SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
REVIEW JOURNAL
By :
Galih Setyo Permata
20060484089 / 2020C
Ilmu Keolahragaan
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat dan Sejarah Olahraga, yang diampu oleh :
Dr. Made Pramono, SS, M.Hum.
Pandangan Filsafat Terhadap Ilmu
Keolahragaan Pada Pendidikan Zaman Now
Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga
Vol. 3, No. 2 dan Hlm. 9-16 Tahun 2020
Penulis : Elsa Ariestika, I Putu Agus Dharma Hita, dan Septadi Hanif Pambayu
1
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal/article/view/3682
• Latar Belakang
Ilmu keolahragaan hingga dewasa ini telah menunjukkan adanya perkembangan, walaupun relatif lamban dan belum
maju seperti yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dengan makin banyaknya buku-buku, pertemuan ilmiah seperti
seminar dalam bidang ilmu keolahragaan, tumbuhnya organisasi atau asosiasi disiplin dan munculnya program studi
baru dalam bidang ilmu keolahragaan. Ilmu pengetahuan merupakan bagian paling utama dalam kehidupan manusia
untuk mencapai suatu keberhasilan yang akan menjadi landasan, sebagaimana mestinya ilmu akan berguna disepanjang
hayat. Dalam proses kehidupan sehari-hari aktivitas belajar, memahami, mengkritisi telah terbiasa dilakukan sehingga
nantinya akan menuntun seseorang untuk latihan berpikir secara logis dan ilmiah. Sehingga dibutuhkan filsafat ilmu
untuk wawasan secara luas dan spesifik dalam berpikir, karena dengan cara berpikirlah manusia dapat berfilsafat dari
sesuatu hasil yang direfleksikan.
• Tujuan
Jurnal tersebut bertujuan untuk memahami konsep dasar filsafat ilmu olahraga pada pendidikan saat ini.
• Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode studi literatur. Data yang dikumpulkan
menggunakan studi daftar pustaka yang berasal dari penelitian-penelitian sebelumnya, buku, dan juga kumpulan artikel
yang bersumber dari jurnal ilmiah. Hasil penelitian studi literatur ini menunjukkan bahwa banyak manfaat mengenai
pertimbangan berdasar landasan dan teori-teori yang telah dikemukakan bahwa asas belajar dalam melalui pandangan
filsafat ilmu olahraga untuk pendidikan zaman now. Maka secara alamiah, manusia memiliki sifat sosial dan mau
bekerja sama.
PERMASALAHAN
Permasalahan dan kondisi pendidikan saat ini khususnya bidang ilmu keolahragaan merupakan satu
kesatuan konteks yang berhubungan dengan pendidikan yang menjadi hal utama pada aktivitas dalam
bermsayarakat. Masalah yang sering muncul dalam pendidikan di Indonesia yang membuat tidak
meratanya kesempatan pemerataan pendidikan disebabkan kualitas guru di kota jauh lebih baik
dibanding dengan di desa faktor utama ini terjadi karena gaji guru yang tidak sama rata.
PEMBAHASAN
• Pendidikan di Indonesia saat ini masih banyak problem yang tidak kunjung usai seperti di daerah tertinggal dan juga
di perkotaan menjadikan pernyataan bahwa mahalnya biaya pendidikan menjadi sulit bagi masyarakat yang
kehidupannya berkecukupan dan juga kehidupan yang kurang mampu, kemudian kurangnya fasilitas yang memadai
didaerah-daerah terpencil misalnya bangunan yang sudah mau rubuh, bangku dan meja sudah keropos dan tidak
layak digunakan, dan lain sebagainya, masalah yang sering muncul dalam pendidikan di Indonesia yang membuat
tidak meratanya kesempatan pemerataan pendidikan disebabkan kualitas guru di kota jauh lebih baik dibandingan
didesa faktor utama ini terjadi karena gaji guru yang tidak sama rata (Anies R. Basedan, 2014).
• Dalam problem keilmuan ini banyak faktor yang mempengaruhi pendidikan zaman now seperti minimnya
pandangan kritis tentang peserta didik dan kurikulum, menjelaskan landasan teori filsafat ilmu hingga ke filsafat
pendidikan yang bahwasanya filsafat dan pendidikan saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, menafsirkan
hubungan filsafat dan pendidikan.
PEMBAHASAN (Lanjutan)
• Cabang-cabang filsafat dibagi menjadi dua bagian besar yang terdiri dari materi ajar tentang alat, dan yang memuat isi atau bahan-bahan tentang
informasi. Cabang filsafat tentang materi alat adalah logika, termasuk terdapat metodologi di dalamnya. Sedangkan cabang filsafat tentang isi yaitu,
Metafisika, Epistemologi, Biologi Kefilsafatan, Psikologi Kefilsafatan, Antropologi Kefilsafatan, Sosiologi Kefilsafatan, Etika, Estetika, Filsafat Agama
(Louis, 2013). Syarat dalam ilmu pengetahuan tentang filsafat olahraga diantaranya adalah objek material dan objek formal, sebagaimana halnya filsafat
ilmu dengan bidang-bidang lainnya (Yunanilah, 2015).
• Filsafat pendidikan memiliki sifat spekulatif dan analitik, yang artinya dapat membangun teori tentang hakikat manusia dari kajian teori dalam
pendidikan dari hasil penelitian dan penelitian ilmu prilaku. Filsafat pendidikan yang bersifat preskriptif memiliki makna bahwa filsafat pendidikan
mengkhususkan tujuan, bahwa pendidikan sebaiknya mengikuti tujuan-tujuan tersebut dan cara yang umum harus digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut.Filsafat pendidikan bersifat analitik memiliki makna bahwa filsafat pendidikan menjelaskan pernyataan-pernyataan spekulatif dan preskriptif,
menguji secara rasional melalui ide-ide pendidikan, baik dalam hal konsistensi dengan ide-ide yang lain maupun dengan cara-cara yang berkaitan
dengan adanya ketidak sempurnaan dalam pemikiran. Konsep-konsep pendidikan diuji dengan kritis, dan dikaji juga apakah konsep-konsep tersebut
memadai atau tidak, ketika berhadapan dengan fakta yang sebenarnya. Filsafat pendidikan berusaha menjelaskan banyak makna yang berbeda yang
berhubungan dengan berbagai istilah-istilah sehingga banyak digunakan dalam pendidikan seperti kebebasan, penyesuaian, pertumbuhan, pengalaman
dan pengetahuan.Hal tersebut akan selalu bersifat hakiki, maka filsafat tentang pendidikan akan diperiksa secara kajian dengan cabang filsafat yang
bernama Ontologi, sebab landasan dalam filsafat pendidikan adalah ontologi dan memerlukan pula landasan epistomologi dan aksiologi.
KESIMPULAN
• Filsafat Ilmu Olahraga merupakan dasar dan nilai yang sifatnya adalah harus sedangkan praktik pendidikan
berusaha mengimplementasikan dasar-dasar tersebut, tetapi juga memberi masukan dari realita terhadap
pemikiran yang idealis dalam pendidikan dan manusia. Jadi, ada hubungan timbal balik di antara keduanya,
Sehingga Filsafat Ilmu Olahraga dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, karena filsafat Ilmu Olahraga
mengandung bagian yang seharusnya dilaksanakan di dalam praktik pendidikan. ejalan dengan itu, kegiatan
belajar harus menekankan kerjasama serta meminimalkan daya saing demi masa depan. Sehingga setiap
manusia dapat mewujudkan diri untuk tidak meninggalkan landasan teori yang telah diterapkan pada filsafat,
maka seorang individu secara intrinsik memiliki persaingan dari dalam diri dalam arti harus melawan diri
sendiri, serta memiliki motivasi untuk perkembangan-perkembangan pendidikan di masa yang akan datang.
Dengan demikian, kebenaran terlalu rumit untuk dianalisis hanya oleh satu jalan pemikiran dan perlu disadari
bahwa meskipun ilmu benar memberikan kebenaran, namun kebenaran keilmuan bukanlah satu-satunya
kebenaran yang ada dalam hidup.
Pandangan Filsafat Terhadap Ilmu
Pedagogi Olahraga
Edu Sportivo - Indonesian Journal of Physical Education
Vol. 1 No. 2 dan Hlm. 66-75 Tahun 2020
Penulis : I Putu Agus Dharma Hita
2
Pandangan filsafat terhadap ilmu pedagogi olahraga | Edu Sportivo: Indonesian Journal of
Physical Education (uir.ac.id)
• Latar Belakang
Pendidikan dalam olahraga harus diberikan sejak dini pada anak seperti pendidikan formal di sekolah. Dalam proses
pendidikan, tidak akan terlepas dari peran seorang guru di kelas. Peran guru merupakan penerapan dari ilmu pedagogi.
pembelajaran di kelas (Hiryanto, 2017). Guru sebagai tenaga profesional bertugas merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian, membantu
pengembangan dan pengembangan program sekolah serta mengembangkan profesionalitasnya.
Ilmu pedagogi olahraga sangat penting dimiliki oleh seorang guru dalam proses pembelajaran di kelas. Melalui
penerapan ilmu pedagogi olahraga saat proses pembelajaran, guru secara tidak langsung akan mendidik siswa melalui
kegiatan pembelajaran tersebut (Danardono, 2015). Oleh sebab itu, peran guru sangatlah penting dalam penyampaian
materi agar siswa lebih mudah mengerti dalam menerima materi yang diberikan oleh guru.
• Tujuan
Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru sehingga dalam suatu proses
pembelajaran guru mampu untuk menciptakan suatu pembelajaran yang baik, strategi dan gaya mengajar yang tepat,
serta pengetahuan dan pengalaman yang maksimal.
• Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode studi literatur. Data dikumpulkan dengan
metode studi pustaka yang berasal dari penelitian-penelitian sebelumnya, buku, serta kumpulan artikel-artikel yang
bersumber dari jurnal-jurnal ilmiah.
PERMASALAHAN
• Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran antara lain adalah metode yang digunakan kurang
bervariasi, guru jarang dalam menggunakan media atau alat peraga dalam proses pembelajaran yang bertujuan
untuk mempermudah menyampaikan materi, keterampilan guru dalam mengajar masih kurang, masih ada
guru yang menghukum siswa karna tidak membuat tugas dengan cara berdiri di depan kelas, guru masih
berpedoman dengan buku paket dalam proses pembelajaran, siswa masih kurang aktif dalam proses
pembelajaran, dan penyusunan tempat duduk masih permanen atau tidak berubah-ubah
PEMBAHASAN
• Pedagogi olahraga adalah suatu ilmu yang merupakan bagian dari ilmu keolahragaan, sebagai bagian dari ilmu keolahragaan,
pedagogi olahraga merupakan gabungan antara ilmu pendidikan dan ilmu keolahragaan. Sedangkan, sumber lain mengatakan bahwa
