BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INIArmadira Enno
Bukti-bukti yang merupakan Hindu-Buddha yang masih ada hingga saat ini antara lain, yaitu seni bangunan, seni rupa, seni sastra, seni wayang, kepercayaan, sistem kalender, filsafat, dan pemerintahan. Yang pertama seni bangunan, setelah masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia membawa pengaruh terhadap seni bangunan, terutama bangunan candi. Jika dilihat dari bentuknya, bangunan candi selalu bertingkat-tingkat yang terdiri atas kaki candi, tubuh candi, dan puncak candi. Hal itu lah yang memperlihatkan unsur seni bangunan Indonesia berpengaruh dari unsur Hindu-Buddha. Seni rupa, contohnya yang berupa relief pada dinding candi di Indonesia menunjukkan adanya akulturasi antara budaya Indonesia dan Hindu-Budha. Seni sastra, pengaruh seni sastra India juga turut memberi corak dalam seni sastra Indonesia. Bahasa Sansekerta besar pengaruhnya terhadab sastra Indonesia. Prasasti di Indonesia, seperti Kutai, Tarumanegara, dan prasasti di Jawa tengah pada umumnya ditulis dalam bahasa sansekerta dan huruf pallawa. Seni wayang, Seni wayang yang sudah popular dalam kehidupan masyarakat Indonesia (khususnya masyarakat Jawa) bersumber dari cerita Ramayana dan mahabrata yang berasal dari India. Namun, penampilan wujud tokoh dalam wayang tersebut adalah budaya Indonesia yang antara daerah satu dan lainnya berbeda.
Sejarah Indonesia C : Dukungan dan Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Proklamas...Shieni Rahmadani Amalia
C : Dukungan dan Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Proklamasi Kemerdekaan.
D : Sistem Pemerintahan di Indonesia pada Masa Awal Kemerdekaan
Sejarah Indonesia
Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan 34 Provinsi.
Menunjukan dan menjelaskan tiap provinsi dengan masing-masing keanekaragamannya seperti rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas daerah dan bahasa daerah.
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INIArmadira Enno
Bukti-bukti yang merupakan Hindu-Buddha yang masih ada hingga saat ini antara lain, yaitu seni bangunan, seni rupa, seni sastra, seni wayang, kepercayaan, sistem kalender, filsafat, dan pemerintahan. Yang pertama seni bangunan, setelah masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia membawa pengaruh terhadap seni bangunan, terutama bangunan candi. Jika dilihat dari bentuknya, bangunan candi selalu bertingkat-tingkat yang terdiri atas kaki candi, tubuh candi, dan puncak candi. Hal itu lah yang memperlihatkan unsur seni bangunan Indonesia berpengaruh dari unsur Hindu-Buddha. Seni rupa, contohnya yang berupa relief pada dinding candi di Indonesia menunjukkan adanya akulturasi antara budaya Indonesia dan Hindu-Budha. Seni sastra, pengaruh seni sastra India juga turut memberi corak dalam seni sastra Indonesia. Bahasa Sansekerta besar pengaruhnya terhadab sastra Indonesia. Prasasti di Indonesia, seperti Kutai, Tarumanegara, dan prasasti di Jawa tengah pada umumnya ditulis dalam bahasa sansekerta dan huruf pallawa. Seni wayang, Seni wayang yang sudah popular dalam kehidupan masyarakat Indonesia (khususnya masyarakat Jawa) bersumber dari cerita Ramayana dan mahabrata yang berasal dari India. Namun, penampilan wujud tokoh dalam wayang tersebut adalah budaya Indonesia yang antara daerah satu dan lainnya berbeda.
Sejarah Indonesia C : Dukungan dan Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Proklamas...Shieni Rahmadani Amalia
C : Dukungan dan Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Proklamasi Kemerdekaan.
D : Sistem Pemerintahan di Indonesia pada Masa Awal Kemerdekaan
Sejarah Indonesia
Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan 34 Provinsi.
