SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
KELOMPOK 6
1.NOVA MAULIDA SARI LUBIS
2.PUTRI MAULIANTI LEE
3.ROHIMAH DALIMUNTHE
4.SITI HAYATI HARAHAP
A. Teknik Pengelolaan Data Hasil
Evaluasi
 Menurut Zainal Arifin (2006) dalam mengelolah data hasil tes, ada
empat langkah pokok yang harus ditempu.
1. Pertama, menskor, yaitu memberi skor pada hasil tes yang dapat
dicapai oleh peserta didik. Untuk memperoleh skor mentah diperlukan
tiga jenis alat bantu, yaitu kunci jawaban, kunci scoring, dan
pedoman konversi.
2. Kedua, mengubah skor mentah menjadi skor strandart sesuai dengan
norma tertentu.
3. Ketiga, menkonversikan skor standart kedalam nilai, baik dalam
bentuk huruf ataupun angka.
4. Keempat, melakukan analisis soal (jika diperlukan)untuk mengetahui
derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal, dan
daya pembeda
 Unutk menafsirkan data, dapat menggunakan dua jenis penafsiran
data, yaitu:
1. Penafsiran kelompok adalah penafsiran yang dilakukan untuk
mengetahui karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi,
seperti prestasi kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok
terhadap guru dan materi pelajaran yang diberikan, dan distribusi
nilai kelompok. Tujuan utamanya adalah sebagai persiapan untuk
melakukan penafsiran kelompok, untuk mengetahui sifat-sifat
tertentu pada suatu kelompok, dan untuk mengadakan perbandingan
antar kelompok.
2. Penafsiran individual adalah penafsiran yang hanya tetuju kepada
individu saja. Misalnya, dalam kegiatan bimbingan atau penyuluhan
atau situasi klinis lainnya. Tujuan utamnya adalah melihat tingkat
kesiapan peserta didik (readiness), pertumbuhan fisik, kemajuan
belajar, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya
B. Cara Memberi Skor Mentah Untuk
Tes Uraian
 Dalam bentuk urain biadsanya skor mentah dicari dengan
menggunakan sistem bobot. Sistem bobot ada dua cara, yaitu:
1. Bobot dinyatakan dalam skor maksimum sesuai dengan tingkat
kesukarannya. Misalnya, untuk soal mudah skor maksimumnya adalah
6 , untuk soal sedang skor maksimumnya adalah 7, dan untuk soal
sukar kor maksimumnya adalah 10. Cara ini tidak memungkiankan
peserta didik mendapat skor maksimum sepouluh.
2. Bobot dinyatakan dalam bilangan-bilangan tertentu sesuai dengan
tingakt kesukaran soal. Misalnya, soal yang sudah dibuat bobot 3, soal
sedang diberi bobot 4, dan soal sukar diberi bobot 5. Cara ini
memungkinkan peserta didik mendapat sekor sepuluh.
 Contoh 1 :
1. Seorang peserta didik diberi tiga soal dalam bentuk uraian. Setiap soal diberi skor
(X) maksimum dalam rentang 1 – 10 sesuai dengan kualitas jawaban peserta didik.
 Jawab:
 Rumus : Skor =
𝒙
𝒔
 Keterangan :
Ʃ x = Jumlah Skor
Ʃ s = Jumlah Soal
Jadi , skor peserta didik A=
𝟐𝟑
𝟕
= 𝟕, 𝟔
No Soal
Tingkat
Kesukaran
Jawaban Skor (X)
1 Mudah Betul 6
2 Sedang Betul 7
3 Sulit Betul 10
Jumlah 23
C. Cara Memberi Skor Mentah Untuk
Tes Objektif
 Dalam memberikan skor pada soal tes bentuk obyektif ini dapat
menggunakan dua cara, yaitu:
1. Tanpa rumus tebakan (non-guessing formula)
Biasanya digunakan apabila soal belum diketahui tingkat
kebaikannya. Caranya ialah menghitung jumlah jawaban yang betul saja.
Setiap jawaban yang betul diberi skor 1, dan jawaban yang salah diberi
skor 0.
2. Menggunakan rumus tebakan (guessing formula)
Biasanya rumus ini digunakan apabila soal-soal tes itu sudah pernah
diuji cobakan dan dilaksanakan, sehingga dapat diketahui tingkat
kebenarannya.
 Adapun rumus-rumus tebakan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Untuk item bentuk benar-salah (true-
false)
 Rumus : 𝑆 = 𝐵 − 𝑆
 Keterangan :
S = skor yang dicari
𝐵 = jumlah jawaban yang benar
𝑆 = jumlah jawaban yang salah
 Contoh :
Seorang peserta didik dites dengan
soal bentuk B – S sebanyak 30 soal.
