Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai posisi pasien yang dapat diberikan untuk keamanan, kenyamanan, dan akses medis. Posisi-posisi tersebut meliputi berbaring telentang, berbaring pada sisi, duduk, dan berbaring tengkurap, dengan tujuan mempertahankan sirkulasi darah dan pernapasan yang baik selama prosedur medis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai posisi pasien yang dapat diberikan untuk keamanan, kenyamanan, dan akses medis. Posisi-posisi tersebut meliputi berbaring telentang, berbaring pada sisi, duduk, dan berbaring tengkurap, dengan tujuan mempertahankan sirkulasi darah dan pernapasan yang baik selama prosedur medis.
Ketidakbersihan jalan napas, kekurangan volume cairan, kerusakan jaringan kulit, dan hambatan mobilitas merupakan masalah prioritas pasien dengan diabetes mellitus dan komplikasinya.
Rencana asuhan keperawatan menjelaskan diagnosa hipertermi pada pasien dengan suhu tubuh 38,8°C. Tujuan penanganannya adalah mengembalikan suhu tubuh ke normal 36,5°C. Rencana meliputi pemantauan suhu, pemberian kompres hangat, kolaborasi pemberian antiperetik, serta edukasi kepada orang tua tentang pengukuran suhu tubuh. Hasil implementasi menunjukkan suhu tubuh normal kembali beserta peningkatan pemah
Pengkajian pada sistem IMUN DAN HEMATOLOGInindy cofiana
1. Pengkajian sistem hematologi perlu dilakukan secara sistematis dan memahami fisiologi organ hematologi untuk meminimalkan kesalahan diagnosis antara gangguan primer dan sekunder.
2. Pengumpulan data hematologi meliputi identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi.
3. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik untuk men
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik sistem perkemihan yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi organ-organ terkait seperti ginjal, kandung kemih, dan meatus urinaria untuk mendeteksi gangguan pada sistem tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan penulisan rencana asuhan keperawatan dan kriteria hasil yang diharapkan, petunjuk-petunjuk dalam penulisan tujuan dan kriteria hasil, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan rencana intervensi keperawatan, serta contoh format penulisan rencana asuhan keperawatan pada seorang pasien dengan diagnose hipertermi dan resiko nutrisi kurang.
8
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang umum di masyarakat. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Dokumen juga menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan anak dengan diare. Secara ringkas, diare adalah kondisi buang air besar yang tidak normal lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer yang disebabkan oleh inflamasi usus dan gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Gejala klinis diare antara lain buang air besar encer, dehidrasi, dan gangguan keseimbangan asam basa. Penanganannya meliputi pemberian cair
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Pasien perempuan berusia 2 tahun 7 bulan datang dengan keluhan nyeri perut dan kembung selama 3 hari disertai demam dan BAB hijau selama 1 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan abdomen cembung dan nyeri, serta stridor paru. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia dan elektrolit rendah. Diagnosis banding ileus akibat intususepsi atau volvulus.
Ketidakbersihan jalan napas, kekurangan volume cairan, kerusakan jaringan kulit, dan hambatan mobilitas merupakan masalah prioritas pasien dengan diabetes mellitus dan komplikasinya.
Rencana asuhan keperawatan menjelaskan diagnosa hipertermi pada pasien dengan suhu tubuh 38,8°C. Tujuan penanganannya adalah mengembalikan suhu tubuh ke normal 36,5°C. Rencana meliputi pemantauan suhu, pemberian kompres hangat, kolaborasi pemberian antiperetik, serta edukasi kepada orang tua tentang pengukuran suhu tubuh. Hasil implementasi menunjukkan suhu tubuh normal kembali beserta peningkatan pemah
Pengkajian pada sistem IMUN DAN HEMATOLOGInindy cofiana
1. Pengkajian sistem hematologi perlu dilakukan secara sistematis dan memahami fisiologi organ hematologi untuk meminimalkan kesalahan diagnosis antara gangguan primer dan sekunder.
2. Pengumpulan data hematologi meliputi identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi.
3. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik untuk men
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik sistem perkemihan yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi organ-organ terkait seperti ginjal, kandung kemih, dan meatus urinaria untuk mendeteksi gangguan pada sistem tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan penulisan rencana asuhan keperawatan dan kriteria hasil yang diharapkan, petunjuk-petunjuk dalam penulisan tujuan dan kriteria hasil, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan rencana intervensi keperawatan, serta contoh format penulisan rencana asuhan keperawatan pada seorang pasien dengan diagnose hipertermi dan resiko nutrisi kurang.
