Benda-benda langit adalah semua benda yang
tidak ada di Bumi. Benda angkasa jumlahnya
sangat banyak, tak terhitung banyaknya.
Didalam Al-Qur'an setidaknya disebutkan empat
benda langit yakni :
1) / َش ْم ٌسSyamsun / Matahari
2) ٌ / َق َمرQomarun / Bulan
3) / نَ ْج ٌمNajmun / Bintang
4) / َك ْو َك ٌبKaukabun / Planet
Secara umum benda yang bisa kita lihat di
langit adalah / نَ ْج ٌمbintang. Diantara bintang
tersebut ada yang disebut / َش ْم ٌسmatahari.
Marilah kita sedikit berkontemplasi tentang rumah yang kita
tinggali. Kita perhatikan setiap sudut dan ornamennya, maka
kita akan menemukan berbagai benda yang membantu kita
beraktivitas. Misalkan jam dinding, ia adalah penanda waktu
agar seisi rumah lebih memperhatikan jadwal kehidupan dan
terhindar dari keterlambatan.
Begitu pula dengan bumi yang kita tapaki. Maha baik Allah
yang telah menghamparkan bumi beserta ornamennya sebagai
tempat tinggal yang nyaman untuk manusia. Setiap pagi, kita
akan melihat sinar matahari. Sesuai dengan namanya, matahari
Allah Azza Wa Jalla ciptakan sebagai penanda waktu untuk
manusia. Allah menciptakannya agar manusia bisa menghitung
hari dengan mudah, kapan hari bermula dan kapan hari
berakhir.
Dalam bahasa indonesia syamsun berarti ‘matahari’, benda langit yang pertama kita bahas
ini adalah benda yang dapat kita lihat pada siang hari dari Bumi. Cahayanya yang sangat
terang dan panas ini termasuk kedalam ( ضياءcahaya yang mengandung panas). Dalam
سبحانه و تعالى firman Allah
“ وجعلنا سرا ًجا و ّها ًجاdan kami telah menjadikan pelita yang terang benderang” Qs. An – Naba’
: 13 .
Dalam ayat ini syamsun atau matahari digambarkan sebagai sirroj yang artinya lampu maka
dari itu matahari mirip dengan lampu yang memiliki cahaya terang dan panas.
Matahari juga bergerak sangat cepat . terkandung dalam firman Allah وال ّشمس تجري لمستق ٍّّرلّها
)٨٣: “ (يسdan matahari berjalan di tempat peredarannya” . ayat ini membuktikan kuasa Allah
سبحانه و تعالىbahwa ia mampu mengendalikan matahari yang besar dan panas itu dengan
menggerakannya, tetapi pasti ini tidak akan lama dan pasti berhenti pada waktunya.
Bukan hanya itu Allah سبحانه و تعالىjuga menjadikan matahari sebagai tanda terjadinya hari
akhir penjelasan ini terkandung kedalam surat At – Takwir ayat 1 “ إذاآل ّشمس ك ِّّورتbila
matahari digulung “ . menurut tafsir ibnu katsir “ apabila matahari digulung “ yakni telah
menjadikannya gelap. Inilah salah satu tanda hari akhir yang Allah janjikan di dalam AlQur’an.
Diantara keajaiban yang Allah sebutkan dalam Al Qur'an adalah terdapatnya surat dalam AlQur’an yang bernama surat Al-Lail (malam), bahwa malam menutupi segala sesuatu, dan ini juga
telah ditetapkan oleh para ilmuwan di jagat raya ini.
Dan yang menakjubkan lagi adalah bahwa surat terdapat dalam Al-Quran pada urutan (92), dan
kata Al-Lail (malam) dalam Al-Quran berjumlah 92 kali tepat dengan urutan nama surat ini!!
Karena itu renungkanlah kesesuaian ini: apakah terjadi secara kebetulan?
Jin dan anak-anak keturunannya, telah
menghuni bumi 2000 tahun sebelum
penciptaan Adam kemudian berbuat
kerusakan dan menumpahkan darah.
Allah mengutus tentara dari kalangan malaikat
untuk memerangi mereka hingga mendesak
mereka ke lautan. Sehingga lautan menjadi
wilayah yang sangat menyeramkan hingga
saat ini. Pendapat ini senada dengan ibnu jarir
at Thobari yang pertama menghuni bumi jin
berbuat kerusakan menumpahkan darah dan
membunuh.
Setiap detik pada hembusan nafas dalam
kehidupan manusia sejatinya adalah butirbutir kenikmatan dari Allah Azza Wa Jalla.
Sebanyak nikmat tersebut maka sebesar
pula tanggung jawab manusia dihadapan
Allah Azza Wa Jalla kelak dihari akhir.
Umurmu, untuk apa kau habiskan, waktumu,
bagaimana kau gunakan, hartamu, kepada
siapa engkau habiskan. Maka mohonlah
kepada Allah Azza Wa Jalla jangan sampai
nikmat tersebut kita sia-siakan apalagi jika
tak mensyukurinya.
Tak pernah puas rasanya
membahas dan menggali mutiara
ilmu dari Al-Qur'anul Karim. Terlebih
lagi tentang makhluk terluas yang
bisa kita lihat: langit.
