SlideShare a Scribd company logo
FAHMA FIRDA FAHMITA
18302244022
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2018
Latar Belakang
Indonesia memiliki letak geografis dan geopolitik yang menyebabkan Indonesia menjadi
negara yang strategis, ditambah dengan kekayaan alam dan sumber daya manusia. Indonesia
masih erat kaitannya dengan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), krisis multi dimensi, krisis
akhlak dan moral, kriminalitas, dan tindak kekerasan. Dalam hal pendidikan, Indonesia masih
menjadikan pendidikan tidak sebagai suatu hal yang penting. Karena hal tersebut Indonesia
belum dapat dipandang sebagai negara yang mencerminkan negara dengan manusia
berpendidikan dan berkarakter. Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah “… agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses sosialisasi, yaitu sosialisasi nilai, pengetahuan,
sikap, dan keterampilan (Gunawan, 2000). Suatu hal dapat diubah melalui sebuah pendidikan,
yang menjadi kebutuhan dasar. Dalam pendidikan guru dianggap sebagai faktor penentu utama
dalam mendorong terjadinya perubahan, guru juga menjadi faktor utama dalam penciptaan
suasana dalam pembelajaran. Guru adalah seseorang yang berjasa dalam dunia pendidikan,
karena guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan (Nawawi). Sehingga didapatkan
bahwa makna guru adalah seseorang yang berkewajiban untuk mendidik dan memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia baik lahir maupun batin, maka kehadiran lembaga
sosial mutlak diperlukan terutama dalam rangka mengendalikan dan mengatur aktivitas-aktivitas baik individu
maupun kolektif dalam kemasyarakatan. Dalam sistem sosial, terdapat lembaga sosial yang memiliki peranan
yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dibutuhkannya lembaga sosial yang mengendalikan dan
mengatur aktivitas maka pada dunia pendidikan terdapat lembaga pendidikan dalam Undang Undang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tahun 2003 dibedakan menjadi pendidikan formal, non formal, dan informal.
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang. Pendidikan non formal adalah
jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Mengacu pada
penggolongan lembaga pendidikan tersebut, lembaga pendidikan guru dapat diklasifikasikan ke dalam
lembaga pendidikan formal jalur pendidikan tinggi. Peran lembaga pendidikan ini sangatlah penting dalam
meningkatkan mutu sumber daya manusia sehingga mampu berdaya saing.
Lembaga pendidikan guru yang berupaya menyiapkan guru haruslah mampu memberikan
internalisasi nilai kepada calon guru, menyediakan lingkungan yang kondusif dalam upaya penanaman
pendidikan serta berperan aktif dalam melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan lain. Lembaga
pendidikan guru haruslah mampu menghantarkan pemahaman siswa terhadap pendidikan di dalam kelas
maupun di luar kelas. Lembaga pendidikan guru juga dapat menanamkan budaya mengajar guru yang baik,
sehingga ilmu yang diajarkan dapat diterima peserta didik.
Budaya mengajar guru terdiri dari tiga kata yaitu budaya, mengajar, dan guru. Budaya menurut
kamus besar bahasa indonesia adalah pikiran atau akal budi manusia. Makna mengajar adalah sebuah cara
dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif dalam melakukan
kegiatan (Syah, 2002). Sehingga makna budaya mengajar adalah hasil karya atau nilai-nilai yang dihasilkan
dari proses mengajar. Budaya mengajar guru adalah gagasan, ide, atau kebiasaan dalam menyampaikan atau
transformasi pengetahuan oleh pendidik kepada peserta didik.
Didalam pengajaran guru sering dianggap gagal dalam menjadi agen perubahan karena
karakter dari guru yang sulit untuk diubah dan juga cara pengajaran yang kurang tepat. Dalam
proses belajar mengajar guru cenderung mengajar dengan metode yang monoton, artinya tidak
menggunakan metode-metode pembelajaran yang kreatif dan menarik untuk membangkitkan
semangat siswa dalam belajar di kelas. Selain itu guru dituntut untuk menjalakan tugasnya secara
profesional, dan meningkatan kualitas pendidikan di tanah air. Guru dalam melaksanaan suatu
pembelajaran dari pencapaian kompetensi kepribadian, sosial dan profesional belum menunjukkan
adanya penciptaan kondisi pembelajaran yang kreatif, efektif dan inovatif yang signifikan di dalam
kelas. Karena hal tersebut, perlu mendapatkan pembinaan dan pelatihan kompetensi guru dalam
rangka peningkatan mutu atau kualitas pendidikan.
Jumlah pendidik yang besar didalam negeri ini maka diperlukan penanganan secara sinergis
oleh semua instansi yang terkait dengan preservice education, inservice training, dan on the job
training (Suparlan, 2006:147). Para pendidik yang sudah berpengalaman perlu diberikan
kesempatan untuk mengikuti penataran yang dilaksanakan oleh lembaga inservice training yang
sudah terakreditasi. Para pendidik juga disyaratkan untuk mengikuti pendidikan profesi yang dapat
dilaksanakan oleh lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) yang juga hasrus terakreditasi
(Suparlan, 2006). Pendidik perlu untuk mengikuti penataran dan pendidikan profesi adalah upaya
untuk meningkatkan mutu pendidik dalam cara mengajar dan tenaga kependidikan, upaya tersebut
harus dilakukan dengan konsisten dan konsekuen untuk mendapatkan hasil yang maksimal, upaya
peningkatan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan harus dilaksanakan secara
terencana dan terprogram dengan sistem yang jelas.
Lembaga sosial guru pada dasarnya dituntut agar dapat mengatur aktivitas dalam dunia
pendidikan budaya mengajar guru. Peran lembaga sosial guru diperlukan guna mencetak para
guru berkarakter dan memperbaiki budaya mengajar. Tanpa adanya lembaga sosial, maka suatu
sistem tidak akan berlangsung dengan baik, karena tidak ada batas-batas wilayah norma yang
mengikatnya. Dengan adanya lembaga sosial, maka suatu sistem dapat teratur, tertib, dan sesuai
dengan norma yang mengikatnya. Tiap-tiap lembaga sosial memiliki norma yang berbeda-beda
sesuai dengan jenis lembaga sosialnya, dan mengikat pula pada lingkup masyarakat yang
memiliki hubungan dengannya. Pada dasarnya pendidikan pada lembaga pendidikan adalah
untuk mendorong peningkatan kemampuan intelektual calon guru terhadap disiplin ilmu yang
digelutinya.
Daftar Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat.
Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru. Jakarta: Bumi Aksara.
Hadari, Nawawi. 2004. Organisasi Sekolah dan Pengelolaaan Kelas sebagai
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung.
Nurina Ulfa Ulima
18302244023
Prodi Pendidikan Fisika D
FMIPA UNY
2019
 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai suatu lembaga
pendidikan guru tingkat universitas mempunyai fungsi pokok dalam rangka
mempersiapkan para calon guru yang kelak mampu melakukan tugasnya
selaku profesional pada sekolah menengah tingkat pertama (SLTP) dan
sekolah-sekolah menengah tingkat atas (SLTA)(Prof. Dr. Oemar Hamalik,
2006: 53).
 Mempersiapkan para calon guru. Dengan mempersiapkan para calon guru sebaik-
baiknya, maka sesungguhnya LPTK mengemban peranan yang sangat penting dalam
rangka mempersiapkan para calon guru yang memiliki kompetensi profesional yang baik.
Hal ini logis, oleh karena guru-guru memegang peranan penting dalam usaha
mengembangkan kompetensi profesional guru-guru. Jadi, kebaikan dan kekurangan yang
terjadi pada guru-guru sekolah, pada dasarnya menjadi tanggung jawab LPTK sebagai
suatu institusi((Prof. Dr. Oemar Hamalik, 2006: 53).
1. Penguasaan Bahan Ajar
 Meliputi penguasaan secara utuh bidang ilmu sumber ajaran dari segi konsep-konsep dasarnya dan meliputi penguasaan isi
bahan ajaran sekolah, sasaran, baik cakupan, tata urutan, cara, maupun bentuk persentasenya guna keperluan pengajaran.
2. Penguasaan Teori Dan Keterampilan Keguruan
 Meliputi (a) pengertian dan pemahaman yang berkaitan dengan falsafah dan ilmu kependidikan termasuk ilmu-ilmu
penunjangnya, dan (b) penguasaan prinsip dan prosedur keguruan yang berkaitan dengan bahan ajar yang akan dibina.
3. Pemilikan Kemampuan Memperagakan Unjuk Kerja
 Kemampuan mengelola kegiatan belajar-mengajar di bidang mata ajaran spesialisasi.
4. Pemilikan Sikap, Nilai, Dan Kepribadian
 Pemilikan sikap, nilai, dan kecenderungan kepribadian yang menunjang pelaksanaan tugas-tugas sebagai guru(pendidik)
5. Pemilikan Kemampuan Melaksanakan Tugas Professional Lain Dan Tugas Administratif Rutin
6. Pemilikan Kemampuan Melaksanakan Tugas-tugas Professional Lain Dan Tugas-tugas Administratif Rutin Dalam
Rangka Pengoperasian Sekolah, Disamping Kemampuan Ambil Bagian Di Dalam Kehidupan Kesejawatan Di
Lingkungan Sekolah
 Perkembangan kebutuhan masyarakat atas SDM yang berkualitas secara perlahan semakin
meningkat dari tahun ke tahun.
 Sejalan dengan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya membutuhkan SDM yang
berorientasi untuk kebutuhan dunia industri.
 SDM yang dibutuhkan saat ini adalah SDM yang berorientasi kepada kerja pikiran.
 Hal ini berarti bahwa pendidikan haruslah diupayakan untuk mengoptimalkan kemampuan
berpikir dalam menjalankan pekerjaannya.
 Melihat kenyataan ini jelaslah guru harus memiliki karekteristik unggul sehingga ia akan
mampu melaksanakan misi barunya dalam proses pendidikan.
 Maka, penciptaan guru berkarakteristik unggul ini harus dilakukan baik pada saat
menempuh proses pendidikan keguruan maupun pada saat sudah melaksanakan
jabatannya sebagai tenaga pendidik.
 Program pendidikan bermutu pada dasarnya adalah program pendidikan guru yang
senantiasa mempertimbangkan pertanyaan apa yang harus dipelajari guru dan apa yang
dapat dilakukan guru.
 Program pendidikan guru yang berkualitas bukanlah program pendidikan guru yang
memberikan pengetahuan berbagai model dan strategi pembelajaran kepada para
mahasiswa melainkan yang mampu menerapkan berbagai model dan strategi tersebut
sehingga mahasiswa mamperoleh konsep teori dan gambaran aplikasi sekaligus.
 Pengembangan pendidikan guru yang profesional juga dapat dibentuk melalui
peningkatan proses pembelajaran berbasis penelitian.
 Pada akhirnya, penciptaan program pendidikan yang berkualitas akan sangat bergantung
pada kesadaran mutu para pengelolanya.
 Berkaitan dengan hal ini, para pengelola lembaga perguruan tinggi keguruan sudah
seyogyanya menjalankan proses pendidikan berdasarkan penjaminan mutu yang
jelas(Prof. Dr. H.U. Husna Asmara, 2015:46).
 Berdasarkan kajian pustaka dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
perbaikan lembaga sosial guru berperan penting dalam proses memperbaiki budaya
mengajar guru. Hal ini karena didasari pada tujuan dan peranan dari lembaga sosial guru
tersebut. Maka apabila suatu lembaga sosial guru atau LPTK ini mampu berperan sesuai
dengan mutu dan kompetensi pendidikan yang ada, diharapkan lulusan dari lembaga
sosial guru ini menjadi pengajar yang baik sehingga budaya mengajar guru pun menjadi
lebih baik.
Prof Dr H U Husna Asmara. 2015. Profesi Kependidikan. Bandung: CV.
Alvabeta.
Prof Dr Oemar Hamalik. 2006. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan
Kompetensi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Prof Dr H Djohar, Ms. 2006. Guru Pendidikan & Pembinaannya. Yogyakarta:
CV. Grafika Indah.
Upaya Memperbaiki
Budaya Mengajar
Guru Melalui
Perbaikan Lembaga
