Suku-suku di Pulau Jawa meliputi Suku Tengger, Suku Betawi, Suku Baduy, Suku Madura. Masing-masing suku memiliki ciri khas seperti bahasa, pakaian adat, tarian, makanan, dan senjata tradisional.
Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan 34 Provinsi.
Menunjukan dan menjelaskan tiap provinsi dengan masing-masing keanekaragamannya seperti rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas daerah dan bahasa daerah.
Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan 34 Provinsi.
Menunjukan dan menjelaskan tiap provinsi dengan masing-masing keanekaragamannya seperti rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas daerah dan bahasa daerah.
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Wulandari Rima Kumari
The purpose of this study is to determine the significance of the influence of the leadership, organizational culture and work environment to employee performance and job satisfaction as an intervening variable. The research population is all employees in the District of the City of Tarakan, with a sample of 128 employees. Data analysis method used in this research is path analysis.The research findings show that leadership, organizational culture and work environment had positive and significant impact on employee performance. The second discovery revealed that the leadership, work environment and job satisfaction held significant positive effect on employee performance, whereas the organizational culture had significant negative effect on employee performance. Results of path analysis showed that:(1) Job satisfaction is proven as an intervening variable between leadership a direct influence on employee performance is more dominant than the indirect effect. (2) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence of organizational culture on employee performance is more dominant than the direct effect. (3) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence among the working environment is more dominant than the direct effect.
PKM adalah singkatan dari Program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Dikti guna memberi ruang untuk para Mahasiswa menunjukkan kreativitasnya. Proposal ini alhamdulilah lolos dan masih dalam proses penelitian
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Wulandari Rima Kumari
The purpose of this study is to determine the significance of the influence of the leadership, organizational culture and work environment to employee performance and job satisfaction as an intervening variable. The research population is all employees in the District of the City of Tarakan, with a sample of 128 employees. Data analysis method used in this research is path analysis.The research findings show that leadership, organizational culture and work environment had positive and significant impact on employee performance. The second discovery revealed that the leadership, work environment and job satisfaction held significant positive effect on employee performance, whereas the organizational culture had significant negative effect on employee performance. Results of path analysis showed that:(1) Job satisfaction is proven as an intervening variable between leadership a direct influence on employee performance is more dominant than the indirect effect. (2) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence of organizational culture on employee performance is more dominant than the direct effect. (3) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence among the working environment is more dominant than the direct effect.
PKM adalah singkatan dari Program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Dikti guna memberi ruang untuk para Mahasiswa menunjukkan kreativitasnya. Proposal ini alhamdulilah lolos dan masih dalam proses penelitian
Presentasi ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Budaya Nusantara. Berisikan tentang unsur-unsur dalam kebudayaan betawi. Dijelaskan secara singkat, tetapi cukup bermanfaat. Selamat membaca...
Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin. Sedangkan dari segi istilah artinya meyakini setulus hati yang mengakar kuat, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan seluruh anggota badan.
Iman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah swt. menciptakan malaikat sebagai makhluk gaib yang diutus untuk melaksanakan segala perintahnya.
Kata malaikat menurut bahasa, berasal dari bahasa Arab malak yang bentuk jamaknya malaaikah yang berati kekuatan, yang berasal dari kata mashdar al-alukah yang berati risalah atau misi.
Menurut istilah, malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur/cahaya dan bersifat ghaib yang selalu taat serta patuh melaksanakan tugas /perintah Allah SWT
Hukum beriman kepada malaikat adalah fardu ‘ain. Beriman kepada malaikat merupakan salah satu dari rukun iman .
Hal ini berdasarkan pada beberapa sumber dari al-qur’an yaitu:
a. Q.S. Al-Baqarah/2:285
b. Q.S. an-Nisa’/4:136
Malaikat diciptakan terlebih dahulu daripada manusia pertama(nabi Adam a.s).Sebagaimana terdapat dalam surat al baqarah ayat 30.
Sumber yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui malikat adalah dengan berpedoman kepada al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah saw.
Dalam Q.S. Al-Muddassir : 31
1. SUKU SUKU
DI PULAU JAWA
KELOMPOK2
ANGGOTA KELOMPOK :
• Delima Aris Setiani (10)
• Fajar Adi Nugroho (14)
• Mellisa Ayu Putri A.W. (21)
• Silvia Hanun Solikhatin (30)
• Yusrizal Rafi Pamuji (32)
3. BAHASA SUKU TENGGER
Bahasa daerah yang digunakan adalah bahasa Jawa yang masih
berbau Jawa Kuno. Mereka menggunakan dua tingkatan bahasa yaitu
ngoko, bahasa sehari-hari terhadap sesamanya, dan krama untuk
komunikasi terhadap orang yang lebih tua atau orang tua yang
dihormati. Pada masyarakat Tengger tidak terdapat adanya perbedaan
kasta, dalam arti mereka berkedudukan sama.
