Al-Qur'an secara bahasa merupakan mashdar dari قرأ
bermakna ( تلاbacaan atau yang dibaca) atau جمع
(mengumpulkan).
Adapun makna yang pertama, ia berkedudukan sebagai ismul
maf'ul bermakna matluu (yang dibaca). Sedangkan yang
kedua, berkedudukan sebagai fa'il bermakna jaami' (yang
mengumpulkan) karena ia mengumpulkan kisah-kisah, hukumhukum, dan berita-berita
Secara istilah, Al-Qur'an bermakna "Kalam Allah yang turun
kepada Rasul dan Nabi terakhir-Nya, Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam melalui malaikat Jibril dimulai dari
surat Al-Fatihah diakhiri dengan surat An-Nas." (Al-Imam
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Ushulun fittafsir)
Allah memberi nama surah Ar Rahman, pertama diawali kalimat “ ُ َٰن م َّحْ لر ٱAr-raḥmān” ialah Allah
dzat yang Maha Rahman. Disurah itu nampak Allah dzat Yang Maha Rahman yaitu “Fabi'ayyi
ala'i rabbikuma tukazziban”, dan setelah kalimat Ar-raḥmān bahwa Allah menyebutkan: 'allamalqur`ān, khalaqal-insān, 'allamahul-bayān. Surah Ar Rahman ayat 2: 'allamal-qur`ān merupakan
nikmat “yang telah mengajarkan Al Qur’an” yaitu nikmat berupa pengajaran & pemahaman
terhadap Al Qur’an menjadi nikmat yang sangat besar (didahulukan diantara nikmat lain)->
Ta’limul Qur’an.
Allah memberi nama surah Ar Rahman, pertama diawali kalimat “ ُ َٰن م َّحْ لر ٱAr-raḥmān” ialah Allah
dzat yang Maha Rahman. Disurah itu nampak Allah dzat Yang Maha Rahman yaitu “Fabi'ayyi
ala'i rabbikuma tukazziban”, dan setelah kalimat Ar-raḥmān bahwa Allah menyebutkan: 'allamalqur`ān, khalaqal-insān, 'allamahul-bayān. Surah Ar Rahman ayat 2: 'allamal-qur`ān merupakan
nikmat “yang telah mengajarkan Al Qur’an” yaitu nikmat berupa pengajaran & pemahaman
terhadap Al Qur’an menjadi nikmat yang sangat besar (didahulukan diantara nikmat lain)->
Ta’limul Qur’an.
Materi ini mengenai mengenal Al-Qur'an melalui fungsi Al-Qur'an, yang dimana fungsi Al-Qur'an ini terdiri dari:
1. Kitab berita dan kabar
2. Kitab hukum dan syari'ah
3. Kitab jihad
4. Kitab pendidikan
5. Pedoman hidup
6. Kitab ilmu pengetahuan
Penulis berharap semoga materi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sebagai bahan referensi bagi pembaca
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatIdrus Abidin
rasionalitas yang mewakili nuansa akhirat tanpa melupakan dunia adalah rasionalitas yang dikembangkan oleh al-Qur'an dan Sunnah. karena memang al-Qur'an turun tidak membawa hal-hal yang mustahil bagi rasio, tapi diturunkan untuk menjawab hal-hal nyang membingungkan akal.
Hewan, Tumbuhan, bahkan Gunung dan Lautan semuanya bertasbih kepada Allah SWT. Dan diantara makhluk-makhluk Allah tersebut, ada beberapa Hewan yang sangat istimewa.
Abstrak : Ayat Kauniyah merupakan ayat-ayat yang dikaitkan dengan alam semesta yaitu ciptaan Dzat
yang Maha Esa, Ia ciptakan dan ada, ia adalah: langit, bumi, gunung, dataran, sungai, matahari, bulan,
tumbuhan, hewan, benda mati, penemuan manusia, dan tanda-tanda Rabb yang Mahakuasa di
cakrawala dan apa yang ada di antara mereka dari makhluk lainnya. Sedangkan pendidikan keimanan
adalah membentuk kepribadian anak sedikit demi sedikit sampai mencapai tingkatan lengkap dan
sempurna, dalam hal keimanan yakni keyakinan di dalam hatinya, perkataan dengan lisannya, dan
perealisasian dalam amalan perbuatannya. Dengan rukun iman yang 6 sebagai pilarnya juga 60-70an
cabang sebagai turunannya. Dalam hal ini, penulis berusaha mengkaji keterkaitan antara 2 hal ini.
