LATAR BELAKANG
1. Peran pengelolaan SDM kini tak lagi jadi dominasi manager SDM, karena mulai banyak perusahaan yang menerapkan pendelegasian fungsi manajemen SDM kepada manager fungsional.
2. Setiap kegiatan yang melibatkan kerja tim adalah suatu proses pengelolaan SDM.
3. Setiap pemimpin otomatis melakukan matching people to jobs, managing performance, coaching & counseling, rewarding, hingga firing dalam setiap tugasnya.
4. Pada dasarnya setiap manager juga merupakan manager SDM karena mereka pasti memiliki anak buah yang harus dikelola.
5. Secara konsep SDM, para manager non-SDM seharusnya juga bisa memainkan peranan sebagai manager SDM.
6. Orang-orang SDM kini diarahkan untuk menjadi mitra bisnis bagi Perusahaan: pengelola SDM akan mendukung kebutuhan bisnis dengan tren ke depan dalam dunia kerja.
7. Manager SDM akan lebih berkonsentrasi untuk melihat perkembangan perusahaan ke depan yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis.
8. Manager SDM berfungsi sebagai agen perubahan yang memberikan saran kepada perusahaan mengenai langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai tujuan.
9. Memberikan sarana pendukung berupa Personnel Manual yang berisikan: prosedur Karyawan, seperti pengobatan, klaim medikal, koperasi, pensiun dan jamsostek.
10. Dilakukannya HR-Audit oleh bagian SDM ke setiap departemen, cabang atau bagian lain di Perusahaan untuk memastikan bahwa setiap manager memenuhi standar SDM yang diharapkan
KAJIAN MANAJEMEN SDM
1. Fokus kajian MSDM adalah masalah tenaga kerja manusia yang diatur menurut urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2. Karyawan adalah perencana, palaku dan selalu berperan aktif dalam setiap aktifitas perusahaan
Bagi yang Membuituhkan CONTOH JOB DESCRIPTION LENGKAP, Kami menjual dengan harga HANYA Rp 500 Ribu saja. Untuk Pemesanan Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response) HARD-Hi SMART CONSULTING.
Manajemen karir/talenta merupakan proses manajemen SDM yang sangat penting baik bagi karyawan maupun bagi organisasi.
Bagi karyawan tahapan proses pengembangan diri.
Bagi organisasi dibutuhkan dalam upaya mengelola karir karyawan agar selaras dengan kebutuhan Perusahaan/ Organisasi pada satu sisi dan kebutuhan karyawan pada sisi lainnya.
Manajemen karir/talenta memberikan ruang kepada karyawan dalam mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan posisi dalam Perusahaan/ Organisasi.
Manajemen karir/talenta yang jelas dan baik akan memberikan arah pergerakan karir karyawan sesuai dengan potensinya.
LATAR BELAKANG
1. Peran pengelolaan SDM kini tak lagi jadi dominasi manager SDM, karena mulai banyak perusahaan yang menerapkan pendelegasian fungsi manajemen SDM kepada manager fungsional.
2. Setiap kegiatan yang melibatkan kerja tim adalah suatu proses pengelolaan SDM.
3. Setiap pemimpin otomatis melakukan matching people to jobs, managing performance, coaching & counseling, rewarding, hingga firing dalam setiap tugasnya.
4. Pada dasarnya setiap manager juga merupakan manager SDM karena mereka pasti memiliki anak buah yang harus dikelola.
5. Secara konsep SDM, para manager non-SDM seharusnya juga bisa memainkan peranan sebagai manager SDM.
6. Orang-orang SDM kini diarahkan untuk menjadi mitra bisnis bagi Perusahaan: pengelola SDM akan mendukung kebutuhan bisnis dengan tren ke depan dalam dunia kerja.
7. Manager SDM akan lebih berkonsentrasi untuk melihat perkembangan perusahaan ke depan yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis.
8. Manager SDM berfungsi sebagai agen perubahan yang memberikan saran kepada perusahaan mengenai langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai tujuan.
9. Memberikan sarana pendukung berupa Personnel Manual yang berisikan: prosedur Karyawan, seperti pengobatan, klaim medikal, koperasi, pensiun dan jamsostek.