Pembahasan langit selalu menarik
dari berbagai sudut pandang. Masih
belum berpindah, insyaallah kali ini
akan melanjutkan pembahasan
tentang karakteristik langit.
Marilah kita sedikit berkontemplasi tentang rumah yang kita
tinggali. Kita perhatikan setiap sudut dan ornamennya, maka
kita akan menemukan berbagai benda yang membantu kita
beraktivitas. Misalkan jam dinding, ia adalah penanda waktu
agar seisi rumah lebih memperhatikan jadwal kehidupan dan
terhindar dari keterlambatan.
Begitu pula dengan bumi yang kita tapaki. Maha baik Allah
yang telah menghamparkan bumi beserta ornamennya sebagai
tempat tinggal yang nyaman untuk manusia. Setiap pagi, kita
akan melihat sinar matahari. Sesuai dengan namanya, matahari
Allah Azza Wa Jalla ciptakan sebagai penanda waktu untuk
manusia. Allah menciptakannya agar manusia bisa menghitung
hari dengan mudah, kapan hari bermula dan kapan hari
berakhir.
Dalam bahasa indonesia syamsun berarti ‘matahari’, benda langit yang pertama kita bahas
ini adalah benda yang dapat kita lihat pada siang hari dari Bumi. Cahayanya yang sangat
terang dan panas ini termasuk kedalam ( ضياءcahaya yang mengandung panas). Dalam
سبحانه و تعالى firman Allah
“ وجعلنا سرا ًجا و ّها ًجاdan kami telah menjadikan pelita yang terang benderang” Qs. An – Naba’
: 13 .
Dalam ayat ini syamsun atau matahari digambarkan sebagai sirroj yang artinya lampu maka
dari itu matahari mirip dengan lampu yang memiliki cahaya terang dan panas.
Matahari juga bergerak sangat cepat . terkandung dalam firman Allah وال ّشمس تجري لمستق ٍّّرلّها
)٨٣: “ (يسdan matahari berjalan di tempat peredarannya” . ayat ini membuktikan kuasa Allah
سبحانه و تعالىbahwa ia mampu mengendalikan matahari yang besar dan panas itu dengan
menggerakannya, tetapi pasti ini tidak akan lama dan pasti berhenti pada waktunya.
Bukan hanya itu Allah سبحانه و تعالىjuga menjadikan matahari sebagai tanda terjadinya hari
akhir penjelasan ini terkandung kedalam surat At – Takwir ayat 1 “ إذاآل ّشمس ك ِّّورتbila
matahari digulung “ . menurut tafsir ibnu katsir “ apabila matahari digulung “ yakni telah
menjadikannya gelap. Inilah salah satu tanda hari akhir yang Allah janjikan di dalam AlQur’an.
Diantara keajaiban yang Allah sebutkan dalam Al Qur'an adalah terdapatnya surat dalam AlQur’an yang bernama surat Al-Lail (malam), bahwa malam menutupi segala sesuatu, dan ini juga
telah ditetapkan oleh para ilmuwan di jagat raya ini.
Dan yang menakjubkan lagi adalah bahwa surat terdapat dalam Al-Quran pada urutan (92), dan
kata Al-Lail (malam) dalam Al-Quran berjumlah 92 kali tepat dengan urutan nama surat ini!!
Karena itu renungkanlah kesesuaian ini: apakah terjadi secara kebetulan?
Jin dan anak-anak keturunannya, telah
menghuni bumi 2000 tahun sebelum
penciptaan Adam kemudian berbuat
kerusakan dan menumpahkan darah.
Allah mengutus tentara dari kalangan malaikat
untuk memerangi mereka hingga mendesak
mereka ke lautan. Sehingga lautan menjadi
wilayah yang sangat menyeramkan hingga
saat ini. Pendapat ini senada dengan ibnu jarir
at Thobari yang pertama menghuni bumi jin
berbuat kerusakan menumpahkan darah dan
membunuh.
Setiap detik pada hembusan nafas dalam
kehidupan manusia sejatinya adalah butirbutir kenikmatan dari Allah Azza Wa Jalla.
Sebanyak nikmat tersebut maka sebesar
pula tanggung jawab manusia dihadapan
Allah Azza Wa Jalla kelak dihari akhir.
Umurmu, untuk apa kau habiskan, waktumu,
bagaimana kau gunakan, hartamu, kepada
siapa engkau habiskan. Maka mohonlah
kepada Allah Azza Wa Jalla jangan sampai
nikmat tersebut kita sia-siakan apalagi jika
tak mensyukurinya.
Tak pernah puas rasanya
membahas dan menggali mutiara
ilmu dari Al-Qur'anul Karim. Terlebih
lagi tentang makhluk terluas yang
bisa kita lihat: langit.
Pembahasan langit selalu menarik
dari berbagai sudut pandang. Masih
belum berpindah, insyaallah kali ini
akan melanjutkan pembahasan
tentang karakteristik langit.
Dunia itu fana
Akherat itu abadi
Jangan terlena dengan dunia, sebaiknya carilah Akherat.
