3. pengembangan professional guru
Pengembangan professional memiliki definisi sebagai kegiatan untuk mengembangkanketerampilan,
pengetahuan, keahlian, dan karakteristikindividu sebagai seorang guru.
Tujuan pengembanganpelatihan profesional gurusebagai berikut:
1. Memperbaruipengetahuanindividu melihat kemajuan di bidang tersebut
2. Memperbarui ketrampilan, sikap, dan pendekatan individu selaras dengan pengembangan teknik
dan tujuan pengajaran baru.
3. Memungkinkan individu menerapkan perubahan pada kurikulumatau aspek pengajaran lainnya.
4. Memungkinkan sekolah melakukan pengembangan dan penerapan strategi baru dalam kurikulum
dan aspek pengajaran lainnya.
5. Bertukarinformasidan keahlian antara guru.
6. Meningkatkan kapasitas keilmuan dan keahlian guru.
4. jenis pengembangan profesional
1. Kursus/lokakarya (Materi pembelajaran, metode, apapun terkait pendidikan)
2. Seminar pendidikan
3. Kualifikasi program
4. Kunjungan observasi ke sekolah lain
5. Partisipasi dalam jaringan guru (Dibentuk untuk pengembangan guru
profesional)
6. Penelitian individu
7. Pendampingan atau pengamatan dan pelatihan sejawat.
5. dukungan yang diterima guru untuk pengembangan
professional
1. Pengembangan Profesional Wajib
2. Dukungan Finansial
3. Tambahan Gaji
4. Induksi dan Mentoring
6. Kontekstualisasi
Menurut Arifin (2000) berpendapat bahwa syarat yang harus dimiliki oleh guru professional yaitu:
1. Mempunyai landasan keilmuan yang kuat
2. Penguasaan keterampilan profesional yang bersumber pada pengkajian dan praktik Pendidikan
3. Pengembangan professional berkempanjangan
Pemerintah juga berperan dalam mengembangkan profesionalisme guru dan berusaha memajukannya.
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengembangkan profesionalitas guru adalah dengan
menyelenggarakan program sertifikasi sesuai dengan undang-udang nomor 1 pasal 42 konvensi no.14
tahun 2005. Selain itu menjalankan PKG (pusat kajian guru), MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran),
dan KKG (Kelompok Kerja Guru) dengan adanya kelompok kecil tersebut diharapkan para guru
mempunyai keahlian dalam menyelesaikan persoalan dalam kegiatan pembelajaran.
7. kompetensi bahasa inggris peserta
didik dan guru
1. Pembelajar Bahasa Inggris : Realitisnya
Dukungan professional baru diperlukan, seperti pengalaman metodologi
pengajaran Bahasa, untuk membekali para guru dengan tuntutan baru ini.
2. Rendahnya kemampuan Bahasa Inggris para guru
Rendahnya kemampuan bahasa Inggris para guru di berbagai negara, yang
mengakibatkan berbagai masalah dalam praktik pendidikan. Kurangnya
pelatihan guru, daya tarik pekerjaan di sektor swasta, dan kurangnya
akses terhadap pengembangan profesional yang tepat semakin
memperumit situasi tersebut.
8. 3. Tekanan waktu
kurangnya waktu yang dimiliki para guru untuk melaksanakan berbagai tanggung
jawab di luar kelas yang mendukung pekerjaan mereka.
4. Lingkungan kelas dan pedagogis yang menantang
berbagai faktor yang menciptakan lingkungan kelas dan pedagogis yang
menantang bagi para guru. Beberapa faktor tersebut meliputi kelas yang besar
dengan siswa yang memiliki tingkat bahasa Inggris yang berbeda-beda, akses
terbatas terhadap sumber daya, motivasi siswa dan guru, keyakinan guru, harapan
siswa/orang tua, serta ketidaksesuaian antara kurikulum dan penilaian.
9. 5. Terbatasnya kompetensi digital untuk menggunakan teknologi dalam
pembelajaran
Meskipun ada perkembangan teknologi digital dalam pendidikan, termasuk
dalam pengajaran bahasa Inggris, banyak guru tidak memiliki keterampilan
yang diperlukan untuk menggunakan teknologi dengan efektif dalam
pembelajaran mereka. Pelatihan guru sendiri seringkali kurang dalam hal ini,
sehingga mereka merasa kurang percaya diri atau kurang memiliki
pengetahuan tentang cara mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran
bahasa Inggris.
