1. RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KECAMATAN JANGKA BUYA
KABUPATEN PIDIE JAYA
Selasa, 8 Desember 2020
KONSULTASI PUBLIK 2
PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE JAYA
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG
2. 2
Page |
01 KETENTUAN UMUM
02
TUJUAN
PENATAAN BWP
03 RENCANA JARINGAN
PRASARANA
04
RENCANA POLA
RUANG
05
PENETAPAN SUB BWP
YANG DIPRIORITASKAN
PENANGANANNYA
KONTEN PRESENTASI
Mengacu pada Peraturan Menteri Agraria Dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyusunan RDTR dan PZ Kabupaten/Kota
KETENTUAN
PEMANFAATAN
RUANG
PERATURAN ZONASI
06
07
3. 3
Page |
LATAR BELAKANG
UU No. 26
Tahun 2007
PP No. 15
Tahun 2010
RTRW
Provinsi Aceh
RTRW Kabupaten
Pidie Jaya
Kecamatan Jangka Buya
PPK Kabupaten berdasarkan sudut kepentingan sektor pendidikan dan perikanan
TANTANGAN
o Pengembangan kawasan dapat memicu
alih fungsi lahan pertanian menjadi
lahan permukiman
o Kondisi fisik lingkungan dengan
keterbatasan daya dukungnya
POTENSI
o Potensial pada sektor perikanan
o Sudah dikenal orang pada sektor pendidikan, perikanan, pertanian
dan pariwisata
4. 4
Page |
LANDASAN HUKUM
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Jangka Buya ini mempunyai landasan hukum, berturut-turut sebagai
berikut:
• Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
• Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
• Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
• Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang;
• Peraturan Presiden Nomor 17 tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
• Peratudan Menteri dalam Negri Nomor 116 Tahun 2017 tentang Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
• Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Nomor 8 Tahun 2017 tentang Pedoman Pemberian Persetujuan Substansi Dalam
Rangka Penetapan Peraturan Dareah tentang Rencana Tata Ruang Provinsi dan Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota;
• Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
• Qanun Kabupaten Pidie Jaya Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014-2034;
5. 5
Page |
MAKSUD & TUJUAN
• Mewujudkan rencana detail tata ruang yang mendukung terciptanya kawasan
strategis maupun kawasan fungsional secara aman, produktif dan berkelanjutan;
• Menyiapkan produk Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Jangka Buya yang
disesuaikan dengan RTRW Kabupaten Pidie Jaya dan ketentuan Undang-
Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang serta ketentuan terkait
lainnya, agar dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembangunan daerah
• Menciptakan keseimbangan dan keserasian dalam menciptakan fungsi dan
intensitas penggunaan ruang kota;
• Menciptakan kelestarian lingkungan pemukiman dan kegiatan kota dalam usaha
menciptakan hubungan yang serasi antar manusia dan lingkungannya, yang
tercermin dari pola intensitas penggunaan ruang bagian wilayah kota;
• Meningkatkan daya guna dan hasil pelayanan yang merupakan upaya
pemanfaatan secara optimal yang tercermin dalam penetapan sistem kota;
• Mengarahkan pembangunan kota yang lebih tegas dalam rangka upaya
pengendalian pengawasan pelaksanaan pembangunan;
• Membantu penetapan prioritas pengembangan kota dan membantu penyusunan
peraturan zonasi (zoning regulation) untuk dijadikan pedoman bagi tertib
bangunan dan tertib pengaturan ruang secara rinci.
Guna penyiapan
perwujudan ruang
dalam rangka
pelaksanaan
program-program
pembangunan di
wilayah tersebut.
6. 6
Page |
SASARAN
• Tersajinya data dan informasi ruang kawasan yang akurat dan aktual;
• Tersusunnya arahan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan
• Tersusunnya pedoman bagi pemerintah daerah (peraturan zonasi, advice planning, tinjauan RTBL serta pemberian izin
pemanfaatan ruang)
• Tersajinya strategi pembangunan kawasan fungsi kota yang terkendali yang dapat mendorong investasi
• Tersusunnya prioritas pengendalian pengembangan kota dan program pembangunan kota
• Tersajinya rujukan teknis (kebutuhan standar) dalam pengaturan dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk berbagai kegiatan;
• Tersusunnya rekomendasi upaya peningkatan kinerja tata ruang Kecamatan Jangka Buya dari segi perencanaan, pengendalian, dan
pemanfaatan ruang kawasan;
• Tersusunnya pedoman/acuan dalam penyusunan rencana operasional, memuat ketentuan-ketentuan dengan penjabaran rencana
yang bersifat makro ke rencana yang lebih rinci;
• Tersajinya panduan teknis pengembangan tapak/pemanfaatan lahan karena mencakup panduan teknis untuk
pengembangan/pemanfaatan tapak yang mencakup penggunaan lahan intensitas pembangunan, tata massa bangunan, prasarana
minimum, dan standar perencanaan.
