SlideShare a Scribd company logo
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN CEDERA ROTATOR CUFFKELOMPOK 9:
Dian Diningrum T. P.
(11-04)
Rizqi Fauziyah R. (11-09)
Ria Rohmawati
(11-15)
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
PENDAHULUAN
• Rotator cuff adalah tendon yang mengelilingi sendi bahu.
Istilah rotator cuff dipergunakan untuk jaringan ikat
fibrosa yang mengelilingi bagian atas tulang humerus
• Rotator cuff terdiri dari 4 otot yaitu M.Supraspinatus,
M.Infraspinatus, M.Subsacpularis,dan M.Teres minor
• Fungsi dari ke-4 otot ini adalah untuk menstabilisasi sendi
glenohumeral dengan menarik humerus ke arah skapula
untuk gerakan-gerakan sendi glenohumeral seperti
abduksi-adduksi, rotasi, fleksi-ekstensi
•Cedera rotator cuff : cedera yang
terjadi pada bahu yang timbul
akibat kerusakan atau lesi dari
rotator cuff, trauma, dan
degenerasi
Etiologi
•Etiologi cedera rotator cuff:
1. Trauma
2. Degeneratif
3. Postur tubuh yang salah akibat
olahraga
Patofisiologi
• Tendon m.supraspinatus melekat pada tuberositas mayor
humeri harus melewati ligamen coracoacromialis dan
berada di bawah “atap” acromion.
• biasanya terjadi tarikan secara tiba-tiba,
misalnya, jatuh dengan tangan lurus atau abduksi
yang tiba-tiba melawan beban berat yang
dipegang dengan tangan. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya “jepitan” yang apabila
terjadi trauma mekanik terus-menerus
menimbulkan inflamasi pada daerah tendon
m.supraspinatus
Pathway
Manifestasi klinis
•Gejala tergantung pada
cedera/robeknya rotator cuff biasanya
hanya bersifat ringan pada awalnya.
•Nyeri hebat pada saat digunakan
beraktifitas, nyeri dirasakan didaerah
bahu
Pemeriksaan diagnostik
• Pemeriksaan X-Ray pada bahu akan dilakukan jika
terdapat dugaan terjadinya cedera/kerobekan pada
rotator cuff
• Pameriksaan MRI sangat membantu karena dapat
menunjukkan cedera rotator cuff secara keseluruhan dan
cedera rotator cuff parsial/sebagian.
Penatalaksanaan Medis
• Terapi Fisik
• Pemberian Obat Anti-inflamasi
• Injeksi Cortisone
• Tindakan operasi
Penatalaksanaan keperawatan
1. Pengkajian meliputi :
• Kaji tempat cedera untuk nyeri, pembengkakan, warna
kulit dan status neurovaskularisasi
• Kaji penyebab cedera
• Kaji perlunya penghilang rasa sakit
• Kaji penyembuhan luka
• Kaji integeritas gips
• Kaji status hidrasi
• Kaji adanya tanda-tanda kompllikasi
• Kaji kemampuan klien untuk mematuhi program
pengobatan
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan
pembengkakan otot
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
cedera/robekan yang terjadi pada insersi rotator cuff ke
tulang.
3. Kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya
kemampuan menjalankan aktivitas kehidupan sehari-
hari.
Intervensi diagnosa 1:
• Tujuan: tingkat nyeri pasien minimal atau hilang
• Kriteria Hasil: pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas
perawatan dirinya dan mengatakan tidak nyeri lagi
• Intervensi:
1. Pantau dan dokumentasikan kondisi dan penyebab cedera
2. Pasang bebat atau balutan (mitella) pada ekstremitas yang
terkena untuk mengatasi rasa nyeri dan mencegah terjadinya
cedera yang lebih lanjut
3. Fleksikan dan dirotasikan ke medial dan lateral secara
berulang-ulang sehingga dapat mengenali sulkus di antara
kedua tuberositas.
4. Cegah komplikasi pada ekstremitas yang sakit, berikan latihan
tiap hari
Implementasi
1. Telah dilakukan pemantauan dan dokumentasi kondisi
dan penyebab cedera
