Legal presentation konsepsi business judgment rule doctrine - telkom indon...wisnu wardhana, i nyoman
1. Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk organisasi bisnis di Indonesia seperti perusahaan perseorangan, persekutuan, perseroan terbatas, BUMN dan koperasi.
2. Juga membandingkan karakteristik masing-masing bentuk organisasi seperti tanggung jawab, pendirian, dan pengakhiran.
3. Membahas pula klasifikasi perseroan terbatas berdasarkan status sahamnya di bursa efek dan asal usul modal.
Legal presentation governance aspect of a group company - telkom approachwisnu wardhana, i nyoman
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tata kelola perusahaan pada kelompok perusahaan (konglomerasi) di Indonesia. Secara umum dijelaskan bahwa setiap perusahaan dalam kelompok memiliki organ korporasi sendiri-sendiri namun perlu dikembangkan tata kelola yang terintegrasi untuk mensinergikan kegiatan.
Dokumen tersebut membahas penerapan manajemen risiko di BPKP, meliputi kerangka kerja manajemen risiko yang terdiri dari mandat dan komitmen, desain kerangka kerja, penerapan, pemantauan dan peninjauan, serta perbaikan kerangka kerja berkelanjutan.
Legal presentation konsepsi business judgment rule doctrine - telkom indon...wisnu wardhana, i nyoman
1. Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk organisasi bisnis di Indonesia seperti perusahaan perseorangan, persekutuan, perseroan terbatas, BUMN dan koperasi.
2. Juga membandingkan karakteristik masing-masing bentuk organisasi seperti tanggung jawab, pendirian, dan pengakhiran.
3. Membahas pula klasifikasi perseroan terbatas berdasarkan status sahamnya di bursa efek dan asal usul modal.
Legal presentation governance aspect of a group company - telkom approachwisnu wardhana, i nyoman
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tata kelola perusahaan pada kelompok perusahaan (konglomerasi) di Indonesia. Secara umum dijelaskan bahwa setiap perusahaan dalam kelompok memiliki organ korporasi sendiri-sendiri namun perlu dikembangkan tata kelola yang terintegrasi untuk mensinergikan kegiatan.
Dokumen tersebut membahas penerapan manajemen risiko di BPKP, meliputi kerangka kerja manajemen risiko yang terdiri dari mandat dan komitmen, desain kerangka kerja, penerapan, pemantauan dan peninjauan, serta perbaikan kerangka kerja berkelanjutan.
Dokumen tersebut merupakan agenda pelatihan manajemen risiko berbasis SNI ISO 31000:2018 yang mencakup proses manajemen risiko, teknik penilaian risiko, dan studi kasus. Pelatihan ini membahas tentang kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko, teknik penilaian risiko seperti matriks risiko dan pohon kejadian, serta tugas kelompok untuk latihan identifikasi, analisis, dan penanganan risiko.
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang penggunaan Risk Acceptance Criteria (RAC) dalam menentukan tingkat risiko yang terdiri atas tabel dampak, tabel likelihood, risk appetite, dan risk map."
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan manajemen risiko di lingkungan Kementerian Keuangan, mencakup proses manajemen risiko dan struktur pengelolaannya.
Manajemen risiko membahas pengertian risiko, jenis-jenis risiko, dan strategi manajemen risiko. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian. Ada berbagai jenis risiko seperti risiko keuangan, operasional, hingga risiko strategi. Manajemen risiko bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan risiko-risiko tersebut agar tidak mengganggu pencapaian
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang manajemen risiko, termasuk definisi, manfaat, jenis, dan proses manajemen risiko.