7. 7
Page |
RUANG LINGKUP MATERI
Kompilasi Data Analisis Data
Persiapan
Pengumpulan
Data dan
Observasi
Tinjauan
Kebijakan
Perumusan Konsepsi
Rencana Detail dan
PZ
Perumusan Rencana
Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan
Muatan Materi
• Tujuan Penataan BWP
• Rencana Struktur Ruang
• Rencana Pola Ruang
• Penetapan Sub BWP prioritas
• Ketentuan Pemanfaatan Ruang
Perumusan Zoning
Regulation Kawasan
Perkotaan
Substansi Zoning
• Arahan Penentuan Kawasan
• Ketentuan Penggunaan
• Peraturan Pembangunan
• Pengendalian Pemanfaatan
9. 9
Page |
Kajian Kebijakan Daerah
Arah
Pengembangan
Kebijakan Tata
Ruang
Kebijakan
Pembangunan Daerah
•RPJP
•RPJM
•RKP
Review Arahan
Kebijakan Tata Ruang
Visi & Misi
Pembangunan Daerah
•Rencana Struktur Ruang
•Rencana Pola Ruang
•Kawasan strategis
Kondisi Kecenderungan Perkembangan Kawasan
Kondisi fisik dasar, lingkungan
dan penggunaan lahan
Kajian sosial budaya
Kondisi kependudukan
Kondisi perekonomian
Analisis wilayah
Analisis sosial budaya
Kondisi sarana & prasarana
Kondisi kawasan & tata bangunan
Analisis ekonomi & sektor
unggulan
Analisis ketersediaan & kebutuhan
sarana & prasarana
Analisis kependudukan
Analisis penataan kawasan &
bangunan
Analisis kebutuhan
& pola ruang
Analisis potensi &
masalah
pengembangan
kawasan
RDTR Kecamatan
Perumusan Konsep
Pengembangan Wilayah
Kecamatan Jangka Buya
•Rumusan tujuan, kebijakan, dan strategi
•Konsep pengembangan kawasan
Perumusan RDTR Kecamatan
Jangka Buya
•Tujuan penataan BWP
•Rencana struktur ruang
•Rencana pola ruang
•Penetapan Sub Bagian Wilayah
Perkotaan (BWP) yang diprioritaskan
penanganannya
•Ketentuan pemanfaatan ruang
•Peraturan zonasi
Kondisi kelembagaan & sistem
pembiayaan pembangunan
Analisis kelembagaan & sistem
pembiayaan pembangunan
Analisis kualitas
kinerja kawasan &
lingkungan
Rencana Tata
Ruang
•RTRWP Aceh
•RTRWK Pidie Jaya
10. 10
Page |
KETENTUAN UMUM –
Kedudukan RDTR dan
Masa Berlaku
• RDTR berlaku dalam jangka waktu 20
tahun.
• Peninjauan kembali RDTR dapat
dilakukan lebih dari 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun jika terjadi:
• bencana alam skala besar yang
ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan;
• perubahan batas teritorial negara
yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan;
atau
• perubahan batas wilayah daerah
yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan.
11. 11
Page |
TINJAUAN KEBIJAKAN-RTRWP ACEH
Qanun Aceh No.19/2013
• Peningkatan fungsi dan akses
pelayanan pada pusat-pusat
kegiatan dalam wilayah Aceh
• Peningkatan kualitas dan
jangkauan pelayanan jaringan
prasarana transportasi, energi
listrik, telekomunikasi dan
informatika, pengelolaan sumber
daya air dan air minum, serta
mitigasi dan adaptasi bencana di
seluruh wilayah Aceh.