2. Telah dilakukan pemasangan bebat atau balutan
(mitella) pada ekstremitas yang terkena untuk
mengatasi rasa nyeri dan mencegah terjadinya cedera
yang lebih lanjut
3. Telah difleksikan dan dirotasikan ke medial dan lateral
secara berulang-ulang sehingga dapat mengenali
sulkus di antara kedua tuberositas.
4. Telah dilakukan pencegahan komplikasi pada
ekstremitas yang sakit, dengan memberikan latihan tiap
hari
Intervensi Diagnosa 2:
• Tujuan : Pasien memperlihatkan peningkatan kekuatan dan
fungsi dalam melakukan aktivitas fisik, dengan kriteria hasil :
1. Peningkatan kekuatan otot
2. Bergerak dengan aktif tanpa nyeri
3. Tidak adanya keterbatasan gerakan.
• Intervensi :
1. Kaji tingkat atau kemampuan untuk beraktifitas
2. Berikan lingkungan yang aman.
3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif secara bertahap.
4. Dorong pasien untuk sering mengubah posisi, bantu pasien
untuk bergerak di tempat tidur.
5. Konsul dengan ahli terapi fisik/fisioterapi.
Implementasi
1. Telah dilakukan pengkajian tingkat atau kemampuan
untuk beraktifitas
2. Telah diberikan lingkungan yang aman
3. Telah diberikan bantuan dengan rentang gerak
aktif/pasif secara bertahap
4. Telah dilakukan pengubahan posisi pada pasien, dan
telah diberikan bantuan pada pasien untuk bergerak di
tempat tidur.
5. Telah dikonsultasikan dengan ahli terapi fisik/fisioterapi
tentang kondisi klien.
Intervensi Diagnosis 3:
• Tujuan : Pasien memperlihatkan kemampuan untuk melakukan personal
higiene secra mandiri, dengan kriteria hasil personal higiene pasien
terpenuhi.
• Intervensi:
1. Dorong pasien mengekspresikan perasaan dan mendiskusikan cedera dan
masalah yang berhubungan dengan cara aktif. Dengarkan secara aktif
2. Motivasi penggunaan mekanisme penyelesaian masalah secara adaptif.
3. Libatkan orang terdekat pasien dan berikan dukungan jika diperlukan.
4. Modifikasi lingkungan rumah jika diperlukan.
5. Dorong klien berpartisipasi dalam pengembangan program terapi.
6. Jelaskan berbagai program terapi.
7. Dorong partisipasi aktivitas sehari-hari dalam batasan terapeutik.
8. Ajarkan penggunaan modalitas terapi dan bantuan mobilisasi secara aman
dan lakukan supervisi agar pemakaiannya terjamin.
9. Evaluasi kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri dirumah;
merencanakan regimen terapi, mengenali risiko masalah, mengenali situasi
yang tidak aman, dan meneruskan supervisi kesehatan.
Implementasi
1. Telah dilakukan bantuan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan
mendiskusikan cedera serta masalah yang berhubungan dengan cara aktif
antara perawat dengan pasien. Dengarkan secara aktif
2. Telah dilakukan motivasi penggunaan mekanisme penyelesaian masalah
secara adaptif.
3. Telah meibatkan orang terdekat pasien dan telah diberikan dukungan jika
diperlukan.
4. Telah dilakukan modifikasi lingkungan rumah jika diperlukan.
5. Telah dilakukan support pada klien untuk berpartisipasi dalam
pengembangan program terapi.
6. Telah dilakukan penjelasan tentang berbagai program terapi.
7. Telah diberikan support partisipasi aktivitas sehari-hari dalam batasan
terapeutik.
8. Telah diajarkan penggunaan modalitas terapi dan bantuan mobilisasi secara
amandan Telah dilakukan supervisi agar pemakaiannya terjamin.
9. Telah dilakukan evaluasi kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri
dirumah; merencanakan regimen terapi, mengenali risiko masalah,
mengenali situasi yang tidak aman, dan meneruskan supervisi kesehatan.
Rotator cuff