10. Dilakukannya HR-Audit oleh bagian SDM ke setiap departemen, cabang atau bagian lain di Perusahaan untuk memastikan bahwa setiap manager memenuhi standar SDM yang diharapkan
KAJIAN MANAJEMEN SDM
1. Fokus kajian MSDM adalah masalah tenaga kerja manusia yang diatur menurut urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2. Karyawan adalah perencana, palaku dan selalu berperan aktif dalam setiap aktifitas perusahaan
Bagi yang Membuituhkan CONTOH JOB DESCRIPTION LENGKAP, Kami menjual dengan harga HANYA Rp 500 Ribu saja. Untuk Pemesanan Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response) HARD-Hi SMART CONSULTING.
Manajemen karir/talenta merupakan proses manajemen SDM yang sangat penting baik bagi karyawan maupun bagi organisasi.
Bagi karyawan tahapan proses pengembangan diri.
Bagi organisasi dibutuhkan dalam upaya mengelola karir karyawan agar selaras dengan kebutuhan Perusahaan/ Organisasi pada satu sisi dan kebutuhan karyawan pada sisi lainnya.
Manajemen karir/talenta memberikan ruang kepada karyawan dalam mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan posisi dalam Perusahaan/ Organisasi.
Manajemen karir/talenta yang jelas dan baik akan memberikan arah pergerakan karir karyawan sesuai dengan potensinya.
Ingin mengurangi LIKE dan DISLIKE dalam penentuan Performance Appraisal? Gunakan KPI yang berbasis Balanced Scorecard. Akan terlihat prestasi kerja pegawai, yang kelak dapat disambungkan ke promosi pegawai, insentif dll
Proses, tahapan dan Ketentunan Penyusunan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi Berdasarkan Keputusan Keputusan Dirjen Binalatas No. 185/Lattas /IX/2013
Bagi Para Peminat Template JobDesc ini, Template dijual dengan harga hanya Rp 500 Ribu. Hubungi : 0878-7063-5053 (HARD-Hi SMART CONSULTING) untuk Pemesanannya. Terimakasih
Ingin mengurangi LIKE dan DISLIKE dalam penentuan Performance Appraisal? Gunakan KPI yang berbasis Balanced Scorecard. Akan terlihat prestasi kerja pegawai, yang kelak dapat disambungkan ke promosi pegawai, insentif dll
Proses, tahapan dan Ketentunan Penyusunan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi Berdasarkan Keputusan Keputusan Dirjen Binalatas No. 185/Lattas /IX/2013
Bagi Para Peminat Template JobDesc ini, Template dijual dengan harga hanya Rp 500 Ribu. Hubungi : 0878-7063-5053 (HARD-Hi SMART CONSULTING) untuk Pemesanannya. Terimakasih
pelatihan atau training merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
2. Introduction
Coaching yang bertujuan utk
meningkatkan performa dan kemampuan belajar
dari orang lain, meliputi:
• Pemberian feedback.
• Memotivasi.
• Mengenal kesiapan penerima feedback untuk
melakukan tugas tertentu (dalam kemampuan
dan keinginan).
• Melakukan diskusi dua arah secara seimbang
(menanyakan dan memberi saran).
3. Kesimpulan coaching:
• Merupakan uraian singkat seluruh kegiatan coaching,
semua sesi dalam coaching dan telah diolah bersama
sedemikian rupa, kemungkinan-kemungkinan follow up
serta harapan-harapan peserta.
Evaluasi
• Merupakan metode pengumpulan data dan bahan yang
akan dianalisis dan disimpulkan guna melihat segala
sesuatu yang terjadi dalam coaching dan pengaruhnya
bagi peserta.
4. Mengapa Evaluasi diperlukan?
• Mengetahui kelemahan dan kelebihan program
coaching.
• Mengetahui apakah tujuan coaching telah
tercapai.
• Menentukan rasio biaya/keuntungan dari
program coaching.
• Mengetahui peserta coaching yang mendapat
manfaat terbesar dari program, dan sebaliknya.
