SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau
lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar, bagian kepala bersifat
hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu
mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan atau pakaian. Sabun adalah
benda wajib yang kita pakai setiap hari. Tanpa sabun, mandi terasa tidak bersih
karena sabun berfungsi untuk mengangkat kotoran yang menempel di tubuh kita.
Prosedur dari pembuatan sabun ini adalah ambil 50 ml minyak kelapa
dan masukkan kedalam cawan penguapan. Tambahkan 50ml etanol kedalam
cawan yang telah berisi minyak kalapa. Tambahkan 30ml larutan NaOH 10M,
sambil diaduk. Tutup cairan penguapan dengan kaca arloji. Panaskan campuran
dalam cawan penguapan. Teruskan penguapan sampai tidak berbau alcohol.
Dinginkan dan amati apa yang terjadi. Kemudian tambahkan 200ml larutan
NaCl pekat kedalam cawan porselen, amati apa yang terjadi. Aduk campuran
dengan baik, kemudian saring zat padat yang dihasilkan.
Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan dapat mengetahui reaksi dari
suatu penyabunan pada proses pembuatan sabun di laboratorium, dan
mengetahui bahan-bahan apa saja yang akan digunakan dalam pembuatan sabun
tersebut, serta mengetahui sifat-sifat dari bahan yang digunakan dalam
pembuatan sabun. Dengan mengetahui sifat-sifat yang di gunakan tersebut kita
sebagai praktikan akan lebih berhati-hati saat melakukan praktikum tersebut.
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
Praktikum : KIMIA ORGANIK
Percobaan : PEMBUATAN SABUN
Tanggal : 8 DESEMBER 2015
Pembimbing : Ir. LUCKY INDRATI UTAMI,MT
Nama : HASAN DJADID ASSEGAF
NPM/Semester : 1431010056/III
Romb./Grup : I / D
NPM/Teman Praktek : 1431010067
AISYAH SEPTIANA P
DRAFT
I.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk menunjukkan reaksi penyabunan pada proses pembuatan sabun di
laboratorium
2. Untuk menunjukkan beberapa sifat sabun berdasarkan percobaan yang
dilakukan
3. Untuk mengetahui bahan-bahan apa saja yang digunakan pada proses
pembuatan sabun di laboratorium
I.3 Manfaat Praktikum
1. Praktikan dapat mengetahui reaksi penyabunan pada proses pembuatan sabun
di laboratorium
2. Praktikan dapat mengetahui bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam
pembuatan sabun
3. Praktikan dapat mengetahui sifat-sifat bahan yang digunakan dalam
pembuatan sabun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum
Sabun merupakan suatu kebutuhan pokok manusia yang selalu digunakan
sehari-hari. Fungsi utama dari sabun adalah membersihkan. Dilingkungan sekitar,
banyak macam wujud sabun yang dapat ditemui, baik yang dalam bentuk cair, lunak,
krim, maupun yang padat. Kegunaannya pun beragam, ada yang sebagai sabun
mandi, sabun cuci sabun tangan, sabun cuci peralatan rumah tangga dan lain
sebagainya.
Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari minyak.
Gugus induk lemak disebut fatty acids yang terdiri dari rantai hidrokarbon panjang
(C12 sampai C18) yang berikatan membentuk gugus karboksil. Asam lemak rantai
pendek jarang digunakan karena menghasilkan sedikit busa. Reaksi saponifikasi
tidak lain adalah hidrolisis basa suatu ester dengan alkali (NaOH/KOH). Range atom
C diatas mempengaruhi sifat-sifat sabun seperti kelarutan, proses emulsi dan
pembasahan. Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah air,
gliserin, garam dan kemurnian lainnya. Semua minyak atau lemak pada dasarnya
dapat digunakan untuk membuat sabun. Lemak merupakan campuran ester yang
dibuat dari alkohol dan asam karboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam
palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat, sedangkan
minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat.
(Lukman , 2012)
II.1.1 Sabun
Merupakan garam Na dari asam lemak. Pembuatannya dari penyabunan
lemak dengan NaOH, yang dipanaskan dengan uap air. Lapisan atas mengandung
gliserin yang dapat diambil dan dimurnikan. Pada cara yang lain lemak dihidrolisa
lebih dahulu sehingga pecah menjadi gliserin dan asam lemak, kemudian asam
lemak direaksikan dengan Na2CO3 (lebih murni dari pada NaOH).
Asam lemak yang biasa dipakai: asam stearat dan palmitat. Sabun ini
ditambah zat-zat lain untuk keperluan yang khusus: sabun cuci ditambah : Na meta
silikat, tetra Na piro fosfat. Sabun mandi ditambah : zat warna, parfum. Medicated
soap (bersifat anti septis) ditambah kresol. (Respati,2000)
Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam
lemak. Sabun mengandung terutma garam C16 dan C18, namun dapat juga
mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Kemungkinan
sabun ditemukan oleh orang mesir kuno beberapa ribu tahun yang lalu. Pembuatan
sabun oleh suku bangsa suku bangsa jerman dilaporkan oleh Julius Caesar. Teknik
pembuatan sabun dilupakan orang dalam Zaman Kegelapan (dark ages), namun
ditemukan kembali selama Renaissance. Penggunaan sabun mulai meluas pada abad
-18.
Dewasa ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang digunakan pada
zaman yang lampau. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan lindi
(natrium hidroksida) dan karenanya terhidrolisis menjadi gliserol dan garam natrium
dari asam lemak. Dulu digunakan abu kayu ( yang mengandung basa seperti kalium