2. Ada beberapa definisi manajemen risiko menurut para ahli, seperti proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol risiko yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
3. Manfaat manajemen risiko antara lain mencegah kegagalan perusahaan, men
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip dasar manajemen risiko, meliputi tujuan, ruang lingkup, dan proses manajemen risiko secara sistematis mulai dari penetapan konteks, identifikasi, analisis, evaluasi, pengendalian, hingga komunikasi dan tinjauan risiko. Proses manajemen risiko merupakan bagian integral dari manajemen organisasi untuk mencapai perbaikan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang fasilitasi dan implementasi manajemen risiko di Universitas Negeri Surabaya. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan mengenai pentingnya manajemen risiko untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat mengancam pencapaian tujuan universitas serta merencanakan pengelolaan risiko secara terpadu dan berkelanjutan."
Ringkasan dokumen:
1) Dokumen tersebut membahas implementasi Enterprise Risk Management (ERM) dan pengendalian internal di Telkom.
2) Telkom telah menerapkan kerangka kerja manajemen risiko COSO dan memiliki departemen khusus untuk memfasilitasi implementasi ERM.
3) Telkom melakukan penilaian risiko secara berkala di tingkat korporat dan unit bisnis untuk memetakan profil risiko perusahaan.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen risiko, termasuk definisi risiko, jenis-jenis risiko, upaya penanggulangan risiko, dan manfaat penerapan manajemen risiko bagi perusahaan, keluarga, dan masyarakat. Manajemen risiko bertujuan untuk meminimalkan ancaman yang ditimbulkan oleh risiko-risiko bisnis dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
This document summarizes COSO's Enterprise Risk Management - Integrated Framework. It defines ERM as a process run by an organization's board and management to identify potential events, manage risk within the organization's risk appetite, and provide assurance around achieving objectives. The framework identifies 8 components of ERM - internal environment, objective setting, event identification, risk assessment, risk response, control activities, information & communication, and monitoring. It describes how organizations can implement ERM through risk assessments, determining risk appetite, identifying responses, and ongoing monitoring and oversight. Internal auditors can help by reviewing controls and risk processes and ensuring resources target key risk areas.
Teks tersebut membahas tentang pengelolaan perusahaan bisnis dan implementasi tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG), khususnya peran dewan komisaris independen. Ringkasannya adalah teks tersebut menjelaskan prinsip-prinsip GCG, peran penting dewan komisaris independen dalam mengawasi manajemen, dan masih terdapat tantangan dalam penerapan dewan komisaris independen di Indonesia karena belum sepenuhnya memenuhi ketentuan
Dokumen tersebut merupakan agenda pelatihan manajemen risiko berbasis SNI ISO 31000:2018 yang mencakup proses manajemen risiko, teknik penilaian risiko, dan studi kasus. Pelatihan ini membahas tentang kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko, teknik penilaian risiko seperti matriks risiko dan pohon kejadian, serta tugas kelompok untuk latihan identifikasi, analisis, dan penanganan risiko.
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang penggunaan Risk Acceptance Criteria (RAC) dalam menentukan tingkat risiko yang terdiri atas tabel dampak, tabel likelihood, risk appetite, dan risk map."
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan manajemen risiko di lingkungan Kementerian Keuangan, mencakup proses manajemen risiko dan struktur pengelolaannya.
Manajemen risiko membahas pengertian risiko, jenis-jenis risiko, dan strategi manajemen risiko. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian. Ada berbagai jenis risiko seperti risiko keuangan, operasional, hingga risiko strategi. Manajemen risiko bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan risiko-risiko tersebut agar tidak mengganggu pencapaian
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang manajemen risiko, termasuk definisi, manfaat, jenis, dan proses manajemen risiko.
2. Ada beberapa definisi manajemen risiko menurut para ahli, seperti proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol risiko yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
3. Manfaat manajemen risiko antara lain mencegah kegagalan perusahaan, men
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip dasar manajemen risiko, meliputi tujuan, ruang lingkup, dan proses manajemen risiko secara sistematis mulai dari penetapan konteks, identifikasi, analisis, evaluasi, pengendalian, hingga komunikasi dan tinjauan risiko. Proses manajemen risiko merupakan bagian integral dari manajemen organisasi untuk mencapai perbaikan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang fasilitasi dan implementasi manajemen risiko di Universitas Negeri Surabaya. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan mengenai pentingnya manajemen risiko untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat mengancam pencapaian tujuan universitas serta merencanakan pengelolaan risiko secara terpadu dan berkelanjutan."