Hidup hanya sementara, manfaatkan sebaik-baiknya untuk mengumpulkan bekal untuk kehidupan di Akherat.
Akan ada orang-orang yang hanya mengharapkan dunia saja, tetapi sebaiknya berharaplah kebaikan dunia dan kebaikan akherat
Dalam bahasan sebelumnya mengenai benda - benda langit yang diantaranya ada istilah di
dalam Al Qur‟an yaitu: syamsun, qomarun, najmun, kawkabun. Bahwasanya itulah diantara
benda - benda langit yang Allah Ta‟ala ciptakan sebagai benda-benda langit, begitu pula
seperti halnya di dalam rumah pun pasti ada benda - benda yang mengisinya misal benda itu
adalah jam, dimana jam itu sebagai informasi waktu. Sama halnya benda - benda langit saat
ini juga mempunyai fungsi dalam hal perhitungan waktu dan pergantian hari, bulan serta
tahun.
Untuk artikel kali ini, penulis akan membahas mengenai “Asal Penciptaan ( اَلأَ ْر ُضBumi)
Menurut Al Qur‟an”. Penulis berupaya semaksimal mungkin sesuai kemampuan di dalam
menulis artikel. Apabila benar maka itu datangnya dari Allah dan inilah yang penulis
harapkan. Namun jika salah, maka tentunya ini berangkat dari diri penulis sendiri dan
syaithan karenanya penulis beristighfar (memohon ampun) kepada Allah.
Guna untuk memenuhi tugas IPI semester 2 Mata kuliah Ilmu pendidikan islam prodi PAI semester 2 fakultas tarbiyah Institut Agama Islam Alfalah Assunniyyah
Al-Qur'an secara bahasa merupakan mashdar dari قرأ
bermakna ( تلاbacaan atau yang dibaca) atau جمع
(mengumpulkan).
Adapun makna yang pertama, ia berkedudukan sebagai ismul
maf'ul bermakna matluu (yang dibaca). Sedangkan yang
kedua, berkedudukan sebagai fa'il bermakna jaami' (yang
mengumpulkan) karena ia mengumpulkan kisah-kisah, hukumhukum, dan berita-berita
Secara istilah, Al-Qur'an bermakna "Kalam Allah yang turun
kepada Rasul dan Nabi terakhir-Nya, Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam melalui malaikat Jibril dimulai dari
surat Al-Fatihah diakhiri dengan surat An-Nas." (Al-Imam
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Ushulun fittafsir)
Hewan, Tumbuhan, bahkan Gunung dan Lautan semuanya bertasbih kepada Allah SWT. Dan diantara makhluk-makhluk Allah tersebut, ada beberapa Hewan yang sangat istimewa.
Abstrak : Ayat Kauniyah merupakan ayat-ayat yang dikaitkan dengan alam semesta yaitu ciptaan Dzat
yang Maha Esa, Ia ciptakan dan ada, ia adalah: langit, bumi, gunung, dataran, sungai, matahari, bulan,
tumbuhan, hewan, benda mati, penemuan manusia, dan tanda-tanda Rabb yang Mahakuasa di
cakrawala dan apa yang ada di antara mereka dari makhluk lainnya. Sedangkan pendidikan keimanan
adalah membentuk kepribadian anak sedikit demi sedikit sampai mencapai tingkatan lengkap dan
sempurna, dalam hal keimanan yakni keyakinan di dalam hatinya, perkataan dengan lisannya, dan
perealisasian dalam amalan perbuatannya. Dengan rukun iman yang 6 sebagai pilarnya juga 60-70an
cabang sebagai turunannya. Dalam hal ini, penulis berusaha mengkaji keterkaitan antara 2 hal ini.
Metode yang digunakan adalah library research. Hasil penelaahan menunjukkan memperkenalkan
peserta didik dapat menjadi salah satu metode pendidikan keimanan. Hal ini perlu dikaitkan pula
dengan segmen tauhid lain yaitu Uluhiyah dan Asma wa sifat mengingat tauhid rububiyah belum
cukup menjadikan seseorang muslim. Wallahu a'lam.
Dunia itu fana
Akherat itu abadi
Jangan terlena dengan dunia, sebaiknya carilah Akherat.
Hidup hanya sementara, manfaatkan sebaik-baiknya untuk mengumpulkan bekal untuk kehidupan di Akherat.
Akan ada orang-orang yang hanya mengharapkan dunia saja, tetapi sebaiknya berharaplah kebaikan dunia dan kebaikan akherat
Dalam bahasan sebelumnya mengenai benda - benda langit yang diantaranya ada istilah di
dalam Al Qur‟an yaitu: syamsun, qomarun, najmun, kawkabun. Bahwasanya itulah diantara
benda - benda langit yang Allah Ta‟ala ciptakan sebagai benda-benda langit, begitu pula
seperti halnya di dalam rumah pun pasti ada benda - benda yang mengisinya misal benda itu
adalah jam, dimana jam itu sebagai informasi waktu. Sama halnya benda - benda langit saat
ini juga mempunyai fungsi dalam hal perhitungan waktu dan pergantian hari, bulan serta
tahun.
