KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKSAbdul Rais P
Sebagai umat Islam yang taat dalam memenuhi perintah-perintah agama Islam sesuai dengan Al-quran dan hadist-hadist, maka wajib hukumnya bagi umat Islam untuk mennutut ilmu setinggi-tingginya baik itu ilmu pengetahuan dalam teknologi, sosial, dan agama. Sekarang ini banyak masyarakat umum yang hanya mengerti bahwa selama ini yang menemukan pengetahuan-pengetahuan tinggi adalah bangsa Eropa, tetapi sebenarnya adalah tokoh-tokoh Islam pada masa itu.
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKSAbdul Rais P
Sebagai umat Islam yang taat dalam memenuhi perintah-perintah agama Islam sesuai dengan Al-quran dan hadist-hadist, maka wajib hukumnya bagi umat Islam untuk mennutut ilmu setinggi-tingginya baik itu ilmu pengetahuan dalam teknologi, sosial, dan agama. Sekarang ini banyak masyarakat umum yang hanya mengerti bahwa selama ini yang menemukan pengetahuan-pengetahuan tinggi adalah bangsa Eropa, tetapi sebenarnya adalah tokoh-tokoh Islam pada masa itu.
Al-Qur'an secara bahasa merupakan mashdar dari قرأ
bermakna ( تلاbacaan atau yang dibaca) atau جمع
(mengumpulkan).
Adapun makna yang pertama, ia berkedudukan sebagai ismul
maf'ul bermakna matluu (yang dibaca). Sedangkan yang
kedua, berkedudukan sebagai fa'il bermakna jaami' (yang
mengumpulkan) karena ia mengumpulkan kisah-kisah, hukumhukum, dan berita-berita
Secara istilah, Al-Qur'an bermakna "Kalam Allah yang turun
kepada Rasul dan Nabi terakhir-Nya, Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam melalui malaikat Jibril dimulai dari
surat Al-Fatihah diakhiri dengan surat An-Nas." (Al-Imam
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Ushulun fittafsir)
Manusia memiliki naluri selalu haus akan pengetahuan. Rasulullah saw bersabda: "Dua keinginan yang tidak pernah puas, keinginan menuntut ilmu dan keinginan menuntut harta" Hal ini dapat menjadi pemicu manusia untuk terus mengembangkan teknologi dengan memanfaatkan anugerah Allah yang dilimpahkan kepadanya.
Allah memberi nama surah Ar Rahman, pertama diawali kalimat “ ُ َٰن م َّحْ لر ٱAr-raḥmān” ialah Allah
dzat yang Maha Rahman. Disurah itu nampak Allah dzat Yang Maha Rahman yaitu “Fabi'ayyi
ala'i rabbikuma tukazziban”, dan setelah kalimat Ar-raḥmān bahwa Allah menyebutkan: 'allamalqur`ān, khalaqal-insān, 'allamahul-bayān. Surah Ar Rahman ayat 2: 'allamal-qur`ān merupakan
nikmat “yang telah mengajarkan Al Qur’an” yaitu nikmat berupa pengajaran & pemahaman
terhadap Al Qur’an menjadi nikmat yang sangat besar (didahulukan diantara nikmat lain)->
Ta’limul Qur’an.
1. Ayat Al Qur’an Tentang Iptek
Isyarat tentang pengetahuan. Semua itu
diperuntukan bagi manusia agar dijadikan pedoman
hidup sehingga kehidupannya lebih baik dan mendapat r
ahmat dariAllah SWT.
Di dalam AlQu r’an ada isyarat ilmu pengetahuan
yang perlu digali oleh manusia. Isyarat ilmu pengetahuan
itu masih bersifat global sehingga memerlukan
kesungguhan manusia untuk meneliti atau melakukan
eksperimen untuk dapat menyingkap isi kandungannya.
Berikut merupakan contoh beberapa ayat dalam
Al Qur’an
2. Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Qur’an yang
mementingkan
proses perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap
berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi
bahan dzikir kepada Allah SWT. Pandangan Al-Quran
tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip -
prinsipnya dari analisiswahyu pertama yang diterima
oleh Nabi Muhammad SAW.Dari menghimpun lahir
aneka makna seperti menyampaikan, menelaah,
mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan
membaca baik teks tertulismaupun tidak. Wahyu
pertama itu tidak menjelaskan apa yang harus
dibaca,karena Al-Qur’an menghendaki umatnya
membaca apa saja selama bacaan tersebut bismi Rabbik,
dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Iqra’
berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah cirri-
ciri sesuatu; bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah,
maupun diri sendiri, yang tertulis maupun yang tidak.
