SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
PENELITIAN KORELASI
SUNYONO
PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
Metodologi Penelitian Kuantitatif
PENDAHULUAN
Justin Gibbs
BIOLOGI
Sukses....!, hahaha...
? ?
PREDIKSI
• Kecemasan
• Pengetahuan Awal
PREDIKSI
• Pemahaman Abstraksi
• Kinerja thd sains lain
KORELASI
3
SIFAT PENELITIAN KORELASI
• Disebut juga penelitian hubungan (assosiasi) atau penelitian
sebab-akibat-komparatif
• Hubungan antara dua atau lebih variabel dipelajari tanpa
adanya usaha mempengaruhinya.
• Dalam penelitian korelasi, tidak ada manipulasi variabel
(seperti pada penelitian eksperimen).
• Kadang-kadang juga disebut penelitian deskriptif
• Dlm menggambarkan derajat keterhubungan dua atau lebih
variabel kualitatif menggunakan koefesien korelasi.
• Korelasinya bisa positif dan bisa negatif, terhadap nilai pada
variabel-variabel yang saling berasosiasi.
4
Lanjutan sifat...
• Korelasi positif artinya nilai (skor) tinggi pada satu variabel
cenderung berasosiasi dengan skor tinggi pada variabel yang
lain, atau skor rendah pada satu variabel berasosiasi dengan
skor rendah pada variabel yang lain
• Korelasi negatif artinya skor tinggi pada satu variabel akan
berasosiasi dengan skor rendah pada variabel yang lain, atau
skor rendah pada satu variabel berasosiasi dengan skor
tinggi dari variabel yang lain.
(Tabel 15.1 dan Gambar 15.1).
5
Lanjutan sifat...
Gambar 15.1. Ilustrasi Scatterplots suatu korelasi +1,00
6
TUJUAN PENELITIAN KORELASI
• Membantu menjelaskan prilaku manusia atau
memprediksi hasil-hasil yang mungkin.
STUDI EKSPLANATORI
(PENJELASAN)
STUDI PREDIKSI
Prediksi
Sederhana
Menggunakan
Scatterplot
Studi Eksplanatori (Penjelasan)
 Tujuan utama: menjelaskan pemahaman kita tentang fenomena penting
dengan mengidentifikasi hubungan diantara variabel-variabel.
 Terutama dalam psikologi perkembangan yang banyak mempelajari
analisis hubungan antara beberapa variabel. (contoh: kekomplekan
bahasa ibu dengan bahasa kedua/tambahan dari guru yang
menggambarkan bagaimana bahasa itu diperoleh)
 Peneliti sering menyelidiki sejumlah variabel yang mereka percayai
mempunyai hubungan dengan variabel-variabel yang lebih kompleks,
seperti motivasi atau belajar.
 Variabel-variabel yang ditemukan bisa saja tidak mempunyai hubungan
atau hanya sedikit berhubungan.
 Bila korelasinya kecil ( r di bawah 0,2), maka dikeluarkan.
 Bila korelasinya lebih tinggi ( r melebihi +0,4 atau –0,4), maka akan
menjadi fokus penelitian, dengan desain eksperimen untuk melihat
apakah hubungan itu benar-benar hubungan sebab-akibat (kausal).
• Harapan guru yg gagal sebagai
penyebab parsial dari banyaknya
prilaku mengganggu dari siswa
• Sebaliknya bisa juga: prilaku yang
mengganggu di kelas
menyebabkan harapan guru gagal.
 Bisa jadi justru kedua-duanya:
harapan guru yang gagal dan
prilaku mengganggu disebabkan
oleh adanya faktor ketiga
Tingkat kemampuan kelas/siswa
 Sosial ekonomi orang tua, dsb.
Selang waktu pengukuran variabel
yang dipelajari ?
Kesimpuan: Pencarian sebab-akibat dalam studi korelasi penuh
dengan kesulitan, sehingga ancaman terhadap validitas internal
juga perlu dikenali.
8
Studi Prediksi
9
 Prediksi merupakan tujuan kedua dari penelitian korelasi
Jika terdapat hubungan suatu besaran (nilai) diantara dua
variabel, maka memungkinkan kita untuk membuat prediksi
suatu skor dari variabel tertentu, jika skor dari variabel yang
lain dikeahui.
Variabel yang digunakan untuk membuat prediksi disebut
variabel prediktor.
Variabel tantang prediksi yang dibuat disebut variabel
patokan (kriteria).
Misalnya: Nilai GPA sekolah menengah dapat digunakan
untuk memprediksi GPA di perguruan tinggi. Dalam hal ini,
GPA sekolah menengah menjadi variabel prediktor dan GPA
di perguruan tinggi menjadi variabel kriteria
10
Menggunakan Scatterplot untuk Memprediksi Skor
• Plot antara dua variabel yang berhubngan akan
menghasilkan suatu garis lurus (garis regresi).
• Garis lurus tersebut digunakan sebagai dasar dalam
memprediksi.
• Mampu memprediksi suatu nilai individu (kelompok) pada
suatu variabel berdasarkan nilai individu (kelompok) pada
variabel yang lain.
• Contoh dapat dilihat pada Tabel 15.2 dan Gambar 15.2, yaitu
suatu hubungan antara harapan guru yang gagal dengan
prilaku mengganggu dari siswa.
11
Tabel 15.2, dapat dilihat bahwa
• Skor harapan guru yang gagal 10 diprediksi akan mempunyai kelas
dengan prilaku siswa yang mengganggu dengan skor 9.
• Skor harapan guru yang gagal 6 diprediksi akan mempunyai kelas dengan
prilaku siswa yang mengganggu dengan skor 6. dan seterusnya.
Gambar 15.2. Prediksi menggunakan
Scatterplots
12
Persaman Prediksi Sederhana
= skor yang diprediksi pada Y (variabel kriteria) bagi individu ke-i
= Skor individu i pada X (variabel prediktor)
a dan b = harga yang dihitung secara matematik dari skor asal (asli), nilai
a dan b adalah suatu konstanta.
Catatan:
o Sebagaimana contoh tentang GPA, maka Y’ berarti GPA di perguruan
tinggi semester pertama yang diprediksi (variabel kriteria), dan Xi berarti
GPA sekolah menengah individu (variabel prediktor).
o Bila kita punya a = 0,18 dan b= 0,73, serta GPA sekolah menengah (X)
= 3,5, kita bisa memprediksi GPA di perguruan tinggi (Y) = 2,735.
1
'
1 bX
a
Y 