Ringkasan dokumen:
1) Dokumen tersebut membahas implementasi Enterprise Risk Management (ERM) dan pengendalian internal di Telkom.
2) Telkom telah menerapkan kerangka kerja manajemen risiko COSO dan memiliki departemen khusus untuk memfasilitasi implementasi ERM.
3) Telkom melakukan penilaian risiko secara berkala di tingkat korporat dan unit bisnis untuk memetakan profil risiko perusahaan.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen risiko, termasuk definisi risiko, jenis-jenis risiko, upaya penanggulangan risiko, dan manfaat penerapan manajemen risiko bagi perusahaan, keluarga, dan masyarakat. Manajemen risiko bertujuan untuk meminimalkan ancaman yang ditimbulkan oleh risiko-risiko bisnis dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
This document summarizes COSO's Enterprise Risk Management - Integrated Framework. It defines ERM as a process run by an organization's board and management to identify potential events, manage risk within the organization's risk appetite, and provide assurance around achieving objectives. The framework identifies 8 components of ERM - internal environment, objective setting, event identification, risk assessment, risk response, control activities, information & communication, and monitoring. It describes how organizations can implement ERM through risk assessments, determining risk appetite, identifying responses, and ongoing monitoring and oversight. Internal auditors can help by reviewing controls and risk processes and ensuring resources target key risk areas.
Teks tersebut membahas tentang pengelolaan perusahaan bisnis dan implementasi tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG), khususnya peran dewan komisaris independen. Ringkasannya adalah teks tersebut menjelaskan prinsip-prinsip GCG, peran penting dewan komisaris independen dalam mengawasi manajemen, dan masih terdapat tantangan dalam penerapan dewan komisaris independen di Indonesia karena belum sepenuhnya memenuhi ketentuan
(06) sim,khansa ranindia, hapzi ali akuntansi, universitas mercu buana, 2017khansaranindia
1. Dokumen tersebut membahas tentang Good Corporate Governance (GCG) termasuk definisi, prinsip-prinsip, dan aspek-aspek penting dari GCG.
2. Terdapat berbagai definisi GCG dari berbagai lembaga dan negara tetapi secara umum menekankan pada tata kelola perusahaan yang baik dan akuntabel.
3. Empat prinsip utama GCG adalah kewajaran, transparansi, akuntabilitas, dan tanggung jawab.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum syirkah kapitalis, perseroan terbatas (PT), dan koperasi dalam pandangan syariah Islam. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa syirkah kapitalis, PT, dan koperasi dianggap tidak sah secara syariah karena tidak memenuhi unsur ijab qabul antara para pihak dan sistem pembagian hasil yang tidak mengacu pada modal atau kerja.
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...PT. PLN (Persero)
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) di Indonesia, kendala-kendalanya, dan upaya-upaya untuk mewujudkannya. Beberapa kendala utama penerapan GCG di Indonesia adalah kendala hukum, budaya, politik, lingkungan bisnis, serta lemahnya penegakan hukum dan praktik pengadilan. Penerapan GCG diharapkan dapat menciptakan iklim us
Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnyaWahid Alimudin
Dokumen tersebut membahas tentang macam-macam perusahaan syariah dan akad-akad syariah muamalah. Terdapat tiga jenis perusahaan syariah yaitu perusahaan perorangan, persekutuan, dan mudharabah. Dokumen juga menjelaskan berbagai akad jual beli dan bagi hasil seperti murabahah, mudharabah, dan musyarakah.
HUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.pptRirisSitinjak2
ghhhjjbbbbg di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastobbbbbbbbnb di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di wo
The document discusses key concepts in US and Indonesian competition law and antitrust legislation. It explains that antitrust laws seek to promote competition by prohibiting anticompetitive business practices that harm consumers. Major US antitrust laws discussed include the Sherman Act of 1890, Clayton Act of 1914, and Federal Trade Commission Act of 1914. The Sherman Act prohibits anticompetitive contracts and monopolies. The Clayton Act addresses early-stage anticompetitive practices, while the FTC Act established the Federal Trade Commission to enforce antitrust laws. The document also discusses key Indonesian competition laws and defines concepts like per se illegality versus the rule of reason analysis.
The document discusses securities laws and corporate financing in Indonesia. It begins with an overview of the new regulatory structure for financial services in Indonesia, noting that the Otoritas Jasa Keuangan (OJK) was established in 2011 to integrate regulation of banking, capital markets, insurance, pensions and other financial services. It then outlines the key entities and participants in Indonesia's capital markets under the new OJK structure. These include stock exchanges, clearing and guarantee institutions, depository and settlement agencies, securities companies, investment managers, and supporting professionals. The document also provides reasons for replacing the previous financial services regulator, Bapepam, with the new OJK structure.
Securities Law and Corporate Financing
Human: Thank
The document discusses the process of incorporation and corporate licensing in Malaysia and Indonesia. It provides details on:
1) The roles of the Companies Commission of Malaysia (CCM) and the Ministry of Law and Human Rights in Indonesia in regulating corporate affairs and incorporation in their respective countries.
2) The requirements and procedures for incorporating different types of companies in Malaysia, including private limited companies, unlimited companies, and limited liability partnerships.
3) The registration requirements and documents needed to register foreign companies doing business in Malaysia.
This document provides an overview of tax law as it relates to corporations. It discusses several key topics:
1. Domestic tax systems and how they determine tax residence, taxable income sources, tax rates, and methods for relieving double taxation.
2. International tax law, including bilateral tax treaties and how they are used to reduce double taxation. Key definitions and concepts in tax treaties like residence and permanent establishment are also examined.
3. Specific provisions of the OECD model tax treaty regarding the allocation of taxing rights between countries and rules against discrimination are summarized.
4. European Union law on non-discrimination is also briefly outlined.
Insurance is a risk management relationship where the insurer agrees to bear the burden of potential losses for the insured in exchange for premium payments. Key aspects include the insured party, insurer, insurance policy contract outlining coverage and limits, and insurable interest requirement. There are various categories of insurance such as individual vs group, personal vs commercial, and liability vs property/casualty. Common types of insurance include auto, health, disability, life, homeowner's/renter's, fire, business liability, and professional liability.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum ketenagakerjaan dan hubungan industrial di Indonesia, termasuk definisi pekerja, jenis-jenis perjanjian kerja, dan undang-undang terkait seperti UU Ketenagakerjaan."
This document discusses business entities and their environment. It begins by outlining the four main subjects that can enter into an international contract: individuals, legal entities (companies/corporations), international organizations, and states/countries. It then provides more details on legal entities, describing the three main types under Indonesian law. The document also discusses international organizations and states/countries as subjects of international contracts. Finally, it describes characteristics of corporations, including their creation and maintenance, continuity, ownership and control structure, and limited liability for shareholders. Studying business entities is important for business owners and managers to understand how to organize resources and take advantage of entity benefits and protections.
The document discusses legal concepts related to contracts and business law. It defines a contract as a legally enforceable promise or exchange of promises that requires an offer, acceptance of that offer, and consideration. Contracts can be verbal, written, or implied based on the actions of parties. The document also discusses sources of contract law, types of contracts such as unilateral and bilateral, and elements required for a valid offer such as intent and definite terms. It provides examples to illustrate concepts like implied-in-fact contracts.
This document provides an outline for a business law module that covers various legal topics related to business. It begins with an introduction to the legal perspective of business, discussing key concepts like different legal theories, sources of law, and the role of the judiciary. It then outlines 10 topics that will be covered, including business entities, employment laws, taxation, securities law, and competition law. The document provides context and background information to introduce students to fundamental legal aspects of conducting business.