Menunjukan dan menjelaskan tiap provinsi dengan masing-masing keanekaragamannya seperti rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas daerah dan bahasa daerah.
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Pertemuan ke-5 ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
Cartoons and visual communications are a great way to make an event awesome - before, during and after the event. For more info contact events@gapingvoid.com.
It's the power of story. Discover how to transform your event into a storytelling factory, engaging your prospects and customers in all the right channels with the right messages. A recent report showed that 9 out of 10 organizations market with content regardless of their size or industry. 62 percent of those B2B marketers use events as an important tactic in their marketing strategy. In fact, face-to-face events is the third most popular form of content marketing behind social media and articles. Discover how to position your event as a memorable content marketing experience.
How Hotels Can Use Social Media to Attract Event PlannersJulius Solaris
A presentation from a popular post I made on www.eventmanagererblog.com - you can access full notes here -> http://www.eventmanagerblog.com/marketing/hotels-social-media-meeting-planners
Joe Pulizzi's presentation at IAEE Expo Expo regarding how to leverage content marketing to drive attendee signups and additional revenue opportunities.
Here you can find 21 ways to boost your event or conference. Cyriel has a lot of experience as Master of Interaction and loves to share his knowledge and experience in some very practical ways to inspire, engage and wake up your audience. Enjoy!
Social media has had a massive impact on events fundraising, both from a supporter and charity perspective. Many event participants use it as their primary route for asking for donations, so this shows how social media can help them raise more and get their sponsors involved, including data on which social media channels perform best. It also looks at how social media can support recruitment and supporter care from a charity’s point of view.
Effective Social Media For Event ExhibitorsWeb 2.0 Expo
These slides were used in the webcast "Effective Social Media for Event Exhibitors." Led by Web 2.0 Expo Co-Chair and “The Twitter Book” co-author Sarah Milstein and Web 2.0 Expo Community Manager Kaitlin Pike, this webcast featured real-life success stories and practical tips for using services such as Twitter, Facebook, LinkedIn, and your own company blog for efficient marketing before, during, and after a show.
Berisi tentang apa saja perayan yang ada saat musim panas di Jepang, pakaian yang digunakan saat musim panas, dan makanan yang populer di santap pada saat musim panas.
Jepang merupakan negara yang memiliki berbagai macam karya seni rupa dan berbagai macam peninggalan peninggalan bersejarah. Hal itu menjadikan negara Jepang sebagai negara yang banyak memiliki karya seni rupa yang menarik. Banyak hal yang menarik yang bisa diamati sendiri dari negara Jepang tersebut.
Berbagai macam dan bentuk seni rupa yang di miliki oleh negara Jepang diantaranya seni rupa dalam membuat lukisan, animasi, dan lain-lain. Selain itu Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki sejarah dan peninggalan seni rupa Jepang yang mendorong terbentuknya berbagai macam hasil karya seni rupa mulai dari makanan, pertanian, ataupun hal di dalam bidang kosmetik.
Menyambut Datangnya Musim Semi di Jepang, Melalui Perayaan HanamiDeti Katakana
Menyambut Datangnya Musim Semi di Jepang, Melalui Perayaan Hanami. Memasuki penghujung bulan Februari, menjadi tanda akan segera berakhirnya musim dingin di Jepang yang akan berganti dengan musim semi di periode bulan Maret-Mei nanti.
Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin. Sedangkan dari segi istilah artinya meyakini setulus hati yang mengakar kuat, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan seluruh anggota badan.
Iman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah swt. menciptakan malaikat sebagai makhluk gaib yang diutus untuk melaksanakan segala perintahnya.
Kata malaikat menurut bahasa, berasal dari bahasa Arab malak yang bentuk jamaknya malaaikah yang berati kekuatan, yang berasal dari kata mashdar al-alukah yang berati risalah atau misi.