Metode yang digunakan adalah library research. Hasil penelaahan menunjukkan memperkenalkan
peserta didik dapat menjadi salah satu metode pendidikan keimanan. Hal ini perlu dikaitkan pula
dengan segmen tauhid lain yaitu Uluhiyah dan Asma wa sifat mengingat tauhid rububiyah belum
cukup menjadikan seseorang muslim. Wallahu a'lam.
Materi ini mengenai mengenal Al-Qur'an melalui fungsi Al-Qur'an, yang dimana fungsi Al-Qur'an ini terdiri dari:
1. Kitab berita dan kabar
2. Kitab hukum dan syari'ah
3. Kitab jihad
4. Kitab pendidikan
5. Pedoman hidup
6. Kitab ilmu pengetahuan
Penulis berharap semoga materi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sebagai bahan referensi bagi pembaca
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatIdrus Abidin
rasionalitas yang mewakili nuansa akhirat tanpa melupakan dunia adalah rasionalitas yang dikembangkan oleh al-Qur'an dan Sunnah. karena memang al-Qur'an turun tidak membawa hal-hal yang mustahil bagi rasio, tapi diturunkan untuk menjawab hal-hal nyang membingungkan akal.
Hewan, Tumbuhan, bahkan Gunung dan Lautan semuanya bertasbih kepada Allah SWT. Dan diantara makhluk-makhluk Allah tersebut, ada beberapa Hewan yang sangat istimewa.
Abstrak : Ayat Kauniyah merupakan ayat-ayat yang dikaitkan dengan alam semesta yaitu ciptaan Dzat
yang Maha Esa, Ia ciptakan dan ada, ia adalah: langit, bumi, gunung, dataran, sungai, matahari, bulan,
tumbuhan, hewan, benda mati, penemuan manusia, dan tanda-tanda Rabb yang Mahakuasa di
cakrawala dan apa yang ada di antara mereka dari makhluk lainnya. Sedangkan pendidikan keimanan
adalah membentuk kepribadian anak sedikit demi sedikit sampai mencapai tingkatan lengkap dan
sempurna, dalam hal keimanan yakni keyakinan di dalam hatinya, perkataan dengan lisannya, dan
perealisasian dalam amalan perbuatannya. Dengan rukun iman yang 6 sebagai pilarnya juga 60-70an
cabang sebagai turunannya. Dalam hal ini, penulis berusaha mengkaji keterkaitan antara 2 hal ini.
Metode yang digunakan adalah library research. Hasil penelaahan menunjukkan memperkenalkan
peserta didik dapat menjadi salah satu metode pendidikan keimanan. Hal ini perlu dikaitkan pula
dengan segmen tauhid lain yaitu Uluhiyah dan Asma wa sifat mengingat tauhid rububiyah belum
cukup menjadikan seseorang muslim. Wallahu a'lam.
Tumbuhan yang mekar di pagi hari, tumbuhan yang berbuah,
apakah ia berbuah untuk dirinya sendiri? Untuk alam
sekitarnya, terkhusus untuk manusia.
Pohon memiliki akar, bukan hanya untuk mengokohkan
dirinya sendiri tetapi ia juga mengokohkan tanah yang
berada disekitarnya.
Pohon juga menyimpan air dan air itu pun tidak untuk dirinya
sendiri.
Belajarlah dari tanaman, ketika ia memiliki sesuatu, sesuatu
tersebut bukan hanya untuk dirinya tapi kebaikan nya juga untuk
sekitar.
Allah banyak menyebutkan perumpamaan dalam Al-Qur'an.
