MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
PRESUS RSJD OK 1 bener_rsjd kota surakarta
1. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SENA
RSJD dr. ARIF ZAINUDDIN SURAKARTA
2. Di susun oleh :
Abbell Shaden 2020.001
Andreas Argo Wibowo 2020.010
Fransisca Anna Setia 2020.028
Marisa Dwi Handayani 2020.033
Muhammad Rafli AlAzhar 2020.034
Paulina Regita Aprilia 2020.039
Theodora Maharani 2020.051
3. Tanggal Pengkajian: 28 Maret 2023
Ruang Perawatan : Bangsal Sena
A. IDENTITAS
1. Klien
2. Nama : Tn. S
3. Alamat : Blora
4. Usia : 41 tahun
5. Suku / Bangsa : Jawa
6. Agama : Islam
7. Status Perkawinan : Tidak Kawin
8. Pendidikan Terakhir : SLTA
9. Pekerjaan : Kuli Bangunan
4. Aparat desa mengatakan bahwa 2 hari sebelum masuk rumah sakit
pasien mulai bingung, marah-marah, mengganggu orang lain. Tiba-
tiba datang kerumah tetangga mengamuk dan membawa clurit.
Pada tanggal 28 Maret 2023 saat dilakukan pengkajian pasien
mengatakan bahwa dirinya merasa ingin marah karena mendengar
suara tetangganya akan menyantet dirinya dan ia akan membunuh
tetangga nya menggunakan clurit. Saat bercerita, nada bicara
pasien kadang tinggi, pasien tampak sesekali mengepalkan tangan
dan mengerutkan dahi. Pandangan pasien terhadap perawat
kadang tajam.
ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
5. Tetangga pasien mengatakan bahwa 2 hari sebelum masuk rumah
sakit pasien mulai bingung, marah-marah, mengganggu orang lain.
Tiba-tiba datang kerumah tetangga mengamuk dan membawa
clurit. Kemudian oleh tetangga dibawa ke IGD Rumah Sakit Jiwa
Daerah dr. Arif Zainuddin Surakarta pada tanggal 27 Maret 2023.
Faktor Presipitasi
6. Sebelumnya pasien pernah di rawat di rumah sakit jiwa pada tahun
2013 dengan penyebab yang sama, riwayat pengobatan pasien
tidak berhasil karena pasien tidak rutin kontrol, pasien tidak
memiliki trauma fisik, kekerasan dalam keluarga dan tindakan
criminal dimasa lalu. Pasien memiliki riwayat keluarga yang
mengalami gangguan jiwa yaitu adik pasien yang suka marah –
marah. Pasien mengatakan tidak memiliki pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan. Pasien tidak pernah mengalami
penyakit fisik. Pasien merokok sejak usia 20 tahun hingga sekarang
dan pernah minum minuman beralkohol saat usia 20 tahun, tetapi
sudah berhenti sejak 2018.
Faktor Predisposisi
7. 1. TTV : TD : 120/85 mmHg, N : 90 x/menit,
R : 20M x/menit, S : 36,4⁰ C, spO2 : 98%
2. Ukur : BB : 54 kg, TB : 170 cm
3. Keluhan Fisik : Pasien mengatakan tidak memiliki keluhan fisik.
FISIK
9. Keterangan :
Pasien merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara, bapak pasien
sudah meninggal, pasien tinggal serumah dengan ibu dan adik
laki-lakinya yang juga mengalami gangguan jiwa yang sama, yaitu
suka marah-marah.
10. 1. Gambaran diri
Pasien mengatakan tak menerima jika dirinya
sakit dan akan dilakukan pengobatan. Pasien
mengatakan bagian tubuh yang disukai adalah
alis tebalnya dan ang disukai adalah bentuk
rahangnya.
2. Identitas diri
Pasien paham akan jenis kelaminnya sebagai
orang dewasa laki – laki.
3. Peran
Pasien mengatakan ia merasa gagal karena
seharusnya laki – laki dewasa seumuran dia
dapat bekerja dengan baik dan dapat memberi
uang kepada ibunya.
