GERD adalah gangguan yang ditandai dengan regurgitasi isi lambung ke esofagus yang menyebabkan gejala seperti heartburn. Faktor risikonya termasuk obesitas, konsumsi alkohol dan kafein, serta gangguan fungsi bawah esofagus. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis dan pemeriksaan endoskopi. Pengobatan meliputi perubahan gaya hidup, penggunaan PPI, dan dalam kasus berat dilakukan operasi.
Ringkasan dokumen tentang dispepsia adalah:
Dispepsia adalah gangguan pencernaan yang umum yang ditandai dengan nyeri atau tidak nyaman di area perut atas. Dispepsia dapat bersifat organik atau fungsional, dan gejalanya dapat berdampak buruk pada kualitas hidup. Pengobatan tergantung pada jenis dispepsia, dan mencakup penekan asam, prokinetik, atau antidepresan.
Dokumen ini membahas tentang gagal ginjal kronis, penyebabnya seperti infeksi, diabetes, batu ginjal, konsumsi berlebihan minuman dan obat-obatan, gejalanya seperti sering buang air kecil, pembengkakan tubuh, lesu dan pucat, serta pengobatannya seperti cuci darah, transplantasi ginjal, dan pencegahannya dengan menghindari minuman beralkohol dan soda serta jamu yang tidak legal.
Dokumen tersebut membahas tentang demam tifoid, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang ditandai dengan gejala demam dan nyeri perut. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik seperti kloramfenikol, diet, istirahat, dan pencegahan penyebaran bakteri penyebab penyakit.
GERD adalah gangguan yang ditandai dengan regurgitasi isi lambung ke esofagus yang menyebabkan gejala seperti heartburn. Faktor risikonya termasuk obesitas, konsumsi alkohol dan kafein, serta gangguan fungsi bawah esofagus. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis dan pemeriksaan endoskopi. Pengobatan meliputi perubahan gaya hidup, penggunaan PPI, dan dalam kasus berat dilakukan operasi.
Ringkasan dokumen tentang dispepsia adalah:
Dispepsia adalah gangguan pencernaan yang umum yang ditandai dengan nyeri atau tidak nyaman di area perut atas. Dispepsia dapat bersifat organik atau fungsional, dan gejalanya dapat berdampak buruk pada kualitas hidup. Pengobatan tergantung pada jenis dispepsia, dan mencakup penekan asam, prokinetik, atau antidepresan.
Dokumen ini membahas tentang gagal ginjal kronis, penyebabnya seperti infeksi, diabetes, batu ginjal, konsumsi berlebihan minuman dan obat-obatan, gejalanya seperti sering buang air kecil, pembengkakan tubuh, lesu dan pucat, serta pengobatannya seperti cuci darah, transplantasi ginjal, dan pencegahannya dengan menghindari minuman beralkohol dan soda serta jamu yang tidak legal.
Dokumen tersebut membahas tentang demam tifoid, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang ditandai dengan gejala demam dan nyeri perut. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik seperti kloramfenikol, diet, istirahat, dan pencegahan penyebaran bakteri penyebab penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang demam berdarah atau dengue. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan berbahaya karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu cepat jika tidak ditangani dengan baik. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, tanda bahaya, diagnosis, dan tindakan pencegahan demam berdarah.
"[Ringkasan] Dokumen tersebut membahas tentang muntah pada anak, meliputi pengertian, patofisiologi, etiologi, diagnosis, pendekatan diagnosis, komplikasi, dan penatalaksanaan muntah pada anak, termasuk obat-obatan anti muntah seperti ondansetron, metoklopramide, dan domperidone beserta mekanisme kerja dan efek sampingnya."
