Wil jij helpen meer en meer elektrische apparaten te recyclen? Wil jij bouwen aan een stabiele dienstverlening en deze nog beter maken? En wil jij ons helpen om onze organisatie verder te laten groeien? Ben jij vernieuwend, praktisch en saamhorig (verpraksaam)? En vind je het fijn om flexibel te werken? Dan zoeken wij jou!
Etika Bisnis Islam - Manusia dan Etika (1)anharwahyu
Etika Bisnis Islam - Manusian dan Etika
Pertemuan Pertama Program Pascasarjana Magister Manajemen UMY - Mata Kuliah Filsafat dan Etika Bisnis Islam - Dr.Ir.Gunawan Budiyanto
Becoming the caregiver for a senior/maturing adult can be a complete upheaval of one's day-to-day life. These are some tips to make this transition easier.
Berisi tentang apa saja perayan yang ada saat musim panas di Jepang, pakaian yang digunakan saat musim panas, dan makanan yang populer di santap pada saat musim panas.
Menyambut Datangnya Musim Semi di Jepang, Melalui Perayaan HanamiDeti Katakana
Menyambut Datangnya Musim Semi di Jepang, Melalui Perayaan Hanami. Memasuki penghujung bulan Februari, menjadi tanda akan segera berakhirnya musim dingin di Jepang yang akan berganti dengan musim semi di periode bulan Maret-Mei nanti.
power point tentang perayaan shougatsu ( tahun baru di jepang ). power point ini membahas waku perayaan, ciri khas perayaan, asal usul perayaan dan perbandingan perayaan sekarang dengan dulu
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Kebudayaan jepang
1. BERBAGAI KEBUDAYAAN MASYARAKAT JEPANG
PADA MUSIM PANAS,GUGUR,DINGIN DAN MUSIM SEMI
OLEH :
RIO PRASETIA
XII.IPA.1
T.A 2014/2015
A. Kebudayaan Jepang pada Musim Panas
2. Sepanjang tahun di Jepang dipenuhi dengan festival-festival yang menarik. Kita tentu
telah sangat akrab dengan banyaknya hari libur di Indonesia. Di Jepang kita akan
menjumpai jumlah hari libur yang kurang lebih sama banyaknya. Sebagian besar hari
libur itu adalah untuk memperingati festival yang secara rutin digelar tiap tahun secara
turun temurun, yang slah satunya adalah festival musim panas. Sebuah perpaduan yang
sangat indah antara masa lampau dengan masa kini, manakala melihat rombongan gadis
berkimono melenggang di tengah rimbunan gedung pencakar langit, dan ribuan orang
berjas rapi di kawasan kota Tokyo.
1. Tanabata
Asal-usul festival ini sangat menarik untuk diceritakan, bermula di Tiongkok dan
diperkenalkan kepada masyarakat Jepang pada jaman Nara. Kisahnya bermula pada
cerita cinta dua manusia bernama Altair (Hikoboshi) dan Vega (Orihime), bintang tercerah
dalam rasi bintang Lyra.
Hikoboshi adalah seorang penggembala
sapi, sedangkan Orihime adalah seorang
putri yang memiliki kepandaian menenun.
Mereka menelantarkan pekerjaan mereka
karena cinta tersebut, dan hal ini membuat
Raja Langit marah sehingga memisahkan
mereka berdua menggunakan sungai
Amanogawa. Orihime dan Hikoboshi hanya
dapat bertemu pada malam ketujuh bulan
ketujuh setiap tahunnya, melewati sebuah
jembatan ajaib. Jika pada malam tersebut terjadi hujan, sungai yang memisahkan mereka
akan meluap dan mereka harus menunggu hingga tahun depan untuk kembali bertemu.
Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah menulis tanzaku, permohonan dan
impian yang dituliskan di atas selembar kertas atau potongan kayu dan digantungkan
pada batangan bambu. Setelahnya, permohonan-permohonan ini akan diapungkan di
sungai atau dibakar pada tengah malam, dengan tujuan agar segala sesuatu yang buruk
segera berlalu. Harapan mereka dipercaya akan terkabul apabila pada hari itu hujan tidak
turun.