karbonat) sebagai ganti lindi
Penyabunan :
CH2O2C(CH2)16CH3 CH2OH
CHO2C(CH2)16CH3 + 3NaOH kalor CHOH+3CH3(CH2)16CO2
-Na+
CH2O2C(CH2)16CH3 CH2OH
Sekali penyabunan itu telaah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol
dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan. Gliserol digunakan sebagai
pelembab dalan tembakau, industry farmasi dan kosmetik. (sifat melembabkan
timbul dari gugus-gugus hidroksil yang dapat berikatan hydrogen dengan air dan
mencegah penguapan air itu). Sabunnya dimurnikan dengan mendidihkanya dalam
air bersih untuk membuang lindi yang berlebih, NaCl dan gliserol. Zat tambahan
(additive) seperti batu apung, zat warna dan parfum kemudian ditambahkan. Sabun
padat itu lalu dilelehkan dan dituang ke dalam suatu cakatan.
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus
ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam
zat-zat non polar,sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena
adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-
benar larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk
misel (micelles), yakni segerombol (50-150) molekul sabun yang rantai
hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-ujung ionnya menghadap ke air.
Kegunaan sabun ialah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak
sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua
sifat sabun. Pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun, yang tertarik pada
air, ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan
minyak lain. Karena tolak-menolak antara tetes-tetes sabun minyak, maka minyak itu
tidak dapat saling bergabung tetapi tetap tersuspensi.
(Fessenden,1997)
II.1.2 Pembuatan Sabun
Sabun merupakan hasil produk dari trigliserida dan NaOH yang mempunyai
produk samping berupa gliserol. trigliserida merupakan ester dari gliserol dan tiga
asam lemak. Cara mendapatkan trigliserida adalah minyak dari tumbuhan atau hewan
yang merupakan penyusun utamanya.cara pembuatan sabun adalah mencampurkan
trigliserida dengan NaOH.reaksinya dinamakan reaksi penyabunan (saponifikasi)
Beberapa cara pembuatan sabun:
1. Proses dingin
Pembuatan sabun dilakukan pada suhu biasa.pada proses ini reaksi penyabunan
berjalan lambat.dan gliserol tidak dapat dipisahkan
2. Proses panas
minyak terlebih dahulu dipanaskan hingga suhu 90 derajat celsius baru ditambahkan
NaOH.pada proses ini reaksi berjalan cepat.tetapi pada proses ini gliserol tidak
dapat dipisahkan
3. Proses pendidihan
pada proses ini NaOH dan minyak dipanaskan bersama-sama. kemudian
ditambahkan larutan garam misal NaCI untuk memisahkan gliserol
Bahan-bahan lain yang digunakan dalam pembuatan sabun:
1. Parfum
2. Zat pewarna
3. Zat aktif misal gel lidah buaya
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun
sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan
campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak. Bahan pembuatan sabun terdiri
dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam
pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan
pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk
sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum
dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium
karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut:
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi
trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin.
Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping
juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak
dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki
struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air,
tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam
bentuk ion.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat.
Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam
reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik
(NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai
alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun
yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada
minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.
(Livenia, 2013)
I.1.3 Bahan Baku
Minyak/lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa
ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang
digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan
lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud cair
pada temperatur ruang (± 28°C), sedangkan lemak akan berwujud padat.
Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa trigliserida.
Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun memiliki
asam lemak dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 18. Asam lemak dengan
panjang rantai karbon kurang dari 12 akan menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan
rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun menjadi keras dan sulit terlarut
dalam air.
Kandungan asam lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat, dan linolenat yang
terlalu banyak akan menyebabkan sabun mudah teroksidasi pada keadaan atmosferik
sehingga sabun menjadi tengik. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap
sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tak memiliki
ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah
meleleh pada temperatur tinggi.
(Livenia, 2013)
II.1.4 Jenis – Jenis Minyak dan Lemak
Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun
harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi
produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-
lain. Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan
sabun di antaranya:
1. Palm Oil (minyak kelapa sawit). Umumnya digunakan sebagai pengganti
tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa
sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya
kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan
baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat
dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka
dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak
kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.
2. Coconut Oil (minyak kelapa). Merupakan minyak nabati yang sering
digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning
pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra).
Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama
asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang
menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam
lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.
(Livenia, 2013)
II.2 Sifat dan Fungsi Bahan
a. Minyak kelapa
1. Nama lain : Coconut Oil
2. Rumus molekul : Campuran dari Trigliserida
3. Kelarutan : tidak larut dalam air
4. Bahaya : Tidak memberikan bahaya pada pengontakan secara
lansung
5. Penanganan : Bilas dengan Air
6. Fungsi : Bahan baku
(Anonim, 2015)
b. Fenolftalin
1. Rumus Molekul : C20H14O4
2. Berat Molekul : 318,32 g/mol
3. Densitas : 1,299 g/cm³
4. Bahaya : Mengiritasi kulit. Penyerapan kulit dapat
menyebabkan efek toksik
5. Penanganan : Hapus untukdengan segar. Mendapatkan perhatian
medis untuk setiap kesulitan bernapas.
6. Fungsi : indicator reaksi
(Anonim, 2007)
c. Natrium Hidroksida
1. Rumus Molekul : NaOH
2. Berat Molekul : 40,05 g/mol
3. Densitas : 1,142 g/cm³
4. Bahaya : Mengiritasi kulit. Dan terasa sangat panas dikulit
5. Penanganan :Segera cuci dengan air yang mengalir selama 15 menit
6. Fungsi : Bahan membuat sabun
(Anonim, 2002)
d. Ethanol
1. Rumus Molekul : C2H6O
2. Berat Molekul : 46,06844 g/mol
3. Densitas : 789 kg/m³
4. Bahaya : Menyebabkan gangguan mata berat. Dapat
menyebabkan sensitisasi menyakitkan untuk cahaya. Dapat menyebabkan
konjungtivitis kimia dan kerusakan kornea
5. Penanganan : Segera siram mata dengan banyak air selama
minimal 15 menit, sesekali mengangkat kelopak
mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Lembut mengangkat kelopak mata dan menyiram
dengan air terus menerus
6. Fungsi : sebagai pelarut Kristal
(Anonim, 2001)
e. Natrium Klorida
1. Rumus Molekul : NaCl
2. Berat Molekul : 58.443 g/mol
3. Densitas : 2.17 g/cm³
4. Bahaya : sangat irritant terhadap logam, dapat
menyebabkan permasalahan pernapasan
serius jika terhirup banyak
5. Penanganan :Segera cuci dengan air yang mengalir
6. Fungsi : Bahan membuat sabun
(Anonim, 2004)
f. Kerosin
1. Rumus Molekul : Mengandung C9-C14
2. Nama lain : Minyak Tanah
3. Densitas : 0,825 g/cm³
4. Bahaya : Tidak memberikan bahaya pada pengontakan
secara lansung
5. Penanganan :Segera cuci dengan air yang mengalir
6. Fungsi : Bahan membuat sabun
(Anonim, 2015)
g. Kalsium sulfat
1. Rumus Molekul : CaSO4
2. Berat Molekul : 172.17 g/mol
3. Densitas : 2.32 g/cm3
4. Bahaya : penghirupan yang berlebihan dapan merusak
paru paru
5. Penanganan : pada kasus kontak dengan mata segera cuci
mata dengan air yang mengalir
6. Fungsi : Bahan membuat sabun
(Anonim, 2004)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang Digunakan
1. Minyak kelapa
2. Etanol
3. NaOH 10M
4. NaCl jenuh
5. Kerosin
6. CaSO4
7. Fenolftalin
III.2 Alat yang Digunakan
1. Cawan penguapan
2. Gelas ukur 10ml
3. Gelas ukur 50ml
4. Pengaduk (spatula)
5. Penangas
6. Tabung reaksi 3buah
7. Penjepit
8. Kertas saring
9. Corong
10. Neraca analitik
11. Pipet tetes
12. Oven
13. Gelas arloji
III.3 Gambar alat
Cawan Penguapan Gelas Ukur 10ml Spatula
Water Bath Tabung Reaksi Penjepit Corong
Neraca Analitik Pipet Tetes Oven Gelas Arloji
III.4 Prosedur percobaan
1. Ambil 50ml minyak kelapa dan masukkan kedalam cawan penguapan.
2. Tambahkan 50ml etanol kedalam cawan yang telah berisi minyak
kalapa.
3. Tambahkan 30ml larutan NaOH 10M, sambil diaduk.
4. Tutup cairan penguapan dengan kaca arloji.
5. Panaskan campuran dalam cawan penguapan.
6. Teruskan penguapan sampai tidak berbau alcohol.
7. dinginkan dan amati apa yang terjadi.
8. Kemudian tambahkan 200ml larutan NaCl pekat kedalam cawan
porselen, amati apa yang terjadi.
9. Aduk campuran dengan baik, kemudian saring zat padat yang
dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden.1997.”KIMIA ORGANIK EDISI KETIGA”.Jakarta:Erlangga
Livenia.2013. “Pembuatan sabun”.(http://mychemicaldream .blogspot.co.id/
2013/06/pembuatan-sabun.html). Dikutip pada 2 Desember pukul 22.40
WIB
Lukman.2012. “Safonikfikasi”.(http://lukmanarifin.blogspot.com/2012/02/
Safonifikasi.html ) Dikutip pada 2 Desember pukul 22.40 WIB
Respati.2000.”PENGANTAR KIMIA ORGANIK”.Jakarta:Erlangga