4. Ideal diri
Pasien mengatakan jika seharusnya laki – laki
dewasa seumurannya sudah memiliki
pasangan. Saat dikaji alasan pasien belum
memiliki pasangan adalah karena belum bisa
membahagiakan ibunya.
5. Harga Diri
Pasien mengatakan jika dirinya merasa tak
berguna karena belum bisa menjalankan
sesuai dengan perannya. Keluarga pasien
berharap pasien dapat menjadi orang yang
baik seperti dahulu, tidak gampang terpancing
emosi dan bisa cepat pulang ke rumah.
KONSEP DIRI
11. 1. Orang yang berarti : Pasien mengatakan orang yang berarti adalah
ibunya.
2. Peran sosial : Pasien mengatakan ikut berpartisipasi dalam arisan
keluarga dan kegiatan di sekitar rumahnya.
3. Hambatan sosial : Pasien tak mengalami hambatan sosial di
masyarakat
4. Spiritual : Pasien mengatakan beragama Islam. Pasien mengatakan
tidak pernah sholat karena tidak tahu doa doanya.
Hubungan Sosial Dan Spiritual
12. - Penampilan
Pasien tampak berpenampilan wajar. Berpakaian dengan rapi. Rambut pasien botak.
PembicaraSelama wawancara berlangsung, pasien menjawab pertanyaan kadang dengan nada tinggi, mata melotot,
sesekali tangan pasien mengepal dan mengerutkan dahi.
- Aktivitas Motorik
Pasien saat menceritakan tetangga nya yang bikin jengkel, nada pasien meninggi, pandangan pasien tajam, tangan
pasien memperagakan saat membawa clurit dan pasien sesekali tampak mengerutkan dahi.
- Alam Perasaan
Pasien mentakan bahwa perasaanya saat ini kadang masih ada keinginan untuk marah.
- Afek
Pasien memiliki afek luas, saat pasien menceritakan alasannya mengamuk dengan tetangga.
- Interaksi dalam Wawancara
Pasien tampak kooperatif saat wawancara berlangsung, kontak mata pasien ada.
STATUS MENTAL
13. - Interaksi dalam Wawancara
Pasien tampak kooperatif saat wawancara berlangsung, kontak mata pasien ada.
- Persepsi : Halusinasi Pendengaran
Pasien mengatakan bahwa pernah mendengar suara tetangganya laki-laki yang ingin menyantet dan
membunuhnya, tetapi suara bisikan – bisikan tersebut sudah berkurang.
- Proses Pikir
Pasien tak memiliki gangguan proses pikir
- Isi Pikir
Pasien tak memiliki gangguan isi pikir
- Tingkat Kesadaran
Pasien sadar penuh, mampu menyebutkan waktu, tempat dan siapa yang sedang berinteraksi dengannya.
- Memori
Pasien mampu mengurutkan angka 10-1, mampu mengingat peristiwa – peristiwa yang sudah terjadi dan
mampu menceritakannya.
- Perhatian dan Konsentrasi
Pasien mampu berhitung sederhana, pasien mampu berkonsentrasi dengan baik dan memperhatikan lawan
bicara saat berinteraksi.
- Kemampuan Penilaian
Saat diberi pilihan, pasien mampu memilih salah 1 dari pilihan tersebut. Pasien mampu mendahulukan apa
yang lebih penting.
- Daya Tilik Diri
Pasien merasa tak sakit dan cenderung menyalahkan tetangganya yang membawa dirinya ke RSJD dr. Arif
Zainuddin Surkarta
14. • Makan : Pasien mampu makan secara mandiri.
• BAB/BAK : Pasien mampu BAB maupun BAK secara mandiri.
• Mandi : Pasien mampu mandi secara mandiri.
• Berpakaian : Pasien mampu berpakaian secara mandiri.
• Istirahat tidur : Pasien mampu tidur pada malam hari.
• Pengunaan obat : Pasien membutuhkan bantuan total dalam meminum obat.
• Pemeliharaan Kesehatan : Pasien dilakukan perawatan lanjutan di ruang rawat inap sena.
• Kegiatan di dalam rumah : Pasien mampu mempersiapkan makanannya sendiri, mampu menjaga
kebersihan rumah, mampu memncuci pakaiannya sendiri dan mampu mengatur keuangan.