RENCANA STRUKTUR
RUANG PROVINSI ACEH
RENCANA POLA RUANG
PROVINSI ACEH
• Pemeliharaan dan peningkatan
kualitas kawasan lindung
• Pemeliharaan kelestarian
lingkungan hidup dalam rangka
meningkatkan kualitas jasa
lingkungan
• Pencegahan dampak negatif
kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan kawasan
lindung
• Pemanfaatan kawasan budidaya
secara efektif, efisien dan
berkelanjutan
• Peningkatan keterpaduan dan
keterkaitan antar kegiatan
budidaya
• Pengendalian perkembangan
kegiatan budidaya agar tidak
melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan
RENCANA KAWASAN
STRATEGIS PROVINSI ACEH
• menata kawasan strategis di
seluruh wilayah Aceh menjadi
lokasi yang kondusif untuk
berinvestasi bagi penanam modal
• memanfaatkan peluang
globalisasi ekonomi dan
kerjasama ekonomi kawasan Asia
dan Internasional secara optimal
• meningkatkan kapasitas tampung
kawasan strategis terhadap
kegiatan perdagangan dan jasa
sesuai dengan daya dukung
lingkungan
• mengalokasikan ruang dan
kesempatan bagi pengembangan
sektor informal dan golongan
usaha skala kecil menengah
secara terintegrasi
12. 12
Page |
RENCANA STRUKTUR RUANG
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kecamatan atau
beberapa desa
Kawasan Jangka Buya sebagai bagian dari
Kecamatan Jangka Buya diarahkan sebagai
PPK (Pusat Pelayanan Kawasan), yang memiliki
fungsi sebagai kawasan perkotaan yang menjadi
pusat kegiatan pendidikan dan perikanan
dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
meliputi:
1. Mukim Jangka Buya Baroh, berfungsi untuk
melayani kegiatan perikanan
2. Mukim Jangka Buya Barat, berfungsi
melayani kegiatan perdagangan, pertanian,
peternakan dan perikanan
TINJAUAN KEBIJAKAN-RTRWP KABUPATEN PIDIE JAYA
Qanun No.4/2014
13. 13
Page |
RENCANA POLA
RUANG
• Kawasan lindung berupa
sempadan sungai dan bencana
banjir
• Budidaya pertanian berupa
sawah, kebun dan tambak
TINJAUAN KEBIJAKAN-RTRW KABUPATEN PIDIE JAYA
Qanun No.4/2014
14. 14
Page |
Mewujudkan
Kabupaten Pidie
Jaya sebagai
Kabupaten
Agribisnis yang
produktif dan
berkelanjutan
“
Peningkatan pengelolaan kawasan lindung untuk keseimbangan
dan keserasian lingkungan hidup
Penataan lahan hutan untuk mendukung kelestarian dan
keserasian lingkungan hidup
Pengembangan pusat kegiatan perkotaan sesuai dengan daya
dukung dan daya tampung lingkungan
Pengelolaan kawasan budidaya mendukung pengembangan
ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan
berbasis pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan
Pengembangan sistem jaringan sarana dan prasarana kegiatan
agribisnis dan permukiman
Pengembangan wisata potensial ramah lingkungan dan ramah
budaya
Pengembangan pemanfaatan sumberdaya alam dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan dan kebencanaan
Peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara
TINJAUAN TUJUAN DAN
KEBIJAKAN RTRWK PIDIE JAYA
Tujuan penataan ruang Kabupaten Pidie Jaya
15. 15
Page |
PETA DELINIASI PERENCANAAN
KECAMATAN JANGKA BUYA
Nama Gampong Luas (ha)
Meuko Jurong 40
Buket Teungoh 55,93
Jurong Ara 92
Jurong Teungoh 78
Jurong Binje 85
Reului Mangat 98
Meunasah Mee 57
Meunasah Kumbang 43
Kuta Baroh 74
Nama Gampong Luas (ha)
Meuko Meugit 1,69
Keurisi Meunasah
Raya
6,31
Kiran Dayah 6,09
Kiran Baroh 6,01
Kiran Krueng 10,00
Keurisi Meunasah
Lueng
3,31
Keude Jangka Buya 5,11
Gampong Cot 4,89
Keurisi Meunasah
Beurembang
9,77
16. 16
Page |
•Pedagang Kaki Lima di Jangka Buya
pada umumnya bertempat di
persimpangan Keude Jangka Buya.
Untuk saat ini PKL hanya menempati
bahu jalan yang mana jika tidak
ditindak lanjuti dapat mengganggu
sirkulasi kendaraan
PEDAGANG KAKI LIMA
(PKL)
•Sarana transportasi yang
digunakan untuk pergerakan
internal di Jangka Buya berupa
kendaraan pribadi, seperti sepeda
motor dan mobil serta kendaraan
umum becak. Sarana transportasi
eksternalnya adalah L300. Hingga
saat ini, Jangka Buya masih
belum memiliki terminal angkutan
untuk mendukung pergerakan dari
kendaraan umum yang beroperasi
di Jangka Buya
TRANSPORTASI
•sarana dan prasarana
Persampahan yang belum
memadai. Rendahnya tingkat
kesadaran masyarakat tentang
kebersihan lingkungan sehingga
masih banyak sampah yang
menumpuk
SAMPAH
ISU-ISU STRATEGIS
17. 17
Page |
•Jagka Buya memiliki potensi dalam
bidang perikanan. Namun sayangnya
potensi perikanan Jangka Buya belum
digali dengan optimal. Hal ini terlihat dari
tambak yang masih kurang produktif dan
Tempat Pendaratan Ikan (TPI) yang
masih belum optimal pemanfaatannya
MINAPOLITAN
•Saat ini telah terdapat jaringan
irigasi yang bersumber dari
Kecamatan Ulee Glee. Namun
terdapat dua permasalahan terkait
irigasi tersebut. Pada saat
menanam yang mana dibutuhkan
air, aliran airnya sering dihentikan di
Ulee Glee dan di saat musim hujan,
irigasi ini bisa menjadi sumber banjir
dan membawa sampah ke Jangka
Buya.