Contoh: Aku ( Laki-laki) = Reang , Aku ( wanita ) = Isun , Kamu (
untuk seusia)= Sira , Kamu ( untuk yang lebih tua) = Rika, Bapak/Ayah=
Pak , Ibu = Mak , Kakek=Wek , Kakak= Kang , Mbak= Yuk
4. TARIAN SUKU TENGGER
Tarian khas suku tengger adalah tari sodoran yang ditampilkan pada
perayaan karo. Tarian ini melambangkan asal usul manusia. Tarian ini juga
mengandung nilai luhur, bermutu tinggi, yang dibentuk dalam pola-pola
tertentu dan terikat. Tarian ini hanya dapat kita saksikan pada saat hari
raya karo yang merupakan suatu perayaan terbesar yang dilakukan
setahun sekali, tepat bulan karo(menurut perhitungan tahun saka
tengger), oleh masyarakat tengger.
7. MAKANAN KHAS SUKU TENGGER
Nasi aron terbilang kuliner khas warga tengger yang berada di lereng
Gunung Bromo. Namanya memang nasi, tapi bahan dasarnya bukan nasi,
melainkan jagung putih yang hanya dapat ditemui dilereng gunung bromo.
Dibanding nasi biasa, nasi aron lebih tahan kenyang dan gurih. Biasanya
penyajian nasi aron bersama dengan makanan pendamping lain, yaitu sayur
daun ranti, tahu, campuran kentang, tempe, dan ikan laut. Dan tak lupa
dengan tambahan sambal terasi yang akan memberikan sensasi ekstra di lidah
.
9. PAKAIAN ADAT SUKU TENGGER
Salah satu kekhususan masyarakat suku tengger dalam berpakaian
adalah menggunakan sarung dan memakai udheng. Udheng atau ikat
kepala biasanya hanya dipakai oleh kaum pria dan pada hari-hari besar
seperti kasada, karo, unan-unan, tirto aji, dan entas-entas atau pada saat
ibadat di vihara atau pura.
Sedangkan sarung merupakan pakaian sehari-hari yang digunakan
oleh pria, wanita baik tua maupun muda.
10. Pemakaian sarung oleh kaum pria dan wanita
berbeda sekali. Kaum pria memakai dengan cara dibuka
dan dimasukkan lewat atas kepala lalu diselempangkan di
badan. Tujuannya adalah untuk melindungi tubuh dari
dinginnya cuaca dan teriknya matahari saat bekerja di
ladang. Sarung kaum pria paling disukai adalah warna
hijau, merah, biru, dan ungu.
11. Pemakain sarung oleh kaum wanita dengan cara menyatukan atau
mengingatkan salah satu ujung bawah dan ujung atas sarung lalu
dikalungkan di leher sehingga terjuntai ke belakang. Tujuannya adalah selain
untuk melindungi badan dari dari terik dan dinginnya cuaca juga untuk
melindungi bayi yang di gendong di punggung.
Sarung kaum wanita lebih cenderung dengan motif batik pekalongan
dan madura dengan warna pucat, sekalipun kadang memakai motif dan
warna seperti kaum pria.
12.
13. SENJATA SUKU TENGGER
senjata yang sangat terkenal di masyarakat suku tengger adalah
clurit yaitu sejenis arit dan bentuknya cukup mengerikan.
16. Pakaian
Pakaian pengantin Betawi dipengaruhi oleh berbagai adat, di antaranya adalah adat Arab, Cina, Melayu, dan
Barat & Pakaian Pengantin perempuan dalam pernikahan adat Betawi mempergunakan pakaian adat betawi
yang disebut Rias besar dandanan care none pengantin cine.
17. Bahasa
Sifat campur-aduk dalam bahasa Betawi atau Melayu Dialek Jakarta atau Melayu Batavia adalah
cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil dari asimilasi kebudayaan, baik
yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing.
Menurut sejarah, Kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di Sundapura, pernah diserang dan
ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau penduduk asli Betawi
yang pada awalnya berbahasa Kawi dan mendiami daerah sekitar pelabuhan Sunda Kalapa (jauh sebelum
Sumpah Pemuda) sudah menggunakan bahasa Melayu.