2. Hanabi (Kembang api)
Perayaan khas di musim panas, bermula
dari zaman Edo (1600-1868). Merupakan
pesta kembang api yang diadakan di seluruh
wilayah Jepang pada pertengahan bulan
Agustus. Selain itu, ada juga permainan-permainan
seru seperti menangkap ikan mas
koki menggunakan kawat berlapis kertas
tipis, dan banyak kedai-kedai yang menjual
3. berbagai macam makanan seperti permen apel, manisan, dan lain-lain. Di sekitar tempat
dimana berlangsung pesta kembang api terdapat berbagai kios-kios hiburan yang
menyediakan makanan, minuman, permainan anak tersebut. Mereka datang bersama
keluarga, sebagian ada yang mengenakan yukata (kimono dari katun, sederhana) sambil
membawa kipas kertas pengusir udara panas di musim panas.
3. O-Bon
Merupakan peristiwa keagamaan Budhis
dimana setiap keluarga di Jepang menyiapkan
segala sesuatu untuk menyambut datangnya
arwah para leluhur yang tinggal untuk beberapa
hari lamanya di rumah mereka. Sejumlah
penerangan api yang dipasang di sekitar rumah
merupakan sambutan selamat datang. Selama
masa O-bon, keluarga meletakkan sesajen buah-buahan
dll, di meja sajen. Di beberapa daerah juga,
dilakukan tarian massal O-bon dengan iringan
sejumlah instrumen musik tradisional seperti tambur taiko, sruling, dll dengan irama
yang dinamis. Sebagai penutup perayaan, dilakukan pelarungan lentera-lentera kecil
berwarna-warni di sungai terdekat secara beramai-ramai.
4. Tsukimi
Merupakan pesta menikmati indahnya bulan purnama di
musim panas sekitar pertengahan bulan Agustus. Di Jendela
dimana terlihat bulan purnama, diletakkan sesajen khusus. Hal ini
sebenarnya merupakan wujud pemujaan alam oleh masyarakat
pertanian untuk memperoleh panen yang berlimpah.
5. Tenjin Matsuri (24-25 Juli) di Osaka
Merupakan salah satu festival besar dan terkenal di
Jepang, dimulai sekitar tahun 1000. Ribuan orang
berarakan menggotong kuil-kuil kecil o-mikoshi dari kuil
Temmangu ke Jembatan Tenjin, kemudian naik perahu-perahu
hias dan selanjutnya dilakukan pesta kembang api.
4. 6. Akita Kanto Matsuri (3-6 Agustus, mulai jam 7 malam) di kota Akita
Merupakan salah satu dari tiga festival terbesar Jepang utara. Yang menjadi ciri
khasnya adalah 46 lentera yang dipasang pada
kerangka besar yang dibuat dari batang-batang
bambu (kanto) setinggi 12 meter. Para pembawa
kanto ini menunjukkan kepiawaian mereka
menjaga keseimbangan, meletakkan kanto di
telapak tangan, dahi, bahu, atau pinggang. Setiap
kanto bermotif khusus, biasanya melambangkan
panjang umur dan panen berlimpah.
7. Nebuta Matsuri (1-7 Agustus)
Diadakan di Aomori dan Hirosaki. Iring-iringan
kendaraan hias bergambar makhluk
raksasa penyebab kantuk di musim panas.
Festival ini dimaksudkan untuk mengusir
makhluk ini. Kata “nebuta” berasal dari “nemuri”
(kantuk). Banyak sekali orang yang ikut
menyaksikan festival ini setiap tahunnya.
B. Kebudayaan Jepang pada Musim Gugur
Jepang memang negeri festival. hampir setiap waktu,setiap muusim selalu ada festival
yang terkait dengan alam (teristimewa pertanian) dan kehidupan manusia. Di musim,
gugur yyang berlangsung selama tiga bulan, yaitu September, oktober, November,
terdapat serangkaian festival seni budaya tradisional jepang.ada festival yang bersifat
nasional,berlangsung dimana mana dengan corak yang hampir sama, tapi ada pula yang
bersifat lokal tapi sangat terkenal. Ada nya berbagai festival yang di adakan mendukung
terlestari nya seni tradisional jepang, karena sebuah festival merupakan hasil gotong
royong rakyat setempat yang di ikuti dan di nikmati beramai ramai, baik oleh rakyat
setempat maupun wisatawan mancanegara.
1. Festival tsukimi (menatap bulan)
Menurut tradisi orang jepang melihat di bulan ada
seekor kelinci yang sedang menumbuk dengan Alu
untuk membuat kue mochi, nach musim gugur
meeupakan waktu yang sangat tepat untuk melihat
bulan purnama, ( khusus setiap tanggal 25 september
dan 23 oktober) sambil minum sake, makan penganan
khusus dan menikmati keindahan sang rembulan. Rumah – rumah di hiasi dengan
5. rumput susuki. Festifal ini berlangsung di seluruh jepang namun di masa modern seperti
ini mungkin tidak banyak yang punya waktu banyak untuk itu.
