SlideShare a Scribd company logo
SPONDILITIS TUBERKULOSIS
POTT's DISEASE
NUR AFIQAH BINTI JASMI
10-2013-031
• Pott's disease is named
after Percival Pott (1714-
1788) who was a surgeon
in London.
• In 1782, Sir Percival Pott
described spinal TB and
surgical treatment of
paravertebral abscess.
Hence, spinal TB was
called 'Pott's Disease'.
Percival Pott. British surgeon,
born January 6, 1714,
Threadneedle Street, London;
died December 22, 1788.
ANATOMI
VERTEBRAE
ANATOMI
Tulang belakang terdiri
atas :
• 7 tulang vertebra
cervicalis
• 12 tulang vertebra
thoracalis
• 5 tulang vertebra lumbalis
• 5 tulang vertebra sacrum
• 4 tulang vertebra
coccygeus
VERTEBRA CERVICALIS
• Terbentuk dari 7
ruang tulang vertebra
• Vertebra cervicalis 1
& 2 dimodifikasikan
untuk menyangga
dan menggerakan
kepala
VERTEBRA THORACALIS
• Terdiri dari 12 ruas
tulang vertebra
• Merupakan regio
columna vertebralis
yang paling stabil
VERTEBRA LUMBALIS
• Terdiri dari 5 ruas
tulang vertebra
• Merupakan bagian
columna vertebralis
yang terpanjang dan
terkuat
VERTEBRA SACRALIS
• Berbentuk triangular
• Kelima ruas tulang
bergabung dan tidak
memiliki celah atau
diskus intervertebra
satu sama lainnya
FUNGSI VERTEBRA
• ☻Segmen anterior
( corpus vertebrae)
• Sebagai penahan dan
peredam gerakan
• Terdiri dari corpus
vertebra yang
dihubungkan satu
sama lain oleh discus
intervertebralis
• ☻ Segmen posterior
(arcus vertebrae)
• Berfungsi sebagai
pelindung organ dan
penentu arah
• Arcus vertebrae dibentuk
oleh dua “kaki” atau
pediculus dan dua
lamina, serta didukung
oleh procesus yakni
procesus articularis,
procesus transversus,
dan procesus spinosus.
Spondilitis tuberkulosa adalah
peradangan granulomatosa di
tulang vertebrae yg bersifat kronis
destruktif oleh Mycobacterium
tuberculosis.
Spondylitis korpus vertebra dibagi menjadi
tiga bentuk :
Bentuk sentral
• Dekstruksi awal terletak di sentral
korpus vertebra
Bentuk paradikus
• Terletak di bagian korpus vertebra
yang bersebelahan dengan diskus
intervertebral
Bentuk anterior
• Dengan lokus awal di korpus
vertebra bagian anterior, merupakan
penjalaran per kontinuitatum dari
vertebra di atasnya.
STADIUM
SPONDILITIS TUBERKULOSA
1. Stadium Implantasi
• Daya tahan tubuh ↓ → Duplikasi kuman
6- 8 minggu
• Biasanya terjadi pada daerah paradiskus
• Pada anak terjadi pada daerah sentral
vertebra
2. Stadium Destruksi Awal
►Berlangsung 3 – 6 minggu
► Terjadi destruksi pada corpus
vertebra dan penyempitan pada
diskus
3. Stadium Destruksi Lanjut
► Destruksi masif - Kolaps vertebra
► Masa kaseosa dan cold abses
yang terjadi 2-3 bulan setelah stadium
destruksi awal
►sekuestrum + kerusakan diskus
vertebralis
►Wedging anterior → kifosis / gibbus
4. Stadium Gangguan Neurologis
Tekanan abses kekanalis spinalis.
Vertebra torakalis mempunyai kanalis
spinalis yang kecil
Kerusakan medulla spinalis akibat penyakit
Pott terjadi melalui kombinasi 4 faktor
yaitu :
• Penekanan oleh cold absces
• Iskemia akibat penekanan pada arteri
spinalis
• Endarteritis tuberkulosa setinggi blokade
spinalnya
• Penyempitan kanalis spinalis akibat
angulasi korpus vertebra yang rusak
• Derajat I:Kelemahan pada anggota gerak bawah terjadi
setelah melakukan aktivitas atau setelah berjalan jauh.
Pada tahap ini belum terjadi gangguan saraf sensoris.
• Derajat II:Terdapat kelemahan pada anggota gerak
bawah tapi penderita masih dapat melakukan
pekerjaannya.
• Derajat III: Terdapat kelemahan pada anggota gerak
bawah yang membatasi gerak atau aktivitas penderita
serta terdapat hipestesia sampai anastesia
• Derajat IV :Terjadi gangguan saraf sensoris dan motoris
disertai gangguan defekasi dan miksi.
ASIA IMPAIRMENT SCALE
5. Stadium Deformitas Residual
Stadium ini terjadi lebih kurang 3-5 tahun setelah
terjadi stadium implantasi.
Kifosis atau gibbus bersifat permanen karena
kerusakan vertebra yang masif disebelah depan.
EPIDEMIOLOGI
• 1 hingga 5 % penderita TB mengalami TB osteoartikular.
• Separuh dari TB osteoartikular adalah spondilitis TB.
• Pada negara yang sedang berkembang, sekitar 60%
kasus terjadi pada usia dibawah usia 20 tahun