Menurut istilah, malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur/cahaya dan bersifat ghaib yang selalu taat serta patuh melaksanakan tugas /perintah Allah SWT
Hukum beriman kepada malaikat adalah fardu ‘ain. Beriman kepada malaikat merupakan salah satu dari rukun iman .
Hal ini berdasarkan pada beberapa sumber dari al-qur’an yaitu:
a. Q.S. Al-Baqarah/2:285
b. Q.S. an-Nisa’/4:136
Malaikat diciptakan terlebih dahulu daripada manusia pertama(nabi Adam a.s).Sebagaimana terdapat dalam surat al baqarah ayat 30.
Sumber yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui malikat adalah dengan berpedoman kepada al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah saw.
Dalam Q.S. Al-Muddassir : 31
5. Tanabata (七夕?) atau Festival Bintang adalah salah satu
perayaan yang berkaitan dengan musim di Jepang, Tiongkok, dan
Korea. Perayaan besar-besaran dilakukan di kota-kota di Jepang,
termasuk di antaranya kota Sendai dengan festival Sendai Tanabata.
Di Tiongkok, perayaan ini disebut Qi Xi.
6. Di zaman kuno Tiongkok terdapat tradisi merayakan
pergantian musim di bulan ke-7 hari ke-7 menurut kalender
Tionghoa (bulan ke-7 merupakan bulan pertama di musim gugur).
Alasan dan sejak kapan hari ke-7 bulan ke-7 mulai dijadikan hari
istimewa tidak diketahui dengan pasti. Literatur tertua yang
menceritakan peristiwa di hari tersebut adalah Simin yueling (四民月
令, almanak petani) karya Cui Shi yang menulis tentang tradisi
menjemur atau mengangin-anginkan buku di bawah sinar matahari.
Tanggal Perayaan
7. Legenda asli Jepang tentang Tanabatatsume dalam
kitab Kojiki mengisahkan seorang pelayan wanita (miko)
bernama Tanabatatsume yang harus menenun pakaian
untuk dewa di tepi sungai, dan menunggu di rumah
menenun untuk dijadikan istri semalam sang dewa agar
desa terhindar dari bencana.
Perayaan Qi Xi dihubungkan dengan legenda
Tanabatatsume, dan nama perayaan diubah menjadi
"Tanabata".
Sejarah
8. Di zaman Nara, perayaan Tanabata dijadikan salah
satu perayaan di istana kaisar yang berhubungan
dengan musim. Di dalam kitab antologi puisi waka
berjudul Man'yōshū terdapat puisi tentang Tanabata
karya Ōtomo no Yakamochi dari zaman Nara.
Setelah perayaan Tanabata meluas ke kalangan
rakyat biasa pada zaman Edo, tema perayaan bergeser
dari pekerjaan tenun menenun menjadi kepandaian
anak perempuan dalam berbagai keterampilan sebagai
persiapan sebelum menikah.
9. Legenda asli Jepang tentang Tanabatatsume dalam
kitab Kojiki mengisahkan seorang pelayan wanita (miko)
bernama Tanabatatsume yang harus menenun pakaian
untuk dewa di tepi sungai, dan menunggu di rumah
menenun untuk dijadikan istri semalam sang dewa agar
desa terhindar dari bencana. Perayaan Qi Xi
dihubungkan dengan legenda Tanabatatsume, dan
nama perayaan diubah menjadi "Tanabata".
Legenda
10. Literatur klasik tentang legenda Tanabata
melahirkan berbagai macam variasi cerita rakyat di
berbagai daerah di Tiongkok. Di beberapa tempat,
variasi legenda Tanabata dijadikan naskah sandiwara
dan diangkat sebagai naskah Opera Tiongkok.
Di antara naskah-naskah yang terkenal seperti Tian
he pei dipentaskan sebagai Opera Beijing.
