4. TETRALOGY OF FALLOT
Tetralogy fallot adalah suatu kelainan jantung yang telah ada sejak lahir yang terdiri
dari gabungan empat kelainan yaitu:
1. Defek septum ventrikel : (adanya lubang diantara ventrikel kiri dan kanan)
2. Stenosis katup pulmoner : (adanya penyempitan pada katup pulmonalis)
3. Overriding aorta adalah : Arteri besar yang membawa darah kaya oksigen dari
jantung ke seluruh tubuh mengalami pergeseran posisi kearah ventrikel kanan dan
defek septum ventrikel, akibatnya aorta mendapatkan darah dari ventrikel kiri dan
kanan. Darah yang kaya oksigen menjadi bercampur dengan darah yang
kekurangan oksigen dan dialirkan ke seluruh tubuh
4. Hipertrofi ventrikel kanan (penebalan otot ventrikel kanan).
5. Epidemiologi
✺ Tingkat kelahiran di indonesia setiap tahun 4,5jt bayi dan
45000 bayi diantaranya menyandang penyakit jantung
bawaan
✺ Tetralogy of fallot mewakili sekitar 10% dari kasus PJB
✺ Terjadi 3-6 bayi untuk setiap 10.000 kelahiran.
✺ Di AS 10% kasus penyakit jantung kongenital adalah
tetralogy of fallot dan didominasi oleh laki-laki.
7. Etiologi
✺ Pada sekitar 85% pasien PJB etiologinya dianggap multifaktorial
yang menandakan kecenderungan genetic tiap individu berinteraksi
dengan faktor lingkungan.
✺ Faktor lingkungan yang dimaksud:
1.Ibu diabetes pregestasional
2.Infeksi maternal
3.Infeksi virus rubella saat kehamilan
4.Paparan obat:as.retinoid,obat anti konvulsan
5.Ibu peminum alkohol saat kehamilan.
✺ Adanya mutasi gen tunggal maupun lebih dari 1
8. Patofisiologi
Tetralogy of fallot merupakan salah satu jenis PJB Yang memiliki 4
kelainan morfologi pada jantung, terdiri dari:
✺ Ventricullar septal defect (VSD)
✺ Overiding aorta
✺ Stenosis pulmonalis
✺ Hipertrofi ventrikel kanan
12. Manifestasi klinis
✺ Sesakdan mudah lelah biasanya terjadi ketika anak melakukan
aktivitas (misalnya naik sepeda atau lari),pada bayi sesak timbul
setelah menyusu,merangkak.
✺ Berat badan tidak bertambah
✺ Pertumbuhan berlangsung lambat
✺ Jari tangan seperti tabuh gendering/ gada (clubbing fingers)
✺ Sianosis/ kebiruan: Sianosis akan muncul di mukosa bibir,mulut
jari tangan dan kaki biasa muncul saat anak setelah beraktivitas.
✺ Biasa pasien sering jongkok ketika kelelahan(squatting) dan
merasa membaik.
✺ Infeksi nafas yang berulang.
✺ Nafsu makan yang kurang.
13. Pemeriksaan fisik
✺Clubbing fingers
✺Tampak sianosis pada mulut dan mukosa
bibir,ekstremitas.
✺Kardiomegali.
✺Berat badan rendah.
✺Akral dingin dan pucat.
✺Kuku tampak hitam kebiruan.
✺Saturasi oksigen yang rendah
14. Pemeriksaan penunjang
✺ Foto thorax
✺ Ekokardiografi
✺ Kateterisasi jantung: Untuk deteksi morfologi dan kondisi
jantung dengan menggunakan kateter(berupa selang tipis
panjang yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan
diarahkan ke jantung
18. Komplikasi
Abses serebri
✺ Tetralogi of fallot yang tidak dioperasi merupakan faktor
predisposisi penting abses serebri
✺ Kejadian abses serebri 5-18,7% pada penderita TOF,sering
pada anak diatas 2 tahun.