i
i bX
a
Y 

'
'
i
Y
i
X
13
Lanjutan persamaan...
o GPA prediksi dibandingkan dengan GPA yang diperoleh
mahasiswa, jika keduanya sangat dekat, maka kita percaya
bahwa persamaan prediksi itu bisa digunakan untuk membuat
prediksi GPA lebih lanjut.
o Prediksi tidak eksak, sehingga perlu dihitung indeks
kesalahan prediksi yang dikenal dengan istilah kesalahan
standar perkiraan (standard error of istimate).
o Makin kecil standar perkiraan, makin teliti prediksinya.
o Koefisien korelasi (r) yang kecil, memiliki indeks keslahan
yang lebih besar daripada untuk nilai r yang besar.
14
TEKNIK KORELASI YANG LEBIH KOMPLEKS
 Menentukan korelasi antara suatu variabel kriteria dengan
kombinasi dua atau lebi variabel prediktor.
 Dari contoh di atas, selain ditemukan adanya korelasi positif
antara GPA di perguruan tinggi (semester 1) dengan GPA di
sekolah menengah, juga ditemukan adanya:
 Korelasi positif yang tinggi (r = 0,68) antara GPA di
perguruan tinggi (semster 1) dengan skor SAT masuk
perguruan tinggi.
 Korelatif yang cukup tinggi (r = 0,51) antara skor SAT
matematik dengan GPA di perguruan tinggi (semester 1).
Multipel Regresi
15
 Hubungan antara GPA perguruan tinggi (Y) dengan GPA
sekolah menengah (X1), Skor SAT masuk perguruan tinggi
(X2), dan Skor SAT matematika (X3), dapat dinyatakan
dengan persamaan matematik:
 Harga a, b1, b2, dan b3 adalah konstantan, yang dihitung
secara matematik.
 Selanjutnya kita dapat membandingkan GPA yang diperoleh
mahasiswa semester 1 (yang sebenarnya) dengan GPA
prediksi untuk menentukan ketepatan prediksi di atas.
Lanjutan Multipel...
3
3
2
2
1
1
'
1 X
b
X
b
X
b
a
Y 