Untuk artikel kali ini, penulis akan membahas mengenai “Asal Penciptaan ( اَلأَ ْر ُضBumi)
Menurut Al Qur‟an”. Penulis berupaya semaksimal mungkin sesuai kemampuan di dalam
menulis artikel. Apabila benar maka itu datangnya dari Allah dan inilah yang penulis
harapkan. Namun jika salah, maka tentunya ini berangkat dari diri penulis sendiri dan
syaithan karenanya penulis beristighfar (memohon ampun) kepada Allah.
Guna untuk memenuhi tugas IPI semester 2 Mata kuliah Ilmu pendidikan islam prodi PAI semester 2 fakultas tarbiyah Institut Agama Islam Alfalah Assunniyyah
Al-Qur'an secara bahasa merupakan mashdar dari قرأ
bermakna ( تلاbacaan atau yang dibaca) atau جمع
(mengumpulkan).
Adapun makna yang pertama, ia berkedudukan sebagai ismul
maf'ul bermakna matluu (yang dibaca). Sedangkan yang
kedua, berkedudukan sebagai fa'il bermakna jaami' (yang
mengumpulkan) karena ia mengumpulkan kisah-kisah, hukumhukum, dan berita-berita
Secara istilah, Al-Qur'an bermakna "Kalam Allah yang turun
kepada Rasul dan Nabi terakhir-Nya, Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam melalui malaikat Jibril dimulai dari
surat Al-Fatihah diakhiri dengan surat An-Nas." (Al-Imam
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Ushulun fittafsir)
Hewan, Tumbuhan, bahkan Gunung dan Lautan semuanya bertasbih kepada Allah SWT. Dan diantara makhluk-makhluk Allah tersebut, ada beberapa Hewan yang sangat istimewa.
Abstrak : Ayat Kauniyah merupakan ayat-ayat yang dikaitkan dengan alam semesta yaitu ciptaan Dzat
yang Maha Esa, Ia ciptakan dan ada, ia adalah: langit, bumi, gunung, dataran, sungai, matahari, bulan,
tumbuhan, hewan, benda mati, penemuan manusia, dan tanda-tanda Rabb yang Mahakuasa di
cakrawala dan apa yang ada di antara mereka dari makhluk lainnya. Sedangkan pendidikan keimanan
adalah membentuk kepribadian anak sedikit demi sedikit sampai mencapai tingkatan lengkap dan
sempurna, dalam hal keimanan yakni keyakinan di dalam hatinya, perkataan dengan lisannya, dan
perealisasian dalam amalan perbuatannya. Dengan rukun iman yang 6 sebagai pilarnya juga 60-70an
cabang sebagai turunannya. Dalam hal ini, penulis berusaha mengkaji keterkaitan antara 2 hal ini.
Metode yang digunakan adalah library research. Hasil penelaahan menunjukkan memperkenalkan
peserta didik dapat menjadi salah satu metode pendidikan keimanan. Hal ini perlu dikaitkan pula
dengan segmen tauhid lain yaitu Uluhiyah dan Asma wa sifat mengingat tauhid rububiyah belum
cukup menjadikan seseorang muslim. Wallahu a'lam.
Tumbuhan yang mekar di pagi hari, tumbuhan yang berbuah,
apakah ia berbuah untuk dirinya sendiri? Untuk alam
sekitarnya, terkhusus untuk manusia.
Pohon memiliki akar, bukan hanya untuk mengokohkan
dirinya sendiri tetapi ia juga mengokohkan tanah yang
berada disekitarnya.
Pohon juga menyimpan air dan air itu pun tidak untuk dirinya
sendiri.
Belajarlah dari tanaman, ketika ia memiliki sesuatu, sesuatu
tersebut bukan hanya untuk dirinya tapi kebaikan nya juga untuk
sekitar.
Allah banyak menyebutkan perumpamaan dalam Al-Qur'an.
Di antaranya, jenis makhluk satu ini. Berikut sedikit dari
perumpamaan yang Allah sebutkan dalam Al-Qur'an dan
hadits nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
Sesungguhnya Allah SWT, Malikat dan para penghuni Langit dan Bumi, sampai seekor semut dan ikan di Laut mendoakan orang yang mengajarkan kebaikan kepada Manusia.
Apa hikmahnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala menggunakan kata
? بهر danشجرة
sesuatu yang sangat luas kemudian dipadu dengan pepohonan
yang di mana شجرةdan بهرdalam ayat ini memiliki banyak
kuantitasnya. Allah ingin menunjukkan betapa banyak ragam
jenis tumbuhan yang ada di muka bumi
Satu Pena saja yang kita miliki bisa kita gunakan untuk menulis beribu-ribu kalimat. Lalu bagaimana dengan satru Pohon, yang darinya kita bisa mendapatkan puluhan, bahkan ratusan Pena.
Ketika kita melakukan sesuatu untuk menegakkan kalimat Allah, kita berbuat untuk sesuatu yang amat besar. Hingga seluruh pepohonan di bumi menjadi pena,
seluruh laut menjadi tinta, ditambah lagi setelahnya 7 lautan takkan habis dituliskan kalimat Allah. Masyaallah. Laa haulaa wa laa quwwata illaa billah.
