Studi ini menguji dampak program intervensi gizi berbasis sekolah terhadap preferensi, self-efficacy, sikap, dan konsumsi buah dan sayuran siswa sekolah menengah. Hasilnya menunjukkan bahwa intervensi berdampak positif pada peningkatan self-efficacy siswa namun tidak berpengaruh signifikan terhadap konsumsi buah dan sayuran. Etnisitas berkorelasi dengan konsumsi buah tetapi tidak sayuran.
Dokumen ini berisi perencanaan menu makanan untuk lansia berusia 81 tahun bernama Oma Ana selama 2 hari. Menu disusun berdasarkan prinsip diet lansia dan kebutuhan zat gizinya, serta memperhatikan riwayat kesehatan dan preferensi makan pasien. Menu mencakup sarapan, makan siang, selingan sore, dan makan malam yang seimbang zat gizinya.
Intervensi Konsumsi Pangan dan Gizi mendiskusikan 7 jenis intervensi gizi yang umum digunakan untuk menangani masalah gizi, yaitu pemberian makanan tambahan, pendidikan gizi, fortifikasi, makanan formula, subsidi harga, produksi pertanian, dan program terpadu. Dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan intervensi gizi mulai dari diagnosis masalah, penentuan sasaran, tujuan intervensi, hingga evaluasi program.
Dokumen tersebut membahas tentang monitoring dan evaluasi proses asuhan gizi yang terstandar, meliputi empat langkah utama yaitu tujuan monitoring dan evaluasi untuk melihat perkembangan dan pencapaian tujuan, perbedaan domain antara asesmen dan monitoring, hubungan antara pengkajian, diagnosis, intervensi, dan monitoring evaluasi gizi, serta komponen monitoring evaluasi gizi yang meliputi monitoring, pengukuran, dan evaluasi.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar dietetik yang mencakup pengertian diet, fungsi makanan dalam perawatan orang sakit, tujuan terapi diet, pengaturan makanan orang sakit, dasar penentuan diet bagi orang sakit, dan standar makanan rumah sakit seperti makanan biasa, lunak, saring, cair, dan lewat pipa.
Dokumen ini berisi perencanaan menu makanan untuk lansia berusia 81 tahun bernama Oma Ana selama 2 hari. Menu disusun berdasarkan prinsip diet lansia dan kebutuhan zat gizinya, serta memperhatikan riwayat kesehatan dan preferensi makan pasien. Menu mencakup sarapan, makan siang, selingan sore, dan makan malam yang seimbang zat gizinya.
Intervensi Konsumsi Pangan dan Gizi mendiskusikan 7 jenis intervensi gizi yang umum digunakan untuk menangani masalah gizi, yaitu pemberian makanan tambahan, pendidikan gizi, fortifikasi, makanan formula, subsidi harga, produksi pertanian, dan program terpadu. Dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan intervensi gizi mulai dari diagnosis masalah, penentuan sasaran, tujuan intervensi, hingga evaluasi program.
Dokumen tersebut membahas tentang monitoring dan evaluasi proses asuhan gizi yang terstandar, meliputi empat langkah utama yaitu tujuan monitoring dan evaluasi untuk melihat perkembangan dan pencapaian tujuan, perbedaan domain antara asesmen dan monitoring, hubungan antara pengkajian, diagnosis, intervensi, dan monitoring evaluasi gizi, serta komponen monitoring evaluasi gizi yang meliputi monitoring, pengukuran, dan evaluasi.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar dietetik yang mencakup pengertian diet, fungsi makanan dalam perawatan orang sakit, tujuan terapi diet, pengaturan makanan orang sakit, dasar penentuan diet bagi orang sakit, dan standar makanan rumah sakit seperti makanan biasa, lunak, saring, cair, dan lewat pipa.