Penyakit batu empedu merupakan masalah kesehatan penting yang sering tidak menimbulkan keluhan. Batu empedu dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan komposisi kimianya. Gejala batu empedu bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga nyeri dan komplikasi seperti kolangitis dan pankreatitis. Diagnosis didasarkan pada riwayat pasien dan pemeriksaan penunjang seperti USG dan MRCP. Pen
Dokumen tersebut membahas tips sehat bagi penderita gangguan lambung saat berpuasa pada bulan Ramadhan. Beberapa poin pentingnya adalah bahwa berpuasa dapat memperbaiki gangguan lambung karena gaya hidup yang lebih terkontrol, penderita dispepsia fungsional akan membaik selama Ramadhan, dan pentingnya memilih menu makanan yang tepat serta menghindari makanan dan aktivitas yang dapat memperparah gejala.
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, B, C, D atau E. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga demam, nyeri perut, dan kuningnya kulit. Hepatitis dapat ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, berbagi jarum suntik, atau kontak darah. Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan darah dan biopsi hati.
Dokumen ini membahas tentang diabetes melitus dan hipertensi. Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi akibat kelainan produksi atau respons insulin, sedangkan hipertensi adalah peningkatan tekanan darah. Dokumen ini menjelaskan gejala, faktor risiko, diagnosa, komplikasi, dan pengobatan untuk kedua penyakit tersebut, serta pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari ko
Wanita berusia 17 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati selama 3 hari disertai mual dan muntah terutama setelah makan. Ia rutin mengonsumsi obat anti nyeri untuk mengurangi sakit haid. Diagnosa banding meliputi gastritis, ulkus lambung, ulkus duodenum, dan varises esofagus.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
Pasien laki-laki berusia 47 tahun dirawat karena penurunan kesadaran dan sirosis hati dekompensasi akibat hepatitis B kronis. Pemeriksaan fisik menunjukkan ikterus, asites, dan nyeri epigastrium. Hasil laboratorium menunjukkan anemia, trombositopenia, dan peningkatan enzim hati. USG menunjukkan sirosis hati dan hipertensi portal. Diagnosis pasien adalah ensefalopati hepatik, sirosis hati dekompensasi
Batu saluran kemih dapat terbentuk akibat pemekatan urin atau adanya inti asing di saluran kemih. Gejalanya bervariasi mulai dari tanpa keluhan hingga nyeri dan darah dalam kencing. Pemeriksaan seperti USG, IVP, dan analisis urin diperlukan untuk diagnosis. Tatalaksananya meliputi observasi, tindakan noninvasif, dan operasi tergantung ukuran dan komplikasi batunya. Pencegahan melalui asupan
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) hipertensi adalah tekanan darah tinggi diatas 140/90 mmHg yang merupakan pembunuh diam-diam karena sebagian besar penyebabnya tidak diketahui, (2) faktor risikonya adalah keturunan, umur, gaya hidup buruk, dan kondisi medis tertentu, (3) gejalanya bervariasi mulai dari sakit kepala hingga komplikasi organ vital.
Dokumen tersebut membahas kasus pasien laki-laki berusia 76 tahun dengan keluhan utama nyeri ulu hati dan diabetes melitus tipe 2. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan diagnosa banding, didiagnosis dengan dispepsia tipe ulcer dan DM tipe 2 dengan polineuropati. Dilakukan treatment non-farmakologi, nutrisi medis, aktivitas fisik, dan farmakologi seperti infus dan obat oral.
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
Dokumen tersebut membahas tentang demam berdarah atau dengue. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan berbahaya karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu cepat jika tidak ditangani dengan baik. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, tanda bahaya, diagnosis, dan tindakan pencegahan demam berdarah.
"[Ringkasan] Dokumen tersebut membahas tentang muntah pada anak, meliputi pengertian, patofisiologi, etiologi, diagnosis, pendekatan diagnosis, komplikasi, dan penatalaksanaan muntah pada anak, termasuk obat-obatan anti muntah seperti ondansetron, metoklopramide, dan domperidone beserta mekanisme kerja dan efek sampingnya."