Pohon kurma merupakan salah satu tanaman yang paling sering disebutkan
dalam Al-Quran. Kurma merupakan tumbuhan khas yang berasal dari Timur
Tengah. Namun, pohon kurma juga bisa ditemukan di berbagai daerah lain di
dunia salah satunya Indonesia. Dikarenakan iklim yang tidak mendukung,
pohon kurma di Indonesia seringkali tidak mampu menghasilkan buah.
Batang pohon kurma keras dan beruas-ruas seperti sisik ikan. Diameter batang
mencapai 30-40 cm dengan tinggi mencapai sekitar 3 meter. Warna batangnya
abu-abu kecoklatan.
Kisah perang badr. QS. Al-Anfal : 9-11 Yang ketika
perang Allah turunkan Malaikat untuk membantu kaum
Muslimin dan Allah menurunkan hujan untuk
menyucikan dan menghilangkan gangguan setan.
'Air saat ada keberadaanya seringkali tak
dihargai, saat langka ianya dicari-cari. Ketika
sulit didapatkan air menjadi begitu berharga
bahkan lebih dari emas' Pernyataan tersebut
mengawali tadabbur Quran pada mata
perkuliahan Quranic View bersama
Ustadzuna Baihaqi, Lc, 5 Ramadhan 1441 H.
"Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kalian berdua dustakan?" Belajar mensyukuri
nikmat Allah yang datang tak berperi. Sebab seringkali, kita memusingkan keinginan atau suatu
nikmat yang ada di hadapan tetapi abai terhadap nikmat Allah yang datang bertubi-tubi.
Semoga kisah berikut dapat membuka mata hati kita, juga menjadi pencerahan untuk kehidupan.
Sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengisahkan, “Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam keluar dari rumahnya, tiba-tiba beliau menjumpai sahabat Abu Bakar dan
Umar radhiallahu ‘anhuma.
Spontan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada keduanya, ‘Apakah yang
menyebabkan kalian berdua keluar dari rumahmu pada saat seperti ini?’
Mereka menjawab, ‘Ya Rasulullah, rasa laparlah yang menjadikan kami keluar rumah.’
Mendengar jawaban keduanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menimpalinya dengan bersabda,
‘Dan sungguh -demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya- karena rasa lapar pula aku keluar
rumah, maka mari ikutilah aku.’
Keduanya pun mengikuti langkah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menuju rumah salah
seorang sahabat dari kaum Anshar. Namun, sahabat tersebut tidak sedang berada di rumah.
Ibnu Samak meminta segelas air dan mengatakan: “Wahai, Amirul Mukminin.
Seandainya engkau dihalangi dari (meminum) minuman ini (padahal engkau
kehausan), kecuali dengan (membayar) dunia dan seisinya, apakah engkau akan
menebus segelas air itu dengannya?”
Khalifah menjawab: “Ya”.
Ibnu Samak pun mengatakan: “Minumlah dengan puas, semoga Allah memberkahi
Anda”. Ketika Khalifah telah minum,
Ibnu Samak berkata kepadanya: “Wahai, Amirul Mukminin. Beritahukan kepadaku,
seandainya engkau dihalangi mengeluarkan minuman ini dari (diri)mu, kecuali dengan
(membayar) dunia dan seisinya, apakah engkau akan menebusnya?”
Khalifah menjawab: “Ya”.
Ibnu Samak mengatakan: “Lalu apakah yang akan engkau lakukan dengan sesuatu
(yakni dunia seisinya) yang seteguk air lebih baik darinya?”
Terdapat lebih dari 200 ayat di dalam al-Qur'an
yang mengandung kata air dan segala yang
berhubungan dengannya. Kalimat 'air' disebutkan
sebanyak 63 kali yang tersebar dalam 42 surah.
'Selain di Bumi ada dimanakah air itu?'
Pertanyaan tersebut mengawali tadabbur
Quran pada mata perkuliahan Quranic View
bersama Ustadzuna Baihaqi, Lc, 26 Sya'ban
1441 H.
Air merupakan ciptaan Allah Azza Wa Jalla
yang begitu vital bagi seluruh makhluk
hidup. Kita semua bergantung pada air,
tanpanya bumi akan mati. Selain di bumi ada
di mana lagi air berada? Dari mana air
bermula?
Batu granit dan meskipun keras dan memiliki kohesi yang kuat
dan tidak ada ruang kosong di dalamnya, namun tetap
memungkinkan air melewatinya melalui pori-pori yang sangat
kecil. Keistimewaan inilah yang membuat air ketika turun dari
langit tersimpan di bumi setelah melewati pori-pori batuan ini,
sekiranya tidak ada keistimewaan yang diberikan Allah melalui
batu bumiini maka tidak mungkin air dapat meresap ke tempat
yang memiliki kedalaman yang besar yang berada di bawah
permukaan bumi.
Air meliputi sekitar 71% permukaan Bumi. Science telah membuktikan bahwa
proporsi air di permukaan bumi 71% dan proporsi tanah 29%, dan yang menakjubkan
adalah bahwa bahwa Al-Qur’an menyebutkan kata (laut) 33 kali, dan kata (darat) 13
kali, dan di sini kita menemukan bahwa total penyebutan darat dan laut adalah 33+13 =
46.
