Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengungkapan balance scorecard terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor penerbangan di Asia Tenggara dengan mempertimbangkan cost of equity sebagai variabel moderasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menguji empat hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan balance scorecard berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan dan pengaruh ini
1. Pengaruh Pengungkapan Balance Scorecard
Terhadap Kinerja Keuangan (Financial Performance)
Dengan Cost of Equity Sebagai Variabel Moderasi
(Studi Kasus Perusahaan Sektor Jasa Penerbangan
Se-Asia Tenggara Pada Tahun 2008 -2019)
Penelitian Oleh :
Ahmad Fadhila Pinayani
(144020308)
Pembimbing : Isye Siti Aisyah S.E., M.Si., Ak., CA.
Penguji 1 : Dr. H. Sasa S. Suratman, S.E., M.Sc., Ak., CA.
Penguji 2 : Ruslina Lisda S.E., M.Si., Ak., CA.
SIDANG AKHIR
2. Latar Belakang berdasarkan fenomena
-1,000,000,000
-500,000,000
0
500,000,000
1,000,000,000
1,500,000,000
2,000,000,000
2,500,000,000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Earning After Tax
Garuda Indonesia Air Asia Singapore Airlines Thai Airways
0
2,000,000,000
4,000,000,000
6,000,000,000
8,000,000,000
10,000,000,000
12,000,000,000
14,000,000,000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total Expense
Garuda Indonesia AirAsia Singapore Airlines Thai Airways
Earning After Tax dan Total Expense Garuda Indonesia, AirAsia, Thai Airways dan Singapore Airlines (dikonversi dalam USD)
Sumber : Data diolah dari Laporan Keuangan masing-masing maskapai
BerdasarkanTRIBUNNEWS.COM, 13 November 2014 tentang melemahnya saham Garuda Indonesia
Berdasarkan statement CEO Grup AirAsiaTony Fernandes berbicara selama konferensi pers di kantor pusat AirAsia di
Sepang, Malaysia 13 Desember 2017 tentang menurunnya saham 1,2 % akibat tidak berubahnya biaya unit dan biaya
pemeliharaan lebih tinggi
Berdasarkan Business Singapore Review Publikasi 16 Mei 2016 tentang menurunnya pendapatan SingaporeAirlines
3. Variabel Independen
Menurut Mulyadi (2014:3) menjelaskan definisi Pengungkapan Balance Scorecard sebagai berikut:
“Balance Scorecard merupakan alat manajemen kontemporer yang di desain untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
melipatgandakan Kinerja Keuangan luar biasa secara berkesinambungan.”
Variabel Moderasi
Menurut I made sudana (2013:133) pengertian biaya modal (Cost Of Equity) sebagai berikut :
“Biaya modal merupakan tingkat pendapatan minimum yang disyaratkan pemilik modal. Dari sudut pandang perusahaan yang
memperoleh dana, tingkat pendapatan yang disyaratkan tersebut merupakan biaya atas dana yang diperoleh perusahaan. Besar
kecilnya biaya modal suatu perusahaan tergantung pada sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membiayai investasi,
khususnya sumber dana yang bersifat jangka panjang”.
Variabel Dependen
Dan menurut Hery (2016:222) tentang kinerja menjelaskan bahwa:
“Pengukuran kinerja merupakan salah satu komponen penting di dalam sistem pengendalian manajemen untuk mengetahui tingkat
keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.”
5. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2014:64), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Hipotesis dalam rumusan masalah ini adalah sebagai berikut:
• Hipotesis 1 : Pengungkapan Balance Scorecard berpengaruh signifikan terhadap Financial
Performance Perusahaan
• Hipotesis 2: Pengungkapan Balance Scorecard tidak berpengaruh signifikan terhadap
Financial Performance Perusahaan
• Hipotesis 3: Cost of Equity memoderasi Pengungkapan Balance Scorecard berpengaruh
signifikan terhadap Financial Performance Perusahaan
• Hipotesis 4: Cost of Equity memoderasi Pengungkapan Balance Scorecard tidak berpengaruh
signifikan terhadap Financial Performance Perusahaan
6. Metode penelitian
Menurut Sugiyono (2017:2-3), metode penelitian adalah: “… cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan data tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data
empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Tujuan dan kegunaan penelitian secara
umum yaitu bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan.”