pedagogik adalah suatu teori yang dilakukan secara teliti, kritis, dan objektif dalam mengembangkan konsep-konsepnya yang
berkaitan dengan hakekat manusia, anak, tujuan pendidikan, dan hakekat proses pendidikan (Hendriani, Nuryani, & Ibrahim, 2018).
Artinya, pedagogi olahraga adalah sebuah bidang ilmu yang mempelajari pendidikan melalui olahraga atau aktifitas fisik. Pedagogi
olahraga merupakan bagian dari ilmu keolahragaan yang masih sangat muda di Indonesia, dimana melalui pedagogi olahraga
diharapkan dapat berpotensi untuk mengintegrasikan subdisiplin dalam ilmu keolahragaan.
• Strategi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sangat penting untuk diterapkan, berbagai metode sudah dilakukan yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Terdapat beberapa jenis-jenis teknik
pengawasan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa yaitu seperti berdiri di
pinggir lapangan, mendekati siswa, mengingat nama, pengawasan melekat, mengabaian kasus tertentu, secara terpadu, dan modeling
(Sarwono, 2014).
PEMBAHASAN (Lanjutan)
• Belajar merupakan suatu proses usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku tertentu yang dilakukan
secara sadar dan diamati secara langsung maupun tidak langsung. Dalam suatu proses pembelajaran, guru
harus mampu mengelola kelas agar dapat berjalan dengan maksimal dan terkendali, selain itu siswa
diharapkan dapat mengikuti proses pembelajaran yang diberikan oleh guru. Banyak metode-metode yang bisa
dilakukan oleh seorang guru, salah satunya adalah dengan cara memberikan model-model pembelajaran yang
dapat merangsang siswa agar lebih fokus dan aktif dalam suatu proses pembelajaran, beberapa model-model
permbelajaran tersebut antara lain adalah model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis
masalah dan model pembelajaran penemuan (Suprihatiningrum, 2016).
KESIMPULAN
• Guru harus mampu menguasai materi pembelajaran yang luas, cara penerapan di kelas dalam menggunakan
metode-metode yang tepat, serta mampu mengelola kelas agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik dan mencapai hasil yang maksimal. Kemampuan dalam menguasai suatu materi pembelajaran harus
diimbangi dengan kemampuan dalam bagaimana cara seorang guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran tersebut agar peserta didik mampu menerima materi yang diajarkan. Jadi antara penguasaan
materi pembelajaran dan penerapan metode-metode dalam pembelajaran harus seimbang dalam proses
pembelajaran tersebut. Semua metode, media, referensi, dan sebagainya tidak akan berarti apabila seorang
guru tidak mampu dalam memerankan tugasnya dengan baik
Parkour: Playing The Modern, Accelerated City
Journal Of The Philosophy Of Sport
Vol. 48 dan Hlm. 1-15 tahun 2020
Penulis : Signe Højbjerre Larsen
3
https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/00948705.2020.1834862
• Latar Belakang
Parkour telah ditafsirkan sebagai manifestasi fisik dari strategi untuk bertahan hidup kehidupan perkotaan kontemporer yang disajikan
oleh filsuf seperti Henri Lefebvre (1995), Michel De Certeau (1984) serta Deleuze dan Guattari (1987). Dalam kebanyakan studi,
perlawanan terhadap keterasingan di ruang kota kapitalis telah dikaitkan dengan gerakan cepat dan transversal para praktisi. Seperti
yang dikatakan Geyh (2006): 'Parkour tampaknya menelusuri jalur keinginan. . . (...). . .. Yang bergerak di sepanjang 'garis terbang'
Deleuzian, jalan potensial untuk melarikan diri dari kekuatan lurik dan represi '(8). Dia menggambarkan bagaimana para praktisi
mendorong tubuh mereka ke atas atau melalui lapisan ruang kota dan bagaimana parkour dalam proses ini menjadi: '"seni
perpindahan," menyesuaikan ruang kota dengan cara yang mengganggu logika pengendalian mereka dan bahkan menyatakan
kemungkinan ruang keinginan yang halus '(Geyh 2006, 8).
• Tujuan
Tujuan artikel ini adalah untuk menyatakan bahwa berlatih parkour dapat dipahami sebagai cara untuk menangkap kembali momen-
momen pengalaman manusia yang tidak terealisasi di ruang kota.
• Metode Penelitian
Artikel ini mengacu pada data empiris yang dikumpulkan melalui studi lapangan etnografi selama empat tahun (2011-2015) serta
pengamatan partisipan dan wawancara informal dilengkapi dengan wawancara semi-terstruktur. Jurnal ini mengacu pada teori Hartmut
Rosa tentang keterasingan yang disebabkan secara temporer (2005, 2010) dan kedua pada studi fenomenologis Edward Casey tentang
tempat dan ruang (1996).
• Permasalahan
Masalahnya adalah bahwa sumbu resonansi selalu terbentuk dalam konteks sosial dan historis tertentu, dan konteks ini dapat
mengaktifkan atau menghalangi akses ke sumbu kehidupan yang dinamis. Jika kita tidak memiliki akses ke sumbu resonansi yang
hidup, maka kita mengalami keterasingan.
PERMASALAHAN
• Masalahnya adalah bahwa sumbu resonansi selalu terbentuk dalam konteks sosial dan historis tertentu, dan
konteks ini dapat mengaktifkan atau menghalangi akses ke sumbu kehidupan yang dinamis. Jika kita tidak
memiliki akses ke sumbu resonansi yang hidup, maka kita mengalami keterasingan.
PEMBAHASAN
• Praktik parkour secara fisik adalah tentang menemukan cara baru untuk bergerak melalui ruang kota.ini. Praktisi
parkour mendorong, menarik, dan melompati rintangan untuk mengeksplorasi stabilitasnya, menyentuh dan melihat
permukaan untuk mengevaluasi kekasarannya, dan bergerak untuk merasakan ruang antara rintangan dan spasialitas
di setiap tempat. Dan mereka sering berbicara tentang sensasi gerakan mereka dan objek material (Larsen 2016, 9).
• Hartmut Rosa. Pada tahun 2005, dia menghubungkan konsep keterasingan dengan percepatan. Konsep Rosa tentang
keterasingan tidak didasarkan pada konsepsi esensialis tentang hakikatmanusia atau esensi. Apa yang membuat kita
terasing di akhir kehidupan modern bukanlah makhluk batin yang tidak dapat berubah, tetapi kemampuan kita untuk
menyesuaikan diri dengan dunia (Rosa 2010, 98). Tujuannya lebih jauh lagi bukan untuk membangun visi tentang
kehidupan yang sama sekali tidak terasing, tetapi hanya untuk menangkap kembali momen-momen pengalaman
manusia yang tidak terasing (Rosa 2010, 9).
PEMBAHASAN (Lanjutan)
• Dalam tataran normatif, resonansi merupakan elemen yang melekat dalam kehidupan yang baik. Resonansi
dicirikan oleh empat kualitas penting: 1) Kasih sayang. Kita mengalami kasih sayang ketika kita merasa
benar-benar tersentuh atau tergerak oleh seseorang atau sesuatu yang kita temui. Ia memiliki unsur emosional,
tetapi juga unsur kognitif dan tubuh. 2) Emosi. Kami mengalami emosi ketika kami merasa kami menjawab
dan bereaksi terhadap dunia dengan tubuh dan pikiran kami. Dua kualitas penting ini menegaskan bahwa kita
tidak hanya disentuh dan digerakkan (af←fection), tetapi juga mampu menyentuh dan menggerakkan
seseorang atau sesuatu yang lain (e→motion). 3) Transformasi. Dalam disentuh dan dipengaruhi, dan dengan
bereaksi serta menjawab dunia, kita mengubah diri kita sendiri. 4) Tidak dapat diaksesnya dan sulit dipahami.
KESIMPULAN
• Parkour adalah praktik bermain yang didorong oleh pengalaman momen-momen yang terulang kembali dari
pengalaman manusia yang tidak terasing dengan ruang dan waktu dalam masyarakat modern akhir. Ini adalah
contoh bagus yang membuktikan bahwa manusia dapat mengubah, untuk sesaat, lingkungan yang paling
terasing, menjadi tempat bermain.
• Parkour dicirikan oleh cara merasakan yang berbeda di dalam dan di sekitar ruang dan melampirkan kasih
sayang, emosi, dan cerita yang positif ke lingkungan sehari-hari. Rosa menawarkan latar belakang dan konsep
penting untuk memahami aspek spasiotemporal dan pentingnya praktik tubuh dalam parkour. Dalam latihan
bermain, para praktisi bergerak ke dalam dan melalui ruang kota, tetapi mereka juga digerakkan oleh ruang
kota. Mereka merasakan tubuh mereka serta ruang kota sebagai transformatif, yang merupakan aspek penting
dalam mengalami resonansi.
Persepsi Atlet Futsal Putra Universitas
Teknokrat Indonesia Terhadap Hipnoterapi
Dalam Meningkatkan Konsentrasi Saat
Bertanding
Jurnal Penjaskesrek
Vol. 7, No. 2 Hlm. 274-285 Tahun 2020
Penulis : Rachmi Marsheilla Aguss Dan Rizki Yuliandra
4
https://www.google.com/search?safe=strict&ei=kKVSYJvYL5T69QOKgY74BA&q=jurnal
+hipnoterapi+dalam+olahraga&oq=jurnal+hipnoterapi+DALAM+OLAH&gs_lcp=Cgdnd3
Mtd2l6EAMYADIFCCEQoAE6BwgAEEcQsAM6AggAOgYIABAWEB46BQgAEJECOgU
IABCxAzoICAAQsQMQgwE6BAgAEAo6CAgAEBYQChAeOgQIABATOggIABAWEB4Q
EzoECCEQFVDZH1iFjAFg25IBaANwAngAgAHeBYgBgBeSAQgzNS4xLjYtMZgBAKAB
AaoBB2d3cy13aXrIAQjAAQE&sclient=gws-wiz#
• Latar Belakang
Olahraga merupakan alat pemersatu bangsa yang dapat membentuk karakter individu ataupun kolektif, serta mendinamiskan sektor-sektor pembangunan
lainnya merupakan potensi yang dimiliki olahraga. Sebab olahraga memiliki fungsi membangun spirit kebangsaan. Fisik dan mental sangat diperlukan
untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam melakukan pembinaan atlet. Terdapat beberapa komponen dalam meraih prestasi. Komponen tersebut
diantaranya fisik, teknik, taktik, dan mental (Maliki, Hadi & Royana, 2017). Banyak atlet cenderung merasa baik-baik saja ketika latihan, baik ketika dalam
menjalani kehidupan sehari-hari saat di lapangan. Tetapi tidak pada saat pertandingan ketika berada di dalam lapangan. Banyak faktor yang mempengaruhi
konsentrasi atlet saat bertanding, terutama pada faktor psikologis, yaitu pada aspek mental lebih dominan berpengaruh dibandingkan dengan aspek lainnya.
Untuk menampilkan performa terbaik, maka faktor yang paling penting adalah konsentrasi. Meningkatkan konsentrasi/fokus, atlet pun seorang manusia
yang memiliki beragam kondisi di luar arena olahraga. Performa bisa saja menurun akibat suatu hal yang sangat mengganggu konsentrasi mereka.