Di antaranya, jenis makhluk satu ini. Berikut sedikit dari
perumpamaan yang Allah sebutkan dalam Al-Qur'an dan
hadits nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
Sesungguhnya Allah SWT, Malikat dan para penghuni Langit dan Bumi, sampai seekor semut dan ikan di Laut mendoakan orang yang mengajarkan kebaikan kepada Manusia.
Apa hikmahnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala menggunakan kata
? بهر danشجرة
sesuatu yang sangat luas kemudian dipadu dengan pepohonan
yang di mana شجرةdan بهرdalam ayat ini memiliki banyak
kuantitasnya. Allah ingin menunjukkan betapa banyak ragam
jenis tumbuhan yang ada di muka bumi
Satu Pena saja yang kita miliki bisa kita gunakan untuk menulis beribu-ribu kalimat. Lalu bagaimana dengan satru Pohon, yang darinya kita bisa mendapatkan puluhan, bahkan ratusan Pena.
Ketika kita melakukan sesuatu untuk menegakkan kalimat Allah, kita berbuat untuk sesuatu yang amat besar. Hingga seluruh pepohonan di bumi menjadi pena,
seluruh laut menjadi tinta, ditambah lagi setelahnya 7 lautan takkan habis dituliskan kalimat Allah. Masyaallah. Laa haulaa wa laa quwwata illaa billah.
Pohon kurma merupakan salah satu tanaman yang paling sering disebutkan
dalam Al-Quran. Kurma merupakan tumbuhan khas yang berasal dari Timur
Tengah. Namun, pohon kurma juga bisa ditemukan di berbagai daerah lain di
dunia salah satunya Indonesia. Dikarenakan iklim yang tidak mendukung,
pohon kurma di Indonesia seringkali tidak mampu menghasilkan buah.
Batang pohon kurma keras dan beruas-ruas seperti sisik ikan. Diameter batang
mencapai 30-40 cm dengan tinggi mencapai sekitar 3 meter. Warna batangnya
abu-abu kecoklatan.
Kisah perang badr. QS. Al-Anfal : 9-11 Yang ketika
perang Allah turunkan Malaikat untuk membantu kaum
Muslimin dan Allah menurunkan hujan untuk
menyucikan dan menghilangkan gangguan setan.
'Air saat ada keberadaanya seringkali tak
dihargai, saat langka ianya dicari-cari. Ketika
sulit didapatkan air menjadi begitu berharga
bahkan lebih dari emas' Pernyataan tersebut
mengawali tadabbur Quran pada mata
perkuliahan Quranic View bersama
Ustadzuna Baihaqi, Lc, 5 Ramadhan 1441 H.
"Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kalian berdua dustakan?" Belajar mensyukuri
nikmat Allah yang datang tak berperi. Sebab seringkali, kita memusingkan keinginan atau suatu
nikmat yang ada di hadapan tetapi abai terhadap nikmat Allah yang datang bertubi-tubi.
Semoga kisah berikut dapat membuka mata hati kita, juga menjadi pencerahan untuk kehidupan.
Sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengisahkan, “Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam keluar dari rumahnya, tiba-tiba beliau menjumpai sahabat Abu Bakar dan
Umar radhiallahu ‘anhuma.
Spontan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada keduanya, ‘Apakah yang
menyebabkan kalian berdua keluar dari rumahmu pada saat seperti ini?’
Mereka menjawab, ‘Ya Rasulullah, rasa laparlah yang menjadikan kami keluar rumah.’
Mendengar jawaban keduanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menimpalinya dengan bersabda,
‘Dan sungguh -demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya- karena rasa lapar pula aku keluar
rumah, maka mari ikutilah aku.’
Keduanya pun mengikuti langkah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menuju rumah salah
seorang sahabat dari kaum Anshar. Namun, sahabat tersebut tidak sedang berada di rumah.
Ibnu Samak meminta segelas air dan mengatakan: “Wahai, Amirul Mukminin.
Seandainya engkau dihalangi dari (meminum) minuman ini (padahal engkau
kehausan), kecuali dengan (membayar) dunia dan seisinya, apakah engkau akan
menebus segelas air itu dengannya?”