METODEYANG DITERAPKAN
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif kualitatif.
(Teori Metode Kualitatif), Menurut Mukhtar (2013: 10) metode penelitian deskriptif kualitatif
adalah “Sebuah metode yang digunakan peneliti untuk menemukan pengetahuan atau teori
terhadap penelitian pada satu waktu tertentu.”
7. Populasi dan Sample
Menurut Sugiyono (2016:80) mendefinisikan populasi sebagai berikut:
• “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Sample yang kami teliti industri penerbangan yang kami pilih merupakan perusahaan terbaik yang terdaftar di
SKYTRAX sebagai standard dan kami mengambil wilayah Asia Tenggara dan mengambil sample yang memenuhi
syarat kami memilih Perusahaan terbaik Se-Asia Tenggara (Singapore Airlines) ,perusahaan dengan low-cost terbaik
Se-Asia Tenggara bahkan Sedunia (AirAsia) dan Thai Airways sebagai salah satu dari dua maskapai yang
dibandingkan dengan PT. Garuda Indonesia sebagai perusahaan penerbangan di Indonesia.
PERINGKAT DI SKYTRAX BERDASARKANTAHUN
Nama
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Perusahaan
Singapore
Airlines
1 2 2 2 3 3 3 2 3 2 1 2
Garuda
Indonesia
42 26 19 11 8 7 8 11 10 9 9 12
Air Asia 27 25 20 22 24 31 25 23 26 28 26 20
Thai
Airways
24 17 13 9 15 14 19 13 11 10 10 10
Bangkok
Airways
35 26 32 27 31 20 23 20 21 21 21 17
Malay
Airways
15 17 14 10 14 18 24 34 31 34 31 36
8. Analisis asosiatif
Analisis asosiatif digunakan untuk mencari kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Menurut Sugiyono (2017: 36),
penelitian asosiatif adalah:“… penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih.
Dalam penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan
dan mengontrol suatu gejala.”
UJI ASUMSI KLASIK
Untuk menguji kelayakan model regresi yang digunakan, maka harus terlebih dahulu memenuhi uji asumsi klasik
agar penelitian tidak bias dan untuk menguji kesalahan model regresi yang digunakan dalam penelitian. Uji asumsi
klasik dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinearitas
3. Uji Heteroskedastisitas
4. Uji Autokorelasi
9. Uji hipotesis
Menurut Sugiyono (2010:250), uji t (t-test) melakukan pengujian terhadap koefisien regresi secara
parsial, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan peran secara parsial antara variabel
independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lain
dianggap konstan
H01: (β1 = 0)
Ha1: (β1 ≠ 0)
H02: (β2 = 0)
Ha2: (β2 ≠ 0)
Pengungkapan Balance Scorecard tidak berpengaruh signifikan terhadap Financial Performance Perusahaan
Pengungkapan Balance Scorecard berpengaruh signifikan terhadap Financial Performance Perusahaan
Cost of Equity tidak memoderasi Pengungkapan Balance Scorecard tidak berpengaruh signifikan terhadap Financial Performance Perusahaan
Cost of Equity memoderasi Pengungkapan Balance Scorecard berpengaruh signifikan terhadap Financial Performance Perusahaan
10. Uji Regresi Linear Berganda
• Persamaan Regresi Linear Berganda
• Analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh mana dan arah pengaruh variabel-
variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
Retensi Pelanggan (X1), Akuisisi Pelanggan (X2), Pangsa Pasar (X3), Administrative Expanse to Total
Revenue (AETR) (X4) , Turnover Karyawan (X5) dan Produktifitas Karyawan (X6). Sedangkan
variabel dependennya adalah Return Of Assets (ROA) sebagai indikator dari Financial Performance
(Y).
Y=α+β1X1+ β2X2 + β...X....+ ε
Keterangan :
Y : Variabel dependen α : Konstanta (intercept)
β1 ;β2 : Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen
X1; X2 : Variabel Independen ε : Error Term
11. Analisis Regresi Moderasi
Menurut Ghozali (2013:229) moderated regression analysis (MRA) adalah pendekatan analitik yang
mempertahankan integritas sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel
moderator.