The document discusses various methods for valuing companies for mergers and acquisitions, including comparable company analysis, discounted cash flow analysis using a spreadsheet approach, and formula approaches. It provides examples of each method, comparing the top companies by market capitalization from 2007-2011 and valuing a hypothetical acquisition of PT. Exelcom Axiata by PT. Telkom Indonesia using net present value. Key aspects of company valuation discussed include revenue, earnings before interest and tax, cash flows, growth rates, tax rates, and weighted average cost of capital.
The document discusses the process of mergers and acquisitions (M&As) in 10 phases: 1) developing a business plan and acquisition plan, 2) searching for targets, 3) screening targets, 4) initial contact, 5) negotiation which includes due diligence, valuation, and structuring a deal, 6) deciding whether to close the deal or walk away, 7) developing an integration plan, 8) closing the deal, 9) integrating the acquired business, and 10) evaluating the acquisition post-closing. Key steps include confidentiality agreements, letters of intent, due diligence investigations, and negotiating the share purchase agreement which outlines terms like price, payment, conditions, and representations and warranties.
The document discusses various corporate restructuring strategies including divestitures, spin-offs, equity carve-outs, split-offs, and tracking stocks. It provides details on the characteristics and rationales for each strategy. Divestitures involve the sale of assets to an outside party to raise cash. Spin-offs create a new subsidiary that is distributed to shareholders to increase focus and reward them with a tax-free dividend. Equity carve-outs are similar to spin-offs but the parent retains control of the subsidiary and can raise funds for both entities. The strategies aim to enhance shareholder value by changing a company's portfolio.
The document discusses the multidisciplinary aspects of mergers and acquisitions (M&As). It addresses several areas that must be considered in M&As including legal/law, corporate economics, taxation, competition law, and industry regulations. Specifically, it notes that M&As require consideration of corporate law, competition law, labor law, securities law and any relevant regulatory issues. It also discusses valuation methods, capital structure, taxation considerations, and how leverage can benefit a company's capital structure.
The document discusses mergers and acquisitions (M&As) and some paradoxes associated with them. It describes the M&As paradox as involving hubris, winners' curse, agency problems, and game theory dynamics. Managers may overestimate the value of acquisitions due to hubris. Acquirers often overpay due to winners' curse. M&As may not benefit shareholders due to agency problems where managers prioritize their own interests like compensation. Game theory shows how managers feel pressure to follow competitors' actions, fueling merger waves even if deals destroy value. Solutions proposed include separating management and control, performance-based compensation, and government regulation.
The document discusses several common issues in mergers and acquisitions (M&As), including:
1. The tension between centralization and decentralization of decision-making, with trade-offs between the benefits of decentralization like utilizing local knowledge versus the costs of decentralization like potential agency problems and coordination costs.
2. Problems of asymmetric information where one party in a transaction has more information than the other, and the implications this has for M&As such as misleading information.
3. Controlling incentive problems in firms through contracts, but recognizing that contracting has costs when it is costly to enforce contracts or when there is asymmetric information.
This document discusses mergers and acquisitions (M&As) from a global and regional perspective. It defines M&As and explains their use as a way for companies to grow through consolidation rather than organic growth. The document contrasts M&As with greenfield investments as two methods for foreign direct investment. It also discusses how regional trade agreements and reductions in barriers have led to increased cross-border M&As and foreign investment flows within regions.
Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk organisasi bisnis di Indonesia, termasuk perusahaan perseorangan, persekutuan, perseroan terbatas, BUMN, serta kombinasi antar perusahaan."
