2. Terapi realita adalah suatu sistem yang
difokuskan kepada tingkah laku sekarang.
Terapis berfungsi sebagai guru dan model serta
mengkonfrontasikan klien dengan cara-cara
yang bisa membantu menghadapi kenyataan
dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
tanpa merugikan dirinya sendiri ataupun orang
lain.
PENGERTIAN
3. aa
William Glasser dalam mengembangkan teori dan
pendekatan reality therapy ini sebagai berikut :
1. Bahwa manusia mempunyai kebutuhan
psikologis yang tunggal,yang hadir
diseluruh hidupnya.
2. Ciri kepribadian yang khas itu,menimbulkan
dinamika tingkah laku yang menjelma menjadi
pola – pola yang tersendiri dari setiap individu.
3. Tiap orang mempunyai kemampuan potensial
untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan
pola-polanya tertentu.kemampuan untuk tumbuh
dan berkembang tersebut dapat menjadi
aktual,atas sebagian besar menurut usahanya
yang dinyatakan melalui tingkah lakunya yang
nyata.
4. Reality therapy tidak bersandar pada hakekat itu
sendiri,artinya individu itu tak bisa
mendambakan potensi-potensi yang telah
dimililki dan dibawa sejak lahirnya untuk
berkembang dengan sendirinya.
Konsep Dasar
4. Reality therapy pada dasarnya tidak mengatakan bahwa
perilaku individu itu sebagai perilaku yang abnormal.
Konsep perilaku menurut konseling realitas lebih
dihubungkan dengan berperilaku yang tepat atau
berperilaku yang tidak tepat.
Menurut Glasser, bentuk dari perilaku yang tidak tepat
tersebut disebabkan karena ketidak mampuannya dalam
memuaskan kebutuhannya, akibatnya kehilangan
”sentuhan” dengan realitas objektif, dia tidak dapat melihat
sesuatu sesuai dengan realitasnya, tidak dapat melihat
sesuatu sesuai dengan realitasnya, tidak dapat melakukan
atas dasar kebenaran, tangguang jawab dan
realitas.Meskipun konseling realitas tidak menghubungkan
perilaku manusia dengan gejala abnormalitas, perilaku
bermasalah dapat disepadankan dengan istilah ”identitas
kegagalan”.
ASUMSI PERILAKU BERMASALAH
5. Tujuan umum konseling realita dan sudut
pandang konselor menurut Burks (1979)
menekankan bahwa konseling realita
merupakan bentuk mengajar dan latihan
individual secara khusus. Secara luas,
konseling ini membantu konseli dalam
mengembangkan sistem atau cara hidup
yang kaya akan keberhasilan.
TUJUAN KONSELING
6. Konselor dengan kehangatan,
pengertian, penerimaan dan kepercayaan pda
kapasitas orang untuk mengembangkan identitas
berhasil, harus mengkomunikasikan dirinya
kepada konseli bahwa dirinya membantu.
Melalui keterlibatan ini, konseli belajar
mengenai hidup daripada memusatkan pada
mengungkap kegagalan dan tingkah laku yang
tidak bertanggungjawab.Konselor bertugas
sebagai pembimbing untuk membantu konseli
menksir tingkah laku mereka secara ralita
HUBUNGAN KONSELOR DAN
KLIEN
7. Pelaksanaan Konseling realita, menurut Corey (1982) ada
beberapa teknik yang dapat dilaksanakan yaitu :
1. Melakukan main peran dengan klien.
2. Menggunakan humor
3. Mengkonfrontasi klien dengan tidak memberikan
ampunan / tidak menerima
Dalih
4. Membantu klien merumuskan rencana perubahan
5. Melayani klien sebagai model peranan dan guru.
6. Menentukan batas-batas dan struktur konseling yang
tepat dan jelas.
7. Menggunakan verbal shock atau sarkasme yang tepat
untuk menentang klien
dengan tingkah lakunya yang tidak realistis.
8. Terlibat dengan klien dalam mencari hidup yang lebih
efektif
TEKNIK-TEKNIK KONSELING
8. Keterlibatan
Pemusatan pada tingkah laku sekarang,
bukan perasaan
Pertimbangan nilai
Perencanaan tingkah laku bertanggung
jawab
Pembuatan komitmen
Tidak menerima alasan kegagalan
Peniadaan hukuman
Pantang menyerah
TAHAP – TAHAP KONSELING REALITA
9. HAKIKAT KONSELING
Hakekat konseling realita adalah
membantu individu mencapai otonomi.
Otonomi merupakan keadaan yang
menyebabkan orang mampu
melepaskan dukungan lingkungan dan
menggantikannya dengan dukungan
pribadi atau diri sendiri (internal).
Kriteria konseling yang sukses
bergantung pada tujuan yang ditentukan
oleh konseli.