Buku ini membahas etika dalam penelitian, terutama yang melibatkan manusia. Beberapa prinsip etika yang dibahas antara lain persetujuan sukarela dan informasi dari responden, kerahasiaan data, serta pentingnya melindungi hak privasi dan keamanan responden. Prinsip-prinsip ini penting untuk memastikan penelitian dilakukan secara bertanggung jawab dan tidak merugikan responden.
Variasi teknik dalam pengumpulan data kualitatif cukup banyak, dan semuanya memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Memilih teknik yang benar, berarti mampu memilih pisau yang 'pas' untuk memotong buah-buahan.
Variasi teknik dalam pengumpulan data kualitatif cukup banyak, dan semuanya memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Memilih teknik yang benar, berarti mampu memilih pisau yang 'pas' untuk memotong buah-buahan.
Analisis konvergensi media pada kompas gramedia groupRadyastuti
Praktek konvergensi media pada dasarnya sangat berkaitan erat dengan praktek-praktek konglomerasi serta ekonomi media yang ada saat ini. Dimana konvergensi merupakan titik awal dari adanya konglomerasi media baik itu melalui sistem merger ataupun tidak. Konvergensi media yang umumnya terjadi pada media masssa dengan satu induk yang sama atau biasa disebut dengan konglomerasi media, menyebabkan informasi-informasi yang disampaikan pada masyarakat menjadi seragam dan tidak tersebar merata. Hal ini kemudian dimafaatkan para pemilik kekuasaan untuk menjalankan praktek komersialisasi media sesuai dengan kepenting masing-masing. Sehingga kedepannya, praktek konvergensi media ini nantinya juga dapat mempengaruhi ekonomi media massa dengan menjadikan media sebagai salah satu instrument untuk mencapai keuntungan sebesar-besarnya bagi para pemilik. Pada studi kasus Kompas Gramedia diketahui bahwa salah satu perusahaan media massa besar di Indonesia ini, juga menerapkan sistem konvergensi media seperti aktivitas cooptation dan content sharing namun tidak masuk pada tahapan merger dengan perusahaan lain. Dari aktivitas ini lah, praktek-praktek konglomerasi media juga dapat diidentifikasikan pada Kompas Gramedia yang dalam kegiatan produksinya juga menerapkan sistem komersialisme media.
Analisis konvergensi media pada kompas gramedia groupRadyastuti
Praktek konvergensi media pada dasarnya sangat berkaitan erat dengan praktek-praktek konglomerasi serta ekonomi media yang ada saat ini. Dimana konvergensi merupakan titik awal dari adanya konglomerasi media baik itu melalui sistem merger ataupun tidak. Konvergensi media yang umumnya terjadi pada media masssa dengan satu induk yang sama atau biasa disebut dengan konglomerasi media, menyebabkan informasi-informasi yang disampaikan pada masyarakat menjadi seragam dan tidak tersebar merata. Hal ini kemudian dimafaatkan para pemilik kekuasaan untuk menjalankan praktek komersialisasi media sesuai dengan kepenting masing-masing. Sehingga kedepannya, praktek konvergensi media ini nantinya juga dapat mempengaruhi ekonomi media massa dengan menjadikan media sebagai salah satu instrument untuk mencapai keuntungan sebesar-besarnya bagi para pemilik. Pada studi kasus Kompas Gramedia diketahui bahwa salah satu perusahaan media massa besar di Indonesia ini, juga menerapkan sistem konvergensi media seperti aktivitas cooptation dan content sharing namun tidak masuk pada tahapan merger dengan perusahaan lain. Dari aktivitas ini lah, praktek-praktek konglomerasi media juga dapat diidentifikasikan pada Kompas Gramedia yang dalam kegiatan produksinya juga menerapkan sistem komersialisme media.
Strategic Communication and Crisis Management (Study Case: PT. KAI)Mahfud Achyar
A crisis can be viewed as the perception of an event that threatens important expectancies of stakeholders and can impact the organization’s performance. Crises are largely perceptual. If stakeholders believe there is a crisis, the organization is in a crisis unless it can successfully persuade stakeholders it is not. A crisis violates
expectations; an organization has done something stakeholders feel is inappropriate.