Khalifah menjawab: “Ya”.
Ibnu Samak pun mengatakan: “Minumlah dengan puas, semoga Allah memberkahi
Anda”. Ketika Khalifah telah minum,
Ibnu Samak berkata kepadanya: “Wahai, Amirul Mukminin. Beritahukan kepadaku,
seandainya engkau dihalangi mengeluarkan minuman ini dari (diri)mu, kecuali dengan
(membayar) dunia dan seisinya, apakah engkau akan menebusnya?”
Khalifah menjawab: “Ya”.
Ibnu Samak mengatakan: “Lalu apakah yang akan engkau lakukan dengan sesuatu
(yakni dunia seisinya) yang seteguk air lebih baik darinya?”
Terdapat lebih dari 200 ayat di dalam al-Qur'an
yang mengandung kata air dan segala yang
berhubungan dengannya. Kalimat 'air' disebutkan
sebanyak 63 kali yang tersebar dalam 42 surah.
'Selain di Bumi ada dimanakah air itu?'
Pertanyaan tersebut mengawali tadabbur
Quran pada mata perkuliahan Quranic View
bersama Ustadzuna Baihaqi, Lc, 26 Sya'ban
1441 H.
Air merupakan ciptaan Allah Azza Wa Jalla
yang begitu vital bagi seluruh makhluk
hidup. Kita semua bergantung pada air,
tanpanya bumi akan mati. Selain di bumi ada
di mana lagi air berada? Dari mana air
bermula?
Batu granit dan meskipun keras dan memiliki kohesi yang kuat
dan tidak ada ruang kosong di dalamnya, namun tetap
memungkinkan air melewatinya melalui pori-pori yang sangat
kecil. Keistimewaan inilah yang membuat air ketika turun dari
langit tersimpan di bumi setelah melewati pori-pori batuan ini,
sekiranya tidak ada keistimewaan yang diberikan Allah melalui
batu bumiini maka tidak mungkin air dapat meresap ke tempat
yang memiliki kedalaman yang besar yang berada di bawah
permukaan bumi.
Air meliputi sekitar 71% permukaan Bumi. Science telah membuktikan bahwa
proporsi air di permukaan bumi 71% dan proporsi tanah 29%, dan yang menakjubkan
adalah bahwa bahwa Al-Qur’an menyebutkan kata (laut) 33 kali, dan kata (darat) 13
kali, dan di sini kita menemukan bahwa total penyebutan darat dan laut adalah 33+13 =
46.
Dan angka ini mewakili proporsi darat dan laut, dan rasio dari pengulangan kata
(laut) adalah: 33 ÷ 46, ini sama dengan 71% yang merupakan proporsi laut, sedangkan
rasio pengulangan (daratan) adalah 13 ÷ 46 ini sama dengan 29%, inilah proporsi yang
sebenarnya tentang ke daratan atau tanah kering, dan pertanyaan kita adalah: Apakah
jumlah ini terjadi secara tiba-tiba atau Allah yang telah menyatakannya?1.
Ada juga yang mengatakan bahwa, kata "Laut" 32 kali dan "Darat" 13 kali. Nisbah
"Laut" dengan jumlah (Laut + Darat) = 32 / (32 + 13) = 71%.2 Dalam tulisan lainnya menyebutkan bahwa, di dalam Al-Qur’an, kata al-barr dengan arti “darat” disebut 12
kali, sedangkan kata al-bahr (laut) – baik mufrad, mutsanna, dan jamaknya – disebut 40
kali. Perbandingan tersebut sama dengan perbandingan antara daratan dan lautan di
planet bumi ini.
Jin dan anak-anak keturunannya, telah
menghuni bumi 2000 tahun sebelum
penciptaan Adam kemudian berbuat
kerusakan dan menumpahkan darah.