Konsentrasi sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan atlet dalam menjalani proses latihan dan kompetisi. Di dalam sebuah pertandingan, sangat
penting untuk mempertahankan konsentrasi. Karena satu kesalahan kecil pun akan mengakibatkan hasil yang buruk. Sehingga atlet harus dapat
memperbaikinya atau mengoreksi kesalahan dalam penampilannya
• Tujuan
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui persepsi atlet futsal putra Universitas Teknokrat Indonesia terhadap hipnoterapi dalam meningkatkan
konsentrasi saat bertanding. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi
pembinaan dan pelatihan futsal. Bagi atlet agar dapat lebih memahami seberapa persepsi atlet futsal Indonesia terhadap hipnoterapi dalam meningkatkan
konsentrasi saat bertanding sehingga memiliki upaya agar selalu melakukan latihan atau terapi yang dapat meningkatkan konsentrasi menjadi lebih baik.
Bagi pelatih agar memberikan gambaran betapa pentingnya dalam menjaga konsentrasi melalui hipnoterapi.
• Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode survey dan instrument yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa angket. Hasil penelitian pada indikator memahami
definisi hipnoterapi rata-rata atlet dinilai cukup memahami definisi hipnoterapi. Indikator kedua menunjukkan bahwa hipnoterapi menjadikan lebih efektif
dalam mengelola konsentrasi atlet. Sedangkan pada indikator ketiga menunjukkan bahwa hipnoterapi cukup baik untuk dapat meningkatkan potensi pada
atlet. Keduanya diperoleh atas sifat pernyataan positif dan negatif.
PERMASALAHAN
• Bagaimana persepsi atlet futsal putra Universitas Teknokrat Indonesia terhadap hipnoterapi dalam
meningkatkan konsentrasi saat bertanding.
PEMBAHASAN
• Futsal merupakan olahraga yang menuntut para pemainnya untuk memiliki kondisi fisik yang sangat baik, hal ini
dikarenakan intensistas gerak yang sangat tinggi dalam permainanya (didi, 2020). Tujuan permainan futsal sama
dengan permainan sepak bola, yaitu memasukkan bola sebanyak-banyaknya kegawang lawan. Lapangan futsal
dibatasi dengan garis.
• Metode hipnoterapi adalah suatu metode hypnosis yang telah digunakan selama beberapa ratus tahun, bahkan saat
ini metode dan teknik baru hipnotisme telah dikembangkan dinegara-negara maju untuk membantu manusia
mengatasi berbagai masalah mental, emosional dan fisik tak terkecuali dalam bidang olahraga. Peter et al (2015)
Hipnosis terpacu karna adanya hipnoterapi. Hipnoterapi terdapat unsur hipnosis yang merupakan teknik dalam
melakukan terapi. Hipnosis merupakan unsur yang sangat penting dan banyak digunakan yang ada didalam
hipnoterapi. Sugesti akan mengubah pengalaman subjektif, mengubah persepsi, sensasi, emosi, pikiran maupun
prilaku yang disajikan didalam bagian hipnosis.
PEMBAHASAN (Lanjutan)
• Hipnosis adalah suatu keadaan fokus, tenang dan rileks sehingga dapat mencerna informasi atau sugesti yang
masuk ke dalam pikiran. Jadi, dalam kondisi apa pun, kapanpun dan dimanapun ketika pikiran fokus, rileks,
maka saat itu lah terjadi kondisi hipnosis (Sugara, 2013:1). Lima kategori masalah yang sering terjadi pada
anak, yaitu pola kebiasaan, perasaan takut, perilaku, prestasi dan citra diri (Andi W Gunawan, 2013:5). Jenis
hipnosis sendiri terbagi menjadi lima yaitu stage hypnosis, clinical hypnosis, anodyne awareness, forensic
hypnosis, dan metaphysical hypnosis. Dalam teori tentang alam pikiran manusia (Soh, 2014:15) untuk lebih
memahami proses yang terjadi dalam pikiran seseorang ketika berada dalam kondisi terhipnotis, akan dimulai
dari model pendekatan alam pikiran sadar manusia. Berdasarkan tingkat kesadaran, pikiran manusia bisa
dibagi menjadi 4 bagian, yaitu pikiran sadar (conscious mind), filter mental (critical factor), pikiran bawah
sadar (subconscious mind), dan pikiran tak sadar (unconscious mind).
Kesimpulan
• Bahwa Lima kategori masalah yang sering terjadi pada anak, yaitu pola kebiasaan, perasaan takut, perilaku, prestasi
dan citra diri (Andi W Gunawan, 2013:5). Jenis hipnosis sendiri terbagi menjadi lima yaitu stage hypnosis, clinical
hypnosis, anodyne awareness, forensic hypnosis, dan metaphysical hypnosis. Persepsi atlet futsal putra Universitas
Teknokrat Indonesia terhadap hipnoterapi dalam meningkatkan konsentrasi mendapatkan penilaian yang positif
dihitung dengan menggunakan tiga indikator. Ketiga indikator tersebut tentang memahami definisi hipnoterapi,
hipnoterapi menjadikan lebih efektif, dan hipnoterapi dapat meningkatkan potensi pada atlet, terbukti bahwa data
yang dihasilkan mayoritas atlet merasa bahwa hipnoterapi sangat efektif dalam meningkatkan konsentrasi saat
bertanding. Kehilangan konsentrasi saat bertanding merupakan sesuatu yang wajar yang di alami oleh atlet, tetapi
metode apa yang diberikan pada atlet harus tepat agar dapat memberi solusi atlet dalam menghilangkan rasa tidak
fokus tersebut. Dalam bermain futsal atau pertandingan futsal, konsentrasi merupakan salah satu aspek yang paling
penting. Sangat dibutuhkan konsentrasi yang tinggi saat betanding terutama pada saat ingin melakukan shooting atau
mencetak gol ke gawang lawan.
Being And Feeling Addicted To Exercise:
Reflections From A Neophenomenological
Perspective
Journal of the Philosophy of Sport
Vol. 46 dan Hal. 30-48 tahun 2019
Penuis : Robert Gugutzer
5
Being and feeling addicted to exercise: Reflections from a neophenomenological perspective:
Journal of the Philosophy of Sport: Vol 46, No 1 (tandfonline.com)
• Latar Belakang
• Di zaman kita, orang sering menemukan diri mereka dihadapkan dengan harapan masyarakat bahwa mereka
secara bertanggung jawab menjaga kesehatan mereka sendiri. Selain makan sehat, ini terutama mencakup
latihan fisik yang cukup. Jadi, mereka yang berolahraga secara teratur melakukan segalanya dengan benar
dalam hal ini; dan jika seseorang melakukan banyak olahraga, ia melakukan banyak hal dengan benar.
Namun, jika seseorang melakukan banyak olahraga (tanpa menjadi atlet profesional) atau berolahraga secara
berlebihan, ada sesuatu yang salah.
• Tujuan
• Tujuan pertama artikel ini adalah untuk menunjukkan bagaimana filsafat dapat memberikan kontribusi yang
berharga untuk penelitian tentang kecanduan olahraga. Tujuan kedua artikel ini adalah memperkenalkan
Fenomenologi Baru pada filosofi olahraga.
• Metode Penelitian
• Fokus ini dapat dianggap berasal dari dominasi psikologi dan kedokteran di antara bidang penelitian ini.
Makalah ini ingin berkontribusi pada prioritas tematik dan pendekatan dasar ini dengan mengambil perspektif
fenomenologis sebagai dasar, sehingga membuat embo mati dan dimensi pribadi dari kecanduan olahraga
menjadi pusat perhatian.
PERMASALAHAN
• Penelitian ilmiah tentang kecanduan olahraga telah tertarik terutama
pada penyebab mental dan fisik serta konsekuensi dari perilaku
pecandu olahraga. Apakah doping dianggap sebagai kecanduan dari
perspektif moral-filosofis (yang dia tolak), dan Aggerholm dan Larsen
(2018), yang memperkirakan bahwa potensi kecanduan 'kebugaran'
dapat ditemukan di antara kelebihan ('Dionysian') dan ('Apollonian').
PEMBAHASAN
• Menurut psikologi dan kedokteran, kecanduan olahraga adalah kecanduan perilaku yang
dapat didiagnosis dengan menggunakan kriteria umum untuk kecanduan berbasis zat.
Oleh karena itu, seseorang dianggap kecanduan olahraga jika memenuhi setidaknya salah
satu dari tiga kriteria berikut:
1. perkembangan toleransi (peningkatan dosis),
2. gejala penarikan (fisik dan mental),
3. efek niat (lebih atau aktivitas olahraga yang lebih lama dari yang dimaksudkan),
4. kehilangan kendali (keharusan untuk berolahraga),
5. upaya yang tinggi (waktu, pikiran, uang),
6. kontinuitas (aktivitas olahraga terus menerus bahkan ketika tidak sehat atau terluka),
7. konflik sosial ( di rumah, di tempat kerja, dengan teman-teman) (vgl. Hausenblas dan
Downs 2002: 113; Kerr, Lindner, dan Blaydon 2007: 7–8).
PEMBAHASAN (Lanjutan)
• Haus adalah pola dasar dari semua kecanduan, misalnya kecanduan seks atau kecanduan
zat; bahkan secara etimologis, 'addiction' dan 'suction' tampaknya berjalan beriringan.
Secara khusus, kecanduan adalah penyerahan ritme yang terkandung pada ketelanjangan,
keparahan absolut, dan kesederhanaan intensitas yang terkandung. Tubuh yang merasa
menderita karena kecanduan tidak lagi “berayun”, tidak memiliki keseimbangan, yaitu
pengaturan diri dari impuls yang terjadi bersamaan; kecanduan membuat tubuh merasa
tenggelam ke dalam jurang intensitas tak berbentuk [gestaltlose Intensität]. Pola dasar dari
tenggelamnya seperti itu adalah hisap, dan dari hisapan, sifat dari semua kecanduan dapat
disimpulkan [. . .]. (Schmitz 1965: 238; penekanan pada aslinya)
KESIMPULAN
• Fenomenologi adalah membuat kehidupan aktual mereka dapat dipahami oleh manusia, yaitu untuk membuat
pengalaman hidup spontan dapat diakses kembali dalam kontemplasi berkelanjutan setelah membersihkan
ide-ide artifisial yang digambarkan sebelumnya dalam sejarah. Pengalaman hidup spontan adalah segala
sesuatu yang terjadi pada manusia secara terasa, tanpa sengaja mereka bangun '.
• Keterlibatan afektif adalah poros dan poros dari mana Fenomenologi Baru mencoba mengeksplorasi secara
filosofis kekayaan pengalaman hidup manusia. Untuk mencapai karakterisasi yang lebih tepat dari tubuh yang
dirasakan, Schmitz mengembangkan sistem kategori yang menjelaskan bahwa 'tubuh yang dirasakan'
mengacu pada struktur spasial-dinamis dan bukan pada substansi.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Universiti pendidikan sultan idris sekolah n masy
Universiti pendidikan sultan idris sekolah n masyUniversiti pendidikan sultan idris sekolah n masy
Universiti pendidikan sultan idris sekolah n masy
Noorainuriza Ismail
 