This document is a report on risk culture from Telkom, an Indonesian telecommunications company. It discusses defining and measuring risk culture, and outlines Telkom's approach, which includes:
1) Defining risk culture and distinguishing it from organizational and ethical culture
2) Surveying employees using a questionnaire to assess risk culture attributes like leadership, accountability, and risk management processes
3) Developing metrics to measure risk culture and ensure risks are appropriately managed across the organization
The document discusses establishing an MVNO company in Malaysia called eMMa Project by PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. It provides an overview of the regulatory environment, requirements for company setup and MVNO agreements, and licensing process in Malaysia. The objective is to deliver Telkom group's products and services in Malaysia to expand its business to Indonesian citizens living and working in the country.
9. Dasar Hukum Organisasi Bisnis/Perusahaan di Indonesia:
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek voor Indonesie)
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek Van Koophandel voor Indonesie)
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Bentuk-bentuk organisasi perusahaan:
Perusahaan Perseorangan
Persekutuan Firma
Perseroan Komanditer (Commanditer Vennootschap/CV)
Perseroan Terbatas
Koperasi
Yayasan
BUMN
Other derivative forms of corporation
10. Bentuk-Bentuk Organisasi Perusahaan
Perusahaan Perseorangan
Perusahaan Persekutuan
Berbadan Hukum
Spec:
Perseroan Terbatas (Tertutup)
Perseroan Terbatas (Terbuka)
Koperasi
Yayasan
BUMN
Tidak – Berbadan Hukum
Spec:
Maatschap (Pers. Perdata)
Vennootschap onder eene firma (Firma)
Commanditaire vennootschap (CV)
Perusahaan adalah setiap kegiatan
usaha yang dilakukan secara
tetap/terus-menerus dengan tujuan
untuk mencapai atau mencari
keuntungan/laba baik yang
dilaksanakan oleh orang
perseorangan maupun oleh badan
usaha baik badan usaha yang tidak
berbadan hukum maupun badan
usaha yang berbadan hukum yang
didirikan dan berada di wilayah RI.
UU No. 8 th. 1997 (Dokumen Perusahaan):
Naamloze
Vennootschaap (NV)
cooperatie
Stichting
Eenmanszaak/Sole Proprietorship
staat een eigen bedrijf
11. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun dan bergerak dalam bidang usaha
apapun yang sebagian atau seluruh modalnya merupakan kekayaan negara, kecuali
ditentukan lain berdasarkan undang-undang
Modal BUMN ada 2 kemungkinan:
1. Seluruh modal persero dimiliki oleh negara
2. Sebagian modal persero (paling sedikit 51%) dimiliki oleh negara dan sebagian
modal lainnya dimiliki oleh swasta
Ciri-ciri utama BUMN adalah:
Profit oriented
Legal status : owned its name and capital, legally bind agreement,
covenant, etc with other parties
Vital services (Public services)
To perform legal acts, sued or sue
State owned capital, and can be obtained loans debt securities
Spec: PT. Telkom Indonesia, PT. KA-Indonesia, PT. Rajawali Indonesia,
etc
12. Perseroan Terbatas
Dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis yaitu:
1. Klasifikasi Perseroan Terbatas atas dasar diperjualbelikannya saham di Bursa Efek
Perseroan Terbatas Tertutup
adalah PT yang saham-sahamnya tidak diperjual-belikan di Bursa Efek
Perseroan Terbatas Terbuka
adalah PT yang sahamnya sudah diperjual-belikan di Bursa Efek dan
perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang sudah go public.
2. Klasifikasi PT berdasarkan asal mula penanaman modal yaitu:
PT. PMDN
PT. PMA
PT. Non PMA/PMDN
3. Klasifikasi PT berdasarkan ada tidaknya kelompok usaha yaitu:
Holding Company:
Full Holding Company
Quasy Holding Company
Non Holding Company
Subsidiary Company
Affiliated Company
13. Perseroan Terbatas
Dapat dilakukan re-formation melalui berbagai model/forms:
Combination skalabilitas, supply chain, sharehoder’
needs, competitiveness, etc.
Integration vertical, horizontal, conglomeration, etc.
Specialty Specialization, Differentiation, etc.
Concentrate/Condense Cartel, Trust, Holding, Syndicate,
Concern, Joint Venture, Trade Association, Gentlemen
Agreement, etc.
