Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin Terfavorit
Belum ada judul
1. Suara burung berkicau menyambut indahnya pagi ini. Aku bergegas bangun dari tidurku untuk
segera mengambil air wudhu. Dinginnya air wudhu menambah kesejukan di pagi hari ini. Entah
mengapa hampir di setiap pagi aku terbangun di waktu yang sama. Alarm alami yang mungkin sudah
termainset di pikiranku. Seolah-olah jiwa dan raga ini selalu siap menghadap Yang Maha Kuasa di pagi
hari. Yah, sebelum menghadapi semua yang diciptakan dan dikehendakiNya aku harus menghadap
Sang Pencipta terlebih dahulu. Mengucap syukur atas semua nikmat dan karuniaNya.
Perkenalkan aku Kalwa. Seorang anak yang lahir dari keluarga yang penuh kasih sayang. Ayah
dan ibuku adalah segalanya bagiku. Aku anak tunggal. Dan pengalamanku menjadi anak tunggal itu
lebih banyak sedihnya. Yah, sedih karena aku ngga punya saudara sekandung yang bisa aku ajak
bercanda, berbagi cerita, dan melakukan segala sesuatu yang kiranya mampu menghilangkan rasa
bosan. Tapi aku tetap bersyukur, aku masih bisa merasakan nikmat kasih dan sayang dari kedua orang
tua ku. Kasih sayang yang sungguh luar biasa. Bahkan hingga aku berumur 19 tahun saat ini.
Sekarang aku sedang menjalani pendidikan S1 di Universitas Iklima Jakarta. Aku memilih prodi
Akuntansi, karena aku ingin melanjutkan pendidikanku sebelumnya. Hari ini akan ada kuliah pagi,
khusus hari ini. Karena aku memang sedang menjalani kuliah sambil kerja. Aku mengambil waktu
kuliah malam hari untuk work day. Dan khusus weekend aku mengambil kuliah pagi. Senin ini memang
berbeda dengan senin – senin yang lain dimana kau harus berangkat pagi. Yah, meskipun aku baru
menjalani masa kuliah 2 semester tapi ada beberapa kegiatan yang cukup memforsir pikiran.
Alhamdulillah di kampus aku memiliki prestasi yang cukup baik. Awal semester 2 kemarin aku
menerima beasiswa berupa bebas dari biaya kuliah selama semester 2. Alhamdulillah nilai ujianku di
semester pertama mampu membantu ku untuk terus belajar.
Selesai sholat subuh aku membuka lembaran – lembaran buku untuk mempersiapkan diri. Hari
ini aku diberi tugas oleh Dosen pengampuku untuk belajar membagi ilmu kepada adik tingkat. Atau
istilah perkuliahannya sebagai Asisten Dosen. Semoga semua berjalan lancar. Lembar demi lembar
buku materi Akuntansi aku buka ketika tiba – tiba telepon selulerku berbunyi.
Ddddrrrrrtttttt....ddddddrrrrrrttttt....
Ternyata ada panggilan masuk dari salah temanku. Ina namanya. Segera ku angkat telepon itu.
Assalamualaikum.. ya In ?
Waa..
Ya In ??
Nanti kamu jadi datang kan ke kampus ?
Insya Allah jadi In, aku juga udah izin sama teman kantor.
Syukur deh, semoga lancar ya Wa
Iya makasih In. Terus kamu berangkat ngga ?
Kayaknya engga deh Wa, soalnya hari ini aku harus jagain ibu. Ibuku sakit Wa
Sakit apa In ? udah berobat ?
Cuma pusing sih, tapi aku kasihan lihat ibu sendiri di rumah. Adik aku kan sekolah, ayah kerja,
mmm ya udah mending aku aja yang ngalah.
Iya In, ngga papa, bagus malah. Orang tua itu adalah segalanya In. Kamu beruntung bisa tiap
hari ketemu orang tua. Lha aku ? boro – boro.
Iya Wa, aku juga berpikir begitu. Ya kamu kan emang lagi berkelana mencari ilmu, heee. Eh
kamu lagi belajar yah, waduh aku ganggu nih. Ya udah selamat belajar semoga lancar yah.
Heheee.. iya nih kalo sama kamu itu pasti nyambung terus. Ngga jadi belajar deh udah siang.
Hehe.. ya udah makasih yah doanya. Salam buat ibu semoga cepet sembuh.
Oke.. bye, assalamualaikum.
Waalaikumsalam..
Tuttt...tuuttt..tuuttt
Panggilan berakhir.
2. Ina. Dia adalah sahabat aku di perantauan. Aku bertemu dia saat pertama kali aku datang ke
Universitas Iklima Jakarta. Anaknya baik, cantik, sholeha dan pintar. Dia anak dari keluarga yang
berada. Ayahnya adalah seorang pegawai sipil di Kota Jakarta. Tapi Ina beda dengan anak – anak
pegawai yang lain yang biasanya memilih kawan berdasarkan kasta. Didikan dan bimbingan orang tua
menumbuhkan Ina sebagai sosok yang mandiri dan rendah hati. Kini ia tengah mengambil jurusan
prodi yang sama denganku di Universitas Iklima Jakarta. Bagi keluarga Ina, pendidikan adalah
segalanya. Mengenal Ina adalah hal yang indah buat aku. Aku menganggap Ina lebih dari sahabat,
bahkan mungkin layaknya saudara. Di sini aku yang hanya seorang diri, merasa memiliki keluarga
dengan hadirnya Ina.