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
Stephanie Unsil
 

What's hot (20)

Problematika sejarah
Problematika sejarahProblematika sejarah
Problematika sejarah
 
Karakteristik pembelajran IPS di Sd kelas tinggi Risa Zakiatul H. ^_^
Karakteristik pembelajran IPS di Sd kelas tinggi Risa Zakiatul H. ^_^Karakteristik pembelajran IPS di Sd kelas tinggi Risa Zakiatul H. ^_^
Karakteristik pembelajran IPS di Sd kelas tinggi Risa Zakiatul H. ^_^
 
Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru
Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial GuruUsaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru
Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru
 
Full assignment
Full assignmentFull assignment
Full assignment
 
Kajian ips 1_fix
Kajian ips 1_fixKajian ips 1_fix
Kajian ips 1_fix
 
Universiti pendidikan sultan idris sekolah n masy
Universiti pendidikan sultan idris sekolah n masyUniversiti pendidikan sultan idris sekolah n masy
Universiti pendidikan sultan idris sekolah n masy
 
Isu sains sem3
Isu sains   sem3Isu sains   sem3
Isu sains sem3
 
Isu dalam gaya pengajaran penulisan ilmiah
Isu dalam gaya pengajaran   penulisan ilmiahIsu dalam gaya pengajaran   penulisan ilmiah
Isu dalam gaya pengajaran penulisan ilmiah
 
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
 
Review jurnal 2
Review jurnal 2Review jurnal 2
Review jurnal 2
 
15 konsep kepelbagaian pelajar
15 konsep kepelbagaian pelajar15 konsep kepelbagaian pelajar
15 konsep kepelbagaian pelajar
 
Usaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswa
Usaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswaUsaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswa
Usaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswa
 
Perspektif Sistem Pendidikan menurut Faktor Pendukung
Perspektif Sistem Pendidikan menurut Faktor PendukungPerspektif Sistem Pendidikan menurut Faktor Pendukung
Perspektif Sistem Pendidikan menurut Faktor Pendukung
 
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Assignment edu 2
Assignment edu 2Assignment edu 2
Assignment edu 2
 
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
 
Pembelajaran, Tanggung Jawab, & Profesionalisme: Sebuah Rekomendasi Kebijakan...
Pembelajaran, Tanggung Jawab, & Profesionalisme: Sebuah Rekomendasi Kebijakan...Pembelajaran, Tanggung Jawab, & Profesionalisme: Sebuah Rekomendasi Kebijakan...
Pembelajaran, Tanggung Jawab, & Profesionalisme: Sebuah Rekomendasi Kebijakan...
 
