngobrol dengan rekan guru akhwat. Kecuali ada sesuatu hal yang sangat penting. Dengan singkat ferdhi memberitahukan kabar yang ia dapat. Merekapun bergegas ingin pergi ke rumah sakit. Luna sangat segan dan ragu, ingin minta bonceng. Begitu juga ferdhi. Ia sangat menjaga hijab. Mungkin ia lebih baik memberikan sepeda motornya untuk luna kendarai, daripada harus memboncengnya. “ Bu Luna naik angkot saja ya?” “ ya pak. Gak papa, Bapak duluan saja. Nanti saya menyusul. “
  • 4. Madrasah sunyi. Semua murid – murid sudah dijemput oleh orang tuanya. Ada juga yang pulang sendiri karena rumahnya dekat. Ferdhi tidak tega harus meninggalkannya luna sendirian. Iapun menunggu Luna sampai dapat angkot. Satu setengah jam mereka menunggu angkot. Tetap tak tampak melintas. Angkot lintas ke madrasah memang sangat jarang. Satu – satu. Apalagi kalau sudah jam delapan keatas. Tidak ada sewa. Para pekerja dan pelajar sudah berada ditempatnya masing – masing. Angkot – angkot itu juga menunggu sewa diterminal sampai penuh, baru mau berangkat. Mereka resah. Entah apa yang sudah terjadi dirumah sakit sana. Mereka ingin segera kesana. Ferdhi juga bingung. Satupun becak juga tak ada yang muncul. Kalaupun ada, sudah berisi kian penumpang yang ia bawa dari tempat mangkal. Mentari semakin meninggi. Mereka tidak mungkin melama – lamakannya. Saat darurat, segala sesuatu yang tidak boleh menjadi boleh. Gak mungkin ferdhi meninggalkan Luna sendiri ditempat yang sepi. Ferdhi mempersilahkan Luna naik disepeda motornya. Mereka segera meluncur. Ferdhi cukup tangkas menerobos mobil – mobil besar yang mengangkut pasir dan batu. Luna juga tahu batas. Tidak seperti remaja sekarang pada umumnya. Gak tahu malu. Boncengan dengan bukan muhrimnya. Memeluknya layaknya suami istri. Bahkan mungkin suami istripun malu melakukan itu ditempat umum. Dasar zaman edan !! Dus, mereka sampai dirumah sakit. Sejurus kemudian, mereka menemui guru – guru lainnya yang telah lama berada disana. Keluarga Rahmi berada didepan ruang gawat darurat. Spontan Bu Zuraidah mendekati Ferdhi dan menggiringnya ke sudut ruangan. “ Pak Ferdhi, mungkin hanya Bapak yang dapat menyelamatkan ini. Rahmi sedari tadi pingsan belum siuman. Ia sangat takut ayahnya meninggal. Dari sekian orang saudaranya, hanya Rahmi-lah yang paling disayang oleh ayahnya” ucap Bu Zuraidah penuh pengharapan dan sedih. Ia melanjutkan.. “ sebelum ayahnya sakit, ayahnya berpesan bahwa ia ingin melihat Rahmi menikah sebelum ia pergi…, entah apa maksudnya. Tolonglah Pak Ferdhi, Rahmi orangnya ta’at, ia sabar dan sebentar lagipun akan diwisuda. Cocok untuk jadi da’iah pendamping pak Ferdhi”, jelasnya runut, mendesak penuh harapan. Wajahnya memelas.