8
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang umum di masyarakat. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Dokumen juga menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan anak dengan diare. Secara ringkas, diare adalah kondisi buang air besar yang tidak normal lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer yang disebabkan oleh inflamasi usus dan gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Gejala klinis diare antara lain buang air besar encer, dehidrasi, dan gangguan keseimbangan asam basa. Penanganannya meliputi pemberian cair
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Pasien perempuan berusia 2 tahun 7 bulan datang dengan keluhan nyeri perut dan kembung selama 3 hari disertai demam dan BAB hijau selama 1 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan abdomen cembung dan nyeri, serta stridor paru. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia dan elektrolit rendah. Diagnosis banding ileus akibat intususepsi atau volvulus.
-
Kaji preferensi makanan pasien
-
Kaji kemampuan menelan pasien
-
Kaji kebutuhan nutrisi pasien
-
Kaji status gizi pasien
-
Kaji faktor yang mempengaruhi intake
-
Kaji kemampuan memasak keluarga
-
Kaji kemampuan ekonomi keluarga
-
Kaji kemampuan mengunyah pasien
-
Kaji kemampuan menelan
Dokumen tersebut membahas kasus pasien laki-laki berusia 76 tahun dengan keluhan utama nyeri ulu hati dan diabetes melitus tipe 2. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan diagnosa banding, didiagnosis dengan dispepsia tipe ulcer dan DM tipe 2 dengan polineuropati. Dilakukan treatment non-farmakologi, nutrisi medis, aktivitas fisik, dan farmakologi seperti infus dan obat oral.
Perempuan 15 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah. Didiagnosis appendisitis akut berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan. Dilakukan open appendiktomi dan diberi perawatan pasca operasi.
1. Dokumen ini membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosis colitis ulseratif dan peritonitis.
2. Beberapa penyebab colitis ulseratif dan peritonitis dijelaskan seperti faktor genetik, lingkungan, dan infeksi.
3. Asuhan keperawatan mencakup pengkajian, intervensi seperti penggantian cairan, nutrisi, dan analgesik, serta evaluasi.
Dokumen tersebut membahas kasus pasien dengan keluhan sakit perut, demam tinggi, dan muntah yang diduga mengalami perforasi usus akibat tifoid. Dokumen tersebut menjelaskan gejala klinis, pemeriksaan fisik, diagnosa banding, penanganan pertama, dan kemungkinan komplikasi serta terapi pasien tersebut.
Pasien wanita berusia 34 tahun menderita kanker kelenjar parotis stadium 4. Saat ini kondisinya memburuk dengan luka di pipi yang membesar dan keluar darah. Pasien menolak kemoterapi karena merasa tidak membuat sembuh. Perawat melakukan observasi, edukasi, dan terapi untuk meningkatkan kepatuhan pasien menjalani pengobatan kompleks.
GEA RINGAN SEDANG
Gastroenteritis akut dehidrasi ringan sedang
Mulai dari anamnesis pemeriksaan fisik pemeriksaan penunjang diagnosis banding hingga penegakan diagnosis serta tatalaksana yang tepat.
Terdapat skenario kasus dari pasien langsung yang di temui di Rumah sakit.
Dokumen tersebut membahas tentang kolelitiasis atau batu empedu, yang ditandai dengan nyeri pada kuadran kanan atas perut, distensi abdomen, dan mual serta muntah. Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan batu kolesterol atau pigmen di dalam kandung empedu yang menyebabkan obstruksi aliran empedu.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
2. Gastroesophageal reflux disease
(GERD) adalah penyakit kronik pada
sistem pencernaan. GERD terjadi
ketika asam lambung naik kembali ke
esofagus (kerongkongan).
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
iritasi pada esofagus tersebut
GERD
3. ETIOLOGIGERD
Mekanisme patofisiologis meliputi relaksasi transien dan tonus
Lower Esophageal Sphincter (LES) yang menurun, gangguan
clearance esofagus, resistensi mukosa yang menurun dan jenis
reluksat dari lambung dan duodenum, baik asam lambung
maupun bahan-bahan agresif lain seperti pepsin, tripsin, dan
cairan empedu serta faktor-faktor pengosongan lambung. Asam
lambung merupakan salah satu faktor utama etiologi penyakit
refluks esofageal, kontak asam lambung yang lama dapat
mengakibatkan kematian sel, nekrosis, dan kerusakan mukosa
pada pasien GERD
4. 4 Faktor Penting Penyebab Gerd oleh
(Rafsanjani et al., 2021):
01
Mekanisme
pembersihan
esofagus
04
Isilambung dan
pengosongannya
02
Rintangan
Anti- refluks
(Anti Refluks Barrier)
03
Daya perusak
bahan refluks
5. Beberapa faktor risiko terjadinya refluks gastroesofageal antara lain:
Obesitas
Usia lebih dari 40 tahun
Wanita
Hiatal Hernia
Kehamilan
Merokok
Diabetes
Asma
Riwayat Penyakit Keluarga GERD
Skleroderma
6. PATOFISIOLOGIGERD
GERD terjadi akibat adanya ketidakseimbangan
antara faktor ofensif dan defensif dari sistem pertahanan
esofagus dan bahan refluksat lambung. Yang termasuk
faktor defensif sistem pertahanan esofagus adalah LES,
mekanisme bersihan esofagus, dan epitel esofagus.