18. Ada juga yang mengatakan suku lainnya semisal suku Sunda yang mendiami wilayah inipun juga ikut
menggunakan Bahasa Melayu yang umum digunakan di Sumatera dan Kalimantan Barat. Penggunaan
bahasa ini dikarenakan semakin banyaknya pendatang dari wilayah Melayu lainnya semisal Kalimantan Barat
dikarenakan dianggap abainya Syailendra ketika dimintai tolong oleh Sriwijaya untuk menjaga wilayah
perairan laut sebelah barat Sungai Cimanuk sebagai hasil Perjanjian Damai Sriwijaya - Kediri yang dimediasi
oleh China yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional. Karena perbedaan bahasa yang digunakan
antara suku Betawi dengan suku Sunda diwilayah lainnya tersebut maka pada awal abad ke-20, Belanda
menganggap orang yang tinggal di sekitar Batavia sebagai etnis yang berbeda dengan etnis Sunda dan
menyebutnya sebagai etnis Betawi.
19. Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan
dalam bahasa Sunda seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari Cihideung
dan kemudian berubah menjadi Cideung dan terakhir menjadi Cideng), dan lain-lain yang masih sesuai
dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik yang saat ini disimpan di
perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.
21. Musik
Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari
seni musik Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, orkes Samrah berasal
dari Melayu, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab, dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-
Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang Kromong, Rebana Tanjidor dan
Keroncong. Betawi juga memiliki lagu tradisional seperti "Kicir-kicir".
23. Tari
Seni tari di Jakarta merupakan perpaduan antara unsur-unsur budaya masyarakat yang ada di
dalamnya. Contohnya tari Topeng Betawi, Yapong yang dipengaruhi tari Jaipong Sunda, Cokek, tari silat dan
lain-lain. Pada awalnya, seni tari di Jakarta memiliki pengaruh Sunda dan Tiongkok, seperti tari Yapong
dengan kostum penari khas pemain Opera Beijing. Namun Jakarta dapat dinamakan daerah yang paling
dinamis. Selain seni tari lama juga muncul seni tari dengan gaya dan koreografi yang dinamis.
27. Makanan Khas Betawi
Masakan
Masakan khas Betawi antara lain gabus pucung, laksa betawi, sayur babanci, sayur godog, soto betawi,
ayam sampyok, kerak telor, asinan betawi, dan nasi uduk.
Kue-kue
Kue-kue khas Betawi misalnya kue cucur, kue rangi, kue talam, kue kelen, kue kembang goyang, kerak telor,
sengkulun, putu mayang, andepite, kue ape, kue cente manis, kue pepe, kue dongkal, kue geplak, dodol
betawi, dan roti buaya.
Minuman
Minuman Khas Betawi contohnya adalah es selendang mayang, es goyang, dan bir pletok.
32. Orang Kanekes atau orang Baduyadalah suatukelompokmasyarakat adat Sundadi
Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan"Baduy" merupakan sebutan yang diberikan olehpenduduk
luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutanpara peneliti Belanda yang
agaknyamempersamakan mereka dengan Badawi atauBedouinArab yang merupakan
masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden).
Kemungkinan lainadalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yangada di
bagianutaradari wilayahtersebut. Merekasendiri lebihsuka menyebut diri sebagai urang
Kanekesatau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayahmereka, atau sebutan yang
mengacukepada nama kampung mereka seperti UrangCibeo.
39. BAHASA
Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa sunda dialek Sunda–Banten. Untuk
berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia,
walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Kanekes
'dalam' tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat istiadat, kepercayaan/agama, dan cerita
nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja.
41. Baju adat Suku Baduy terbuat dengan bahan yang didapat dari alam sekitar. Hal ini mudah
saja karena pegunungan yang kaya hasil alam telah menjadi tempat tinggal Suku Baduy sejak
bertahun-tahun lamanya.
Proses dimulai dari menanam biji kapas hingga panen. Selanjutnya, proses memintal kapas
hingga menjadi benang. Kapas yang telah menjadi benang selanjutnya ditenun oleh kaum
perempuan Suku Baduy hingga menjadi bahan. Bahan inilah yang nantinya akan dibuat
menjadi baju adat dan dipakai sehari-hari untuk beraktivitas.