Sosial Guru MAULADY AN NURUL ISLAMI / 18302244021
 PENDIDIKAN FISIKA D 2018
 FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LogoType
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Bagaimana usaha atau
langkah efektif
memperbaiki budaya
mengajar guru melalui
lembaga sosial guru?
RUMUSAN MASALAH
KAJIAN PUSTAKA / PEMBAHASAN
Menurut Rusyan(2007:12) budaya mengajar merupakan
serangkaian kegiatan dalam melaksanakan tugas belajar yang
dilakukan. Budaya belajar yang baik akan menghasilkan
pembelajaran
yang berkualitas.
Rendahnya kualitas pendidikan tersebut antara lain
dipengaruhi oleh rendahnya kualitas guru sebagai tenaga
pendidikan
(Coomb, 1969).
“ “
Your Text Here
Contents
Faktor-faktor penyebab rendahnya kualitas pendidika
n di Indonesia menurut Widodo (2014)
01
02
03
Sistem pendidikan yang masih top
down
Minimnya sarana prasarana
Banyaknya guru yang tidak
professional
Usman (2006) mendefiniskan guru profesional sebagai orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan
sehingga ia tidak mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru
dengan
kemampuan yang maksimal.
Profesionalisme guru tentu tidak bisa dilepaskan dari kegiatan
pengembangan profesi guru itu sendiri. Secara garis besarnya, kegiatan
pengembangan profesi guru dapat dibagi ke dalam tiga bagian (Glatthorm dalam Sudrajat, 2013))
pengembangan intensif
(intensive development)
Pengembangan kooper
atif (cooperative devel
opment)
pengembangan mandir
i (self directed develop
ment)
Program pendidikan profesi guru bagi guru
dalam jabatan yang selanjutnya disebut program
pendidikan profesi guru (PPG) adalah program
pendidikan yang diselenggaran untuk
mempersiapkan guru agar menguasai
kompetensi secara utuh sesuai dengan standart
nasional pendidikan sehingga memperoleh
sertifikat pendidik.
Program PPG bertujuan untuk menghasilkan
guru profesional yang memiliki kompetensi
dalam merencanakan,melaksanakan, dan
menilai pembelajaran, menindak lanjuti hasil
penilaian dengan melakukan pembimbingan,
dan pelatihan peserta didik, dan mampu
melakukan penilitian dan mengembangkan
keprofesian secara berkelanjutan.
Menurut Setiana (2015) selama ini LPTK
hanya diposisikan sebagai lembaga lisensi
profesi guru. Implikasinya LPTK hanya akan
difungsikan sebagai lembaga sertifikasi yang
diperluas fungsinya (wider mandate) dengan
basis ke-LPTK-an dan penguatan lebih dalam
pada penguasaan
bidang ilmu (subject matter). Artinya,
perguruan
tinggi yang berperan sebagai LPTK harus
semakin diperkuat dan didorong untuk lebih
bagus lagi. Pemerintahpun wajib memberikan
perhatian yang tinggi terhadap
penyelenggaraan pendidikan guru di LPTK
dan sebagai lembaga
Gaffar (2005) menambahkan bahwa LPTK memiliki tugas pokok untuk
mendidik calon-calon guru TK hingga perguruan tinggi.
SERTIFIKASI
Text Here
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik pada guru. Sertifikat guru
adalah sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara
sertifikasi sebagai bukti bahwa bukti formal pengakuan formalitas guru yang diberikan
kepada guru sebagai tenaga profesional. Sertifikat ini diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standard profesional. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk
menciptakan sistem dan praktek yang berkualitas.
Tujuan utama dalam mengikuti sertifikasi bukan untuk mendapatkan tunjangan
profesi melainkan untuk menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki
kompetensi sebagaimana disyaratkan dalam kompetensi guru. Dengan menyadari hal ini,
maka guru tidak akan mencari cara lain guna memperoleh sertifikat profesi kecuali
mempersiapkan diri dengan belajar yang benar untuk menghadapi sertifikasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka sertifikasi akan membawa dampak positif yaitu
meningkatkan kualitas guru.
KESIMPULAN
Lembaga sosial guru memiliki peran yang sangat penting dalam
memperbaiki budaya mengajar guru. Hal ini dikarenakan, lembaga
pendidikan guru mampu menjadi wadah yang tepat dalam
menginternalisasikan nilai-nilai pada calon guru yang nantinya
disalurkan kepeserta didik dalam menanamkan pendidikan berkarakter.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki lembaga
sosial guru adalah dengan cara meningkatkan kualitas lembaga
kependidikan LPTK , diadakannya pendidikan profesi guru (PPG) dan
adanya sertifikasi untuk memperbaiki kualitas pendidik.
Sebagai evaluasi, dalam perbaikan kualitas guru tidak hanya
mengejar sertifikasi saja tetapi juga diperlukan profesionalitas dan
totalitas dalam
mengajar peserta didik. Selain itu dengan mengevaluasi program yang
sudah ada untuk diperbarui dan disesuaikan dengan kebutuhan pada
DAFTAR PUSTAKA
Coomb, P.H. 1969. The World Educational Crisis: A
Systems Analysis. New York: Oxford University Press
Usman, M., U. (2006). Menjadi Guru Profesional, Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, Cet. Ke-20, h. 14-15 293=307
.
Widodo, H. (2015). Potret Pendidikan Di Indonesia Dan
Kesiapannya Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia
(Mea). CendekiaVol. 13 (2), 293=307
Sudrajat, A. (2013). Pendekatan Saintifik Ilmiah
dalam Proses Pembelajaran.
Setiana, D. S. (2015). Pengembangan LPTK sebagai
tugas matakuliah Kajian
Suyanto. (2001). Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak
Bangsa. Jakarta : Adicipta.
Sugito. 2011. Pendidikan Sejarah Perjuangan Dn Jati Diri
PGRI. Jakarta: YPLP PGRI
http://www.vedcmalang.com/hasil_workshop_penyempurnaa
n%20_modul_%20guru_pembelajar/Lamp%203_Guru%20Pe
mbelajar.pdf
SUKMAISSITAAGUSTIN
18302244026
Prodi Pendidikan Fisika D
FMIPA UNY
2019
Dalam melakukan upaya memperbaiki budaya mengajar guru melalui lembaga
sosial guru tentu saja terdapat berbagai problem atau masalah yang harus dihadapi sebagai
jaminan untuk mencapai suatu tujuan dan keberhasilan atas upaya yang telah atau akan
diusahakan. Kendala yang dihadapi akan semakin kompleks dan terus-menerus terjadi jika
tanpa penanganan yang tepat. Dalam hal inilah peran lembaga pendidikan guru, dan guru
khususnya, dipertanyakan.
Guru merupakan seseorang yang membuat diri kita berubah melalui proses
pendidikan. Akan tetapi, seringkali guru justru sulit mengubah dirinya sendiri. Hal ini
dikarenakan peran lembaga pendidikan guru belum optimal memberikan kontribusi dalam
membentuk karakter pendidik. Lebih jauh lagi, hal ini dikarenakan peran lembaga
pendidikan dan guru belum optimal dalam memberikan kontribusi membentuk karakter
bangsa.
Lembaga Pendidikan dituntut tidak hanya bertujuan menyiapkan manusia yang
memiliki intelektual dan keterampilan yang baik, tetapi juga yang berkarakter. Guru sebagai
pendidik karakter merupakan ujung tombak dalam pemberian pendidikan karakter itu sendiri.
Sehingga peran lembaga pendidikan guru mutlak diperlukan dalam mencetak para guru
berkarakter.
Penataan dan pembenahan kelembagaan pendidikan yang fundamental dan substansif
sangat penting untuk dilakukan. Hal ini diilhami oleh pertimbangan bahwa penataan
kelembagaan pada hakikatnya merupakan langkah strategis dan sistematis yang dilakukan oleh
suatu organisasi agar organisasi lebih profesional dan proporsional.
Permasalahan memudarnya karakter bangsa, mempertanyakan peran
guru dan Lembaga Pendidikan dalam mendidik anak bangsa. Guru sebagai
agen pembaharu belum secara optimal menerapkan pendidikan karakter tetapi
masih menekankan pada aspek intelektualitas, keterampilan, dan disibukkan
dengan link and match kompetensi siswa dengan dunia kerja. Meskipun dalam
hal ini, peran guru dan lembaga pendidikan bukan satu-satunya yang patut
dipersalahkan, akan tetapi dalam realita yang terjadi setidaknya perlu
dievaluasi kembali orientasi-orientasi pembelajarannya dalam meningkatkan
kemampuan intelektualitas, keterampilan dan membentuk karakter peserta
didik.
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan mendasar.
2. Krisis moral yang melanda bangsa secara merata.
3. Krisis sosial, seperti kriminalitas, kekerasan, pengangguran, dan kemiskinan yang terjadi dalam
masyarakat.
4. Krisis identitas sebagai bangsa dan negara, sudah seharusnya kita memiliki suatu identitas
kebangsaan tersendiri di tengah bangsa-bangsa di dunia.
5. Adanya perdagangan bebas, baik tingkat Asia Pasifik maupun dunia.
6. Konflik yang terjadi di dalam lembaga.
Kondisi tersebut membutuhkan kesiapan yang matang terutama dari segi kualitas sumber daya
manusia. Peran institusi atau lembaga dalam meningkatkan profesionalisme pendidik harus lebih
diutamakan, mengingat banyak kendala yang harus dihadapi, baik itu yang menjatuhkan ataupun
membangun.
Adaptabilitas organisasi semakin penting karena globalisasi
menuntun persaingan yang tinggi pada berbagai dimensi kehidupan.
Adaptabilitas organisasi juga sangat dibutuhkan agar organisasi
mampu menghadapi berbagai tantangan, ancaman, dan kendala yang
dihadapi (Rusdiana:15).
Adaptabilitas menurut KBBI merupakan kemampuan
beradaptasi. Dalam cakupan kelembagaan atau institusi, adaptabilitas
yang dimaksud yaitu peran dan fungsi lembaga juga harus selalu
menyesuaikan terhadap kondisi dan situasi perkembangan jaman yang
terus berjalan.
Salah satu kendala yang terjadi dalam upaya memperbaiki budaya mengajar guru
melalui lembaga sosial guru yaitu konflik. Selain pengaruh globalisasi yang membawa
berbagai arus positif dan negatif yang merupakan tuntutan jaman untuk terus maju dan
berkembang dalam pelaksanaan upaya memperbaiki budaya mengajar, konflik jauh lebih
masuk kedalam pribadi individu masing-masing. Konflik ditimbulkan akibat dari stress
yang berkepanjangan dan dapat menimpa siapapun sehingga kemudian mempengaruhi
organisasi atau lembaga tersebut.
Bentuk konflik dalam organisasi
Menurut Richard , ada dua bentuk konflik dalam organisasi yang tidak dapat dihindari, yaitu:
1. Substantive conflict
2. Emotional conflict
Dan dari dua bentuk tersebut , menurut Richard memiliki dua sisi, yaitu:
1. Konflik destruktif
2. Konflik konstruktif
Schall dalam Rusdiana mengungkapkan bahwa konflik itu terjadi setiap hari,
berlangsung secara normal, merupakan peristiwa yang wajar terjadi dalam proses
institusional secara alami sebagai realitas sosial.
Konflik dan stress dapat menjadi pendewasaan sebuah lembaga dan juga
pribadi dalam lembaga tersebut. Dalam proses pemecahan masalah antara pihak
terkait, disitulah pembenahan dan pengontrolan diri terjadi untuk dapat saling
menerima terhadap perubahan. Karakter akan terbentuk seiring dengan perubahan
yang terjadi.
Rusdiana, 2016. Pengembangan Organisasi Lembaga
Pendidikan.Bandung.Pustaka Setia
Aldi Al Bani.Peningkatan Profesionalisme Guru Di Lembaga Pendidikan Islam
.Malang
Danasasmita.E.Kosasih,2010. Peran Lembaga Pendidikan Guru Dalam
Menyiapkan Guru Yang Berkarakter .Universitas Pendidikan Indonesia
ILAFI RUMAISA NURSI
18302244024
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
MIPA UNY
Metode yang biasa digunakan guru dalam mengajar ada berbagai
macam, sehingga pada pembahasan kali ini penulis membatasi
masalah hanya pada metode interaksi edukatif, dimana metode
interaksi edukatif bersifat adanya interasksi antara pengajar dan
pembelajar.
Ada berbagai macam metode interaksi edukatif namun pada
pembahasan kali ini penulis ingin menyamaikan 2 metode yang dapat
digunakan oleh para guru yang nantinya diharapkan dapat
memperbaiki budaya mengajar guru, yaitu :