9. Kurikulum
9.  Kurikulum9.  Kurikulum
9. Kurikulum
 
Ppp2
Ppp2Ppp2
Ppp2
 

Similar to Review journal

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
guestf6b63af
 
Tesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based LearningTesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based Learning
guestf6b63af
 
Uts landasan problematika pendidikan
Uts landasan problematika pendidikanUts landasan problematika pendidikan
Uts landasan problematika pendidikan
Feralia Eka Putri
 

Similar to Review journal (20)

087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal
087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal
087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal
 
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
 
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
 
Tesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based LearningTesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based Learning
 
Makalah jurnal 2
Makalah jurnal 2Makalah jurnal 2
Makalah jurnal 2
 
Scientific literacy
Scientific literacy Scientific literacy
Scientific literacy
 
Philosophical view of the science of sports pedagogy
Philosophical view of the science of sports pedagogyPhilosophical view of the science of sports pedagogy
Philosophical view of the science of sports pedagogy
 
Review jurnal 1
Review jurnal 1Review jurnal 1
Review jurnal 1
 
Uts landasan problematika pendidikan
Uts landasan problematika pendidikanUts landasan problematika pendidikan
Uts landasan problematika pendidikan
 
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdfLiterasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
 
Makalah jurnal 3
Makalah jurnal 3Makalah jurnal 3
Makalah jurnal 3
 
MAKALAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET..docx
MAKALAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET..docxMAKALAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET..docx
MAKALAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET..docx
 
JURNAL SAINS 4
JURNAL SAINS 4JURNAL SAINS 4
JURNAL SAINS 4
 
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 2
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 2Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 2
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 2
 
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
 
Ptk ips kelas ii
Ptk ips kelas iiPtk ips kelas ii
Ptk ips kelas ii
 
Uas lpp
Uas lppUas lpp
Uas lpp
 
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan OlahragaJurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
 
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
 

Recently uploaded

Recently uploaded (8)

2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.pptPENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
 