Dan angka ini mewakili proporsi darat dan laut, dan rasio dari pengulangan kata
(laut) adalah: 33 ÷ 46, ini sama dengan 71% yang merupakan proporsi laut, sedangkan
rasio pengulangan (daratan) adalah 13 ÷ 46 ini sama dengan 29%, inilah proporsi yang
sebenarnya tentang ke daratan atau tanah kering, dan pertanyaan kita adalah: Apakah
jumlah ini terjadi secara tiba-tiba atau Allah yang telah menyatakannya?1.
Ada juga yang mengatakan bahwa, kata "Laut" 32 kali dan "Darat" 13 kali. Nisbah
"Laut" dengan jumlah (Laut + Darat) = 32 / (32 + 13) = 71%.2 Dalam tulisan lainnya menyebutkan bahwa, di dalam Al-Qur’an, kata al-barr dengan arti “darat” disebut 12
kali, sedangkan kata al-bahr (laut) – baik mufrad, mutsanna, dan jamaknya – disebut 40
kali. Perbandingan tersebut sama dengan perbandingan antara daratan dan lautan di
planet bumi ini.
“Dan suatu tanda (kebesaran Allah)
bagi mereka adalah malam; Kami
tanggalkan siang dari (malam) itu,
maka seketika itu mereka (berada
dalam) kegelapan, dan matahari
berjalan di tempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan (Allah)
Yang Maha Perkasa, Maha
Mengetahui.” –QS. Yasin: 37-38—
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
2. Benda-benda langit adalah semua benda yang
tidak ada di Bumi. Benda angkasa jumlahnya
sangat banyak, tak terhitung banyaknya.
Didalam Al-Qur'an setidaknya disebutkan empat
benda langit yakni :
1) ٌ
ﺲ ْﻤ َ
ﺷ / Syamsun / Matahari
2) ٌﺮَﻤَﻗ / Qomarun / Bulan
3) ٌﻢْﺠَﻧ / Najmun / Bintang
4) ٌ
ﺐَﻛْﻮَﻛ / Kaukabun / Planet
Secara umum benda yang bisa kita lihat di
langit adalah ٌﻢْﺠَﻧ / bintang. Diantara bintang
tersebut ada yang disebut ٌ
ﺲ ْﻤ َ
ﺷ / matahari.
ٌ
ﺲ ْﻤ َ
ﺷ / matahari ialah bagian dari bintang
yang bisa kita lihat di siang hari. ٌﺮَﻤَﻗ / bulan
ialah benda bercahaya lainnya yang bisa kita
lihat malam hari.
3. ( ۡﻢ ِﻬِﺑﻮُﻨُﺟ ٰ
َ
ﲆَﻋَو ࣰادﻮُﻌُﻗَو ﺎࣰﻤٰـَﯿِﻗ َﻪﱠٱﻟﻠ َونُﺮُﻛۡﺬَﯾ َِﯾﻦﺬﱠٱﻟ
َ
ﺖۡﻘَﻠَﺧ ﺎَﻣ ﺎَﻨﱠﺑَر ِ
ضۡرَ ۡ
ٱﻷَو ِ
تٰ َﻮٰـَﻤ ﱠ
ٱﻟﺴ ِﻖۡﻠَﺧ ِﯽﻓ َونُﺮﱠﻜَﻔَﺘَﯾَو
ِﺎرﱠﻨٱﻟ َ
ابَﺬَﻋ ﺎَﻨِﻘَﻓ َ
ﻚَﻨٰـَﺤۡﺒ ُ
ﺳ ࣰ
ﻼ ِﻄٰـَﺑ اَﺬَٰـﻫ)
[Surah Aal-E-Imran 191]
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),
“Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan
semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah
kami dari azab neraka.
Banyak hikmah yang dapat di ambil manusia
dari penciptaan benda-benda langit yang
begitu banyak.
4. Pengingat manusia agar rendah hati
1.
(ﻦَﻟَو َ
ضۡرَ ۡ
ٱﻷ َ
قِﺮۡﺨَﺗ ﻦَﻟ َ
ﻚﱠﻧِإ ۖﺎًﺣَﺮَﻣ ِ
ضۡرَ ۡ
ٱﻷ ِﯽﻓ ِ
ﺶۡﻤَﺗ َ
ﻻَو
ࣰ
ﻮﻻ ُ
ﻃ َﺎلَﺒِﺠۡٱﻟ َﻎُﻠۡﺒَﺗ)
[Surah Al-Isra' 37]
Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini
dengan sombong, karena sesungguhnya engkau
tidak akan dapat menembus bumi dan tidak
akan mampu menjulang setinggi gunung.
Begitu banyak ciptaan Allah di langit seharusnya
mengingatkan diri kita bahwa kita bukanlah
segalanya. Manusia hanyalah makhluk lemah,
yang sangat kecil dibandingkan alam semesta.
Tak patut bagi manusia untuk sombong
terhadap ilmu maupun harta yang Allah Azza
Wa Jalla amanahkan kepada kita.