Y=α+β1X1+ β2X2+ β3X1X2+ε
Keterangan :
Y : Variabel dependen α : Konstanta (intercept)
β1,β2 : Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen
X1X2 : Variabel Independen Β3 : Koefisien regresi dari interaksi X1 dan X2
X1*X2 : Interaksi antara variabel X1 dan X2
ε : Error Term
12. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ini berfungsi untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penggunaannya,
koefisien determinasi menurutWiratma Sujarweni (2012: 188) ini dinyatakan
dalam rumus persentase (%) dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi yang dikuadratkan
Kd = r x 100%
13. Model penelitian
Model penelitian merupakan abstraksi dari fenomena yang sedang diteliti. Model penelitian
menggambarkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dan variable moderasi
yang mempengaruhi kedua variabelnya dalam bentuk gambar
14. Gambaran Umum Perusahaan
Berdiri Pada Tahun : 1948
Pendiri : Dr. E. Konijneburg
Visi Perusahaan :
“Menjadi Perusahaan Penerbangan yang handal
dengan menawarkan layanan yang berkualitas
kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan
Indonesia”.
Berdiri Pada Tahun : 1993
Pendiri : Dato' Anthony Francis Fernandes
Visi Perusahaan :
“Menjadi Maskapai Penerbangan berbiaya hemat
terbesar di Asia dan melayani 4,4 milliar orang yang
sekarang dilayani dengan konektivitas yang kurang
baik dan tarif yang mahal”.
Berdiri Pada Tahun : 1947
Pendiri : Goh Choon Phong
Visi Perusahaan :
“Singapore Airlines adalah perusahaan global yang
berdedikasi untuk menyediakan layanan transportasi
udara dengan kualitas terbaik dan untuk
memaksimalkan keuntungan bagi pemegang saham
dan karyawannya”.
Berdiri Pada Tahun : 1960
Pendiri : Prajin Juntong
Visi Perusahaan :
“Maskapai Premium Nasional dengan Sentuhan
THAI dan Manajemen Efektif untuk Profitabilitas
Berkelanjutan”.
17. PERSENTASE CAPITAL ASSETS PRICING MODEL
-300.0000
-200.0000
-100.0000
0.0000
100.0000
200.0000
300.0000
400.0000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PERSENTASECAPITAL ASSETS PRICING MODEL
PT Garuda Indonesia
AirAsia Berhad
Singapore Airlines
Thai Airways
18. HASIL UJI REGRESI BERGANDA
• Nilai koefisien regresi X1 memiliki hubungan positif 0,001 untuk variabel Retensi Pelanggan, artinya setiap
perubahan 1% rasio keuangan profitabilitas ROA, maka Retensi Pelanggan akan mengalami penurunan sebesar
0,001 satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
• Nilai koefisien regresi X2 memiliki hubungan positif 0,014 untuk variabel Akuisisi Pelanggan yang artinya setiap
kenaikan 1 % mengakuisisi Pelanggan, maka ROA akan mengalami kenaikan sebesar 0,014 satuan. Dalam hal ini
faktor lain dianggap tetap.
• Nilai koefisien regresi X3 memiliki hubungan positif 0,110 untuk variabel Pangsa Pasar artinya setiap kenaikan 1%
Pangsa Pasar , maka ROA akan mengalami kenaikan sebesar 0,11 satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
• Nilai koefisien regresi X4 memiliki hubungan positif 0,002 untuk variabel AETR (), artinya setiap kenaikan 1%
AETR, maka ROA akan mengalami kenaikan sebesar 0,002 satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
• Nilai koefisien regresi X5 memiliki hubungan positif 0,320 untuk variabel Turnover Karyawan, artinya setiap
kenaikan 1% Turnover Karyawan, maka ROA akan mengalami kenaikan sebesar 0,32 satuan. Dalam hal ini faktor
lain dianggap tetap.