Virtual Social Identity and Consumer BehaviourMahfud Achyar
“Consumer behavior can be defined as the decision-making process and physical activity involved in acquiring, evaluating, using and disposing of goods and services.”
- (Mathin Khan, 2006: Consumer Behaviour)
Beyond Hegemony :Classical Propaganda Theory and Presidential Communication S...Mahfud Achyar
Classical Propaganda Theory
1. Propaganda is an essentially situational, pragmatic and not ideological phenomenon.
2. Propaganda is a form of communication aimed towards influencing the attitude of the community.
3. Classical situational propaganda concerns its relative independence from ideology.
Digital marketing strategic of pt. eiger multi produk (eiger) analysisMahfud Achyar
Digital marketing is marketing that makes use of electronic devices (computers) such as personal computers, smartphones, cellphones, tablets and game consoles to engage with stakeholders. Digital marketing applies technologies or platforms such as websites, e-mail, apps (classic and mobile) and social networks. Social Media Marketing is a component of digital marketing. Many organisations use a combination of traditional and digital marketing channels.
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
Research Ethics
1. RESEARCH ETHICS
- Gabriella Vania S
- Maria Rosari
- Pratiwi Biasane
- Umniyati Kowi
- Luviana Ariyanti
- Nova Yashinta
- Mahfud Achyar
- Rizki Irwansyah
- Swandaru
MASS COMMUNICATION RESEARCH METHOD
PARAMADINA GRADUATE SCHOOL – 2013
2. Research Ethics
Ethics and The Research Process
Why Be Ethical?
General Ethics Theories
Ethical Principles
Specific Ethical Problems
Ethics and Online Research
3. Research Ethics
Mass Media Research involve human being (asking them questions + probing +examining)
As a professional researcher participant’s right are not violated.
Ethics : right or wrong – proper or improper
Not provide an answer for every ethical problem – at least help us to be more sensitive of
research issues.
Example :
• Threat during filling out researcher’s questioner
• Private information
Why be ethical?
• Won’t lead you to adverse effect on research participants
• Increase positive public opinion
• Tuskegee Syphilis Study (1932-1972) – participants has no knowledge what was goin, and
there’s no medical act during the experiment even Penicillin were exist at that time
8. VOLUNTARY PARTICIPATION
By its definition:
“Partisipasi yang terjadi secara sukarela; biasa terjadi dalam sebuah
penelitian, survey, atau focus group discussion (FGD)”
Hal – hal etik yang harus diperhatikan apabila partisipasi
subjek sukarela adalah;
• Jabatan peneliti biasanya mempengaruhi si subjek yang
ditelitinya. Contoh; mengukur kinerja kerja dosen A terhadap
mahasiswanya. Jadi akan lebih efektif dan objektif, jika:
- Penelitian bersifat efektif jika kuisioner diisi tanpa
nama (anynomous)
9. • Subjek peneliti tidak harus mengetahui siapa yang mensponsori
penelitian (jika ada)
• Peneliti dilarang untuk mempengaruhi keputusan daripada
subjek penelitian
• Responden berhak untuk mengetahui maksud dan tujuan
daripada penelitian
• Peneliti harus menjelaskan serinci mungkin tentang proses
penelitian; mengenai tahap – tahap apa saja yng dibutuhkan
untuk menyelesaikan penelitian
10. INFORMED CONSENT
By its definition:
“Subjek potensial harus diberitahukan (diingatkan) bahwa
kemungkinan – kemungkinan hal yang kurang mengenakkan yang
akan muncul selama jalannya penelitian.”
Peneliti memiliki tanggungjawab untuk menjawab secara jujur dan
terus terang mengenai hal – hal yang ditanyakan oleh responden
selama penelitian berlangsung.
11. On a contrary;
Apabila peneliti tidak melakukan hal – hal yang disebutkan diawal
bisa jadi responden merasa telah ‘ditipu’ selama jalannya penelitian.
Problems that occur;
- Apakah peneliti akan mendapatkan hasil penelitian yang valid?