5. 2. Menguatkan Tauhid
Mengenai surat Al Mulk ayat 5, ulama pakar
tafsir–Qatadah As-Sadusiy–mengatakan,
: ٍﺎل َ
ﺼِﺧ ِ
ثَﻼَﺜِﻟ َمْﻮُﺠﱡﻨاﻟ ِهِﺬَﻫ َ
ﻖَﻠَﺧ ﺎَﻤﱠﻧِإ ُهُؤﺎَﻨَﺛ ﻞﱠَﺟ َﷲ ﱠنِإ
ٍ
ﺎتَﻣَﻼَﻋَو ، ِﻦْﻴ ِﺎﻃَﻴ ﱠ
ِﻠﺸﻟ ﺎًﻣْﻮُﺟُرَو ،ﺎَﻴْﻧﱡﺪاﻟ ِءﺎَﻤ ﱠ
ِﻠﺴﻟ ًﺔَﻨْﻳِز ﺎَﻬَﻘَﻠَﺧ
،ِﻪِﻳْأَﺮِﺑ َلَﻗﺎ ْﺪَﻘَﻓ ، َ
ِﻚﻟَذ َﺮْﻴَﻏ ﺎَﻬْﻨِﻣ ُلﱠوَﺄَﺘَﻳ ْ
ﻦَﻤَﻓ ؛ ﺎَﻬِﺑ َيﺪَﺘ ْﻬُﻳ
ِﻪِﺑ ُﻪَﻟ َﻢْﻠِﻋ َﻻ ﺎَﻣ َ
ﻒﱠﻠَﻜَﺗَو ،ُﻪَﺒْﻴ ِ
ﺼَﻧ َعﺎ َ
ﺿَأَو ،ُﻪ ﱡ
ﻈَﺣ َﺄ َ
ﻄْﺧَأَو.
“Sesungguhnya Allah hanyalah menciptakan
bintang untuk tiga tujuan: 1.) Sebagai hiasan
langit dunia, 2.) sebagai pelempar setan, dan
3.) sebagai petunjuk arah.
Barangsiapa yang meyakini fungsi bintang
selain itu, maka ia berarti telah berkata-kata
dengan pikirannya semata, ia telah
mendapatkan nasib buruk, menyia-nyiakan
agamanya (berkonsekuensi dikafirkan) dan telah
menyusah-nyusahkan berbicara yang ia tidak
memiliki ilmu sama sekali.” (Dikeluarkan oleh
Ibnu Jarir Ath-Thabariy dalam Jami’ Al-Bayan fii
Ta’wil Ay Al-Qur’an, 23: 508)
6. a. Sebagai hiasan langit dunia
Allah Azza Wa Jalla menciptakan begitu banyak
benda-benda langit sebagai perhiasan yang
indah dilihat manusia yang ada di bumi. Maka
dari itu janganlah kita terpedaya dengan
perhiasan fana yang ada di dunia. Dunia
beserta seluruh perhiasannya bersifat fana.
Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,
َﻴﺢِﺑﺎ َ
ﺼَﻤِﺑ ﺎَﻴْﻧﱡﺪاﻟ َءﺎَﻤ ﱠ
اﻟﺴ ﺎﱠﻨﱠﻳَز ْﺪَﻘَﻟَو
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit
yang dekat dengan bintang-bintang.” (QS. Al
Mulk: 5)
ِ
ِﺐﻛاَﻮَﻜْاﻟ ٍﺔَﻨﻳِﺰِﺑ ﺎَﻴْﻧﱡﺪاﻟ َءﺎَﻤ ﱠ
اﻟﺴ ﺎﱠﻨﱠﻳَز ﺎﱠﻧِإ
“Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang
terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang.”
(QS. Ash-Shafaat: 6).
7. b. Pelempar syaithan yang mencuri berita langit
ِﻴﺮِﻌ ﱠ
اﻟﺴ َ
ابَﺬَﻋ ْﻢُﻬَﻟ ﺎَﻧْﺪَﺘْﻋَأَو ِﻴﻦ ِﺎﻃَﻴ ﱠ
ِﻠﺸﻟ ﺎًﻮﻣُﺟُر َﺎﻫﺎَﻨْﻠَﻌَﺟَو
“Dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat
pelempar setan, dan Kami sediakan bagi
mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” (QS.
Al-Mulk: 5)
Setan mencuri berita langit dari para malaikat
langit. Lalu ia akan meneruskannya pada tukang
ramal. Akan tetapi, Allah senantiasa menjaga
langit dengan percikan api yang lepas dari
bintang, maka binasalah para pencuri berita
langit tersebut.