• Nilai koefisien regresi X6 memiliki hubungan positif 6,090 untuk variabel Produktifitas Karyawan, artinya setiap
kenaikan 1% Produktifitas Karyawan, maka Produktifitas Karyawan akan mengalami kenaikan sebesar 6,090
satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
Berdasarkan hasil diatas dengan hasil rata-rata berpengaruh positif di masing-masing variabel ini menunjukkan
bahwa Balance Scorecard mempengaruhi Financial Performance Perusahaan maka dari itu hipotesis Ha diterima
19. HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
Dan dalam perhitungan Uji Multikolinearitas menunjukkan bahwa Hasil uji
multikolinearitas menunjukkan tidak terdapat nilai korelasi yang tinggi berdasarkan
rata-rata antar variabel bebas tidak melebihi 0,90 (Ghozali, 2013:83) sehingga
disimpulkan tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas
HASIL UJI NORMALITAS
Berdasarkan perhitungan Uji Normalitas yang diujikan bahwa
menunjukkan hanya distribusi dari model regresi Retensi Pelanggan (X1)
dan Pangsa Pasar (X3) karena probabilitasnya < 0,05 saja yang distribusi
regresinya tidak normal sedangkan padaVariabel Akuisisi Pelanggan
(X2),AETR (X4), Perputaran Karyawan (X5) dan Produktifitas Karyawan
(X6) yang probabilitasnya > 0,05 yang berartidistribusi regresinya normal
maka penelitian bisa dilakukan
20. Hasil Uji Heterokedastisitas
Variabel Retensi Pelanggan dan Pangsa pasar hasilnya lebih kecil dari 0.05% (alpha). Namun pada variabel
yang lain hasilnya lebih besar dari 0.05% (alpha) sehingga kecenderungan akan hasil keputusan yang
diambil adalah Terima Ha yang artinya terjadi gejala heterokedastisitas.
HASIL UJI AUTOKORELASI
Nilai Durbin-Watson (DW) menunjukkan sebesar 1.358271. Berdasarkan tabel Durbin-Watson (DW) yang menggunakan
signifikasi sebesar 5% dengan jumlah (n) sebanyak 48 dan jumlah variabel independen (k) sebanyak 6, maka didapat nilai batas
atas (Durbin Upper) berdasarkan tabel sebesar 1,8265 dan nilai batas bawah (Durbin Lower) berdasarkan tabel sebesar 1,2709.
Sehingga diketahui data-data sebagai berikut:
DW = 1.358271
DU = 1.8265
DL = 1.2709
4 – DU = 2.1735
4 – DL = 2.7291
21. HASIL UJI ANALISIS REGRESI MODERATOR
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dianalisis pengaruh masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen, yaitu:
• Nilai koefisien regresi moderasi Cost of Equity terhadap Retensi Pelanggan memiliki hubungan positif 0,011
untuk variabel Retensi Pelanggan, artinya setiap perubahan 1% rasio keuangan profitabilitas ROA, maka
Retensi Pelanggan akan mengalami pertumbuhan sebesar 0,011 satuan yang berarti variabel moderator
mempengaruhi retensi pelanggan atas menigkatkan ROA. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
• Nilai koefisien regresi regresi moderasi Cost of Equity terhadap Akuisisi Pelanggan memiliki hubungan positif
0,0009 untuk variabel Akuisisi Pelanggan yang artinya setiap kenaikan 1 % mengakuisisi Pelanggan, maka
variabel moderator mempengaruhi akuisisi pelanggan atas ROA akan mengalami kenaikan sebesar 0,0009
satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
• Nilai koefisien regresi regresi moderasi Cost of Equity terhadap Pangsa Pasar memiliki hubungan positif 0,10
untuk variabel Pangsa Pasar artinya setiap kenaikan 1% Pangsa Pasar , maka ROA akan mengalami kenaikan
sebesar 0,10 satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
• Nilai koefisien regresi regresi moderasi Cost of Equity terhadap AETR memiliki hubungan positif 0,0026
untuk variabel AETR (), artinya setiap kenaikan 1% AETR, maka ROA akan mengalami kenaikan sebesar
0,0026 satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
• Nilai koefisien regresi regresi moderasi Cost of Equity terhadap Turnover Karyawan memiliki hubungan
negatif 0,195 untuk variabel Turnover Karyawan, artinya setiap penurunan 1% Turnover Karyawan, maka
ROA akan mengalami penurunan sebesar 0,195 satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
• Nilai koefisien regresi regresi moderasi Cost of Equity terhadap Produktifitas Karyawan memiliki hubungan
positif 2,23 untuk variabel Produktifitas Karyawan, artinya setiap kenaikan 1% Produktifitas Karyawan, maka
Produktifitas Karyawan akan mengalami kenaikan sebesar 2,23 satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap
tetap.