1. Metode tanya jawab
2. Metode diskusi atau musyawarah
Perbedaan antara metode
tanya-jawab dan diskusi
Dalam metode tanya-jawab guru
pada umumnya berusaha menanyakan
apakah siswa telah mengetahui fakta
tertentu yang sudah diajarkan, atau
apakah proses pemikiran yang dipakai
oleh siswa. Dalam metode diskusi,
pertanyaan guru lebih diarahkan untuk
merangsang siswa mempergunakan
fakta yang lebih kompleks. Pertanyaan
tidak bersifat faktuil. Sebab itu juga
maka jawabannya tidaklah bersifat
tunggal atau mutlak.
Langkah-langkah
mempersiapkan tanya-jawab
yang berhasil
1. Merumuskan tujuan sejelasnya dalam
bentuk khusus dan berpusat pada
tingkah-laku murid.
2. Mencari alasan mengapa
mempergunakan metode tanya-jawab.
3. Menetapkan kemungkinan jawaban
pertanyaan itu apakah mengandung
banyak masalah ataukah hanya
terbatas pada jawaban "ya" dan "tidak".
4. Menetapkan kemungkinan jawaban
untuk menjaga agar tidak menyimpang
dari pokok persoalan.
Penggunaan metode tanya-
jawab adalah wajar
Apabila ditujukan untuk:
1. Meninjau pelajaran yang lalu,
agar siswa memusatkan lagi
perhatian tentang jumlah
kemajuan yang telah dicapai
sehingga dapat melanjutkan
pelajaran berikutnya
2. Menyelingi pembicaraan
untuk mendapatkan kerja-
sama siswa atau dengan
perkataan lain untuk
mengikut-sertakan semua
siswa
3. Menangkap perhatian siswa.
4. Memimpin pengamatan dan
pemikiran siswa.
Pengunaan metode tanya-
jawab tidak wajar apabila
guru bermaksud:
1. Menilai kemajuan siswa.
2. Mencari jawaban dari murid-
murid, tetapi membatasi
jawaban yang dapat diterima.
3. Memberi giliran pada siswa
tertentu saja.
Kebaikanya
 1. Sambutan kelas. Tanya-jawab dapat
memperolelı sambutan lebih aktif bila
dibandingkan dengan hasil metode
ceramah,
 2. Memberi kesempatan kepada stiswa
untuk mengemukakan ha-Hal yang belum
jelas atau belum dimengerti, sehingga guru
dapat menjelaskan kembali.
 3. Mengetahui perbedaan pendapat antara
siswa dan guru, dan akan membawa ke
arah suatu diskusi
Keburukannya
 Tanya jawab bisa menimbulkan
penyimpangån dari pokok persoalan.
Lebih-lebih jika siswa memberi
jawaban atau memajukan pertanyaan
yang dapat menimbulkan beberapa
masalah baru dan kemudian
menyimpang dari pokok persoalan
atau menimbulkan pokok pembicaraan
baru.
A. Tujuan dan Nilai Metode Diskusi
Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali dihadapkan pada persoalan
persoalan yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan satu jawaban atau satu cara saja,
tetapi perlu menggunakan banyak pengetahuan dan macam-macam cara pemecahan dan
mencari jalan yang terbaik, masalah-masalah di dunia dewasa ini yang terbaik. Tambahan
pula banyak memerlukan pembahasan oleh lebih dari satu orang saja, yakni masalah yang
memerlukan kerja-sama dan musyawarah. Dan bilamana demikian maka musyawarah atau
diskusilah yang memberi kemungkinan. Dan juga, bilamana sesuatu masalah yang sudah
dan akan dikerjakan bersama-sama, maka sangat berfaedah bila dipecahkan dan akan
dikerjakan bersama-sama, maka sangat berfaedah bila orang-orang tersebut mengetahui
terlebih dahulu masalahnya dan turut serta membahas pemecahannya.
Dalam kehidupan masyarakat yang demokratis sangat layak bagi tiap anggota
masyarakat untuk turut serta dalam aksi berkelompok, bermusyawarah, mencari
keputusan-keputusan atas persetujuan bersama.
Pertanyaan yang layak
didiskusikan
Pertanyan yang layak
didiskusikan ialah yang
mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut:
1. Menarik minat siswa yang
sesuai dengan tarafnya.
2. Mempunyai kemungkinan-
kemungkinan jawaban
lebih dari sebuah yang
dapat dipertahankan
kebenarannya.
3. Pada umumnya tidak
menanyakan "manakah
jawaban yang benar", tetapi
lebih mengutamakan hal
yang mempertimbangkan
dan membandingkan.
Kebaikan dan kelemahannya
Mengajar dengan
mempergunakan metode diskusi,
berarti :
1. Mempertinggi partisipasi
siswa secara individuil.
2. Mempertinggi partisipasi
kelas sebagai keseluruhan.
Kelemahanmya adalah
1. Sulit bagi guru utnuk
meramalkan arah
penyelesaian diskusi.
2. Sulit bagi siswa untuk
mengatur secara berfikir
ilmiah.
Dari penguraian metode-metode tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa guru
hendaknya mengggunakan metode interaksi edukatif agar terjalin interaksi antara
pengajar dan pembelajar sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Pada
program-program penataran ataupun pelatihan guru hendaknya para pengajar juga
menggunakan metode interaksi edukatif sehingga para guru dapat mengambil contoh
langsung dari pelatihan tersebut.
Daftar Pustaka :
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif: Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat.
Surakhmad, Winarno. 1979. Metodelogi Pengajaran Nasional. Bandung
: Jemmars.
Dwiki Fauzan Akbar
18302244025
Pendidikan Fisika-D
FMIPA UNY
47
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan di Indonesia khususnya, diperlukan beberapa faktor
pendukung. Seperti tenaga pendidik (Guru), peserta didik, lingkungan, lembaga pendidikan, dll.
Dalam pendidikan, guru dianggap sebagai faktor penentu utama dalam mendorong terjadinya
perubahan. Tetapi dalam beberapa kasus, guru masih belum bisa memberikan kontribusi
terbaiknya terhadap pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang tercantum dalam konstitusi
masih belum tercapai secara maksimal.
Salah satu penyebabnya adalah berasal dari lembaga sosial yang dihuni oleh guru itu
sendiri. Lembaga sosial tersebut masih belum banyak membantu terhadap perkembangan dari
seorang guru. Sehingga, lembaga sosial pun akan menjadi salah satu pembentuk dari budaya
mengajar yang dimiliki oleh masing-masing guru.
48
PENDIDIKAN
Menurut Piaget dalam Palmer (2003) pendidikan beperan sebagai penghubung dua sisi.
Di satu sisi, individu yang sedang tumbuh dan disisi lain, nilai sosial, intelektual, dan moral
yang menjadi tanggung jawab pendidikan untuk mendorong individu tersebut. Individu
berkembang sejak lahir dan terus berkembang. Sementara, Gunawan (2000) berpendapat bahwa
pendidikan dapat diartikan sebagai proses sosialisasi, yaitu sosialisasi nilai, pengetahuan, sikap,
dan keterampilan.
Dari beberapa pemikiran tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan
merupakan upaya sadar yang ditujukan untuk menanamkan kepekaan individu terhadap nilai
sosial, pengetahuan, keterampilan, dan nilai moral yang ada di masyarakat.
Lembaga pendidikan guru dapat diklasifikasikan ke dalam lembaga pendidikan formal
jalur pendidikan tinggi. Peran lembaga pendidikan ini sangatlah penting dalam meningkatkan
mutu guru dalam menerapkan budaya mengajarnya.
49
LEMBAGA SOSIAL
Menurut Koentjaraningrat, lembaga sosial adalah sistem tata kelakukan dan hubungan
yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Lembaga sosial dibentuk agar masyarakat
dapat memenuhi kebutuhan hidup dalam berbagai bidang kehidupan seperti bidang ekonomi,
politik, sosial, dan budaya. Selain itu, lembaga sosial dibentuk agar masyarakat dapat hidup
dengan teratur. Misalnya, manusia membutuhkan lembaga pendidikan untuk memenuhi
kebutuhan pengetahuan.
Lembaga pendidikan adalah lembaga yang bertanggung jawab atas terselenggaranya
pendidikan di masyarakat. Lembaga pendidikan sangat penting untuk terus dipelihara oleh
masyarakat karena fungsinya yang sangat penting. Lembaga pendidikan guru memiliki peran
yang sangat penting dalam menyiapkan guru-guru berkarakter yang nantinya dapat berperan
sebagai pendidik karakter. Didalamnya terdapat relasi kekuasaan yang terstruktur dan saling
berinteraksi untuk mempertahankan keberadaannya.
50
PERAN LEMBAGA SOSIAL
Lembaga Pendidikan Guru yang berupaya menyiapkan guru berkarakter haruslah mampu
memberikan internalisasi nilai kepada calon guru, menyediakan lingkungan yang kondusif dalam
upaya penanaman pendidikan karakter bagi guru, sehingga terbentuklah budaya mengajar yang baik
dari guru tersebut.
Lembaga pendidikan guru sebaiknya berperan serta secara aktif dalam menjalin hubungan
dengan lembaga lainnya; keluarga, masyarakat, dan Negara. Kolaborasi tersebut dapat membantu
pencapaian target pendidikan karakter
51
Sebagai lembaga pendidikan untuk mencetak guru yang berkarakter, hendaknya selain
adanya penanaman nilai-nilai atau karakter yang baik terhadap guru, perlu juga diarahkan dan
dibimbing tentang bagaimana merencanakan suatu kegiatan pembelajaran yang dapat
menanamkan pendidikan karakter terhadap anak didiknya.
Pembentukan kebiasaan perlu dilakukan sehingga nilai-nilai karakter yang harus
ditumbuhkan dalam kehidupan terinternalisasi dalam diri calon guru tersebut secara alamiah.
Suri keteladanan pengajar pun perlu diperlihatkan dalam menguatkan proses penanaman
pendidikan karakter itu sendiri dan akan berpengaruh pada perkembangan diri dan budaya
mengajar dari guru.
Dengan menekankan pendidikan karakter pada visi dan misi lembaga pendidikan guru
Setelah pendidikan karakter tergambar dalam visi dan misi, disosialisasikan dalam tataran kerja
lembaga, dan dengan Stakeholders, serta selanjutnya diintegrasikan dalam disiplin ilmu, langkah
berikutnya adalah penerapan tata nilai.
52
Makna esensial dari pendidikan pada Lembaga pendidikan adalah untuk mendorong
peningkatan kemampuan intelektual calon guru terhadap disiplin ilmu yang digelutinya. Karena
pada dasarnya lembaga pendidikan guru akan memiliki peranan yang penting dalam membentuk
karakter dari pendidik itu sendiri. Bagaimana nanti guru tersebut terjun dalam dunia pendidikan,
budaya mengajar yang baik yang mereka miliki, dan bagaimana mereka membangun hubungan
dengan semua pelaku pendidikan.
Lembaga pendidikan guru pun memerlukan sebuah evaluasi, untuk mengetahui sejauh
manakah peranan lembaga pendidikan tersebut dalam berpengaruh terhadap struktur di
dalamnya. Bentuk evaluasi kinerja lembaga pendidikan guru dalam menyiapkan guru dalam
pendidikan karakter tersebut. Objek yang menjadi penilaian pendidikan karakter calon guru
dalam lembaga pendidikan guru adalah tindakannya, bukan kata-kata atau ucapannya.
KESIMPULAN
Lembaga sosial guru adalah suatu sistem yang diciptakan untuk mencapai tujuan
tertentu khususnya dalam lingkup pendidikan oleh tenaga pendidik. Dan termasuk didalamnya
adalah lembaga pendidikan guru yang memiliki peranan penting terhadap kualitas karakter dari
guru, yang salah satu implementasinya adalah dapat dilihat dari budaya mengajarnya.
Lembaga pendidikan guru memiliki peran yang sangat penting dalam menyiapkan guru
yang berkarakter. Hal ini dikarenakan, lembaga pendidikan guru mampu menjadi wadah yang
tepat dalam menginternalisasikan nilai-nilai pada calon guru yang nantinya akan disalurkan ke
peserta didik dan menciptakan lingkungan yang kondusif dalam penanaman pendidikan karakter
tersebut.
54
REFERENSI
Faryadi, Qais. 2017. Pedoman Mengajar Efektif : Teori dan Model Pembelajaran. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya
Danasasmita, E Kosasih. (2010). Peran Lembaga Pendidikan Guru Dalam Menyiapkan Guru
yang Berkarakter.
http://file.upi.edu/Direktori/PROCEEDING/UPI-
UPSI/2010/Book_1/PERAN_LEMBAGA_PENDIDIKAN_GURU_DALAM_MENYIAPK
AN_GURU_YANG_BERKARAKTER.pdf
Agustin, Mubiar. 2011. Permasalah Belajar dan Inovasi Pembelajaran : Panduan untuk Guru,
Konselor, Psikolog, Orang Tua, dan Tenaga Kependidikan. Bandung : PT Refika
Aditama
https://blog.ruangguru.com