• Pada negara maju, lebih sering mengenai pada usia
yang lebih tua dekade kelima -keenam
ETIOLOGI
Mycobacterium
tuberculosis
• bakteri tahan asam
• tempat yg lembab,
gelap, dan pada suhu
kamar, kuman dapat
bertahan hidup selama
beberapa jam.
• Dalam tubuh, dapat
dorman selama
beberapa tahun.
PATOFISIOLOGI
exposure to m. tuberculosis
Pulmonary tuberculosis
Accumulation of the bacteria in the vertebrae
Proliferation of the bacteria in the vertebrae (gravitation-> anterior)
Infection
Pott's Disease
Hematogenous Spread plexus venosus batson
Pott's Disease
Progressive Bone Destruction Back Pain
CaseationInfected Anterior
Intervebral Disc
Collapse
Kyphosis
Gibbus
deformity
Spinal canal
narrowed by
abscesses,
granulation,
tissue or direct
dural invasion
Spinal cord compression
neurological effects &
lower motor deficits
Numbness & weakness
of both lower
extremities
Pott's
paraplegia
GEJALA KLINIK
Penyakit ini berkembang lambat, tanda dan gejalanya
dapat berupa :
• Nyeri lokal tidak spesifik pada daerah vertebra yang
terinfeksi.
• Bengkak pada daerah paravertebral
• Tanda dan gejala sistemik dari TB
• Cold abscess
• Gibus
• Tanda defisit neurologis: gangguan motoris, sensoris
maupun autonom sesuai dengan beratnya destruksi
tulang belakang, kifosis dan abses yang terbentuk.
Defisit neurologis terjadi pada 12 – 50 persen
penderita.Defisit yang mungkin antara lain:
paraplegia, paresis, hipestesia, nyeri radikular dan/
atau sindrom kauda equina
Kifosis: patogenesis TB sudah berjalan selama kurang
lebih tiga sampai empat bulan.
.
Spondilitis TB servikal: gejala awal - kaku
leher atau nyeri leher tidak spesifik
• n. laringeus: disfagia dan stridor, tortikollis,
suara serak
• n. frenikus: Pernapasan terganggu dan
timbul sesak napas (disebut juga Millar
asthma). Umumnya gejala awal spondilitis
servikal adalah kaku leher atau nyeri leher
yang tidak spesifik
Insiden paraplegia pada spondilitis TB (Pott’s paraplegia), sebagai
komplikasi yang paling berbahaya, hanya terjadi pada 4 – 38
persen penderita.
Pott’s paraplegia dibagi menjadi dua jenis:
• Paraplegia onset cepat -> akut -dua tahun pertama (kompresi
medula spinalis oleh abses atau proses infeksi)
• Paraplegia onset lambat -> saat penyakit sedang tenang, tanpa
adanya tanda-tanda reaktifasi spondilitis (tekanan jaringan
fibrosa/parut atau tonjolan-tonjolan tulang akibat destruksi tulang
sebelumnya)
Klasifikasi Gulhane Askeri Tip Akademisi
(GATA) untuk spondilitis TB.
Klasifikasi klinikoradiologis
PENEGAKKAN
DIAGNOSA
ANAMNESA
• Keluhan paling awal: Nyeri punggung
• Riwayat TB paru
• Adanya gejala sistemik seperti demam,
nafsu makan turun, keringat malam
• Riwayat batuk lama >3 minggu
• Adanya paraparesis/kekakuan otot
sampai nyeri yang tergantung pada lokasi
infeksi
• Adanya perubahan pola jalan
• Kebas, baal, gangguan defekasi & miksi
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
• tuberkulosa kelihatan lemah, pucat, dan pada tulang
belakang terlihat bentuk kiposis.
• Alignment tulang
Palpasi
• Gibbus pada area tulangyang mengalami infeksi.
• Abses paravertebra
• Abses terbentuk di anterior rongga dada atau abdomen
Perkusi
• Nyeri ketok pada tempat infeksi
Auskultasi
• Pada Infi ltrat paru akan terdengar sebagai ronkhi
dengan predileksi di apeks paru.
• paravertebral,
extradural or other soft
tissue cold abscess.
Pemeriksaan Fisik Neurologis
Gangguan fungsi motorik, sensorik, dan autonom.
Kelumpuhan berupa kelumpuhan upper motor neuron (UMN) :
paralisis flaksid -> spastisitas dan refleks patologis yang positif.
Kelumpuhan lower motor neuron (LMN) mononeuropati jika radiks
spinalis anterior ikut terkompresi.
Kelumpuhan sudah lama -> atrofi otot.
Sensibilitas
• Protopatis (raba, nyeri, suhu)
• Proprioseptif (gerak, arah, rasa getar, diskriminasi 2 titik).
Evaluasi sekresi keringat rutin dikerjakan untuk menilai fungsi saraf
autonom.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Peningkatan LED dan mungkin disertai leukositosis
• Uji Mantoux positif
• Kultur/Pewarnaan: ditemukan Micobacterium TB
• Pungsi lumbal: Akan didapati tekanan cairan