22. KOEFISIEN DETERMINASI
Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa R Square sebesar 0.392 nilai tersebut
menunjukkan secara parsial dalam memberikan kontribusi atau pengaruh yang dikenal
dengan istilah Koefisien Determinasi (KD) dihitung dari mengkuadratkan koefisien
korelasi: KD = (𝟎. 𝟔𝟐𝟔)𝟐
x 100% = 39.2%
Sehingga dapat diketahui bahwa 39,2% Cost of Equity Memoderasi
Pengaruh Balance Scorecard terhadap Kinerja Keuangan
23. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian skripsi ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Balance Scorecard pada perusahaan PT. Garuda Indonesia, AirAsia Berhad, Thai Airways dan Singapore Airlines
meninjau dari seluruh indikator yang diujikan rata-rata mempengaruhi positif berdasarkan nilai koefisien yang di
ujikan oleh E-Views dari setiap variabel sehingga berdasarkan uji tersebut saya sebagai peneliti, menilai bahwa
Balance Scorecard yang di uraikan indikatornya untuk diujikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Garuda
Indonesia, AirAsia Berhad, Thai Airways dan Singapore Airlines menghasilkan uji yang berpengaruh positif
terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
2. Cost of Equity mempengaruhi Return of Assets pada perusahaan PT. Garuda Indonesia, AirAsia Berhad, Thai
Airways dan Singapore Airlines berdasarkan hasil uji koefisien determinasi berpengaruh positif hingga 39,2%
terhadap modal yang akan mempengaruhi kinerja dari perusahaan itu sendiri .
3. Cost of Equity mempengaruhi Balance Scorecard pada perusahaan PT. Garuda Indonesia AirAsia Berhad, Thai
Airways dan Singapore Airlines memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan Return of Assets yang ditandai
dengan Retensi Pelanggan memiliki hubungan positif 0,011 Akuisisi Pelanggan memiliki hubungan positif 0,0009
Pangsa Pasar memiliki hubungan positif 0,10 AETR memiliki hubungan positif 0,0026 Turnover Karyawan
memiliki hubungan negatif 0,195 Produktifitas Karyawan memiliki hubungan positif 2,23 yang membuktikan
bahwa Cost of Equity memoderasi secara positif terhadap Balance Scorecard yang mempengaruhi terhadap Return
of Assets sebagai indikator dari Kinerja Keuangan Perusahaan.
24. Saran
Saran dari peneliti terkait Pengaruh Balance Scorecard terhadap Financial Performance dengan Cost of Equity sebagai
variabel moderator adalah :
1. Cukup signifikannya Pengaruh Kinerja Non Keuangan yang diukur dengan Balance Scorecard dengan menggunakan
indikator Retensi Pelanggan (x1), Akuisisi Pelanggan (x2), Pangsa Pasar (x3), Administation Earning To Revenue
(AETR)(x4), Perputaran Karyawan (x5), Produktifitas Karyawan (x6) yang diujikan untuk mempengaruhi kinerja
keuangan sehingga peneliti menyarankan agar setiap indikator yang mempengaruhi dalam penilaian Balance
Scorecard itu lebih diperhatikan dan menjadi bahan evaluasi untuk kemajuan perusahaan masing-masing maskapai
apalagi PT. Garuda Indonesia yang notabene adalah merupakan Badan Usaha Milik Negara yang menjadi harapan
satu-satunya maskapai di Indonesia yang eksis di Internasional.
2. Besarnya pengaruh Cost of Equity dalam perannya memperbesar pengaruh dari Balance Scorecard nampaknya harus
jadi perhatian bagi masing-masing perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dengan memperhatikan biaya modal
(Cost of Equity) yang akan memperbesar Kinerja Keuangan (Financial Performance) Perusahaan.
3. Pihak masing-masing maskapai selalu melakukan dan meminta saran dan kritik kepada pelanggan agar dari masing-
masing maskapai secara cepat dapat merespon dan menindaklanjuti keluhan langsung dari pelanggan bisa secara
manual (dengan memberikan quisioner kepada setiap penumpang dan dikumpulkan saat turun dari pesawat) ataupun
secara online melalui sistem.
4. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk menilai seluruh sample perusahaan terbaik di SKYTRAX sebagai bahan
populasi untuk di uji kembali secara statistik untuk mempertegas akan pengaruh antar variabel.