SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
Apt. Raisa Fadila, S. Farm, M. Farm
KELOMPOK 3 | KASUS F & G
Farmasi
Distribusi
Kelompok 3
2313017041 Dinda Syahputri Diningsih
2313017042 Theresia Fenny Oktarina
2313017043 Andi Atirah Melinda Septiani
2313017044 Roni Setiawan
2313017045 Nila Shafira Sukmawati
2313017046 Winchy Putri Cantika
2313017047 Erin Febi Meliana Pasaribu
2313017048 Melynda Rahma
2313017049 Fridya Maulitha
2313017050 Novia Anggraini
2313017051 Muhammad Abil Arqam
2313017052 Rizky Mulyaramadhan
2313017053 Febrianto Ubang
2313017055 Zulianita
2313017056 Falda Gizella Mangnga
2313017057 Andi Muhammad Taufik Asran
2313017058 Ratna Aprilia Sari
2313017059 Kurniati
2313017060 Kiki Nur Azizah Hidayatul Fitria
Kasus F
F
Dari total 100 faktur yang disampling, ditemukan 10 faktur yang tidak dilengkapi dengan surat
pesanan.
Ditemukan penyimpanan obat yang tidak sesuai dengan suhu penyimpanannya.
Suhu cool room tidak sesuai.
Terdapat 3 obat yang tidak sesuai jumlah fisik dengan sistem komputer.
Luas gudang ambient room tidak memadai.
Dari 10 termohygrometer, ditemukan 2 thermohygrometer yang telah habis masa kalibrasinya.
Dalam rangka memantau pelaksanaan dan kepatuhan terhadap pemenuhan CDOB dan untuk bahan
tindak lanjut langkah-langkah perbaikan yang dilakukan, makan perlu dilaksanakannya inspeksi diri.
Setelah dilakukan inspeksi diri, maka terdapat temuan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Buatlah CAPA.
Inspeksi Diri
Inspeksi diri adalah audit mutu yang dilakukan dalam suatu perusahaan untuk menentukan efektivitas dari sitem
mutu yang mereka gunakan.
Tujuan dilakukan inspeksi diri adalah untuk memantau efektivitas penerapan sistem mutu dan merupakan alat
manajemen untuk melakukan perbaikan.
Prosedur Pelaksanaan Inspeksi Diri
Inspeksi diri di PBF harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dan mencakup semua aspek
CDOB.
Dokumentasi pelaksanaan inspeksi diri serta penyimpanan pelaksanaan CDOB harus dilakukan.
Apabila terdapat penyimpangan/kekurangan terhadap pelaksanaan CDOB, maka PBF diharuskan membuat
CAPA (Corrective Action Preventive Action) dan mengidentifikasi penyebab penyimpangan yang terjadi.
Dengan pembuatan CAPA maka diharapkan ketidaksesuaian yang terjadi dapat segera dikenali, diperbaiki dan
dicegah agar tidak berulang kembali.
1.
2.
3.
CAPA
(Corrective Action and
Preventive Action)
Merupakan tindakan untuk
menghilangkan sumber penyebab
ketidaksesuaian/penyimpangan yang
terjadi.
Corrective Action (Tindakan Korektif)
Merupakan tindakan untuk mencegah
terjadinya ketidaksesuaian yang belum
terjadi. Secara umum, proses tindakan
pencegahan dapat dianggap sebagai
proses analisis risiko.
Preventive Action (Tindakan Korektif)
Dokumen CAPA
(Corrective Action and Preventive Action)
Dokumen CAPA adalah hal yang wajib diajukan saat melakukan izin PBF dan mendapatkan sertifikat
CDOB dari BPOM. Corrective Action and Preventive Action bertujuan untuk mengurangi penyebab
masalah yang muncul dan mencegah terulangnya kembali. Dokumen CAPA diajukan jika hasil
pemeriksaan sarana terdapat ketidaksesuaikan dari petugas BPOM sehingga PBF harus menyusun dan
mengirimkan kembali CAPA ke BPOM. Setelah evaluasi dinyatakan selesai oleh BPOM, maka akan
diterbitkan Sertifikat CDOB.
Temuan dan Observasi
Penyebab
Aspek CDOB
GAP Analysis
Tingkat Kritis
Proses Tindakan CAPA mencakup
beberapa hal, yaitu :
Tindakan Perbaikan
Tindakan Pencegahan
Batas Waktu Penyelesaian
Penanggung Jawab
Bukti Perbaikan
Dengan memenuhi aspek diatas, PBF dapat menemukan sumber masalah yang terjadi
saat proses distribusi berlangsung sehingga tindakan pencegahan dapat langsung
dilakukan dengan mematuhi persyaratan CAPA dan peraturan yang berlaku.
No. Temuan
Kriteri
a
Persyaratan Root Cause Analysis Corrective Action Preventive Action
Penanggung
Jawab
Time
Line
Status
1. Dari total 100
faktur yang
disampling,
ditemukan 10
faktur yang
tidak
dilengkapi
dengan surat
pesanan.
Minor PERMENKES
No.1148/MENKES/P
ER/IV/20 11 tentang
PBF pasal 16 ayat(1)
yaitu setiap PBF atau
PBF cabang wajib
melaksanakan
dokumentasi
pengadaan,
penyimpanan, dan
penyaluran di
tempat usahanya
dengan mengikuti
pedoman CDOB.
Terdapat kelalaian
atau tidak dilakukan
pengecekan ulang oleh
APJ bersama bagian
administrasi terkait
pengarsipan dokumen
mengenai kesesuaian
Faktur dan Surat
Pesanan.
Dilakukan
penelusuran faktur
yang tidak memiliki
surat pesanan dan
meminta kembali SP
pada apoteker
penanggung
jawabnya.
Dibuat SOP
pemilihan
pemasok.
Dibuat SOP
pengadaan APJ
harus lebih aktif
lagi dalam
mengontrol
proses distribusi.
APJ harus lebih
tegas perihal SP.
Semua personel
harus
menerapkan
sistem CDOB
disetiap kegiatan
distribusi.
1.
2.
3.
4.
Apoteker
Penanggung
Jawab
30 Hari Closed
CAPA (Corrective Action Preventive Action)
No. Temuan Kriteria Persyaratan
Root Cause
Analysis
Corrective Action Preventive Action
Penanggung
Jawab
Time
Line
Status
2. Penyimpanan
obat yang tidak
sesuai dengan
suhu
penyimpanannya
.
Major PERMENKES
No.1148/MENKES/PER
/IV/2011 tentang PBF.
Badan POM RI. 2015.
Petunjuk Pelaksanaan
Cara Distribudi Obat
yang Baik. Jakarta:
BPOM RI.
BPOM. 2019. Peraturan
Kepala Badan Pengawas
Obat dan makanan
Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2019
Tentang Pedoman
Teknis Cara Distribusi
Obat yang Baik. Jakarta:
BPOM.
Setelah obat
disimpan,
tidak ada
melakukan
pemeriksaan
pada obat
Untuk menjaga
kualitasnya, suatu
produk harus terus
disimpan dalam
kisaran suhu yang
telah ditentukan
dari produksi hingga
penggunaan. Suhu
penyimpanan
produk harus
dipertahankan sesuai