IRIGASI
•Kawasan Jangka Buya rawan
terhadap gempa bumi, longsor,
tsunami, dan banjir. Untuk itu,
respon terhadap kondisi
kerawanan tersebut dapat
dilakukan dengan menyediakan
rute evakuasi beserta titik-titik
pentingnya dan memperketat
pengaturan bangunan melalui
peraturan zonasi
MITIGASI
BENCANA
ISU-ISU STRATEGIS
19. 19
Page |
Agropolitan
Kawasan yang terdiri atas satu atau lebih
kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai
sistem produksi pertanian dan pengelolaan
sumber daya alam tertentu yang
oleh adanya keterkaitan fungsional dan
hierarki keruangan satuan sistem
dan sistem agribisnis. Pengembangan
Agropolitan, adalah pembangunan
berbasis pertanian di kawasan agribisnis,
dirancang dan dilaksanakan dengan jalan
mensinergikan berbagai potensi yang ada
untuk mendorong berkembangnya sistem
usaha agribisnis yang berdaya saing,
kerakyatan, berkelanjutan dan
terdesentralisasi, yang digerakkan oleh
masyarakat dan difasilitasi oleh
Minapolitan
Konsepsi pembangunan
ekonomi kelautan dan
perikanan berbasis kawasan
berdasarkan prinsip-prinsip
terintegrasi, efisiensi,
berkualitas dan percepatan
serta memiliki mempunyai
fungsi utama ekonomi
sentra produksi,
pemasaran komoditas
perikanan, pelayanan jasa,
dan/atau kegiatan
lainnya.
“
TUJUAN PENATAAN RUANG KECAMATAN JANGKA BUYA
Mewujudkan
Kecamatan Jangka
Buya sebagai
Kawasan
Minapolitan,
Agropolitan,
Pendidikan yang
ramah lingkungan
“
20. 20
Page |
“
TUJUAN PENATAAN RUANG KECAMATAN JANGKA BUYA
Mewujudkan
Kecamatan Jangka
Buya sebagai
Kawasan
Minapolitan,
Agropolitan,
Pendidikan yang
ramah lingkungan
“
Pendidikan
Kota pendidikan merujuk
kepada salah satu fungsi
kota baru, atau kota yang
dikembangkan dan
difungsikan sebagai kota
pendidikan. Suatu kota
pendidikan harus didesain
untuk memiliki institusi
pendidikan dan kegiatan
seputaran pendidikan,
Ramah Lingkungan
(eco)
Konsep yang menawarkan kota
yang sehat, ramah linkungan,
dan berkelanjutan. Konsep ini
mengajarkan untuk kembali ke
alam dan menghemat energi,
mendorong kota menghadirkan
ruang terbuka hijau sebanyak
mungkin, dan manajemen kota
yang seimbang pada aspek
lingkungan, ekonomi, sumber
daya alam, dan manusianya
sendiri. .
21. 21
Page |
Minapolitan
Secara definitif Minapolitan adalah kota perikanan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya
sistem dan usaha perikanan serta mampu melayani dan mendorong kegiatan pembangunan
perikanan di wilayah sekitarnya, dengan ciri utama kegiatan perikanan dan pengolahan hasil
perikanan
Pengembangan
Kawasan Minapolitan
melalui Sinergi Lintas
Kementerian/Lembaga
• Peningkatan
produksi dan nilai
tambah produk
• Pengembangan
kawasan ekonomi KP
untuk menggerakkan
ekonomi di daerah
Peningkatan
pendapatan nelayan,
pembudidaya dan
pengolah ikan
22. 22
Page |
Eco City
Eco City adalah konsep kota yang dibangun dengan sinergi dan saling ketergantungan antara ekologi dan
ekonomi yang keberlanjutan. Secara ekonomi, Eco City dapat meningkatkan efisiensi sumber daya, mengurangi
bahaya polusi dan limbah/ sisa. Dengan demikian, kualitas hidup warganya diharapkan meningkat, baik
meningkatkan dalam daya saing maupun dalam ketahanan ekonomi serta menciptakan sistem yang
berkelanjutan
4 Prinsip Eco City
Pendekatan
Berbasis Kota
Platform Desain
Partisipatif dan
Pengambilan
Keputusan yang
sinergi dan
berkelanjutan
Pendekatan Satu-
Sistem
Kerangka Investasi
yang Keberlanjutan
23. 23
Page |
Adapun penerapan
konsep eco city di
Kecamatan Jangka
Buya mengikuti
program
pengembangan
kota hijau (P2KH)
yaitu :
• Green planning and design : perencanaan dan
perancangan yang ramah lingkungan
• Green open space : peningkatan kuantitas dan kualitas
RTH sesuai karakteristik kota dengan target RTH public
30%
• Green waste : usaha untuk zero waste dengan
melaksanakan prinsip 4R yaitu mengurangi sampah,
mengembangkan proses daur ulang, meningkatkan nilai
tambah dan menggunakan kembali.
• Green transportation : pengembangan system
transportasi yang berkelanjutan, missal, transportasi
public, jalur sepeda dan jalur pejalan kaki.