More Related Content

What's hot

Amali 5
Amali 5Amali 5
Amali 5
fiezahashim76
 
Laporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasiLaporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasiMalikul Mulki
 
Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"
Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"
Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"
Arum Setyorini
 
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
aditya rakhmawan
 
5. kosmetik perawatan badan
5. kosmetik perawatan badan 5. kosmetik perawatan badan
5. kosmetik perawatan badan
FARMASIPKMMENTENG
 
4. skin care 2
4. skin care   24. skin care   2
4. skin care 2
FARMASIPKMMENTENG
 
Zat kimia pada sabun
Zat kimia pada sabunZat kimia pada sabun
Zat kimia pada sabun
Amalina Berliana
 
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
Ernalia Rosita
 
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badan
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badanKel 9 kelas m preparat kebersihan badan
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badan
danyindriawaty
 
11329777 sabun-mandi-padat
11329777 sabun-mandi-padat11329777 sabun-mandi-padat
11329777 sabun-mandi-padat
b1a4gongchan
 
Cara Pembuatan Sabun cuci piring cair
Cara Pembuatan Sabun cuci piring cairCara Pembuatan Sabun cuci piring cair
Cara Pembuatan Sabun cuci piring cair
Rista Siti Mawarni
 
Modul i
Modul iModul i
Modul i
anthy94
 
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
Adifa Putri Ramandani
 

What's hot (16)

Amali 5
Amali 5Amali 5
Amali 5
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Laporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasiLaporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasi
 
Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"
Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"
Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"
 
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
 
5. kosmetik perawatan badan
5. kosmetik perawatan badan 5. kosmetik perawatan badan
5. kosmetik perawatan badan
 
4. skin care 2
4. skin care   24. skin care   2
4. skin care 2
 
Zat kimia pada sabun
Zat kimia pada sabunZat kimia pada sabun
Zat kimia pada sabun
 
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
 
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badan
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badanKel 9 kelas m preparat kebersihan badan
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badan
 
Analisis lemak
Analisis lemakAnalisis lemak
Analisis lemak
 
11329777 sabun-mandi-padat
11329777 sabun-mandi-padat11329777 sabun-mandi-padat
11329777 sabun-mandi-padat
 
Cara Pembuatan Sabun cuci piring cair
Cara Pembuatan Sabun cuci piring cairCara Pembuatan Sabun cuci piring cair
Cara Pembuatan Sabun cuci piring cair
 
Modul i
Modul iModul i
Modul i
 
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
 
Makalah kimia
Makalah kimiaMakalah kimia
Makalah kimia
 

Similar to Pembuatan sabun

Proses_Pembuatan_Sabun.pptx
Proses_Pembuatan_Sabun.pptxProses_Pembuatan_Sabun.pptx
Proses_Pembuatan_Sabun.pptx
ssuser6905d2
 