16
Koefisien Korelasi Multipel
 Disimbolkan dengan R.
 Menunjukkan kekuatan korelasi
antara kombinasi variabel-variabel
prediktor dengan variabel kriteria.
 Dianggap sebagai korelasi Peterson
sederhana, yaitu hubungan antara
skor sebenarnya pada variabel
kriteria dan skor-skor yang diprediksi
dari variabel tersebut.
 Harga R = +1, berarti korelasi antara
skor prediksi dengan skor yang
diperoleh sebenarnya pada variabel
kriteria sangat sempurna.
 Harga R = 0,7 sampai 0,8 dikatakan
sangat tinggi.
Korelasi Multipel
17
 Kuadrat korelasi antara suatu variabel prediktor dan
variabel kriteria, disimbolkan r2 (untuk regresi sederhana)
dan R2 (untuk multipel regresi).
 Menunjukkan prosentase variabilitas diantara skor-skor
kriteria yang dapat dihubungkan dengan dengan
perbedaan skor-skor pada variabel prediktor.
 Harga r = 0,6, dan r2 = 0,36, berarti bahwa 36% perbedaan
skor pada variabel kriteria dapat dihubungkan dengan
perbedaan skor pada variabel prediktor.
 Harga R = 0,7, dan R2 = 0,49, berarti ada 49% variabilitas
dari variabel kriteria dapat diprediksi atas dasar tiga
variabel prediktor (jika ada tiga variabel prediktor).
Koefisien Determinasi
18
 Umumnya dalam studi prediksi melalui regresi, variabel kriteria adalah
kuantitatif.
 Bila variabel kriterianya adala kategori, maka teknik analisis yang tepat
adalah analisis fungsi determinasi.
 Tujuan dari analisis ini dan bentuk persamaan prediksinya serupa dengan
multipel regresi.
 Misal, variabel kategori: Kesukaan terhadap mata pelajaran utama, dapat
dikategorikan lagi menjadi: kesukaan terhadap mata pelajaran
keteknikan, bisnis, pendidikan, sains, dll.
Analisis Fungsi Determinasi
Analisis Faktor
 Suatu teknik yang memungkinkan peneliti menentukan apakah
banyaknya variabel dapat digambakan dengan beberapa faktor.
 Teknik perhitungan matematiknya didasarkan pada pencarian suatu
“kluster” dari variabel-variabel yang semuanya dikorelasikan satu sama
lain.
19
 Untuk menguji kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara dua
atau lebih variabel.
 Untuk merumuskan teori tentang penyebab yang mungkin dari fenomena
khusus, yaitu mengidentifikasi variabel penyebab yang dapat
menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi.
 Untuk menentukan apakah korelasi diantara semua variabel sesuai
dengan teori.
 Meliputi 4 langkah dasar:
 Teori yang menghubungkan beberapa variabel dirumuskan dulu
untuk menjelaskan suatu fenomena yang menarik.
 Variabel-variabel yang ditentukan melalui teori ini kemudian diukur
dengan beberapa cara. (ini adalah tahap yang terpenting)
 Koefisien korelasi dihitung untuk menunjukkan kekuatan hubungan
antara setiap pasangan variabel yang didalilkan dalam teori tersebut.
 Hubungan antara koefisien-koefisien korelasi dianalisis dalam
hubungannya dengan teori itu.
Analisis Jalur
20
 Peneliti ingin mempelajari hubungan sebab-akibat diantara variabel-variabel
keterasingan siswa, relevansi mata pelajaran, kesenangan di sekolah, dan
banyaknya teman. Setiap variabel akan dihubungkan (gambar).
Contoh analisis jalur
Pemodelan Struktur
 Gabungan multipel regresi, analisis jalur, dan analisis faktor
 Perhitungannya menggunakan program komputer, dan yang paling
banyak digunakan adalah LISREL
21
Seleksi Masalah
LANGKAH-LANGKAH DASAR DALAM PENELITIAN KORELASI
 Variabel ang dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada
pemikiran yang berkembang dari pengetahuan atau teori.
 Diperlukan kejelasan dalam mendefinisikan variabel-variabel yang akan
dihubungkan, untuk menghindari banyaknya masalah yang muncul
nantinya.
 Pada umumnya, ada 3 masalah utama dalam studi korelasi:
 Apakah variabel X berhubungan dengan variabel Y ?
 Seberapa baik variabel P memprediksi variabel C ?
 Hubungan apa saja diantara sejumlah besar variabel dan prediksi apa
yang dapat dibuat yang didasrkan pada variabel tersebut.
Sampel (Penentuan Sampel)
 Sampel harus dipilih secara hati-hati, dapat dilakukan secara acak.
 Langkahnya: mengidentifikasi populasi yang tepat.
 Ukuran sampel minimum 30.
22
Instrumen
 Harus dipertimbangkan variabel apa yang akan diukur.
 Harus menghasilkan data kuantitatif
 Dapat berupa tes, kuesioner, pengamatan, dan sebagainya.
 Harus menunjukkan bukti reliabilitas dan validitas.
Desain dan Prosedur
Subyek O1 O2
A
B
C
D
E
F
G
dll.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
23
Ada 3 kemungkinan:
 Variabel yang diukur oleh O1 mungkin penyebab dari variabel O2
 Variabel yang diukur oleh O2 mungkin penyebab dari variabel O1
 Variabel ketiga, yang tidak teridentifikasi dan tidak diukur mungkin
penyebab dari kedua variabel tersebut
Pengumpulan Data
 Dalam studi eksplanatori, pengumpulan data dari kedua variabel
(prediktor dan kriteria) dilakukan dalam waktu yang relatif pendek (dapat
secara bersama-sama).
 Dalam studi prediksi, variabel prediktor diukur selang beberapa waktu
sebelum variabel kriteria terjadi.
Analisis dan Interpretasi Data
 Mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil
pengukuran variabel lain, yang menghasilkan koefesien korelasi.
 Harga koefesien korelasi antara 0,00 sampai +1,00 atau –1,00 (atau
ditulis –1,00 ≤ r ≤ +1,00).
 Harga r positif  hubungannya positif
 Harga r negatif  hubungan negatif
 Harga r = 0,00  tidak ada hubungan antara variabel-variabel yg terlibat.
24
APA YANG DAPAT DIBERITAHUKAN OLEH KOEFESIEN KORELASI
KEPADA KITA ?
 Arti dari koefesien korelasi bergantung pada bagaimana koefesien itu
dipakai.
 Pada penggunaannya untuk menunjukkan hbungan antar variabel:
 r ≤ 0,35 : korelasi sangat rendah (tidak memiliki nilai
prediksi).
 r = 0,40 – 0,60: Korelasi sedang (memiliki nilai teoritis dan
praktis, prediksinya kurang akurat).
 r = 0,65 – 0,80: Korelasi tinggi (prediksi cukup akurat).
 r  0,85 : korelasi sangat tinggi (prediksinya sangat
akurat, dan berguna untuk memprediksi kinerja individu)
 Korelasi 0,85 jarang diperoleh dalam penelitian pendidikan, kecuali jika
reliabilitas variabel di cek (diperiksa).
 Pada penggunaan untuk menentukan reliabilitas dan validitas:
 Untuk reliabilitas, korelasi minimal yang dkehendaki adalah 0,70
(tinggi), tetapi korelasi  0,90 akan jauh lebih baik.
 Untuk validitas, korelasi minimal yang dikehendaki adalah 0,50, atau
lebih tinggi akan lebih baik.
Berikutnya akan Dilanjutkan oleh Pak Muktar
X
Y
Gambar 15.1. Ilustrasi Scatterplots suatu korelasi – 1,00
0
1
2
3
4
5
6
0 1 2 3 4 5 6
X
Y
Gambar 15.1. Ilustrasi Scatterplots suatu korelasi 0,00
0
1
2
3
4
5
6
0 1 2 3 4 5 6
Kasus Rokok dan Kanker paru-Paru:
salah satu yang paling terkenal, dan kontroversial, contoh-contoh
penelitian korelasional adalah bahwa frekuensi berhubungan merokok
pada timbulnya kanker paru-paru. Ketika studi ini mulai muncul,
banyak berpendapat bahwa merokok sebagai penyebab utama kanker
paru-paru. Lawan tidak membantah untuk sebalik-yaitu, kanker yang
menyebabkan merokok - untuk alasan yang jelas bahwa merokok
terjadi terlebih dahulu. Mereka itu berpendapat bahwa baik merokok
dan kanker paru-paru disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti
predisposisi genetik, gaya hidup (pekerjaan yang kurang gerak dan
kurang kurang olahraga, mungkin akan menghasilkan lebih banyak
merokok), dan lingkungan (merokok dan kanker paru-paru mungkin
lebih umum terjadi di kota yg penuh asbut/kabut campur asap).
Meskipun teori persuasif - merokok jelas bisa mengiritasi jaringan
paru-paru - argumentasi sebab-akibat ini tidak cukup persuasif bagi
dokter bedah umum untuk mengeluarkan peringatan sampai
studi penelitian menunjukkan bahwa penyebaran asap rokok
tidak menyebabkan kanker paru-paru pada hewan.