Pakaian untuk laki-laki Suku Baduy disebut dengan jamang sangsang. Baju ini berlengan
panjang dengan cara pakai hanya disangsangkan atau hanya dilekatkan pada tubuh. Desain
baju sangsang berlubang pada bagian leher sampai dada serta tidak menggunakan kerah,
kancing, dan kantong.
42. Baju adat ini didominasi dengan warna putih dan tidak boleh dijahit menggunakan mesin
jahit. Warna putih pada baju diartikan dengan kehidupan mereka yang suci dan tidak
terpengaruh budaya luar. Warna ini hanya dikhususkan bagi Suku Baduy Dalam. Berbeda
dengan masyarakat Baduy Luar, Mereka menggunakan baju kampret bewarna hitam atau
biru tua. Baju adat masyarakat Baduy Luar juga sudah terpengaruh budaya luar, terlihat
dari kantong dan kancing yang digunakan dalam mendesain baju.
Pada bagian bawah atau celana, Suku Baduy hanya menggunakan kain bewarna biru
kehitaman yang dililitkan pada bagian pinggang. Celana ini diikat dengan selembar kain
yang berfungsi sebagai ikat pinggang. Sedangkan di bagian atas, kain ikat kepala
digunakan sebagai penutup. Ikat kepala ini dibedakan dengan warna putih dan biru tua.
Untuk putih diperuntukkan bagi Suku Baduy Dalam sedangkan warna biru tua bercorak
batik menjadi ikat kepala yang digunakan Suku Baduy Luar.
43. Umumnya Suku Baduy baik luar maupun dalam selalu membawa bedog atau golok dalam
kesehariannya. Aksesoris lainnya sebagai tambahan pakaian adat Suku Baduy yaitu tas yang
terbuat dari kulit kayu pohon terep. Tas yang disebut koja atau jarog ini menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari Suku Baduy. Karena tas ini berfungsi sebagai tempat
menyimpan perlengkapan yang dibutuhkan suku yang mendiami wilayah Banten ini.
Untuk kaum perempuan Suku Baduy, pakaian adatnya hanya berupa kain atau semacam
sarung bewarna biru kehitam-hitaman. Kain ini berupa kebaya dengan motif batik yang
dipakai dari tumit hingga ke dada. Perbedaan yang paling mencolok terlihat jika pakaian ini
dipakai oleh perempuan yang sudah menikah dan belum. Jika yang sudah menikah baju
terlihat terbuka di bagian dada sedangkan untuk perempuan yang belum menikah maka
bagian dada akan tertutup.
54. Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di
Indonesia, jumlahnya sekitar 7.179.356 juta jiwa (sensus 2010).
Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang mempunyai etos
kerja yang tinggi, suka merantau karena keadaan wilayahnya yang
tidak baik untuk bertani. Orang perantauan asal Madura umumnya
berprofesi sebagai pedagang, misalnya: berjual-beli besi tua,
pedagang asongan, dan pedagang pasar.
55. Tarian
• TARIAN TOPENG
GETHAKTarian Topeng Gethak mengandung nilai fisolofis perjuangan
warga Pamekasan saat berupaya memperjuangkan
kemerdekaan bangsa, Gerakan Tarian Topeng Gethak ini
mengandung makna mengumpulkan masa dimainkan oleh
satu hingga tiga orang penari. Asal muasal sebelumnya nama
tarian ini bernama Tari Klonoan kata klonoan ini berasal dari
kata kelana atau berkelana, bermakna Bolodewo berkelana,
dan pada akhirnya Tari Klonoan ini Berubah nama menjadi
Tari Topeng Gethak.
56.
57. • TARIAN
RONDHINGTarian Rondhing ini berasal dari “rot” artinya mundur, dan “kot
- konding” artinya bertolak pinggang. Jadi tari rondhing ini
memang menggambarkan tarian sebuah pasukan bagaimana
saat melakukan baris - berbaris, yang ditariakan oleh 5 orang.
Tarian Rondhing ini juga di angkat dari perjuangan masyarakat
Pamekasan.
58. • Tarian Sholawat Badar
atau Rampak jidor
Tarian yang dimiliki oleh masyarakat madura ini
merupakan tarian yang menggambarkan karakter
orang Madura yang sangat relegius. Seluruh gerak
dan alunan irama nyanyian yang mengiringi tari iini
mengungkapkan sikap dan ekspresi sebuah puji -
pujian, do’a dan zikir kepada Allah SWT.