dengan aturan pada
setiap kemasan.
Dilakukan
monitoring suhu
pada tempat
penyimpanan
produk dengan cara
menempelkan alat
pencatat suhu pada
titik kritis. Untuk
mendapatkan titik
kritis maka
dilakukan mapping
suhu.
Dilakukan monitoring
suhu pada setiap ruangan
sehingga tempat
penyimpanan sediaan
produk tidak
mempengaruhi stabilitas
dan kualitas produk..
Untuk memonitoring
suhu tempat
penyimpanan dapat
menempelkan alat
pencatat suhu dan alat
peringatan pada suhu
titik kritis.
Dibuatkan SOP
penyimpanan
Apoteker harus lebih
aktif dalam mengontrol
dan memonitoring
penyimpanan produk
Semua personel harus
menerapkan sistem
CDOB di setiap kegiatan
1.
2.
3.
4.
Apoteker
Penanggung
Jawab
30 Hari Dilakukan
tindakan
perbaikan
CAPA (Corrective Action Preventive Action)
No. Temuan Kriteria Persyaratan
Root Cause
Analysis
Corrective Action Preventive Action
Penanggung
Jawab
Time
Line
Status
3.
Suhu cool
room tidak
sesuai
Major Peraturan BPOM No. 6 Tahun
2020 Tentang Perubahan atas
Peraturan BPOM No. 9 Tahun
2019 Tentang Pedoman Teknis
CDOB ANEKS II PRODUK
RANTAI DINGIN (COLD
CHAIN PRODUCT/CCP)
Chiller atau cold room (suhu 2-
8°C), untuk menyimpan vaksin
dan serum dengan suhu
penyimpanan 2 s/d 8 C, biasanya
digunakan untuk penyimpaan
vaksin campak, BCG, DPT, TT,
DT, Hepatitis B, DPT-HB.
Disebabkan
tidak menutup
pintu cold
room dengan
rapat
Pintu keluar
masuk terlalu
sering terbuka
sehingga aliran
udara luar
masuk ke
ruangan
sehingga
mempengaruhi
suhu internal
ruangan
1.
2.
Penambahan AC untuk
menstabilkan suhu
ruangan.
Pintu keluar masuk
barang tidak dibuka
terlalu lama.
Dapat ditambahkan
lapisan plastic pada
pintu untuk
meminimalisir udara
panas dari luar ruangan
masuk ke dalam ruang
suhu terkendali (Cold
room)
Diberikan alat
peringatan untuk suhu
titik kritis jika terjadi
peningkatan suhu maka
apoteker cepat
mengatasi masalahnya.
Dapat diatasi dengan cara,
yaitu
1.
2.
3.
4.
Pemeliharaan Harian
Suhu chiller/cold room/freezer harus
dimonitor dan dicatat minimal setiap
3 (tiga) kali sehari, pagi, siang dan sore
dan harus dievaluasi serta
didokumentasikan.
Hindarkan sering membuka dan
menutup chiller/cold room/freezer;
Jika suhu sudah stabil antara +2 s/d
+8°C pada chiller/cold room posisi
termostat jangan diubah.
Pemeliharaan mingguan
Bersihkan bagian luar chiller/cold
room/freezer untuk menghindari
karat;
Periksa sambungan listrik pada stop
kontak, upayakan pastikan tidak
longgar;
Semua kegiatan tersebut di atas harus
dicatat dan didokumentasikan.
Pemeliharaan Bulanan
Bersihkan bagian dalam chiller / cold
room / freezer.
Periksa kerapatan karet pintu.
Periksa engsel pintu, jika perlu beri
pelumas. Bersihkan karet pintu.
Semua kegiatan tersebut harus dicatat
dan didokumentasikan.
1.
2.
3.
Apoteker
Penanggung
Jawab
30 Hari Closed
CAPA (Corrective Action Preventive Action)
No. Temuan Kriteria Persyaratan
Root Cause
Analysis
Corrective Action Preventive Action
Penanggung
Jawab
Time
Line
Status
4. Terdapat 3
obat yang
tidak sesuai
jumlah fisik
dengan sistem
komputer
Major PERMENKES NO. 30
TAHUN 2017. Tentang
Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Nomor
1148/MENKES/PER/VI/2011
Tentang Pedagang Besar
Farmasi.
Pasal I Beberapa ketentuan
dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor
1148/MENKES/PER/VI/2011
tentang Pedagang Besar
Farmasi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 370) sebagaimana
telah diubah dengan
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 34 Tahun 2014
Pasal 13 ayat (1) PBF dan PBF
Cabang hanya dapat
mengadakan, menyimpan dan
menyalurkan obat dan/atau
bahan obat yang memenuhi
persyaratan mutu yang
ditetapkan oleh Menteri.
Adanya
kelalaian bagi
semua pihak
Tidak
melakukan
dokumentasi
baik itu
penerimaan dan
penyimpanan
Tidak
dilakukan
pencatatan dan
pengecekan
kembali barang
yang masuk
maupun keluar
1.
2.
3.
Mempunyai petunjuk penggunaan
sistem komputer yang mutakhir
Dilengkapi nama pengguna dan
password yang spesifik untuk
masing-masing personil
Penyimpanan data harus memadai
Back up data harus disimpan di
lokasi yang aman
Mengecek kembali obat-obatan
yang masuk dan keluar secara teliti
1.
2.
3.
4.
Dibuat SOP
pengadaan
Menelusuri
kembali
penyaluran obat
Pantau obat yang
awal baru masuk
pengadaan, dan
masuk keluarnya
obat
Dibuat prosedur
untuk mencatat
dan menganalisis
penyimpangan,
serta untuk
menetapkan
tindakan
perbaikan yang
dilakukan.
1.
2.
3.
4.
Apoteker
Penanggung
Jawab
Kepala
Gudang
Kepala
Admin
1.
2.
3.
30 Hari Dilakukan
tindakan
perbaikan
dan
pengecekan
kembali
CAPA (Corrective Action Preventive Action)
No. Temuan Kriteria Persyaratan Root Cause Analysis Corrective Action Preventive Action
Penanggung
Jawab
Time
Line
Status
5. Luas gudang
ambient room tidak
memadai
Mayor PerBPOM No.6 Tahun 2020 Tentang
Pedoman Teknis CDOB
BAB III Bangunan dan Peralatan
3.1 a. Menguasai bangunan dan sarana
yang memadai untuk dapat
melaksanakan pengadaan,
penyimpanan, dan penyaluran obat
serta dapat menjamin kelancaran
pelaksanaan tugas dari fungsi PBF
3.2 Bangunan harus dirancang dan
disesuaikan untuk memastikan bahwa
kondisi penyimpanan yang baik dapat
dipertahankan, mempunyai keamanan
yang memadai dan kapasitas yang
cukup untuk memungkinkan
penyimpanan obat yang baik
Perencanaan awal
bangunan yang
kurang mem-
pertimbangkan
stok obat yang
akan disimpan.
Pengadaan obat
yang terlalu
banyak melebihi
kapasitas gudang
ambient room (25-
30 °C).
1.
2.
Mengontrol pengadaan
obat dengan
menerapkan metode
Pengendalian Persediaan
Obat, sehingga tidak
melebihi kapasitas
gudang ambient room.
Memindahkan obat-
obatan dari ambient