Kisahnya tentang penggembala sapi bernama
Niulang yang mencuri pakaian salah seorang bidadari
bernama Zhinu yang sedang mandi. Niulang menikah
dengan Zhinu sampai pada akhirnya bidadari Zhinu
harus kembali ke langit.
11. Festival Tanabata dimeriahkan tradisi menulis
permohonan di atas tanzaku atau secarik kertas
berwarna-warni. Tradisi ini khas Jepang dan sudah ada
sejak zaman Edo. Kertas tanzaku terdiri dari 5 warna
(hijau, merah, kuning, putih, dan hitam). Di Tiongkok, tali
untuk mengikat terdiri dari 5 warna dan bukan kertasnya.
Permohonan yang dituliskan pada tanzaku bisa
bermacam-macam sesuai dengan keinginan orang yang
menulis.
Tradisi
12. Kertas-kertas tanzaku yang berisi berbagai macam
permohonan diikatkan di ranting daun bambu
membentuk pohon harapan di hari ke-6 bulan ke-7.
Orang yang kebetulan tinggal di dekat laut mempunyai
tradisi melarung pohon harapan ke laut sebagai tanda
puncak perayaan, tapi kebiasaan ini sekarang makin
ditinggalkan orang karena hiasan banyak yang terbuat
dari plastik.
13. Tanabata dirayakan secara besar-besaran di
berbagai kota, seperti: Sendai, Hiratsuka, Anjo, dan
Sagamihara. Perayaan dimulai setelah Perang Dunia II
dengan maksud untuk menggairahkan ekonomi,
terutama di wilayah Jepang bagian utara.Di zaman dulu,
Sendai sering berkali-kali dilanda kekurangan pangan
akibat kekeringan dan musim dingin yang terlalu dingin.
Di kalangan penduduk lahir tradisi menulis permohonan
di atas secarik kertas tanzaku untuk meminta dijauhkan
dari bencana alam
Perayaan di berbagai
daerah
14. Date Masamune menggunakan perayaan Tanabata untuk
memajukan pendidikan bagi kaum wanita, dan hiasan
daun bambu mulai terlihat di rumah tinggal kalangan
samurai dan penduduk kota. Di zaman Meiji dan zaman
Taisho, perayaan dilangsungkan secara kecil-kecilan
hingga penyelenggaraan diambil alih pusat perbelanjaan
pada tahun 1927. Pusat perbelanjaan memasang hiasan
Tanabata secara besar-besaran, dan tradisi ini berlanjut
hingga sekarang sebagai Sendai Tanabata.
17. Salah satu acara menyambut Tanabata yang
dilakukan di wilayah Tohoku.
18. Nebuta adalah lentera ukuran raksasa yang dibuat
dari kerangka kayu berlapis washi yang umumnya
berbentuk boneka pemeran kabuki atau hewan.
Nebuta diusung dengan kendaraan hias untuk
berpawai di jalan-jalan.
Festival ini setiap tahunnya diikuti lebih dari 3 juta peserta
dan wisatawan.
Aomori Nebuta adalah salah satu dari tiga festival
terbesar di wilayahTohoku.
Dua festival nebuta terbesar di Prefektur Aomori adalah
Aomori Nebuta dan Hirosaki Neputa.
19. Ciri khas festival ini adalah orang yang menari
beramai-ramai sewaktu berpawai bersama nebuta. Tari
khas Festival Nebuta disebut haneto dengan gerakan
kaki seperti melonjak-lonjak atau berjingkrak. Tidak
diketahui secara pasti asal mula istilah haneto dipakai
untuk menyebut cara menari festival nebuta, namun
istilah ini sudah dipakai dalam naskah asal tahun 1772-
1781.
Penari
dan
kostum
20. Penari juga disebut haneto dan mengenakan kostum yang juga
disebut haneto. Kostum penari berupa yukata dari kain katun,
dilengkapi tutup kepala (hanagasa) berhias bunga-bunga, kain pundak
(tasuki) berwarna cerah (merah, merah jambu) pengikat lengan yukata,
dan ikat pinggang kain (shigoki) untuk menggantungkan mangkuk
minum (gagashiko) dari kaleng.