serebrospinalis rendah, test Queckenstedt menunjukkan
adanya blokade sehingga menimbulkan sindrom Froin
yaitu kadar protein likuor serebrospinalis amat tinggi
sehingga likuor dapat secara spontan membeku.
PENCITRAAN
Rontgen
• Foto toraks -> tuberkulosis paru
• Foto polos vertebra-> osteoporosis, osteolitik dan
destruksi korpus vertebra, disertai penyempitan discus
intervertebralis yang berada di antara korpus tersebut,
massa abses paravertebral.
• Pada foto AP -> abses paravertebral di daerah servikal
berbentuk sarang burung (bird’s net), di daerah torakal
berbentuk bulbus dan pada daerah lumbal abses terlihat
berbentuk fusiform.
• Pada stadium lanjut terjadi destruksi vertebra yang hebat
sehingga timbul kifosis.
PENCITRAAN
Pemeriksaan CT scan :
• CT scan dapat memberi gambaran tulang
secara lebih detail dari lesi irreguler,
skelerosis, kolaps diskus dan gangguan
sirkumferensi tulang.
Pemeriksaan MRI :
• Mengevaluasi infeksi diskus intervertebra
dan osteomielitis tulang belakang.
• Menunjukkan adanya penekanan saraf.
GIBBUS DAN ANGULASI
DESTRUKSI T12-L1
A 68-year-old man with
tuberculous infection. A, T1-
weighted image shows T12-L2
hypointensity, mild anterior
longitudinal ligament spread,
and epidural extension. B, T2-
weighted image shows T12-L2
inhomogeneous
hyperintensity, relative disc
preservation (arrow), and
Grade 4 L1 destruction
(asterisk). C, Focal
inhomogeneous L1 and
intraosseous rim enhancement
(arrow), which is read on
sagittal view.
complete destruction of a number of vertebrae has resulted in severe kyphosis
("hunchback") as well as scoliosis and loss of height.
PENATALAKSANAAN
TERAPI KONSERVATIF
Terapi konservatif
a. Medikamentosa :
b. Imobilisasi - 2-3 bulan
c. Pencegahan komplikasi imobilisasi lama
• turning tiap 2 jam untuk menghindari ulkus dekubitus
• latihan luas gerak sendi untuk mencegah kontraktur
• latihan pernapasan untuk memperkuat otot-otot pernapasan dan
mencegah terjadinya orthostatik pneumonia
• latihan penguatan otot
• bladder training dan bowel training bila ada gangguan mobilisasi
bertahap sesuai dengan perkembangan penyakit
d. Program aktivitas hidup sehari-hari sesuai perkembangan
penyakit
TERAPI OPERASI
Indikasi operasi :
1) defisit neurologis akut, paraparesis, atau paraplegia.
2) deformitas tulang belakang yang tidak stabil atau disertai nyeri,
dalam hal ini kifosis progresif (30º untuk dewasa, 15º untuk anak
anak).
3) tidak responsif kemoterapi selama 4 minggu.
4) abses luas.
5) biopsi perkutan gagal untuk memberikan diagnosis.
6) nyeri berat karena kompresi abses.
Kontra-indikasi operasi :
Kegagalan pernapasan dengan kelainan jantung yang membahayakan
operasi
Tindakan bedah yang dapat dilakukan
1. drainase abses
2. debridemen radikal
3. penyisipan tandur tulang
4. artrodesis/fusi
5. osteotomi.
Pilihan tandur tulang
Tandur tulang yang dapat digunakan
pada penatalaksanaan bedah spondilitis
TB adalah tandur krista iliaka, tandur iga,
tandur tibia,tandur fi bula, hingga tandur
humerus
• a) Atlanto-axial
dislocation-Extensor
view (MRI Scan),
• b and c) Posterior
fusion done by
titanium wiring
(Skiagram),
• d) Posterior fusion
done by multiple
titanium wiring
(Intraoperative)
• a) Oral cavity
exposed after
application of boyle's
retractor,
• b) Midline pharyngeal
incision,
• c) Exposed odontoid
after the removal of
C1 arch,
• d) Drilling of odontoid
along with lateral
pillar ensuring a good
size gutter
• a lumbar laminectomy back surgery procedure.
Anterior Cervical Discectomy and Fusion
KOMPLIKASI
1. Cedera corda spinalis (spinal cord injury).
2. Empyema tuberkulosa karena rupturnya abses paravertebral di
torakal ke dalam pleura.
DIAGNOSA BANDING
1. Osteititis pyogenik
2. Kifosis senilis
3. Skoliosis idiopatik
4. Infeksi enterik (contoh typhoid, parathypoid).
5. Tumor/penyakit keganasan .
6. Scheuermann’s disease
PROGNOSA
Prognosis pasien spondilitis TB dipengaruhi
• 1) usia
• 2) deformitas kifotik
• 3) letak lesi
• 4) defisit neurologis,
• 5) diagnosis dini,
• 6) kemoterapi
• 7) fusi spinal
• 8) komorbid,
• 9) tingkat edukasi dan sosioekonomi.