• Kegiatan di luar rumah : Pasien mengatakan mampu belanja
KEBUTUHAN PERSIAPN PULANG
15. • Maladaptif : Pasien memiliki koping maladaptif karena pasien ada riwayat minum
minuman alkohol dan merokok sejak usia 20 tahun, tetapi pasien sudah berhenti
minum alkohol sejak tahun 2018. Pasien suka marah marah tanpa sebab yang jelas
hingga terkadang ingin mencederai orang lain seperti meninju, membacok,
membunuh orang yang dianggapnya membuat masalah dengan pasien. Reaksi
hanya tidur di kamar dan reaksinya sedikit emosi (tampak rahang mengencang) saat
menceritakan kejadian ketika akan membacok tetangganya. Pasien mengatakan
membunuh orang adalah tindakan yang wajar jika orang tersebut membuat
marah/masalah dengan pasien.
• Adaptif : Pasien dapat berbicara dengan perawat dan teman nya serta dapat
berolahraga.
MEKANISME KOPING
16. Masalah dengan perumahan :
Pasien mengatakan emosi dengan tetangganya karena pasien
pernah mendengar bahwa ia mau disantet, sehingga pasien
berusaha mempertahankan diri dengan cara ingin membacok
tetangganya. Pasien mengatakan malas keluar rumah, setiap hari
hanya dirumah saja tidak berinteraksi dengan tetangga. Pasien
tidak mengalami gangguan kesehatan fisik.
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
17. 1. KURANG PENGETAHUAN TENTANG
Pasien menanyakan fungsi obat yang dikonsumsinya untuk apa.
2. ASPEK MEDIS
Diagnosa Medis : Skizophrenia terperinci
Terapi Medis :
Haloperidol 3 x 5mg
CPZ 3 x 100mg
THP 3 x 2mg
KURANG PENGETAHUAN TENTANG DAN ASPEK MEDIS
18. Data Subyektif Data Obyektif
Pasien mengatakan :
- Bahwa ia akan membunuh tetangga nya menggunakan clurit
- Perasaanya saat ini kadang masih ada keinginan untuk marah
- Ingin mencederai orang lain seperti meninju, membacok,
membunuh orang yang dianggapnya membuat masalah dengan
pasien
- Merasa ingin marah karena mendengar suara tetangganya akan
menyantet dirinya
- Jika dirinya merasa tak berguna karena belum bisa menjalankan
sesuai dengan perannya
- Bahwa dirinya belum memiliki pasangan, sedangkan di usianya
sekarang seharusnya sudah memiliki pasangan
- Merasa gagal karena seharusnya laki – laki dewasa seumuran
dia dapat bekerja dengan baik dan dapat memberi uang kepada
ibunya
Aparat desa mengatakan :
- Sebelum masuk rumah sakit pasien mulai bingung, marah-
marah, mengganggu orang lain.
- Tiba-tiba datang kerumah tetangga mengamuk dan membawa
clurit.
Selama wawancara
berlangsung, pasien tampak :
- Menjawab pertanyaan
kadang dengan nada
tinggi
- Mata melotot
- Sesekali tangan pasien
mengepal dan
mengerutkan dahi
- Pandangan pasien tajam
- Tangan pasien
memperagakan saat
membawa clurit
- Tampak rahang
mengencang
DATA FOKUS
19. Analisa Data
N
o
.
Data Fokus Masalah
Keperawatan
1
.
DS : Pasien mengatakan :
- Bahwa ia akan membunuh tetangga nya menggunakan clurit
- Perasaanya saat ini kadang masih ada keinginan untuk marah
- Ingin mencederai orang lain seperti meninju, membacok, membunuh orang yang
dianggapnya membuat masalah dengan pasien
- Merasa ingin marah karena mendengar suara tetangganya akan menyantet dirinya
Aparat desa mengatakan :
- Sebelum masuk rumah sakit pasien mulai bingung, marah-marah, mengganggu orang lain.
- Tiba-tiba datang kerumah tetangga mengamuk dan membawa clurit.