SABUN.pptx
SABUN.pptxSABUN.pptx
SABUN.pptx
Arise4
 
Amali 5
Amali 5Amali 5
Amali 5
fiezahashim76
 
Mini workshop pembuatan sabun natural
Mini workshop pembuatan sabun naturalMini workshop pembuatan sabun natural
Mini workshop pembuatan sabun natural
ikadiannita
 
SABUN PADAT ppt.pptx
SABUN PADAT ppt.pptxSABUN PADAT ppt.pptx
SABUN PADAT ppt.pptx
MaryMaryam7
 
Sabun
SabunSabun
Kerajinan sabun
Kerajinan sabunKerajinan sabun
Kerajinan sabun
Ridwan Muhammad
 
Prarancangan pabrik
Prarancangan pabrikPrarancangan pabrik
Prarancangan pabrik
Terminal Purba
 
koloid
koloidkoloid
Ddka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sittaDdka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sitta
Pujiati Puu
 
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptxPEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
luthfiana8
 
PPT KELOMPOK 3A PKRT.pptx
PPT KELOMPOK 3A PKRT.pptxPPT KELOMPOK 3A PKRT.pptx
PPT KELOMPOK 3A PKRT.pptx
RizkyJasahuldia
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
agta liem agta
 
pert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdfpert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdf
Putri Humaerah
 
Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1erwantihutri
 
Presentasi Pembuatan Sabun PadYJBNat.pptx
Presentasi Pembuatan Sabun PadYJBNat.pptxPresentasi Pembuatan Sabun PadYJBNat.pptx
Presentasi Pembuatan Sabun PadYJBNat.pptx
JansenMarcelino
 
Laporan lipid
Laporan lipidLaporan lipid
Laporan lipid
Elisa Elisa
 
Lapres drp cuci piring
Lapres drp cuci piringLapres drp cuci piring
Lapres drp cuci piring
alifah pd
 
Lipid kimia organik ii
Lipid kimia organik iiLipid kimia organik ii
Lipid kimia organik ii
ApriiLiaa Cuniianx
 

Similar to Pembuatan sabun (20)

Proses_Pembuatan_Sabun.pptx
Proses_Pembuatan_Sabun.pptxProses_Pembuatan_Sabun.pptx
Proses_Pembuatan_Sabun.pptx
 
SABUN.pptx
SABUN.pptxSABUN.pptx
SABUN.pptx
 
Amali 5
Amali 5Amali 5
Amali 5
 
Mini workshop pembuatan sabun natural
Mini workshop pembuatan sabun naturalMini workshop pembuatan sabun natural
Mini workshop pembuatan sabun natural
 
SABUN PADAT ppt.pptx
SABUN PADAT ppt.pptxSABUN PADAT ppt.pptx
SABUN PADAT ppt.pptx
 
Sabun
SabunSabun
Sabun
 
Kerajinan sabun
Kerajinan sabunKerajinan sabun
Kerajinan sabun
 
Prarancangan pabrik
Prarancangan pabrikPrarancangan pabrik
Prarancangan pabrik
 
koloid
koloidkoloid
koloid
 
Ddka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sittaDdka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sitta
 
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptxPEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
 
PPT KELOMPOK 3A PKRT.pptx
PPT KELOMPOK 3A PKRT.pptxPPT KELOMPOK 3A PKRT.pptx
PPT KELOMPOK 3A PKRT.pptx
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 
pert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdfpert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdf
 
Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1
 
Presentasi Pembuatan Sabun PadYJBNat.pptx
Presentasi Pembuatan Sabun PadYJBNat.pptxPresentasi Pembuatan Sabun PadYJBNat.pptx
Presentasi Pembuatan Sabun PadYJBNat.pptx
 
Laporan lipid
Laporan lipidLaporan lipid
Laporan lipid
 
Lipida
Lipida Lipida
Lipida
 
Lapres drp cuci piring
Lapres drp cuci piringLapres drp cuci piring
Lapres drp cuci piring
 
Lipid kimia organik ii
Lipid kimia organik iiLipid kimia organik ii
Lipid kimia organik ii
 

Recently uploaded

Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
ProfesorCilikGhadi
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
emiliawati098
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
nadyahermawan
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
athayaahzamaulana1
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
emiliawati098
 

Recently uploaded (8)

Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
 

Pembuatan sabun

  • 1. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar, bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan atau pakaian. Sabun adalah benda wajib yang kita pakai setiap hari. Tanpa sabun, mandi terasa tidak bersih karena sabun berfungsi untuk mengangkat kotoran yang menempel di tubuh kita. Prosedur dari pembuatan sabun ini adalah ambil 50 ml minyak kelapa dan masukkan kedalam cawan penguapan. Tambahkan 50ml etanol kedalam cawan yang telah berisi minyak kalapa. Tambahkan 30ml larutan NaOH 10M, sambil diaduk. Tutup cairan penguapan dengan kaca arloji. Panaskan campuran dalam cawan penguapan. Teruskan penguapan sampai tidak berbau alcohol. Dinginkan dan amati apa yang terjadi. Kemudian tambahkan 200ml larutan NaCl pekat kedalam cawan porselen, amati apa yang terjadi. Aduk campuran dengan baik, kemudian saring zat padat yang dihasilkan. Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan dapat mengetahui reaksi dari suatu penyabunan pada proses pembuatan sabun di laboratorium, dan mengetahui bahan-bahan apa saja yang akan digunakan dalam pembuatan sabun tersebut, serta mengetahui sifat-sifat dari bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun. Dengan mengetahui sifat-sifat yang di gunakan tersebut kita sebagai praktikan akan lebih berhati-hati saat melakukan praktikum tersebut. LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR Praktikum : KIMIA ORGANIK Percobaan : PEMBUATAN SABUN Tanggal : 8 DESEMBER 2015 Pembimbing : Ir. LUCKY INDRATI UTAMI,MT Nama : HASAN DJADID ASSEGAF NPM/Semester : 1431010056/III Romb./Grup : I / D NPM/Teman Praktek : 1431010067 AISYAH SEPTIANA P DRAFT
  • 2. I.2 Tujuan Praktikum 1. Untuk menunjukkan reaksi penyabunan pada proses pembuatan sabun di laboratorium 2. Untuk menunjukkan beberapa sifat sabun berdasarkan percobaan yang dilakukan 3. Untuk mengetahui bahan-bahan apa saja yang digunakan pada proses pembuatan sabun di laboratorium I.3 Manfaat Praktikum 1. Praktikan dapat mengetahui reaksi penyabunan pada proses pembuatan sabun di laboratorium 2. Praktikan dapat mengetahui bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan sabun 3. Praktikan dapat mengetahui sifat-sifat bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Secara Umum Sabun merupakan suatu kebutuhan pokok manusia yang selalu digunakan sehari-hari. Fungsi utama dari sabun adalah membersihkan. Dilingkungan sekitar, banyak macam wujud sabun yang dapat ditemui, baik yang dalam bentuk cair, lunak, krim, maupun yang padat. Kegunaannya pun beragam, ada yang sebagai sabun mandi, sabun cuci sabun tangan, sabun cuci peralatan rumah tangga dan lain sebagainya. Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari minyak. Gugus induk lemak disebut fatty acids yang terdiri dari rantai hidrokarbon panjang (C12 sampai C18) yang berikatan membentuk gugus karboksil. Asam lemak rantai pendek jarang digunakan karena menghasilkan sedikit busa. Reaksi saponifikasi tidak lain adalah hidrolisis basa suatu ester dengan alkali (NaOH/KOH). Range atom C diatas mempengaruhi sifat-sifat sabun seperti kelarutan, proses emulsi dan pembasahan. Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah air, gliserin, garam dan kemurnian lainnya. Semua minyak atau lemak pada dasarnya dapat digunakan untuk membuat sabun. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari alkohol dan asam karboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat, sedangkan minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat. (Lukman , 2012) II.1.1 Sabun Merupakan garam Na dari asam lemak. Pembuatannya dari penyabunan lemak dengan NaOH, yang dipanaskan dengan uap air. Lapisan atas mengandung gliserin yang dapat diambil dan dimurnikan. Pada cara yang lain lemak dihidrolisa lebih dahulu sehingga pecah menjadi gliserin dan asam lemak, kemudian asam lemak direaksikan dengan Na2CO3 (lebih murni dari pada NaOH). Asam lemak yang biasa dipakai: asam stearat dan palmitat. Sabun ini ditambah zat-zat lain untuk keperluan yang khusus: sabun cuci ditambah : Na meta silikat, tetra Na piro fosfat. Sabun mandi ditambah : zat warna, parfum. Medicated soap (bersifat anti septis) ditambah kresol. (Respati,2000)