  • 5. Sebenarnya telah lama juga Ferdhi jatuh hati pada Rahmi. Ia beda dengan guru – guru yang lainnya, yang hanya memakai jilbab dan rok saat mengajar saja. Bahkan rahmi sering ikut pengajian rutin ibu – ibu arisan yang diisi oleh Ferdhi. Jilbabnya yang menjulur lebar, baju gamisnya yang longgar dan panjang, mampu menusuk hati Ferdhi bagai panah asmara. Seketika itu juga Bu Zuraidah mengurus tuan kadi dan mahar yang ala kadarnya. Asal ini berlangsung. Sementara itu, Luna terus mengipasi Rahmi yang tengah pingsan di ruang tunggu dengan buku yang asal cabut dari tasnya. Tapi tiba – tiba saja tangan Luna di tarik oleh salah satu guru yang lain, sebentar keluar. Kondisi ayah Rahmi semakin parah. Buku yang dipakai luna untuk mengipas, tertinggal disamping Rahmi yang mulai sadar. Tanpa sengaja rahmi membuka buku itu. Wangi penuh hiasan stabilo dan tinta warna. Itu buku diary Luna. Ia buka halaman terakhir… Jum’at, 22 januari 2010 Pukul 03: 15 …….. “ ya Rabb, seandainya aku boleh menjual diriku, akan kuberikan seluruh jiwa dan ragaku untuknya seorang. Aku mencintainya karena keimanan dan ketaqwaannya. Namun aku tak mau menjadi pagar makan tanaman. Biarlah pak Ferdhi bahagia dengan Bu Rahmi. Rabbighfirli ala kulli dzunubi.. *** Semua berkumpul diruang UGD. Termasuk Rahmi yang dibopong masuk oleh guru yang lain. Bu Zuraidah sudah mengkonfirmasikan ke dokter yang menangani ini. Iapun mendapat izin. “ayah !! bangun ayah. Sekarang Rahmi akan penuhi permintaan ayah…” ucapnya sesenggukan dengan terus mengharap jawaban. Air matanya tak terbendung. Tuan kadi, Ferdhi, Bu Zuraidah, Luna dan rekan guru lainnya juga cemas. Namun jawaban yang keluar, lain dari apa yang diharapkan. Titttttttt…… Gambar gelombang deteksi jantung dilayar monitor bergaris lurus. Innalillahi wa inna lillahi roji’un…
  • 6. Suasana haru pilu berkelebat dalam ruangan itu. Ferdhi, Luna, Bu Zuraidah, tuan kadi, rekan guru dan beberapa suster yang direncanakan akan jadi saksi nikah, melihat Rahmi yang tengah sedih tak karuan. Ia memeluk ibunya dan terus menangis. Tak ada yang berani mengusik mereka. Cepat – cepat Ferdhi membenahi posisi ayahnya. Mengatur perlengkapan mayat seadanya. Sementara Bu Zuraidah menyelesaikan administrasi rumah sakit agar jenazah ayahnya cepat dibawa pulang. Tapi Luna, ia hanya bisa melihat sosok sahabat karibnya tengah berkabung. Kasihan. Dalam beberapa minggu ini Rahmi terus sedih memikirkan ayahnya. Luna mendekati Rahmi. Ia memeluknya. Sesaat hanyut dalam kesedihan. “mi, kamu harus ikhlas ya. Semua ini sudah kehendak yang kuasa..” ucapnya berusaha menyeka air mata Rahmi dipipinya. Setelah selesai memposisikan jenazah, Ferdhipun menghampiri mereka. Ia memberi semangat agar terus positif menatap hidup ke depan. Namun semua itu tetap tak dapat melunturkan kesedihan rahmi. Tatapan matanya kosong. Fikirannya buntu. Tapi entah kenapa, saat melihat mereka berdua, ia jadi teringat dengan tulisan yang sempat ia baca di diary Luna tadi. “Setidaknya aku bahagia melihat kalian berdua bahagia” ucap Rahmi yang tiba – tiba bereaksi. Ia menarik tangan Luna dan Ferdhi yang beralaskan baju kokonya. Begitu juga saat disatukan. Tangan Ferdhi diletakkan ditangan yang berbalut gamisnya. Luna masih bingung “aku sudah membaca buku diary mu na, aku ingin kalian menikah”. Lanjut Rahmi pasrah. Semua yang mendengar bergetar heran dengan keputusan rahmi. Bu zuraidah menatap penuh kebimbangan. Bahagia dalam pilu. Dua sahabat yang saling mencintai karena Allah. Didepan rahmi, tuan kadi menjalankan prosesi akad nikah untuk Luna dan Ferdhi. Sungguh mulia hati Rahmi. Disaat kekalutannya ia masih bias memikirkan orang lain. Tahajjud luna tak sia – sia. Allah tidak tidur. Ia maha tahu isi hati hambanya. Dan cintapun merebak dengan ikhlasnya.