Slogan kampanye "Sehat 5 Sempurna" menganjurkan porsi makan yang seimbang di piring, dengan karbohidrat dan protein masing-masing 50% dan buah serta sayuran 50% berikutnya, serta membatasi gula, garam, dan lemak. Kampanye ini juga menganjurkan minum air putih yang cukup dan mengkonsumsi protein nabati untuk mendukung gaya hidup sehat.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi seimbang pada dewasa dan lansia. Pertama, dibahas tentang kebutuhan gizi dasar pada dewasa seperti kalori dan bagaimana kebutuhan tersebut berkurang pada usia lanjut. Kemudian dibahas masalah gizi yang sering terjadi pada lansia seperti kegemukan, kurang gizi, dan kekurangan vitamin tertentu beserta penyebabnya. Terakhir, dibahas
KONSEP DAN PRINSIP GIZI PADA ANAK SEKOLAH DAN REMAJANurul Annisa
Dokumen tersebut membahas konsep dan prinsip gizi untuk anak sekolah dan remaja, mencakup karakteristik, kebutuhan gizi, faktor yang mempengaruhi, dan masalah gizi pada kedua kelompok usia. Prinsip utama untuk anak sekolah adalah memenuhi kebutuhan gizi untuk pertumbuhan optimal secara fisik dan mental, sedangkan untuk remaja fokus pada masa pertumbuhan cepat. Masalah giz
Dokumen tersebut membahas gangguan pada ginjal dan saluran kemih. Secara ringkas, dibahas mengenai fungsi ginjal dalam ekskresi, gangguan yang dapat terjadi seperti batu ginjal, ginjal polikistik, gagal ginjal akut dan kronis, serta pengaturan diet yang tepat bagi pasien gangguan ginjal.
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)Fakhriyah Elita
Perencanaan menu ibu hamil KEK memberikan menu sarapan, makan siang, makan malam, dan dua kali selingan yang mengandung kalori sebesar 2550 kkal, protein 79 gram, lemak 85 gram, dan karbohidrat 349 gram sesuai kebutuhan gizi ibu hamil KEK."
Dokumen tersebut berisi pedoman dan contoh-contoh program gizi untuk ibu hamil, termasuk rekomendasi asupan gizi, contoh pola makan, materi konseling gizi, dan contoh-contoh pangan tambahan berbasis sumber daya lokal.
Dokumen tersebut membahas tentang etika dalam memberikan asuhan gizi. Secara ringkas, dokumen menyatakan bahwa (1) asuhan gizi harus dilakukan secara terstandar dan beretika dengan memperhatikan keselamatan pasien, (2) etika mencakup konsep benar dan salah serta tanggung jawab dalam setiap tahapan asuhan gizi, dan (3) prinsip keselamatan pasien meliputi mencuci tangan, identifikasi yang
Dokumen tersebut membahas tentang pangan dan gizi, meliputi pengertian, tujuan program, kebijakan, dan analisis status pangan serta gizi. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa pangan dan gizi saling berhubungan, di mana pangan menyediakan zat gizi yang diperlukan tubuh. Pemerintah telah menetapkan berbagai program dan kebijakan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan status gizi masy
Pasien berusia 38 tahun dengan diagnosis sirosis hati mengalami asupan oral inadekuat dan underweight. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan peningkatan SGPT dan penurunan albumin. Diagnosis gizi mencakup asupan oral inadekuat, underweight, dan perubahan data lab terkait sirosis hati. Tujuan diet adalah mencapai status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan meningkatkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat sesuai kebutu
Dokumen ini membahas tentang pengertian sayur dan buah, pigmen yang memberi warna pada sayur dan buah seperti karotenoid, likopen, klorofil, dan kurkumin, serta cara menyimpan dan mengolah sayur dan buah agar tetap segar dan bergizi.