Alhasil, objek perintah iqra’ mencakup segala
sesuatu yang dapat dijangkaunya.
3. Surat Yunus ayat 101
Kandungan Surat Yunus Ayat 101
Dalam ayat ini Allah menjelaskan perintah Nya
kepada rasul Nya agar diamenyuruh kaumnya untuk
memperhatikan dengan mata kepala mereka dan dengan
akal budi mereka segala yang ada di langit dan di bumi.
Mereka diperintahkan agar merenungkan keajaiban
langit yang penuh dengan bintang-bintang, matahari
dan bulan, keindahan pergantian malam dan siang, air hu
jan yang turun ke bumi, menghidupkan bumi yang mati,
menumbuhkan tanam -tanaman, dan pohon-pohonan
dengan buah - buahan yang beraneka warna dan rasa.
Hewan-hewan dengan bentuk dan warna yang
bermacam-macam hidup diatas bumi, memberi manfaat
yang tidak sedikit kepada manusia. Demikian pula
keadaan bumi itu sendiri yang terdiri dari gurun pasir,
lembah yang terjal, dataranyang luas, samudera yang
penuh dengan berbagai ikan yang semuanya itu terdapat
tanda - tanda keesaan dan kekuasaan Allah SWT bagi
orang-orang yang berfikir dan yakin kepada penciptanya.
Akan tetapi mereka yang tidak percaya adanya
pencipta alam ini, membuatsemua tanda - tanda keesaan
4. dan kekuasaan Allah di alam ini tidak akan bermanfaat
baginya
Kesimpula Surat Yunus Ayat 101
1. Suruhan Allah SWT agar umat manusia mengadakan
pengkajian, penelitian,dan pengamatan terhadap
bumi, langit serta segala isinya dari segi Iptek.
2. Umat manusia hendaknya mengambil manfaat dari
tanda tanda kekuasaanAllah SWT dan mengambil
peringatan (takzir) yang disampaikan para rasul.
3. Peringatan itu ada yang berupa ancaman siksa (wa’id)
bagi orang yang tidak beriman dan adapula yang
berupa berita gembira yakni balasa surga (wa’ad)
bagi umat yang bertakwa.
Surat Al-Baqarah Ayat 164
5. Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 164
Dialah yang menciptakan langit dan bumi beserta
isinya untuk keperluan manusia. Sudah seharusnyalah
manusia memperhatikan dan merenungkan rahmat Allah
yang maha suci itu. Karena dengan begitu, akan
bertambah yakinlah ia pada kekuasaan dan keesaan Nya,
akan bertambah luas pulalah ilmu pengetahuannya
mengenai alam ciptaan Nya dan dapat pula
dimanfaatkannya ilmu pengetahuan itu sebagaimana
yang dikehendaki oleh Allah Yang Maha Mengetahui.
Hendaklah selalu diperhatikan dan diselidiki apa
yang tersebut dalam ayatini, yaitu bumi yang dihuni
manusia dan apa yang tersimpan di dalamnya tidak akan
pernah habis baik di darat maupun di laut. Langit dengan
planet dan bintang- bintangnya semua berjalan dan
bergerak menurut tata tertib dan aturan Ilahi.Tidak ada
yang menyimpang dari aturan - aturan itu.
Pertukaran malam dan siang dan perbedaan
panjang dan pendeknya pada beberapa negeri karena
perbedaan letaknya, kesemuanya itu membawa faedah
danmanfaat yang amat besar bagi manusia. Bahtera
berlayar di lautan untuk membawa manusia dari satu
negeri ke negeri yang lain dan untuk membawa barang -
barang perniagaan untuk memajukan perekonomian.
Allah SWT menurunkan hujan dari langit
sehingga dengan air hujan itu bumi yang telah mati
atau lekang dapat menjadi hidup dan subur, dan segala
macam hewan dapat pula melangsungkan hidupnya.
Pengendalian dan pengisaran angin dari suatu tempat ke
tempat yang lain adalah tanda dan bukti bagi kekuasaan
Allah dan kebesaran rahmat-Nya bagi manusia.