✺ Etiologi pathogenya: streptococcus milleri,staphylococcus
dan haemophilus.
✺ Tetralogi of Fallot bisa menyebabkan abses serebri karena
hipoksia, polisitemia, dan hiperviskositas. Dampaknya
adalah terganggunya mikrosirkulasi dan menyebabkan
terbentuk mikrotrombus, ensefalomalasia fokal, serta
terganggunya permeabilitas sawar darah otak.
19. Komplikasi
Gagal jantung
✺ Terjadi pada penderita yang tidak menjalani terapi bedah
dan biasa pada penderita dewasa.
✺ Terapi bedah yang tidak tuntas
✺ Gagal jantung pada penderita ToF berkaitan erat dengan
disfungsi miokard. Terjadinya hipoksia dalam jangka lama
dapat mengakibatkan disfungsi miokard,miokard yang
terkena tidak hanya di ventrikel kanan, namun dapat pula di
ventrikel kiri.
✺ Gagal jantung bisa akibat polisitemia berat menyebabkan
trombo-emboli, oklusi koroner, berakibat iskemi atau infark
miokard yang dapat mencetuskan gagal jantung
20. Komplikasi
Endokarditis
✺ Kejadian paling sering pada penderita TOF
✺ Penyebab tersering streptokokus.
✺ Faktor terjadinya endokarditis pada TOF adalah struktur
abnormal jantung atau pembuluh darah dengan perbedaan
tekanan atau turbulensi bermakna yang menyebabkan
kerusakan endotel, yaitu mikrolesi pada endokardium, dan
pembentukan platelet, fibrin, trombus.
✺ Faktor kedua adalah bakteremia. Bakteremia dapat terjadi
karena mikroorganisme di dalam darah menempel pada
mikrolesi sehingga menimbulkan proses peradangan selaput
endokardium.
21. Tatalaksana
✺ Intervensi awal untuk mengatasi spells pada bayi yaitu dengan posisi knee-chest
yang dapat dilakukan dengan berbaring atau bayi diletakkan pada bahu ibu, Bayi
akan lebih tenang
✺ Pada anak besar dengan squatting (berjongkok) ketika sesak atau kelelahan.
✺ Propanolol 0.1mg/kgBB intravena diberikan pelan-pelan dan dapat diulang
setelah 15 menit. Dengan berkurang nya kontraktilitas miokard diharapkan
spasme infundibulum berkurang dan sirkulasi pulmonal akan meningkat.
✺ Captopril 10mg tab 2dd1 = untuk mencegah terjadinya gagal jantung
✺ Furosemid 40mg tab 3dd1
✺ Pemberian cairan inisial dengan bolus 10-20cc/kgBB akan meningkatkan aliran
darah paru.
✺ Tindakan bedah.
22. Prognosis
1. Prognosis cukup baik pada yang dioperasi usia anak-anak.
2.Prognosis jangka panjang kurang baik bila :
Di operasi pada usia dewasa yang sudah terjadi gangguan
fungsi ventrikel kiri akibat hipoksia yang lama
24. Nama lengkap : An .Faza
Usia : 12 tahun 9 bulan
No RM : 181932
Jenis kelamin :Laki-laki
Tempat,tanggal lahir : 06- Agustus 2006
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Belum bekerja
Status perkawinan : Belum menikah
Agama : islam
Suku : Jawa
Alamat : Margoyoso 2/1 pati.
Identitas Pasien
25. Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis dengan orang
tua pasien di poli anak RS RAA Soewondo Pati tanggal 7
Mei 2019 pukul :10:00 WIB
Keluhan Utama:
Sesak nafas.