59. • Soto Madura adalah jenis soto yang berasal dari daerah Madura, Jawa Timur
berbahan dasar daging sapi, telur rebus, kentang goreng dan tauge, dengan
bumbu ketumbar, bawang merah dan bawang putih, jahe, kunir, laos,
Kemiri, jeruk purut, dan garam secukupnya.
• Sate Madura adalah sate khas Madura. Sate Madura biasanya terbuat dari
ayam. Madura selain terkenal sebagai pulau garam, juga terkenal dengan
satenya. Sate Madura umumnya adalah sate ayam yang diberi sambal
berupa saus kacang. Namun di Madura sendiri kadangkala yang dipakai
bukanlah saus kacang namun saus atau sambal kemiri. Selain itu seringkali
arang pembakaran sate ini sering ditaburi dengan jeruk limau.
Makanan
60. Pakaian adat masyarakat Madura untuk Pria identik dengan motif garis
horizontal yang biasanya berwarna merah putih (Pesa’an) dan memakai ikat
kepala (Odheng). Lebih terlihat gagah lagi bila mereka membawa senjata
tradisional yang berupa clurit. Dan untuk wanita, biasanya hanya menggunakan
bawahan batik khas Madura dan mengenakan kebaya yang lebih simple.
Pakaian
61. Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan. Juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk
naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain
itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat. Suku Madura memiliki aturan dan tatakrama yang
sangat kuat. Orang Madura sangat menghormati orang tua, guru, dan sebagainya. Apalagi Madura Timur
(Pamekasan dan Sumenep) yang dikenal halus gaya bicaranya dan sangat sopan santun.
Dalam Bahasa Madura dikenal 5 tinggkatan Bahasa :
1. Bahasa Kraton = Abdi Dalem – Junan Dalem (Biasa digunakan di lingkungan keluarga Kraton)
2. Bahasa Tinggi = Abdina – Panjennengan (Biasa digunakan oleh ponggawa / bawahan pada
atasan, baik di Lingkungan Kraton maupun di Lingkungan Pemerintahan, atau
Santre pada Keyae.)
3. Bahasa Halus = Kaula – Sampeyan (Biasa digunakan oleh yang lebih muda pada yang lebih tua /
pada yang dihormati.
4. Bahasa Menengah = Bula – Dika (Biasa digunakan oleh yang lebih tua pada yang lebih muda tetapi
di hormati. Misal : Mertua pada menantunya.)
5. Bahasa Mapas / Kasar = Sengko’ – Ba’na – Kakeh – Sedeh ( Biasa digunakan oleh yang lebih tua
pada yang lebih muda, orang yang mempunyai posisi yang lebih tinggi pada
bawahannya, dan orang yang seumur / sebaya (teman).
Bahasa
62. Senjata
Clurit
Bagi masyarakat madura, CLURIT atau CELURIT tak dapat dipisahkan dari budaya dan
tradisi mereka hingga saat ini. Senjata tradisional ini memiliki bilahnya berbentuk
melengkung bentuk bilah inilah yang menjadi ciri khasnya. Senjata tradisional indonesia
lainnya hanya ada beberapa jenis senjata yg memiliki bilah melengkung diantaranya
adalah kerambit ( sumatra ), arit ( jawa ), kujang ( jawa barat).
65. Suku Osing
Suku Osing atau biasa diucapkan Suku Using adalah penduduk asli
Banyuwangi atau juga disebut sebagai "wong Blambangan" dan
merupakan penduduk mayoritas di beberapa kecamatan di Kabupaten
Banyuwangi
66. Bahasa Daerah Suku Osing
Suku Osing mempunyai Bahasa Osing yang merupakan turunan
langsung dari Bahasa Jawa Kuno seperti halnya
Bahasa Bali . Bahasa Osing berbeda dengan Bahasa Jawa sehingga
bahasa Osing bukan merupakan dialek dari bahasa Jawa seperti
anggapan beberapa kalangan
67. Lagu Daerah Masyarakat Osing
Lagu Osing Banyuwangi versi original memiliki ciri musik khas
Banyuwangi dan masih kental dengan kesenian khas Banyuwangi. Tidak
hanya dari musiknya namun juga dari bahasa Osing yang digunakan.
Jadi lagu Osing merupakan bagian dari kesenian tradisional khas
Banyuwangi yang hingga kini tetap hidup dan terus berkembang di
kalangan masyarakat lokal.
68. Lagu Osing Banyuwangi juga merupakan hasil proses modernisasi yang
memang sudah sewajarnya terjadi di era modern ini. Dan wajar pula jika
perpaduan seni tradisonal yang dikolaborasikan dengan musik modern
menimbulkan kekhawatiran banyak pemerhati kebudayaan Banyuwangi.