Di bawah yukata dikenakan kain pinggang (okoshi) berwarna
merah jambu untuk wanita (biruuntuk pria) yang menutup pinggang
hingga lutut.
Alas kaki adalah tabi berwarna putih danzōri.Penonton
diharapkan untuk ikut menari.
Kostum haneto dapat dibeli ditoko serba ada atau dipinjam di toko
peminjaman kostum.
21. Aomori Nebuta berawal dari tradisi menghanyutkan
lentera kertas pada malam Tanabata. Boneka Nebuta
yang dihanyutkan disungai atau laut termasuk tradisi
menghalau nasib buruk pada malam Tanabata.
Sejarah
22. Sekitar 270-290 tahun yang lalu di dekat kota
Aburagawa dilangsungkan festival lentera yang mirip
dengan Hirosaki Neputa.
Peserta waktu itu mengusung lentera sambil menari di
jalan-jalan.
Pemandangan festival lentera waktu itu mungkin mirip
denganGion MatsuridiKyoto
23. Nebuta berbentuk lentera raksasa yang
menggambarkan tokoh-tokoh dalam kabuki muncul sekitar
puncak keemasan seni rakyat biasa pada era Bunka(1804-
1817). Sejarawan daerah Takeo Matsuno menulis tentang
festival nebuta di surat kabar To-o Nippo edisi Agustus
1966.
Dalam tulisan tersebut dikisahkan tentang pengamat
budaya zaman Edo bernama Gobutsu Kokkeisha menulis
tentang pemandangan festival Tanabata di kota
Noshiro,Prefektur Akita pada tahun 1843.
24. Dalam buku Oku no Shiori, dikisahkannya tentang
boneka-boneka kertas yang yang antara lain
menggambarkan Kaisar Jingūdan Kato Kiyomasa dalam
ekspedisi penaklukan Korea. Boneka-boneka kertas
tersebut tingginya sekitar 10 m dan lebar 6 m, dan diarak
di atas kendaraan beroda.
Di dalam boneka-boneka kertas dipasang lilin.
Nebuta diarak-arak oleh orang yang menari-nari dengan
iringan genta, taiko, dan terompet kulit
kerang.Pemandangan aneh tersebut dikatakannya juga
ada di Hirosaki dan Kuroishi.
25. Sejak beberapa puluh tahun lampau, acara ini sering
diganggu kelompok anak muda yang disebut karasuzoku.
Mereka datang tidak mengenakan kostumhaneto,
melainkan baju serba hitam sehingga disebut gerombolan
gagak.
Karasuzoku mengacau dengan cara mengajak berkelahi,
bermabuk-mabukan, dan bermain petasan.
Pada tahun1996 terjadi bentrokan antara karasuzoku dan
penonton hingga menyebabkan penonton luka berat.
Kelompok
Pengacau
29. Obon adalah serangkaian upacara dan
tradisi di Jepang untuk merayakan kedatangan
arwah leluhur yang dilakukan seputar tanggal 15
Juli .
30. Persembahan potongan terong dan
mentimun di makam leluhur.
Obon merupakan bentuk singkat dari istilah
agama Buddha Urabon yang hanya
diambil aksara kanji terakhirnya saja bon
(nampan) ditambah awalan honorifik huruf
"O.“
Pada mulanya, Obon berarti meletakkan
nampan berisi barang-barang
persembahan untuk para arwah.
Selanjutnya, Obon berkembang menjadi
istilah bagi arwah orang meninggal (shōrō)
yang diupacarakan dan dimanjakan
dengan berbagai barang persembahan
Asal-usul tradisi Obon tidak diketahui secara
pasti. Tradisi memperingati arwah leluhur
di musim panas konon sudah ada di
Jepang sejak sekitar abad ke-8.