  • 4. Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak. Sabun mengandung terutma garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Kemungkinan sabun ditemukan oleh orang mesir kuno beberapa ribu tahun yang lalu. Pembuatan sabun oleh suku bangsa suku bangsa jerman dilaporkan oleh Julius Caesar. Teknik pembuatan sabun dilupakan orang dalam Zaman Kegelapan (dark ages), namun ditemukan kembali selama Renaissance. Penggunaan sabun mulai meluas pada abad -18. Dewasa ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang digunakan pada zaman yang lampau. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan lindi (natrium hidroksida) dan karenanya terhidrolisis menjadi gliserol dan garam natrium dari asam lemak. Dulu digunakan abu kayu ( yang mengandung basa seperti kalium karbonat) sebagai ganti lindi Penyabunan : CH2O2C(CH2)16CH3 CH2OH CHO2C(CH2)16CH3 + 3NaOH kalor CHOH+3CH3(CH2)16CO2 -Na+ CH2O2C(CH2)16CH3 CH2OH Sekali penyabunan itu telaah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan. Gliserol digunakan sebagai pelembab dalan tembakau, industry farmasi dan kosmetik. (sifat melembabkan timbul dari gugus-gugus hidroksil yang dapat berikatan hydrogen dengan air dan mencegah penguapan air itu). Sabunnya dimurnikan dengan mendidihkanya dalam air bersih untuk membuang lindi yang berlebih, NaCl dan gliserol. Zat tambahan (additive) seperti batu apung, zat warna dan parfum kemudian ditambahkan. Sabun padat itu lalu dilelehkan dan dituang ke dalam suatu cakatan. Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar,sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar- benar larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk
  • 5. misel (micelles), yakni segerombol (50-150) molekul sabun yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-ujung ionnya menghadap ke air. Kegunaan sabun ialah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat sabun. Pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun, yang tertarik pada air, ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain. Karena tolak-menolak antara tetes-tetes sabun minyak, maka minyak itu tidak dapat saling bergabung tetapi tetap tersuspensi. (Fessenden,1997) II.1.2 Pembuatan Sabun Sabun merupakan hasil produk dari trigliserida dan NaOH yang mempunyai produk samping berupa gliserol. trigliserida merupakan ester dari gliserol dan tiga asam lemak. Cara mendapatkan trigliserida adalah minyak dari tumbuhan atau hewan yang merupakan penyusun utamanya.cara pembuatan sabun adalah mencampurkan trigliserida dengan NaOH.reaksinya dinamakan reaksi penyabunan (saponifikasi) Beberapa cara pembuatan sabun: 1. Proses dingin Pembuatan sabun dilakukan pada suhu biasa.pada proses ini reaksi penyabunan berjalan lambat.dan gliserol tidak dapat dipisahkan 2. Proses panas minyak terlebih dahulu dipanaskan hingga suhu 90 derajat celsius baru ditambahkan NaOH.pada proses ini reaksi berjalan cepat.tetapi pada proses ini gliserol tidak dapat dipisahkan 3. Proses pendidihan pada proses ini NaOH dan minyak dipanaskan bersama-sama. kemudian ditambahkan larutan garam misal NaCI untuk memisahkan gliserol Bahan-bahan lain yang digunakan dalam pembuatan sabun: 1. Parfum 2. Zat pewarna 3. Zat aktif misal gel lidah buaya Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak. Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan
  • 6. pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna. Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut: Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut : C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion. Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun. (Livenia, 2013) I.1.3 Bahan Baku Minyak/lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud cair pada temperatur ruang (± 28°C), sedangkan lemak akan berwujud padat. Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa trigliserida. Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 18. Asam lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan
  • 7. rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun menjadi keras dan sulit terlarut dalam air. Kandungan asam lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat, dan linolenat yang terlalu banyak akan menyebabkan sabun mudah teroksidasi pada keadaan atmosferik sehingga sabun menjadi tengik. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi. (Livenia, 2013) II.1.4 Jenis – Jenis Minyak dan Lemak Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain- lain. Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya: 1. Palm Oil (minyak kelapa sawit). Umumnya digunakan sebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya. 2. Coconut Oil (minyak kelapa). Merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat. (Livenia, 2013)
  • 8. II.2 Sifat dan Fungsi Bahan a. Minyak kelapa 1. Nama lain : Coconut Oil 2. Rumus molekul : Campuran dari Trigliserida 3. Kelarutan : tidak larut dalam air 4. Bahaya : Tidak memberikan bahaya pada pengontakan secara lansung 5. Penanganan : Bilas dengan Air 6. Fungsi : Bahan baku (Anonim, 2015) b. Fenolftalin 1. Rumus Molekul : C20H14O4 2. Berat Molekul : 318,32 g/mol 3. Densitas : 1,299 g/cm³ 4. Bahaya : Mengiritasi kulit. Penyerapan kulit dapat menyebabkan efek toksik 5. Penanganan : Hapus untukdengan segar. Mendapatkan perhatian medis untuk setiap kesulitan bernapas. 6. Fungsi : indicator reaksi (Anonim, 2007) c. Natrium Hidroksida 1. Rumus Molekul : NaOH 2. Berat Molekul : 40,05 g/mol 3. Densitas : 1,142 g/cm³ 4. Bahaya : Mengiritasi kulit. Dan terasa sangat panas dikulit 5. Penanganan :Segera cuci dengan air yang mengalir selama 15 menit 6. Fungsi : Bahan membuat sabun (Anonim, 2002) d. Ethanol 1. Rumus Molekul : C2H6O 2. Berat Molekul : 46,06844 g/mol 3. Densitas : 789 kg/m³ 4. Bahaya : Menyebabkan gangguan mata berat. Dapat menyebabkan sensitisasi menyakitkan untuk cahaya. Dapat menyebabkan konjungtivitis kimia dan kerusakan kornea 5. Penanganan : Segera siram mata dengan banyak air selama
  • 9. minimal 15 menit, sesekali mengangkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis. Lembut mengangkat kelopak mata dan menyiram dengan air terus menerus 6. Fungsi : sebagai pelarut Kristal (Anonim, 2001) e. Natrium Klorida 1. Rumus Molekul : NaCl 2. Berat Molekul : 58.443 g/mol 3. Densitas : 2.17 g/cm³ 4. Bahaya : sangat irritant terhadap logam, dapat menyebabkan permasalahan pernapasan serius jika terhirup banyak 5. Penanganan :Segera cuci dengan air yang mengalir 6. Fungsi : Bahan membuat sabun (Anonim, 2004) f. Kerosin 1. Rumus Molekul : Mengandung C9-C14 2. Nama lain : Minyak Tanah 3. Densitas : 0,825 g/cm³ 4. Bahaya : Tidak memberikan bahaya pada pengontakan secara lansung 5. Penanganan :Segera cuci dengan air yang mengalir 6. Fungsi : Bahan membuat sabun (Anonim, 2015) g. Kalsium sulfat 1. Rumus Molekul : CaSO4 2. Berat Molekul : 172.17 g/mol 3. Densitas : 2.32 g/cm3 4. Bahaya : penghirupan yang berlebihan dapan merusak paru paru 5. Penanganan : pada kasus kontak dengan mata segera cuci mata dengan air yang mengalir 6. Fungsi : Bahan membuat sabun (Anonim, 2004)
  • 10. BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM III.1 Bahan yang Digunakan 1. Minyak kelapa 2. Etanol 3. NaOH 10M 4. NaCl jenuh 5. Kerosin 6. CaSO4 7. Fenolftalin III.2 Alat yang Digunakan 1. Cawan penguapan 2. Gelas ukur 10ml 3. Gelas ukur 50ml 4. Pengaduk (spatula) 5. Penangas 6. Tabung reaksi 3buah 7. Penjepit 8. Kertas saring 9. Corong 10. Neraca analitik 11. Pipet tetes 12. Oven 13. Gelas arloji
  • 11. III.3 Gambar alat Cawan Penguapan Gelas Ukur 10ml Spatula Water Bath Tabung Reaksi Penjepit Corong Neraca Analitik Pipet Tetes Oven Gelas Arloji
  • 12. III.4 Prosedur percobaan 1. Ambil 50ml minyak kelapa dan masukkan kedalam cawan penguapan. 2. Tambahkan 50ml etanol kedalam cawan yang telah berisi minyak kalapa. 3. Tambahkan 30ml larutan NaOH 10M, sambil diaduk. 4. Tutup cairan penguapan dengan kaca arloji. 5. Panaskan campuran dalam cawan penguapan. 6. Teruskan penguapan sampai tidak berbau alcohol. 7. dinginkan dan amati apa yang terjadi. 8. Kemudian tambahkan 200ml larutan NaCl pekat kedalam cawan porselen, amati apa yang terjadi. 9. Aduk campuran dengan baik, kemudian saring zat padat yang dihasilkan.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Fessenden.1997.”KIMIA ORGANIK EDISI KETIGA”.Jakarta:Erlangga Livenia.2013. “Pembuatan sabun”.(http://mychemicaldream .blogspot.co.id/ 2013/06/pembuatan-sabun.html). Dikutip pada 2 Desember pukul 22.40 WIB Lukman.2012. “Safonikfikasi”.(http://lukmanarifin.blogspot.com/2012/02/ Safonifikasi.html ) Dikutip pada 2 Desember pukul 22.40 WIB Respati.2000.”PENGANTAR KIMIA ORGANIK”.Jakarta:Erlangga