More Related Content

Similar to Presentasi Penelit Korelasi_Tugas Kuliah Metodologi Penelitian.ppt

Penelitian korelasi tugas
Penelitian korelasi tugasPenelitian korelasi tugas
Penelitian korelasi tugasandrialwit
 
PPT KELOMPOK 2 STATISTIK UJI HUBUNGAN ANTAR VARIABEL.pptx
PPT KELOMPOK 2 STATISTIK UJI HUBUNGAN ANTAR VARIABEL.pptxPPT KELOMPOK 2 STATISTIK UJI HUBUNGAN ANTAR VARIABEL.pptx
PPT KELOMPOK 2 STATISTIK UJI HUBUNGAN ANTAR VARIABEL.pptxYulianaMargaretta
 
Penelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gabPenelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gabAnNa Luph Black
 
Penerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi BergandaPenerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi BergandaFahrul Usman
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhananur cendana sari
 
Tujuan dan pkPENELITIAN-KORELASIONAL.ppt
Tujuan dan pkPENELITIAN-KORELASIONAL.pptTujuan dan pkPENELITIAN-KORELASIONAL.ppt
Tujuan dan pkPENELITIAN-KORELASIONAL.pptMuhammadHasan637368
 
Statistika pendidikan unit_4
Statistika pendidikan unit_4Statistika pendidikan unit_4
Statistika pendidikan unit_4kelasrs12a
 
Statistika pendidikan unit_3
Statistika pendidikan unit_3Statistika pendidikan unit_3
Statistika pendidikan unit_3kelasrs12a
 
KORELASI PARSIAL.pptx
KORELASI PARSIAL.pptxKORELASI PARSIAL.pptx
KORELASI PARSIAL.pptxarisantomico
 
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptxDEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptxDepriZon1
 
kuantitatif korelasi Muhammad ffPPT.pptx
kuantitatif korelasi Muhammad ffPPT.pptxkuantitatif korelasi Muhammad ffPPT.pptx
kuantitatif korelasi Muhammad ffPPT.pptxMuhammadHasan637368
 
Konsep Uji Korelasi.pptx
Konsep Uji Korelasi.pptxKonsep Uji Korelasi.pptx
Konsep Uji Korelasi.pptxRoronoaZorro7
 
KELOMPOK 1_TWO WAY ANOVA.pptx
KELOMPOK 1_TWO WAY ANOVA.pptxKELOMPOK 1_TWO WAY ANOVA.pptx
KELOMPOK 1_TWO WAY ANOVA.pptx5ADheaSephira007
 
Aminullah assagaf model logistic 19 feb 2021
Aminullah assagaf model logistic 19 feb 2021Aminullah assagaf model logistic 19 feb 2021
Aminullah assagaf model logistic 19 feb 2021Aminullah Assagaf
 
defrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptxdefrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptxDepriZon1
 