Slogan kampanye "Sehat 5 Sempurna" menganjurkan porsi makan yang seimbang di piring, dengan karbohidrat dan protein masing-masing 50% dan buah serta sayuran 50% berikutnya, serta membatasi gula, garam, dan lemak. Kampanye ini juga menganjurkan minum air putih yang cukup dan mengkonsumsi protein nabati untuk mendukung gaya hidup sehat.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi seimbang pada dewasa dan lansia. Pertama, dibahas tentang kebutuhan gizi dasar pada dewasa seperti kalori dan bagaimana kebutuhan tersebut berkurang pada usia lanjut. Kemudian dibahas masalah gizi yang sering terjadi pada lansia seperti kegemukan, kurang gizi, dan kekurangan vitamin tertentu beserta penyebabnya. Terakhir, dibahas
KONSEP DAN PRINSIP GIZI PADA ANAK SEKOLAH DAN REMAJANurul Annisa
Dokumen tersebut membahas konsep dan prinsip gizi untuk anak sekolah dan remaja, mencakup karakteristik, kebutuhan gizi, faktor yang mempengaruhi, dan masalah gizi pada kedua kelompok usia. Prinsip utama untuk anak sekolah adalah memenuhi kebutuhan gizi untuk pertumbuhan optimal secara fisik dan mental, sedangkan untuk remaja fokus pada masa pertumbuhan cepat. Masalah giz
Dokumen tersebut membahas gangguan pada ginjal dan saluran kemih. Secara ringkas, dibahas mengenai fungsi ginjal dalam ekskresi, gangguan yang dapat terjadi seperti batu ginjal, ginjal polikistik, gagal ginjal akut dan kronis, serta pengaturan diet yang tepat bagi pasien gangguan ginjal.
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)Fakhriyah Elita
Perencanaan menu ibu hamil KEK memberikan menu sarapan, makan siang, makan malam, dan dua kali selingan yang mengandung kalori sebesar 2550 kkal, protein 79 gram, lemak 85 gram, dan karbohidrat 349 gram sesuai kebutuhan gizi ibu hamil KEK."
Dokumen tersebut berisi pedoman dan contoh-contoh program gizi untuk ibu hamil, termasuk rekomendasi asupan gizi, contoh pola makan, materi konseling gizi, dan contoh-contoh pangan tambahan berbasis sumber daya lokal.
Dokumen tersebut membahas tentang etika dalam memberikan asuhan gizi. Secara ringkas, dokumen menyatakan bahwa (1) asuhan gizi harus dilakukan secara terstandar dan beretika dengan memperhatikan keselamatan pasien, (2) etika mencakup konsep benar dan salah serta tanggung jawab dalam setiap tahapan asuhan gizi, dan (3) prinsip keselamatan pasien meliputi mencuci tangan, identifikasi yang
Dokumen tersebut membahas tentang pangan dan gizi, meliputi pengertian, tujuan program, kebijakan, dan analisis status pangan serta gizi. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa pangan dan gizi saling berhubungan, di mana pangan menyediakan zat gizi yang diperlukan tubuh. Pemerintah telah menetapkan berbagai program dan kebijakan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan status gizi masy
Pasien berusia 38 tahun dengan diagnosis sirosis hati mengalami asupan oral inadekuat dan underweight. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan peningkatan SGPT dan penurunan albumin. Diagnosis gizi mencakup asupan oral inadekuat, underweight, dan perubahan data lab terkait sirosis hati. Tujuan diet adalah mencapai status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan meningkatkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat sesuai kebutu
Dokumen ini membahas tentang pengertian sayur dan buah, pigmen yang memberi warna pada sayur dan buah seperti karotenoid, likopen, klorofil, dan kurkumin, serta cara menyimpan dan mengolah sayur dan buah agar tetap segar dan bergizi.
Dokumen tersebut merangkum manfaat berbagai buah termasuk pisang, alpukat, tomat, apel, anggur, nanas, dan jeruk untuk kesehatan. Beberapa manfaat yang disebutkan antara lain menurunkan berat badan, meningkatkan energi, mencegah penyakit, dan menjaga kesehatan organ tubuh.
Narasi singkat mengisahkan Navin dan Biki membantu datuk mereka di kebun sayur. Mereka membantu menyiram tanaman dan membubuh baja. Dokumen ini juga menjelaskan jenis-jenis sayuran yang ditanam di kebun tersebut seperti timun, terung, labu dan tomato serta mengajak anak-anak untuk bersama-sama menyanyikan lagu tentang kebun sayuran datuk.
Dokumen tersebut membahas tentang 10 jenis sayuran dan buah favorit beserta manfaat nutrisi yang terkandung didalamnya. Sayuran seperti wortel kaya akan beta karoten dan vitamin A yang baik untuk penglihatan, sementara brokoli kaya kalsium yang baik untuk pertumbuhan tulang. Buah seperti pisang dan jeruk kaya vitamin C yang baik untuk sistem kekebalan tubuh.
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASii AQyuu
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh sanitasi lingkungan yang buruk terhadap status gizi pada balita di RW VI Kelurahan Bangsal. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan 32 responden dan menemukan bahwa tidak ada hubungan antara sanitasi lingkungan dengan status gizi balita."
Studi ini meneliti hubungan asupan makanan anak dan status ekonomi keluarga dengan status gizi anak sekolah di Kota Depok. Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan makanan anak dengan status gizi, tetapi tidak ada hubungan antara status ekonomi keluarga dengan status gizi. Sebagian besar anak memiliki asupan makanan yang baik namun status gizi kurang baik lebih tinggi dari rata-rata nasional. Peran
Ringkasan Pola Makan Tidak Teratur Pada MahasiswaGriya Nugroho
Penelitian ini bertujuan mengetahui penyebab pola makan yang tidak teratur pada mahasiswa dengan menggunakan teknik sampling acak terhadap mahasiswa jurusan Ilmu Komputer Universitas Lambung Mangkurat. Data diperoleh melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui apakah pola makan mahasiswa sudah sesuai dengan empat sehat lima sempurna. Hasilnya menunjukkan bahwa pola makan tid
Health education mempengaruhi pengetahuan siswa SD kelas IV-V tentang makanan bergizi seimbang. Sebelum health education, pengetahuan siswa sebagian besar cukup, namun setelah health education pengetahuan siswa sebagian besar meningkat menjadi baik. Health education berpengaruh positif terhadap peningkatan pengetahuan siswa.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian mengkaji pengaruh intervensi pendidikan gizi terhadap berat badan balita gizi kurang di Surabaya dengan hasil tidak ada perbedaan signifikan sebelum dan sesudah intervensi.
2. Subjek penelitian adalah ibu dan balita gizi kurang usia 6 bulan-5 tahun yang menerima pendidikan gizi selama 3 bulan.
3. Analisis statistik men
Tiga kalimat ringkasan artikel tersebut adalah:
Artikel ini meneliti hubungan antara pola makan dengan status gizi pada anak usia prasekolah di TK Kristen Tunas Rama Kota Makassar. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara pola makan yang baik dengan status gizi yang baik pada anak, dengan 82,1% anak memiliki pola makan baik dan status gizi baik.
Dokumen tersebut membahas tentang stunting di Indonesia dan peran kesehatan lingkungan dalam penurunannya. Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang. Dokumen ini menjelaskan faktor-faktor penyebab stunting seperti sanitasi dan kebersihan lingkungan serta strategi penanggulangannya melalui program STBM dan PKGBM.
1. The Effects of a School-Based Nutrition
Intervention on Fruit and Vegetable
Preferences, Self-Efficacy, and
Consumption Among Low-Income,
Hispanic and White Middle-School
Students
Erin McCarthy, MS, RD; Cindy Wolff, MPA, PhD, RD; Stephanie
Bianco-Simeral, MS, RD; Joseph Crozier, MA; Keiko Goto, PhD.
Delita Septia Rosdiana
I151130361
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
2. LATAR BELAKANG
KONSUMSI Buah dan sayuran
di kalangan remaja sering tidak
memadai dan terus menurun
sepanjang tahun.
(Larson et al, 2007).
Remaja Hispanik konsumsi buah
dan sayur lebih rendah karena
akulturasi budaya di Amerika,
(Unger et al., 2004).
Menurut Pérez-Escamilla &
Putnik,(2007) pergeseran diet
masyarakat hispanik di
Amerika,
DIET TRADISIONAL
DIET MASYARAKAT
AMERIKA
Intervensi sekolah
Memiliki peranan penting dalam mempromosikan
perubahan perilaku diet di kalangan remaja (Lytle et
al., 2006). Dengan menggunakan Intervensi HOTM
1 2
3
3. TUJUAN
Menguji pengaruh intervensi HOTM pada buah dan
sayuran preferensi siswa, self-efficacy dan sikap, dan
konsumsi siswa sekolah menengah (Hispanik).
4. METODOLOGI
Studi Desain
Desain studi penelitian : Studi eksperimental (Pre dan Post )
Waktu : 6 bulan
Sampel Penelitian
Sekolah Intervensi : 613 siswa (grade 6,7,8)
Sekolah Kontrol :396 siswa (grade 7,8)
Tempat : Sekolah menegah di California Utara
Kriteria Inklusi :Siswa hispanik yang berasal dari
keluarga tidak mampu atau berpenghasilan rendah
Intervensi : Oktober 2007 hingga Maret 2008
5. Pengukuran Variabel
Pertanyaan survei HOTM standar negara untuk menilai
preferensi buah dan sayuran, self efficacy, sikap dan
konsumsi.
TERDIRI DARI :
9 Pertanyaan Preferensi Buah dan Sayur
4 Pertanyaan Self-Efficacy
4 Pertanyaan Sikap kesehatan dan gizi
2 Persepsi dari faktor sosial dan lingkungan
2 Buah sert sayuran yang dikonsumsi dan dilaporkan sendiri selama
24 jam
1 Pertanyaan survey faktior lingkungan yang mengarah pada tekanan
teman sebaya serta 1 Pertanyaan mengenai biaya dari konsumsi buah
dan sayur
Survei tersebut juga membahas karakteristik demografi termasuk
usia, tanggal lahir, kelas, kelompok etnis, dan tempat kelahiran.
6. Analisis Data
Data yang diperoleh dari siswa yang menyelesaikan baik pra dan pasca
survei dimasukkan dalam analisis; 454 (74%) siswa intervensi dan 276
(70%).
1. Analisis data primer : ANCOVA membandingkan skor pasca-intervensi
untuk intervensi dan kelompok kontrol dengan skor dasar sebagai
kovariat.
2. Analisis yang lebih tepat perubahan mutlak dibandingkan dengan t-
test independent karena mengoreksi fenomena regresi dengan rata-rata
(Twisk & Proper, 2004).
3. Regresi linier dilakukan untuk memprediksi perubahan perilaku yang
terkait dengan personal, faktor sosial-lingkungan, dan demografis. Tingkat
signifikansi yang ditetapkan sebesar p ≤ 0,05. Data dianalisis
menggunakan Paket Statistik untuk Ilmu Sosial versi 15.0.
8. Table 1. Demographic Characteristics of Middle
School Students Who Completed Both Pre and
Post Surveys
Intervention
(n=454a)
Control
(n=276a)
Characteristics No. % No. %
Grade
6th
7th
8th
145
151
158
31.9
33.3
34.8
0
137
139
0
49.5
50.2
Gender
Male
Female
215
237
47.6
52.4
133
143
48.2
51.8
Ethnicity
White
Hispanic
Others
155
251
22
36.2
58.6
5.1
173
81
13
64.8
30.3
4.9
Place of Birth
Unitesd states
Mexico
407
43
90.0
9.5
262
14
94.9
5.1
9. Di lokasi intervensi, 59% dari siswa mengidentifikasi
diri mereka sebagai Hispanik, dibandingkan dengan
30% di lokasi kontrol (Lihat Tabel 1). Persentase yang
lebih besar dari siswa (9,5%) di lokasii ntervensi
lahirdi Meksiko, dibandingkan dengan siswa di lokasi
kontrol (5,1%). Seperti terlihat pada Tabel 1, rasio
jenis kelamin adalah serupa antara kelompok
intervensi dan kontrol.
10. Table 2. Means and Standard Deviations of
HOTM Intervention Outcomes Between
Intervention and Control Groups
Intervention group
(n = 454d)
Control group
(n = 276d)
P value
Outcomes Pre Post Pre Post
Fruit and
vegetable
preferencesa
2.25±0.39 2.28±0.36 2.19±0.36 2.21±0.38 0.507
Self-efficacyb 3.42±0.83 3.53±0.78 3.32±0.86 3.38±0.91 0.035
Attitudes
toward fruits
and
vegetablesb
4.77±0.87 4.82±0.90 4.84±0.81 4.89±0.84 0.585
Vegetable
consumptionc
1.91±1.50 2.04±1.62 2.09±1.59 2.13±1.69 0.99
Fruit
consumptionc
2.22±1.45 2.55±1.56 2.29±1.54 2.49±1.60 0.459
11. 1. Dampak hotm on Self-Efficacy Terkait dengan
Buah dan Sayuran
Rata-rata dari self-efficacy secara signifikan lebih tinggi pada
kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Jenis kelamin merupakan faktor independen signifikan (p
<0,001) terkait dengan self-efficacy.
Siswa perempuan memiliki skor self-efficacy yang lebih tinggi
daripada siswa laki-laki dalam penelitian ini. Temuan dari
hubungan antara self-efficacy dan jenis kelamin yang konsisten
dengan temuan oleh Beech, Beras, Myers, Johnson, dan
Nicklas (1999).
12. 2. Dampak Hotm Pada Kesehatan dan Gizi Sikap
Menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dalam skor rata-
rata sikap terhadap kesehatan dan gizi antara intervensi dan
kelompok kontrol menggunakan ANCOVA.
13. 3. Dampak hotm on Buah dan Sayur
Konsumsi
peningkatan konsumsi buah dan sayuran siswa intervensi
lebih dari siswa kontrol, perbedaan ini tidak mencapai
signifikansi.
Analisis lebih lanjut dengan data pra-intervensi dilakukan untuk
memprediksi perubahan perilaku dalam konsumsi buah dan
sayuran dari pribadi (preferensi, self-efficacy, dan sikap), sosio-
lingkungan (tekanan teman sebaya dan biaya yang dirasakan
dari buah-buahan dan sayuran), dan demografis ( kelas, jenis
kelamin, kelompok etnis, dan tempat lahir).
etnis secara bermakna dikaitkan dengan konsumsi buah
yang dilaporkan sendiri (p = 0,002), tetapi tidak konsumsi
sayuran (p = 0.131). Kelahiran, kelas, dan jenis kelamin tidak
signifikan terkait dengan konsumsi buah dan sayuran. Tes
14. 3. Dampak hotm on Buah dan Sayur
Konsumsi
etnis secara bermakna dikaitkan dengan konsumsi buah yang
dilaporkan sendiri (p = 0,002), tetapi tidak konsumsi sayuran (p
= 0.131). Kelahiran, kelas, dan jenis kelamin tidak signifikan
terkait dengan konsumsi buah dan sayuran. Tes post-hoc Tukey
menunjukkan bahwa siswa Hispanik memiliki signifikan lebih
tinggi skor rata-rata untuk konsumsi buah (2,46 ± 1,50)
dibandingkan dengan siswa Putih (2,08 ± 1,50) pada p = 0,009
15. •Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa buah dan sayuran intervensi,
khususnya program hotm paparan berbasis, mungkin memiliki pengaruh
positif terhadap self-efficacy tentang konsumsi buah dan sayuran di
kalangan siswa sekolah menengah.
•intervensi pendidikan gizi berbasis sekolah umumnya menemukan siswa
lebih tahan terhadap meningkatkan asupan sayuran dari asupan buah,
penelitian yang menggunakan pendekatan intervensi paparan berbasis
cenderung untuk meningkatkan self-efficacy dan sikap terhadap
mengkonsumsi kedua buah dan sayuran (Medina, 2009) .
KESIMPULAN
16. KELEBIHAN
Variabel yang diteliti cukup lengkap
dari konsumsi, self-efficacy,
pengetahuan dan sikap
Waktu yang digunakan dalam
penelitian cukup lama dan bisa
mengukur lebih jelas lagi hubungan
satu variabel dan variabel lainnya
Salah satu pengembangan kegiatan
yang berkaitan dengan gizi dan
sekolah serta memberikan dampak
signifikan dalam beberapa variabel
17. KEKURANGAN
Jumlah siswa Hispanik di sekolah intervensi lebih
banyak dibandingkan di sekolah kontrol dengan
perbandingan 60% dan 30 %
Jumlah siswa intervensi lebih banyak dari pada
siswa kontrol dan Di sekolah kontrol tidak ada
kelas 6 nya sebagai sampel
jasmani.Pengaturan pendidikan jasmani berbeda
dari kelas tradisional pengaturan dalam bahwa
semua nilai digabungkan, kelas jauh kurang
terstruktur,
siswa memiliki kesempatan untuk menjadi lebih
mengganggu, dan guru kurang memiliki
kemampuan untuk menggabungkan kegiatan
pengujian ke dalam kurikulum kelas normal.