room ke cool room (15-
25°C) dengan
mempertimbangkan
stabilitas obat yang akan
dipindahkan serta
kapasitas cool room .
Melakukan renovasi
gudang agar lebih luas
sehingga memadai
untuk penyimpanan
b
1.
2.
3.
Pada saat perencanaan
awal bangunan, harus
memperhitungkan
kapasitas gudang
dengan jumlah obat
yang akan diadakan
agar terhindar dari
overstock.
Apoteker
Penanggung
Jawab.
Kepala
Gudang.
1.
2.
30 hari closed
CAPA (Corrective Action Preventive Action)
No. Temuan Kriteria Persyaratan Root Cause Analysis Corrective Action Preventive Action
Penanggung
Jawab
Time
Line
Status
6. Dari 10
termohygrometer,
ditemukan 2
thermohygrometer
yang telah habis
masa kalibrasinya.
Minor PERBPOM No. 6 Tahun
2020 Tentang Perubahan
atas PERBPOM No. 9
Tahun 2019 Tentang
Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat Yang
Baik, mengenai peralatan
yang digunakan untuk
pemantauan suhu dan
kelembapan harus dirawat
dan dikalibrasi secara
berkala minimal setahun
sekali serta dibuat dan
disimpan dokumentasi
kegiatan tersebut.
Terdapat kelalaian atau
tidak dilakukan
pengecekkan secara
berkala sehingga masa
kalibrasi
thermohygrometertela
h habis.
Melakukan
dokumentai
terhadap temuan.
Segera lakukan
rekalibrasi pada
termohygrometer
yang telah habis
masa kalibrasinya.
1.
2.
Melakukan pembuatan
jadwal kalibrasi alat
secara berkala minimal
1 tahun sekali dan
membuat reminder agar
temuan tidak terulang
kembali
Menunjuk personil
khusus yang
bertanggung jawab
untuk memonitor alat
tersebut.
Melakukan monitor dan
pencatatan sebanyak
tiga kali sehari
Seluruh personel harus
menerapkan sistem
CDOB pada kegiatan
distribusi
1.
2.
3.
4.
Apoteker
Penanggung
Jawab.
Max. 15 hari closed
CAPA (Corrective Action Preventive Action)
G
Kasus G
Apotek B menghubungi admin sales PBF dan mengeluhkan bahwa
seringnya mengalami ketidaksesuaian pesanan dan keterlambatan
barang diterima. Sebagai apoteker N, bagaimana anda bersama
pimpinan menangani keluhan dari pelanggan tersebut.
Berdasarkan PERBPOM Tahun 2020
Tentang CDOB BAB VI Poin B
Mengenai keluhan, bahwasanya keluhan dibagi menjadi 2 yaitu Keluhan
Terkait Produk dan Keluhan Terkait Proses Distribusi. Cara
penanganan kedua keluhan tersebut harus sudah tercantum dalam
prosedur tertulis yang ditandatangani oleh personil yang telah ditunjuk
oleh PBF. Semua keluhan yang masuk harus dicatat dan ditentukan
waktu tindak lanjutnya, kemudian keluhan dibuat trend analisisnya, jika
tidak dilakukan trend analisis maka hal ini dapat berdampak sebagai
temuan major ketika dilakukan penyidakan oleh pihak BPOM.
Penanganan Keluhan
Pihak customer service PBF menerima keluhan dan melakukan pendataan terhadap keluhan.
1
Apoteker penanggung jawab PBF dan Pimpinan PBF melakukan analisa terhadap keluhan yang
diterima, seperti telusuri bukti tertulis pemesanan, pencarian letak kesalahan (apakah
disebabkan karna kelalaian pihak PBF atau bukan).
2
Membuat tindakan koreksi dan melakukan konfirmasi kepada pelanggan (Apotek B) dalam batas
waktu 3 x 24 jam, serta tindakan preventif dilakukan pada setiap akhir pekan terhadap setiap
pegawai yang berkaitan dengan tindak distribusi. Adapun salah satu tindakan yang dapat
dilakukan seperti CAPA, yaitu berupa pengumpulan informasi, analisis informasi, perencanaan
solusi serta metode apa yang dapat dilakukan kedepannya agar kesalahan tak lagi dapat
terulang.
3
Apoteker penanggung jawab dapat memeriksa kembali serta memverifikasi penyelesaian
keluhan dari tindakan preventif dan dapat disampaikan kepada pimpinan PBF.
4
Berdasarkan BPOM RI (2019), Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam penanganan keluhan:
Harus tersedia prosedur tertulis di tempat untuk
penanganan keluhan. Harus dibedakan antara keluhan
tentang kualitas obat dan/atau bahan obat dan keluhan
yang berkaitan dengan distribusi. Keluhan tentang kualitas
obat dan/atau bahan obat harus diberitahukan sesegera
mungkin kepada industri farmasi dan/atau pemegang izin
edar.
Harus tersedia catatan terhadap penanganan keluhan
termasuk waktu yang diperlukan untuk tindak lanjutnya
dan didokumentasikan.
Harus ada personil yang ditunjuk untuk menangani
keluhan.
Setiap keluhan tentang obat dan/atau bahan obat yang
tidak memenuhi syarat harus dicatat dan diselidiki secara
menyeluruh untuk mengidentifikasi asal atau alasan
keluhan, termasuk penyelidikan terhadap bets lainnya.
Semua keluhan dan informasi lain mengenai produk yang
rusak dan diduga palsu harus diteliti (diidentifikasi) /
ditinjau dan dicatat sesuai dengan prosedur yang
menjelaskan tentang tindakan yang harus dilaksanakan.
Setiap keluhan harus dikelompokkan sesuai dengan jenis
keluhan dan dilakukan trend analysis terhadap keluhan.
Daftar Pustaka
Agustyani,V.dkk.2017.Evaluasi Penerapan CDOB sebagai Sistem Penjaminan Mutu pada Sejumlah PBF di
Surabaya.Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 15 No.1.
BPOM RI. 2018. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta Indonesia
BPOM RI. 2019. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat yang Baik.
BPOM RI. 2020. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang
Baik.
Lukito, Penny Kusumastuti. 2021. Frequently Asked Questions (FAQ) Cara Distribusi Obat Yang Baik (CDOB). Jakarta:
Badan POM
PERMENKES. 2017. Permenkes RI No. 30 tentang perubahan kedua atas Perubahan Menteri Kesehatan No
1148/MENKES/PER/VI/2011 Tentang PBF. Jakarta, Indonesia
Tashi, 2016. Corrective action and preventive actions and its importance in quality ​
management system: a review.
International Journal of Pharmaceutical Quality ​
Assurance.
THANK YOU
QUESTIONS
&
ANSWERS