Saat ini aku memang berada jauh dari keluarga. Rasa sepi, kangen, rindu sering menjadi daftar
dalam pikiranku. Apalagi kalau aku telepon Ibuku, rasanya pengin nangis. Ibu selalu rindu padaku
karena aku memang anak satu – satunya. Layaknya Ina memang sudah sepantasnya bersyukur bisa
setiap hari berjumpa dengan kedua orang tuanya. Dan bukan sebuah kerugian jika ia harus
meninggalkan kuliahnya barang sehari hanya untuk menjaga sang Ibu yang sedang sakit. Kalo
ceritanya seperti ini aku selalu teringat Ibu. Tapi aku harus kuat, karena ini semua demi masa depanku
dan demi kemampuanku untuk bisa membahagiakan kedua orang tuaku.
Tanpa aku sadari ternyata jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Segera aku bergegas menuju
kamar mandi. Alhamdullilah di Jakarta aku bisa mendapatkan kost – kostan khusus putri dengan
fasilitas yang memadai namun cukup terjangkau. Setidaknya gajiku bekerja selama sebulan masih
mampu membiayai keperluanku. Selesai mandi pukul 06.20, niat berangkat ke kampus pukul 07.00
karena kelas dimulai pukul 08.00. Sisa waktu aku gunakan untuk mempersiapkan diri. Jarak dari kostan
ke kampus tidak cukup jauh, 30 menit cukup untuk kondisi yang lancar. Aku memang tipe orang yang
selalu mempersiapkan segala sesuatu dengan matang. Apalagi khusus hari ini adalah hari pertama aku
akan belajar menjadi asisten dosen.
Kalau masalah mengajar sebenarnya aku cukup tahu, karena aku biasa mengajar anak – anak
SD, SMP yang meminta bantuan untuk menyelesaikan PR ataupun sekedar belajar. Memang semasa
aku masih di bangku SMK aku dikenal oleh lingkunganku sebagai anak yang cukup berprestasi sehingga
banyak anak – anak yang datang untuk belajar denganku. Aku tidak pernah merasa terganggu dengan
kehadiran mereka untuk belajar. Bagiku semakin kita berbagi ilmu justru akan semakin menambah
ilmu kita. Tapi kegiatan belajar mengajar dengan mereka sekarang sudah berakhir karena aku memang
harus menuntut ilmu di tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggalku. Ada rasa kangen memang.
Tapi ya sudahlah.
Dan hari ini bukan anak SD ataupun SMP yang akan aku ajar, melainkan seorang mahasiswa.
Apalagi dengan tingkat yang memang belum terlalu jauh dari aku. Sebenarnya aku masih ragu. Deg –
degan pastinya, apalagi untuk yang pertama kali. Tapi semangat dari Dosen Pengampu membuatku
yakin. Apalagi selama ini cita – citaku memang menjadi seorang dosen. Bismillah..
Pukul 06.50
Aku bergegas keluar. Selesai mempersiapkan segala sesuatu yang sekiranya aku butuhkan, aku
berjalan menuju halte busway Kragan. Memang ada banyak jalur menuju kampus namun aku memilih
naik busway. Selain lebih murah, juga lebih terjamin. Alhamdulillah tidak menunggu lama sesampai di
halte busway, ada busway yang datang. Tidak terlalu banyak waktu terbuang untuk menunggu.
Akupun langsung masuk ke busway. Cukup lega karena memang tidak banyak penumpang di
dalamnya. Aku duduk di area khusus wanita. Ada satu orang ibu di sampingku dan terlihat 2 gadis
duduk berhadapan denganku.
Selama di busway aku berpikir tenang. Saatnya mempersiapkan mental untuk kegiatan nanti.
Mata ini pun menilik kesana kemari untuk merefresh pikiran. Tanpa disadari, aku tertuju pada seorang
pria yang sedang duduk di belakang. Dia pun mungkin tanpa sengaja memandangku. Sejenak aku
tertegun. Jantungku berdegup kencang. Siapa dia ? Aku mencoba mengalihkan perhatianku pada
ponselku. Aneh. Sepertinya aku ngga asing sama pria tadi. Tapi siapa ? Entahlah. Ku konsentrasikan
kembali pikiranku pada kegiatanku yang memang sudah aku persiapkan.
3. Halte Iklima ...
Akhirnya sampai juga aku di halte Iklima. Jalur kampus aku memang mudah dijangkau. Cukup
dari halte ke halte. Sebenarnya perhatianku selama di busway tertuju pada pria tadi. Hingga aku
sampai pada tujuanku, dia belum turun. Ku langkahkan kakiku keluar dari busway. Secara tersamar
aku menyadari bahwa pria itupun sebenarnya terus memandang aku yang tengah melangkah keluar.