2. Festival takayama (9-10 oktober)
Festival takayama di sebut sebut merupakan
salah satu festival terbagus di jepang. Festifal ini
sebenar nya di adakan dua kali dalam setahun yaitu
festival takayama musim semi atau yang lebih di
kenal dengan sanno matsuri,di adakan dikuil Shinto
hie, dan festival takayama musim gugur atau lebih di
kenal sebagai festival hachiman matsuri, di
pagelarkan di kuil Shinto sakurayama hachiman.
3. Jidai matsuri (22 oktober)
Bertempat di kuil heian Kyoto, merupakan salah satu
festival terbesar di kyoto.
4. Festival api di kuil yuki, kurama, Kyoto (22
oktober)
Berupa jejeran obor di sepanjang Jalan menuju kuil.
5. Tori no ichi (11 dan 23 november)
Inilah festival sapu penggaruk berhias
(kumadate) yang di gamberkan sebagai
penggaruk rejeki. Di dekat kuil kuil di Tokyo
terutama di kuil otori di kawasan askusa, ada
kios penjualan kumadate,pembeli dan penjual
sama sama bertepuk tangan secara berirama.
6. Shichi go san (7-5-3) (15 november)
Pada tanggal 15 november kuil kuil di seluruh jepang terlihat
ramai di kunungi olek keluarga keluarga muda yang membawa
anak anak mereka yang berudia 3,5 dan 7 tahun yang
mengenakan oakaian tradisonal yang indah indah. Mereka
melakukan doa khusus agar anak anak mereka tumbuh sehat dan
keluarga berbahagia. Upacara ini di peruntuk kan bagi anak laki
laki yang berusia 3 tahun dan 5 tahun, serta anak perempuan
yang berusia 5 tahun dan 7 tahun. Konon angka 3,5 dan 7
merupakan angka keberuntungan di jepang.
6. C. Kebudayaan Jepang pada Musim Dingin
Di Jepang Musim dingin merupakan salah satu musim yang ada Libur panjangnya
atau disebut Fuyu Yasumi,kalau misalnya di libur musim semi atau Golden week bisa
melihat keindahan bunga sakura di musim dingin juga ada beberapa kegiatan yang
sering dilakukan oleh orang jepang atau Jisshusei (sebutan orang yang bekerja di jepang)
untuk mengisi liburan. Liburan musim dingin sendiri ada 5 sampai 7 hari lamanya
biasanya menjelang akhir dan awal tahun .
1. Merayakan awal tahun baru (大晦日 Ōmisoka)
Di Indonesia perayaan tahun baru biasanya dengan pesta kembang api atau
mengadakan konser di pantai atau di alun alun kota tapi beda halnya dengan di jepang
ada beberapa kegiatan rutin sengaja di adakan untuk menyambut awal tahun dengan
beberapa kegiatan kebudayaan yang unik.
a. Festival Okera-Mairi,Kyoto
Festival Okera-Mairi dilaksanakan pada
tanggal 31 Desember malam, menjelang Tahun
Baru. Festival ini dilaksanakan di Kuil Yasaka-jinja,
yang sengaja ditunjuk sebagai situs
kekayaan budaya Kyoto.
Festival Okera mengacu pada pengobatan
tanaman herbal ala Jepang (Atractylis ovata).
Tanaman ini diyakini bisa membuang energi-energi
jahat tahun sebelumnya, dan juga untuk
memberkati kita agar berumur panjang.
Di Kuil Yasaka-jinja, pengunjung akan menyaksikan api pembakaran akar tanaman
herbal dan lentera di 2 tempat berbeda di sekitar kuil. Ada kebiasaan unik rakyat Jepang,
kebanyakan dari mereka akan mengambil bara api sisa bakaran untuk dibawa ke rumah.
Mereka meyakini kalau bara api tersebut digunakan untuk memasak sayur, ayam,
dan mochi, atau untuk menyalakan lilin di teras rumah, maka hidup mereka akan damai
setahun ke depan.