Merger & Acquisition Consolidation (Amalgamation),
Merger (by economic, law), Acquisition, Strategic Alliance,
Derivative forms of Merger (triangular, back door, reverse,
etc.)
14. Adapted from Wolfgang Korndörfer, Allgemeine
Betriebswirtschaftslehre (Wiesbaden, 1988), pp.
128-132; Wilfried Feldenkirchen, "Concentration
Process," pp. 113-115.
A Spectrum of InterFirm Cooperation
Spot Markets
Oligopolistic Competition (Implicit Collusion)
Trade/Industry Assosiations
Contractual or Condition Cartels
Type or Standards Cartels
Environmental Safety
Product Quality Processes
Patent or Patent-Licensing Cartels
Calculation Cartels
Discounting Cartels
Tender Cartels
Customer Cartels
Specialization Cartels
Territorial Cartels
Quota Cartels
Convention or Gentlement’s Agreements
Price Cartels
Syndicates
Import/Export Cartels
Rationalization Cartels
Recession Cartels
Emergency or Structural Crisis
Cooperative Marketing/Purchasing Arrangements
Long-Term Contracts
Networks
Enterprise Groups
Sub-Contractors
Non-Equity Strategic Alliances
Equity-Based Joint Venture
Firms
Markets ........
Private Self-
Regulation .....
(Associations)
Cartels ..........
Hierarchies ...
Procedural
Illegal
Hard-Core
Industrial/
Social Policy
Low Internalization
High Internalization
Regulation
15. Type of Businesses (perdagangan, industri, dsb)
Scope of Businesses
The Parties involved
Risk ownership
Accountability limit (company's debts)
Investment
Profit Sharing
Time period (company’s stint)
Regulation relates
Country Risk Factor (in case of Cross Border)
Security exchange (in case of Public)
Etc.
Respective market
Competitors
Other administrative considerations
29. Voluntarily Governance:
A “comply and explain” system
Disclosed a data description clearly
An assessment of board quality
Influence of Access to Capital
Influence of Competitive Pressure
Shareholding structure
Mandatory Governance:
IDX regulation
SOX
Indonesia’ Laws
Indonesia’ Regulations
Any consent and approval of
government bodies.
34. Pasal 1 angka 2 UUPT, menyatakan organ PT terdiri atas: Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris.
Corporate Organs’ tasks, inter alia melakukan pengurusan PT, melakukan
hubungan hukum dengan pihak ketiga untuk dan atas nama PT.
Berkembangnya sebuah perusahaan sangat
dipengaruhi oleh struktur corporate governance:
the Anglo-American atau Common Law model
one tier (unitary board model)
the Continental European model atau Civil Law
model two tier model
35. Berdasarkan struktur organ, maka Indonesia menggunakan Model struktur the
Continental European model atau Civil Law model (Two Tier Model)
Terdapat pemisahan antara fungsi pengawasan dengan fungsi pengurusan perseroan. Hal ini terlihat
adanya pemisahan fungsi tersebut pada angka 6 pasal yang sama yang menyatakan bahwa Dewan
Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau
khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.
Bagaimana Menurut Anda?
Tentang Direksi:
Pasal 1 angka 5 UUPT, bahwa,
“Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh
atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud
dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.”
37. Secara umum direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan, hal ini
diatur dalam ketentuan UUPT Pasal 1 angka 5. Tanggung jawab penuh terhadap
pengurusan perseroan tersebut harus dilakukan dengan mengikuti ketentuan yang
berlaku, artinya terbatas pada maksud dan tujuan yang tercantum dalam anggaran
dasar perseroan.
Pengertian Responsibility (based on: Oxford Advanced Learner’s
Dictionary):
A duty to deal with or take care of somebody/something, so that you
may be blamed if something goes wrong; e.g.: We are recruiting a
sales manager with responsibility for the European market. They have
responsibility for ensuring that the rules are enforced. It is their
responsibility to ensure that the rules are enforced.