More Related Content

What's hot

Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...Karen Kayny
 
Perspektif Sistem Pendidikan menurut Faktor Pendukung
Perspektif Sistem Pendidikan menurut Faktor PendukungPerspektif Sistem Pendidikan menurut Faktor Pendukung
Perspektif Sistem Pendidikan menurut Faktor Pendukung
Denny Kodrat
 
peranan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moralperanan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moralWan Nor Faezah
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Dadang DjokoKaryanto
 
Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)
Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)
Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)
Nur Syamimi Ahmad Othman
 
Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Huda
Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul HudaPembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Huda
Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Huda
MTs Nurul Huda Sukaraja
 
profesion keguruan 2
profesion keguruan 2profesion keguruan 2
profesion keguruan 2
muhammad
 
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)Stephanie Unsil
 
EDU 3101 Falsafah Pendidikan di Malaysia
EDU 3101 Falsafah  Pendidikan di Malaysia EDU 3101 Falsafah  Pendidikan di Malaysia
EDU 3101 Falsafah Pendidikan di Malaysia Stephanie Unsil
 
peranan sekolah bagi fpk
peranan sekolah bagi fpkperanan sekolah bagi fpk
peranan sekolah bagi fpkMusaDiq YaaCob
 
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAHPENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
devi kumala sari
 
Guru memainkan peranan yang penting dalam pembangunan negara
Guru memainkan peranan yang penting dalam pembangunan negaraGuru memainkan peranan yang penting dalam pembangunan negara
Guru memainkan peranan yang penting dalam pembangunan negaraCeedrah Mohammad
 
Peranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moralPeranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moralNorazah Mohamad
 
S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1
Sejahtera Affif
 

What's hot (19)

Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
 
Perspektif Sistem Pendidikan menurut Faktor Pendukung
Perspektif Sistem Pendidikan menurut Faktor PendukungPerspektif Sistem Pendidikan menurut Faktor Pendukung
Perspektif Sistem Pendidikan menurut Faktor Pendukung
 
peranan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moralperanan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moral
 
Feg
FegFeg
Feg
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
 
Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)
Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)
Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)
 
Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Huda
Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul HudaPembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Huda
Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Huda
 
Assignment edu 2
Assignment edu 2Assignment edu 2
Assignment edu 2
 
profesion keguruan 2
profesion keguruan 2profesion keguruan 2
profesion keguruan 2
 