• Green water : efisiensi pemanfaatan sumberdaya air,
pencegahan pencemaran dan pengendalian resiko Green
Energy bencana terkait air.
• Green Building : bangunan hemat energy diawali dengan
perda bangunan gedung.
• Green energy : pemanfaatan sumber energy yang efisien
dan ramah lingkungan.
• Green community : kepekaan, kepedulian, dan peran
serta aktif masyarakat dalam pengembangan atribut-atribut
kota hijau.
24. 24
Page |
Pola bermukim di kawasan perencanaan
berkembang secara alami, mengikuti jalan
utama dan dengan pola mengelompok pada
pusat Jangka Buya dan menyebar mengikuti
pola jalan menuju setiap gampong
.
25. 25
Page |
Luas Kavling Minimum = 𝟏𝟒𝟒𝒎𝟐
Kebutuhan luas lahan permukiman tahun 2040 adalah 126,84
Ha
Tabel Eksisting dan Proyeksi Kebutuhan Sarana Pemukiman Pertahun
27. SARANA UMUM
Jenis Sarana Kebutuhan lahan (ha)
Sarana Pendidikan 12,42
Sarana Kesehatan 3,46
Sarana Peribadatan 1,02
Sarana Perdagangan dan
Jasa
4,2
Sarana Perkantoran 2,43
Total 23,44
• Luas lahan total adalah 934 ha
• Kebutuhan ruang terbuka hijau sebanyak 30 % adalah 280,2 ha
• RTH Publik yang harus disediakan adalah sebanyak 186 ha
Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
Kebutuhan Sarana Pelayanan Umum
28. 28
Page |
Rekapitulas total kebutuhan lahan sarana per
hektar
KEBUTUHAN SARANA PENDUKUNG PERKOTAAN
SARANA UMUM
Jenis Sarana Kebutuhan lahan (ha)
Sarana Pendidikan 11,34
Sarana Kesehatan 10,06
Sarana Peribadatan 2,64
Sarana Perdagangan dan Jasa 2,22
Sarana Budaya dan Olahraga 6,3
Sarana Perkantoran 0,72
Sarana Perkotaan Lainnya 2,8
Total 36,08
• Kebutuhan ruang terbuka hijau sebanyak 30 % adalah 399,12
ha
• RTH Publik yang harus disediakan adalah sebanyak 266,08 ha
Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
29. {[
29
Page |
SISTEM
JARINGAN
TRANSPORTASI
Fakta
• Terdapat satu jalan utama dan satu jalan
pintu masuk untuk setiap gampong
• Sirkulasi jalan cukup lancar
• Belum ada fasilitas dan sistem parkir yang
jelas
• Angkutan umum pergerakan internal
menggunakan ojek
• Angkutan umum Pergerakan eksternal
menggunakan L300/Bis
Analisa/Respon
• Pengembangan jaringan jalan
lokal dan lingkungan sesuai
dengan standar minimal.
• Penataan fasilitas parkir
• Perancanaan sirkulasi di
Kawasan Perencanaan Jangka
Buya
• Penyediaan jalur pejalan kaki
• Penyediaan Fasilitas Jalan
(Street Funiture) Kolektor
Primer (Provinsi dan
Kabupaten) berupa;
1. Tempat penyeberangan
(zebra cross)
2. Lampu penerangan jalan
3. Papan nama jalan
4. Rambu-rambu
5. Trotoar
31. 31
Page |
Pada kondisi eksisting, tidak ada
angkutan umum resmi yang melayani
pergerakan di dalam Kecamatan Jangka
Buya. Angkutan umum yang ada hanya
melayani pergerakan eksternal, yakni
kendaraan berupa Bus Umum dan L300
yang mengambil penumpang maupun
barang. Angkutan ini merupakan
kendaraan yang transit melayani
pergerakan. Disamping itu terdapat pula
kendaraan paratransit, merupakan becak
di sekitar kawasan Keude Jangka Buya.
Angkutan antar gampong,
yang dapat melalui jalan
kolektor primer dan/atau jalan
kolektor sekunder yang
menghubungkan satu
pangkalan angkutan desa
dengan pangkalan lainnya
Dihubungkan dengan terminal
yang nantinya diadakan di
Ulee Glee.
RENCANA PEMBANGUNAN
ANGKUTAN UMUM
32. 32
Page |
RENCANA
PENGEMBANGAN PARKIR
Tempat parkir dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu parkir di badan jalan (on-site)
dan parkir di luar badan jalan (off-site).
Tempat parkir di badan jalan yaitu
diarahkan pada tepi jalan dengan
dan/atau tanpa pengendalian parkir.
Penentuan sudut parkir yang akan
digunakan umumnya ditentukan oleh:
1.lebar jalan;
volume lalu lintas pada
jalan bersangkutan;
karakteristik kecepatan; dimensi kendaraan; dan
sifat peruntukkan lahan
sekitarnya dan peranan
jalan yang
bersangkutan.