Review journal

  • 1. REVIEW JOURNAL By : Galih Setyo Permata 20060484089 / 2020C Ilmu Keolahragaan Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat dan Sejarah Olahraga, yang diampu oleh : Dr. Made Pramono, SS, M.Hum.
  • 2. Pandangan Filsafat Terhadap Ilmu Keolahragaan Pada Pendidikan Zaman Now Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga Vol. 3, No. 2 dan Hlm. 9-16 Tahun 2020 Penulis : Elsa Ariestika, I Putu Agus Dharma Hita, dan Septadi Hanif Pambayu 1 https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal/article/view/3682
  • 3. • Latar Belakang Ilmu keolahragaan hingga dewasa ini telah menunjukkan adanya perkembangan, walaupun relatif lamban dan belum maju seperti yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dengan makin banyaknya buku-buku, pertemuan ilmiah seperti seminar dalam bidang ilmu keolahragaan, tumbuhnya organisasi atau asosiasi disiplin dan munculnya program studi baru dalam bidang ilmu keolahragaan. Ilmu pengetahuan merupakan bagian paling utama dalam kehidupan manusia untuk mencapai suatu keberhasilan yang akan menjadi landasan, sebagaimana mestinya ilmu akan berguna disepanjang hayat. Dalam proses kehidupan sehari-hari aktivitas belajar, memahami, mengkritisi telah terbiasa dilakukan sehingga nantinya akan menuntun seseorang untuk latihan berpikir secara logis dan ilmiah. Sehingga dibutuhkan filsafat ilmu untuk wawasan secara luas dan spesifik dalam berpikir, karena dengan cara berpikirlah manusia dapat berfilsafat dari sesuatu hasil yang direfleksikan. • Tujuan Jurnal tersebut bertujuan untuk memahami konsep dasar filsafat ilmu olahraga pada pendidikan saat ini. • Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode studi literatur. Data yang dikumpulkan menggunakan studi daftar pustaka yang berasal dari penelitian-penelitian sebelumnya, buku, dan juga kumpulan artikel yang bersumber dari jurnal ilmiah. Hasil penelitian studi literatur ini menunjukkan bahwa banyak manfaat mengenai pertimbangan berdasar landasan dan teori-teori yang telah dikemukakan bahwa asas belajar dalam melalui pandangan filsafat ilmu olahraga untuk pendidikan zaman now. Maka secara alamiah, manusia memiliki sifat sosial dan mau bekerja sama.
  • 4. PERMASALAHAN Permasalahan dan kondisi pendidikan saat ini khususnya bidang ilmu keolahragaan merupakan satu kesatuan konteks yang berhubungan dengan pendidikan yang menjadi hal utama pada aktivitas dalam bermsayarakat. Masalah yang sering muncul dalam pendidikan di Indonesia yang membuat tidak meratanya kesempatan pemerataan pendidikan disebabkan kualitas guru di kota jauh lebih baik dibanding dengan di desa faktor utama ini terjadi karena gaji guru yang tidak sama rata.
  • 5. PEMBAHASAN • Pendidikan di Indonesia saat ini masih banyak problem yang tidak kunjung usai seperti di daerah tertinggal dan juga di perkotaan menjadikan pernyataan bahwa mahalnya biaya pendidikan menjadi sulit bagi masyarakat yang kehidupannya berkecukupan dan juga kehidupan yang kurang mampu, kemudian kurangnya fasilitas yang memadai didaerah-daerah terpencil misalnya bangunan yang sudah mau rubuh, bangku dan meja sudah keropos dan tidak layak digunakan, dan lain sebagainya, masalah yang sering muncul dalam pendidikan di Indonesia yang membuat tidak meratanya kesempatan pemerataan pendidikan disebabkan kualitas guru di kota jauh lebih baik dibandingan didesa faktor utama ini terjadi karena gaji guru yang tidak sama rata (Anies R. Basedan, 2014). • Dalam problem keilmuan ini banyak faktor yang mempengaruhi pendidikan zaman now seperti minimnya pandangan kritis tentang peserta didik dan kurikulum, menjelaskan landasan teori filsafat ilmu hingga ke filsafat pendidikan yang bahwasanya filsafat dan pendidikan saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, menafsirkan hubungan filsafat dan pendidikan.
  • 6. PEMBAHASAN (Lanjutan) • Cabang-cabang filsafat dibagi menjadi dua bagian besar yang terdiri dari materi ajar tentang alat, dan yang memuat isi atau bahan-bahan tentang informasi. Cabang filsafat tentang materi alat adalah logika, termasuk terdapat metodologi di dalamnya. Sedangkan cabang filsafat tentang isi yaitu, Metafisika, Epistemologi, Biologi Kefilsafatan, Psikologi Kefilsafatan, Antropologi Kefilsafatan, Sosiologi Kefilsafatan, Etika, Estetika, Filsafat Agama (Louis, 2013). Syarat dalam ilmu pengetahuan tentang filsafat olahraga diantaranya adalah objek material dan objek formal, sebagaimana halnya filsafat ilmu dengan bidang-bidang lainnya (Yunanilah, 2015). • Filsafat pendidikan memiliki sifat spekulatif dan analitik, yang artinya dapat membangun teori tentang hakikat manusia dari kajian teori dalam pendidikan dari hasil penelitian dan penelitian ilmu prilaku. Filsafat pendidikan yang bersifat preskriptif memiliki makna bahwa filsafat pendidikan mengkhususkan tujuan, bahwa pendidikan sebaiknya mengikuti tujuan-tujuan tersebut dan cara yang umum harus digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.Filsafat pendidikan bersifat analitik memiliki makna bahwa filsafat pendidikan menjelaskan pernyataan-pernyataan spekulatif dan preskriptif, menguji secara rasional melalui ide-ide pendidikan, baik dalam hal konsistensi dengan ide-ide yang lain maupun dengan cara-cara yang berkaitan dengan adanya ketidak sempurnaan dalam pemikiran. Konsep-konsep pendidikan diuji dengan kritis, dan dikaji juga apakah konsep-konsep tersebut memadai atau tidak, ketika berhadapan dengan fakta yang sebenarnya. Filsafat pendidikan berusaha menjelaskan banyak makna yang berbeda yang berhubungan dengan berbagai istilah-istilah sehingga banyak digunakan dalam pendidikan seperti kebebasan, penyesuaian, pertumbuhan, pengalaman dan pengetahuan.Hal tersebut akan selalu bersifat hakiki, maka filsafat tentang pendidikan akan diperiksa secara kajian dengan cabang filsafat yang bernama Ontologi, sebab landasan dalam filsafat pendidikan adalah ontologi dan memerlukan pula landasan epistomologi dan aksiologi.
  • 7. KESIMPULAN • Filsafat Ilmu Olahraga merupakan dasar dan nilai yang sifatnya adalah harus sedangkan praktik pendidikan berusaha mengimplementasikan dasar-dasar tersebut, tetapi juga memberi masukan dari realita terhadap pemikiran yang idealis dalam pendidikan dan manusia. Jadi, ada hubungan timbal balik di antara keduanya, Sehingga Filsafat Ilmu Olahraga dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, karena filsafat Ilmu Olahraga mengandung bagian yang seharusnya dilaksanakan di dalam praktik pendidikan. ejalan dengan itu, kegiatan belajar harus menekankan kerjasama serta meminimalkan daya saing demi masa depan. Sehingga setiap manusia dapat mewujudkan diri untuk tidak meninggalkan landasan teori yang telah diterapkan pada filsafat, maka seorang individu secara intrinsik memiliki persaingan dari dalam diri dalam arti harus melawan diri sendiri, serta memiliki motivasi untuk perkembangan-perkembangan pendidikan di masa yang akan datang. Dengan demikian, kebenaran terlalu rumit untuk dianalisis hanya oleh satu jalan pemikiran dan perlu disadari bahwa meskipun ilmu benar memberikan kebenaran, namun kebenaran keilmuan bukanlah satu-satunya kebenaran yang ada dalam hidup.
  • 8. Pandangan Filsafat Terhadap Ilmu Pedagogi Olahraga Edu Sportivo - Indonesian Journal of Physical Education Vol. 1 No. 2 dan Hlm. 66-75 Tahun 2020 Penulis : I Putu Agus Dharma Hita 2 Pandangan filsafat terhadap ilmu pedagogi olahraga | Edu Sportivo: Indonesian Journal of Physical Education (uir.ac.id)
  • 9. • Latar Belakang Pendidikan dalam olahraga harus diberikan sejak dini pada anak seperti pendidikan formal di sekolah. Dalam proses pendidikan, tidak akan terlepas dari peran seorang guru di kelas. Peran guru merupakan penerapan dari ilmu pedagogi. pembelajaran di kelas (Hiryanto, 2017). Guru sebagai tenaga profesional bertugas merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian, membantu pengembangan dan pengembangan program sekolah serta mengembangkan profesionalitasnya. Ilmu pedagogi olahraga sangat penting dimiliki oleh seorang guru dalam proses pembelajaran di kelas. Melalui penerapan ilmu pedagogi olahraga saat proses pembelajaran, guru secara tidak langsung akan mendidik siswa melalui kegiatan pembelajaran tersebut (Danardono, 2015). Oleh sebab itu, peran guru sangatlah penting dalam penyampaian materi agar siswa lebih mudah mengerti dalam menerima materi yang diberikan oleh guru. • Tujuan Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru sehingga dalam suatu proses pembelajaran guru mampu untuk menciptakan suatu pembelajaran yang baik, strategi dan gaya mengajar yang tepat, serta pengetahuan dan pengalaman yang maksimal. • Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode studi literatur. Data dikumpulkan dengan metode studi pustaka yang berasal dari penelitian-penelitian sebelumnya, buku, serta kumpulan artikel-artikel yang bersumber dari jurnal-jurnal ilmiah.
  • 10. PERMASALAHAN • Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran antara lain adalah metode yang digunakan kurang bervariasi, guru jarang dalam menggunakan media atau alat peraga dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mempermudah menyampaikan materi, keterampilan guru dalam mengajar masih kurang, masih ada guru yang menghukum siswa karna tidak membuat tugas dengan cara berdiri di depan kelas, guru masih berpedoman dengan buku paket dalam proses pembelajaran, siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran, dan penyusunan tempat duduk masih permanen atau tidak berubah-ubah