More Related Content

What's hot

Modul : Basic Concept of Electrotherapy
Modul : Basic Concept of ElectrotherapyModul : Basic Concept of Electrotherapy
Modul : Basic Concept of Electrotherapy
aditya romadhon
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndrome
sriyulianti19
 
Modul : Strength Duration Curve (SDC)
Modul : Strength Duration Curve (SDC)Modul : Strength Duration Curve (SDC)
Modul : Strength Duration Curve (SDC)
aditya romadhon
 
Modul : High Frequency Current (HFC)
Modul : High Frequency Current (HFC)Modul : High Frequency Current (HFC)
Modul : High Frequency Current (HFC)
aditya romadhon
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
dian dian
 
Konsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manualKonsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manual
Yanto Physio
 
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
aditya romadhon
 
Pengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi MekanikPengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi Mekanik
Yanto Physio
 
Hidroterapi
HidroterapiHidroterapi
Hidroterapi
Feby Septiana
 
Referat low back pain
Referat low back painReferat low back pain
Referat low back pain
doktermariaulfah
 
Laminektomi
LaminektomiLaminektomi
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)Yulvi Hasrianti
 
Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis Fraktur
Yanto Physio
 
Kontra indikasi umum tens
Kontra indikasi umum tensKontra indikasi umum tens
Kontra indikasi umum tens
ayulesttari
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis
gustians
 
Six minute walking test
Six minute walking testSix minute walking test
Six minute walking test
bastianus juatmadja
 
04 ultrasound terapy
04 ultrasound terapy04 ultrasound terapy
04 ultrasound terapy
Patrisius Olla
 

What's hot (20)

Modul : Basic Concept of Electrotherapy
Modul : Basic Concept of ElectrotherapyModul : Basic Concept of Electrotherapy
Modul : Basic Concept of Electrotherapy
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndrome
 
Modul : Strength Duration Curve (SDC)
Modul : Strength Duration Curve (SDC)Modul : Strength Duration Curve (SDC)
Modul : Strength Duration Curve (SDC)
 
Modul : High Frequency Current (HFC)
Modul : High Frequency Current (HFC)Modul : High Frequency Current (HFC)
Modul : High Frequency Current (HFC)
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
 
Konsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manualKonsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manual
 
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
 
Pengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi MekanikPengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi Mekanik
 
Hidroterapi
HidroterapiHidroterapi
Hidroterapi
 
Referat low back pain
Referat low back painReferat low back pain
Referat low back pain
 
Laminektomi
LaminektomiLaminektomi
Laminektomi
 
Hnp
HnpHnp
Hnp
 
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
 
Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis Fraktur
 
Manifulasi
ManifulasiManifulasi
Manifulasi
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Kontra indikasi umum tens
Kontra indikasi umum tensKontra indikasi umum tens
Kontra indikasi umum tens
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis
 
Six minute walking test
Six minute walking testSix minute walking test
Six minute walking test
 
04 ultrasound terapy
04 ultrasound terapy04 ultrasound terapy
04 ultrasound terapy
 

Similar to Rotator cuff

Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
pjj_kemenkes
 
Intervensi perioperative
Intervensi perioperativeIntervensi perioperative
Intervensi perioperative
Yulinar Syam
 
52183717 fraktur-servikal (1)
52183717 fraktur-servikal (1)52183717 fraktur-servikal (1)
52183717 fraktur-servikal (1)Ayhu Shartiekha
 
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdfASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
MuhamadRazan
 
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptxPPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
cobadulu007123
 
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasiKebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Operator Warnet Vast Raha
 
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
ssuserf778e8
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
pjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan AktifitasAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
pjj_kemenkes
 
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralisCase report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Kharima SD
 
sop-rom
sop-romsop-rom
sop-rom
Eka Siam
 
Askep askep fr.cervical
Askep askep fr.cervicalAskep askep fr.cervical
Askep askep fr.cervical
seti adi
 
Akteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdf
Akteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdfAkteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdf
Akteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdf
AzwarKeupula
 
Satpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritisSatpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritis
Operator Warnet Vast Raha
 
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrrDislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
TeGuh38
 
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
pjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
pjj_kemenkes
 

Similar to Rotator cuff (20)

Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
 
Intervensi perioperative
Intervensi perioperativeIntervensi perioperative
Intervensi perioperative
 
52183717 fraktur-servikal (1)
52183717 fraktur-servikal (1)52183717 fraktur-servikal (1)
52183717 fraktur-servikal (1)
 
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdfASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
 
Rencana askep hipersensitivitas tipe iii
Rencana askep hipersensitivitas tipe iiiRencana askep hipersensitivitas tipe iii
Rencana askep hipersensitivitas tipe iii
 
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptxPPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
 
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasiKebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
 
3. rencana tindakan keperawatan
3. rencana tindakan keperawatan3. rencana tindakan keperawatan
3. rencana tindakan keperawatan
 
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan AktifitasAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
 
Satpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritisSatpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritis
 
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralisCase report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
 
sop-rom
sop-romsop-rom
sop-rom
 
Askep askep fr.cervical
Askep askep fr.cervicalAskep askep fr.cervical
Askep askep fr.cervical
 
Akteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdf
Akteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdfAkteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdf
Akteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdf
 
Satpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritisSatpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritis
 
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrrDislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
 
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 

Recently uploaded

Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
HestyGrariwa2
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
kartikaoktarini
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
AdheaPriyanka1
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
kartikaoktarini
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Rizkiyahnovianti
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
ShaoranAulia1
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
AbdulWahid24425
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
maya746072
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
GregoryStevanusGulto
 
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
lidyanimargareth23
 

Recently uploaded (10)

Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
 
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
 

Rotator cuff

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CEDERA ROTATOR CUFFKELOMPOK 9: Dian Diningrum T. P. (11-04) Rizqi Fauziyah R. (11-09) Ria Rohmawati (11-15) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2013
  • 2. PENDAHULUAN • Rotator cuff adalah tendon yang mengelilingi sendi bahu. Istilah rotator cuff dipergunakan untuk jaringan ikat fibrosa yang mengelilingi bagian atas tulang humerus • Rotator cuff terdiri dari 4 otot yaitu M.Supraspinatus, M.Infraspinatus, M.Subsacpularis,dan M.Teres minor • Fungsi dari ke-4 otot ini adalah untuk menstabilisasi sendi glenohumeral dengan menarik humerus ke arah skapula untuk gerakan-gerakan sendi glenohumeral seperti abduksi-adduksi, rotasi, fleksi-ekstensi
  • 3.
  • 4. •Cedera rotator cuff : cedera yang terjadi pada bahu yang timbul akibat kerusakan atau lesi dari rotator cuff, trauma, dan degenerasi
  • 5. Etiologi •Etiologi cedera rotator cuff: 1. Trauma 2. Degeneratif 3. Postur tubuh yang salah akibat olahraga
  • 6. Patofisiologi • Tendon m.supraspinatus melekat pada tuberositas mayor humeri harus melewati ligamen coracoacromialis dan berada di bawah “atap” acromion. • biasanya terjadi tarikan secara tiba-tiba, misalnya, jatuh dengan tangan lurus atau abduksi yang tiba-tiba melawan beban berat yang dipegang dengan tangan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya “jepitan” yang apabila terjadi trauma mekanik terus-menerus menimbulkan inflamasi pada daerah tendon m.supraspinatus
  • 8. Manifestasi klinis •Gejala tergantung pada cedera/robeknya rotator cuff biasanya hanya bersifat ringan pada awalnya. •Nyeri hebat pada saat digunakan beraktifitas, nyeri dirasakan didaerah bahu
  • 9. Pemeriksaan diagnostik • Pemeriksaan X-Ray pada bahu akan dilakukan jika terdapat dugaan terjadinya cedera/kerobekan pada rotator cuff • Pameriksaan MRI sangat membantu karena dapat menunjukkan cedera rotator cuff secara keseluruhan dan cedera rotator cuff parsial/sebagian.
  • 10. Penatalaksanaan Medis • Terapi Fisik • Pemberian Obat Anti-inflamasi • Injeksi Cortisone • Tindakan operasi
  • 11. Penatalaksanaan keperawatan 1. Pengkajian meliputi : • Kaji tempat cedera untuk nyeri, pembengkakan, warna kulit dan status neurovaskularisasi • Kaji penyebab cedera • Kaji perlunya penghilang rasa sakit • Kaji penyembuhan luka • Kaji integeritas gips • Kaji status hidrasi • Kaji adanya tanda-tanda kompllikasi • Kaji kemampuan klien untuk mematuhi program pengobatan