Similar to Presentasi Penelit Korelasi_Tugas Kuliah Metodologi Penelitian.ppt (20)

Penelitian korelasi tugas
Penelitian korelasi tugasPenelitian korelasi tugas
Penelitian korelasi tugas
 
Pengertian Korelasi
Pengertian KorelasiPengertian Korelasi
Pengertian Korelasi
 
PPT KELOMPOK 2 STATISTIK UJI HUBUNGAN ANTAR VARIABEL.pptx
PPT KELOMPOK 2 STATISTIK UJI HUBUNGAN ANTAR VARIABEL.pptxPPT KELOMPOK 2 STATISTIK UJI HUBUNGAN ANTAR VARIABEL.pptx
PPT KELOMPOK 2 STATISTIK UJI HUBUNGAN ANTAR VARIABEL.pptx
 
Penelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gabPenelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gab
 
Penerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi BergandaPenerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi Berganda
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
 
Tujuan dan pkPENELITIAN-KORELASIONAL.ppt
Tujuan dan pkPENELITIAN-KORELASIONAL.pptTujuan dan pkPENELITIAN-KORELASIONAL.ppt
Tujuan dan pkPENELITIAN-KORELASIONAL.ppt
 
Statistika pendidikan unit_4
Statistika pendidikan unit_4Statistika pendidikan unit_4
Statistika pendidikan unit_4
 
Statistika pendidikan unit_3
Statistika pendidikan unit_3Statistika pendidikan unit_3
Statistika pendidikan unit_3
 
KORELASI PARSIAL.pptx
KORELASI PARSIAL.pptxKORELASI PARSIAL.pptx
KORELASI PARSIAL.pptx
 
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptxDEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
kuantitatif korelasi Muhammad ffPPT.pptx
kuantitatif korelasi Muhammad ffPPT.pptxkuantitatif korelasi Muhammad ffPPT.pptx
kuantitatif korelasi Muhammad ffPPT.pptx
 
Tugas Statistika Dasar Korelasi
Tugas Statistika Dasar KorelasiTugas Statistika Dasar Korelasi
Tugas Statistika Dasar Korelasi
 
Tugas Statistika Dasar Korelasi
Tugas Statistika Dasar KorelasiTugas Statistika Dasar Korelasi
Tugas Statistika Dasar Korelasi
 
KORELASI.pptx
KORELASI.pptxKORELASI.pptx
KORELASI.pptx
 
Konsep Uji Korelasi.pptx
Konsep Uji Korelasi.pptxKonsep Uji Korelasi.pptx
Konsep Uji Korelasi.pptx
 
KELOMPOK 1_TWO WAY ANOVA.pptx
KELOMPOK 1_TWO WAY ANOVA.pptxKELOMPOK 1_TWO WAY ANOVA.pptx
KELOMPOK 1_TWO WAY ANOVA.pptx
 
Aminullah assagaf model logistic 19 feb 2021
Aminullah assagaf model logistic 19 feb 2021Aminullah assagaf model logistic 19 feb 2021
Aminullah assagaf model logistic 19 feb 2021
 
defrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptxdefrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptx
 