Anamnesis
26. Seorang anak laki-laki datang ke Poli anak RS soewondo pati bersama dengan ibunya
untuk meminta surat rujukan bahwa RS karyadi semarang juga akan merujuk ke RSCM
untuk dilakukan penanganan lebih lanjut, dengan keluhan saat sekarang pasien merasa
sesak nafas dan mudah lelah terutama sehabis beraktifitas berat seperti lari-lari dan
bersepeda.Ketika keluhan sesak timbul disertai juga keluhan seperti pusing,bibir nya
membiru,kelopak matanya membengkak,kuku menjadi hitam kebiruan,muncul keringat
dingin disertai juga telapak tangan dan kaki yang dingin.Dan ibu pasien juga mengatakan
bahwa ketika anaknya sehabis bersepeda atau lari-lari anaknya suka jongkok dan pasien
mengatakan merasa membaik sesaknya ketika jongkok dan kebiasaan jika tidur kedua
kakinya di tekuk.Keluhan seperti demam,mual dan muntah disangkal.Makan: 2x/hari saat
siang tidak makan,Minum: kurang lebih 1L/hari, BAB: 1-2X/hari, BAK: 4X/hari.Riwayat
saat kecil keluhan sesak sudah dirasakan,pasien suka sesak setelah merangkak.pertama
kali di diagnosis TOF pada tanggal 9 januari 2018.pasien sudah mendapat tindakan
katerisasi jantung di RS karyadi semarang pada bulan februari 2019.Namun untuk
tindakan selanjutnya RS karyadi merujuk pasien ke RSCM untuk di lakukan operasi.
Riwayat Penyakit Sekarang
27. - Riwayat sesak nafas sejak balita (+)
-Riwayat kebiruan pada bibir sejak
balita (+)
-Riwayat kuku hitam kebiruan sejak
balita (+)
-Riwayat kelopak mata bengkak sejak
balita (+)
Riwayat Penyakit Dahulu
28. ✺ Riwayat keluhan serupa (-)
✺ Riwayat penyakit kelainan jantung (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
29. Antenatal : tidak diketahui.
Natal :
Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara, lahir secara sectio caesar di
RS Soewondo pati. Umur kehamilan 34 minggu dengan berat badan lahir
1950 gram, panjang badan lahir 44 cm, langsung menangis, tidak ada
penyulit dalam persalinan.
Post natal: tidak diketahui.
Riwayat Perinatal
30. Hepatitis B : 0 bulan
BCG : 1 bulan
Polio : 1, 2, 3, 4 bulan
Pentavalen : 2, 3, 4 bulan
Campak : 9 bulan
Kesan: imunisasi dasar lengkap
Riwayat Imunisasi
31. Pertumbuhan :
BB = 31,2 ; TB = 150cm
BB/U : 31,2/44 X 100% Gizi kurang
TB/U : 150/154 X 100% Perawakan normal
BB/TB : 31,2/42 X 100%Gizi kurang
Kesan: Status gizi kurang dengan perawakan
normal
Perkembangan :
Personal sosial : Pasien dapat makan kue kering
sendiri, mengulurkan lengan atau badannya untuk
mencapai mainan
Bahasa : pasien dapat mengoceh, meniru bunyi kata-
kata, menoleh ke arah suara
Motorik halus : pasien dapat memindahkan benda dari
satu tangan ke tangan yang lain, mencari benda yang
diperlihatkan lalu dijatuhkan, memegang satu benda
pada kedua tangan pada saat yang sama
Motorik kasar : pasien dapat berdiri dengan
pegangan, duduk tanpa pegangan, bangkit kepala
tegak
Kesan : perkembangan sesuai dengan usia
Riwayat Pertumbuhan &
Perkembangan
32. ☘ 0-6 bulan : ASI ditambah dengan susu formula
☘ 6-9 bulan : Susu formula, bubur halus 3x/hari
dengan porsi 1/2 mangkuk kecil
(±250 mL), makanan selingan
(biskuit/wafer/buah)
Kesan : kualitas dan kuantitas kurang
Riwayat Asupan Nutrisi
33. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : tampak sakit ringan &
lemas, GCS 15 (E4M6V5)
Tanda Vital
Frekuensi Nadi : 92 x /menit, reguler, isi
cukup
Frekuensi Nafas : 32 x /menit, reguler
Suhu : 36.40C
SpO2 : 83 %
Data
Antropometri
BB : 31,2 kg
TB : 150cm
IMT :13,86 Kg/m
Dilakukan tanggal 7 Mei 2019 jam 10.00 di poli anak
34. Pemeriksaan Sistem
Kepala: Bentuk dan ukuran kepala normal, berwarna hitam terdistribusi