Allah mengutus tentara dari kalangan malaikat
untuk memerangi mereka hingga mendesak
mereka ke lautan. Sehingga lautan menjadi
wilayah yang sangat menyeramkan hingga
saat ini. Pendapat ini senada dengan ibnu jarir
at Thobari yang pertama menghuni bumi jin
berbuat kerusakan menumpahkan darah dan
membunuh.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
QV 10 Fildza Azizah AGA6.pdf
1. QUR'ANIC
VIEW
AKADEMI GURU AL-FATIH DEPOK
TULISAN INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA
KULIAH QUR'ANIC VIEW
DOSEN PENGAMPU : USTAADZUNAA, USTADZ
MUHAMMAD ABDUH AL-BAIHAQI HAFIDZAHULLAH
TA'ALA
PENYUSUN : FILDZA AZIZAH (206-1010)
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
2. Al-Qur'an secara bahasa merupakan mashdar dari ﻗﺮأ
bermakna ﺗﻼ (bacaan atau yang dibaca) atau ﺟﻤﻊ
(mengumpulkan).
Adapun makna yang pertama, ia berkedudukan sebagai ismul
maf'ul bermakna matluu (yang dibaca). Sedangkan yang
kedua, berkedudukan sebagai fa'il bermakna jaami' (yang
mengumpulkan) karena ia mengumpulkan kisah-kisah, hukum-
hukum, dan berita-berita
Secara istilah, Al-Qur'an bermakna "Kalam Allah yang turun
kepada Rasul dan Nabi terakhir-Nya, Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam melalui malaikat Jibril dimulai dari
surat Al-Fatihah diakhiri dengan surat An-Nas." (Al-Imam
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Ushulun fittafsir)
THE DEFINITION OF
QUR'ANIC VIEW
Kata view didefinisikan
dengan, "An opinion, belief,
or idea, or a way of thinking
about something." (Sebuah
opini atau pandangan,
kepercayaan, ide, atau
sebuah jalan berpikir
terhadap suatu hal."
(dictionary.cambrigde.org)
Sehingga Qur'anic
View diartikan dengan
"Kerangka berpikir,
pandangan, atau
kepercayaan terhadap
suatu hal berdasarkan
wahyu (Kalamullah)
yang diturunkan Allah
kepada nabi-Nya yang
terakhir, Nabi
Muhammad
shallallahu alaihi
wassalam."
3. 1. اﻟﺬﻛﺮ (Adz-Dzikr)
9 : ]اﻟﺤﺠﺮ َﻮن ُ
ِﻈﻓﺎَﺤَﻟ ُﻪَﻟ ﺎﱠﻧِإَو َﺮْﻛﱢاﻟﺬ َﺎﻨْﻟﱠﺰَﻧ ُﻦْﺤَﻧ ﺎﱠﻧِ]إ
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Adz-Dzikr (Al-
Qur’an), dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya." (QS. Al-Hijr : 9)
Allah Subhanahu wa Ta'ala menetapkan bahwa Dialah
yang menurunkan Adz-Dzikr (Al-Qur'an), dan Dia
pulalah yang memeliharanya dari perubahan dan
penggantian.
2. ﻳﺪﻳﻪ ﺑﻴﻦ ﻟﻤﺎ ﻣﺼﺪﻗﺎ •
• ﻣﻬﻴﻤﻦ
َﻦِﻣ ِﻪْﻳَﺪَﻳ َﻦْﻴَﺑ ﺎ َِﻤﻟ ﺎًﱢﻗﺪ َ
ﺼُﻣ ﱢ
ﻖَﺤْﺎﻟِﺑ َ
َﺎبﺘِﻜْاﻟ َ
ﻚْﻴَﻟِإ َﺎﻨْﻟَﺰْﻧَأَو
َ
ﻻَو ُﱠﷲ َلَﺰْﻧَأ ﺎ َﻤِﺑ ْﻢُﻬَﻨْﻴَﺑ ْﻢُﻜْﺣﺎَﻓ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ًﺎﻨ ِﻤْﻴَﻬُﻣَو ِ
َﺎبﺘِﻜْاﻟ
ﱢ
ﻖَﺤْاﻟ َﻦِﻣ َ
َكءﺎَﺟ ﺎﱠﻤَﻋ ُْﻢﻫَءاَﻮْﻫَأ ْﻊِﺒﱠﺘَﺗ
(Al-Maidah: 48)
Menurut Ibnu Abbas, makna Al-Muhaimin: Al-
Amiin (yang dipercaya), saksi. Ahli ilmu yang
lain juga menyebutkan ia bermakna hakim.