Asal Usul
31. Sejak dulu di Jepang sudah ada tradisi menyambut
kedatangan arwah leluhur yang dipercaya datang
mengunjungi anak cucu sebanyak 2 kali setahun
sewaktu bulan purnama di permulaan musim semi dan
awal musim gugur.
Penjelasan lain mengatakan tradisi mengenang
orang yang meninggal dilakukan 2 kali, karena awal
sampai pertengahan tahun dihitung sebagai satu tahun
dan pertengahan tahun sampai akhir tahun juga dihitung
sebagai satu tahun.
32. Obon pada akhirnya bukan lagi merupakan upacara
keagamaan yang merayakan kedatangan arwah leluhur
melainkan hari libur musim panas yang dinanti-nanti
banyak orang di Jepang.
Sekarang Obon lebih banyak diartikan sebagai
kesempatan pulang ke kampung halaman untuk bertemu
sanak saudara dan membersihkan makam. Obon sama
artinya dengan liburan musim panas bagi orang Jepang
yang tidak mengerti tradisi agama Buddha.
33. Tradisi dalam merayakan Obon berbeda-
beda tergantung pada daerahnya, tapi ada
beberapa tradisi yang umumnya dilakukan
orang di seluruh Jepang.
Tradisi
yang
umum
34. Urut-urutan ritual
1. Mukaebi, api untuk menerangi jalan
para leluhur
Orang Jepang percaya arwah orang
yang meninggal pulang untuk
merayakan Obon ke rumah yang pernah
ditinggalinya. Pada tanggal 13 Agustus,
anak cucu yang mengharapkan
kedatangan leluhur membuat api kecil di
luar rumah yang disebut mukaebi untuk
menerangi jalan pulang bagi arwah
leluhur. Pada masa lokasi makam masih
berdekatan dengan lokasi permukiman,
orang zaman dulu sering harus pergi
sampai ke makam untuk menyambut
kedatangan arwah leluhur.
35. 2.Bon Odori
Acara menari bersama
yang disebut Bon Odori (tari
Obon) dilangsungkan sebagai
penutup perayaan Obon. Pada
umumnya, Bon Odori ditarikan
bersama-sama tanpa
mengenal jenis kelamin dan
usia di lingkungan kuil agama
Buddha atau Shinto.
36. Konon gerakan dalam Bon Odori meniru arwah
leluhur yang menari gembira setelah lepas dari hukuman
kejam di neraka
Bon Odori merupakan puncak dari semua festival
musim panas yang diadakan di Jepang. Pelaksanaan
Bon terjadi pada tanggal 15 Juli atau 16 Juli
37. 3.Hatsu obon dan niibon
Hatsu-obon atau Niibon adalah sebutan untuk perayaan Obon
yang baru pertama kali dialami oleh arwah orang meninggal yang
baru saja peringatan 49 harinya selesai diupacarakan. Perlakuan
khusus diberikan untuk arwah yang baru pertama kali merayakan
Obon dalam bentuk pembacaan doa yang lebih banyak
38. Kendaraan dari terong dan ketimun
Di daerah tertentu ada tradisi membuat
kendaraan semacam kuda-kudaan yang
disebut Shōryō-uma dari terong dan timun,
empat batang korek api atau potongan
sumpit sekali pakai (waribashi) ditusukkan
pada terong dan ketimun sebagai kaki.
Terong berkaki menjadi "sapi" sedangkan
ketimun menjadi "kuda" yang kedua-duanya
dinaiki arwah leluhur sewaktu datang dan
pulang.
Kuda dari ketimun bisa lari cepat
sehingga arwah leluhur bisa cepat sampai
turun ke bumi, sedangkan sapi dari terong
hanya bisa berjalan pelan dengan maksud
agar arwah leluhur kalau bisa tidak usah
cepat-cepat pulang.