Siapa dia ? Ah entahlah, aku ngga boleh terlalu larut dalam rasa penasaran ini. Biarlah.
Ku lihat jam di tanganku, ternyata masih menunjukkan pukul 07.30. Yah perkiraan tepat,
alhamdulillah perjalanan lancar. Sesampai di kampus aku langsung menemui Dosen Pengampu. Dia
adalah salah satu dosen favorit aku. Cara mengajarnya membuat aku semakin mudah menerima
materi pelajaran dan membuat aku semakin tertarik untuk mewujudkan mimpiku menjadi seorang
dosen. Beliau bernama Bapak Sumidi. Sepengetahuanku beliau asli Kediri, Jawa Timur.
Aku menuju ruang dosen. Ternyata beliau sudah datang.
Assalamualaikum, Pak
Waalaikumsalam, eh kamu sudah datang. Masuk masuk
Iya pak,
Aku melangkahkan kaki menemui beliau. Ku persiapkan mental dan pikiranku. Bissmillah..
Kalwa, nanti kamu mengajar di kelas AK 3 yah, soalnya hari ini bapak mau mengoreksi nilai ujian.
Baik pak, kalo materinya masih yang dasar atau..
Yah, kamu cukup memberikan tentang dasar – dasarnya dulu seperti Accounting Equation,
Journal. Ngga usah yang terlalu jauh.
Oh baik pak, ini mulainya jam 8 kan Pak ?
Iya, kamu cukup kasih pelajaran 2 jam. Ya udah, sana kamu mulai. Semangat kamu pasti bisa
Kalwa.
Makasih Pak. Insya Allah.
Akhirnya aku pergi meninggalkan ruangan dosen. Tidak terlalu banyak yang beliau jelaskan
karena secara teknis sudah beliau jelaskan hari Jumat sebelumnya. Dalam hati aku berterima kasih
kepada beliau karena telah memberiku kesempatan dan kepercayaan. Aku berjanji tidak akan menyia-
nyiakan kesempatan ini. Tanpa aku sadari aku sudah sampai di depan ruang kelas AK 3. Sejenak
langkah kaki ini terhenti. Aku mencoba memantapkan hati dan menghadirkan segenap pikiranku di
ruangan yang akan aku masuki. Bismillah..
Aku memasuki ruang kelas AK 3 dengan mantap. Para mahasiswa menyambutku dengan ramah.
Senyum semangat yang terpancar di setiap wajah untuk menuntut ilmu, membuatku semakin mantap
dan yakin.
Assalamualaikum..
Waalaikumsalam
Hai
Hai, hello
Perkenalkan saya Kalwa. Saya mendapat tugas dari Bapak Sumidi untuk belajar bersama kalian.
Semoga kalian berkenan yah,..
Iya kak,... pasti kak Kalwa
Suara mereka menjawab sapaanku.
Kita mau langsung pelajaran atau perkenalan terlebih dahulu ?
Perkenalan kak, kan ada peribahasa yang mengatakan tak kenal maka tak sayang dan tak sayang
maka tak cinta, hehehe
Oke baiklah. Udah tau namanya kan. Saya asli Purwokerto. Kita sama, sama – sama mengambil
jurusan Akuntansi di Universitas Iklima Jakarta. Dan alhamdulillah saya sudah semester 2.
Wah, kakak hebat yah, baru semester 2 sudah diberi kesempatan menjadi asisten dosen/
Alhamdulillah ...
4. Kegiatan mengajar berjalan lancar. Aku mengawali dengan perkenalan biar semua saling
mengenal dan tidak canggung satu sama lain. Proses belajar yang bagi aku sangat menarik karena di
sini aku memperoleh banyak ilmu. Bisa berinteraksi dengan beragam pola pikir, dan hal itu mampu
membuat aku merasa nyaman, lega dan puas mengekspresikan diri.
Ku lihat jam yang menempel di dinding belakang ruang kelas AK 3. Dan menunjukkan pukul
10.00. alhamdulillah selesai juga, semua berjalan lancar.
Teman – teman semua, terima kasih yah atas waktunya. Mungkin untuk hari ini cukup sampai
di sini yah.
Iya kak Kalwa. Terima kasih banget lho udah mau membagi ilmunya. Sampai ketemu kak.
Iya sama – sama. Terima kasih. Assalamualaikum..
Waalaikumsalam
Lega juga. Akhirnya hari ini berjalan lancar sesuai rencana. Aku keluar dari ruang kelas AK 3,
melangkahkan kaki menuju ruang dosen. Yah untuk menemui Bapak Sumidi. Sepanjang langkahku
menuju ruang dosen aku membuka ponselku. Ternyata ada pesan dari Bapak Sumidi. Beliau berpesan
“ jika memang sudah selesai pulang saja Kalwa, bapak lg nggak di kampus soalnya ada urusan luar,
terima kasih ”. Aku memang tidak membuka ponsel selama kegiatan mengajar tadi dan ponsel aku
silent. Dan sekarang aku memutuskan untuk pulang.