6. Apa yang dimaksud dengan pengembangan professional?
Pengembangan profesional bagi guru, baik pra-jabatan maupun dalam
jabatan, bertujuan untuk memperkenalkan alat atau keterampilan baru atau
memperbarui keterampilan yang sudah ada. Hal ini dianggap sebagai aspek
penting dari profesi guru. Fokusnya tidak hanya pada pengembangan
keterampilan mengajar, tetapi juga pada pemahaman terhadap kurikulum,
materi pembelajaran, dan penilaian.
10. sepuluh fitur utama dari program pengembangan
professional yang sukses
f. Kolaborasi dan Pendampingan: Kolaborasi rekan sejawat dan
pendampingan ahli adalah komponen penting dalam pembelajaran
profesional.
g. Teori dan Praktik: Program harus mengintegrasikan pengetahuan
teoritis dan praktis, dengan guru mengalami teori yang terhubung
dengan praktik.
h. Rentang Kompetensi: Program harus mengembangkan berbagai
kompetensi melalui praktik terfokus.
i. Integrasi Pengajaran, Kurikulum, dan Penilaian: Program harus
mengadopsi pendekatan berkelanjutan yang memastikan koordinasi
antara ketiga komponen yaitu pendekatan jangka Panjang,
berkelanjutan dan sistematis.
j. Hasil yang Dapat Diamati, Realistis, dan Efisien: Program harus
memberikan kejelasan tentang perkembangan pembelajaran, memiliki
tujuan yang dapat diamati dan terukur, serta efisien.
a. Dilokalisasi dan Sesuai Konteks: Program pengembangan harus disesuaikan
dengan konteks spesifik dan karakteristik sistem pendidikan serta budaya tempat
guru bekerja.
b. Pola Pikir Pertumbuhan: Pengembangan profesional harus menghargai
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki guru sebagai dasar untuk
pembelajaran lebih lanjut.
c. Relevan, Berbeda, dan Didukung: Program harus relevan dengan kehidupan
profesional guru, menyediakan pilihan, dan didukung dari waktu ke waktu
d. Sinergi dari Bawah ke Atas/Atas ke Bawah: Guru perlu dilibatkan dalam
pengambilan keputusan terkait isi dan proses pengembangan profesional mereka.
e. Refleksi dan Keterlibatan Kritis: Program harus memberikan kesempatan untuk
refleksi dan belajar dari pengalaman, serta keterlibatan kritis dengan keyakinan
guru sendiri dan teori-teori pembelajaran.
11. Mendukung pengembangan professional yang
berkelanjutan: pendekatan yang sistematis
Strand 1 : kerangka kerja
Kerangka Kerja Pengajaran Bahasa Inggris Cambridge, yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru dan efektivitas pengajaran mereka. Kerangka kerja ini didasarkan pada
pengalaman dan bukti yang dikumpulkan dari kursus Cambridge English di seluruh dunia serta praktik
pengajaran guru yang efektif.
Tujuan utama Kerangka Kerja ini adalah untuk mendefinisikan pengajaran yang efektif, yang
mencakup tiga bidang utama: apa yang harus diketahui guru, apa yang harus dilakukan guru dalam
mempraktikkan pengetahuan tersebut, dan sumber daya apa yang digunakan guru. Kerangka Kerja ini
menggambarkan sistem kompetensi dalam empat tahap pengembangan karir guru, serta lima
kategori pengetahuan dan keterampilan yang relevan pada setiap tahap.
12. Strand 2 : membangun kapasitas guru dan pelatih melalui kualifikasi, kursus dan sumber daya
berbagai inisiatif yang disediakan oleh Cambridge English untuk mendukung pengembangan profesional guru dalam
pengajaran bahasa Inggris. Inisiatif ini mencakup portofolio kualifikasi, kursus, dan sumber daya yang dirancang untuk
meningkatkan kemampuan bahasa Inggris guru, memperkenalkan atau memperbarui metodologi pengajaran, mendukung guru
yang mengajar dalam bahasa Inggris, dan mengembangkan keterampilan pelatih untuk melatih dan mendukung para guru.