1. Pola parkir parallel
2. Pola parkir menyudut:
33. 33
Page |
SISTEM UTILITAS
SISTEM JARINGAN KELISTRIKAN
standar pelayanan PLN
• Rumah tangga : 750 watt/rumah tangga
• Perdagangan : 70% kebutuhan rumah tangga
• Fasilitas Umum : 15% kebutuhan rumah tangga
• Fasilitas Perkantoran : 10% kebutuhan rumah tangga
• Penerangan jalan : 1% kebutuhan rumah tangga
• Cadangan : 5% kebutuhan rumah tangga
Indikasi Rencana RTRW
• Dalam RTRW Kabupaten Pidie Jaya, prasarana jaringan listrik akan
diperluas dan terdapat rencana relokasi jaringan SUTM (Saluran
Udara Tegangan Menengah) kapasitas 20 KV yang melintasi
Kecamatan Jangka Buya.
• Pengembangan gardu induk berada di Gampong Blang Awe di
Kecamatan Meureudu
Respon
• Proses menuju 2040, Diperlukan penambahan energi listrik dan
perluasan pendistribusian energi listrik sesuai dengan pertambahan
pengguna listrik melalui penambahan travo distribusi.
• Suplai energi listrik disediakan dan didistribusikan untuk kawasan-
kawasan pengembangan baru
• Direkomendasikan untuk menggunakan listrik yang renewable pada
fasilitas umum dan perkantoran, seperti solar panel
Kebutuhan Standar
Total kebutuhan
(Watt)
Rumah tangga (RT) 9.281.250
Kebutuhan perdagangan 70 % RT 6.496.875
Fasilitas Umum 40 % RT 3.712.500
Perkantoran 10 % RT 928.125
Penerangan Jalan 1 % RT 92.812,5
Cadangan 5 % RT 464.062,5
Total 20.975.625
Tabel Proyeksi Kebutuhan Listrik
34. 34
Page |
Rencana Pengembangan jaringan Energi dan Kelistrikan
• Pengembangan jaringan distribusi sekunder berupa Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM) 20 KV yang ditempatkan pada seluruh wilayah yang belum terjangkau jaringan
listrik perkotaan. Pengembangan jaringan ini harus dilengkapi dengan infrastruktur
pendukungnya, termasuk penyediaan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik yang
ditempatkan pada lahan yang bebas dari kegiatan umum.
• Pengembangan jaringan listrik lingkungan mengikuti hirarki pelayanan, dimana besar
pasokannya telah diprediksikan berdasarkan jumlah unit hunian yang mengisi blok siap
bangun.
• Penyediaan tiang listrik sebagai penerangan jalan, dengan daya 500 lux dengan tinggi >5
meter dari muka tanah, yang ditempatkan pada area Rumija (ruang milik jalan) pada sisi
jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di trotoar.
• Pemeliharaan jaringan-jaringan listrik yang sudah ada. Pemeliharaan berupa
pengawasan kabel dan tiang listrik yang terhalang/terganggu oleh ranting-ranting pohon.
Serta pengawasan tiang-tiang listrik pada kawasan-kawaan yang rawan banjir.
Arahan rencana pengembangan pelayanan jaringan listrik di Kecamatan
Jangka Buya meliputi:
35. 35
Page |
Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi
1. Jaringan Terestrial/Kabel
Rencana pengembangan jaringan kabel dimana sistem jaringan kabel
tembaga dipadukan dengan sistem jaringan serat optik (fiber optic).
Jaringan serat optik (fiber optic) ditempatkan dalam tanah sedangkan
jaringan kabel tembaga dapat ditempatkan dalam tanah maupun di
udara.
2. Jaringan Nirkabel
Adapun rencana pembangunan jaringan nirkabel di Kecamatan
Jangka Buya, meliputi:
• Pemakaian menara telekomunikasi bersama antar berbagai
operator telepon genggam yang ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
• Penggunaan gelombang untuk komunikasi dan penyiaran diatur
tata laksananya sesuai ketentuan Peraturan Perundang-Undangan;
dan
• Pengembangan prasarana teknologi informasi kawasan perkotaan
melalui SID-SITAC, sistem komunikasi dengan dasara BWA
(Broardband Wirlass Acess) dan VSAT (Very Small Avperture
Terminal) sesuai dengan konsep Aceh cyber dalam Qanun RTRW
Provinsi Aceh.
36. 36
Page |
Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah
Pengelolaan air limbah terdiri dari dua sistem yaitu On-
Site System dan Off-Site System dengan penjelasan
sebagai berikut.
Ilustrasi alur WWG (waste water gardens)
37. 37
Page |
Rencana Pengembangan Jaringan Drainase
Sebagai upaya peningkatan daya serap air, akan dicanangkan pembuatan
lubang biopori di rumah penduduk dan pembangunan sumur resapan di
kawasan pengembangan baru kawasan perumahan baru, perkantoran, dan
fasilitas publik.