- Apakah responden akan cukup terpengaruh dengan hasil
penelitian?
- Haruskah peneliti menerangkan ke sebagian responden yang
potensial, dan ke yang lain tidak?
- Bagaimanakan sisi objektif si peneliti terhadap isi dari
penelitiannya?
12. APA’s PROVISION…
• Bahasa yang digunakan harus yang dapat dimengerti oleh
responden
• Peneliti harus mampu menjelaskan bahwa responden dapat
mundur dari penelitian
• Peneliti mampu menjelaskan hal – hal yang dapat
mempengaruhi hasil dari penelitian (seperti; ketidaknyamanan
dan ketidak percayaan diri)
• Apabila partisipasi dari penelitian dapat meningkatkan nilai,
murid2 haruslah diberikan beberapa pilihan
• Peneliti harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu apabila
penelitian akan di film-kan
13. What Indications Should be Given
to Participants
• Epstein, Suedefeld, and Silverstein (1973)
“Responden menginginkan deskripsi umum mengenai penelitian dan
harapan mereka tentang penelitian; bahaya apa saja yang mungkin
akan terjadi; berapa lama penelitian akan berlangsung, dan tujuan dari
penelitian”
• Sobal (1984); survey participation
“Di dalam pengantar penelitian harus tertera institusi penelitian, nama
peneliti, dan penjelasan menegenai topik penelitian. Yang jarang
dipaparkan adalah mengenai sponsor dan garansi kerahasiaan hasil
penelitian.”
14. • Greenberg and Garamone (1989)
“Survei pada 201 media massa mengungkapkan bahwa, 96%
penelitian hasil penelitian bersifat rahasia, 92% biasanya
mencantumkan sponsor, 66% memaparkan bahwa responden mengisi
secara sukarela dan 61% menjabarkan mengenai kuisionernya.”
Brody, Gluck, and Aragon (1997)
“Menemukan bahwa 41% reponden memiliki pengalaman negatif. Hal
ini muncul karena kurangnya informasi yang diberikan oleh peneliti.”
16. Concealment and Deceiption
• Concealment and Deception are encountered
most frequently in experimental research.
• Concealment is the withholding of certain
information from the subjects
• Deception is deliberately providing false
information both practices raise ethical
problem.
17. Menurut Elms (1982), ada 5 kondisi dimana penipuan secara etis bisa
dibenarkan dalam penelitian ilmu sosial:
• Ketika tidak ada cara lain yang layak atau memungkinkan untuk
mendapatkan informasi yang diinginkan
• Ketika potensi manfaatnya lebih besar dari pada potensi
kerugiannya
• Ketika subjek penelitian dibolehkan untuk menarik diri kapan saja
tanpa penalty
• Ketika terjadi kerusakan fisik atau psiklogis pada subjek penelitian,
dimana kerusakan ini bersifat temporer
• Ketika subjek tidak mendapat penjelasan tentang penipuan, dan
ketika prosedur penelitian tersedia untuk khalayak
18. • Christensen (1988), suggest:
• That it may be immoral to fail to
investigate important areas that cannot be
investigated without the use of deception.
• Much of the sentiment againts deception
inresearch exist because deception has been
analized only from the viewpoint of abstract
moral philosophy.
19. • Kelman (967) :
• Before the investigator settles on deception as an experimental tactic,
thera are 3 questions should be examined:
1.How significant is proposed study?
2.Are alternative procedures available that
would provide same information?
3.How severe is the deception?
20. • Dalam kode etik penelitian juga dituliskan
bahwa peneliti tidak boleh melakukan
penipuan. Penipuan adalah suatu hal yang
sering dialami dalam sebuah riset. Maka
diperlukanlah persetujuan dari responden
peneliti agar penelitian tidak melakukan
pelanggaran terhadap hak pribadi/ privacy.
21. • Maka responden riset harus diberikan waktu
untuk membaca persetujuan dan
menandatangani persetujuan sebagai responden
riset. Jadi peneliti tidak boleh melakukan riset
dan mengambil data tanpa mendapat ijin dari
sumbernya. Penipuan ini bisa sangat berbahaya
dan bisa mengakibatkan terjadinya diskriminasi
dan kerugian lain. Untuk mengurangi kerugian
yang dialami responden, maka disusunlah kode
etik penelitian.