Penyakit batu empedu merupakan masalah kesehatan penting yang sering tidak menimbulkan keluhan. Batu empedu dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan komposisi kimianya. Gejala batu empedu bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga nyeri dan komplikasi seperti kolangitis dan pankreatitis. Diagnosis didasarkan pada riwayat pasien dan pemeriksaan penunjang seperti USG dan MRCP. Pen
Dokumen tersebut membahas tips sehat bagi penderita gangguan lambung saat berpuasa pada bulan Ramadhan. Beberapa poin pentingnya adalah bahwa berpuasa dapat memperbaiki gangguan lambung karena gaya hidup yang lebih terkontrol, penderita dispepsia fungsional akan membaik selama Ramadhan, dan pentingnya memilih menu makanan yang tepat serta menghindari makanan dan aktivitas yang dapat memperparah gejala.
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, B, C, D atau E. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga demam, nyeri perut, dan kuningnya kulit. Hepatitis dapat ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, berbagi jarum suntik, atau kontak darah. Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan darah dan biopsi hati.
Dokumen ini membahas tentang diabetes melitus dan hipertensi. Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi akibat kelainan produksi atau respons insulin, sedangkan hipertensi adalah peningkatan tekanan darah. Dokumen ini menjelaskan gejala, faktor risiko, diagnosa, komplikasi, dan pengobatan untuk kedua penyakit tersebut, serta pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari ko
Wanita berusia 17 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati selama 3 hari disertai mual dan muntah terutama setelah makan. Ia rutin mengonsumsi obat anti nyeri untuk mengurangi sakit haid. Diagnosa banding meliputi gastritis, ulkus lambung, ulkus duodenum, dan varises esofagus.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
Pasien laki-laki berusia 47 tahun dirawat karena penurunan kesadaran dan sirosis hati dekompensasi akibat hepatitis B kronis. Pemeriksaan fisik menunjukkan ikterus, asites, dan nyeri epigastrium. Hasil laboratorium menunjukkan anemia, trombositopenia, dan peningkatan enzim hati. USG menunjukkan sirosis hati dan hipertensi portal. Diagnosis pasien adalah ensefalopati hepatik, sirosis hati dekompensasi
Batu saluran kemih dapat terbentuk akibat pemekatan urin atau adanya inti asing di saluran kemih. Gejalanya bervariasi mulai dari tanpa keluhan hingga nyeri dan darah dalam kencing. Pemeriksaan seperti USG, IVP, dan analisis urin diperlukan untuk diagnosis. Tatalaksananya meliputi observasi, tindakan noninvasif, dan operasi tergantung ukuran dan komplikasi batunya. Pencegahan melalui asupan
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) hipertensi adalah tekanan darah tinggi diatas 140/90 mmHg yang merupakan pembunuh diam-diam karena sebagian besar penyebabnya tidak diketahui, (2) faktor risikonya adalah keturunan, umur, gaya hidup buruk, dan kondisi medis tertentu, (3) gejalanya bervariasi mulai dari sakit kepala hingga komplikasi organ vital.
Dokumen tersebut membahas kasus pasien laki-laki berusia 76 tahun dengan keluhan utama nyeri ulu hati dan diabetes melitus tipe 2. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan diagnosa banding, didiagnosis dengan dispepsia tipe ulcer dan DM tipe 2 dengan polineuropati. Dilakukan treatment non-farmakologi, nutrisi medis, aktivitas fisik, dan farmakologi seperti infus dan obat oral.
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
Wanita berusia 55 tahun mengalami nyeri ulu hati hebat selama 3 hari. Pemeriksaan menemukan anemia dan riwayat konsumsi obat antinyeri. Diagnosis dispepsia organik ditegakkan karena adanya keluhan kronis, usia di atas 45 tahun, dan temuan anemia.
Perempuan 15 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah. Didiagnosis appendisitis akut berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan. Dilakukan open appendiktomi dan diberi perawatan pasca operasi.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai pengambilan riwayat pasien secara sistematis dan pendekatan diagnostik terhadap keluhan sesak napas, nyeri dada, dan pediatrik. Terdapat penjelasan tentang unsur-unsur penting dalam riwayat medis pasien seperti keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga, dan faktor risiko. Juga dijelaskan pendekatan diagnostik khusus
1. Pasien laki-laki usia 55 tahun dengan keluhan sesak nafas, bengkak badan, dan asites yang didiagnosis menderita cardiac sirosis, sirosis hati, asites permagna, dan efusi perikardium berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan gambar thoraks dan USG abdomen.