8. Apalagi ketika diutus Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, langit terus dilindungi dengan percikan
api. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
ْﺪِﺠَﻳ َاﻵن ِﻊِﻤَﺘ ْ
ﺴَﻳ ْ
ﻦَﻤَﻓ ِﻊ ْﻤ ﱠ
ِﻠﺴﻟ َﺪِﺎﻋَﻘَﻣ ﺎَﻬْﻨِﻣ ُﺪُﻌْﻘَﻧ ﺎﱠﻨُﻛ ﺎﱠﻧَأَو
ْمَأ ِ
ضْراﻷ ِﻲﻓ ْ
ﻦَﻤِﺑ َﺪﻳِرُأ ﱞﺮ َ
ﺷَأ يِْرﺪَﻧ ﻻ ﺎﱠﻧَأَو ,ًاﺪ َ
ﺻَر ﺎًﺑﺎَﻬ ِ
ﺷ ُﻪَﻟ
ًاﺪ َ
ﺷَر ْﻢُﻬﱡﺑَر ْﻢ ِﻬِﺑ َداَرَأ
“Dan sesungguhnya kami dahulu dapat
menduduki beberapa tempat di langit itu untuk
mendengar-dengarkan (berita-beritanya).
Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba)
mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan
menjumpai panah api yang mengintai (untuk
membakarnya). Dan sesungguhnya kami tidak
mengetahui (dengan adanya penjagaan itu)
apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang
yang di bumi ataukah Tuhan mereka
menghendaki kebaikan bagi mereka.” (QS. Al-
Jin: 9-10).
Berita langit yang setan tersebut curi sangat
sedikit sekali.
9. Seagai penunjuk arah seperti rasi bintang yang
menjadi penunjuk bagi nelayan di laut.
َُونﺪَﺘ ْﻬَﻳ ُْﻢﻫ ِﻢْﺠﱠﻨﺎﻟِﺑَو ٍ
ﺎتَﻼﻣَﻋَو
“Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk
jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah
mereka mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 16).
Allah menjadikan bagi para musafir tanda-
tanda yang mereka dapat gunakan sebagai
petunjuk di bumi dan sebagai tanda-tanda di
langit.
Bintang sebagai tanda arah. Juga bintang
sebagai tanda pergantian waktu atau
pergantian musim.
10. Allah Azza Wa Jalla menciptakan begitu banyak
benda langit yang lebih dari cukup untuk
dimanfaatkan manusia. Dia adalah Dzat Maha
Pemberi yang selalu memberikan kepada
manusia lebih dari yang manusia minta. Maka
seharusnya kita menjadi hambaNya yang
senantiasa bersyukur atas nikmat sekecil
apapun.
Allah Azza Wa Jalla sering bersumpah
mengenao benda-benda langit di dalam Al-
Quran kemudian di akhir ayat surat tersebut
Allah menekankan bahwa benda tersebut tidak
ada apa-apanya dengan Al-Quran.
(ۥُﻪﱠﻧِإ َونُﺮ ِ
ﺼۡﺒُﺗ َ
ﻻ ﺎَﻣَو َونُﺮ ِ
ﺼۡﺒُﺗ ﺎَﻤِﺑ ُﻢ ِ
ﺴۡﻗُأ ۤ َ
ﻼَﻓ
ﺎﱠﻣ ࣰ
ِﯿﻼﻠَﻗ ࣲۚﺮِﺎﻋ َ
ﺷ ِلۡﻮَﻘِﺑ َﻮُﻫ ﺎَﻣَو ࣲﯾﻢِﺮَﻛ ࣲﻮل ُ
ﺳَر ُلۡﻮَﻘَﻟ
َﻮنُﻨِﻣۡﺆُﺗ)
Maka Aku bersumpah demi apa yang kamu lihat
, dan demi apa yang tidak kamu lihat.
Sesungguhnya ia (Al-Qur'an) itu benar-benar
wahyu (yang diturunkan kepada) Rasul yang
mulia,
11. Allah Azza Wa Jalla menciptakan begitu banyak
benda langit yang lebih dari cukup untuk
dimanfaatkan manusia. Dia adalah Dzat Maha
Pemberi yang selalu memberikan kepada
manusia lebih dari yang manusia minta. Maka
seharusnya kita menjadi hambaNya yang
senantiasa bersyukur atas nikmat sekecil
apapun.
Allah Azza Wa Jalla sering bersumpah
mengenao benda-benda langit di dalam Al-
Quran kemudian di akhir ayat surat tersebut
Allah menekankan bahwa benda tersebut tidak
ada apa-apanya dengan Al-Quran.
(ۥُﻪﱠﻧِإ َونُﺮ ِ
ﺼۡﺒُﺗ َ
ﻻ ﺎَﻣَو َونُﺮ ِ
ﺼۡﺒُﺗ ﺎَﻤِﺑ ُﻢ ِ
ﺴۡﻗُأ ۤ َ
ﻼَﻓ
ﺎﱠﻣ ࣰ
ِﯿﻼﻠَﻗ ࣲۚﺮِﺎﻋ َ
ﺷ ِلۡﻮَﻘِﺑ َﻮُﻫ ﺎَﻣَو ࣲﯾﻢِﺮَﻛ ࣲﻮل ُ
ﺳَر ُلۡﻮَﻘَﻟ
َﻮنُﻨِﻣۡﺆُﺗ)
Maka Aku bersumpah demi apa yang kamu lihat
, dan demi apa yang tidak kamu lihat.
Sesungguhnya ia (Al-Qur'an) itu benar-benar
wahyu (yang diturunkan kepada) Rasul yang
mulia,