22. • Secara umum: Buku ini adalah penunjuk jalan
bagaimana kita melakukan sebuah penelitian dan
bagaimana penelitian ini juga menghormati hak
privacy seseorang. Penunjuk jalan yang dimaksud
adalah sebuah kode etik. Sebuah penelitian/ Riset
membutuhkan kode etik. Selain menghormati
hukum, melindungi subyek, sebenarya penelitian
adalah merupakan jalan menuju keberlangsungan
hidup dengan banyak orang. Maka penelitian
kemudian membutuhkan etik untuk pelindung.
23. • Kode etik ini dibuat untuk melindungi individu
dalam sebuah penelitian. Seorang peneliti
harus menganggap respondennya adalah
subyek, jadi bukan obyek, karena obyek
mempunyai kecenderungan terjadinya proses
eksploitase.
24. • Yang kedua, secara umum responden/
partisipasan harus tahu isu apa yang sedang
dilakukan peneliti. Ia juga harus tahu resiko
apa yang harus ia tempuh ketika menjadi
responden. Jadi sejak awal etika ini harus
dijalankan.
25. • Beberapa prinsip soal etik yang harus dijalankan dalam penelitian
antaralain:
• 1. Penelitian harus melihat responden sebagai subyek
• 2. Penelitian harus bermanfaat bagi masyarakat, melakukan
advokasi dan memberikan perubahan
• 3. Peneliti harus melihat responden secara setara (equal),
menghormati pilihan, otonomi dan privacy
• 4. Peneliti harus jujur, tidak boleh menyembunyikan sesuatu dari
responden
• 5. Justice (Penelitian harus menghormati hukum yang berlaku).
Berbagai macam hukum: bisa hukum nasional, internasional,
hukum adat/lokal sesuai dengan tempat tinggal responden
• 6. Laporan dalam penelitian yang dibuat peneliti harus jujur dan
tidak melakukan plagiat.
26. • Dalam penelitian media hal ini juga
diterapkan. Peneliti harus menyampaikan
argumen yang dibutuhkan dalam sebuah
penelitian dan menyampaikan apa yang ia
ketahui kepada responden. Ia harus jujur dan
tidak boleh melakukan penipuan. Peneliti juga
harus memperoleh ijin baik secara lisan
maupun tertulis dari responden.
27. • Secara umum: Buku ini adalah penunjuk jalan
bagaimana kita melakukan sebuah penelitian dan
bagaimana penelitian ini juga menghormati hak
privacy seseorang. Penunjuk jalan yang dimaksud
adalah sebuah kode etik. Sebuah penelitian/ Riset
membutuhkan kode etik. Selain menghormati
hukum, melindungi subyek, sebenarya penelitian
adalah merupakan jalan menuju keberlangsungan
hidup dengan banyak orang. Maka penelitian
kemudian membutuhkan etik untuk pelindung.
28. • Perlindungan Pribadi / Respondent
• Sebagian besar dari pengamatan di lapangan dan Survey penelitian
sering timbul masalah perlindungan privasi. Namun demikian,
beberapa situasi publik yang hadir keprihatinan etis
• Sebagian besar dari pengamatan di lapangan dan Survey penelitian
seringnya timbul masalah perlindungan privasi sehingga
menyebabkan pelanggar privasi hanya untuk proses mendapatkan
hasil terkecil yang diperlukan untuk mengumpulkan data.
• Seorang peneliti tidak harus menggunakan respondent “ tidak
diketahui ” , dengan kata lain memakai respondent dengan identik
Kerahasian yang harus dijaga. Responden memiliki hak untuk
mengetahui apakah privasi mereka akan tetap dipertahankan.
Seperti , Siapa dan Apa informasi yang telah mereka berikan serta
siapa yang dapat mengakses data yang telah mereka berikan.