Pengelolahan pendidikan
Pengelolahan pendidikanPengelolahan pendidikan
Pengelolahan pendidikan
 
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
 
Falsafah pendidikan guru (pengetahuan)
Falsafah pendidikan guru (pengetahuan)Falsafah pendidikan guru (pengetahuan)
Falsafah pendidikan guru (pengetahuan)
 
EDU 3101 Falsafah Pendidikan di Malaysia
EDU 3101 Falsafah  Pendidikan di Malaysia EDU 3101 Falsafah  Pendidikan di Malaysia
EDU 3101 Falsafah Pendidikan di Malaysia
 
peranan sekolah bagi fpk
peranan sekolah bagi fpkperanan sekolah bagi fpk
peranan sekolah bagi fpk
 
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAHPENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
 
Guru memainkan peranan yang penting dalam pembangunan negara
Guru memainkan peranan yang penting dalam pembangunan negaraGuru memainkan peranan yang penting dalam pembangunan negara
Guru memainkan peranan yang penting dalam pembangunan negara
 
Peranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moralPeranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moral
 
S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1
 
Pembentangan kssr
Pembentangan kssrPembentangan kssr
Pembentangan kssr
 

Similar to Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru

Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4Viki Dita
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanRiris Purbosari
 
Guru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikanGuru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikan
Nina Rahayu
 
Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam
pita pulungan
 
Ppp2
Ppp2Ppp2
Jurnal Hasil Telaah Literatur
Jurnal Hasil Telaah LiteraturJurnal Hasil Telaah Literatur
Jurnal Hasil Telaah Literatur
Imam Nashokha
 
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdfArtikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
zuhriyahaminatus004
 
Kurikulum
KurikulumKurikulum
Kurikulum
norul amla
 
Paradigma Ilmu Pendidikan
Paradigma Ilmu PendidikanParadigma Ilmu Pendidikan
Paradigma Ilmu Pendidikan
nanaaudina
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakterBudi Suwarno
 
Pensijilan Guru Matematik
Pensijilan Guru MatematikPensijilan Guru Matematik
Pensijilan Guru MatematikNor Hazlinda
 
Perguruan sebagai satu profesion
Perguruan sebagai satu profesionPerguruan sebagai satu profesion
Perguruan sebagai satu profesionPensil Dan Pemadam
 
Kompetensi Guru
Kompetensi GuruKompetensi Guru
Kompetensi Guru
Fajar Daulay
 
Manajemen Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan
Manajemen Pendidikan Dan Tenaga KependidikanManajemen Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan
Manajemen Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan
ACHFARHAN1
 
LANDASAN KEPENDIDIKAN.ppt
LANDASAN KEPENDIDIKAN.pptLANDASAN KEPENDIDIKAN.ppt
LANDASAN KEPENDIDIKAN.ppt
reghitacandra1
 

Similar to Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru (20)

Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi Pendidikan
 
Guru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikanGuru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikan
 
Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam
 
Bab i ok
Bab i okBab i ok
Bab i ok
 
Ppp2
Ppp2Ppp2
Ppp2
 
Jurnal Hasil Telaah Literatur
Jurnal Hasil Telaah LiteraturJurnal Hasil Telaah Literatur
Jurnal Hasil Telaah Literatur
 
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdfArtikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
 
Kurikulum
KurikulumKurikulum
Kurikulum
 
Pendidik dan peserta didik
Pendidik dan peserta didikPendidik dan peserta didik
Pendidik dan peserta didik
 
Paradigma Ilmu Pendidikan
Paradigma Ilmu PendidikanParadigma Ilmu Pendidikan
Paradigma Ilmu Pendidikan
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
Pensijilan Guru Matematik
Pensijilan Guru MatematikPensijilan Guru Matematik
Pensijilan Guru Matematik
 
Report trends
Report trendsReport trends
Report trends
 
Perguruan sebagai satu profesion
Perguruan sebagai satu profesionPerguruan sebagai satu profesion
Perguruan sebagai satu profesion
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Kompetensi Guru
Kompetensi GuruKompetensi Guru
Kompetensi Guru
 
Uas lpp
Uas lppUas lpp
Uas lpp
 
Manajemen Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan
Manajemen Pendidikan Dan Tenaga KependidikanManajemen Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan
Manajemen Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan
 
LANDASAN KEPENDIDIKAN.ppt
LANDASAN KEPENDIDIKAN.pptLANDASAN KEPENDIDIKAN.ppt
LANDASAN KEPENDIDIKAN.ppt
 

Recently uploaded

Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 

Recently uploaded (20)

Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 

Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru

  • 1. FAHMA FIRDA FAHMITA 18302244022 PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 2018
  • 2. Latar Belakang Indonesia memiliki letak geografis dan geopolitik yang menyebabkan Indonesia menjadi negara yang strategis, ditambah dengan kekayaan alam dan sumber daya manusia. Indonesia masih erat kaitannya dengan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), krisis multi dimensi, krisis akhlak dan moral, kriminalitas, dan tindak kekerasan. Dalam hal pendidikan, Indonesia masih menjadikan pendidikan tidak sebagai suatu hal yang penting. Karena hal tersebut Indonesia belum dapat dipandang sebagai negara yang mencerminkan negara dengan manusia berpendidikan dan berkarakter. Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah “… agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
  • 3. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses sosialisasi, yaitu sosialisasi nilai, pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Gunawan, 2000). Suatu hal dapat diubah melalui sebuah pendidikan, yang menjadi kebutuhan dasar. Dalam pendidikan guru dianggap sebagai faktor penentu utama dalam mendorong terjadinya perubahan, guru juga menjadi faktor utama dalam penciptaan suasana dalam pembelajaran. Guru adalah seseorang yang berjasa dalam dunia pendidikan, karena guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan (Nawawi). Sehingga didapatkan bahwa makna guru adalah seseorang yang berkewajiban untuk mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.
  • 4. Dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia baik lahir maupun batin, maka kehadiran lembaga sosial mutlak diperlukan terutama dalam rangka mengendalikan dan mengatur aktivitas-aktivitas baik individu maupun kolektif dalam kemasyarakatan. Dalam sistem sosial, terdapat lembaga sosial yang memiliki peranan yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dibutuhkannya lembaga sosial yang mengendalikan dan mengatur aktivitas maka pada dunia pendidikan terdapat lembaga pendidikan dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tahun 2003 dibedakan menjadi pendidikan formal, non formal, dan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang. Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Mengacu pada penggolongan lembaga pendidikan tersebut, lembaga pendidikan guru dapat diklasifikasikan ke dalam lembaga pendidikan formal jalur pendidikan tinggi. Peran lembaga pendidikan ini sangatlah penting dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia sehingga mampu berdaya saing.
  • 5. Lembaga pendidikan guru yang berupaya menyiapkan guru haruslah mampu memberikan internalisasi nilai kepada calon guru, menyediakan lingkungan yang kondusif dalam upaya penanaman pendidikan serta berperan aktif dalam melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan lain. Lembaga pendidikan guru haruslah mampu menghantarkan pemahaman siswa terhadap pendidikan di dalam kelas maupun di luar kelas. Lembaga pendidikan guru juga dapat menanamkan budaya mengajar guru yang baik, sehingga ilmu yang diajarkan dapat diterima peserta didik. Budaya mengajar guru terdiri dari tiga kata yaitu budaya, mengajar, dan guru. Budaya menurut kamus besar bahasa indonesia adalah pikiran atau akal budi manusia. Makna mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif dalam melakukan kegiatan (Syah, 2002). Sehingga makna budaya mengajar adalah hasil karya atau nilai-nilai yang dihasilkan dari proses mengajar. Budaya mengajar guru adalah gagasan, ide, atau kebiasaan dalam menyampaikan atau transformasi pengetahuan oleh pendidik kepada peserta didik.
  • 6. Didalam pengajaran guru sering dianggap gagal dalam menjadi agen perubahan karena karakter dari guru yang sulit untuk diubah dan juga cara pengajaran yang kurang tepat. Dalam proses belajar mengajar guru cenderung mengajar dengan metode yang monoton, artinya tidak menggunakan metode-metode pembelajaran yang kreatif dan menarik untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar di kelas. Selain itu guru dituntut untuk menjalakan tugasnya secara profesional, dan meningkatan kualitas pendidikan di tanah air. Guru dalam melaksanaan suatu pembelajaran dari pencapaian kompetensi kepribadian, sosial dan profesional belum menunjukkan adanya penciptaan kondisi pembelajaran yang kreatif, efektif dan inovatif yang signifikan di dalam kelas. Karena hal tersebut, perlu mendapatkan pembinaan dan pelatihan kompetensi guru dalam rangka peningkatan mutu atau kualitas pendidikan.
  • 7. Jumlah pendidik yang besar didalam negeri ini maka diperlukan penanganan secara sinergis oleh semua instansi yang terkait dengan preservice education, inservice training, dan on the job training (Suparlan, 2006:147). Para pendidik yang sudah berpengalaman perlu diberikan kesempatan untuk mengikuti penataran yang dilaksanakan oleh lembaga inservice training yang sudah terakreditasi. Para pendidik juga disyaratkan untuk mengikuti pendidikan profesi yang dapat dilaksanakan oleh lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) yang juga hasrus terakreditasi (Suparlan, 2006). Pendidik perlu untuk mengikuti penataran dan pendidikan profesi adalah upaya untuk meningkatkan mutu pendidik dalam cara mengajar dan tenaga kependidikan, upaya tersebut harus dilakukan dengan konsisten dan konsekuen untuk mendapatkan hasil yang maksimal, upaya peningkatan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan harus dilaksanakan secara terencana dan terprogram dengan sistem yang jelas.
  • 8. Lembaga sosial guru pada dasarnya dituntut agar dapat mengatur aktivitas dalam dunia pendidikan budaya mengajar guru. Peran lembaga sosial guru diperlukan guna mencetak para guru berkarakter dan memperbaiki budaya mengajar. Tanpa adanya lembaga sosial, maka suatu sistem tidak akan berlangsung dengan baik, karena tidak ada batas-batas wilayah norma yang mengikatnya. Dengan adanya lembaga sosial, maka suatu sistem dapat teratur, tertib, dan sesuai dengan norma yang mengikatnya. Tiap-tiap lembaga sosial memiliki norma yang berbeda-beda sesuai dengan jenis lembaga sosialnya, dan mengikat pula pada lingkup masyarakat yang memiliki hubungan dengannya. Pada dasarnya pendidikan pada lembaga pendidikan adalah untuk mendorong peningkatan kemampuan intelektual calon guru terhadap disiplin ilmu yang digelutinya.
  • 9. Daftar Pustaka Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat. Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru. Jakarta: Bumi Aksara. Hadari, Nawawi. 2004. Organisasi Sekolah dan Pengelolaaan Kelas sebagai Lembaga Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung.
  • 10. Nurina Ulfa Ulima 18302244023 Prodi Pendidikan Fisika D FMIPA UNY 2019
  • 11.  Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai suatu lembaga pendidikan guru tingkat universitas mempunyai fungsi pokok dalam rangka mempersiapkan para calon guru yang kelak mampu melakukan tugasnya selaku profesional pada sekolah menengah tingkat pertama (SLTP) dan sekolah-sekolah menengah tingkat atas (SLTA)(Prof. Dr. Oemar Hamalik, 2006: 53).
  • 12.  Mempersiapkan para calon guru. Dengan mempersiapkan para calon guru sebaik- baiknya, maka sesungguhnya LPTK mengemban peranan yang sangat penting dalam rangka mempersiapkan para calon guru yang memiliki kompetensi profesional yang baik. Hal ini logis, oleh karena guru-guru memegang peranan penting dalam usaha mengembangkan kompetensi profesional guru-guru. Jadi, kebaikan dan kekurangan yang terjadi pada guru-guru sekolah, pada dasarnya menjadi tanggung jawab LPTK sebagai suatu institusi((Prof. Dr. Oemar Hamalik, 2006: 53).
  • 13. 1. Penguasaan Bahan Ajar  Meliputi penguasaan secara utuh bidang ilmu sumber ajaran dari segi konsep-konsep dasarnya dan meliputi penguasaan isi bahan ajaran sekolah, sasaran, baik cakupan, tata urutan, cara, maupun bentuk persentasenya guna keperluan pengajaran. 2. Penguasaan Teori Dan Keterampilan Keguruan  Meliputi (a) pengertian dan pemahaman yang berkaitan dengan falsafah dan ilmu kependidikan termasuk ilmu-ilmu penunjangnya, dan (b) penguasaan prinsip dan prosedur keguruan yang berkaitan dengan bahan ajar yang akan dibina. 3. Pemilikan Kemampuan Memperagakan Unjuk Kerja  Kemampuan mengelola kegiatan belajar-mengajar di bidang mata ajaran spesialisasi. 4. Pemilikan Sikap, Nilai, Dan Kepribadian  Pemilikan sikap, nilai, dan kecenderungan kepribadian yang menunjang pelaksanaan tugas-tugas sebagai guru(pendidik) 5. Pemilikan Kemampuan Melaksanakan Tugas Professional Lain Dan Tugas Administratif Rutin 6. Pemilikan Kemampuan Melaksanakan Tugas-tugas Professional Lain Dan Tugas-tugas Administratif Rutin Dalam Rangka Pengoperasian Sekolah, Disamping Kemampuan Ambil Bagian Di Dalam Kehidupan Kesejawatan Di Lingkungan Sekolah
  • 14.  Perkembangan kebutuhan masyarakat atas SDM yang berkualitas secara perlahan semakin meningkat dari tahun ke tahun.  Sejalan dengan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya membutuhkan SDM yang berorientasi untuk kebutuhan dunia industri.  SDM yang dibutuhkan saat ini adalah SDM yang berorientasi kepada kerja pikiran.  Hal ini berarti bahwa pendidikan haruslah diupayakan untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir dalam menjalankan pekerjaannya.  Melihat kenyataan ini jelaslah guru harus memiliki karekteristik unggul sehingga ia akan mampu melaksanakan misi barunya dalam proses pendidikan.  Maka, penciptaan guru berkarakteristik unggul ini harus dilakukan baik pada saat menempuh proses pendidikan keguruan maupun pada saat sudah melaksanakan jabatannya sebagai tenaga pendidik.
  • 15.  Program pendidikan bermutu pada dasarnya adalah program pendidikan guru yang senantiasa mempertimbangkan pertanyaan apa yang harus dipelajari guru dan apa yang dapat dilakukan guru.  Program pendidikan guru yang berkualitas bukanlah program pendidikan guru yang memberikan pengetahuan berbagai model dan strategi pembelajaran kepada para mahasiswa melainkan yang mampu menerapkan berbagai model dan strategi tersebut sehingga mahasiswa mamperoleh konsep teori dan gambaran aplikasi sekaligus.  Pengembangan pendidikan guru yang profesional juga dapat dibentuk melalui peningkatan proses pembelajaran berbasis penelitian.  Pada akhirnya, penciptaan program pendidikan yang berkualitas akan sangat bergantung pada kesadaran mutu para pengelolanya.  Berkaitan dengan hal ini, para pengelola lembaga perguruan tinggi keguruan sudah seyogyanya menjalankan proses pendidikan berdasarkan penjaminan mutu yang jelas(Prof. Dr. H.U. Husna Asmara, 2015:46).
  • 16.  Berdasarkan kajian pustaka dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan lembaga sosial guru berperan penting dalam proses memperbaiki budaya mengajar guru. Hal ini karena didasari pada tujuan dan peranan dari lembaga sosial guru tersebut. Maka apabila suatu lembaga sosial guru atau LPTK ini mampu berperan sesuai dengan mutu dan kompetensi pendidikan yang ada, diharapkan lulusan dari lembaga sosial guru ini menjadi pengajar yang baik sehingga budaya mengajar guru pun menjadi lebih baik.
  • 17. Prof Dr H U Husna Asmara. 2015. Profesi Kependidikan. Bandung: CV. Alvabeta. Prof Dr Oemar Hamalik. 2006. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Prof Dr H Djohar, Ms. 2006. Guru Pendidikan & Pembinaannya. Yogyakarta: CV. Grafika Indah.