Dalam arti, apa saja isi dari kitab terdahulu yang
sesuai dengan Al-Qur'an. maka itu adalah benar;
dan apa saja isi dari kitab-kitab terdahulu yang
tidak sesuai dengan Al-Qur’an, itu adalah batil.
3. •ﻫﺪى •ﺷﻲء ﻟﻜﻞ ﺗﺒﻴﺎﻧﺎ
•ﺑﺸﺮى • رﺣﻤﺔ
ْ
ﻦﱢﻣ ﻢ ِﻬْﻴَﻠَﻋ ًاﺪﻴ ِﻬ َ
ﺷ ٍﺔ ﱠﻣُأ ﻞﱢُﻛ ِﻲﻓ ُ
ﺚَﻌْﺒَﻧ َمْﻮَﻳَو
َﺎﻨْﻟﱠﺰَﻧَو ۚ ِء َ
ﻻُﺆ َٰﻫ ٰ
َ
ﲆَﻋ ًاﺪﻴ ِﻬ َ
ﺷ َ
ﻚِﺑ َﺎﻨْﺌ ِﺟَو ۖ ْﻢ ِﻬ ِ
ﺴُﻔﻧَأ
ًﺔ َﻤْﺣَرَو ًىﺪُﻫَو ٍءْﻲ َ
ﺷ ﻞﱢُﻜﱢﻟ ﺎًﻧﺎَﻴْﺒِﺗ َ
َﺎبﺘِﻜْاﻟ َ
ﻚْﻴَﻠَﻋ
89 : ]اﻟﻨﺤﻞ َﻴﻦ ِِﻤﻠ ْ
ﺴُﻤِْﻠﻟ ٰىَﺮ ْ
ﺸُﺑَو]
Dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami
bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi
atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami da-
tangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas
seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan
kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta
rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri.
Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa telah
dijelaskan kepada kita di dalam Al-Qur'an
ini semua ilmu dan segala sesuatu.
{ًىﺪُﻫَو}
Bagi orang-orang yang memiliki hati,
Rahmat, dan kabar gembira bagi kaum
muslimin.
4. اﻟﻔﺮﻗﺎن (Pembeda)
• اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ ﻧﺬﻳﺮا (Peringatan bagi Alam Semesta)
َﻴﻦ ِﻤَﺎﻟَﻌِْﻠﻟ َﻮنُﻜَﻴِﻟ ِهِﺪْﺒَﻋ َ
ﲆَﻋ َﺎنَﻗْﺮُﻔْاﻟ َﻧﺰل يِﺬﱠاﻟ َ
كَرﺎَﺒَﺗ
1) اًﺮﻳِﺬَﻧ)
Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan
(Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi
pemberi peringatan kepada seluruh alam
Al-Qur'an membedakan antara perkara yang hak
dan yang batil, membedakan antara jalan
petunjuk dan jalan kesesatan, dan membedakan
antara jalan yang menyimpang dan jalan yang
lurus, serta membedakan antara yang halal dan
yang haram.
(Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam) dikhususkan
oleh Allah untuk menerima Kitab yang mufassal,
mulia, menjelaskan, lagi muhkam.
Al-Qur'an pula menjadi peringatan bagi seluruh
alam, baik bangsa manusia atau pun jin.