Recently uploaded

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 

Presentasi Penelit Korelasi_Tugas Kuliah Metodologi Penelitian.ppt

  • 1. PENELITIAN KORELASI SUNYONO PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 Metodologi Penelitian Kuantitatif
  • 2. PENDAHULUAN Justin Gibbs BIOLOGI Sukses....!, hahaha... ? ? PREDIKSI • Kecemasan • Pengetahuan Awal PREDIKSI • Pemahaman Abstraksi • Kinerja thd sains lain KORELASI
  • 3. 3 SIFAT PENELITIAN KORELASI • Disebut juga penelitian hubungan (assosiasi) atau penelitian sebab-akibat-komparatif • Hubungan antara dua atau lebih variabel dipelajari tanpa adanya usaha mempengaruhinya. • Dalam penelitian korelasi, tidak ada manipulasi variabel (seperti pada penelitian eksperimen). • Kadang-kadang juga disebut penelitian deskriptif • Dlm menggambarkan derajat keterhubungan dua atau lebih variabel kualitatif menggunakan koefesien korelasi. • Korelasinya bisa positif dan bisa negatif, terhadap nilai pada variabel-variabel yang saling berasosiasi.
  • 4. 4 Lanjutan sifat... • Korelasi positif artinya nilai (skor) tinggi pada satu variabel cenderung berasosiasi dengan skor tinggi pada variabel yang lain, atau skor rendah pada satu variabel berasosiasi dengan skor rendah pada variabel yang lain • Korelasi negatif artinya skor tinggi pada satu variabel akan berasosiasi dengan skor rendah pada variabel yang lain, atau skor rendah pada satu variabel berasosiasi dengan skor tinggi dari variabel yang lain. (Tabel 15.1 dan Gambar 15.1).
  • 5. 5 Lanjutan sifat... Gambar 15.1. Ilustrasi Scatterplots suatu korelasi +1,00
  • 6. 6 TUJUAN PENELITIAN KORELASI • Membantu menjelaskan prilaku manusia atau memprediksi hasil-hasil yang mungkin. STUDI EKSPLANATORI (PENJELASAN) STUDI PREDIKSI Prediksi Sederhana Menggunakan Scatterplot
  • 7. Studi Eksplanatori (Penjelasan)  Tujuan utama: menjelaskan pemahaman kita tentang fenomena penting dengan mengidentifikasi hubungan diantara variabel-variabel.  Terutama dalam psikologi perkembangan yang banyak mempelajari analisis hubungan antara beberapa variabel. (contoh: kekomplekan bahasa ibu dengan bahasa kedua/tambahan dari guru yang menggambarkan bagaimana bahasa itu diperoleh)  Peneliti sering menyelidiki sejumlah variabel yang mereka percayai mempunyai hubungan dengan variabel-variabel yang lebih kompleks, seperti motivasi atau belajar.  Variabel-variabel yang ditemukan bisa saja tidak mempunyai hubungan atau hanya sedikit berhubungan.  Bila korelasinya kecil ( r di bawah 0,2), maka dikeluarkan.  Bila korelasinya lebih tinggi ( r melebihi +0,4 atau –0,4), maka akan menjadi fokus penelitian, dengan desain eksperimen untuk melihat apakah hubungan itu benar-benar hubungan sebab-akibat (kausal).
  • 8. • Harapan guru yg gagal sebagai penyebab parsial dari banyaknya prilaku mengganggu dari siswa • Sebaliknya bisa juga: prilaku yang mengganggu di kelas menyebabkan harapan guru gagal.  Bisa jadi justru kedua-duanya: harapan guru yang gagal dan prilaku mengganggu disebabkan oleh adanya faktor ketiga Tingkat kemampuan kelas/siswa  Sosial ekonomi orang tua, dsb. Selang waktu pengukuran variabel yang dipelajari ? Kesimpuan: Pencarian sebab-akibat dalam studi korelasi penuh dengan kesulitan, sehingga ancaman terhadap validitas internal juga perlu dikenali. 8
  • 9. Studi Prediksi 9  Prediksi merupakan tujuan kedua dari penelitian korelasi Jika terdapat hubungan suatu besaran (nilai) diantara dua variabel, maka memungkinkan kita untuk membuat prediksi suatu skor dari variabel tertentu, jika skor dari variabel yang lain dikeahui. Variabel yang digunakan untuk membuat prediksi disebut variabel prediktor. Variabel tantang prediksi yang dibuat disebut variabel patokan (kriteria). Misalnya: Nilai GPA sekolah menengah dapat digunakan untuk memprediksi GPA di perguruan tinggi. Dalam hal ini, GPA sekolah menengah menjadi variabel prediktor dan GPA di perguruan tinggi menjadi variabel kriteria
  • 10. 10 Menggunakan Scatterplot untuk Memprediksi Skor • Plot antara dua variabel yang berhubngan akan menghasilkan suatu garis lurus (garis regresi). • Garis lurus tersebut digunakan sebagai dasar dalam memprediksi. • Mampu memprediksi suatu nilai individu (kelompok) pada suatu variabel berdasarkan nilai individu (kelompok) pada variabel yang lain. • Contoh dapat dilihat pada Tabel 15.2 dan Gambar 15.2, yaitu suatu hubungan antara harapan guru yang gagal dengan prilaku mengganggu dari siswa.
  • 11. 11 Tabel 15.2, dapat dilihat bahwa • Skor harapan guru yang gagal 10 diprediksi akan mempunyai kelas dengan prilaku siswa yang mengganggu dengan skor 9. • Skor harapan guru yang gagal 6 diprediksi akan mempunyai kelas dengan prilaku siswa yang mengganggu dengan skor 6. dan seterusnya. Gambar 15.2. Prediksi menggunakan Scatterplots