• Menentukan apakah program coaching
merupakan solusi atas masalah pekerjaan yang
dihadapi peserta program.
5. • Setelah program coaching dilaksanakan, maka
program ini perlu dievaluasi untuk mengetahui
sampai sejauh mana tujuannya telah dicapai.
• Untuk itu manajemen harus mengevaluasi
kegiatan program coaching secara sistematis,
dengan tolak ukur yang mencakup reaksi,
pembelajaran, perilaku dan hasil.
Mengukur Efektivitas Program
Coaching
6. Mengukur Efektivitas Program
Coaching . . . .
• Tidak banyak perusahaan yang secara
serius melakukan analisa
mengenai efektivitas kegiatan coaching
para karyawannya. Apakah coaching
mereka selama ini sudah efektif? Apa
ukuran efektif itu? dan bagaimana
melakukan pengukurannya?
8. 4 Level Pengukuran Efektivitas
Program Coaching
Level Pertama (Participant Reaction)
• mengevaluasi efektivitas coaching dengan cara
menanyakan kepuasan dari para peserta mengenai
berbagai aspek coaching, misalnya kepuasan
peserta terhadap mutu materi, kualitas instruktur
ataupun mutu tempat akomodasi coaching.
• Jadi dalam level ini yang jadi fokus pengukuran
adalah kepuasan peserta coaching.
(Dave Kirkpatrick)
9.
10.
11.
12. Evaluasi reaksi peserta terhadap
program coaching
Apakah peserta menyukai program?
Apakah peserta menilainya berguna?
Tes bagi peserta untuk
menentukan apakah mereka
mempelajari dengan baik
prinsip/ketrampilan/fakta yang
seharusnya (berdasarkan hasil
feedback/coaching, termasuk diskusi
dua arah yang telah dilakukan)
Level 1 - Reaksi
Level 2 - Learning
16. • Mengukur dampak coaching terhadap perubahan
perilaku dan kinerja karyawan
• Level evaluasi ketiga ini bersifat lebih vital karena ia
mengukur apakah materi coaching yang dianjurkan
telah diaplikasikan oleh para peserta dalam pekerjaan
sehari-harinya.
• Jadi disini, dilihat apakah materi coaching memang
benar-benar dipraktekkan untuk merubah perilaku
para peserta menuju perilaku unggul yang diharapkan
(Behavior Application).
• Pengukuran level ini biasanya dilakukan enam bulan
hingga satu tahun setelah proses coaching; dan
difokuskan untuk melihat sejauh materi coaching
memberikan dampak positif bagi perubahan perilaku
dan peningkatan kinerja para peserta.
Level Ketiga (Behavior Application ):
21. • Mengukur apakah kegiatan coaching yang telah
dilakukan dapat memberikan dampak positif bagi
kinerja organisasi/instansi/perusahaan atau unit
bisnis dimana para peserta bekerja.
• Secara spesifik, fokus dari pengukuran pada level
ini adalah melihat sejauh mana kontribusi kegiatan
coaching terhadap kinerja bisnis.
• Misal, apakah setelah dilakukan coaching
mengenai selling skills, terdapat peningkatan
volume penjualan atau tidak. Atau juga setelah
dilakukan coaching mengenai Quality
Management, apakah terdapat penurunan yang
signifikan terhadap jumlah produk cacat atau
tidak.
Level Keempat (Business Impact):
22. Apakah perilaku peserta dalam
pekerjaan ada perubahan karena
program coaching:
• Misal: Apakah pegawai di bagian
komplain lebih ramah dalam
menghadapi pelanggan yang marah
dibandingkan sebelumnya?
Apakah hasil akhir tercapai,
mengacu pada tujuan coaching:
• Apakah jumlah komplain
pelanggan menurun?
• Apakah tingkat turnover
berkurang?
Level 3 – Behavior
Application
Level 4 – Business
Impact
26. • Mengukur dampak coaching terhadap kinerja organisasi/
instansi/perusahaan dalam bentuk dirupiahkan.
• Misal : dampak peningkatan penjualan akibat adanya
program coaching selling skills. Besarnya peningkatan
penjualan diukur dalam satuan moneter (rupiah). Dan
kemudian dihitung pula semua biaya yang dibutuhkan untuk
melakukan coaching selling skills itu (baik biaya pembuatan
materi, biaya sewa tempat, biaya material lainnya, biaya
makan/akomodasi, dan juga biaya pegawai coaching, dll).
• Biaya-biaya ini kemudian dibandingkan dengan keuntungan
moneter yang dihasilkan oleh coaching (misal dalam kasus ini
adalah adanya peningkatan penjualan produk).
• Dari perbandingan biaya dan keuntungan ini, dapat diukur
ROI dari sebuah kegiatan coaching.
Level Kelima (ROI of coaching):
27. • Mengukur kontribusi
• Menetapkan prioritas
• Berfokus pada hasil
• Mengubah pandangan manajemen
terhadap program coaching
28. MODEL 4 LANGKAH
KIRKPATRICK
ConflictZen.com
Level 1 - REAKSI
Bagaimana reaksi peserta?
Level 2 - PEMBELAJARAN
Apakah peserta mau mengembangkan ?
Level 3 PERILAKU
Knowledge Skill Attitudenya bagaimana?
Level 4 – HASIL
Apakah membuahkan hasil?
Type Form
Summative
Correlation of business
results with other
assessment results
Summative
Observation of
Performance
360° Survey
Diagnostic
Summative
Self-assessment
Test
Reaction
Formative
Survey
Real-time Polling
Quizzing
29. MODEL 4 LANGKAH
KIRKPATRICK
ConflictZen.com
Improve
Learning Environment
Improve
Knowledge/Skill transfer
Check
Performance Environment
Check Systems and Processes
Level 1 - REAKSI
Bagaimana reaksi peserta?
Level 2 - PEMBELAJARAN
Apakah peserta mau mengembangkan ?
Level 3 PERILAKU
Knowledge Skill Attitudenya bagaimana?
Level 4 – HASIL
Apakah membuahkan hasil?
30. MODEL 4 LANGKAH
KIRKPATRICK
Nama Peserta : …………………………………
Tanggal kegiatan : …………………………………
Pekerjaan : …………………………………
1.Program coaching ini sesuai dengan harapan saya
2.Isi program sesuai dengan pekerjaan saya
1.Aktivitas coaching sangat membantu pekerjaan saya
2.Tingkat kesulitan coaching sesuai dengan kemampuan peserta
FASILITATOR/PEMBERI COACHING
1.Pemberi coaching mampu beradaptasi dengan peserta
2.Pemberi coaching selalu siap membantu peserta
1.Fasilitas yang disediakan mendukung kenyamanan coaching
2.Fasilitas yang tersedia menunjang proses belajar peserta coaching
31.
32. Mengisolasi Efek ….
• Kontrol grup dapat digunakan
untuk mengisolasi dampak
coaching.
• Dengan strategi ini, satu grup
menerima coaching, sedangkan
grup yang lain tidak.
• Perbedaan kinerja di antara
kedua grup merupakan dampak
dari program.
33. • Trend lines digunakan untuk
memperkirakan suatu hasil
jikalau tidak diadakan coaching.
• Perkiraan dibandingkan dengan
data aktual setelah coaching,
dan perbedaannya dianggap
sebagai dampak coaching.
Mengisolasi Efek ….
35. Mengisolasi Efek ….
• Metode ini berdasarkan pada asumsi
bahwa peserta (dan atasannya) mampu
memperkirakan seberapa peningkatan
kinerja terkait adanya coaching.
• Karena tindakan mereka menghasilkan
peningkatan, peserta dan atasannya
memiliki input yang akurat mengenai hal
ini.
• Mereka harus mengetahui berapa besar
perubahan yang dihasilkan dengan
menerapkan apa yang telah dibahas dan
dipelajari dalam program.
36. Mengisolasi Efek ….
Contoh Pertanyaan:
• Berapa % peningkatan yang dihasilkan
dari penerapan skill/teknik/attitude yang
diperoleh dari coaching?.
• Seberapa yakin anda mengenai estimasi
tersebut (dalam %).
• Faktor lain apa saja yang berkontribusi
pada peningkatan kinerja?