1. Pembuatan Lubang Biopori
Struktur Lubang Biopori
2. Pembangunan Sumur Resapan
Sumur resapan air hujan adalah prasarana untuk
menampung dan meresapkan air hujan ke dalam
tanah.
Jenis Bangunan Jarak minimum dari
sumur resapan air
hujan (m)
Sumur resapan air hujan/
sumur air bersih
3
Pondasi bangunan 1
Bidang resapan /sumur
resapan tangki septik
5
Sumber: SNI 03-2453-2002 Sumur Resapan
38. 38
Page |
Berdasarkan proyeksi sampah di Kecamatan Jangka Buya pada tahun 2040, timbulan sampah per hari
mencapai 70.467 liter/hari. Peningkatan jumlah timbulan sampah ini harus diikuti oleh penyediaan
infrastruktur persampahan yang memadai, melalui upaya pengelolaan sampah terpadu. Dalam konteks
Kecamatan Jangka Buya, pengelolaan sampah terpadu meliputi:
Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Persampahan
Contoh Pengolahan Sampah di TPST
Alur Pengolahan Sampah
41. RENCANA POLARUANG
Kawasan Lindung Kawasan Budidaya
Kawasan Lindung Luas (ha)
Sempadan Pantai 34,14
Sungai Besar 12,26
Sempadan Sungai Besar 24,80
Sempadan Sungai Kecil 14,04
RTH 80,36
Jalan 35,08
200,70
Kawasan Budidaya Luas (ha)
Pemukiman 186,67
Pertanian 438,80
industri 1,33
Tambak 79,25
Perkantoran dan Jasa 0,84
Perdagangan dan Jasa 5,99
Peribadatan 1,61
Pendidikan 13,86
Olahraga 1,03
Kesehatan 3,52
Hankam 0,44
Balai Sosial 0,14
733,49
42. RENCANA POLA RUANG
Kawasan Lindung
• Rencana jalur hijau; penataan jalur hijau di sepanjang pengembangan jalan baru dan jalan utama
eksisting
• Rencana Taman Kota dan Lingkungan
• Rencana Jalur Hijau di sepanjang sempadan sungai (20 meter) dan pantai (100 meter)
43. Kawasan Budidaya
• Arahan pengembangan perumahan di Kecamatan
Jangka Buya:
• Permukiman dengan kapling minimal 144 meter
• Kebutuhan rumah 2040: 8808 unit (126,84 Ha).
1. Kawasan perumahan
Regulasi intensitas bangunan:
1. KDB bangunan perumahan diarahkan 30%-50%
2. Bangunan perumahan diarahkan maksimal 2 lantai
3. GSB bangunan perumahan diarahkan minimal 2 meter
• Arahan kawasan Perdagangan & Jasa di Kawasan
Perkotaan Jangka Buya:
• Bangunan dapat berupa deret atau tunggal
• Memenuhi ketentuan umum prasarana dan
sarana minimum dari zona perdagangan dan
jasa (infrastruktur dasar, sarana parkir,
peribadatan, ruang pejalan kaki, dll).
• Lingkungan dengan tingkat kepadatan tinggi
2. Kawasan perdagangan dan jasa
Regulasi intensitas bangunan:
1. KDB bangunan diarahkan 75%-80%
2. Bangunan diarahkan maksimal 3 lantai
3. GSB bangunan diarahkan minimal 8-10 meter
44. • Sarana Pendidikan (SD, SMP, SMA/SMK)
• Sarana Kesehatan
• Sarana Peribadatan
• Sarana Perkantoran
• Zona Pariwisata
• Zona Pertanian
• Zona Khusus
• Zona (TPST)
• Arahan kawasan perkantoran di Kecamatan Jangka
Buya:
• perkantoran di jalan K4 Sub BWP 2 .
• perkantoran swasta dapat dibangun pada
zona permukiman atau perdagangan dan jasa
dengan aturan yang diatur di peraturan
zonasi.
4. Zona Sarana Pelayanan Umum
Regulasi intensitas bangunan:
1. KDB bangunan diarahkan 50%-70%
2. Bangunan diarahkan maksimal 2 lantai
3. GSB bangunan diarahkan minimal 8-10 meter
3. Zona
Perkantoran
Kawasan Budidaya
51. 51
Page |
Ditinjau dari topografi wilayah, Kecamatan Jangka Buya berada di zona rawan terhadap bencana tsunami,
gerakan tanah, banjir, serta abrasi pantai. Mengakomodasi kebutuhan penduduk dalam evakuasi
bencana, arahan untuk rencana sistem evakuasi bencana adalah sebagai berikut:
Merencanakan titik kumpul (assembly point) dibeberapa titik seperti RTH, meunasah dan lapangan
terbuka. Titik kumpul ini biasanya menjadi tempat perlindungan sementara ketika terjadi gempa.