  • 11. PEMBAHASAN • Pedagogi olahraga adalah suatu ilmu yang merupakan bagian dari ilmu keolahragaan, sebagai bagian dari ilmu keolahragaan, pedagogi olahraga merupakan gabungan antara ilmu pendidikan dan ilmu keolahragaan. Sedangkan, sumber lain mengatakan bahwa pedagogik adalah suatu teori yang dilakukan secara teliti, kritis, dan objektif dalam mengembangkan konsep-konsepnya yang berkaitan dengan hakekat manusia, anak, tujuan pendidikan, dan hakekat proses pendidikan (Hendriani, Nuryani, & Ibrahim, 2018). Artinya, pedagogi olahraga adalah sebuah bidang ilmu yang mempelajari pendidikan melalui olahraga atau aktifitas fisik. Pedagogi olahraga merupakan bagian dari ilmu keolahragaan yang masih sangat muda di Indonesia, dimana melalui pedagogi olahraga diharapkan dapat berpotensi untuk mengintegrasikan subdisiplin dalam ilmu keolahragaan. • Strategi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sangat penting untuk diterapkan, berbagai metode sudah dilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Terdapat beberapa jenis-jenis teknik pengawasan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa yaitu seperti berdiri di pinggir lapangan, mendekati siswa, mengingat nama, pengawasan melekat, mengabaian kasus tertentu, secara terpadu, dan modeling (Sarwono, 2014).
  • 12. PEMBAHASAN (Lanjutan) • Belajar merupakan suatu proses usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku tertentu yang dilakukan secara sadar dan diamati secara langsung maupun tidak langsung. Dalam suatu proses pembelajaran, guru harus mampu mengelola kelas agar dapat berjalan dengan maksimal dan terkendali, selain itu siswa diharapkan dapat mengikuti proses pembelajaran yang diberikan oleh guru. Banyak metode-metode yang bisa dilakukan oleh seorang guru, salah satunya adalah dengan cara memberikan model-model pembelajaran yang dapat merangsang siswa agar lebih fokus dan aktif dalam suatu proses pembelajaran, beberapa model-model permbelajaran tersebut antara lain adalah model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran penemuan (Suprihatiningrum, 2016).
  • 13. KESIMPULAN • Guru harus mampu menguasai materi pembelajaran yang luas, cara penerapan di kelas dalam menggunakan metode-metode yang tepat, serta mampu mengelola kelas agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal. Kemampuan dalam menguasai suatu materi pembelajaran harus diimbangi dengan kemampuan dalam bagaimana cara seorang guru untuk menyampaikan materi pembelajaran tersebut agar peserta didik mampu menerima materi yang diajarkan. Jadi antara penguasaan materi pembelajaran dan penerapan metode-metode dalam pembelajaran harus seimbang dalam proses pembelajaran tersebut. Semua metode, media, referensi, dan sebagainya tidak akan berarti apabila seorang guru tidak mampu dalam memerankan tugasnya dengan baik
  • 14. Parkour: Playing The Modern, Accelerated City Journal Of The Philosophy Of Sport Vol. 48 dan Hlm. 1-15 tahun 2020 Penulis : Signe Højbjerre Larsen 3 https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/00948705.2020.1834862
  • 15. • Latar Belakang Parkour telah ditafsirkan sebagai manifestasi fisik dari strategi untuk bertahan hidup kehidupan perkotaan kontemporer yang disajikan oleh filsuf seperti Henri Lefebvre (1995), Michel De Certeau (1984) serta Deleuze dan Guattari (1987). Dalam kebanyakan studi, perlawanan terhadap keterasingan di ruang kota kapitalis telah dikaitkan dengan gerakan cepat dan transversal para praktisi. Seperti yang dikatakan Geyh (2006): 'Parkour tampaknya menelusuri jalur keinginan. . . (...). . .. Yang bergerak di sepanjang 'garis terbang' Deleuzian, jalan potensial untuk melarikan diri dari kekuatan lurik dan represi '(8). Dia menggambarkan bagaimana para praktisi mendorong tubuh mereka ke atas atau melalui lapisan ruang kota dan bagaimana parkour dalam proses ini menjadi: '"seni perpindahan," menyesuaikan ruang kota dengan cara yang mengganggu logika pengendalian mereka dan bahkan menyatakan kemungkinan ruang keinginan yang halus '(Geyh 2006, 8). • Tujuan Tujuan artikel ini adalah untuk menyatakan bahwa berlatih parkour dapat dipahami sebagai cara untuk menangkap kembali momen- momen pengalaman manusia yang tidak terealisasi di ruang kota. • Metode Penelitian Artikel ini mengacu pada data empiris yang dikumpulkan melalui studi lapangan etnografi selama empat tahun (2011-2015) serta pengamatan partisipan dan wawancara informal dilengkapi dengan wawancara semi-terstruktur. Jurnal ini mengacu pada teori Hartmut Rosa tentang keterasingan yang disebabkan secara temporer (2005, 2010) dan kedua pada studi fenomenologis Edward Casey tentang tempat dan ruang (1996). • Permasalahan Masalahnya adalah bahwa sumbu resonansi selalu terbentuk dalam konteks sosial dan historis tertentu, dan konteks ini dapat mengaktifkan atau menghalangi akses ke sumbu kehidupan yang dinamis. Jika kita tidak memiliki akses ke sumbu resonansi yang hidup, maka kita mengalami keterasingan.
  • 16. PERMASALAHAN • Masalahnya adalah bahwa sumbu resonansi selalu terbentuk dalam konteks sosial dan historis tertentu, dan konteks ini dapat mengaktifkan atau menghalangi akses ke sumbu kehidupan yang dinamis. Jika kita tidak memiliki akses ke sumbu resonansi yang hidup, maka kita mengalami keterasingan.
  • 17. PEMBAHASAN • Praktik parkour secara fisik adalah tentang menemukan cara baru untuk bergerak melalui ruang kota.ini. Praktisi parkour mendorong, menarik, dan melompati rintangan untuk mengeksplorasi stabilitasnya, menyentuh dan melihat permukaan untuk mengevaluasi kekasarannya, dan bergerak untuk merasakan ruang antara rintangan dan spasialitas di setiap tempat. Dan mereka sering berbicara tentang sensasi gerakan mereka dan objek material (Larsen 2016, 9). • Hartmut Rosa. Pada tahun 2005, dia menghubungkan konsep keterasingan dengan percepatan. Konsep Rosa tentang keterasingan tidak didasarkan pada konsepsi esensialis tentang hakikatmanusia atau esensi. Apa yang membuat kita terasing di akhir kehidupan modern bukanlah makhluk batin yang tidak dapat berubah, tetapi kemampuan kita untuk menyesuaikan diri dengan dunia (Rosa 2010, 98). Tujuannya lebih jauh lagi bukan untuk membangun visi tentang kehidupan yang sama sekali tidak terasing, tetapi hanya untuk menangkap kembali momen-momen pengalaman manusia yang tidak terasing (Rosa 2010, 9).
  • 18. PEMBAHASAN (Lanjutan) • Dalam tataran normatif, resonansi merupakan elemen yang melekat dalam kehidupan yang baik. Resonansi dicirikan oleh empat kualitas penting: 1) Kasih sayang. Kita mengalami kasih sayang ketika kita merasa benar-benar tersentuh atau tergerak oleh seseorang atau sesuatu yang kita temui. Ia memiliki unsur emosional, tetapi juga unsur kognitif dan tubuh. 2) Emosi. Kami mengalami emosi ketika kami merasa kami menjawab dan bereaksi terhadap dunia dengan tubuh dan pikiran kami. Dua kualitas penting ini menegaskan bahwa kita tidak hanya disentuh dan digerakkan (af←fection), tetapi juga mampu menyentuh dan menggerakkan seseorang atau sesuatu yang lain (e→motion). 3) Transformasi. Dalam disentuh dan dipengaruhi, dan dengan bereaksi serta menjawab dunia, kita mengubah diri kita sendiri. 4) Tidak dapat diaksesnya dan sulit dipahami.
  • 19. KESIMPULAN • Parkour adalah praktik bermain yang didorong oleh pengalaman momen-momen yang terulang kembali dari pengalaman manusia yang tidak terasing dengan ruang dan waktu dalam masyarakat modern akhir. Ini adalah contoh bagus yang membuktikan bahwa manusia dapat mengubah, untuk sesaat, lingkungan yang paling terasing, menjadi tempat bermain. • Parkour dicirikan oleh cara merasakan yang berbeda di dalam dan di sekitar ruang dan melampirkan kasih sayang, emosi, dan cerita yang positif ke lingkungan sehari-hari. Rosa menawarkan latar belakang dan konsep penting untuk memahami aspek spasiotemporal dan pentingnya praktik tubuh dalam parkour. Dalam latihan bermain, para praktisi bergerak ke dalam dan melalui ruang kota, tetapi mereka juga digerakkan oleh ruang kota. Mereka merasakan tubuh mereka serta ruang kota sebagai transformatif, yang merupakan aspek penting dalam mengalami resonansi.
  • 20. Persepsi Atlet Futsal Putra Universitas Teknokrat Indonesia Terhadap Hipnoterapi Dalam Meningkatkan Konsentrasi Saat Bertanding Jurnal Penjaskesrek Vol. 7, No. 2 Hlm. 274-285 Tahun 2020 Penulis : Rachmi Marsheilla Aguss Dan Rizki Yuliandra 4 https://www.google.com/search?safe=strict&ei=kKVSYJvYL5T69QOKgY74BA&q=jurnal +hipnoterapi+dalam+olahraga&oq=jurnal+hipnoterapi+DALAM+OLAH&gs_lcp=Cgdnd3 Mtd2l6EAMYADIFCCEQoAE6BwgAEEcQsAM6AggAOgYIABAWEB46BQgAEJECOgU IABCxAzoICAAQsQMQgwE6BAgAEAo6CAgAEBYQChAeOgQIABATOggIABAWEB4Q EzoECCEQFVDZH1iFjAFg25IBaANwAngAgAHeBYgBgBeSAQgzNS4xLjYtMZgBAKAB AaoBB2d3cy13aXrIAQjAAQE&sclient=gws-wiz#