More Related Content

What's hot

Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifdesierianto
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikuspeternugraha
 
lapjag_cantik[1].pptx
lapjag_cantik[1].pptxlapjag_cantik[1].pptx
lapjag_cantik[1].pptxdoniarmanda1
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bWoro Nugroho
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatNovi Vie Opie
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)Seascape Surveys
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu HatiAspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hatiandikabudiarto
 
Radiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeRadiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeSyscha Lumempouw
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERRindang Abas
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahYohanita Tengku
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindromFionna Pohan
 

What's hot (20)

Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 
Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktif
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
lapjag_cantik[1].pptx
lapjag_cantik[1].pptxlapjag_cantik[1].pptx
lapjag_cantik[1].pptx
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Blefaritis
BlefaritisBlefaritis
Blefaritis
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu HatiAspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
 
Radiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeRadiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebrae
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindrom
 
Keratitis
KeratitisKeratitis
Keratitis
 

Similar to Spondilitis Tuberkulosis

Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tbAep Aldares
 
Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tbAep Aldares
 
Spondilitis tb
Spondilitis tbSpondilitis tb
Spondilitis tbbenyrw
 
PPT_Spondilitis_TB.ppt
PPT_Spondilitis_TB.pptPPT_Spondilitis_TB.ppt
PPT_Spondilitis_TB.pptssuser963a65
 
limping child.pptx
limping child.pptxlimping child.pptx
limping child.pptxblumedia1
 
Radiologi - kelainan kongenital tulang
Radiologi -  kelainan kongenital tulangRadiologi -  kelainan kongenital tulang
Radiologi - kelainan kongenital tulangSyscha Lumempouw
 
ppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptxppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptxsandylabulu1
 
Askep spondilitis tb
Askep spondilitis tbAskep spondilitis tb
Askep spondilitis tbgustiansa
 