  • 12. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan otot 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera/robekan yang terjadi pada insersi rotator cuff ke tulang. 3. Kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan menjalankan aktivitas kehidupan sehari- hari.
  • 13. Intervensi diagnosa 1: • Tujuan: tingkat nyeri pasien minimal atau hilang • Kriteria Hasil: pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas perawatan dirinya dan mengatakan tidak nyeri lagi • Intervensi: 1. Pantau dan dokumentasikan kondisi dan penyebab cedera 2. Pasang bebat atau balutan (mitella) pada ekstremitas yang terkena untuk mengatasi rasa nyeri dan mencegah terjadinya cedera yang lebih lanjut 3. Fleksikan dan dirotasikan ke medial dan lateral secara berulang-ulang sehingga dapat mengenali sulkus di antara kedua tuberositas. 4. Cegah komplikasi pada ekstremitas yang sakit, berikan latihan tiap hari
  • 14. Implementasi 1. Telah dilakukan pemantauan dan dokumentasi kondisi dan penyebab cedera 2. Telah dilakukan pemasangan bebat atau balutan (mitella) pada ekstremitas yang terkena untuk mengatasi rasa nyeri dan mencegah terjadinya cedera yang lebih lanjut 3. Telah difleksikan dan dirotasikan ke medial dan lateral secara berulang-ulang sehingga dapat mengenali sulkus di antara kedua tuberositas. 4. Telah dilakukan pencegahan komplikasi pada ekstremitas yang sakit, dengan memberikan latihan tiap hari
  • 15. Intervensi Diagnosa 2: • Tujuan : Pasien memperlihatkan peningkatan kekuatan dan fungsi dalam melakukan aktivitas fisik, dengan kriteria hasil : 1. Peningkatan kekuatan otot 2. Bergerak dengan aktif tanpa nyeri 3. Tidak adanya keterbatasan gerakan. • Intervensi : 1. Kaji tingkat atau kemampuan untuk beraktifitas 2. Berikan lingkungan yang aman. 3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif secara bertahap. 4. Dorong pasien untuk sering mengubah posisi, bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur. 5. Konsul dengan ahli terapi fisik/fisioterapi.
  • 16. Implementasi 1. Telah dilakukan pengkajian tingkat atau kemampuan untuk beraktifitas 2. Telah diberikan lingkungan yang aman 3. Telah diberikan bantuan dengan rentang gerak aktif/pasif secara bertahap 4. Telah dilakukan pengubahan posisi pada pasien, dan telah diberikan bantuan pada pasien untuk bergerak di tempat tidur. 5. Telah dikonsultasikan dengan ahli terapi fisik/fisioterapi tentang kondisi klien.
  • 17. Intervensi Diagnosis 3: • Tujuan : Pasien memperlihatkan kemampuan untuk melakukan personal higiene secra mandiri, dengan kriteria hasil personal higiene pasien terpenuhi. • Intervensi: 1. Dorong pasien mengekspresikan perasaan dan mendiskusikan cedera dan masalah yang berhubungan dengan cara aktif. Dengarkan secara aktif 2. Motivasi penggunaan mekanisme penyelesaian masalah secara adaptif. 3. Libatkan orang terdekat pasien dan berikan dukungan jika diperlukan. 4. Modifikasi lingkungan rumah jika diperlukan. 5. Dorong klien berpartisipasi dalam pengembangan program terapi. 6. Jelaskan berbagai program terapi. 7. Dorong partisipasi aktivitas sehari-hari dalam batasan terapeutik. 8. Ajarkan penggunaan modalitas terapi dan bantuan mobilisasi secara aman dan lakukan supervisi agar pemakaiannya terjamin. 9. Evaluasi kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri dirumah; merencanakan regimen terapi, mengenali risiko masalah, mengenali situasi yang tidak aman, dan meneruskan supervisi kesehatan.
  • 18. Implementasi 1. Telah dilakukan bantuan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan mendiskusikan cedera serta masalah yang berhubungan dengan cara aktif antara perawat dengan pasien. Dengarkan secara aktif 2. Telah dilakukan motivasi penggunaan mekanisme penyelesaian masalah secara adaptif. 3. Telah meibatkan orang terdekat pasien dan telah diberikan dukungan jika diperlukan. 4. Telah dilakukan modifikasi lingkungan rumah jika diperlukan. 5. Telah dilakukan support pada klien untuk berpartisipasi dalam pengembangan program terapi. 6. Telah dilakukan penjelasan tentang berbagai program terapi. 7. Telah diberikan support partisipasi aktivitas sehari-hari dalam batasan terapeutik. 8. Telah diajarkan penggunaan modalitas terapi dan bantuan mobilisasi secara amandan Telah dilakukan supervisi agar pemakaiannya terjamin. 9. Telah dilakukan evaluasi kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri dirumah; merencanakan regimen terapi, mengenali risiko masalah, mengenali situasi yang tidak aman, dan meneruskan supervisi kesehatan.