  • 12. 12 Persaman Prediksi Sederhana = skor yang diprediksi pada Y (variabel kriteria) bagi individu ke-i = Skor individu i pada X (variabel prediktor) a dan b = harga yang dihitung secara matematik dari skor asal (asli), nilai a dan b adalah suatu konstanta. Catatan: o Sebagaimana contoh tentang GPA, maka Y’ berarti GPA di perguruan tinggi semester pertama yang diprediksi (variabel kriteria), dan Xi berarti GPA sekolah menengah individu (variabel prediktor). o Bila kita punya a = 0,18 dan b= 0,73, serta GPA sekolah menengah (X) = 3,5, kita bisa memprediksi GPA di perguruan tinggi (Y) = 2,735. 1 ' 1 bX a Y   i i bX a Y   ' ' i Y i X
  • 13. 13 Lanjutan persamaan... o GPA prediksi dibandingkan dengan GPA yang diperoleh mahasiswa, jika keduanya sangat dekat, maka kita percaya bahwa persamaan prediksi itu bisa digunakan untuk membuat prediksi GPA lebih lanjut. o Prediksi tidak eksak, sehingga perlu dihitung indeks kesalahan prediksi yang dikenal dengan istilah kesalahan standar perkiraan (standard error of istimate). o Makin kecil standar perkiraan, makin teliti prediksinya. o Koefisien korelasi (r) yang kecil, memiliki indeks keslahan yang lebih besar daripada untuk nilai r yang besar.
  • 14. 14 TEKNIK KORELASI YANG LEBIH KOMPLEKS  Menentukan korelasi antara suatu variabel kriteria dengan kombinasi dua atau lebi variabel prediktor.  Dari contoh di atas, selain ditemukan adanya korelasi positif antara GPA di perguruan tinggi (semester 1) dengan GPA di sekolah menengah, juga ditemukan adanya:  Korelasi positif yang tinggi (r = 0,68) antara GPA di perguruan tinggi (semster 1) dengan skor SAT masuk perguruan tinggi.  Korelatif yang cukup tinggi (r = 0,51) antara skor SAT matematik dengan GPA di perguruan tinggi (semester 1). Multipel Regresi
  • 15. 15  Hubungan antara GPA perguruan tinggi (Y) dengan GPA sekolah menengah (X1), Skor SAT masuk perguruan tinggi (X2), dan Skor SAT matematika (X3), dapat dinyatakan dengan persamaan matematik:  Harga a, b1, b2, dan b3 adalah konstantan, yang dihitung secara matematik.  Selanjutnya kita dapat membandingkan GPA yang diperoleh mahasiswa semester 1 (yang sebenarnya) dengan GPA prediksi untuk menentukan ketepatan prediksi di atas. Lanjutan Multipel... 3 3 2 2 1 1 ' 1 X b X b X b a Y    
  • 16. 16 Koefisien Korelasi Multipel  Disimbolkan dengan R.  Menunjukkan kekuatan korelasi antara kombinasi variabel-variabel prediktor dengan variabel kriteria.  Dianggap sebagai korelasi Peterson sederhana, yaitu hubungan antara skor sebenarnya pada variabel kriteria dan skor-skor yang diprediksi dari variabel tersebut.  Harga R = +1, berarti korelasi antara skor prediksi dengan skor yang diperoleh sebenarnya pada variabel kriteria sangat sempurna.  Harga R = 0,7 sampai 0,8 dikatakan sangat tinggi. Korelasi Multipel
  • 17. 17  Kuadrat korelasi antara suatu variabel prediktor dan variabel kriteria, disimbolkan r2 (untuk regresi sederhana) dan R2 (untuk multipel regresi).  Menunjukkan prosentase variabilitas diantara skor-skor kriteria yang dapat dihubungkan dengan dengan perbedaan skor-skor pada variabel prediktor.  Harga r = 0,6, dan r2 = 0,36, berarti bahwa 36% perbedaan skor pada variabel kriteria dapat dihubungkan dengan perbedaan skor pada variabel prediktor.  Harga R = 0,7, dan R2 = 0,49, berarti ada 49% variabilitas dari variabel kriteria dapat diprediksi atas dasar tiga variabel prediktor (jika ada tiga variabel prediktor). Koefisien Determinasi
  • 18. 18  Umumnya dalam studi prediksi melalui regresi, variabel kriteria adalah kuantitatif.  Bila variabel kriterianya adala kategori, maka teknik analisis yang tepat adalah analisis fungsi determinasi.  Tujuan dari analisis ini dan bentuk persamaan prediksinya serupa dengan multipel regresi.  Misal, variabel kategori: Kesukaan terhadap mata pelajaran utama, dapat dikategorikan lagi menjadi: kesukaan terhadap mata pelajaran keteknikan, bisnis, pendidikan, sains, dll. Analisis Fungsi Determinasi Analisis Faktor  Suatu teknik yang memungkinkan peneliti menentukan apakah banyaknya variabel dapat digambakan dengan beberapa faktor.  Teknik perhitungan matematiknya didasarkan pada pencarian suatu “kluster” dari variabel-variabel yang semuanya dikorelasikan satu sama lain.
  • 19. 19  Untuk menguji kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara dua atau lebih variabel.  Untuk merumuskan teori tentang penyebab yang mungkin dari fenomena khusus, yaitu mengidentifikasi variabel penyebab yang dapat menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi.  Untuk menentukan apakah korelasi diantara semua variabel sesuai dengan teori.  Meliputi 4 langkah dasar:  Teori yang menghubungkan beberapa variabel dirumuskan dulu untuk menjelaskan suatu fenomena yang menarik.  Variabel-variabel yang ditentukan melalui teori ini kemudian diukur dengan beberapa cara. (ini adalah tahap yang terpenting)  Koefisien korelasi dihitung untuk menunjukkan kekuatan hubungan antara setiap pasangan variabel yang didalilkan dalam teori tersebut.  Hubungan antara koefisien-koefisien korelasi dianalisis dalam hubungannya dengan teori itu. Analisis Jalur