6. Demikian pula, harus dipikirkan dan diperhatikan
kebesaran nikmat Allah kepada manusia dengan
bertumpuk - tumpuknya awan antara langit dan
bumi.Ringkasnya, semua rahmat yang diciptakan Allah
termasuk apa yang tersebut dalam ayat 164 ini patut
dipikirkan dan direnungkan bahkan dibahas dan diteliti
untuk meresapkan keimanan yang mendalam dalam
kalbu, dan untuk memajukan ilmu pengetahuan yang
juga membawa kepada pengakuan akan keesaan dan
kebesaran Allah.
Kesimpulan Surat Al Baqarah Ayat 164
1. Allah SWT menciptakan bumi, yang kita saksikan
dan kita ambil manfaatnya,dan segala apa yang ada di
bumi seperti: lembah – lembahnya, hutan belantara,
barang tambang, dan padang sahara.
2. Allah SWT telah menurunkan air hujan dari langit
yang manfaatnya dapatdirasakan umat manusia,
seperti membuat subur tanah yang tandus,
danmengembangbiakkan berbagai jenis tanaman.
3. Allah SWT telah menciptakan pengisaran angin, yang
ada kalanya datangmembawa rahmat, dan ada kalanya
datang membawa bencana.
7. Adanya potensi itu, dan tersedianya lahan yang
diciptakan Allah, serta ketidakmampuan alam raya
membangkang terhadap perintah dan hukum-hukum
Tuhan, menjadikan ilmuwan dapat memperoleh
kepastian mengenai hukum-hukum alam. Karenanya,
semua itu mengantarkan manusia berpotensi untuk
memanfaatkan alam yang telah ditundukkan Tuhan.
Keberhasilan memanfatkan alam itu merupakan buah
teknologi.
Al-Quran memuji sekelompok manusia yang
dinamainya ulil albab. Ciri mereka antara lain
disebutkan dalam surat Ali-’Imran (3) 190-191:
ِنَّ فِي ِلْقِ َّل ْم ِو َّاِْ ْم َِ ِْمْوفاي ِالَِّْل لَِّ فلِِ لِي َّمَّ َِِ ََِِْا ِِاْأفوي ْم
ِلََِّْيِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan Bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal”.
َِ ِْمْوفاي ِالَِّْل لَِّ ْملََّفمْاْ َْ ْم َّدِأِوََّوََّ ْ ُِْْ ْم ِمََّوَّي ْم ِِكِْ ِي ْ َِ ْملَََّّ َّلَْ َْاِلفي
ِو َّاِْ ْم َِْْنَََّّم ِقَِِْو ْله ْاَّبِْْل ِْك ِْوفوْا ِِافوي ْل ْلُْ ِْوِبَّْ ِْ
|”Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri dan duduk, dan dalam keadaan berbaring, dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
sambil berkata: "Ya Tuhan kami, Engkau tidak
8. menciptakan ini dengan sia-sia! Maha Suci Engkau!
Maka peliharalah kami dari siksa neraka."
ketika Al-Quran berbicara tentang alam raya
dan fenomenanya, terlihat secara jelas bahwa
pembicaraannya selalu dikaitkan dengan kebesaran dan
kekuasaan Allah Swt.
Perhatikan misalnya uraian Al-Quran tentang kejadian
alam: (QS Al-Anbiya’: 30).
Ayat ini dipahami oleh banyak ulama
kontemporer sebagai isyarat tentang teori Big Bang
(Ledakan Besar), yang mengawali terciptanya langit dan
bumi. Para pakar boleh saja berbeda pendapat
tentang makna ayat tersebut, atau mengenai proses
terjadinya pemisahan langit dan bumi. Yang pasti,
ketika
Al-Quran berbicara tentang hal itu,
dikaitkannya dengan kekuasaan dan kebesaran Allah;
serta keharusan beriman pada-Nya. Pada saat
mengisyaratkan pergeseran gunung-gunung dari
posisinya, sebagaimana kemudian dibuktikan para
ilmuwan informasi itu dikaitkan dengan Kemahahebatan
Allah Swt. (QS Al-Naml [27]: 88)
9. Ini berarti bahwa sains dan hasil-hasilnya
harus selalu mengingatkan manusia terhadap
Kehadiran dan Kemahakuasaan Allah Swt., selain
juga harus memberi manfaat bagi kemanusiaan,
sesuai dengan prinsip bismi Rabbik.