Tentunya para seniman dan pemerhati budaya osigngan banyuwangi tak
ingin arus modernisasi akan menggerus kesenian klasik yang sudah
berkembang sejak ratusan tahun lalu.
Saat ini lagu banyuwangian atau lagu osing banyuwangi memang semakin
dikenal dan disukai oleh masyarakat luas bahkan hingga ke luar banyuwangi.
Wandra, Danang, demy, suliyana, catur arum, dan reny farida merupakan
beberapa penyanyi osing yang tengah jadi primadona di kalangan
masyarakat.
Contoh lagu Osing : isun lare osing, sumebyar
69.
70.
71. Tarian Adat Masyarakat Osing
Tari Gandrung
Mendengar kata ‘Gandrung’ orang akan berpikir tentang arti kata dalam
bahasa indonesia, yaitu suka, tergila-gila, atau idola . Jangan salah, jika tari
gandrung adalah suatu budaya titisan nenek moyang yang menyuguhkan
tarian yang bisa membuat penikmat seni menjadi ‘Gandrung’ atau terpikat
oleh gerakan, musik, dan para penari-penarinya. Ternyata tarian khas
Banyuwangi yang pernah tampil di berbagai negara ini memiliki cerita dan
sejarah yang unik.
Oleh masyarakat Banyuwangi, kata “”Gandrung”” diartikan sebagai
terpesonanya masyarakat Blambangan yang agraris kepada Dewi Sri sebagai
Dewi Padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat kota Blambangan.
Tari Gandrung dipertontonkan sebagai wujud syukur atas hasil panen.
72.
73.
74.
75. Makanan Khas Masyarakat Osing
1. Jenang Procot
Namanya cukup unik, Procot. Kata yang asing buat saya haha. Makanan ini
juga berbahan dasar dari gula aren sehingga makanan ini berwarna coklat.
Kemasan jenang ini cukup unik berbentuk seperti keong atau bekicot.
Mlocrot, dinamakan demikian karena makannya dengan cara di procot.
Sebelum dimakan jenang tersebut diberi Santen terlebih dahulu di atasnya
sebelum akhirnya di procot. Untuk lebih jelasnya bagaimana di procot itu
sepertinya harus dipraktekan langsung :D
76.
77. 2. Awug - awug dan jokong
Awug-awug dan Jokong hijau merupakan makanan dibungkus oleh
daun pisang. Sepertinya saya pernah menemukan makanan di Jogja.
Awug-awug terbuat dari tepung ketan, tepung beras, parutan kelapa
dan diberi cairan gula merah. Pada acara Osing Culture Festival gula
yang digunakan menggunakan Gula Aren. Sedangkang Jongkong hampir
sama dengan awug-awug hanya saja berwarna hijau.
80. 3. Kopi Utek Utek
Kopi Utek-Utek ini merupakan cara minum kopi kebiasaan masyarakat
setempat. Utek-utek merupakan jajanan atau cemilan yang terbuat dari
Gula aren yang kering bercampung dengan kacang. Kopi yang
disuguhkan merupakan kopi hitam dari perkebunan kopi desa banjar
dan diolahdan dibuat sendiri. Kopi yang dihidangkan dalam Kopi Utek-
Utek ini tanpa gula, pahit-pahit semestinya kopi. Rasa manis didapat
berasal dari Utek-utek tersebut.
81.
82. Pakaian Adat Masyarakat Osing
Pakaian adat masyarakat osing biasanya berwarna hitam atau hitam
pekat . Untuk laki laki biasanya di padukan dengan udeng khas
Banyuwangi dam untuk wanita menggunakan bawahan batik khas
Banyuwangi . Bahkan pemerintah daerah Banyuwangi membuat
undang-undang tentang penggunaan pakaian adat osing untuk pakaian
para pegawai pemerintahan . Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan
budaya osing dan membuka lapangan pekerjaan masyarakat
Banyuwangi.
87. 1. Biasanya penyajian nasi aron bersama dengan makanan
pendamping lain, sebutkan makanan pendamping lain itu apa saja ?
2. Apa nama naskah kuno khas suku betawi ?
3. Mengapa jenang khas masyarakat osing dinamakan jenang procot ?
4. Untuk laki-laki pakaian osing menggunakan ?
5. Dimana saja daerah suku madura yang dikenal halus gaya bicaranya
dan sangat sopan santun?