6. trauma musculoscletal
6. trauma musculoscletal6. trauma musculoscletal
6. trauma musculoscletalagus raharjo
 
Caput dan Cepal (1) (1).pptx
Caput dan Cepal (1) (1).pptxCaput dan Cepal (1) (1).pptx
Caput dan Cepal (1) (1).pptxdianrizki21
 
Ileus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptx
Ileus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptxIleus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptx
Ileus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptxAyuDarmaPutri
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Rematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarinRematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarinfernleaf4
 

Similar to Spondilitis Tuberkulosis (20)

Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tb
 
Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tb
 
Tuberkulosis tulang
Tuberkulosis tulangTuberkulosis tulang
Tuberkulosis tulang
 
Spondilitis tb
Spondilitis tbSpondilitis tb
Spondilitis tb
 
PPT_Spondilitis_TB.ppt
PPT_Spondilitis_TB.pptPPT_Spondilitis_TB.ppt
PPT_Spondilitis_TB.ppt
 
limping child.pptx
limping child.pptxlimping child.pptx
limping child.pptx
 
Penyakit vertebrae
Penyakit vertebraePenyakit vertebrae
Penyakit vertebrae
 
Radiologi - kelainan kongenital tulang
Radiologi -  kelainan kongenital tulangRadiologi -  kelainan kongenital tulang
Radiologi - kelainan kongenital tulang
 
ppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptxppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptx
 
Askep spondilitis tb
Askep spondilitis tbAskep spondilitis tb
Askep spondilitis tb
 
6. trauma musculoscletal
6. trauma musculoscletal6. trauma musculoscletal
6. trauma musculoscletal
 
Caput dan Cepal (1) (1).pptx
Caput dan Cepal (1) (1).pptxCaput dan Cepal (1) (1).pptx
Caput dan Cepal (1) (1).pptx
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
Ileus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptx
Ileus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptxIleus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptx
Ileus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptx
 
Tuberkulosis paru
Tuberkulosis paruTuberkulosis paru
Tuberkulosis paru
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Rematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarinRematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarin
 

Recently uploaded

TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxrifdahatikah1
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxNickyRhuum
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKAshriNurIstiqomah1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasihanifatunfajria
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptxYernimaDaeli1
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxMuhammadMazlan12
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.Kdanangandi
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantulviagrajogja
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptxWirataShiju
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfgraceduma3
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahtien148950
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptagussudarmanto9
 

Recently uploaded (17)

TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 

Spondilitis Tuberkulosis

  • 1. SPONDILITIS TUBERKULOSIS POTT's DISEASE NUR AFIQAH BINTI JASMI 10-2013-031
  • 2. • Pott's disease is named after Percival Pott (1714- 1788) who was a surgeon in London. • In 1782, Sir Percival Pott described spinal TB and surgical treatment of paravertebral abscess. Hence, spinal TB was called 'Pott's Disease'. Percival Pott. British surgeon, born January 6, 1714, Threadneedle Street, London; died December 22, 1788.
  • 4. ANATOMI Tulang belakang terdiri atas : • 7 tulang vertebra cervicalis • 12 tulang vertebra thoracalis • 5 tulang vertebra lumbalis • 5 tulang vertebra sacrum • 4 tulang vertebra coccygeus
  • 5. VERTEBRA CERVICALIS • Terbentuk dari 7 ruang tulang vertebra • Vertebra cervicalis 1 & 2 dimodifikasikan untuk menyangga dan menggerakan kepala
  • 6. VERTEBRA THORACALIS • Terdiri dari 12 ruas tulang vertebra • Merupakan regio columna vertebralis yang paling stabil
  • 7. VERTEBRA LUMBALIS • Terdiri dari 5 ruas tulang vertebra • Merupakan bagian columna vertebralis yang terpanjang dan terkuat
  • 8. VERTEBRA SACRALIS • Berbentuk triangular • Kelima ruas tulang bergabung dan tidak memiliki celah atau diskus intervertebra satu sama lainnya
  • 9. FUNGSI VERTEBRA • ☻Segmen anterior ( corpus vertebrae) • Sebagai penahan dan peredam gerakan • Terdiri dari corpus vertebra yang dihubungkan satu sama lain oleh discus intervertebralis
  • 10. • ☻ Segmen posterior (arcus vertebrae) • Berfungsi sebagai pelindung organ dan penentu arah • Arcus vertebrae dibentuk oleh dua “kaki” atau pediculus dan dua lamina, serta didukung oleh procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan procesus spinosus.
  • 11. Spondilitis tuberkulosa adalah peradangan granulomatosa di tulang vertebrae yg bersifat kronis destruktif oleh Mycobacterium tuberculosis.
  • 12. Spondylitis korpus vertebra dibagi menjadi tiga bentuk : Bentuk sentral • Dekstruksi awal terletak di sentral korpus vertebra Bentuk paradikus • Terletak di bagian korpus vertebra yang bersebelahan dengan diskus intervertebral Bentuk anterior • Dengan lokus awal di korpus vertebra bagian anterior, merupakan penjalaran per kontinuitatum dari vertebra di atasnya.
  • 14. 1. Stadium Implantasi • Daya tahan tubuh ↓ → Duplikasi kuman 6- 8 minggu • Biasanya terjadi pada daerah paradiskus • Pada anak terjadi pada daerah sentral vertebra
  • 15. 2. Stadium Destruksi Awal ►Berlangsung 3 – 6 minggu ► Terjadi destruksi pada corpus vertebra dan penyempitan pada diskus
  • 16. 3. Stadium Destruksi Lanjut ► Destruksi masif - Kolaps vertebra ► Masa kaseosa dan cold abses yang terjadi 2-3 bulan setelah stadium destruksi awal ►sekuestrum + kerusakan diskus vertebralis ►Wedging anterior → kifosis / gibbus
  • 17. 4. Stadium Gangguan Neurologis Tekanan abses kekanalis spinalis. Vertebra torakalis mempunyai kanalis spinalis yang kecil
  • 18. Kerusakan medulla spinalis akibat penyakit Pott terjadi melalui kombinasi 4 faktor yaitu : • Penekanan oleh cold absces • Iskemia akibat penekanan pada arteri spinalis • Endarteritis tuberkulosa setinggi blokade spinalnya • Penyempitan kanalis spinalis akibat angulasi korpus vertebra yang rusak
  • 19. • Derajat I:Kelemahan pada anggota gerak bawah terjadi setelah melakukan aktivitas atau setelah berjalan jauh. Pada tahap ini belum terjadi gangguan saraf sensoris. • Derajat II:Terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah tapi penderita masih dapat melakukan pekerjaannya. • Derajat III: Terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah yang membatasi gerak atau aktivitas penderita serta terdapat hipestesia sampai anastesia • Derajat IV :Terjadi gangguan saraf sensoris dan motoris disertai gangguan defekasi dan miksi.
  • 21. 5. Stadium Deformitas Residual Stadium ini terjadi lebih kurang 3-5 tahun setelah terjadi stadium implantasi. Kifosis atau gibbus bersifat permanen karena kerusakan vertebra yang masif disebelah depan.
  • 22.
  • 23. EPIDEMIOLOGI • 1 hingga 5 % penderita TB mengalami TB osteoartikular. • Separuh dari TB osteoartikular adalah spondilitis TB. • Pada negara yang sedang berkembang, sekitar 60% kasus terjadi pada usia dibawah usia 20 tahun • Pada negara maju, lebih sering mengenai pada usia yang lebih tua dekade kelima -keenam