Sakit maag atau sindrom dispepsia merupakan gangguan pada saluran pencernaan yang ditandai dengan gejala seperti nyeri perut, mual, dan muntah. Penyebabnya meliputi infeksi bakteri, penggunaan obat-obatan, kanker lambung, dan gaya hidup buruk. Pengobatannya meliputi mengurangi produksi asam lambung, memperbaiki pola makan, serta mengobati penyebab utamanya.
Pasien perempuan berusia 2 tahun 7 bulan datang dengan keluhan nyeri perut dan kembung selama 3 hari disertai demam dan BAB hijau selama 1 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan abdomen cembung dan nyeri, serta stridor paru. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia dan elektrolit rendah. Diagnosis banding ileus akibat intususepsi atau volvulus.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. Oleh :
Dr. Rifqa Rahmi
Pendamping :
Dr. Salomo M Gulto
Dr. Dutia Gestin
SINDROMA DISPEPSIA
Case Report Session
2. Dispepsia rasa
tidak enak atau sakit
yang berpusat di
perut bagian atas
Sindrom Dispepsia
kumpulan gejala
Nyeri ulu
hati
sendawa
Mual
muntah
kembung
Cepat
kenyang
7. Obat - Obatan
Intoleransi Makanan
Kelainan struktural
Penyakit Metabolik Sistemik
Lain- Lain
8. Abnormalitas Motorik Gaster
Perubahan sensitifitas gaster
Stres dan Faktor Psikososial
Gastritis H. Pylori
Kelainan Fungsional Gastrointestinal
9. 1. Dispepsia dengan keluahan seperti ulkus (ulcus-
like dyspepsia),
dengan gejala:
Nyeri epigastrium terlokalisasi
Nyeri hilang setelah makan atau pemberian
antasid
Nyeri saat lapar
Nyeri episodik
10. 2. Dispepsia degan gejala seperti dismotilitas
(dysmotility-like dyspepsia), dengan gejala :
Mudah kenyang
Perut cepat terasa penuh saat makan
Mual
Muntah
Upper abdominal bloating
Rasa tidak nyaman bertambah saat makan
3. Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti
kedua tipe diatas).
16. PENCEGAHAN
Atur pola makan seteratur mungkin.
Olahraga teratur.
Hindari makanan berlemak tinggi
Hindari makanan yang menimbulkan gas di
lambung
Hindari makanan yang terlalu pedas.
Hindari minuman dengan kadar caffeine dan
alkohol.
Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung
Kelola stres psikologi se-efisien mungkin.
17. PROGNOSIS
Sindrom dispepsia yang ditegakkan setelah
pemeriksaan klinis dan penunjang yang akurat,
mempunyai prognosis yang baik
21. • Sakit di ulu hati sejak ± 2 minggu
yang lalu dan meningkat sejak ±
4 hari ini. Pasien sebelumnya
sering telat makan karena terlalu
sibuk dengan kegiatan sehari –
hari dan menjaga cucu.
• Sakit ini berkurang jika setelah
makan
• Mual ada, dan muntah tidak ada
• Kembung ada
• Sering sendawa-sendawa ada
Riwayat
Penyakit
Sekarang
22. • Kebiasaan makan pasien
selalu memakan makanan
yang pedas-pedas, karena jika
tidak pedas nafsu makan
pasien hilang.
• Riwayat meminum jamu-
jamuan ( kunyit asam) tidak
ada sejak pasien gadis
• Riwayat sering menggunakan
obat-obat sakit kepala di beli
di kedai tidak ada
• Riwayat nyeri dada kiri tidak
ada
• BAK jumlah dan warna biasa
• BAB warna dan konsistensi
Riwayat
Penyakit
Sekarang
23. • Pasien telah menderita
penyakit seperti ini sejak
usia 40 tahun, dan telah
sering berobat ke
Puskesmas dan rumah
sakit. Pasien pernah
dibawa ke IGD karena sakit
perut di ulu hati dirawat
selama 2 hari.