More Related Content

What's hot

Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitKANDA IZUL
 
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1   2. pengadaan obat di puskesmasMi 1   2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdfBAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdfSinta Lestari
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBNesha Mutiara
 
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...Genny R Weya
 
Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01roywidhie
 
CDOB 2.ppt
CDOB 2.pptCDOB 2.ppt
CDOB 2.pptNoir39
 
Fix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaanFix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaanairavalinsha
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
2. CAPA Materi.pdf
2. CAPA Materi.pdf2. CAPA Materi.pdf
2. CAPA Materi.pdfEckhaOnch
 
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfBab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfSinta Lestari
 
Room qualification
Room qualificationRoom qualification
Room qualificationLabIndustri
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2marwahhh
 

What's hot (20)

Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
 
Pengelolaan obat di apotek (5)
Pengelolaan obat di apotek (5)Pengelolaan obat di apotek (5)
Pengelolaan obat di apotek (5)
 
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1   2. pengadaan obat di puskesmasMi 1   2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmas
 
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdfBAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
 
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...
 
Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01
 
Popp cpob jilid_1
Popp cpob jilid_1Popp cpob jilid_1
Popp cpob jilid_1
 
CDOB 2.ppt
CDOB 2.pptCDOB 2.ppt
CDOB 2.ppt
 
Pkpa kimia farma 12
Pkpa kimia farma 12Pkpa kimia farma 12
Pkpa kimia farma 12
 
Fix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaanFix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaan
 
Apa itu cpkb
Apa itu cpkbApa itu cpkb
Apa itu cpkb
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
2. CAPA Materi.pdf
2. CAPA Materi.pdf2. CAPA Materi.pdf
2. CAPA Materi.pdf
 
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfBab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
 
Cpob presentase
Cpob presentaseCpob presentase
Cpob presentase
 
TRAINING CDOB 2020.pptx
TRAINING CDOB 2020.pptxTRAINING CDOB 2020.pptx
TRAINING CDOB 2020.pptx
 