  • 24. ETIOLOGI Mycobacterium tuberculosis • bakteri tahan asam • tempat yg lembab, gelap, dan pada suhu kamar, kuman dapat bertahan hidup selama beberapa jam. • Dalam tubuh, dapat dorman selama beberapa tahun.
  • 25.
  • 27. exposure to m. tuberculosis Pulmonary tuberculosis Accumulation of the bacteria in the vertebrae Proliferation of the bacteria in the vertebrae (gravitation-> anterior) Infection Pott's Disease Hematogenous Spread plexus venosus batson
  • 28. Pott's Disease Progressive Bone Destruction Back Pain CaseationInfected Anterior Intervebral Disc Collapse Kyphosis Gibbus deformity Spinal canal narrowed by abscesses, granulation, tissue or direct dural invasion Spinal cord compression neurological effects & lower motor deficits Numbness & weakness of both lower extremities Pott's paraplegia
  • 29. GEJALA KLINIK Penyakit ini berkembang lambat, tanda dan gejalanya dapat berupa : • Nyeri lokal tidak spesifik pada daerah vertebra yang terinfeksi. • Bengkak pada daerah paravertebral • Tanda dan gejala sistemik dari TB • Cold abscess • Gibus • Tanda defisit neurologis: gangguan motoris, sensoris maupun autonom sesuai dengan beratnya destruksi tulang belakang, kifosis dan abses yang terbentuk.
  • 30. Defisit neurologis terjadi pada 12 – 50 persen penderita.Defisit yang mungkin antara lain: paraplegia, paresis, hipestesia, nyeri radikular dan/ atau sindrom kauda equina Kifosis: patogenesis TB sudah berjalan selama kurang lebih tiga sampai empat bulan. .
  • 31. Spondilitis TB servikal: gejala awal - kaku leher atau nyeri leher tidak spesifik • n. laringeus: disfagia dan stridor, tortikollis, suara serak • n. frenikus: Pernapasan terganggu dan timbul sesak napas (disebut juga Millar asthma). Umumnya gejala awal spondilitis servikal adalah kaku leher atau nyeri leher yang tidak spesifik
  • 32. Insiden paraplegia pada spondilitis TB (Pott’s paraplegia), sebagai komplikasi yang paling berbahaya, hanya terjadi pada 4 – 38 persen penderita. Pott’s paraplegia dibagi menjadi dua jenis: • Paraplegia onset cepat -> akut -dua tahun pertama (kompresi medula spinalis oleh abses atau proses infeksi) • Paraplegia onset lambat -> saat penyakit sedang tenang, tanpa adanya tanda-tanda reaktifasi spondilitis (tekanan jaringan fibrosa/parut atau tonjolan-tonjolan tulang akibat destruksi tulang sebelumnya)
  • 33. Klasifikasi Gulhane Askeri Tip Akademisi (GATA) untuk spondilitis TB.
  • 36. ANAMNESA • Keluhan paling awal: Nyeri punggung • Riwayat TB paru • Adanya gejala sistemik seperti demam, nafsu makan turun, keringat malam • Riwayat batuk lama >3 minggu • Adanya paraparesis/kekakuan otot sampai nyeri yang tergantung pada lokasi infeksi • Adanya perubahan pola jalan • Kebas, baal, gangguan defekasi & miksi
  • 37. PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi • tuberkulosa kelihatan lemah, pucat, dan pada tulang belakang terlihat bentuk kiposis. • Alignment tulang Palpasi • Gibbus pada area tulangyang mengalami infeksi. • Abses paravertebra • Abses terbentuk di anterior rongga dada atau abdomen Perkusi • Nyeri ketok pada tempat infeksi Auskultasi • Pada Infi ltrat paru akan terdengar sebagai ronkhi dengan predileksi di apeks paru.
  • 38. • paravertebral, extradural or other soft tissue cold abscess.
  • 39. Pemeriksaan Fisik Neurologis Gangguan fungsi motorik, sensorik, dan autonom. Kelumpuhan berupa kelumpuhan upper motor neuron (UMN) : paralisis flaksid -> spastisitas dan refleks patologis yang positif. Kelumpuhan lower motor neuron (LMN) mononeuropati jika radiks spinalis anterior ikut terkompresi. Kelumpuhan sudah lama -> atrofi otot. Sensibilitas • Protopatis (raba, nyeri, suhu) • Proprioseptif (gerak, arah, rasa getar, diskriminasi 2 titik). Evaluasi sekresi keringat rutin dikerjakan untuk menilai fungsi saraf autonom.