Dalam Al-Qur'an, disebutkan hikmah-hikmah, kelebihan, dan fungsi Al-Qur'an sebagai penutup kitab
samawi. Berikut beberapa di antaranya berdasarkan sedikitnya ilmu dan apa yang Allah bukakan untuk
kami:
TENTANG AL-QUR'AN DALAM AL-QUR'AN
4. Ketika diklasifikasikan, terdapat 800 ayat tentang alam semesta dalam Al-Qur'an. (Prof. Agus
Purwanto, Nalar Ayat-Ayat Semesta)
Dalam Al-Qur'an juga terdapat motivasi untuk memperhatikan alam. Contohnya dalam surat Al-
Ghasyiyah: 17-20, ketika Allah memerintahkan untuk memperhatikan unta, langit dan gunung. Atau
dalam surat Al-Ankabut ayat 20, ketika Allah memerintahkan untuk mengadakan perjalanan,
memperhatikan awal mula penciptaan.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 164 disebutkan bahwa fenomena-fenomena alam dapat menjadi tanda
bagi orang yang berakal. Semua, asal memiliki akal, dapat menemukan tanda-tanda tersebut.
Lantas, apa bedanya dengan orang yang beriman, yang dikabarkan oleh Allah memiliki inti akal (Ulul
Albab)?
Dalam Al-Qur'an, orang-orang yang beriman disebutkan menyatukan aktivitas berpikir (tafakkur)
dengan dzikir, mengingat Allah. Syaikh Abdurrazzaq menyebutkan dalam kitabnya Fiqh Asmaul
Husna, salah satu cara untuk bisa mengenal Allah adalah melalui ciptaan-ciptaan-Nya. Maka,
aktivitas seorang yang beriman ketika meneliti alam tak hanya sebatas menemukan alam itu sendiri,
tetapi juga untuk lebih mengenal dan mengagungkan Rabb-nya. Tak hanya itu, perannya sebagai
khalifah di bumi juga membimbingnya meneliti alam, untuk mengambil manfaat dan
menggunakannya dengan penuh kearifan.
Maka, 800 ayat tentang alam ini perlu kita kaji, gali, dan tadabburi, sebagai panduan untuk meneliti
dan mengelola alam dengan aturan yang digariskan Allah. Semoga, menjadi bekal ketika kita
menghadap-Nya, akan sebuah amanah berat menjadi khalifah di muka bumi. Aamiin.
AL-QUR'AN DAN
ILMU PENGETAHUAN
5. Bumi
Al-Ardhu (bumi) didefinisikan sebagai Ism jins (kata
benda yang menunjukkan jenis) bagi planet yang kita
tinggal padanya. Dan lafazh al-ardhu dikategorikan
sebagai muannats (bentuk kata benda feminin). Maka
telinga kita akrab dengan istilah ibukota, bumi pertiwi,
dan sebagainya. Ternyata, hal ini memiliki makna dalam
dan semoga Allah mudahkan untuk membahasnya. Ia juga
berarti sesuatu yang rendah dan di bawah, juga bermakna
daratan.
Bumi dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa
sansekerta, Bhumi, yang artinya tanah. (Wikipedia.com)
Catatan Pojok
- Kata Al-ardhu disebutkan 425 kali dalam Al-Qur'an.
- Penggolongan bumi sebagai kata benda feminin dalam
bahasa Arab memberikan kesan dan makna kenyamanan,
layaknya seorang anak dalam buaian ibunya.
-Dalam Al-Qur'an, banyak ayat yang mengisyaratkan bahwa
bumi bergerak, tetapi Allah jadikan kita nyaman berada di
dalamnya. Allah hamparkan bumi, Allah juga jadikan
gunung-gunung sebagai pasak bumi. Masyaallah.
-Tentang bumi yang bermakna rendah, memberikan pesan
besar bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengannya juga
rendah dan terlaknat, terkecuali yang dikecualikan Allah.
Wallahu a'lam wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad.
Ayat yang memerintahkan
mengadakan perjalanan di
muka bumi, meneliti,
bagaimana bumi terbentuk
Ayat yang mengisyaratkan
bentuk bumi
Ayat yang mengisyaratkan
bumi memiliki retakan-
retakan
Ayat yang menyebutkan
bahwa besi diturunkan ke
bumi
Ayat yang berbicara tentang
gunung-gunung
Ayat yang menyebutkan
bumi terhampar
DI ANTARA AYAT
TENTANG BUMI