29. • Ada 2 cara untuk melindungi privacy seorang
respondent :
• Jaminan bahwa responden yang diberikan tidak
mungkin dapat terhubung ke setiap respon
tertentu dan dan keuntungan karena mendorong
responden untuk jujur dan apa adanya dalam
jawaban mereka
• Responden harus diyakinkan bahwa meskipun
mereka dapat diidentifikasi sebagai individu,
nama mereka tidak akan pernah terbuka terkait
dengan informasi yang mereka berikan
30. • Asosiasi Sosiology di Amerika memiliki pedoman lebih rinci tentang
ketentuan sebaga berikut :
• Tindakan pencegahan untuk melindungi hak-hak rahasia peserta
penelitian, mahasiswa, karyawan, klien atau lainnya
• Perlindungan privasi harus dimiliki oleh peserta, pelajar, karyawan,
client dan lainnya sebagai pemberi data , meskipun belum adanya
hukum atau hak istimewa untuk itu.
• Sosiolog menyeimbangkan pentingnya jaminan dari kerahasiaan
dengan prinsip lainnya dalam kode etik, standar perilaku dan
hukum yang berlaku
• Kerahasiaan tidak diperlukan sehubungan dengan pengamatan di
tempat umum dan dari catatan public , atau pengaturan lain di
mana ada aturan privasi yang disediakan oleh hukum atau
kebiasaan .
31. • Peraturan Pemerintah Mengenai Penelitian
• Tahunn 1971 Departement Kesehatan ,Pendidikan dan Kesejahteraan
(HEW) merancang aturan untuk memperoleh informasi dari peserta
penelitian yang termasuk dokumentasi lengkap dari prosedur yang
ditentukan dengan dibentuk nya lembaga review (IRBs) yang melindungi
kepentingan privacy. Tahun 1995 hampir 700 lembaga sudah berdiri
dibeberapa sekolah kedokteran, universitas, sekolah , rumah sakit dan
institusi lainnya.
• Pada tahun 1981 Department Kesehatan dan Pelayanan Public membuat
peraturan tentang penelitian ilmiah. Kebijakan untuk melindungi
Manuasia sebagai subject penelitian membebaskan subject untuk
menggunakan data public yang ada.
• Pada kenyataannya, beberapa peraturan IRB bahkan lebih ketat dari
peraturan federal. Sehingga seorang peneliti harus banyak meluangkan
waktu dalam jadwal penelitian untuk mengakomodasikan prosedur dari
IRBs.
33. Terminologi
Peneliti bertanggung jawab untuk menjaga standar profesional mereka dalam
menganalisis dan melaporkan data mereka. Salah satu aturannya adalah peneliti harus
memiliki kewajiban moral dan etika untuk:
1. Mengantisipasi masalah terhadap data yang akan diolah seperti angket respon
dan eksperimen tidak dapat dibuat, diubah, atau dibuang.
2. Para peneliti diharapkan melatih daya pikir mereka untuk meminimalisasi
kesalahan yang akan memengaruhi hasil penelitian.
Prinsip etika universal adalah penulis tidak boleh menjiplak. Dalam arti kata, penulis
tidak boleh mereproduksi karya orang lain dengan mengakui bahwa karya tersebut
merupakan hasil karya asli dari peneliti/penulis. Sebagai catatan, hanya orang yang
memiliki peran signifikan terhadap projek penelitianlah yang berhak mendapatkan
penghargaan dari hasil penelitian.
34. Kontibusi signifikan dalam penelitian
Definisi dari " kontribusi yang signifikan " mungkin kabur karena beberapa faktor yang
menyebabka mereka harus terdaftar sebagai penulis. Maka solusinya adalah,
seseorang harus memainkan peran utama dalam pembuatan konsep, menganalisis,
atau menulis dokumen akhir sehingga mereka layak didaulat sebagai kontributor
signifikan.
Selanjutnya, masalah lain juga timbul dari urutan kepengarangan artikel atau laporan.
Jika ada dua atau lebih peneliti yang terlibat dalam projek penelitian, maka nama
penulis yang akan terdaftar atau tercantum adalah nama penulis yang pertama?