  • 40. PEMERIKSAAN LABORATORIUM • Peningkatan LED dan mungkin disertai leukositosis • Uji Mantoux positif • Kultur/Pewarnaan: ditemukan Micobacterium TB • Pungsi lumbal: Akan didapati tekanan cairan serebrospinalis rendah, test Queckenstedt menunjukkan adanya blokade sehingga menimbulkan sindrom Froin yaitu kadar protein likuor serebrospinalis amat tinggi sehingga likuor dapat secara spontan membeku.
  • 41. PENCITRAAN Rontgen • Foto toraks -> tuberkulosis paru • Foto polos vertebra-> osteoporosis, osteolitik dan destruksi korpus vertebra, disertai penyempitan discus intervertebralis yang berada di antara korpus tersebut, massa abses paravertebral. • Pada foto AP -> abses paravertebral di daerah servikal berbentuk sarang burung (bird’s net), di daerah torakal berbentuk bulbus dan pada daerah lumbal abses terlihat berbentuk fusiform. • Pada stadium lanjut terjadi destruksi vertebra yang hebat sehingga timbul kifosis.
  • 42. PENCITRAAN Pemeriksaan CT scan : • CT scan dapat memberi gambaran tulang secara lebih detail dari lesi irreguler, skelerosis, kolaps diskus dan gangguan sirkumferensi tulang. Pemeriksaan MRI : • Mengevaluasi infeksi diskus intervertebra dan osteomielitis tulang belakang. • Menunjukkan adanya penekanan saraf.
  • 43.
  • 45.
  • 47.
  • 48.
  • 49. A 68-year-old man with tuberculous infection. A, T1- weighted image shows T12-L2 hypointensity, mild anterior longitudinal ligament spread, and epidural extension. B, T2- weighted image shows T12-L2 inhomogeneous hyperintensity, relative disc preservation (arrow), and Grade 4 L1 destruction (asterisk). C, Focal inhomogeneous L1 and intraosseous rim enhancement (arrow), which is read on sagittal view.
  • 50. complete destruction of a number of vertebrae has resulted in severe kyphosis ("hunchback") as well as scoliosis and loss of height.
  • 52. TERAPI KONSERVATIF Terapi konservatif a. Medikamentosa : b. Imobilisasi - 2-3 bulan c. Pencegahan komplikasi imobilisasi lama • turning tiap 2 jam untuk menghindari ulkus dekubitus • latihan luas gerak sendi untuk mencegah kontraktur • latihan pernapasan untuk memperkuat otot-otot pernapasan dan mencegah terjadinya orthostatik pneumonia • latihan penguatan otot • bladder training dan bowel training bila ada gangguan mobilisasi bertahap sesuai dengan perkembangan penyakit d. Program aktivitas hidup sehari-hari sesuai perkembangan penyakit
  • 53.
  • 54.
  • 55. TERAPI OPERASI Indikasi operasi : 1) defisit neurologis akut, paraparesis, atau paraplegia. 2) deformitas tulang belakang yang tidak stabil atau disertai nyeri, dalam hal ini kifosis progresif (30º untuk dewasa, 15º untuk anak anak). 3) tidak responsif kemoterapi selama 4 minggu. 4) abses luas. 5) biopsi perkutan gagal untuk memberikan diagnosis. 6) nyeri berat karena kompresi abses. Kontra-indikasi operasi : Kegagalan pernapasan dengan kelainan jantung yang membahayakan operasi
  • 56. Tindakan bedah yang dapat dilakukan 1. drainase abses 2. debridemen radikal 3. penyisipan tandur tulang 4. artrodesis/fusi 5. osteotomi.
  • 57. Pilihan tandur tulang Tandur tulang yang dapat digunakan pada penatalaksanaan bedah spondilitis TB adalah tandur krista iliaka, tandur iga, tandur tibia,tandur fi bula, hingga tandur humerus
  • 58. • a) Atlanto-axial dislocation-Extensor view (MRI Scan), • b and c) Posterior fusion done by titanium wiring (Skiagram), • d) Posterior fusion done by multiple titanium wiring (Intraoperative)
  • 59. • a) Oral cavity exposed after application of boyle's retractor, • b) Midline pharyngeal incision, • c) Exposed odontoid after the removal of C1 arch, • d) Drilling of odontoid along with lateral pillar ensuring a good size gutter
  • 60.
  • 61. • a lumbar laminectomy back surgery procedure.
  • 63. KOMPLIKASI 1. Cedera corda spinalis (spinal cord injury). 2. Empyema tuberkulosa karena rupturnya abses paravertebral di torakal ke dalam pleura.
  • 64. DIAGNOSA BANDING 1. Osteititis pyogenik 2. Kifosis senilis 3. Skoliosis idiopatik 4. Infeksi enterik (contoh typhoid, parathypoid). 5. Tumor/penyakit keganasan . 6. Scheuermann’s disease
  • 65. PROGNOSA Prognosis pasien spondilitis TB dipengaruhi • 1) usia • 2) deformitas kifotik • 3) letak lesi • 4) defisit neurologis, • 5) diagnosis dini, • 6) kemoterapi • 7) fusi spinal • 8) komorbid, • 9) tingkat edukasi dan sosioekonomi.