SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Penyakit Gastritis
dan Tifoid
Kelompok 3
1. Anjani Syahrin Ramadhani
2. Azizah Zahra Romadhona
3. Jelita Indah Sari
4. Fuji Hikmah
5. Katresnan Ilmi
6. Mesya Alika Hidayat
7. Rangga Sastra Widana
8. Sriulan
Gastritis
01
Menu
Pengertian Gastritis
Gastritis merupakan kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi, peradangan atau
pengikisan. Pada lapisan lambung terdapat kelenjar yang fungsinya untuk menghasilkan asam
lambung dan juga enzim pencernaan. Lapisan lambung dilindungi oleh lendir yang tebal sehingga
tidak terjadi iritasi pada lapisan tersebut. Saat lendir tersebut hilang, iritasi bisa terjadi pada
lambung.
Gangguan pencernaan ini dibagi menjadi dua berdasarkan jangka waktu perkembangan
gejalanya.
1. Gastritis akut (berkembang secara cepat dan tiba-tiba)
2. Kronis (perkembangannya secara perlahan)
Penyebab Gastritis
Gastritis ditandai dengan adanya luka atau cedera pada penghalang berlapis lendir yang
melindungi dinding perut memungkinkan cairan pencernaan merusak lapisan perut. Berikut
adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan gastritis, di antaranya:
• Infeksi bakteri H. pylori.
• Efek samping konsumsi obat untuk mengurangi gejala peradangan secara berkala
• Stres.
• Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
• Penyalahgunaan obat-obatan.
• Reaksi autoimun.
• Pertambahan usia.
• Infeksi bakteri dan virus.
• Penyakit Crohn.
• Penyakit HIV/AIDS.
• Refluks empedu.
• Anemia pernisiosa.
• Muntah kronis.
Faktor Risiko Gastritis
Berikut ini adalah faktor risiko gastritis,
antara lain:
• Konsumsi makanan dengan kadar pengawet dan
garam yang tinggi berlebihan.
• Konsumsi makanan berlemak dan berminyak
berlebihan.
• Konsumsi makanan asam dan pedas berlebihan.
• Konsumsi alkohol berlebihan dan dalam jangka
panjang.
• Kondisi medis tertentu yang bisa menyebabkan
sistem kekebalan tubuh menurun.
• Penggunaan narkoba dan zat-zat berbahaya lainnya.
• Kebiasaan merokok.
Gejala Gastritis
Berikut adalah beberapa gejala umum dari
gastritis, antara lain:
• Panas dan juga nyeri yang menggerogoti
dalam lambung.
• Hilang nafsu makan.
• Cepat merasa kenyang saat makan.
• Perut kembung.
• Cegukan.
• Mual.
• Muntah.
• Sakit perut.
• Gangguan saluran cerna.
• BAB dengan tinja berwarna hitam pekat.
• Muntah darah.
Ketika gastritis terjadi,
ada pengidapnya yang
merasakan gejalanya dan
ada juga yang tidak.
Diagnosis Gastritis
Diagnosis gastritis dilakukan dengan wawancara keluhan, riwayat medis dan
melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu, tes napas, darah, atau tinja untuk
mendeteksi bakteri H. pylori. Jika dibutuhkan, dokter juga mungkin akan
melakukan beberapa pemeriksaan tambahan seperti:
• Endoskopi saluran cerna bagian atas. Untuk memeriksa peradangan di
kerongkongan, lambung, dan duodenum. Dokter mungkin juga akan
mengambil sampel kecil, atau biopsi, dari lapisan perut.
• Rangkaian tes upper gastrointestinal. Pemeriksaan ini melibatkan
pengambilan sinar-X dari saluran pencernaan setelah menelan larutan barium.
Pengobatan Gastritis
Pengobatan untuk gangguan pencernaan ini akan tergantung dari penyebab yang
mendasarinya. Jika seseorang mengalami gastritis akibat penggunaan obat antiinflamasi
nonsteroid (NSAID) atau obat lain, menghindari obat tersebut mungkin cukup untuk
meredakan gejala. Jika pengidap gastritis merasa bahwa obat yang diresepkan dokter
menyebabkan gastritis, bicarakan dengan dokter sebelum menghentikan atau mengubah
dosisnya.
Sementara itu, jika gastritis disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter biasanya akan