Room qualification
Room qualificationRoom qualification
Room qualification
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 

Similar to PPT Farmasi Distribusi_Kelompok 3.pdf

Materi bimbingan Akreditasi RS SNARS Ed.1 Pokja SKP
Materi bimbingan Akreditasi RS SNARS Ed.1 Pokja SKPMateri bimbingan Akreditasi RS SNARS Ed.1 Pokja SKP
Materi bimbingan Akreditasi RS SNARS Ed.1 Pokja SKPMuhammad Kristyan
 
Makalah sop makmin
Makalah sop makminMakalah sop makmin
Makalah sop makminjoisola
 
Andrew hidayat 171217-id-penentuan-critical-control-point-ccp-dan
 Andrew hidayat   171217-id-penentuan-critical-control-point-ccp-dan Andrew hidayat   171217-id-penentuan-critical-control-point-ccp-dan
Andrew hidayat 171217-id-penentuan-critical-control-point-ccp-danAndrew Hidayat
 
8.6.2.3 sop kontrol peralatan, testing dan
8.6.2.3 sop kontrol peralatan, testing dan8.6.2.3 sop kontrol peralatan, testing dan
8.6.2.3 sop kontrol peralatan, testing danpkmsitugintung
 
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2Amirotul Khusna
 
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2Amirotul Khusna
 
Standart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makanStandart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makanDanang suryo Wardhono
 
1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptxRetnoAdriyani
 
Standart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makanStandart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makanDanang suryo Wardhono
 
Materi 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptx
Materi 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptxMateri 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptx
Materi 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptxIlmiAja
 
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasperDiktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasperEly John Karimela
 

Similar to PPT Farmasi Distribusi_Kelompok 3.pdf (20)

sanitasi
sanitasisanitasi
sanitasi
 
Materi bimbingan Akreditasi RS SNARS Ed.1 Pokja SKP
Materi bimbingan Akreditasi RS SNARS Ed.1 Pokja SKPMateri bimbingan Akreditasi RS SNARS Ed.1 Pokja SKP
Materi bimbingan Akreditasi RS SNARS Ed.1 Pokja SKP
 
Skp
SkpSkp
Skp
 
Skp
SkpSkp
Skp
 
Makalah sop makmin
Makalah sop makminMakalah sop makmin
Makalah sop makmin
 
Borang anna
Borang annaBorang anna
Borang anna
 
Borang anna
Borang annaBorang anna
Borang anna
 
Andrew hidayat 171217-id-penentuan-critical-control-point-ccp-dan
 Andrew hidayat   171217-id-penentuan-critical-control-point-ccp-dan Andrew hidayat   171217-id-penentuan-critical-control-point-ccp-dan
Andrew hidayat 171217-id-penentuan-critical-control-point-ccp-dan
 
8.6.2.3 sop kontrol peralatan, testing dan
8.6.2.3 sop kontrol peralatan, testing dan8.6.2.3 sop kontrol peralatan, testing dan
8.6.2.3 sop kontrol peralatan, testing dan
 
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
 
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
 
Standart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makanStandart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makan
 
1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx
 
Standart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makanStandart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makan
 
PPT SEMHAS.pptx
PPT SEMHAS.pptxPPT SEMHAS.pptx
PPT SEMHAS.pptx
 
Materi 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptx
Materi 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptxMateri 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptx
Materi 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptx
 
13014469mutu.ppt
13014469mutu.ppt13014469mutu.ppt
13014469mutu.ppt
 
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasperDiktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
 
PPT TOOLS CLINPATH.pptx
PPT TOOLS CLINPATH.pptxPPT TOOLS CLINPATH.pptx
PPT TOOLS CLINPATH.pptx
 
Sistem informasi akuntansi pada martabak sanfransisco
Sistem informasi akuntansi pada  martabak sanfransiscoSistem informasi akuntansi pada  martabak sanfransisco
Sistem informasi akuntansi pada martabak sanfransisco
 