Apa selanjutnya untuk pengembangan profesi guru?
perkembangan profesional guru di era digital dan pentingnya penggunaan teknologi untuk memfasilitasi pembelajaran guru
secara fleksibel, terjangkau, dan mudah diakses. Pembelajaran digital memberdayakan guru untuk belajar secara mandiri dan
efektif, sehingga perlu ada peninjauan ulang terhadap ekspektasi dalam pengembangan profesionalisme guru untuk
memastikan dampaknya pada praktik guru dan hasil pembelajaran siswa. Guru juga perlu memanfaatkan potensi teknologi
digital untuk memberikan dampak positif pada hasil pembelajaran siswa. Dengan dukungan yang tepat dan peluang untuk
pengembangan profesional yang efektif, ribuan guru di seluruh dunia dapat dilengkapi dengan keterampilan yang diperlukan
untuk mempersiapkan siswa dengan keterampilan bahasa Inggris yang dibutuhkan di era multibahasa abad ke-21.
13. kontekstualisasi
Pengembangan professional guru di Indonesia saat ini menjadi focus penting dalam upaya meningkatkan
mutu Pendidikan secara keseluruahan. Beberapa aspek utama dari kontekstualisasi pengembangan
professional guru di Indonesia ssat ini mencakup beberapa aspek. Pertama, fokus pada peningkatan
kualifikasi dan kompetensi guru melalui pelatihan dan sertifikasi. Kemudian, ada upaya untuk memahami
dan menerapkan kurikulum baru serta metode pembelajaran yang inovatif. Penggunaan teknologi dalam
pembelajaran juga menjadi prioritas, dengan guru didorong untuk memanfaatkan alat digital dalam
proses pengajaran. Selain itu, pengembangan kepemimpinan dan kemampuan kolaborasi guru dianggap
penting, serta pentingnya pendekatan inklusif dan multikultural dalam mengajar untuk mendukung
keberagaman siswa. Secara keseluruhan, pengembangan profesional guru di Indonesia saat ini bertujuan
untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan setiap siswa untuk mencapai potensi
maksimal mereka, sambil terus beradaptasi dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
14. pengembangan keprofesian berkelanjutan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
dipandang penting dan dipandang sebagai salah
satu cara terbaik untuk meningkatkan kualitas
pengajaran. Banyak guru yang terlibat dalam PKB
lebih berkomitmen pada profesi mereka dan
mengembangkan serta memperluas keterampilan
mengajar mereka. Melalui PKB, guru dihadapkan
pada ide-ide baru dan perkembangan terkini di
bidang pendidikan.
15. Menetapkan Praktik yang Baik untuk PKB
PKB akan lebih kuat jika didasarkan pada contoh dan berbasis data. Untuk
mencapai hal ini, sketsa, narasi umpan balik dari peserta didik, transkrip, bahan
ajar yang nyata, pelajaran demonstrasi, pengamatan rekan sejawat, studi kasus
pengajaran, dan video dapat disertakan. Cara lain untuk membuat PKB
berkelanjutan adalah melalui refleksi kolaboratif,
Lingkungan di mana guru diposisikan sebagai peserta aktif dalam proses
pembelajaran juga penting untuk PKB yang efektif Guru akan lebih mungkin
memiliki pengalaman positif ketika lingkungan sosial yang dibangun di mana
interaksi menjadi pusatnya dan hubungan yang positif dipupuk. Menciptakan
suasana di mana hubungan saling percaya terbangun, sangat penting untuk
menciptakan kelompok pendukung yang bekerja bersama untuk memecahkan
masalah praktik.
16. Terdapat lima dimensi pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) yang
berbeda yang sangat penting untuk efektivitasnya, yakni: sistematis, kolaboratif,
inovatif, reflektif, dan digital.
