Seni Budaya-Kebudayaan dari Jawa Timur "REOG PONOROGO"Putri Alfisyahrini
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Seni Budaya-Kebudayaan dari Jawa Timur "REOG PONOROGO"Putri Alfisyahrini
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
seni musik, pengertian seni musik, fungsi musik, jenis musik, genre musik, makna dan peranan musik tradisional nusantara, makna dan peranan musik nontradisional nusantara
teks cerita ulangMembandingkan teks cerita ulang berarti mencari persamaan dan perbedaan antara teks tersebut dengan jenis teks lain.
cerita rakyat adalah cerita yang pada umumnya diceritakan secara turun-temurun.cerita rakyat biasanya disampaikan secara lisan.cerita rakyat juga merupakan suatu cerminan/ekspresi kultur suatu budaya bangsa,biasanya cerita rakyat disampaiakan secara lisan tanpa mengetahui siapa pengarang nya itulah mengapa cerita rakyat memiliki beberapa versi.
Hikayat adalah karya sastra lama melayu berbentuk prosa yang berisi cerita yang dibacakan untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau untuk meramaikan pesta. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan sesorang lengkap dengan keanehan, kesaktian, serta mukjizat tokoh utama.
sejarah bukanlah sastra, terutama karya fiksi, karena berbeda dengan karya sastra sebagai hasil subyektivitas sastrawan, sejarah harus berusaha memberikan informasi selengkap dan sejelasnya dengan menghindari subyektivitas melalui penggunaan metode sejarah
1. Reog Ponorogo
Sebenarnya Indonesia kaya akan keaneragaman kebudayaan namun kurangnya perhatian oleh masyarakat kalangan atas vatau pemerintah, budaya
yang ada di in idonesia sedikit demi sedsikit akan hilang karena akan tersingkir oleh budaya asing yang masuk keindonesia. Bangsa indonesia harus
benara-benar memfilter terhadap kebudayaan yang masuk ke indonesia yaitu budaya asing yang menyalahi adeologi pancasila. Dengan cara menilai,
mempertimbangkan, dan memutuskan layak atau tidaknya budaya tersebut masuk ke indonesia.
Dari keanekaragaman kebudayaan di Indonesia, salah satunya yaitu Reog Ponorogo. Reog adalah salah satu budaya bangsa Indonesia yang masih
eksis dan terus di kembangkan agar budaya tersebut bisa dilestarikan dan sebagai warisan yang tidaj ternilai bagi anak cucu. Ada satu kejadian yang
akan mengecap bahwa reog adalah milik negara Malaysia, namun Indonesia tetap mempertahankannya.Dengan kejadian tersebut hendaklah kita
sebagai pemuda penerus bangsa harus melestarikan reog ponorogo. apalagi bagi anda anggota kotareyog.com harus lebih siap sedia bila sewaktu-
waktu kebudayaan kita di rebut bangsa lain. Karena budaya adalah kekayaan bangsa. reog ponorogonoleh pemkab ponorogo di lestarikan dengan
mengadakan acara rutin tahunan yaitu Grebeg Suro, yang biasanya acara tyersebut di adakan pada malam satu suro. pemkab ponorogo menggelar
acara ini dalam taraf atau tingkatan nasional dari daerah manapun di indonesia bisa ikut partisipasi di dalamnya. beberapa tujuan yang di capai
adalah : 1. Hiburan untuk masyarakat 2. Melestarikan adat daerah dan budaya bangsa
3. Sebagai upaya pelestarian budaya bangsa pada para penerus bangsa.
Pertunjukan reog di Ponorogo tahun 1920. Selain reog, terdapat pula penari kuda kepang dan bujangganong.
Pada dasarnya ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok [1], namun salah satu cerita yang
paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang
berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak rekan Cina rajanya dalam pemerintahan dan prilaku raja yang korup,
ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan dimana ia mengajar
anak-anak muda seni bela diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari
kebangkitan lagi kerajaan Majapahit kelak. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu
disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Bra Kertabumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki
Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa Barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk
Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang
mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol
kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang
menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50kg hanya dengan menggunakan
giginya [2]. Populernya Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Kertabumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan
oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap
melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi
pertunjukan populer di antara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru dimana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat
Ponorogo yaitu Kelono Sewondono, Dewi Songgolangit, and Sri Genthayu.
Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun ditengah
perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan
Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujanganom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu
hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara
keduanya, para penari dalam keadaan 'kerasukan' saat mementaskan tariannya [3] .
Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai pewarisan budaya yang sangat kaya. Dalam
pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga.
Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas.
mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.