Recently uploaded

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 

PPT Farmasi Distribusi_Kelompok 3.pdf

  • 1. Apt. Raisa Fadila, S. Farm, M. Farm KELOMPOK 3 | KASUS F & G Farmasi Distribusi
  • 2. Kelompok 3 2313017041 Dinda Syahputri Diningsih 2313017042 Theresia Fenny Oktarina 2313017043 Andi Atirah Melinda Septiani 2313017044 Roni Setiawan 2313017045 Nila Shafira Sukmawati 2313017046 Winchy Putri Cantika 2313017047 Erin Febi Meliana Pasaribu 2313017048 Melynda Rahma 2313017049 Fridya Maulitha 2313017050 Novia Anggraini 2313017051 Muhammad Abil Arqam 2313017052 Rizky Mulyaramadhan 2313017053 Febrianto Ubang 2313017055 Zulianita 2313017056 Falda Gizella Mangnga 2313017057 Andi Muhammad Taufik Asran 2313017058 Ratna Aprilia Sari 2313017059 Kurniati 2313017060 Kiki Nur Azizah Hidayatul Fitria
  • 3. Kasus F F Dari total 100 faktur yang disampling, ditemukan 10 faktur yang tidak dilengkapi dengan surat pesanan. Ditemukan penyimpanan obat yang tidak sesuai dengan suhu penyimpanannya. Suhu cool room tidak sesuai. Terdapat 3 obat yang tidak sesuai jumlah fisik dengan sistem komputer. Luas gudang ambient room tidak memadai. Dari 10 termohygrometer, ditemukan 2 thermohygrometer yang telah habis masa kalibrasinya. Dalam rangka memantau pelaksanaan dan kepatuhan terhadap pemenuhan CDOB dan untuk bahan tindak lanjut langkah-langkah perbaikan yang dilakukan, makan perlu dilaksanakannya inspeksi diri. Setelah dilakukan inspeksi diri, maka terdapat temuan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Buatlah CAPA.
  • 4. Inspeksi Diri Inspeksi diri adalah audit mutu yang dilakukan dalam suatu perusahaan untuk menentukan efektivitas dari sitem mutu yang mereka gunakan. Tujuan dilakukan inspeksi diri adalah untuk memantau efektivitas penerapan sistem mutu dan merupakan alat manajemen untuk melakukan perbaikan. Prosedur Pelaksanaan Inspeksi Diri Inspeksi diri di PBF harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dan mencakup semua aspek CDOB. Dokumentasi pelaksanaan inspeksi diri serta penyimpanan pelaksanaan CDOB harus dilakukan. Apabila terdapat penyimpangan/kekurangan terhadap pelaksanaan CDOB, maka PBF diharuskan membuat CAPA (Corrective Action Preventive Action) dan mengidentifikasi penyebab penyimpangan yang terjadi. Dengan pembuatan CAPA maka diharapkan ketidaksesuaian yang terjadi dapat segera dikenali, diperbaiki dan dicegah agar tidak berulang kembali. 1. 2. 3.
  • 5. CAPA (Corrective Action and Preventive Action) Merupakan tindakan untuk menghilangkan sumber penyebab ketidaksesuaian/penyimpangan yang terjadi. Corrective Action (Tindakan Korektif) Merupakan tindakan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian yang belum terjadi. Secara umum, proses tindakan pencegahan dapat dianggap sebagai proses analisis risiko. Preventive Action (Tindakan Korektif)
  • 6. Dokumen CAPA (Corrective Action and Preventive Action) Dokumen CAPA adalah hal yang wajib diajukan saat melakukan izin PBF dan mendapatkan sertifikat CDOB dari BPOM. Corrective Action and Preventive Action bertujuan untuk mengurangi penyebab masalah yang muncul dan mencegah terulangnya kembali. Dokumen CAPA diajukan jika hasil pemeriksaan sarana terdapat ketidaksesuaikan dari petugas BPOM sehingga PBF harus menyusun dan mengirimkan kembali CAPA ke BPOM. Setelah evaluasi dinyatakan selesai oleh BPOM, maka akan diterbitkan Sertifikat CDOB.
  • 7. Temuan dan Observasi Penyebab Aspek CDOB GAP Analysis Tingkat Kritis Proses Tindakan CAPA mencakup beberapa hal, yaitu : Tindakan Perbaikan Tindakan Pencegahan Batas Waktu Penyelesaian Penanggung Jawab Bukti Perbaikan Dengan memenuhi aspek diatas, PBF dapat menemukan sumber masalah yang terjadi saat proses distribusi berlangsung sehingga tindakan pencegahan dapat langsung dilakukan dengan mematuhi persyaratan CAPA dan peraturan yang berlaku.
  • 8. No. Temuan Kriteri a Persyaratan Root Cause Analysis Corrective Action Preventive Action Penanggung Jawab Time Line Status 1. Dari total 100 faktur yang disampling, ditemukan 10 faktur yang tidak dilengkapi dengan surat pesanan. Minor PERMENKES No.1148/MENKES/P ER/IV/20 11 tentang PBF pasal 16 ayat(1) yaitu setiap PBF atau PBF cabang wajib melaksanakan dokumentasi pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran di tempat usahanya dengan mengikuti pedoman CDOB. Terdapat kelalaian atau tidak dilakukan pengecekan ulang oleh APJ bersama bagian administrasi terkait pengarsipan dokumen mengenai kesesuaian Faktur dan Surat Pesanan. Dilakukan penelusuran faktur yang tidak memiliki surat pesanan dan meminta kembali SP pada apoteker penanggung jawabnya. Dibuat SOP pemilihan pemasok. Dibuat SOP pengadaan APJ harus lebih aktif lagi dalam mengontrol proses distribusi. APJ harus lebih tegas perihal SP. Semua personel harus menerapkan sistem CDOB disetiap kegiatan distribusi. 1. 2. 3. 4. Apoteker Penanggung Jawab 30 Hari Closed CAPA (Corrective Action Preventive Action)