A duty to help or take care of somebody because of your job,
position, etc.; e.g.: She feels a strong sense of responsibility towards
her employees. I think we have a moral responsibility to help these
countries.
38. Makna berikutnya adalah sesuatu yang telah dilakukan harus ditanggung akibatnya
beserta segala risiko yang mungkin timbul dari dilaksanakannya tindakan tersebut,
seorang direksi dianggap bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang diambil
dan tindakan-tindakan yang dilakukan berkaitan dengan tindakan pengurusan
perusahaan.
Beberapa Pasal dalam UUPT yang mengatur ‘responsibility’:
a. Pasal 14 ayat (1);
b. Pasal 37 ayat (3);
c. Pasal 69 ayat (3);
d. Pasal 72 ayat (6);
e. Pasal 95 ayat (4);
f. Pasal 101 ayat (2);
g. Pasal 104 ayat (2);
h. Pasal 133.
pengurusan, buyback, FR, Dividen, Perbuatan hukum, kepemilikan saham, Kepailitan, M&As.
39. Basic principles included the following:
1. An ultra vires transaction cannot be ratified by shareholders, even if they wish it to be
ratified.
2. The doctrine of estoppel usually precluded reliance on the defense of ultra vires where
the transaction was fully performed by one party
3. A fortiori, a transaction which was fully performed by both parties could not be
attacked.
4. If the contract was fully executor, the defense of ultra vires might be raised by either
party.
5. If the contract was partially performed, and the performance was held to be insufficient
to bring the doctrine of estoppel into play, a suit for quasi contract for recovery of
benefits conferred was available.
6. If an agent of the corporation committed a tort within the scope of his or her
employment, the corporation could not defend on the ground the act was ultra vires.
7. Business Judgment Rules?
8. the piercing corporate veil.
40. As a state owned company, many Laws and regulations
should be considered:
1. UUD 1945
2. KUHP
3. KUHPerdata
4. UU 40 tahun 2007 tentang PT
5. UU 36 tahun 1999 tentang
telekomunikasi
6. UU 5 Tahun 1999 Tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat
7. UU 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen
8. UU 11 tahun 2008 Tentang ITE
9. UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta
10. UU 19 tahun 2003 tentang BUMN
11. UU 1 tahun 1967 tentang PMA
12. UU 30 tahun 1999 tentang ADR
13. Peraturan Pemerintah
14. Convention
15. State Agreement
16. Directives
17. Joint Declaration
18. Protokol-Protokol Internasional
19. Peraturan Internal Perusahaan
20. Etc.
41. Faktor perubahan external dan internal potensi ‘kesalahan’.
Potensi kesalahan akibat:
Ketidak-patuhan pada ‘laws and regulation’ Public (tuntutan)
Ketidak-patuhan pada ‘contractual obligation’ Civil (gugatan)
Ketidak-patuhan pada peraturan internal perusahaan Business process,
governance, reporting, etc. (sometimes bisa mengarah ke ranah public).
Telkom telah memiliki peraturan perusahaan untuk
mengesampingkan (to derogate) ketentuan yang berlaku (peraturan
internal) melalui:
KD. 19/HK.000/COP-D000000/2007 tentang
Mekanisme Pelaporan dan Penyelesaian Atas
Rupa-Rupa Pengesampingan.
KD. 58/HK.000/COP-D0021000/2007 tentang
Nota Regularisasi
Now on,
We called PD!
42. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ‘pengesampingan’ terhadap ketentuan
yang ada, antara lain:
Rationale
Mempercepat pengambilan keputusan (businesses).
Market oriented.
Tidak merupakan bagian dari ‘fraud’ dan kecurangan.
Tidak melanggar disiplin (kesengajaan).
Proposes
Disclosure (as a report) to the boards.
Perbaikan Business process, policies,
etc.
As the lesson to be learned, instead of
being a ‘fait accompli’ to be imposed.
Part of governance.