  • 20. 20  Peneliti ingin mempelajari hubungan sebab-akibat diantara variabel-variabel keterasingan siswa, relevansi mata pelajaran, kesenangan di sekolah, dan banyaknya teman. Setiap variabel akan dihubungkan (gambar). Contoh analisis jalur Pemodelan Struktur  Gabungan multipel regresi, analisis jalur, dan analisis faktor  Perhitungannya menggunakan program komputer, dan yang paling banyak digunakan adalah LISREL
  • 21. 21 Seleksi Masalah LANGKAH-LANGKAH DASAR DALAM PENELITIAN KORELASI  Variabel ang dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada pemikiran yang berkembang dari pengetahuan atau teori.  Diperlukan kejelasan dalam mendefinisikan variabel-variabel yang akan dihubungkan, untuk menghindari banyaknya masalah yang muncul nantinya.  Pada umumnya, ada 3 masalah utama dalam studi korelasi:  Apakah variabel X berhubungan dengan variabel Y ?  Seberapa baik variabel P memprediksi variabel C ?  Hubungan apa saja diantara sejumlah besar variabel dan prediksi apa yang dapat dibuat yang didasrkan pada variabel tersebut. Sampel (Penentuan Sampel)  Sampel harus dipilih secara hati-hati, dapat dilakukan secara acak.  Langkahnya: mengidentifikasi populasi yang tepat.  Ukuran sampel minimum 30.
  • 22. 22 Instrumen  Harus dipertimbangkan variabel apa yang akan diukur.  Harus menghasilkan data kuantitatif  Dapat berupa tes, kuesioner, pengamatan, dan sebagainya.  Harus menunjukkan bukti reliabilitas dan validitas. Desain dan Prosedur Subyek O1 O2 A B C D E F G dll. - - - - - - - - - - - - - -
  • 23. 23 Ada 3 kemungkinan:  Variabel yang diukur oleh O1 mungkin penyebab dari variabel O2  Variabel yang diukur oleh O2 mungkin penyebab dari variabel O1  Variabel ketiga, yang tidak teridentifikasi dan tidak diukur mungkin penyebab dari kedua variabel tersebut Pengumpulan Data  Dalam studi eksplanatori, pengumpulan data dari kedua variabel (prediktor dan kriteria) dilakukan dalam waktu yang relatif pendek (dapat secara bersama-sama).  Dalam studi prediksi, variabel prediktor diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteria terjadi. Analisis dan Interpretasi Data  Mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain, yang menghasilkan koefesien korelasi.  Harga koefesien korelasi antara 0,00 sampai +1,00 atau –1,00 (atau ditulis –1,00 ≤ r ≤ +1,00).  Harga r positif  hubungannya positif  Harga r negatif  hubungan negatif  Harga r = 0,00  tidak ada hubungan antara variabel-variabel yg terlibat.
  • 24. 24 APA YANG DAPAT DIBERITAHUKAN OLEH KOEFESIEN KORELASI KEPADA KITA ?  Arti dari koefesien korelasi bergantung pada bagaimana koefesien itu dipakai.  Pada penggunaannya untuk menunjukkan hbungan antar variabel:  r ≤ 0,35 : korelasi sangat rendah (tidak memiliki nilai prediksi).  r = 0,40 – 0,60: Korelasi sedang (memiliki nilai teoritis dan praktis, prediksinya kurang akurat).  r = 0,65 – 0,80: Korelasi tinggi (prediksi cukup akurat).  r  0,85 : korelasi sangat tinggi (prediksinya sangat akurat, dan berguna untuk memprediksi kinerja individu)  Korelasi 0,85 jarang diperoleh dalam penelitian pendidikan, kecuali jika reliabilitas variabel di cek (diperiksa).  Pada penggunaan untuk menentukan reliabilitas dan validitas:  Untuk reliabilitas, korelasi minimal yang dkehendaki adalah 0,70 (tinggi), tetapi korelasi  0,90 akan jauh lebih baik.  Untuk validitas, korelasi minimal yang dikehendaki adalah 0,50, atau lebih tinggi akan lebih baik.
  • 25. Berikutnya akan Dilanjutkan oleh Pak Muktar
  • 26. X Y Gambar 15.1. Ilustrasi Scatterplots suatu korelasi – 1,00 0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 6
  • 27. X Y Gambar 15.1. Ilustrasi Scatterplots suatu korelasi 0,00 0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 6
  • 28. Kasus Rokok dan Kanker paru-Paru: salah satu yang paling terkenal, dan kontroversial, contoh-contoh penelitian korelasional adalah bahwa frekuensi berhubungan merokok pada timbulnya kanker paru-paru. Ketika studi ini mulai muncul, banyak berpendapat bahwa merokok sebagai penyebab utama kanker paru-paru. Lawan tidak membantah untuk sebalik-yaitu, kanker yang menyebabkan merokok - untuk alasan yang jelas bahwa merokok terjadi terlebih dahulu. Mereka itu berpendapat bahwa baik merokok dan kanker paru-paru disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti predisposisi genetik, gaya hidup (pekerjaan yang kurang gerak dan kurang kurang olahraga, mungkin akan menghasilkan lebih banyak merokok), dan lingkungan (merokok dan kanker paru-paru mungkin lebih umum terjadi di kota yg penuh asbut/kabut campur asap). Meskipun teori persuasif - merokok jelas bisa mengiritasi jaringan paru-paru - argumentasi sebab-akibat ini tidak cukup persuasif bagi dokter bedah umum untuk mengeluarkan peringatan sampai studi penelitian menunjukkan bahwa penyebaran asap rokok tidak menyebabkan kanker paru-paru pada hewan.