Tidak sampai di situ, rakyat Jepang akan
membakar tali dari bambu dan diputar secara terus
menerus di rumah masing-masing. Api merah yang
membakar ujung tali akan menjadi tontonan
menarik malam Tahun Baru di Kyoto.
b. Festival Oga Namahage,Akita Ken
Sama seperti Festival Okera-Mairi, Festival Oga
Namahage juga dilaksanakan pada tanggal 31
Desember. Festival ini merupakan festival yang
7. sudah dilaksanakan turun menurun di Kota Oga. Diberi nama Namahage karena tokoh
utama dari festival ini adalah Namahage, dewa yang meyerupai setan.
Pada malam Tahun Baru, sekelompok anak muda akan menyamar sebagai Dewa
Namahage. Mereka akan menggunakan topeng besar, jas hujan, jerami, dan ikat pinggang,
sambil memegang kayu dan ember. Topeng merah untuk dewa laki-laki, dan topeng biru
untuk dewa perempuan
Para dewa akan berkeliling mengunjungi rumah-rumah pada malam hari dan menari
sambil berteriak-teriak "Apakah ada anak yang menangis?", "Apakah ada anak yang tidak
patuh kepada orang tua?", atau "Apakah ada anak menantu yang malas?"
Para Dewa Namahage akan disambut kepala keluarga menggunakan busana formal
Jepang. Kemudian mereka akan disuguhi dengan sake dan mochi. Setelah puas dengan
jamuan, para Dewa Namahage akan meninggalkan rumah, dan menjanjikan kehidupan
yang selalu diberkahi di Tahun Baru.
c. Countdown Japan
Countdown Japan merupakan festival rock
musim dingin di Jepang. Festival ini
merupakan acara yang sengaja dibuat untuk
merayakan pergantian tahun.
Sejumlah artis terkenal Jepang akan
berkumpul di festival ini dan sama-sama
menghitung mundur saat pergantian tahun.
Countdown Jepang dilaksanakan mulai tanggal 29 Desember hingga 31 Desember, di 2
kota terbesar Jepang, yaitu di Chiba dan Osaka. Selain hiburan musik, berbagai stand
menarik juga dibuat, seperti stand DJ, stand makan dan minum, tempat belanja, dan galeri
mengenai perkembangan Countdown Jepang dari tahun ke tahun.
d. Pesta kembang api,minato mirai Yokohama
Minatomirai secara harfiah merupakan
gabungan dari dua kata, yaitu minato dan mirai
yang berarti pelabuhan masa depan. Merupakan
bagian dari kota Yokohama, prefektur Kanagawa
dimana banyak terdapat gedung-gedung
perkantoran, apartemen, pusat perdagangan,
hotel-hotel, taman-taman, gedung tempat
konvensi, museum seni, serta tempat-tempat
konser. Sebagian dari kawasan Minatomirai merupakan tanah reklamasi. Kawasan
Minatomirai ini dulunya merupakan galangan kapal yang dioperasikan oleh Mitsubishi
Heavy Industries hingga dipindahkan pada tahun 1983. Minatomirai menjadi salah satu
tujuan wisata yang populer di Yokohama, dan berlokasi tidak jauh dari Chinatown
Yokohama.
8. Di Minatomirai, terdapat beberapa tempat yang sayang untuk dilewatkan, yaitu
Yokohama Landmark Tower yang memiliki lantai observasi yang dikenal sebagai Sky
Garden (berada di lantai 69, di ketinggian 273 meter). Dari situ terlihat pemandangan kota
Tokyo hingga Gunung Fuji. Selain itu juga ada Cosmo World, yaitu taman bermain yang
memiliki kincir atau bianglala (ferris wheel) setinggi 100 meter. Selain itu juga ada area
untuk pejalan kaki yang dikenal sebagai Kishamichi Promenade yang merupakan bekas
jalan kereta api pelabuhan lama Yokohama. Area ini menghubungkan antara Stasiun
Sakuragicho dengan Yokohama World Porters serta Cosmo Clock.
Ada juga museum yang dulunya merupakan kapal layar bertiang empat yang
sekarang sudah disandarkan secara permanen. Selain itu, ada Pacifico Yokohama yang
merupakan salah satu gedung konser dan pusat konvensi terbesar di dunia. Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pernah hadir di sini ketika ada pertemuan tingkat tinggi
negara-negara anggota APEC.