meresepkan antibiotik untuk mengatasinya. Selain antibiotik, beberapa jenis obat lain
juga dapat digunakan untuk mengobati gastritis:
• Obat penghambat tingkat histamin pada tubuh.
• Obat penghambat produksi asam lambung.
Pencegahan
Gastritis
• Makanan berminyak,
• Makanan asam,
• Makanan pedas,
• Alkohol,
• Pengendalian stres.
Tifoid
02
Menu
Pengertian Tifoid
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akibat
bakteri Salmonella typhi. Penyakit infeksi ini umumnya
menular melalui makanan atau minuman yang tercemar
feses atau urine penderita.
Penyebab Demam Tifoid
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini
dapat masuk dan berkembang di dalam usus setelah seseorang
mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja
atau urine penderita demam tifoid.
Salmonella typhi juga dapat menular dari penderita yang sudah
tidak bergejala, tetapi masih membawa bakteri tersebut. Hal ini
terjadi karena penyembuhan belum dilakukan secara total sehingga
Salmonella typhi masih tersisa di dalam usus dan dapat menular ke
orang lain.
Faktor risiko
demam tifoid
•Mengunjungi atau bekerja di daerah yang
tinggi kasus demam tifoid
•Melakukan kontak langsung dengan
penderita demam tifoid
•Tinggal di lingkungan yang kotor dan
bersanitasi buruk
•Bekerja sebagai tenaga kesehatan yang
menangani penderita demam tifoid
•Mengonsumsi sayur-sayuran atau buah-
buahan yang tidak dicuci bersih
•Menggunakan toilet yang sama dengan
penderita dan tidak mencuci tangan
setelahnya
•Mengonsumsi makanan laut dari air yang
terkontaminasi bakteri
•Melakukan seks melalui mulut (oral sex)
dengan penderita demam tifoid
Gejala Tifoid
● Demam yang meningkat secara
bertahap hingga mencapai 39–40°C
● Sakit kepala
● Nyeri otot
● Lelah dan lemas
● Keringat berlebih
● Batuk kering
● Hilang nafsu makan
● Berat badan menurun
● Sakit perut
● Sembelit
● Ruam kemerahan di kulit
● Pembengkakan di perut
● Linglung atau mengigau
● Halusinasi
● Diare
● Menggigil
● Tubuh terasa sangat lelah
● Sulit berkonsentrasi
● BAB berdarah
Gejala awal Gejala jika penyakit
memburuk
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan lanjutan, yaitu:
• Tes darah, urin, dan tinja, untuk mendeteksi keberadaan bakteri Salmonella typhi
• Aspirasi sumsum tulang, untuk lebih memastikan keberadaan bakteri Salmonella typhi
dari hasil tes darah, urin, dan tinja, tetapi tes ini jarang dilakukan
• Tes Widal, untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi
• Tes TUBEX TF, untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi dengan
sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan tes Widal
Diagnosis Tifoid
Pengobatan Tifoid
Pengobatan demam tifoid dilakukan tergantung pada tingkat
keparahannya. Jika demam tifoid terdeteksi lebih awal dan
hanya menimbulkan gejala ringan, pasien dapat melakukan
perawatan mandiri di rumah. Umumnya, dokter akan
memberikan beberapa obat-obatan tipes berikut:
1. Antibiotik, seperti ciprofloxacin, ceftriaxone, dan
azithromycin, untuk mengatasi infeksi bakteri, yang harus
diminum selama 2−3 minggu.
2. Obat penurun demam, seperti paracetamol.
Pencegahan Tifoid
Selain dengan vaksin, ada beberapa upaya pencegahan lainnya
yang dapat dilakukan, yaitu:
• Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
• Menghindari konsumsi buah dan sayuran mentah yang tidak
dicuci dengan air bersih
• Memastikan air yang akan diminum telah direbus hingga
matang
• Menghindari konsumsi makanan mentah atau belum matang
sempurna
• Membatasi konsumsi jajanan dan minuman yang dijual di
pinggir jalan
Terimakasih