  • 9. No. Temuan Kriteria Persyaratan Root Cause Analysis Corrective Action Preventive Action Penanggung Jawab Time Line Status 2. Penyimpanan obat yang tidak sesuai dengan suhu penyimpanannya . Major PERMENKES No.1148/MENKES/PER /IV/2011 tentang PBF. Badan POM RI. 2015. Petunjuk Pelaksanaan Cara Distribudi Obat yang Baik. Jakarta: BPOM RI. BPOM. 2019. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik. Jakarta: BPOM. Setelah obat disimpan, tidak ada melakukan pemeriksaan pada obat Untuk menjaga kualitasnya, suatu produk harus terus disimpan dalam kisaran suhu yang telah ditentukan dari produksi hingga penggunaan. Suhu penyimpanan produk harus dipertahankan sesuai dengan aturan pada setiap kemasan. Dilakukan monitoring suhu pada tempat penyimpanan produk dengan cara menempelkan alat pencatat suhu pada titik kritis. Untuk mendapatkan titik kritis maka dilakukan mapping suhu. Dilakukan monitoring suhu pada setiap ruangan sehingga tempat penyimpanan sediaan produk tidak mempengaruhi stabilitas dan kualitas produk.. Untuk memonitoring suhu tempat penyimpanan dapat menempelkan alat pencatat suhu dan alat peringatan pada suhu titik kritis. Dibuatkan SOP penyimpanan Apoteker harus lebih aktif dalam mengontrol dan memonitoring penyimpanan produk Semua personel harus menerapkan sistem CDOB di setiap kegiatan 1. 2. 3. 4. Apoteker Penanggung Jawab 30 Hari Dilakukan tindakan perbaikan CAPA (Corrective Action Preventive Action)
  • 10. No. Temuan Kriteria Persyaratan Root Cause Analysis Corrective Action Preventive Action Penanggung Jawab Time Line Status 3. Suhu cool room tidak sesuai Major Peraturan BPOM No. 6 Tahun 2020 Tentang Perubahan atas Peraturan BPOM No. 9 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis CDOB ANEKS II PRODUK RANTAI DINGIN (COLD CHAIN PRODUCT/CCP) Chiller atau cold room (suhu 2- 8°C), untuk menyimpan vaksin dan serum dengan suhu penyimpanan 2 s/d 8 C, biasanya digunakan untuk penyimpaan vaksin campak, BCG, DPT, TT, DT, Hepatitis B, DPT-HB. Disebabkan tidak menutup pintu cold room dengan rapat Pintu keluar masuk terlalu sering terbuka sehingga aliran udara luar masuk ke ruangan sehingga mempengaruhi suhu internal ruangan 1. 2. Penambahan AC untuk menstabilkan suhu ruangan. Pintu keluar masuk barang tidak dibuka terlalu lama. Dapat ditambahkan lapisan plastic pada pintu untuk meminimalisir udara panas dari luar ruangan masuk ke dalam ruang suhu terkendali (Cold room) Diberikan alat peringatan untuk suhu titik kritis jika terjadi peningkatan suhu maka apoteker cepat mengatasi masalahnya. Dapat diatasi dengan cara, yaitu 1. 2. 3. 4. Pemeliharaan Harian Suhu chiller/cold room/freezer harus dimonitor dan dicatat minimal setiap 3 (tiga) kali sehari, pagi, siang dan sore dan harus dievaluasi serta didokumentasikan. Hindarkan sering membuka dan menutup chiller/cold room/freezer; Jika suhu sudah stabil antara +2 s/d +8°C pada chiller/cold room posisi termostat jangan diubah. Pemeliharaan mingguan Bersihkan bagian luar chiller/cold room/freezer untuk menghindari karat; Periksa sambungan listrik pada stop kontak, upayakan pastikan tidak longgar; Semua kegiatan tersebut di atas harus dicatat dan didokumentasikan. Pemeliharaan Bulanan Bersihkan bagian dalam chiller / cold room / freezer. Periksa kerapatan karet pintu. Periksa engsel pintu, jika perlu beri pelumas. Bersihkan karet pintu. Semua kegiatan tersebut harus dicatat dan didokumentasikan. 1. 2. 3. Apoteker Penanggung Jawab 30 Hari Closed CAPA (Corrective Action Preventive Action)
  • 11. No. Temuan Kriteria Persyaratan Root Cause Analysis Corrective Action Preventive Action Penanggung Jawab Time Line Status 4. Terdapat 3 obat yang tidak sesuai jumlah fisik dengan sistem komputer Major PERMENKES NO. 30 TAHUN 2017. Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 370) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2014 Pasal 13 ayat (1) PBF dan PBF Cabang hanya dapat mengadakan, menyimpan dan menyalurkan obat dan/atau bahan obat yang memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh Menteri. Adanya kelalaian bagi semua pihak Tidak melakukan dokumentasi baik itu penerimaan dan penyimpanan Tidak dilakukan pencatatan dan pengecekan kembali barang yang masuk maupun keluar 1. 2. 3. Mempunyai petunjuk penggunaan sistem komputer yang mutakhir Dilengkapi nama pengguna dan password yang spesifik untuk masing-masing personil Penyimpanan data harus memadai Back up data harus disimpan di lokasi yang aman Mengecek kembali obat-obatan yang masuk dan keluar secara teliti 1. 2. 3. 4. Dibuat SOP pengadaan Menelusuri kembali penyaluran obat Pantau obat yang awal baru masuk pengadaan, dan masuk keluarnya obat Dibuat prosedur untuk mencatat dan menganalisis penyimpangan, serta untuk menetapkan tindakan perbaikan yang dilakukan. 1. 2. 3. 4. Apoteker Penanggung Jawab Kepala Gudang Kepala Admin 1. 2. 3. 30 Hari Dilakukan tindakan perbaikan dan pengecekan kembali CAPA (Corrective Action Preventive Action)
  • 12. No. Temuan Kriteria Persyaratan Root Cause Analysis Corrective Action Preventive Action Penanggung Jawab Time Line Status 5. Luas gudang ambient room tidak memadai Mayor PerBPOM No.6 Tahun 2020 Tentang Pedoman Teknis CDOB BAB III Bangunan dan Peralatan 3.1 a. Menguasai bangunan dan sarana yang memadai untuk dapat melaksanakan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat serta dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dari fungsi PBF 3.2 Bangunan harus dirancang dan disesuaikan untuk memastikan bahwa kondisi penyimpanan yang baik dapat dipertahankan, mempunyai keamanan yang memadai dan kapasitas yang cukup untuk memungkinkan penyimpanan obat yang baik Perencanaan awal bangunan yang kurang mem- pertimbangkan stok obat yang akan disimpan. Pengadaan obat yang terlalu banyak melebihi kapasitas gudang ambient room (25- 30 °C). 1. 2. Mengontrol pengadaan obat dengan menerapkan metode Pengendalian Persediaan Obat, sehingga tidak melebihi kapasitas gudang ambient room. Memindahkan obat- obatan dari ambient room ke cool room (15- 25°C) dengan mempertimbangkan stabilitas obat yang akan dipindahkan serta kapasitas cool room . Melakukan renovasi gudang agar lebih luas sehingga memadai untuk penyimpanan b 1. 2. 3. Pada saat perencanaan awal bangunan, harus memperhitungkan kapasitas gudang dengan jumlah obat yang akan diadakan agar terhindar dari overstock. Apoteker Penanggung Jawab. Kepala Gudang. 1. 2. 30 hari closed CAPA (Corrective Action Preventive Action)