Tradisi di
berbagai
daerah
39. Mendoakan setan lapar
Di beberapa daerah dilangsungkan upacara Segaki di
kuil agama Buddha untuk menolong Gaki (setan
kelaparan) dengan mendirikan pendirian altar yang
disebut Gakidana dan mendoakan arwah orang yang
meninggal di pinggir jalan.
40. Ada daerah yang mempunyai tradisi memajang lampion
perayaan Obon yang disebut bon chochin (lentera bon) dengan
maksud agar arwah leluhur bisa menemukan rumah yang dulu
pernah ditinggalinya.
41. Beberapa daerah memiliki tradisi tōrōnagashi berupa
pelarungan lampion dari washi di sungai sebagai lambang melepas
arwah leluhur untuk kembali ke alam sana. Ada daerah yang
mempunyai tradisi shōrōnagashi yang menggunakan kapal kecil
untuk memuat lampion sebelum dilarung di sungai.
45. Tari Awa (阿波踊り Awa Odori) adalah tari
asal Provinsi Awa (Prefektur
Tokushima), Jepang yang ditarikan secara
beramai-ramai di berbagai kota dan desa
di Prefektur Tokushima untuk menyambut
perayaan Obon. Setiap tahun tanggal 12-15
Agustus, tari Awa dilangsungkan di tengah
kota Tokushima.
Festival Tari Awa Odori
46.
47.
48. Festival tari Awa sudah
diselenggarakan sejak 400 tahun yang
lalu, dan merupakan salah satu dari
3 matsuri (festival/perayaan)terbesar
di Shikoku ( pulau terkecil dan yang paling
sedikit jumlah penduduknya di antara
empat pulau utama Jepang.)
Asal-usul
49. Di Prefektur Tokushima terdapat lebih dari
1.000 kelompok tari Awa (ren), dan sekitar 350
kelompok di antaranya dimiliki perusahaan atau
pengusaha. Kelompok tari yang sudah mapan
biasanya menjadi anggota Asosiasi Promosi
Tari Awa (Awa Odori Shinkō Kyōkai) atau
Asosiasi Tari Awa Prefektur Tokushima
(Tokushima-ken Awa Odori Kyōkai).
Kelompok tari
66. Umi no Hi merupakan salah satu hari libur
resmi di Jepang yang jatuh pada hari Senin
minggu ke-3 bulan Juli. Tanggal 20 Juli dulunya
merupakan Hari Laut sebelum diubah dengan
Sistem Happy Monday yang memindahkan
sebagian hari libur ke hari Senin.
Umi no Hi merupakan Hari Libur Modern,
tidak ada upacara tertentu yang terkait dengan
Hari itu. Namun, dalam perayaan Hari Kelautan
Nasional mengatur acara khusus , kompetisi
olahraga air , menunjukkan air , dan kegiatan
budaya yang berhubungan dengan laut
berlangsung .
67. Kaisar Meiji tiba kembali di Pelabuhan Yokohama pada tanggal 20 Juli 1876
setelah melakukan perjalanan kerja ke daerah Tohoku dengan menaiki kapal bertenaga
uap "Meiji Maru" yang biasa digunakan untuk inspeksi mercu suar dan bukan kapal
angkatan laut. Peristiwa ini diperingati setiap tanggal 20 Juli sebagai Hari Peringatan
Kelautan (Umi no kinen-bi) berdasarkan usul Menteri Pos dan Telegram Murata Shōzō di
bulan Juni 1941.
Sejarah
68. Hari Peringatan Kelautan diganti namanya menjadi
Hari Laut, dan ditetapkan sebagai hari libur sejak tahun
1996 berdasarkan undang-undang hari libur Jepang
(Shukujitsu-hō) yang direvisi sebagai hari untuk
"berterima kasih atas kemurahan laut dan
mengharapkan kemakmuran Jepang sebagai negara
maritim."