Mengembangkan lokasi tempat evakuasi sementara, yaitu di Masjid Jangka Buya. Untuk bencana
banjir, lokasi evakuasi diarahkan pada lahan dengan kontur yang lebih tinggi, yang dianggap cukup
aman dari bahaya banjir.
Mempersiapkan tempat penampungan akhir (shelter) untuk tempat evakuasi dan pengungsian, jika
terjadi bencana yang mengharuskan penduduk mengungsi sementara.
Rencana Jalur Evakuasi Bencana
52. 52
Page |
KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
Ketentuan Pemanfaatan Ruang dalam RDTR merupakan
upaya mewujudkan RDTR Kecamatan Jangka Buya dalam
bentuk program pengembangan BWP dalam jangka waktu
perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun masa
perencanaan, yaitu dari tahun 2020-2040.
Penyusunan ketentuan pemanfaatan ruang berfungsi
sebagai:
1. Dasar pemerintah dan masyarakat dalam
pemrograman investasi pengembangan BWP
Kecamatan Jangka Buya;
2. Arahan untuk sektor dalam penyusunan program;
3. Dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka
waktu tahunan dan penyusunan program tahunan
untuk setiap jangka 5 tahun; dan
4. Acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.
Perwujudan rencana pola ruang di BWP Kecamatan Jangka Buya meliputi:
1. Perwujudan zona lindung pada BWP, berupa pengembangan RTH dan
perlindungan terhadap kawasan perlindungan setempat Sempadan Sungai.
2. Perwujudan zona budi daya pada BWP yang terdiri atas perwujudan penyediaan
fasilitas sosial dan fasilitas umum di BWP, berupa:
a. Pengembangan kawasan Pendidikan
b. Pengembangan lingkungan perumahan siap bangun
c. Pembangunan fasilitas kesehatan skala kecamatan
d. Pengembangan kawasan RTH Publik
e. Pengembangan kawasan olahraga dan rekreasi di Penataan bangunan dan
lingkungan di kawasan perdagangan dan jasa
f. Pembangunan sarana pelayanan umum transportasi berupa fasilitas
terminal tipe C Pengembangan RTH Publik pusat kota
g. Perluasan kawasan mesjid Kecamatan
h. Pengembangan sarana pelayanan umum transportasi berupa fasilitas parkir
i. Pembangunan Kawasan pusat sejarah dan seni budaya berupa fasilitas
Meseum
j. Pengembangan Kawasan rekreasi dan pariwisata sempadan sungai
k. Pengembangan kawasan pasar ikan dan pasar sayur di blok
l. Pengembangan kawasan RTH Publik yang terintegrasi Pembangunan
sarana Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST)
53. 53
Page |
KETENTUAN
PENGENDALIAN RUANG
Skema Pemberian Izin Pemanfaatan Ruang
Izin pemanfaatan ruang sesuai
Rencana Tata Ruang
TKPRD
Pertimbangan
Teknis
Perangkat Daerah
(Penataan Ruang)
Mengarahkan
Lokasi
PTSP
Aturan Zonasi
Rencana Tata
Ruang
Pemanfaatan
Bidang Tanah
54. 54
Page |
KETENTUAN
PENGENDALIAN RUANG
Skema Pemberian Insentif
Identifikasi
Faktor
Pendorong
Rencana
Kegiatan
Pemanfaatan sesuai
Rencana Tata Ruang
Perangkat
Daerah
Penataan
Ruang
Koordinas
ii
Perangkat
Daerah terkait
Rumusan
Bentuk
Insentif
Insentif Fiskal
Insentif Non
Fiskal
55. 55
Page |
KETENTUAN
PENGENDALIAN RUANG
Skema Pemberian Disentif
Identifikasi
Faktor
Pendorong
Rencana
Kegiatan
Pemanfaatan sesuai
Rencana Tata Ruang
Perangkat
Daerah
Penataan
Ruang
Koordinas
ii
Perangkat
Daerah terkait
Rumusan
Bentuk
Disinsentif
Disinsentif Fiskal
Disinsentif Non
Fiskal
56. 56
Page |
KETENTUAN
PENGENDALIAN RUANG
Skema Pemberian Snaksi
Menyimpang
Pemantauan
Rekomendasi
Pemanfaatan sesuai
Rencana Tata Ruang
Evaluasi
Srt Peringatan
Dikirim 3x
Diabaikan
Satpol PP
& WH
PPNS
Perangkat
Daerah
Penataan
Ruang
Sanks
Pidana
Sanksi
Admin
Penindakan
Satpol
PP
Satpol PP &
WH
TKPRD – pokja
Pengendalian
Susun
Laporan
Bahas
Laporan
Sanksi administratif terhadap penyimpangan
pemanfaatan ruang :
a. penghentian sementara kegiatan;
b. penghentian sementara pelayanan
umum;
c. penutupan lokasi;
d. pencabutan izin;
e. pembatalan izin;
f. pembongkaran bangunan;
g. pemulihan fungsi ruang; dan/atau
h. denda administratif.