  • 18. Upaya Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru MAULADY AN NURUL ISLAMI / 18302244021  PENDIDIKAN FISIKA D 2018  FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA  UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LogoType http://www.free-powerpoint-templates-design.com
  • 19. Bagaimana usaha atau langkah efektif memperbaiki budaya mengajar guru melalui lembaga sosial guru? RUMUSAN MASALAH
  • 20. KAJIAN PUSTAKA / PEMBAHASAN Menurut Rusyan(2007:12) budaya mengajar merupakan serangkaian kegiatan dalam melaksanakan tugas belajar yang dilakukan. Budaya belajar yang baik akan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Rendahnya kualitas pendidikan tersebut antara lain dipengaruhi oleh rendahnya kualitas guru sebagai tenaga pendidikan (Coomb, 1969). “ “ Your Text Here Contents
  • 21. Faktor-faktor penyebab rendahnya kualitas pendidika n di Indonesia menurut Widodo (2014) 01 02 03 Sistem pendidikan yang masih top down Minimnya sarana prasarana Banyaknya guru yang tidak professional Usman (2006) mendefiniskan guru profesional sebagai orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia tidak mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.
  • 22. Profesionalisme guru tentu tidak bisa dilepaskan dari kegiatan pengembangan profesi guru itu sendiri. Secara garis besarnya, kegiatan pengembangan profesi guru dapat dibagi ke dalam tiga bagian (Glatthorm dalam Sudrajat, 2013)) pengembangan intensif (intensive development) Pengembangan kooper atif (cooperative devel opment) pengembangan mandir i (self directed develop ment)
  • 23. Program pendidikan profesi guru bagi guru dalam jabatan yang selanjutnya disebut program pendidikan profesi guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggaran untuk mempersiapkan guru agar menguasai kompetensi secara utuh sesuai dengan standart nasional pendidikan sehingga memperoleh sertifikat pendidik. Program PPG bertujuan untuk menghasilkan guru profesional yang memiliki kompetensi dalam merencanakan,melaksanakan, dan menilai pembelajaran, menindak lanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik, dan mampu melakukan penilitian dan mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan. Menurut Setiana (2015) selama ini LPTK hanya diposisikan sebagai lembaga lisensi profesi guru. Implikasinya LPTK hanya akan difungsikan sebagai lembaga sertifikasi yang diperluas fungsinya (wider mandate) dengan basis ke-LPTK-an dan penguatan lebih dalam pada penguasaan bidang ilmu (subject matter). Artinya, perguruan tinggi yang berperan sebagai LPTK harus semakin diperkuat dan didorong untuk lebih bagus lagi. Pemerintahpun wajib memberikan perhatian yang tinggi terhadap penyelenggaraan pendidikan guru di LPTK dan sebagai lembaga Gaffar (2005) menambahkan bahwa LPTK memiliki tugas pokok untuk mendidik calon-calon guru TK hingga perguruan tinggi.
  • 24. SERTIFIKASI Text Here Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik pada guru. Sertifikat guru adalah sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti bahwa bukti formal pengakuan formalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Sertifikat ini diberikan kepada guru yang telah memenuhi standard profesional. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktek yang berkualitas. Tujuan utama dalam mengikuti sertifikasi bukan untuk mendapatkan tunjangan profesi melainkan untuk menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki kompetensi sebagaimana disyaratkan dalam kompetensi guru. Dengan menyadari hal ini, maka guru tidak akan mencari cara lain guna memperoleh sertifikat profesi kecuali mempersiapkan diri dengan belajar yang benar untuk menghadapi sertifikasi. Berdasarkan hal tersebut, maka sertifikasi akan membawa dampak positif yaitu meningkatkan kualitas guru.
  • 25. KESIMPULAN Lembaga sosial guru memiliki peran yang sangat penting dalam memperbaiki budaya mengajar guru. Hal ini dikarenakan, lembaga pendidikan guru mampu menjadi wadah yang tepat dalam menginternalisasikan nilai-nilai pada calon guru yang nantinya disalurkan kepeserta didik dalam menanamkan pendidikan berkarakter. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki lembaga sosial guru adalah dengan cara meningkatkan kualitas lembaga kependidikan LPTK , diadakannya pendidikan profesi guru (PPG) dan adanya sertifikasi untuk memperbaiki kualitas pendidik. Sebagai evaluasi, dalam perbaikan kualitas guru tidak hanya mengejar sertifikasi saja tetapi juga diperlukan profesionalitas dan totalitas dalam mengajar peserta didik. Selain itu dengan mengevaluasi program yang sudah ada untuk diperbarui dan disesuaikan dengan kebutuhan pada
  • 26. DAFTAR PUSTAKA Coomb, P.H. 1969. The World Educational Crisis: A Systems Analysis. New York: Oxford University Press Usman, M., U. (2006). Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, Cet. Ke-20, h. 14-15 293=307 . Widodo, H. (2015). Potret Pendidikan Di Indonesia Dan Kesiapannya Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (Mea). CendekiaVol. 13 (2), 293=307 Sudrajat, A. (2013). Pendekatan Saintifik Ilmiah dalam Proses Pembelajaran. Setiana, D. S. (2015). Pengembangan LPTK sebagai tugas matakuliah Kajian Suyanto. (2001). Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta : Adicipta. Sugito. 2011. Pendidikan Sejarah Perjuangan Dn Jati Diri PGRI. Jakarta: YPLP PGRI http://www.vedcmalang.com/hasil_workshop_penyempurnaa n%20_modul_%20guru_pembelajar/Lamp%203_Guru%20Pe mbelajar.pdf
  • 28. Dalam melakukan upaya memperbaiki budaya mengajar guru melalui lembaga sosial guru tentu saja terdapat berbagai problem atau masalah yang harus dihadapi sebagai jaminan untuk mencapai suatu tujuan dan keberhasilan atas upaya yang telah atau akan diusahakan. Kendala yang dihadapi akan semakin kompleks dan terus-menerus terjadi jika tanpa penanganan yang tepat. Dalam hal inilah peran lembaga pendidikan guru, dan guru khususnya, dipertanyakan. Guru merupakan seseorang yang membuat diri kita berubah melalui proses pendidikan. Akan tetapi, seringkali guru justru sulit mengubah dirinya sendiri. Hal ini dikarenakan peran lembaga pendidikan guru belum optimal memberikan kontribusi dalam membentuk karakter pendidik. Lebih jauh lagi, hal ini dikarenakan peran lembaga pendidikan dan guru belum optimal dalam memberikan kontribusi membentuk karakter bangsa.
  • 29. Lembaga Pendidikan dituntut tidak hanya bertujuan menyiapkan manusia yang memiliki intelektual dan keterampilan yang baik, tetapi juga yang berkarakter. Guru sebagai pendidik karakter merupakan ujung tombak dalam pemberian pendidikan karakter itu sendiri. Sehingga peran lembaga pendidikan guru mutlak diperlukan dalam mencetak para guru berkarakter. Penataan dan pembenahan kelembagaan pendidikan yang fundamental dan substansif sangat penting untuk dilakukan. Hal ini diilhami oleh pertimbangan bahwa penataan kelembagaan pada hakikatnya merupakan langkah strategis dan sistematis yang dilakukan oleh suatu organisasi agar organisasi lebih profesional dan proporsional.
  • 30. Permasalahan memudarnya karakter bangsa, mempertanyakan peran guru dan Lembaga Pendidikan dalam mendidik anak bangsa. Guru sebagai agen pembaharu belum secara optimal menerapkan pendidikan karakter tetapi masih menekankan pada aspek intelektualitas, keterampilan, dan disibukkan dengan link and match kompetensi siswa dengan dunia kerja. Meskipun dalam hal ini, peran guru dan lembaga pendidikan bukan satu-satunya yang patut dipersalahkan, akan tetapi dalam realita yang terjadi setidaknya perlu dievaluasi kembali orientasi-orientasi pembelajarannya dalam meningkatkan kemampuan intelektualitas, keterampilan dan membentuk karakter peserta didik.
  • 31. 1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan mendasar. 2. Krisis moral yang melanda bangsa secara merata. 3. Krisis sosial, seperti kriminalitas, kekerasan, pengangguran, dan kemiskinan yang terjadi dalam masyarakat. 4. Krisis identitas sebagai bangsa dan negara, sudah seharusnya kita memiliki suatu identitas kebangsaan tersendiri di tengah bangsa-bangsa di dunia. 5. Adanya perdagangan bebas, baik tingkat Asia Pasifik maupun dunia. 6. Konflik yang terjadi di dalam lembaga. Kondisi tersebut membutuhkan kesiapan yang matang terutama dari segi kualitas sumber daya manusia. Peran institusi atau lembaga dalam meningkatkan profesionalisme pendidik harus lebih diutamakan, mengingat banyak kendala yang harus dihadapi, baik itu yang menjatuhkan ataupun membangun.
  • 32. Adaptabilitas organisasi semakin penting karena globalisasi menuntun persaingan yang tinggi pada berbagai dimensi kehidupan. Adaptabilitas organisasi juga sangat dibutuhkan agar organisasi mampu menghadapi berbagai tantangan, ancaman, dan kendala yang dihadapi (Rusdiana:15). Adaptabilitas menurut KBBI merupakan kemampuan beradaptasi. Dalam cakupan kelembagaan atau institusi, adaptabilitas yang dimaksud yaitu peran dan fungsi lembaga juga harus selalu menyesuaikan terhadap kondisi dan situasi perkembangan jaman yang terus berjalan.
  • 33. Salah satu kendala yang terjadi dalam upaya memperbaiki budaya mengajar guru melalui lembaga sosial guru yaitu konflik. Selain pengaruh globalisasi yang membawa berbagai arus positif dan negatif yang merupakan tuntutan jaman untuk terus maju dan berkembang dalam pelaksanaan upaya memperbaiki budaya mengajar, konflik jauh lebih masuk kedalam pribadi individu masing-masing. Konflik ditimbulkan akibat dari stress yang berkepanjangan dan dapat menimpa siapapun sehingga kemudian mempengaruhi organisasi atau lembaga tersebut. Bentuk konflik dalam organisasi Menurut Richard , ada dua bentuk konflik dalam organisasi yang tidak dapat dihindari, yaitu: 1. Substantive conflict 2. Emotional conflict
  • 34. Dan dari dua bentuk tersebut , menurut Richard memiliki dua sisi, yaitu: 1. Konflik destruktif 2. Konflik konstruktif Schall dalam Rusdiana mengungkapkan bahwa konflik itu terjadi setiap hari, berlangsung secara normal, merupakan peristiwa yang wajar terjadi dalam proses institusional secara alami sebagai realitas sosial. Konflik dan stress dapat menjadi pendewasaan sebuah lembaga dan juga pribadi dalam lembaga tersebut. Dalam proses pemecahan masalah antara pihak terkait, disitulah pembenahan dan pengontrolan diri terjadi untuk dapat saling menerima terhadap perubahan. Karakter akan terbentuk seiring dengan perubahan yang terjadi.
  • 35. Rusdiana, 2016. Pengembangan Organisasi Lembaga Pendidikan.Bandung.Pustaka Setia Aldi Al Bani.Peningkatan Profesionalisme Guru Di Lembaga Pendidikan Islam .Malang Danasasmita.E.Kosasih,2010. Peran Lembaga Pendidikan Guru Dalam Menyiapkan Guru Yang Berkarakter .Universitas Pendidikan Indonesia
  • 36.
  • 37. ILAFI RUMAISA NURSI 18302244024 PRODI PENDIDIKAN FISIKA MIPA UNY
  • 38. Metode yang biasa digunakan guru dalam mengajar ada berbagai macam, sehingga pada pembahasan kali ini penulis membatasi masalah hanya pada metode interaksi edukatif, dimana metode interaksi edukatif bersifat adanya interasksi antara pengajar dan pembelajar. Ada berbagai macam metode interaksi edukatif namun pada pembahasan kali ini penulis ingin menyamaikan 2 metode yang dapat digunakan oleh para guru yang nantinya diharapkan dapat memperbaiki budaya mengajar guru, yaitu : 1. Metode tanya jawab 2. Metode diskusi atau musyawarah