  • 21. • Latar Belakang Olahraga merupakan alat pemersatu bangsa yang dapat membentuk karakter individu ataupun kolektif, serta mendinamiskan sektor-sektor pembangunan lainnya merupakan potensi yang dimiliki olahraga. Sebab olahraga memiliki fungsi membangun spirit kebangsaan. Fisik dan mental sangat diperlukan untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam melakukan pembinaan atlet. Terdapat beberapa komponen dalam meraih prestasi. Komponen tersebut diantaranya fisik, teknik, taktik, dan mental (Maliki, Hadi & Royana, 2017). Banyak atlet cenderung merasa baik-baik saja ketika latihan, baik ketika dalam menjalani kehidupan sehari-hari saat di lapangan. Tetapi tidak pada saat pertandingan ketika berada di dalam lapangan. Banyak faktor yang mempengaruhi konsentrasi atlet saat bertanding, terutama pada faktor psikologis, yaitu pada aspek mental lebih dominan berpengaruh dibandingkan dengan aspek lainnya. Untuk menampilkan performa terbaik, maka faktor yang paling penting adalah konsentrasi. Meningkatkan konsentrasi/fokus, atlet pun seorang manusia yang memiliki beragam kondisi di luar arena olahraga. Performa bisa saja menurun akibat suatu hal yang sangat mengganggu konsentrasi mereka. Konsentrasi sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan atlet dalam menjalani proses latihan dan kompetisi. Di dalam sebuah pertandingan, sangat penting untuk mempertahankan konsentrasi. Karena satu kesalahan kecil pun akan mengakibatkan hasil yang buruk. Sehingga atlet harus dapat memperbaikinya atau mengoreksi kesalahan dalam penampilannya • Tujuan Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui persepsi atlet futsal putra Universitas Teknokrat Indonesia terhadap hipnoterapi dalam meningkatkan konsentrasi saat bertanding. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi pembinaan dan pelatihan futsal. Bagi atlet agar dapat lebih memahami seberapa persepsi atlet futsal Indonesia terhadap hipnoterapi dalam meningkatkan konsentrasi saat bertanding sehingga memiliki upaya agar selalu melakukan latihan atau terapi yang dapat meningkatkan konsentrasi menjadi lebih baik. Bagi pelatih agar memberikan gambaran betapa pentingnya dalam menjaga konsentrasi melalui hipnoterapi. • Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode survey dan instrument yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa angket. Hasil penelitian pada indikator memahami definisi hipnoterapi rata-rata atlet dinilai cukup memahami definisi hipnoterapi. Indikator kedua menunjukkan bahwa hipnoterapi menjadikan lebih efektif dalam mengelola konsentrasi atlet. Sedangkan pada indikator ketiga menunjukkan bahwa hipnoterapi cukup baik untuk dapat meningkatkan potensi pada atlet. Keduanya diperoleh atas sifat pernyataan positif dan negatif.
  • 22. PERMASALAHAN • Bagaimana persepsi atlet futsal putra Universitas Teknokrat Indonesia terhadap hipnoterapi dalam meningkatkan konsentrasi saat bertanding.
  • 23. PEMBAHASAN • Futsal merupakan olahraga yang menuntut para pemainnya untuk memiliki kondisi fisik yang sangat baik, hal ini dikarenakan intensistas gerak yang sangat tinggi dalam permainanya (didi, 2020). Tujuan permainan futsal sama dengan permainan sepak bola, yaitu memasukkan bola sebanyak-banyaknya kegawang lawan. Lapangan futsal dibatasi dengan garis. • Metode hipnoterapi adalah suatu metode hypnosis yang telah digunakan selama beberapa ratus tahun, bahkan saat ini metode dan teknik baru hipnotisme telah dikembangkan dinegara-negara maju untuk membantu manusia mengatasi berbagai masalah mental, emosional dan fisik tak terkecuali dalam bidang olahraga. Peter et al (2015) Hipnosis terpacu karna adanya hipnoterapi. Hipnoterapi terdapat unsur hipnosis yang merupakan teknik dalam melakukan terapi. Hipnosis merupakan unsur yang sangat penting dan banyak digunakan yang ada didalam hipnoterapi. Sugesti akan mengubah pengalaman subjektif, mengubah persepsi, sensasi, emosi, pikiran maupun prilaku yang disajikan didalam bagian hipnosis.
  • 24. PEMBAHASAN (Lanjutan) • Hipnosis adalah suatu keadaan fokus, tenang dan rileks sehingga dapat mencerna informasi atau sugesti yang masuk ke dalam pikiran. Jadi, dalam kondisi apa pun, kapanpun dan dimanapun ketika pikiran fokus, rileks, maka saat itu lah terjadi kondisi hipnosis (Sugara, 2013:1). Lima kategori masalah yang sering terjadi pada anak, yaitu pola kebiasaan, perasaan takut, perilaku, prestasi dan citra diri (Andi W Gunawan, 2013:5). Jenis hipnosis sendiri terbagi menjadi lima yaitu stage hypnosis, clinical hypnosis, anodyne awareness, forensic hypnosis, dan metaphysical hypnosis. Dalam teori tentang alam pikiran manusia (Soh, 2014:15) untuk lebih memahami proses yang terjadi dalam pikiran seseorang ketika berada dalam kondisi terhipnotis, akan dimulai dari model pendekatan alam pikiran sadar manusia. Berdasarkan tingkat kesadaran, pikiran manusia bisa dibagi menjadi 4 bagian, yaitu pikiran sadar (conscious mind), filter mental (critical factor), pikiran bawah sadar (subconscious mind), dan pikiran tak sadar (unconscious mind).
  • 25. Kesimpulan • Bahwa Lima kategori masalah yang sering terjadi pada anak, yaitu pola kebiasaan, perasaan takut, perilaku, prestasi dan citra diri (Andi W Gunawan, 2013:5). Jenis hipnosis sendiri terbagi menjadi lima yaitu stage hypnosis, clinical hypnosis, anodyne awareness, forensic hypnosis, dan metaphysical hypnosis. Persepsi atlet futsal putra Universitas Teknokrat Indonesia terhadap hipnoterapi dalam meningkatkan konsentrasi mendapatkan penilaian yang positif dihitung dengan menggunakan tiga indikator. Ketiga indikator tersebut tentang memahami definisi hipnoterapi, hipnoterapi menjadikan lebih efektif, dan hipnoterapi dapat meningkatkan potensi pada atlet, terbukti bahwa data yang dihasilkan mayoritas atlet merasa bahwa hipnoterapi sangat efektif dalam meningkatkan konsentrasi saat bertanding. Kehilangan konsentrasi saat bertanding merupakan sesuatu yang wajar yang di alami oleh atlet, tetapi metode apa yang diberikan pada atlet harus tepat agar dapat memberi solusi atlet dalam menghilangkan rasa tidak fokus tersebut. Dalam bermain futsal atau pertandingan futsal, konsentrasi merupakan salah satu aspek yang paling penting. Sangat dibutuhkan konsentrasi yang tinggi saat betanding terutama pada saat ingin melakukan shooting atau mencetak gol ke gawang lawan.
  • 26. Being And Feeling Addicted To Exercise: Reflections From A Neophenomenological Perspective Journal of the Philosophy of Sport Vol. 46 dan Hal. 30-48 tahun 2019 Penuis : Robert Gugutzer 5 Being and feeling addicted to exercise: Reflections from a neophenomenological perspective: Journal of the Philosophy of Sport: Vol 46, No 1 (tandfonline.com)
  • 27. • Latar Belakang • Di zaman kita, orang sering menemukan diri mereka dihadapkan dengan harapan masyarakat bahwa mereka secara bertanggung jawab menjaga kesehatan mereka sendiri. Selain makan sehat, ini terutama mencakup latihan fisik yang cukup. Jadi, mereka yang berolahraga secara teratur melakukan segalanya dengan benar dalam hal ini; dan jika seseorang melakukan banyak olahraga, ia melakukan banyak hal dengan benar. Namun, jika seseorang melakukan banyak olahraga (tanpa menjadi atlet profesional) atau berolahraga secara berlebihan, ada sesuatu yang salah. • Tujuan • Tujuan pertama artikel ini adalah untuk menunjukkan bagaimana filsafat dapat memberikan kontribusi yang berharga untuk penelitian tentang kecanduan olahraga. Tujuan kedua artikel ini adalah memperkenalkan Fenomenologi Baru pada filosofi olahraga. • Metode Penelitian • Fokus ini dapat dianggap berasal dari dominasi psikologi dan kedokteran di antara bidang penelitian ini. Makalah ini ingin berkontribusi pada prioritas tematik dan pendekatan dasar ini dengan mengambil perspektif fenomenologis sebagai dasar, sehingga membuat embo mati dan dimensi pribadi dari kecanduan olahraga menjadi pusat perhatian.
  • 28. PERMASALAHAN • Penelitian ilmiah tentang kecanduan olahraga telah tertarik terutama pada penyebab mental dan fisik serta konsekuensi dari perilaku pecandu olahraga. Apakah doping dianggap sebagai kecanduan dari perspektif moral-filosofis (yang dia tolak), dan Aggerholm dan Larsen (2018), yang memperkirakan bahwa potensi kecanduan 'kebugaran' dapat ditemukan di antara kelebihan ('Dionysian') dan ('Apollonian').
  • 29. PEMBAHASAN • Menurut psikologi dan kedokteran, kecanduan olahraga adalah kecanduan perilaku yang dapat didiagnosis dengan menggunakan kriteria umum untuk kecanduan berbasis zat. Oleh karena itu, seseorang dianggap kecanduan olahraga jika memenuhi setidaknya salah satu dari tiga kriteria berikut: 1. perkembangan toleransi (peningkatan dosis), 2. gejala penarikan (fisik dan mental), 3. efek niat (lebih atau aktivitas olahraga yang lebih lama dari yang dimaksudkan), 4. kehilangan kendali (keharusan untuk berolahraga), 5. upaya yang tinggi (waktu, pikiran, uang), 6. kontinuitas (aktivitas olahraga terus menerus bahkan ketika tidak sehat atau terluka), 7. konflik sosial ( di rumah, di tempat kerja, dengan teman-teman) (vgl. Hausenblas dan Downs 2002: 113; Kerr, Lindner, dan Blaydon 2007: 7–8).
  • 30. PEMBAHASAN (Lanjutan) • Haus adalah pola dasar dari semua kecanduan, misalnya kecanduan seks atau kecanduan zat; bahkan secara etimologis, 'addiction' dan 'suction' tampaknya berjalan beriringan. Secara khusus, kecanduan adalah penyerahan ritme yang terkandung pada ketelanjangan, keparahan absolut, dan kesederhanaan intensitas yang terkandung. Tubuh yang merasa menderita karena kecanduan tidak lagi “berayun”, tidak memiliki keseimbangan, yaitu pengaturan diri dari impuls yang terjadi bersamaan; kecanduan membuat tubuh merasa tenggelam ke dalam jurang intensitas tak berbentuk [gestaltlose Intensität]. Pola dasar dari tenggelamnya seperti itu adalah hisap, dan dari hisapan, sifat dari semua kecanduan dapat disimpulkan [. . .]. (Schmitz 1965: 238; penekanan pada aslinya)
  • 31. KESIMPULAN • Fenomenologi adalah membuat kehidupan aktual mereka dapat dipahami oleh manusia, yaitu untuk membuat pengalaman hidup spontan dapat diakses kembali dalam kontemplasi berkelanjutan setelah membersihkan ide-ide artifisial yang digambarkan sebelumnya dalam sejarah. Pengalaman hidup spontan adalah segala sesuatu yang terjadi pada manusia secara terasa, tanpa sengaja mereka bangun '. • Keterlibatan afektif adalah poros dan poros dari mana Fenomenologi Baru mencoba mengeksplorasi secara filosofis kekayaan pengalaman hidup manusia. Untuk mencapai karakterisasi yang lebih tepat dari tubuh yang dirasakan, Schmitz mengembangkan sistem kategori yang menjelaskan bahwa 'tubuh yang dirasakan' mengacu pada struktur spasial-dinamis dan bukan pada substansi.