• Riwayat hipertensi,
diabetes mellitus, jantung,
paru dan penyakit menahun
lainnya disangkal.
Riwayat
Penyakit
Dahulu
24. • Tidak ada anggota keluarga
yang mengeluhkan
penyakit yang sama.
Riwayat
Penyakit
Keluarga
25. • Pasien seorang ibu rumah tangga
dengan 3 orang anak, dan telah
memiliki cucu. Pasien tinggal bersama
anak perempuannya.
• Kegiatan sehari – hari membantu
anaknya mengasuh cucu.
• Faktor stress dalam keluarga tidak
ada, dimana hubungan dengan sanak
keluarga terjalin baik.
Riwayat
Sosial
dan
Ekonomi
26. Pemeriksaan Fisik
• Sakit Sedang
Keadaan umum
• Compos mentis cooperatif
Kesadaran
• 130 / 80 mmHg
Tekanan Darah
• 86 x / menit
Frekuensi Nadi
• 18 x / menit
Frekuensi Nafas
• 37,4oC BB=48 kg TB=150 cm
Suhu
27. • Normochepal, tidak ditemukan
kelainan
Kepala
• Konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik
Mata
• Tidak ditemukan kelainan
THT
• JVP 5-2 cmH2O, tidak terdapat
pembesaran KGB
Leher
28. • Inspeksi : ictus tidak terlihat
• Palpasi : ictus teraba 1 jari medial LMCS RIC
V
• Perkusi : batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : irama teratur, bising tidak ada
Jantung
• Inspeksi : simetris kiri = kanan
• Palpasi : fremitus kiri = kanan
• Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
• Auskultasi : vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-)
Paru
29. • Inspeksi : tidak tampak membuncit
• Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, NT
epigastrium (+), NL (-)
• Perkusi : timpani
• Auskultasi : bising usus (+) normal
Abdomen
• Inspeksi : Deformitas (-), Gibbus (-),
Skoliosis (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-)
Corpus
Vertebrae
32. Penatalaksanaan
• Hindari makan makanan yang mengandung
gas seperti kol, lobak dan nangka
• Hindari makan makanan yang pedas-
pedas, makanan berlemak dan kopi
• Makan secara teratur
Preventif
• Menjelaskan kepada pasien bahwa
penyakit ini akan kambuh jika pasien
stres, atau tidak patuh dengan nasehat
dokter
• Menjelaskan komplikasi terburuk dari
penyakit ini agar pasien patuh untuk
berobat
• Alarm simptom
Promotif
33. Kuratif :
Istirahat dan
Diet yang ketat (makan secara teratur, porsi kecil
tapi sering dan rendah lemak)
Medikamentosa :
Antasida tab 3 x 1 tab
Omeprazol tab 2x20 mg
Vitamin B complex 3x1 tab
34. Rehabilitatif :
Jika nyerinya makin bertambah dan ada muntah
darah segera dibawa ke puskesmas atau ke
Rumah sakit.
Pasien disarankan untuk kontrol lagi ke
Puskesmas untuk melihat kembali apakah
bertambah parah.
Segera ke rumah sakit atau puskesmas jika ada
alarm symptoms
35. BAB III
DISKUSI
Diagnosis Sindroma Dispepsia ( keluhan sakit
ulu hati > sering sendawa, perut terasa kembung)
+ PF : nyeri tekan epigastrium (+), sakit magh
sudah 25 tahun tipe ulkus
Faktor resiko : kebiasaan telat makan, lupa
makan, makanan merangsang asam lambung,
usia tua ( 75 tahun)
Diperlukan : endoskopi untuk diagnosis pasti
Terapi : antasida, omeprazol, vit B kompeks
Edukasi