merata, tidak mudah dicabut, kulit kepala normal
Mata: CA (-/-), SI (-/-), RC langsung dan tidak langsung (+/+), pupil bulat,
isokor, diameter 3 mm,edem palpebra (+/+)
Telinga: Bentuk normal, liang telinga lapang, sekret (-/-), serumen (-/-)
Hidung: Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-/-), hiperemis (-/-),
ragaden (-/-)
Mulut: Sianosis (+), bibir kering (-), tonsil T1-T1, Faring hiperemis (-)
Leher: Letak trakea di tengah, pembesaran KGB (-)
35. Pemeriksaan Sistem
Pulmo
Inspeksi : Bentuk normal, dada simetris dalam pergerakan dan diam, retraksi (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama kuat, pergerakan simetris
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : SDV +/+, Rh -/-, Wh -/-
Cor
Inspeksi: pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra
Perkusi : Redup
Batas jantung atas di ICS III parasternal line sinistra
Batas jantung kanan di ICS IV sternal line sinistra
Batas jantung kiri di ICS VI mid clavicular line sinistra
Auskultasi: BJ I-II ireguler, murmur (+), gallop (–)
36. Pemeriksaan Sistem
Ekstremitas dan tulang belakang : Akral dingin(+), edema (-), CRT <2
detik,pucat(+),kuku tampak hitam kebiruan(+) tidak ada skoliosis, lordosis, kifosis, spina
bifida
Kulit : turgor kulit baik, tidak terdapat ruam dan petekie
Kelenjar getah bening: Tidak teraba pembesaran
Anus dan genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen
Inspeksi: tampak datar, tidak ada benjolan, eritem (-)
Auskultasi: bising usus (+), friction rub(-)
Palpasi: supel,,, tidak ada nyeri tekan(-), hepatosplenomegali(-)
Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen
37. Pemeriksaan Sistem
Status Neurologis
Rangsang meningeal
kaku kuduk(-); brudzinsky I-IV (-); Kernig (-); laseque (-)
Motorik
normal, eutrofi, normotoni pada ekstremitas atas dan bawah
kekuatan (lengan atas, lengan bawah, tangan, tungkai atas, tungkai bawah,
kaki 5555/5555/5555/5555
Refleks fisiologis
biceps (++/++); triceps(++/++); patella(++/++);achilles (++/++)
Refleks patologis
Babinski(-/-); chaddock(-/-); gordon(-/-); schaefer(-/-); oppenheim(-/-); klonus
paha(-/-); klonus kaki (-/-)
38. Laporan Ekokardiografi
Tanggal pemeriksaan:23-12-2017
Hasil
1. situs solitus,AV-VA concordance
2. muara vena pulmonalis normal
3. RA RV dilatasi ringan
4. tampal IAS tipis kesan echo gap
kesan ASD ukuran 1cm L to R shunt
5. IVS kesan tidak intak dengan kesan
tampak VSD DCSA ukuran 1,2-1,4cm L-R
shunt
6. TI trivial MI trivial
7. kontraktilitas miokard baik
8.arkus aorta di kiri,tak tampak
koarktasio aorta,kesan tidak tampak
PDA.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
39. RESUME
Telah diperiksa seorang pasien dengan keluhan saat sekarang pasien merasa sesak
nafas dan mudah lelah terutama sehabis beraktifitas berat seperti lari-lari dan
bersepeda.Ketika keluhan sesak timbul disertai juga keluhan seperti pusing,bibir nya
membiru,kelopak matanya membengkak,kuku menjadi hitam kebiruan,muncul
keringat dingin disertai juga telapak tangan dan kaki yang dingin.Dan ibu pasien juga
mengatakan bahwa ketika anaknya sehabis bersepeda atau lari-lari anaknya suka
jongkok dan pasien mengatakan merasa membaik sesaknya ketika jongkok dan
kebiasaan jika tidur kedua kakinya di tekuk.Keluhan seperti demam,mual dan muntah
disangkal.Makan: 2x/hari saat siang tidak makan,Minum: kurang lebih 1L/hari, BAB:
1-2X/hari, BAK: 4X/hari.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan bibir sianosis (+), kardiomegali (+),di
telapak tangan dan kaki pucat (+),akral dingin (+),pada auksultasi terdapat mur-
mur(+),kuku hitam kebiruan(+).