Padahal idealnya, semuanya harus terlibat dalam pengerjaan projek penelitian dari
awal, tunduk pada revisi (jika terjadi perubahan). Namun faktanya kita tidak dapat
memungkiri bahwa penulis pertama-lah yang paling banyak memberikan peran yang
signifikan dalam penelitian.
35. Etika
Etika lainnya yang harus dipatuhi oleh peneliti adalah: mereka tidak boleh
menyembunyikan informasi yang barangkali akan memengaruhi interpretasi
mereka terhadap sebuah temuan dalam penelitian.
Contohnya: jika peneliti melakukan penundaan waktu selama 2 minggu dalam penelitian, yaitu
antara pengujian kelompok eksperimen dan pengujian kelompok kontrol, maka penundaan ini
harus dilaporkan sehingga peneliti lain dapat mempertimbangan dampak dari runtutan
penelitian dan pematangan hasil. Setiap laporan penelitian harus berisi deskripsi lengkap dan
metode yang lengkap pula, terutama setiap permulaan dari prosedur standar.
Peneliti memiliki kewajiban etis untuk berbagi temuan dan metode mereka
dengan peneliti lain. Semua kuesioner, bahan eksperimen, instrumen pengukuran,
instruksi untuk mata pelajaran, dan hal lainnya yang relevan harus dibuat tersedia
bagi mereka yang ingin memeriksa hasil penelitian mereka .
36. KESIMPULAN
• Semua peneliti berkewajiban mematuhi etika dalam penelitian
• Interpretasi dalam penelitian tidak boleh berdasarkan sudut pandang pribadi
(subjektif)
• Peneliti harus melaporkan hasil penelitian yang sudah ia lakukan dengan prinsip
keterusterangan dan kejujuran .
37. Ethics in the publication process
Certain Ethical guidelines are ussualy followed with regard to publication procedurs
- Submit the proposed article to only one journal
it is ussualy sent to two or three, or more reviewers for evaluation (this in order to find the truth of the data conducted by researchers
for referees)
- A related ethical problem concerns attempt to publish nearly identical or highly similar articles based on the same data set.
(The Investigator writes upon article emphasizing the communication angle for a communication journal and a second article with a
management slant for a business journal. Both Articles draw upon the same database and contain comparable results.)
A Proffesional Code of EthicS
principal of proffesional practice in conduct of our work
1. Exercise due care in gathering and processing data, taking all reasonable steps to assure the
accuracy results
2. Exercise due care in the development research designs and in the analysis of data
3. Describe our findings and methods accurately in appropriate detail in all research methods
formalized codes of ethics have yet to be developed by all proffesional associations involved in media research. However referring to
the American Association for Public Opinion Research
38. principal of proffesional responsibility in our dealings with people
1. The Public
2. Clients & Sponsor
3. The Proffesion
4. The Respondent
39. Ethical problems of student-faculty
research
• Schiff and Ryan (1996)
- Dilemma using undergraduate classes in
research (36% from 138)
- 65 % unethical to participate in research
- joining authorship of articles, 86%
respondents said was unethical.
40. Cont’d
• American Psychological Association (APA) Ethics Committee:
- The dissertation adviser may receive only second authorship.
- Secondary authorship for the adviser may be considered
obligatory if the adviser supplies the database, designates
variables, or makes important interpretive contributions.
- If the adviser suggests the general topic, is significantly
involved in the design or instrumentation of the project, or
substantially contributes to the writing, then the student may
offer the adviser second authorship as a courtesy.
- If the adviser offered only financial aid, facilities, and periodic
critiques, then secondary authorship is inappropriate.
41. The Rights of Student as Research
Participants (Bill of Rights)
• Participants should know the general purpose of the study and
what they will be expected to do.
• Participants have the right to withdraw from a study at any time
after beginning participation in the research.
• Participants should expect to receive benefits that outweigh the
costs or risks involved.
• Participants have the right to expect that anything done or said
during their participation in a study will remain anonymous or
confidential, unless they specifically agree to give up this right.
• Participants have the right to know when they have been deceived
in a study and why the deception was used.
• When any of these rights is violated or participants have objections
about a study, they have the right and responsibility to inform the
appropriate university officials.