DO : Pada saat wawancara berlangsung, pasien tampak:
- Menjawab pertanyaan kadang dengan nada tinggi
- Mata melotot
- Sesekali tangan pasien mengepal dan mengerutkan dahi
- Pandangan pasien tajam
- Tangan pasien memperagakan saat membawa clurit
- Tampak rahang mengencang
Risiko Perilaku
Kekerasan
20. Analisa Data
2
.
DS : Pasien mengatakan :
- Jika dirinya merasa tak berguna karena belum bisa menjalankan
sesuai dengan perannya
- Bahwa dirinya belum memiliki pasangan, sedangkan di usianya
sekarang seharusnya sudah memiliki pasangan
- Merasa gagal karena seharusnya laki – laki dewasa seumuran dia
dapat bekerja dengan baik dan dapat memberi uang kepada
ibunya.
Harga Diri
Rendah
3
.
DS : Pasien mengatakan :
- Bahwa pernah mendengar suara tetangganya laki-laki yang ingin
menyantet dan membunuhnya, tetapi suara bisikan – bisikan
tersebut sudah berkurang
Halusinasi :
Pendengaran
21. 1. Daftar Masalah
- Perilaku Kekerasan
- Harga Diri Rendah
Halusinasi : Pendengaran
2. Pohon Masalah
23. 1. Diagnosa medis : Perilaku Kekerasan
2. Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6x interaksi pasien
mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan indikator :
Mampu mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang
dilakukan, akibat dari perilaku kekerasan
Mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan memukul bantal dan nafas
dalam
Mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan minum obat secara 6 benar
Mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan verbal yaitu mengungkapkan,
meminta dan menolak dengan benar
Mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan melakukan kegiatan spiritual
(2 kegiatan)
3. Intervensi : sp1,sp2,sp3,sp4,sp5
Perencanaan
24. Iplementasi dan Evalusi
Hari /
Tgl,
Jam
d
x
Implementasi Evaluasi
Selas
a,
28/03
/2023
10.00
1 Data :DS : Pasien mengatakan :
- Bahwa ia akan membunuh tetangga nya menggunakan clurit,Perasaanya
saat ini kadang masih ada keinginan untuk marah,Ingin mencederai orang
lain seperti meninju, membacok, membunuh orang yang dianggapnya
membuat masalah dengan pasien
- Aparat desa mengatakan : Sebelum masuk rumah sakit pasien mulai
bingung, marah-marah, mengganggu orang lain, Tiba-tiba datang kerumah
tetangga mengamuk dan membawa clurit.
DO : Pada saat wawancara berlangsung pasien tampak :
- Menjawab pertanyaan kadang dengan nada tinggi ,Mata melotot,Sesekali
tangan pasien mengepal dan mengerutkan dahi,Pandangan pasien
tajam,Tangan pasien memperagakan saat membawa clurit,Tampak rahang
mengencang
Dx : Perilaku Kekerasan Tindakan : SP 1 RPK
- Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang
dilakukan, akibat dari perilaku kekerasan
- Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan : fisik, obat, verbal,
spiritual
- Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik : tarik nafas dalam
dan pukul kasur dan bantal
- Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik
RTL : Evaluasi SP 1 dan Lanjutkan SP 2
S : Pasien mengatakan bahwa dirinya merasa ingin marah karena
mendengar suara tetangganya akan menyantet dirinya, bernada tinggi saat
merasa marah, perilaku kekerasan yang ingin dia lakukan adalah
membunuh tetangganya, pasien mengatakan bahwa akibat dari
perbuatannya adalah bisa di jauhi oleh banyak orang, pasien merasa
senang diberi tahu cara meluapkan emosi dan amarah dengan cara
memukul bantal dan nafas dalam.
O :
- Pasien mampu mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
- Pasien mampu menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
- Pasien mampu mempraktekan cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan nafas dalam dan memukul bantal
- Pasien mampu memasukkan kedalam jadwal kegiatan yang telah
diberikan diberikan
A : RPK masih ada
P :
- Anjurkan pasien melakukan latihan nafas dalam dan memukul
bantal secara mandiri 3xsehari, jam 09.00, 15.00, 19.00. serta
memasukan ke jadwal harian