41. Clinical Reasoning
Tetralogy of fallot
Anamnesis ☘ Keluhan sesak nafas(+), mudah lelah(+) saat setelah
beraktifitas sedang-berat sejak balita.
☘ Saat sesak timbul disertai dengan
pusing(+),sianosis(+),kelopak mata bengkak(+),kuku
warna hitam kebiruan(+),keringat dingin(+),
☘ Ketika keluhan sesak dan lelah timbul pasien segera
jongkok dan pasien mengaku membaik setelah
jongkok,apabila tidur kedua kaki di tekuk(+)
Pemeriksaan
Fisik
☀ Didapatkan bibir sianosis (+),
☀ Kardiomegali(+),
☀ Ditelapak tangan dan kaki pucat(+),akral dingin(+),
☀ Terdapat mur-mur(+),
☀ Kuku hitam kebiruan(+).
42. Pemeriksaan
Penunjang 1. RA RV dilatasi ringan
2.tampal IAS tipis kesan echo gap kesan ASD
ukuran 1cm L to R shunt
3. IVS kesan tidak intak dengan kesan tampak
VSD DCSA ukuran 1,2-1,4cm L-R shunt
43. Clinical Reasoning
Pertumbuhan :
BB = 31,2 ; TB = 150cm
BB/U : 31,2/44 X 100% Gizi kurang
TB/U : 150/154 X 100% Perawakan normal
BB/TB : 31,2/42 X 100%Gizi kurang
Kesan: Status gizi kurang dengan perawakan
normal
44. Diagnosis Banding
✺ Ventricular septal
defect
✺ Transposition of the
great arteries (TGA)
Rencana Diagnostik
Rontgen
Ekokardiografi
Katerisasi jantung
45. Rencana Terapi Farmakologis
Captopril 10mg tab 2 dd 1.
Furosemid 40mg tab 3dd1
Kardioprotektif (propanolol IV 0.1 mg/KgBB)
Cairan IV 10 – 20 cc/KgBB
Rencana Terapi Non-Farmakologis
Squatting(jongkok)
Rencana Evaluasi
EvaluasiEvaluasi keadaan umum dan tanda tanda vital
Evaluasi respons pengobatan
Awasi tanda tanda gagal jantung,nafas cepat,sesak nafas,bunyi jantung tambahan,edema
palpebra
Awasi adanya hipoksia kronis:clubbing finger
Evaluasi pola makan,pola pertambahan berat badan.
46. Edukasi
1.Menjelaskan mengenai penyakit yang diderita
pasien(definisi,etiologi,faktor
resiko,komplikasi,tatalaksana,prognosis)
2.Menjelaskan pada pasien dan keluarga
pentingnya tatalaksana definitive berupa koreksi
secara bedah.penundaan operasi dalam jangka
lama dapat menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan terhambat.