More Related Content

Similar to ppt gastritis dan tifoid layanan kesehatan

Similar to ppt gastritis dan tifoid layanan kesehatan (20)

Kelainan Pada Sistem Pencernaan Manusia
Kelainan Pada Sistem Pencernaan ManusiaKelainan Pada Sistem Pencernaan Manusia
Kelainan Pada Sistem Pencernaan Manusia
 
PenyakitDiare--Alvin.pptx
PenyakitDiare--Alvin.pptxPenyakitDiare--Alvin.pptx
PenyakitDiare--Alvin.pptx
 
Makalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifusMakalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifus
 
Hiv
HivHiv
Hiv
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Kesehatan 7 sakit maag
Kesehatan 7   sakit maagKesehatan 7   sakit maag
Kesehatan 7 sakit maag
 
Typhoid
TyphoidTyphoid
Typhoid
 
Maag
MaagMaag
Maag
 
Gastroenteritis
GastroenteritisGastroenteritis
Gastroenteritis
 
Pleno 3 Kelompok 2 (tropmed)
Pleno 3 Kelompok 2 (tropmed)Pleno 3 Kelompok 2 (tropmed)
Pleno 3 Kelompok 2 (tropmed)
 
THYPHOID
THYPHOIDTHYPHOID
THYPHOID
 
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalisKonsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
 
Obat wasir cara alami
Obat wasir cara alamiObat wasir cara alami
Obat wasir cara alami
 
Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3
 
Kehamilan dengan kelainan sistem perkemihan
Kehamilan dengan kelainan sistem perkemihanKehamilan dengan kelainan sistem perkemihan
Kehamilan dengan kelainan sistem perkemihan
 
Gastritis.pptx
Gastritis.pptxGastritis.pptx
Gastritis.pptx
 
Ppt askeb 4
Ppt askeb 4Ppt askeb 4
Ppt askeb 4
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Obat wasir herbal
Obat  wasir  herbalObat  wasir  herbal
Obat wasir herbal
 

Recently uploaded

Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 

Recently uploaded (20)

Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 

ppt gastritis dan tifoid layanan kesehatan

  • 1. Penyakit Gastritis dan Tifoid Kelompok 3 1. Anjani Syahrin Ramadhani 2. Azizah Zahra Romadhona 3. Jelita Indah Sari 4. Fuji Hikmah 5. Katresnan Ilmi 6. Mesya Alika Hidayat 7. Rangga Sastra Widana 8. Sriulan
  • 3. Pengertian Gastritis Gastritis merupakan kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi, peradangan atau pengikisan. Pada lapisan lambung terdapat kelenjar yang fungsinya untuk menghasilkan asam lambung dan juga enzim pencernaan. Lapisan lambung dilindungi oleh lendir yang tebal sehingga tidak terjadi iritasi pada lapisan tersebut. Saat lendir tersebut hilang, iritasi bisa terjadi pada lambung. Gangguan pencernaan ini dibagi menjadi dua berdasarkan jangka waktu perkembangan gejalanya. 1. Gastritis akut (berkembang secara cepat dan tiba-tiba) 2. Kronis (perkembangannya secara perlahan)
  • 4. Penyebab Gastritis Gastritis ditandai dengan adanya luka atau cedera pada penghalang berlapis lendir yang melindungi dinding perut memungkinkan cairan pencernaan merusak lapisan perut. Berikut adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan gastritis, di antaranya: • Infeksi bakteri H. pylori. • Efek samping konsumsi obat untuk mengurangi gejala peradangan secara berkala • Stres. • Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. • Penyalahgunaan obat-obatan. • Reaksi autoimun. • Pertambahan usia. • Infeksi bakteri dan virus. • Penyakit Crohn. • Penyakit HIV/AIDS. • Refluks empedu. • Anemia pernisiosa. • Muntah kronis.
  • 5. Faktor Risiko Gastritis Berikut ini adalah faktor risiko gastritis, antara lain: • Konsumsi makanan dengan kadar pengawet dan garam yang tinggi berlebihan. • Konsumsi makanan berlemak dan berminyak berlebihan. • Konsumsi makanan asam dan pedas berlebihan. • Konsumsi alkohol berlebihan dan dalam jangka panjang. • Kondisi medis tertentu yang bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun. • Penggunaan narkoba dan zat-zat berbahaya lainnya. • Kebiasaan merokok.
  • 6. Gejala Gastritis Berikut adalah beberapa gejala umum dari gastritis, antara lain: • Panas dan juga nyeri yang menggerogoti dalam lambung. • Hilang nafsu makan. • Cepat merasa kenyang saat makan. • Perut kembung. • Cegukan. • Mual. • Muntah. • Sakit perut. • Gangguan saluran cerna. • BAB dengan tinja berwarna hitam pekat. • Muntah darah. Ketika gastritis terjadi, ada pengidapnya yang merasakan gejalanya dan ada juga yang tidak.
  • 7. Diagnosis Gastritis Diagnosis gastritis dilakukan dengan wawancara keluhan, riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu, tes napas, darah, atau tinja untuk mendeteksi bakteri H. pylori. Jika dibutuhkan, dokter juga mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan seperti: • Endoskopi saluran cerna bagian atas. Untuk memeriksa peradangan di kerongkongan, lambung, dan duodenum. Dokter mungkin juga akan mengambil sampel kecil, atau biopsi, dari lapisan perut. • Rangkaian tes upper gastrointestinal. Pemeriksaan ini melibatkan pengambilan sinar-X dari saluran pencernaan setelah menelan larutan barium.
  • 8. Pengobatan Gastritis Pengobatan untuk gangguan pencernaan ini akan tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Jika seseorang mengalami gastritis akibat penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) atau obat lain, menghindari obat tersebut mungkin cukup untuk meredakan gejala. Jika pengidap gastritis merasa bahwa obat yang diresepkan dokter menyebabkan gastritis, bicarakan dengan dokter sebelum menghentikan atau mengubah dosisnya. Sementara itu, jika gastritis disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik untuk mengatasinya. Selain antibiotik, beberapa jenis obat lain juga dapat digunakan untuk mengobati gastritis: • Obat penghambat tingkat histamin pada tubuh. • Obat penghambat produksi asam lambung.
  • 9. Pencegahan Gastritis • Makanan berminyak, • Makanan asam, • Makanan pedas, • Alkohol, • Pengendalian stres.
  • 11. Pengertian Tifoid Demam tifoid adalah penyakit infeksi akibat bakteri Salmonella typhi. Penyakit infeksi ini umumnya menular melalui makanan atau minuman yang tercemar feses atau urine penderita.
  • 12. Penyebab Demam Tifoid Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini dapat masuk dan berkembang di dalam usus setelah seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja atau urine penderita demam tifoid. Salmonella typhi juga dapat menular dari penderita yang sudah tidak bergejala, tetapi masih membawa bakteri tersebut. Hal ini terjadi karena penyembuhan belum dilakukan secara total sehingga Salmonella typhi masih tersisa di dalam usus dan dapat menular ke orang lain.
  • 13. Faktor risiko demam tifoid •Mengunjungi atau bekerja di daerah yang tinggi kasus demam tifoid •Melakukan kontak langsung dengan penderita demam tifoid •Tinggal di lingkungan yang kotor dan bersanitasi buruk •Bekerja sebagai tenaga kesehatan yang menangani penderita demam tifoid •Mengonsumsi sayur-sayuran atau buah- buahan yang tidak dicuci bersih •Menggunakan toilet yang sama dengan penderita dan tidak mencuci tangan setelahnya •Mengonsumsi makanan laut dari air yang terkontaminasi bakteri •Melakukan seks melalui mulut (oral sex) dengan penderita demam tifoid
  • 14. Gejala Tifoid ● Demam yang meningkat secara bertahap hingga mencapai 39–40°C ● Sakit kepala ● Nyeri otot ● Lelah dan lemas ● Keringat berlebih ● Batuk kering ● Hilang nafsu makan ● Berat badan menurun ● Sakit perut ● Sembelit ● Ruam kemerahan di kulit ● Pembengkakan di perut ● Linglung atau mengigau ● Halusinasi ● Diare ● Menggigil ● Tubuh terasa sangat lelah ● Sulit berkonsentrasi ● BAB berdarah Gejala awal Gejala jika penyakit memburuk
  • 15. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan lanjutan, yaitu: • Tes darah, urin, dan tinja, untuk mendeteksi keberadaan bakteri Salmonella typhi • Aspirasi sumsum tulang, untuk lebih memastikan keberadaan bakteri Salmonella typhi dari hasil tes darah, urin, dan tinja, tetapi tes ini jarang dilakukan • Tes Widal, untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi • Tes TUBEX TF, untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi dengan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan tes Widal Diagnosis Tifoid
  • 16. Pengobatan Tifoid Pengobatan demam tifoid dilakukan tergantung pada tingkat keparahannya. Jika demam tifoid terdeteksi lebih awal dan hanya menimbulkan gejala ringan, pasien dapat melakukan perawatan mandiri di rumah. Umumnya, dokter akan memberikan beberapa obat-obatan tipes berikut: 1. Antibiotik, seperti ciprofloxacin, ceftriaxone, dan azithromycin, untuk mengatasi infeksi bakteri, yang harus diminum selama 2−3 minggu. 2. Obat penurun demam, seperti paracetamol.
  • 17. Pencegahan Tifoid Selain dengan vaksin, ada beberapa upaya pencegahan lainnya yang dapat dilakukan, yaitu: • Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir • Menghindari konsumsi buah dan sayuran mentah yang tidak dicuci dengan air bersih • Memastikan air yang akan diminum telah direbus hingga matang • Menghindari konsumsi makanan mentah atau belum matang sempurna • Membatasi konsumsi jajanan dan minuman yang dijual di pinggir jalan