2. Tradisi Bersih bersih Rumah ( 掃除 Souji)
Bagi mereka yang sedang malas keluar rumah, atau tak memilki anggaran memadai
untuk berlibur, aktivitas ini jadi pilihannya. Masyarakat Jepang punya budaya
membersihkan rumah sebelum memasuki tahun baru, yaitu 大掃除 (oosoji)
Mereka percaya membersihkan rumah berarti membuang hal hal kotor
(ketidakberuntungan) di tahun ini. Dengan rumah yang bersih menandakan mereka siap
menyambut tahun baru dengan keberuntungan baru pula.
Tradisi oosoji biasanya melibatkan seluruh anggota keluarga. Jadi ajang
menyenangkan bagi bertemunya seluruh anggota keluarga. Jika di hari lain mereka sibuk
dengan aktifitas masing-masing (bekerja atau bersekolah), maka momen oosoji
mengakrabkannya kembali.
Buat para Jisshusei hari libur merupakan waktu yang tepat untuk souji besar terlebih
karena kesibukan di hari hari biasa .
3. Pergi kepemandian air panas (温泉 Onsen)
Onsen (温泉) adalah istilah bahasa Jepang
untuk sumber air panas dan tempat mandi
berendam dengan air panas yang keluar dari
perut bumi.
Karena kebanyakan asrama atau apato para
jisshusei tidak dilengkapi dengan opura (tempat
berendam) saat musim dingin salah satu cara
untuk menghangatkan dan merenggangkan otot
otot adalah dengan berendam di pemandian air
panas umum.
Disetiap daerah biasanya ada pemandian air panas untuk umum yang harganya
terjangkau sehingga menjadi pilihan di liburan musim dingin.
9. 4. Menghadiri festival Musim dingin ,Hokkaido
Jepang adalah bangsa yang terkenal suka mengadakan pesta
rakyat/ festival. Tak hanya pada perayaan hari-hari besar
keagamaan, setiap pergantian musim pun ada festivalnya.
Termasuk ketika musim dingin di Jepang, banyak diadakan
festival-festival menarik.
Salah satunya adalah Sapporo Yuki Matsuri, festival musim
dingin terbesar di Jepang. Setiap tahunnya festival ini mampu
menarik jutaan pengunjung, dari dalam maupun luar negeri.
Festival diadakan selama 7 hari pada bulan Februari, berlangsung
di Kota Sapporo. Festival ini berisikan pahatan ratusan patung salju dan pahatan es
lainnya yang menghiasi Taman Odori, hingga ke lapangan di Satoland, dan jalanan utama
di Susukino.
Ada juga festival di Kota Ashikawa, Hokkaido. Walaupun
tak sebesar di Sapporo, tapi kegembiraan melihat berbagai
pahatan es yang gemerlapan, dijamin tak kalah dengan festival
Sapporo Yuki Matsuri. Apalagi, di sini dapat dinikmai juga
ramen khas Ashikawa, ramen yang terkenal di seluruh penjuru
Jepang. Makanan yang sangat pas untuk menghangatkan tubuh.
Meskipun kebanyakan festival musim dingin di Jepang
diadakan pada bulan Februari, tapi itu tak mengganggu semaraknya perayaan. Warga
Jepang maupun turis mancanegara tak pernah absen memeriahkannya.
5. Bermain ski
Aktivitas bermain ski adalah aktivitas
utama yang ditawarkan di berbagai tur musim
dingin. Pergi bermain ski di pegunungan salju
jadi primadona sebagian besar masyarakat
Jepang. Pada 1996 saja, sebanyak 16,1 juta
orang Jepang menganggap ski adalah hobi
mereka. Tak mengherankan jika resor-resor
(penginapan) musim dingin di Jepang,
dipenuhi para pemain ski dan snowboard.
Banyak tempat yang menyediakan lahan
untuk bermain ski. Salah satunya adalah Hakuba dan Fujimi di Nagano. Setiap libur
musim dingin di Jepang, dipastikan tempat ini selalu dipenuhi warga Jepang dan para
wisatawan mancanegara. Dilengkapi dengan peralatan mengasyikkan dengan hamparan
salju yang lembut, jadi daya tarik utama tempat ini.
10. D. Kebudayaan Jepang pada Musim Semi
Hanami Matsuri, yaitu festival melihat bunga sakura disana juga bisa makan-makan
loh, misalnya bawa tikar terus ambil tempat yang bagus, yaitu dibawah pohon sakura.
terus makan-makan deh!
Ada yang menyiapkannya dari rumah dan ada juga yang langsung beli dari toko-toko
penjual cemilan.