Prognosis
� Ad Vitam : Dubia ad bonam
� Ad Sanationam: Dubia ad bonam
� Ad Functionam: Dubia ad bonam
47. Kesimpulan
Telah diperiksa seorang anak laki-laki berusia 12 tahun 9 bulan
dengan keluhan saat sekarang pasien merasa sesak nafas (+) dan
mudah lelah (+) terutama sehabis beraktifitas berat seperti lari-lari
dan bersepeda sejak balita.Keluhan sesak timbul disertai juga keluhan
seperti pusing(+), sianosis (+), kelopak matanya membengkak
(+),clubbing finger (+), keringat dingin (+) disertai juga akral dingin
(+).Dan ibu pasien juga mengatakan bahwa ketika anaknya sehabis
bersepeda atau lari-lari anaknya suka jongkok dan pasien mengatakan
merasa membaik sesaknya ketika jongkok dan kebiasaan jika tidur
kedua kakinya di tekuk.Keluhan seperti demam (-),mual (-) dan
muntah(-). Berdasarkan hasil anamnesis pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang didapatkan diagnosis kerja tetralogy of fallot
49. Teori Kasus
Definisi
Tetralogy fallot adalah suatu kelainan jantung yang
telah ada sejak lahir yang terdiri dari gabungan
empat kelainan yaitu, 1. Defek septum ventrikel
(adanya lubang diantara ventrikel kiri dan kanan),
2. Stenosis katup pulmoner (adanya penyempitan
pada katup pulmonalis), 3. Overriding aorta adalah
Arteri besar yang membawa darah kaya oksigen
dari jantung ke seluruh tubuh mengalami
pergeseran posisi kearah ventrikel kanan dan defek
septum ventrike,l4. Hipertrofi ventrikel kanan
(penebalan otot ventrikel kanan).
pasien mengeluhkan sesak
nafas dan mudah lelah
terutama sehabis beraktifitas
berat seperti lari-lari dan
bersepeda.Ketika keluhan
sesak timbul disertai juga
keluhan seperti pusing,bibir
nya membiru,kelopak
matanya membengkak,kuku
menjadi hitam
kebiruan,muncul keringat
dingin disertai juga telapak
tangan dan kaki yang dingin.
50. Epidemiologi
Data epidemiologi WHO mencatat bahwa kejadian
Tetralogi of Fallot (TOF) mewakili sekitar 10% dari kasus
penyakit jantung bawaan (PJB), terjadi pada 3-6 bayi
untuk setiap 10.000 kelahiran, dan merupakan penyebab
paling umum dari penyakit jantung congenital. Gangguan
ini menyumbang sepertiga dari semua penyakit jantung
congenital pada pasien yang lebih muda dari 15 tahun. Di
AS, 10% kasus penyakit jantung congenital adalah
Tetralogi of Fallot, sedikit lebih banyak pada laki-laki
dibandingkan perempuan.
Pasien laki-laki berusia 12 tahun 9
bulan
Faktor risiko
Riwayat Keluarga
Riwayat Kehamilan dan Perinatal
Riwayat Ibu Mengkonsumsi Obat-Obatan dan Alkohol
Infeksi Selama Kehamilan
Kelahiran Preterm
Berat Bayi Lahir Rendah
Kelainan Kromosom
1.Pasien lahir dengan BBL : 1,95
Kg
2.Ibu pasien melahirkan di usia
kehamilan 34 minggu.
51. Manifestasi klinis dan Pemeriksaan Fisik
o sianosis persisten di mulai setelah bulan ke 3
o melakukan squatting akan membaik ketika sesak.
o Setelah usia 2 tahun clubbing akan dapat terlihat.
o Keluhan umum lainya berupa Sesak, biasanya terjadi
ketika anak melakukan aktivitas (misalnya menangis
atau mengedan)
o Berat badan bayi tidak bertambah
o Pertumbuhan berlangsung lambat
1.Dengan keluhan saat sekarang pasien merasa sesak
nafas dan mudah lelah terutama sehabis beraktifitas
berat seperti lari-lari dan bersepeda.
2.Ketika keluhan sesak timbul disertai juga keluhan
seperti pusing,bibir nya membiru,kelopak matanya
membengkak,kuku menjadi hitam kebiruan,muncul
keringat dingin disertai juga telapak tangan dan kaki
yang dingin.
3..Dan ibu pasien juga mengatakan bahwa ketika
anaknya sehabis bersepeda atau lari-lari anaknya suka
jongkok dan pasien mengatakan merasa membaik
sesaknya ketika jongkok dan kebiasaan jika tidur
kedua kakinya di tekuk.