1. Sistematis
Proses PKB harus terstruktur, luas, dan sistematis. Bukti dari Allier-Gagneur,
McBurnie, Chuang, dan Haßler (2020) menyoroti bahwa program pendidikan guru
yang efektif' bersifat sistematis. Mereka berpendapat bahwa baik versi tatap
muka maupun daring harus berkonsentrasi pada hasil pembelajaran siswa;
melibatkan praktik pengajaran yang efektif dengan menggunakan pemodelan;
mengakui pengetahuan, pandangan, dan pengalaman guru yang sudah ada; dan
menciptakan peluang bagi guru untuk membangun pengetahuan yang sudah ada.
17. 2. Kolaboratif
Ketika PKB dilakukan secara kolaboratif, PKB dapat menumbuhkan lingkungan yang terbuka, saling percaya, dan saling
mendukung di antara para guru, yang memfasilitasi berbagi ide, keraguan, dan kesulitan. kolaboratif memiliki banyak bentuk,
termasuk pengajaran tim; perencanaan kolaboratif; pembinaan, pendampingan, dan observasi rekan sejawat; penulisan proyek
kolaboratif; dan Pengembangan Kooperatif (Cooperative Development/CD). CD biasanya melibatkan dua guru atau lebih
yang bertemu untuk mengembangkan pemikiran atau argumen, dengan tujuan untuk merefleksikan dan meningkatkan praktik
profesional masing-masing. Dalam pertemuan CD, seorang guru berperan sebagai Pembicara dan guru lainnya sebagai
Pendengar.
3. Inovatif
Ide baru tidak sama dengan inovasi. Untuk dapat dianggap sebagai inovasi, sebuah tindakan harus dilakukan. konsep
Jepang 'kaizen', karena kami percaya konsep ini berguna untuk memahami jenis inovasi yang harus kita dorong dalam
pekerjaan kita sebagai pendidik guru. Kaizen adalah sebuah filosofi manajemen dan bisnis Jepang. Kaizen dapat
diterjemahkan sebagai kai ('perubahan') dan zen ('baik') dan secara bersama-sama memiliki makna metaforis 'perbaikan
berkelanjutan' dan sangat dekat dengan konsep PKB. Edge dan Mann berpendapat bahwa jika kita menerapkan konsep
yang sama pada PKB, kita dapat fokus pada hal-hal berikut:
1. praktik peningkatan kualitas yang berkelanjutan dalam pengajaran seseorang;
2. inovasi didasarkan pada banyak perubahan kecil daripada perubahan radikal;
3. ide untuk perubahan dan perbaikan datang dari guru dan siswa itu sendiri; dan
4. guru mengambil tanggung jawab atas pekerjaan mereka dan perbaikan terkait.
18. 4. Reflektif
Guru belajar tentang praktik mereka sendiri dengan merefleksikan pengalaman mereka secara
sistematis Jika guru sudah terbiasa dengan refleksi sejak awal karirnya, maka kemungkinan besar
mereka akan memahami manfaat dari refleksi, yang pada akhirnya akan meningkatkan
kemungkinan mereka untuk terlibat dalam refleksi demi pengembangan diri secara berkelanjutan.
5. Digital
TIK juga dapat membuat PKB lebih mudah diakses, karena tidak terbatas pada waktu atau tempat
tertentu. Selama beberapa dekade terakhir, seiring dengan semakin terdigitalisasi-nya dunia,
mengintegrasikan teknologi ke dalam program pendidikan dan pengembangan guru menjadi semakin
penting. Hal ini dikarenakan mengekspos guru pada teknologi tersebut akan berdampak pada
peningkatan literasi digital mereka, yang pada gilirannya dapat memfasilitasi penggunaan teknologi
secara efektif dengan para siswa.
19. kontekstualisasi
Dalam konteks keadaan di Indonesia Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sudah diatur dalam Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang dimaksud dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah
“pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk
meningkatkan keprofesionalannya. Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan ini seperti pengembangan
diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Untuk pengembangaan diri ini biasanya meliputi diklat fungsional dan
kegiatan kolektif guru yang meningkatkan kompetensi keprodesian guru. Kemudian publikasi ilmiah dapat dengan
publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal dan publikasi buku teks
pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman guru. Sedangkan karya inovatif dapat berupa menemukan teknologi tepat
guna, menemukan/menciptakan karya seni, membuat/memodifikasi alat peraga/pratikum, serta mengikuti
perkembangan penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya.