Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Ā
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Ā
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI UMUM
āTEKNIK ISOLASI BAKTERIā
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Mikrobiologi Umum
Disusun oleh :
Nama : Suria Paloh
NIM : 4442210007
Kelas : II A
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan judul
āTeknik Isolasi Bakteriā ini dengan baik. Laporan ini saya buat setelah melakukan
praktikum.
Adapun laporan ini saya susun sebagai salah satu syarat mata kuliah
Mikrobiologi Umum. Dalam laporan ini penulis menjelaskan secara umum isolasi
dan metode-metode yang digunakan untuk isolasi bakteri.
Dalam menyusun laporan ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Abdul Hasyim Sodiq, S.P., M.Si., selaku dosen mata kuliah mikrobiologi
dasar yang sudah memberi arahan terkait praktikum ini.
2. Julio Eiffelt Rossaffelt Rumbiak, SP., MP, MPM., selaku dosen mata kuliah
mikrobiologi dasar yang sudah memberi arahan terkait praktikum ini.
3. Endang Sulistyorini., S.P., M.Si., selaku dosen mata kuliah mikrobiologi
dasar yang sudah memberi arahan terkait praktikum ini.
4. Wahyudin selaku asisten praktikum mikrobiologi dasar kelas IIA yang sudah
membantu dalam berjalannya praktikum ini.
Pada kesempatan kali ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih, semoga laporan hasil praktikum
ini bermanfaat bagi pembaca.
Serang, Mei 2022
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Teknik pada Isolasi Bakteri........................................................................5
2.2.1 Metode Gores.......................................................................................5
2.3.2 Metode Tuang......................................................................................6
2.3.3 Metode Sebar.......................................................................................7
2.4 Identifikasi Bakteri ....................................................................................7
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ....................................................................................9
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................9
3.3 Cara Kerja .................................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil........................................................................................................10
4.2 Pembahasan............................................................................................. 13
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .................................................................................................18
5.2 Penutup ...................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18
4. iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Pengamatan................................................................................. 10
5. iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bakteri................................................................................................4
Gambar 2. Teknik Isolasi Bakteri.........................................................................5
Gambar 3. Metode gores (streak plate).................................................................6
Gambar 4. Metode tuang (pour plate)...................................................................6
Gambar 5. Metode sebar (spread plate) ................................................................7
6. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang semua makhluk hidup
dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular seperti bakteri, microfungi,
kapang, mikroalga, dan Archaea (Fibriana et al., 2016). Dalam bidang ilmu
mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium.
Maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan
yang mana di dalamnya hanya terdapat bakteri yang kita butuhkan tersebut tanpa
adanya kontaminasi dari mikroba lainnya.
Dalam mikroorganisme suatu bakteri di dalam laboratorium dapat diisolasi
menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari
morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya. Menurut (Putri et al., 2017)
mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi campuran. Sangat
jarang mikroba di alam dijumpai sebagai spesies yang tunggal. Dengan demikian,
agar mikroba tersebut dapat diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat
pertumbuhan, morfologis, dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah
pertama yang harus dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain
yang umum dijumpai dalam habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan
murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies.
Dengan demikian, diperlukan teknik-teknik yang harus dilakukan dalam
mengembiakkan bakteri, hal tersebut memungkinkan memliki karena suatu teknik
ini berpengaruh terhadap perkembangbiakkan bakteri itu sendiri. Agar sifat-sifat
tersebut tampak jelas, bakteri perlu dibiakkan pada medium padat yaitu dengan
menggunakan teknik isolasi bakteri. Menurut Mikdarullah et al. (2017) isolasi
mikroba adalah memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungannya di alam dan menumbuhkannya di media buatan sehingga diperoleh
kultur murni atau biakan murni.
Berdasarkan masalah di atas maka dilakukan praktikum ini untuk
mengetahui teknik dari isolasi bakteri Sebelum pengamatan mikrobiologi terlebih
dahulu dibiakkan ke dalam biakan murni. Biakan murni adalah suatu biakan yang
7. 2
berasal dari perbanyakan satu spesies tunggal atau suatu biakan yang terdiri dari
satu spesies mikrobia. Biakan murni biasa digunakan dalam kegiatan identifikasi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara
mengisolasi bakteri dan pengenceran dari sampel tanah sekitar perakaran tanaman.
8. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Bakteri
Bakteri adalah salah satu golongan mikroorganisme prokariotik (bersel
tunggal) yang hidup berkoloni dan tidak mempunyai selubung inti namun mampu
hidup dimana saja. Menurut klasifikasinya bakteri dibagi menjadi 2 yaitu bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif. Beberapa bakteri Gram positif dan bakteri
Gram negatif merupakan flora normal pada tubuh manusia. Flora normal adalah
mikroorganisme yang menempati suatu daerah tanpa menimbulkan penyakit pada
inang yang ditempati (Holderman et al., 2017).
Berdasarkan bentuk selnya, bakteri dibagi atas bentuk bulat (coccus),
batang, spiral, vibriio dan lain sebagainya. sementara itu berdasarkan sifat
pewarnannnya, bakteri dibagi atas pewarnaan sederhana, diferensial dan pewarnaan
khusus. berdasarkan sifat pertumbuhannya, bakteri dibagi atas aerob, anaerob dan
mikroaerofilik. disamping itu, berdasarkan metabolisme tubuh yang berlangsung,
bakteri dibagi atas bakteri autotrof dan heterotrof (Putri et al., 2017).
Bakteri mempunyai ciri- ciri seperti pada uniseluler dan multiseluler,
prokariotik, tidak terdapat klorofil, bereproduksi secara seksual dan membelah diri,
memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam serta beberapa spesies dapat hidup
pada suhu tinggi. Selain ciri-ciri di atas, bakteri juga dapat bermetabolisme
sebagaimana makhluk hidup lainnya. Akan tetapi terdapat perbedaan yang
mendasar, yaitu bahwa pada bakteri makanan dicerna secara langsung tanpa melalui
proses yang panjang sehingga jumlah bakteri yang melakukan reproduksi sangatlah
banyak bahkan bisa mencapai jutaan bakteri dalam satu waktu (Aini et al., 2021).
Satuan ukuran tubuh bakteri adalah mikron atau mikrometer. Satu
mikron (Āµ) sama dengan1/1000 milimeter (mm) atau 10-3 mm. Panjang
tubuh bakteri sekitar 1-2 Āµ,sedangkan lebarnya sekitar 2-5 Āµ. Sel-sel individu
bakteri mempunyai beragamvariasi bentuk seperti bola (kokus), batang (basil),
dan spiral (spirillum). Masing-masing bentuk atau ciri ini penting dalam
mencirikan morfologi suatu spesies (Saleh et al., 2016).
9. 4
Bakteri normal adalah mikroorganisme yang menempati suatu daerah tanpa
menimbulkan penyakit pada inang yang ditempati. Tempat paling umum dijumpai
bakteri normal adalah tempat yang terpapar dengan dunia luar yaitu kulit, mata,
mulut, saluran pernafasan atas, saluran pencernaan dan saluran urogenital (Nufus,
2016).
Bakteri normal berperan penting dalam mensintesis vitamin, mensekresi
enzim, dan membantu pencernaan nutrien. Bakteri normal dapat menekan
pertumbuhan bakteri patogen sehingga dapat melindungi inang dari serangan
penyakit serta merangsang fungsi kekebalan tubuh. Keseimbangan bakteri normal
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan status kesehatan pada inang
(Nufus, 2016).
Gambar 1. Bakteri
(Sumber: Generasibiologi, 2017)
2.2 Tinjauan Umum Teknik Isolasi
Isolasi mikroba ialah memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungan alamiahnya dan menumbuhkannya pada media buatan sehingga
diperoleh kultur murni. Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal
dari pembelahan dari satu sel tunggal. Kultur murni sangat berguna di dalam
mikrobiologi yaitu untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme dan
menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam media buatan (Wati, 2013).
Isolasi bakteri dapat mempelajari sifat biakan, morfologi, dan sifat aslinya,
maka organisme yang dipelajari harus dapat dipisahkan menjadi biakan murni yang
hanya mengandung satu jenis bakteri saja. Teknik inokuasi merupakan suatu
pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru
dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi (Tito, 2014).
10. 5
Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-
sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya. Beberapa cara
atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua
diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode
cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk
memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah
dari satu jenis sel yang dapat diamati (Sabbathini et al., 2017).
Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar
dan cukup kompleks. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai
contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu- ribu mikroorganisme. Jenis
mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi
dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah beraneka ragam dan masih dalam
bentuk campuran. Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari
biakan campuran menjadi satu biakan murni berbagai habitat ini memerlukan
teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya
dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda- beda yang
dikenal dengan istilah biakan murni, dengan kata lain terdiri dari beberapa jenis
mikroorganisme atau belum murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel
yang semuanya berasal dari satu sel induk (Mirsadiq, 2013).
Gambar 2. Teknik Isolasi Bakteri
(Sumber: Buletin Tanah dan Lahan, 2017)
2.3 Teknik pada Isolasi Bakteri
2.3.1 Metode Gores
Metode gores atau streak plate adalah metode yang menggunakan loop ose
dan menggoreskannya ke permukaan media agar dengan pola tertentu. Isolasi
bakteri dengan cara pennggoresan bertujuan untuk membuat garis sebanyak
mungkin pada permukaan medium pembiakkan, dengan menggunakan jarum ose
11. 6
yang terlepas pada garis-garis tersebut semakin lama semakin sedikit, sehingga
permukaan medium agar bakteri yang tumbuh pada garis-garis terakhir berupa
koloni yang terpisah-pisah (Irianto, 2012).
Mikroba yang terlepas pada garis-garis goresan tersebut semakin lama
semakin sedikit, sehigga pada garis terkahir koloni terbentuk akan terpisaj agak
jauh dan sebagai koloni tunggal. Koloni tunggal adalah koloni yang timbul dan
tumbuh secara terpisah dari satu sel atau beberapa sel. pada umumnya koloni sel
memiliki ukuran kecil-kecil (Irianto, 2012).
Gambar 3. Metode gores (streak plate)
(Sumber: Biologi UIN Malang, 2020)
2.3.2 Metode Tuang
Metode tuang atau pour plate yaitu mencampur suspensi bakteri dengan
medium agar pada suhu 50Ā°C dan menuangkannya pada cawan petri. Pemeriksaan
angka bakteri dengan metode tuang adalah suatu teknik untuk menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan media yang
masih cair dengan stok kultur bakteri, sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan
diam dengan baik di permukaan agar atau di dalam agar. Dalam metode ini
diperlukan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar di dalam cawan
petri. Setelah diinkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut dalam jumlah
yang dapat dihitung (Damayanti et al., 2020).
Gambar 4. Metode tuang (pour plate)
(Sumber: Biologi UIN Malang, 2020)
12. 7
2.3.3 Metode Sebar
Metode sebar atau spread plate dilakukan dengan menuangkan suspensi
bakteri ke atas medium agar kemudian menyebarkannya secara merata
menggunakan trigalski atau L glass. Teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara pat menuangkan stok kultur
bakteri di atas media yang telah padat (Mikdarullah et al., 2017).
Isolasi dengan penyebaran hampir sama dengan metode isolasi bakteri pada
penuangan. Hal yang membedakan adalah pada saat penuangan suspensi sampel ke
dalam medium isolasi dimulai dengan melakukan pengencrean sampel setiap
penuaangan. Medium yang telah dipersiapkan dituangkan ke dalam cawan petri
steril. Kemudian tunggu hingga medium memadat, setelah itu dituangkan suspensi
sampel ke dalam cawan petri yang telah berisikan medium yang memadat.
Penyebaran suspensi sampel dilakuakn dengan menyebarkan suspensi dengan
batang Drugalsky yang telah dipanaskan terlebih dahulu (Mikdarullah et al., 2017).
Gambar 5. Metode sebar (spread plate)
(Sumber: Biologi UIN Malang, 2020)
2.4 Identifikasi Bakteri
Identifikasi dan determinasi suatu biakkan murni bakteri yang diperoleh dari
hasil isolasi dapat dilakukan melalui pengamatan ciri-ciri morfologi koloni tersebut
serta pengujian fisiologi dan biokimianya. Dengan menanam bakteri pada medium,
makan akan diketahui sifat suatu koloni bakteri. Sifat metaboisme bakteri dalam uji
biokimia dapat dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan
reagen kimia yang digunakan (Fitri et al., 2011).
Ada juga sebagian dari bakteri Gram-positif dan bateri Garm-negatif misalnya
Streptococcus aerus yang dapat menyebabkan penyakit jika mencapai jumlah
13. 8
1.000.000 atau 106
per Gram yang merupakan suatu jumlah yang cukup untuk
memperoduksi toksin (Synder, 1988 dalam Holderman, 2017).
Dalam mengidentifikasi suatu bakteri dapat dilakukan dengan mengamati
karakteristik makroskopis, mikroskopis, dan uji biokimia bakteri tersebut.
Karakteristik makroskopis yang dapat diamati meliputi bentuk koloni yaitu
berbentuk bulat, titik, tidak teratur, seperti akar, dan filamen atau berbenang, serta
kumparan. Karakteristik mikroskopis yang dapat diamati meliputi bentuk sel,
ukuran sel, dan pewarnaan bentuk sel bakteri seperti batang (basil), bulat (kokus),
dan spiral dengan masing-masing kombinasinya. Pengukuran sel bakteri secara
mikroskopis dapat dilakukan dengan mikrometer. Serta pewarnaan yang dilakukan
meliputi pewarnaan gram dan pewarnaan endospora (Holderman et al, 2017).
14. 9
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 09 April 2022 pukul 09.10-
11.00 WIB. Bertempat di keluarahan Taman Banjar Agung Indah, RT 03/RW 09,
Cipocok Jaya. Kota Serang, Banten. Pada platform Google Meeting.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Test tube 10 ml,
petridish, batang L/Grugalsky, mikropipet, tip mikropipet, wrapping plastik, jarum
ose, bunsen, botol vial 1 ml, tissu gulung, handspray, rak test tube, erlenmeyer, dan
LAV. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu media NA
instant, alkohol 70%, aquadest, dan sampel tanah pada sekitar perakaran tanaman
hortikultura.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum Teknik Isolasi Bakteri diantaranya
sebagai berikut:
1. Disiapkan serta dijelaskan materi mengenai teknik isolasi bakteri oleh
asisten praktikum.
2. Diamati alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum pada modul
penuntun praktikum.
3. Diperhatikan dan dicatat penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh
asisten.
4. Disimak video dan penjelasan dari asisten beberapa cara inokulasi
kemudian catat hasil pengamatan.
5. Dilakan teknik isolasi dengan metode gores, metode tuang dan metode
sebar.
6. Dibuat laporan praktikum disertakan bentuk tabel dalam hasil pengamatan.
15. 10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan
No Metode Isolasi Penjelasan beserta diagram alir
1 Metode gores (pour plate)
Teknik penanaman mikroba dengan
goresan bertujuan untuk mengisolasi
mikroorganisme dari campurannya atau
meremajakan kultur ke dalam medium
baru. Cara gores umumnya digunakan
untuk mengisolasi koloni mikroba pada
medium-agar sehingga didapatkan koloni
terpisah dan merupakan biakan murni.
Penjelasan cara kerja:
a. Panaskan jarum ose hingga memijar di
atas bunsen, kemudian beri jarak dari
bunsen dan diamkan hingga dingin.
b. Gunakan ose yang telah dingin untuk
mengambil kultur murni bakteri (ambil
sebanyak 1 ose).
c. Goreskan pada permukaan medium-
agar dimulai dari satu ujung (Perhatikan
teknik / tipe penggoresan). Hati-hati
saat menggores, jangan sampai medium
rusak! Ose yang disentuhkan pada
16. 11
permukaan medium sebaiknya tidak
ditekan terlalu dalam.
d. Inkubasikan cawan petri berisi mikroba
dengan posisi terbalik pada suhu ruang
atau pada suhu tertentu dalam incubator
selama 24-48 jam dan amati
pertumbuhannya.
2 Metode tuang (pour plate)
Menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya
pada permukaan medium agar saja
melainkan sel terendam dalam medium (di
dalam agar) sehingga terdapat sel yang
tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2
dan ada yang tumbuh di dalam agar dengan
kandungan oksigen sedikit. Teknik ini
memerlukan agar yang belum padat
(>45ā) untuk dituang bersama suspensi
bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian
dihomogenkan dan dibiarkan memadat.
Penjelasan cara kerja:
a. Teteskan 1 ml suspensi sel kedalam
cawan petri kosong yang telah steril
secara aseptis.
b. Tuangkan media agar yang hangat
(suhu 45 ā 50ā) ke cawan yang telah
berisi suspensi bakteri tersebut dan
tutup.
17. 12
c. Homogenkan campuran media dan
suspensi dengan cara goyangkan atau
putar cawan petri secara perlahan
membentuk angka delapan (8) di atas
meja yang rata dalam kondisi aseptis.
d. Setelah agar memadat cawan petri
diinkubasi dengan posisi terbalik pada
suhu kamar ataupun inkubator selama
24 jam.
3 Metode sebar (spread plate)
Teknik spread plate merupakan teknik
isolasi mikroba dengan cara menginokulasi
kultur mikroba secara pulasan/sebaran di
permukaan media agar yang telah memadat.
Penjelasan cara kerja:
a. Pindahkan 0,1 mL suspensi berisi
bakteri secara aseptis ke permukaan
media yang telah memadat dalam cawan
petri menggunakan pipet.
b. Sterilisasi batang bengkok/batang
Drigalsky dengan cara dicelupkan dalam
alkohol 70% kemudian dibakar dengan
dilewatkan diatas api, biarkan spreader
dingin.
c. Tebarkan/sebarkan kultur bakteri
dengan spreader secara merata dan
biarkan sampai permukaan agar
mengering.
18. 13
d. Setelah permukaan agar mengering,
selanjutnya inkubasikan secara terbalik
selama 24 jam pada suhu kamar ataupun
inkubator dan amati pertumbuhannya.
4.2 Pembahasan
Praktikum dengan topik āTeknik Isolasi Bakteriā dengan kondisi umum
yang dilakukan di platform Google Meeting diberikan arahan oleh asisten
praktikum. Sebelum dilaksanakannya praktikum ini asisten praktikum memberikan
modul sebagai bahan bacaan sebelum dilakukan pertemuan praktikum lalu setiap
mahasiswa mempelajari materi sterilisasi secara individu yang kemudian akan
dijelaskan kembali pada saat pertemuan praktikum guna mahasiswa dapat
memahami lebih dalam materinya.
Pada Praktikum ini yaitu mengenai beberapa tahapan untuk isolasi bakteri
dimana dilakukan beberapa metode yang dilakukan. Menurut Putri et al, (2018)
Isolasi mikroba yaitu memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya dari
berbagai macam campuran mikroba dengan tujuan untuk mendapatkan biakan
murni. Identifikasi mikroba yaitu untuk mengetahui sifat-sifat morfologi, biokimia
dan molekuler dari bakteri. isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu
dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba untuk dapat
mempelajari sifat biakan, morfologi dan sifat mikroba lainnya.
Pada isolasi ada juga yang dinamakan inokulasi bakteri. kedua teknik ini
memiliki makna yang hampir sama namun ada sedikit perbedaan pada kedua teknik
ini. Menurut Badaring (2020) perbedaan kedua teknik tersebut adalah
proses isolasi digunakan untuk memperoleh mikroba murni dari lingkungan
sedangkan inokulasi digunakan untuk memperoleh mikroba murni dan media
biakan mikroba itu sendiri. Menurut Surbakti (2010) inokulasi sendiri memiliki
perbedaan dengan isolasi, dimana inokulasi bertujuan untuk menanam bakteri ke
medium baru sedangkan isolasi bertujuan untuk mendapatkan kultur murni yang
bisa digunakan untuk penelitian. Teknik inokulasi sendiri terbagi menjadi beberapa
metode, pada praktikum kali ini akan dibahan mengenai metode tusuk, sebar, gores
dan tuang.
19. 14
Pada praktikum ini akan yaitu mengenai isolasi bakteri dan metode-metode
yang dilakukan pada isolasi bakteri. Menurut Seniati (2017) metode isolasi terbagi
menjadi tiga yaitu metode sebar, metode tuang atau metode gores. Teknik
penanaman mikroba dengan goresan bertujuan untuk mengisolasi
mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam
medium baru. Teknik metode tuang teknik ini adalah untuk menyebarkan
sel-sel bakteri tidak hanya pada perrmukaan medium agar saja melainkan
sel terendam dalam medium (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang
tumbuh dipermukaan agaryang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam
agar dengan kandungan oksigen sedikit. Teknik ini memerlukan agar yang
belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam
cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat.
Sedangkan untuk metode sebar yaitu Teknik spread plate merupakan
teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi kultur mikroba secara
pulasan/sebaran di permukaan media agar yang telah memadat.
Hasil pengamatan pada isolasi bakteri yang terdiri dari metode
isolasi dan penjelasan serta diagram alir pada setiap metode tersaji pada
tabel 1. Pengamatan pertama yaitu didapatkan metode gores (pour plate)
didapatkan diagram alir dengan tahapan-tahapan yang terdiri dari Panaskan jarum
ose hingga memijar di atas bunsen, kemudian beri jarak dari bunsen dan diamkan
hingga dingin lalu gunakan ose yang telah dingin untuk mengambil kultur murni
bakteri (ambil sebanyak 1 ose) kemudian goreskan pada permukaan medium-agar
dimulai dari satu ujung (Perhatikan teknik / tipe penggoresan). Hati-hati saat
menggores, jangan sampai medium rusak! Ose yang disentuhkan pada permukaan
medium sebaiknya tidak ditekan terlalu dalam selanjutnya inkubasikan cawan
petri berisi mikroba dengan posisi terbalik pada suhu ruang atau pada suhu tertentu
dalam incubator selama 24-48 jam dan amati pertumbuhannya. Hal ini diperkuat
oleh Wardhani et al, (2020) metode gores umumnya digunakan untuk mengisolasi
koloni mikroba pada cawan agar sehingga didapatkan koloni terpisah dan
merupakan biakan murni. Dasar dari prosedur ini adalah untuk menggoreskan
suspensi bahan mikroba ke permukaan media agar yang sesuai dalam cawan petri.
Pada tahap pasca inkubasi, terlihat bekas gores dapat menumbuhkan koloni
20. 15
terpisah yang berasal dari sel mikroba dan selanjutnya memisahkannya. Jika
tergores sepenuhnya, koloni dapat terpisah. Ada empat jenis metode goresan: T,
stroke radian, goresan kuadran, dan goresan sinabung.
Hasil pengamatan kedua didapatkan teknik isolasi dengan metode tuang
dimana didapatkan hasil diagram alir dan prosedur langkah kerja yang terdiri dari
beberapa tahapan diantaranya teteskan 1 ml suspensi sel kedalam cawan petri
kosong yang telah steril secara aseptis, kemudian tuangkan media agar yang hangat
(suhu 45 ā 50ā) ke cawan yang telah berisi suspensi bakteri tersebut dan tutup,
selanjutnya homogenkan campuran media dan suspensi dengan cara goyangkan
atau putar cawan petri secara perlahan membentuk angka delapan (8) di atas meja
yang rata dalam kondisi aseptis dan terkahir setelah agar memadat cawan petri
diinkubasi dengan posisi terbalik pada suhu kamar ataupun inkubator selama 24
jam. Metode yang digunakan yaitu untuk menghitung mikroba Total Plate Count.
Menurut Yunita et al, (2015) pengujian Total Plate Count (TPC) bertujuan untuk
menunjukkan jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan cara
menghitung koloni bakteri yang ditumbuhkan pada media agar.
Hasil pengamatan yang ketiga menunjukkan hasil dimana metode yang digunaka
pada isolasi bakteri yaitu dengan mennggunakan metode sebar. Menurut Damayanti et al,
(2017) metode spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara pat menuangkan stok kultur bakteri di
atas media yang telah padat. Tahapan yang dapat dilakukan pada metode ini yaitu dengan
cara Pindahkan 0,1 mL suspensi berisi bakteri secara aseptis ke permukaan media
yang telah memadat dalam cawan petri menggunakan pipet, kemudian sterilisasi
batang bengkok/batang Drigalsky dengan cara dicelupkan dalam alkohol 70%
kemudian dibakar dengan dilewatkan diatas api, biarkan spreader dingin,
selanjutnya tebarkan/sebarkan kultur bakteri dengan spreader secara merata dan
biarkan sampai permukaan agar mengering, terkahir setelah permukaan agar
mengering, selanjutnya inkubasikan secara terbalik selama 24 jam pada suhu kamar
ataupun inkubator dan amati pertumbuhannya.
Pada setiap metode tentu memiliki keunggulan dan kekurangan pada setiap
langkahnya dalam hal ini tentu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor pengujian
yang dilakukan. Dalam metode sebar dan tuang memliki keunggulan daan
kekurangan yang dimiliki. Hal ini diperkuat oleh pendapat Damayaanti et al, (2017)
21. 16
teknik penanaman sebar dan tuang tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan
masing-masing, keunggulan metode tuang adalah dapat digunakan untuk
memperoleh biakan murni, sedangkan pada metode cawan sebar dapat digunakan
untuk memperkirakan jumlah bakteri dalam satua sel. Adapun kekurangan pada
metode cawan tuang adalah hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel
mikroba yang sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin
membentuk satu koloni, mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada
medium padat dan membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menjalar,
memerlukan persiapan dan waktu inkubasi sehingga pertumbuhan koloni dapat
dihitung.
Dalam teknik isolasi suatu bakteri memiliki sifat-sifat yang dimilikinya.
Menurut Dwidjoseputro (2005), sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan
mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik,
bulat berbenang, tak teratur, serupa akar, serum kumparan. Permukaan koloni dapat
datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung, timbul membukit
dan timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada yang
berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang berbenang-benang dan ada yang
keriting. Pada sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk
dan tepi koloni dan sifat itu dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa pedang,
serupa duri, serupa tasbih, serupa titik-titik, serupa batang dan serupa akar dan
untuk sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan
gelatin. Karena itu, maka bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda. Lagipula
bentuk koloni yang tidak dapat mengencerkan gelatin. Bila dilihat dari samping
koloni yang tidak mengencerkan gelatin dapat serupa pedang, tasbih, bertonjol-
tonjol dan berjonjot. Jika bakteri mampu mengencerkan gelatin, maka bentuk
koloninya dapat serupa kawah, serupa mangkuk, serupa corong, pundi-pundi dan
berlapis.
Dalam hal ini karakteristik setiap bakteri yang dilakukan pengamatan
dengan menggunakan teknik isolasi dengan metode gores, tuang dan sebar yaitu
untuk pengamatan setiap morfologi bakteri yang ditumbuh. Menurut Sabdaningsih
et al, (2013) karakterisasi morfologi bertujuan untuk mengamati baik morfologi
koloni maupun morfologi sel bakteri pada isolat bakteri yang telah lolos seleksi.
22. 17
Mikroorganisme yang ditumbuhkan pada media yang bervariasi akan menunjukkan
penampakan makroskopis yang berbeda-beda pada pertumbuhannya. Perbedaan ini
disebut dengan karakteristik kultur, yang digunakan sebagai dasar untuk
memisahkan mikroorganisme dalam kelompok taksonomik. Isolat bakteri ini
diamati morfologi koloni dengan melihat bentuk koloni, warna, tepian dan elevasi.
Pada umumnya bentuk koloni bakteri berbentuk circular, irregular, filamentous,
rhizoid. Elevasi berbentuk raised, convex, flat, umbonate, crateriform. Tepian yang
berbentuk entire, undulate, filiform, curled dan lobate.
23. 18
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Isolasi bakteri merupakan proses satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya
dari berbagai macam campuran mikroba dengan tujuan untuk mendapatkan
biakan murni. Identifikasi mikroba yaitu untuk mengetahui sifat-sifat
morfologi, biokimia dan molekuler dari bakteri.
2. Metode isolasi bakteri terdiri dari tiga yaitu metode gores yaitu metode yang
menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke permukaan media agar
dengan pola tertentu, metode tuang yaitu mencampur suspensi bakteri dengan
medium agar pada suhu 50Ā°C dan menuangkannya pada cawan petri, dan
metode sebar yaitu dilakukan dengan menuangkan suspensi bakteri ke atas
medium agar kemudian menyebarkannya secara merata menggunakan
trigalski atau L glass.
3. Bakteri yang diisolasi memliki karakteristik yang berbeda dengan cara
pemisahannya.
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini yaitu dapat memperhatikan prosedur
yang benar-benar teliti agar mendapatkan hasil yang maksimal dan juga tepat.
Pemisahan bakteri dengaan isolasi merupaakan cara baik dalam
mengembangbiakkan bakteri yang positif. Kemudian Diharapkan praktikan bisa
memperhatikan video dan penjelasan asisten praktikum dengan sangat baik agar
tidak terjadi kesalahan dalam penulisan laporan.
24. 19
DAFTAR PUSTAKA
Aini, M., Rahayuni, S., Mardina, V., Quranayati, dan Aisah, N. 2021. Bakteri
Lactobacillus spp dan Peranannya Bagi Kehidupan. Jurnal Jeumpa. 8(2):
614-624.
Badaring, D., R., Fiqriansyah, W., dan Arsad, B. 2020. Identifikasi Morfologi
Mikroba pada Ruangan Water Closet Jurusan Biologi Universitas Negeri
Makassar. Prosiding Seminar Nasional Biologi FMIPA UNM. 8: 161-168.
Damayanti, N., W., E., Abadi, M., F., dan Bintari, N., W., D. Perbedaan Jumlah
Bakteriuri Pada Wanita Lanjut Usia Berdasarkan Kultur Mikrobiologi
Menggunakan Teknik Cawan Tuang dan Cawan Sebar. Mediotory. 8(1): 1-
4.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Fibriana, F., Amalia, A., V. 2016. Potensi Kitchen Microbiology untuk
Meningkatkan Keterampilan Teknik Hands-On dalam Pembelajaran
Mikrobiologi. Unnes Science Education Journal. 5(2): 1210-1216.
Fitri, L., dan Yasmin, Y. 2011. Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitinolitik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. 3(2); 20-25.
Holderman, M., Queljoe, E., D., dan Rododuwu, S., B. 2017. Identifikasi Bakteri
pada Pegangan Eskalator di salah satu Pusat Perbelanjaan di Kota Manado.
Jurnal Ilmiah Sains. 17(1): 13-18.
Irianto, K. 2012. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung: Yrama
Wigya.
Mikdarullah dan Aditiya, N. 2017. Teknik Isolasi Bakteri Proteolitik Dari Sumber
Air Panas Ciwidey, Bandung. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur 15 (1):
11-14.
Mirsadiq, L., 2013. Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian. Surakarta. UNS
Press.
Nufus, N, B. 2016. Populasi Bakteri Normal dan Bakteri Kitinolitik pada Saluran
Pencernaan Lobster Pasir (panulirus homarus L.) yang diberi Kitosan.
Universitas Mataram. Mataram. Jurnal Biologi Tropis. 16 (1):15-23.
25. 20
Putri, A., L., O., dan Endang, K. 2018. Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat
dari pangan fermentasi berbasis ikan (Inasua) yang diperjualbelikan di
Maluku-Indonesia. Jurnal Biologi Tropika. 1(2): 6-12.
Putri, M., H. 2021. Mikrobiologi Keperawatan Gigi. Pekalongan : PT. Nasya
Expanding Management.
Sabbathini, G., C., Puijyanto, S., Wijanarka dan Lsidiyanti, P. 2017. Isolasi dan
Identifikasi Bakteri Genus Sphingomonas Dari Daun Padi (Oryza Sativa) Di
Area Persawahan Cibinong. Jurnal Biologi. 6(1): 59-64.
Sabdaningsih, A., Anto, B., dan Endang, . 2013. Isolasi dan Karakterisasi Morfologi
Koloni Bakteri Asosiasi Alga Merah (Rhodophyta) dari Perairan Kutuh Bali.
Jurnal Biologi. 2 (2): 11-17.
Saleh A, William KP, Rahma DY. 2016. Peningkatan Persentase Metana pada
Biogas Menggunakan Variasi Ukuran Pori Mmebran Nilon dan Variasi
waktu Purufikasi. Jurnal Teknik Kimia. 4(22): 1-7.
Seniati, Marbiah dan Nurhayati. 2017. Kajian Uji Konfrontasi Terhadap Bakteri
Pathogen Dengan Menggunakan Metode Sebar, Metode Tuang dan Metode
Gores. Jurnal Galung Tropika. 6 (1): 42-48.
Tito, I., M. 2014. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Kitinolitik yang Terdapat pada
Cangkang Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus). Skripsi. Surabaya:
Universitas Airlangga Press.
Wardhani, A.D., Uktolseja, dan Djohan. 2020. Identifikasi Morfologi dan
Pertumbuhan Bakteri pada Cairan Terfermentasi Silase Pakan Ikan. Artikel
Pemakalah Pararel.
Wati, D., S., dan Rukmanasari. 2013. Pembuatan Biogas Dari Limbah Cair Industri
Bioetanol Melalui Proses Anaerob. Semarang: Universitas Diponegoro
Press.
Yunita, Hendrawan dan Ylianingsih. 2015. Analisis Kuantitatif Mikrobiologi pada
Makanan Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda Indonesia Berdasar TPC
(Total Plate Count) Dengan Metode Pour Plate. Jurnal Keteknikan
Pertanian Tropis dan Biosistem. 3 (3): 237-248.