Pada GERD, fungsi LES terganggu dan menyebabkan
terjadinya aliran retrograde dari lambung ke esofagus.
Terganggunya fungsi LES pada GERD disebabkan oleh
turunnya tekanan LES akibat penggunaan obat-obatan,
makanan, faktor hormonal,atau kelainan struktural
7. PATOFISIOLOGIGERD
Mekanisme bersihan esofagus merupakan kemampuan
esofagus membersihkan dirinya dari bahan refluksat
lambung, termasuk faktor gravitasi, gaya peristaltik
esofagus, bersihan saliva, dan bikarbonat dalamsaliva.
Pada GERD, mekanisme bersihan esofagus terganggu
sehingga bahan refluksat lambung akan kontak ke dalam
esophagus, makin lama kontak antara bahan refluksat
lambung dan esofagus, maka risiko esofagitis akan
makin tinggi. Selain itu, refluks malam hari pun akan
meningkatkan risiko esofagitis lebih besar. Hal ini
karena tidak adanya gaya gravitasi saat berbaring.
8. Tanda dan Gejala
• Nyeri dibagian dada (Heart Burn)
• Merasa begah atau kambuh setelah makan
• Rasa tidak nyaman di kerongkongan dan
mulut
• Sulit menelan
• Sendawa mual dan cegukan
• Nafas bau
• Batuk Kering
• Suara Serak
KLASIFIKASI
1. Sindrom
esophageal
2. Sindrom
ekstraesophageal
9. Seorang pasien laki laki bernama Tn.Y berusia 50 tahun
datang ke RS USU pada tanggal 19 Februari jam 11.00
WIB karena pasien mengeluh nyeri di perut kuadran atas.
TN.Y tinggal di Gg. Susuk VI-A, Medan Selayang.
Hasil pengkajian TD : 130/70 mmHg Suhu badan : 36,9 °C,
RR :25 x/menit, HR : 90x/menit, BB: 60 Kg, TB : 170 cm.
Pasien mengatakan nyeri seperti tertimpah beban berat.
Nyeri semakin bertambah saat bergerak dan berkurang
ketika tidur. Klien mengatakan nyeri di rasakan di area
perut atas dan menjalar ke area punggung. Nyeri terasa
terus menerus dan skala nyeri yang dirasakan pada skala
6 (0- 10). Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual
muntah dan porsi makan klien tidak habis. Klien tampak
meringis dan lemah. Klien mengatakan pernah dirawat
dengan maag satu bulan yang lalu.
KASUS
10. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PEGKAJIAN
1. BiodataPasien
Nama: Tn.y
Umur: 50 tahun
Jenis kelamin : laki laki
Pendidikan: SMP
Agama: Kristen
Alamat : Gg. Susuk VI-A, Medan selayang
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Tanggal masuk : 19 Februari 202,jam 11.00WIB
Tanggal pengkajian : 20 Februari 2023, jam 11.00WIB
11. ASUHAN KEPERAWATAN
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri di perut kuadran atas
b. Riwayat kesehatan sekarang :
• Klien mengatakan nyeri bertambah saat bergerak dan berkurang
ketika tidur
• Klien mengatakan nyeri seperti tertimpah beban berat
• Klien mengatakan nyeri di rasakan di area perut atas dan menjalar
ke area punggung
• Klien mengatakan skala nyeri yang dirasakan pada skala 6(0-10)
12. ASUHAN KEPERAWATAN
c. Riwayat penyakit masa yang lalu :
• Nyeri terasa terus menerus
• Klien mengatakan pernah dirawat dengan maag satu bulan yang lalu
d. Riwayat alergi : Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi baik
makanan maupun obat-obatan.
e. Riwayat kesehatan keluarga :
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang
sama seperti klien.
Tidak ada riwayat penyakit menular atau turunan seperti asma, TBC,
hipertensi, stroke, diabetes melitus atau kanker.
13. ASUHAN KEPERAWATAN
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Tampak lemah
b. Tingkat kesadaran: composmentis
c.Tanda-tanda vital : TD; 130/70 mmHg, Suhu; 36,9 °C, RR ; 25
x/menit, Nadi; 90x/menit, BB; 60 Kg, TB; 170 cm
14. ASUHAN KEPERAWATAN
Hasil pemeriksaanfisik
Rambut : Berwarna hitam, tidak ada kerontokan, tidak ada ketombe,
tidak ada lesi dan tidak ada nyeri saat ditekan.
Mata : Konjungtiva anemis, sklera berwarna putih, pupil berwarna
hitam, dapat mengedip, refleks terhadap cahaya yaitu pupil mengecil
saat terkena cahaya dan tidak ada nyeri tekan.
Telinga : Bentuk telinga simetris kanan dan kiri, warna telinga sama
dengan warna kulit wajah, tidak ada kotoran, tidak ada lesi dan tidak
ada nyeri tekan
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada sekret dan tidak ada nyeri tekan
15. Asuhan Keperawatan
a. Mulut : Mukosa bibir pucat, tidak ada sianosis dan tidak ada lesi.
Gigi berwarna kekuningan dan terdapat gigi yang ompong. Lidah
berwarna pucat. Gusi berwarna merah dan tidak ada perdarahan
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid,tidak nyeri saat menelan
c. Dada :
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ditemukan massa
Perkusi : Suara resonan pada permukaan paru
Auskultasi : tidak ada wheezing, terdengar suara lup dup
16. d. Abdomen :
Inspeksi : Bentuk abdomen simetris dan tidak ada lesi
Palpasi : terdapat nyeri saat ditekan
Perkusi : belum terkaji karena pasien mengeluh nyeri
Auskultasi: terdengar suara bising usus 14x/menit
e. Ekstremitas :
Ekskremitas atas: tangan hangat,CRT kembali kurang
dari 3 detik,jari lengkap, tidak ada sianosis dan tidak
ada lesi
Ekskremitas bawah : pergerakan sesuai arahan, tidak
ada bekas luka,suhu hangat,jari lengkap,CRT kembali
kurang dari 3 detik, tidak ada lesi.
ASUHAN KEPERAWATAN
17. 4. Data Psikososial
a.Emosi klien stabil, tetapi klien merasa cemas saat
merasakan nyeri.
b. Klien sering mengeluh tentang penyakitnya
c. Komunikasi lancar dan mau diajak berbicara
d.Klien tidak mampu melakukan aktivitas saat
merasakan nyeri, harus memerlukan bantuan.
e. Pola koping: Klien menganggap sakitnya sekarang
adalah ujian dari Tuhan, tapi klien tetap berusaha
untuk melakukan pengobatan
ASUHAN KEPERAWATAN
18. ASUHAN KEPERAWATAN
5. Data Spiritual
Klien yakin dan percaya akan agama yang dianutnya
dan selalu berdoa kepada Tuhan agar penyakit nya
cepat sembuh
28. ASUHAN KEPERAWATAN
EVALUASI
S: - Klien mengatakan merasakan nyeridi perutkuadran atas,
nyeri bertambah saat melakukan pergerakan, dan merasakan nyeri seperti tertimpa
beban berat, nyeri dirasakan di area perut atas dan menjalar ke area punggung, nyeri yang
terasa terus menerus, dan nyeri dirasakan padaskala 6 (0-10).
- Klien merasakan tidak nafsu makan,dan mengalami mualmuntah.
O:- Mengalami mualmuntah
- Tidak menghabiskan makanan -TTV: Td; 130/70mmHg, RR; 25x/menit, P; 90x/menit, Suhu; 36,9
A:- Nyeri akutberhubungan dengan adanya penekanan pada esophagus
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan,
mual dan muntah.
P: - Kolaborasi dengan pemberian analgasik ketorolac 30mg
- Mengkaji frekuensi muntah, durasi, tingkat keparahan,
- Memberikan informasi yang tepat terhadap klien tentang kebutuhan nutrisi yang tepat dan
sesuai
- Berkolaborasi dengan tim medis
- Ondansentron 4mg - Pemerian obat antimual
29. KESIMPULAN
Gastroesophageal reflux disease (GERD) terjadi ketika asam lambung berulang kali
mengalir kembali ke saluran yang menghubungkan mulut dan lambung (kerongkongan).
Pencucian balik ini (acid reflux) dapat mengiritasi lapisan kerongkongan. Secara umum,
gejala GERD meliputi:
Nyeri perut bagian atas atau dada
Kesulitan menelan
Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
Tersedak
Berikut beberapaperawatan untuk penderita GERD:
Mengubah gaya hidup.Perubahan pola makan atau gaya hidup
Hindari makanan yang mengandung acid reflux. Kafein berlebihan, coklat, alkohol,
peppermint, dan makanan berlemak dapat menyebabkan acid reflux yang mengganggu.
Berhenti merokok.Merokok juga menurunkan tekanan di bagian bawah sfingter
esofagus danmemicubatuk, sering menyebabkan episodeacid reflux di kerongkongan.