4.ibu pasien juga bercerita bahwa anaknya saat masih
belajar merangkak,anaknya suka ter engah-engah saat
setelah merangkak.
52. Teori Kasus
Pemeriksaan fisik
Tetralogi Fallot
- S1 normal, S2 biasanya tunggal (yakni A2),
- Terdengar bunyi ejeksi sistolik di daerah pulmonal, yang makin
melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi (berlawanan
dengan stenosis pulmonal murni).
- Bising ini adalah stenosis pulmonal, darah dari ventrikel kanan
yang melintas ke arah ventrikel kiri dan aorta tidak mengalami
turbulensi oleh karena tekanan sistolik antara ventrikel kanan
dan kiri hampir sama.
5.berat badan saat sekarang 31,2 kg
dengan TB= 150cm
- Hasil dari pemeriksaan fisik:
SpO2=83%
-Pada auksultasi: Bising
jantung/Murmur pansistolik (+)
53. Teori Kasus
Pemeriksaanpenunjang
Ekokardiografi
rontgen
Echo :
1.Dilatasi ringan RA dan RV
2. IVS kesan tidak intak dengan
kesan tampak VSD DCSA ukuran
1,2-1,4cm L-R shunt.
3.overiding aorta,aorta besar (AR
mild-moderate)
Shunt.
4.situs solitus ,AV-VA concordance.
.Rontgen : batas kanan jantung
bulging, dan corakan vaskuler
meningkat.
54. Tatalaksana
Squatting
O2 nasal canule
Kardioprotektif (propanolol IV 0.1 mg/KgBB)
Cairan IV 10 – 20 cc/KgBB
Pembedahan
Squatting
Katerisasi jantung
Captopril 10mg tab 2 dd 1.
Furosemid tab no V
Rencana tindakan pembedahan
Prognosis
1.Prognosis cukup baik pada yang dioperasi usia anak-anak.
2.Prognosis jangka panjang kurang baik bila :
Di operasi pada usia dewasa yang sudah terjadi gangguan
fungsi ventrikel kiri akibat hipoksia yang lama
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad sanationam: dubia ad bonam
• Ad functionam: dubia ad bonam
55. Tetralogi of Fallot (TOF) merupakan salah satu penyakit jantung bawaan yang bersifat
congenital dengan insiden sekitar 10% dari kasus penyakit jantung bawaan (PJB), terjadi pada
3-6 bayi untuk setiap 10.000 kelahiran, dan merupakan penyebab paling umum dari penyakit
jantung congenital. Gangguan ini menyumbang sepertiga dari semua penyakit jantung
congenital pada pasien yang lebih muda dari 15 tahun. Untuk itu perlu dilakukan deteksi dini
kelainan jantung bawaan agar dapat dilakukan tatalaksana segera. Deteksi dini dapat
dilakukan dengan mengetahui status prenatal pasien berupa kelainan genetik, riwayat
keluarga, riwayat konsumsi obat-obatan, alkohol, dan merokok pada ibu, kehamilan preterm,
berat badan lahir rendah (BBLR), dan infeksi pada saat kehamilan.
Deteksi dini juga dapat dilakukan pada bayi post natal. Deteksi dini dapat dinilai berdasarkan
manifestasi klinis berupa sianosis, sesak, jari tabuh, hambatan tumbuh, dada berdebar, nyeri
dada, penurunan toleransi latihan, infeksi saluran nafas berulang. Selain itu, pada
pemeriksaan fisik dapat ditemukan kardiomegali, bising jantung, keringat berlebihan
squatting, palpitasi, infeksi nafas berulang, penurunan toleransi latihan, hambatan
pertumbuhan, jari tabuh dan sianosis. Deteksi dini juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan lab, USG,elektrokardiography (EKG), echocardiography,
rontgen,CMR, katerisasi jantung.
KESIMPULAN