  • 13. No. Temuan Kriteria Persyaratan Root Cause Analysis Corrective Action Preventive Action Penanggung Jawab Time Line Status 6. Dari 10 termohygrometer, ditemukan 2 thermohygrometer yang telah habis masa kalibrasinya. Minor PERBPOM No. 6 Tahun 2020 Tentang Perubahan atas PERBPOM No. 9 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik, mengenai peralatan yang digunakan untuk pemantauan suhu dan kelembapan harus dirawat dan dikalibrasi secara berkala minimal setahun sekali serta dibuat dan disimpan dokumentasi kegiatan tersebut. Terdapat kelalaian atau tidak dilakukan pengecekkan secara berkala sehingga masa kalibrasi thermohygrometertela h habis. Melakukan dokumentai terhadap temuan. Segera lakukan rekalibrasi pada termohygrometer yang telah habis masa kalibrasinya. 1. 2. Melakukan pembuatan jadwal kalibrasi alat secara berkala minimal 1 tahun sekali dan membuat reminder agar temuan tidak terulang kembali Menunjuk personil khusus yang bertanggung jawab untuk memonitor alat tersebut. Melakukan monitor dan pencatatan sebanyak tiga kali sehari Seluruh personel harus menerapkan sistem CDOB pada kegiatan distribusi 1. 2. 3. 4. Apoteker Penanggung Jawab. Max. 15 hari closed CAPA (Corrective Action Preventive Action)
  • 14. G Kasus G Apotek B menghubungi admin sales PBF dan mengeluhkan bahwa seringnya mengalami ketidaksesuaian pesanan dan keterlambatan barang diterima. Sebagai apoteker N, bagaimana anda bersama pimpinan menangani keluhan dari pelanggan tersebut.
  • 15. Berdasarkan PERBPOM Tahun 2020 Tentang CDOB BAB VI Poin B Mengenai keluhan, bahwasanya keluhan dibagi menjadi 2 yaitu Keluhan Terkait Produk dan Keluhan Terkait Proses Distribusi. Cara penanganan kedua keluhan tersebut harus sudah tercantum dalam prosedur tertulis yang ditandatangani oleh personil yang telah ditunjuk oleh PBF. Semua keluhan yang masuk harus dicatat dan ditentukan waktu tindak lanjutnya, kemudian keluhan dibuat trend analisisnya, jika tidak dilakukan trend analisis maka hal ini dapat berdampak sebagai temuan major ketika dilakukan penyidakan oleh pihak BPOM.
  • 16. Penanganan Keluhan Pihak customer service PBF menerima keluhan dan melakukan pendataan terhadap keluhan. 1 Apoteker penanggung jawab PBF dan Pimpinan PBF melakukan analisa terhadap keluhan yang diterima, seperti telusuri bukti tertulis pemesanan, pencarian letak kesalahan (apakah disebabkan karna kelalaian pihak PBF atau bukan). 2 Membuat tindakan koreksi dan melakukan konfirmasi kepada pelanggan (Apotek B) dalam batas waktu 3 x 24 jam, serta tindakan preventif dilakukan pada setiap akhir pekan terhadap setiap pegawai yang berkaitan dengan tindak distribusi. Adapun salah satu tindakan yang dapat dilakukan seperti CAPA, yaitu berupa pengumpulan informasi, analisis informasi, perencanaan solusi serta metode apa yang dapat dilakukan kedepannya agar kesalahan tak lagi dapat terulang. 3 Apoteker penanggung jawab dapat memeriksa kembali serta memverifikasi penyelesaian keluhan dari tindakan preventif dan dapat disampaikan kepada pimpinan PBF. 4
  • 17. Berdasarkan BPOM RI (2019), Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan keluhan: Harus tersedia prosedur tertulis di tempat untuk penanganan keluhan. Harus dibedakan antara keluhan tentang kualitas obat dan/atau bahan obat dan keluhan yang berkaitan dengan distribusi. Keluhan tentang kualitas obat dan/atau bahan obat harus diberitahukan sesegera mungkin kepada industri farmasi dan/atau pemegang izin edar. Harus tersedia catatan terhadap penanganan keluhan termasuk waktu yang diperlukan untuk tindak lanjutnya dan didokumentasikan. Harus ada personil yang ditunjuk untuk menangani keluhan. Setiap keluhan tentang obat dan/atau bahan obat yang tidak memenuhi syarat harus dicatat dan diselidiki secara menyeluruh untuk mengidentifikasi asal atau alasan keluhan, termasuk penyelidikan terhadap bets lainnya. Semua keluhan dan informasi lain mengenai produk yang rusak dan diduga palsu harus diteliti (diidentifikasi) / ditinjau dan dicatat sesuai dengan prosedur yang menjelaskan tentang tindakan yang harus dilaksanakan. Setiap keluhan harus dikelompokkan sesuai dengan jenis keluhan dan dilakukan trend analysis terhadap keluhan.
  • 18. Daftar Pustaka Agustyani,V.dkk.2017.Evaluasi Penerapan CDOB sebagai Sistem Penjaminan Mutu pada Sejumlah PBF di Surabaya.Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 15 No.1. BPOM RI. 2018. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta Indonesia BPOM RI. 2019. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik. BPOM RI. 2020. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik. Lukito, Penny Kusumastuti. 2021. Frequently Asked Questions (FAQ) Cara Distribusi Obat Yang Baik (CDOB). Jakarta: Badan POM PERMENKES. 2017. Permenkes RI No. 30 tentang perubahan kedua atas Perubahan Menteri Kesehatan No 1148/MENKES/PER/VI/2011 Tentang PBF. Jakarta, Indonesia Tashi, 2016. Corrective action and preventive actions and its importance in quality ​ management system: a review. International Journal of Pharmaceutical Quality ​ Assurance.