  • 39. Perbedaan antara metode tanya-jawab dan diskusi Dalam metode tanya-jawab guru pada umumnya berusaha menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta tertentu yang sudah diajarkan, atau apakah proses pemikiran yang dipakai oleh siswa. Dalam metode diskusi, pertanyaan guru lebih diarahkan untuk merangsang siswa mempergunakan fakta yang lebih kompleks. Pertanyaan tidak bersifat faktuil. Sebab itu juga maka jawabannya tidaklah bersifat tunggal atau mutlak. Langkah-langkah mempersiapkan tanya-jawab yang berhasil 1. Merumuskan tujuan sejelasnya dalam bentuk khusus dan berpusat pada tingkah-laku murid. 2. Mencari alasan mengapa mempergunakan metode tanya-jawab. 3. Menetapkan kemungkinan jawaban pertanyaan itu apakah mengandung banyak masalah ataukah hanya terbatas pada jawaban "ya" dan "tidak". 4. Menetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang dari pokok persoalan.
  • 40. Penggunaan metode tanya- jawab adalah wajar Apabila ditujukan untuk: 1. Meninjau pelajaran yang lalu, agar siswa memusatkan lagi perhatian tentang jumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pelajaran berikutnya 2. Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerja- sama siswa atau dengan perkataan lain untuk mengikut-sertakan semua siswa 3. Menangkap perhatian siswa. 4. Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa. Pengunaan metode tanya- jawab tidak wajar apabila guru bermaksud: 1. Menilai kemajuan siswa. 2. Mencari jawaban dari murid- murid, tetapi membatasi jawaban yang dapat diterima. 3. Memberi giliran pada siswa tertentu saja.
  • 41. Kebaikanya  1. Sambutan kelas. Tanya-jawab dapat memperolelı sambutan lebih aktif bila dibandingkan dengan hasil metode ceramah,  2. Memberi kesempatan kepada stiswa untuk mengemukakan ha-Hal yang belum jelas atau belum dimengerti, sehingga guru dapat menjelaskan kembali.  3. Mengetahui perbedaan pendapat antara siswa dan guru, dan akan membawa ke arah suatu diskusi Keburukannya  Tanya jawab bisa menimbulkan penyimpangån dari pokok persoalan. Lebih-lebih jika siswa memberi jawaban atau memajukan pertanyaan yang dapat menimbulkan beberapa masalah baru dan kemudian menyimpang dari pokok persoalan atau menimbulkan pokok pembicaraan baru.
  • 42. A. Tujuan dan Nilai Metode Diskusi Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali dihadapkan pada persoalan persoalan yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan satu jawaban atau satu cara saja, tetapi perlu menggunakan banyak pengetahuan dan macam-macam cara pemecahan dan mencari jalan yang terbaik, masalah-masalah di dunia dewasa ini yang terbaik. Tambahan pula banyak memerlukan pembahasan oleh lebih dari satu orang saja, yakni masalah yang memerlukan kerja-sama dan musyawarah. Dan bilamana demikian maka musyawarah atau diskusilah yang memberi kemungkinan. Dan juga, bilamana sesuatu masalah yang sudah dan akan dikerjakan bersama-sama, maka sangat berfaedah bila dipecahkan dan akan dikerjakan bersama-sama, maka sangat berfaedah bila orang-orang tersebut mengetahui terlebih dahulu masalahnya dan turut serta membahas pemecahannya. Dalam kehidupan masyarakat yang demokratis sangat layak bagi tiap anggota masyarakat untuk turut serta dalam aksi berkelompok, bermusyawarah, mencari keputusan-keputusan atas persetujuan bersama.
  • 43. Pertanyaan yang layak didiskusikan Pertanyan yang layak didiskusikan ialah yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1. Menarik minat siswa yang sesuai dengan tarafnya. 2. Mempunyai kemungkinan- kemungkinan jawaban lebih dari sebuah yang dapat dipertahankan kebenarannya. 3. Pada umumnya tidak menanyakan "manakah jawaban yang benar", tetapi lebih mengutamakan hal yang mempertimbangkan dan membandingkan. Kebaikan dan kelemahannya Mengajar dengan mempergunakan metode diskusi, berarti : 1. Mempertinggi partisipasi siswa secara individuil. 2. Mempertinggi partisipasi kelas sebagai keseluruhan. Kelemahanmya adalah 1. Sulit bagi guru utnuk meramalkan arah penyelesaian diskusi. 2. Sulit bagi siswa untuk mengatur secara berfikir ilmiah.
  • 44. Dari penguraian metode-metode tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa guru hendaknya mengggunakan metode interaksi edukatif agar terjalin interaksi antara pengajar dan pembelajar sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Pada program-program penataran ataupun pelatihan guru hendaknya para pengajar juga menggunakan metode interaksi edukatif sehingga para guru dapat mengambil contoh langsung dari pelatihan tersebut.
  • 45. Daftar Pustaka : Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat. Surakhmad, Winarno. 1979. Metodelogi Pengajaran Nasional. Bandung : Jemmars.
  • 47. 47 PENDAHULUAN Dalam dunia pendidikan di Indonesia khususnya, diperlukan beberapa faktor pendukung. Seperti tenaga pendidik (Guru), peserta didik, lingkungan, lembaga pendidikan, dll. Dalam pendidikan, guru dianggap sebagai faktor penentu utama dalam mendorong terjadinya perubahan. Tetapi dalam beberapa kasus, guru masih belum bisa memberikan kontribusi terbaiknya terhadap pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang tercantum dalam konstitusi masih belum tercapai secara maksimal. Salah satu penyebabnya adalah berasal dari lembaga sosial yang dihuni oleh guru itu sendiri. Lembaga sosial tersebut masih belum banyak membantu terhadap perkembangan dari seorang guru. Sehingga, lembaga sosial pun akan menjadi salah satu pembentuk dari budaya mengajar yang dimiliki oleh masing-masing guru.
  • 48. 48 PENDIDIKAN Menurut Piaget dalam Palmer (2003) pendidikan beperan sebagai penghubung dua sisi. Di satu sisi, individu yang sedang tumbuh dan disisi lain, nilai sosial, intelektual, dan moral yang menjadi tanggung jawab pendidikan untuk mendorong individu tersebut. Individu berkembang sejak lahir dan terus berkembang. Sementara, Gunawan (2000) berpendapat bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai proses sosialisasi, yaitu sosialisasi nilai, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dari beberapa pemikiran tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan merupakan upaya sadar yang ditujukan untuk menanamkan kepekaan individu terhadap nilai sosial, pengetahuan, keterampilan, dan nilai moral yang ada di masyarakat. Lembaga pendidikan guru dapat diklasifikasikan ke dalam lembaga pendidikan formal jalur pendidikan tinggi. Peran lembaga pendidikan ini sangatlah penting dalam meningkatkan mutu guru dalam menerapkan budaya mengajarnya.
  • 49. 49 LEMBAGA SOSIAL Menurut Koentjaraningrat, lembaga sosial adalah sistem tata kelakukan dan hubungan yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Lembaga sosial dibentuk agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidup dalam berbagai bidang kehidupan seperti bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Selain itu, lembaga sosial dibentuk agar masyarakat dapat hidup dengan teratur. Misalnya, manusia membutuhkan lembaga pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan. Lembaga pendidikan adalah lembaga yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan di masyarakat. Lembaga pendidikan sangat penting untuk terus dipelihara oleh masyarakat karena fungsinya yang sangat penting. Lembaga pendidikan guru memiliki peran yang sangat penting dalam menyiapkan guru-guru berkarakter yang nantinya dapat berperan sebagai pendidik karakter. Didalamnya terdapat relasi kekuasaan yang terstruktur dan saling berinteraksi untuk mempertahankan keberadaannya.
  • 50. 50 PERAN LEMBAGA SOSIAL Lembaga Pendidikan Guru yang berupaya menyiapkan guru berkarakter haruslah mampu memberikan internalisasi nilai kepada calon guru, menyediakan lingkungan yang kondusif dalam upaya penanaman pendidikan karakter bagi guru, sehingga terbentuklah budaya mengajar yang baik dari guru tersebut. Lembaga pendidikan guru sebaiknya berperan serta secara aktif dalam menjalin hubungan dengan lembaga lainnya; keluarga, masyarakat, dan Negara. Kolaborasi tersebut dapat membantu pencapaian target pendidikan karakter
  • 51. 51 Sebagai lembaga pendidikan untuk mencetak guru yang berkarakter, hendaknya selain adanya penanaman nilai-nilai atau karakter yang baik terhadap guru, perlu juga diarahkan dan dibimbing tentang bagaimana merencanakan suatu kegiatan pembelajaran yang dapat menanamkan pendidikan karakter terhadap anak didiknya. Pembentukan kebiasaan perlu dilakukan sehingga nilai-nilai karakter yang harus ditumbuhkan dalam kehidupan terinternalisasi dalam diri calon guru tersebut secara alamiah. Suri keteladanan pengajar pun perlu diperlihatkan dalam menguatkan proses penanaman pendidikan karakter itu sendiri dan akan berpengaruh pada perkembangan diri dan budaya mengajar dari guru. Dengan menekankan pendidikan karakter pada visi dan misi lembaga pendidikan guru Setelah pendidikan karakter tergambar dalam visi dan misi, disosialisasikan dalam tataran kerja lembaga, dan dengan Stakeholders, serta selanjutnya diintegrasikan dalam disiplin ilmu, langkah berikutnya adalah penerapan tata nilai.
  • 52. 52 Makna esensial dari pendidikan pada Lembaga pendidikan adalah untuk mendorong peningkatan kemampuan intelektual calon guru terhadap disiplin ilmu yang digelutinya. Karena pada dasarnya lembaga pendidikan guru akan memiliki peranan yang penting dalam membentuk karakter dari pendidik itu sendiri. Bagaimana nanti guru tersebut terjun dalam dunia pendidikan, budaya mengajar yang baik yang mereka miliki, dan bagaimana mereka membangun hubungan dengan semua pelaku pendidikan. Lembaga pendidikan guru pun memerlukan sebuah evaluasi, untuk mengetahui sejauh manakah peranan lembaga pendidikan tersebut dalam berpengaruh terhadap struktur di dalamnya. Bentuk evaluasi kinerja lembaga pendidikan guru dalam menyiapkan guru dalam pendidikan karakter tersebut. Objek yang menjadi penilaian pendidikan karakter calon guru dalam lembaga pendidikan guru adalah tindakannya, bukan kata-kata atau ucapannya.
  • 53. KESIMPULAN Lembaga sosial guru adalah suatu sistem yang diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu khususnya dalam lingkup pendidikan oleh tenaga pendidik. Dan termasuk didalamnya adalah lembaga pendidikan guru yang memiliki peranan penting terhadap kualitas karakter dari guru, yang salah satu implementasinya adalah dapat dilihat dari budaya mengajarnya. Lembaga pendidikan guru memiliki peran yang sangat penting dalam menyiapkan guru yang berkarakter. Hal ini dikarenakan, lembaga pendidikan guru mampu menjadi wadah yang tepat dalam menginternalisasikan nilai-nilai pada calon guru yang nantinya akan disalurkan ke peserta didik dan menciptakan lingkungan yang kondusif dalam penanaman pendidikan karakter tersebut.
  • 54. 54 REFERENSI Faryadi, Qais. 2017. Pedoman Mengajar Efektif : Teori dan Model Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Danasasmita, E Kosasih. (2010). Peran Lembaga Pendidikan Guru Dalam Menyiapkan Guru yang Berkarakter. http://file.upi.edu/Direktori/PROCEEDING/UPI- UPSI/2010/Book_1/PERAN_LEMBAGA_PENDIDIKAN_GURU_DALAM_MENYIAPK AN_GURU_YANG_BERKARAKTER.pdf Agustin, Mubiar. 2011. Permasalah Belajar dan Inovasi Pembelajaran : Panduan untuk Guru, Konselor, Psikolog, Orang Tua, dan Tenaga Kependidikan. Bandung : PT Refika Aditama https://blog.ruangguru.com