Ternyata, peserta didik tesebut dapat
menjawab soal dengan betul 25 butir soal,
berarti jumlah jawaban yang salah ada 5
soal. Dengan demikian, skor peserta didik
yang bersangkutan adalah :
 Skor = 25 - 5 =20
2. Untuk item bentuk pilihan-ganda (multiple
choice)
 Rumus : 𝑆 = 𝐵 −
𝑆
𝑛−1
 Keterangan :
S = skor yang dicari
𝐵 = jumlah jawaban yang benar
𝑆 = jumlah jawaban yang salah
𝑛 = jumlah alternatif jawaban yang disediakan
1 = bilangan tetap
 Contoh :
Seorang peserta didik A dites dengan soal
bentuk pilihan-ganda sebanyak 10 soal.
Ternyata, peserta didik A dapat menjawab
soal dengan betul sebanyak 7 butir soal,
berarti jumlah jawaban yang salah adalah 3
soal. Jumlah alternatif jawaban (option) = 4.
Dengan demikian, skor peserta didik A adalah
:
 Skor = 7 −
3
4−1
= 6
 Skor total adalah jumlah skor yang
diperoleh dari seluruh bentuk soal setelah
diolah dengan rumus tebakan (guessing
formula). Jika kita mengambil contoh-
contoh di atas, maka skor total siswa
adalah 20 + 6 + 5 + 7 = 38. Skor ini
selanjutnya disebut skor mentah (raw
score). Setelah dihitung skor mentah
setiap peserta didik, langkah selanjutnya
adalah mengolah skor mentah tersebut
menjadi nilai-nilai jadi. Pengolahan skor
dimaksudkan untuk menetapkan batas
lulus (passing grade) dan untuk mengubah
skor mentah menjadi skor terjabar
(drived score) atau skor standar. Untuk
menentukan batas lulus, terlebih dahulu
harus menghitung rata-rata (mean) dan
simpangan baku (standard deviation),
kemudian mengubah skor mentah menjadi
skor terjabar atau skor standar
berdasarkan kriteria atau norma tertentu.
 Konversi skor adalah proses transformasi skor
mentah yang dicapai peserta didik ke dalam
skor terjabar atau skor standar untuk
menetapkan nilai hasil belajar yang diperoleh.
Secara tradisional, dalam menentukan nilai
peserta didik pada setiap mata pelajaran, guru
menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai =
𝑋
𝑆
𝑥 10 (skala 0 – 10)
Keterangan :
𝑥 = jumlah skor mentah
𝑠 = jumlah soal
 Contoh :
Seorang peserta didik dites dengan
menggunakan bentuk soal B – S (Benar – Salah).
Dari jumlah soal 30, peserta didik tersebut
memperoleh jawaban betul 25, dan jawaban salah
5. Dengan demikian, skor mentah adalah 25 – 5 =
20.
 Nilai =
20
30
𝑥10 = 6,67
D. Skor Total (Total Score) E. Konversi Skor
F. Cara memberi skor untuk domain
afektif
 Salah satu prinsip umum evaluasi adalah prinsip komprehensif, artinya objek evaluasi
tidak hanya domain kognitif tetapi juga afektif dan psikomotor. Tidak hanya dimensi hasil
tetapi juga dimensi proses.
 Untuk mengukur sikap dan minat belajar, dapat menggunakan model skala, seperti skala
sikap dan skala minat. Skala sikap dapat menggunakan lima skala, yaitu Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Tidak Tahu (TT), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala
yang digunakan adalah 5, 4, 3, 2 dan 1 (untuk pernyataan positif) dan 1, 2, 3, 4 dan 5
(untuk pernyataan negatif). Begitu juga untuk skala minat dapat menggunakan lima
skala, seperti Sangat Berminat (SB), Berminat (B), Sama Saja (SS), Kurang Berminat (KB),
dan Tidak Berminat (TB).
 Contoh :
 Pak heri, adalah seorang guru bahasa arab. Ia ingin mengukur minat peserta didik
terhadap pelajaran bahasa arab. Ia menyusun skala minat dengan 10 pernyataan. Jika
rentangan skala yang digunakan adalah 1 – 5, maka skor terendah seorang peserta didik
adalah 10 (10 x 1 = 10) dan skor tertinggi adalah 50 (10 x 5 = 50). Dengan demikian,
mediannya adalah (10 + 50)/2 = 30. Jika dibagi empat kategori, maka akan diperoleh
tingkatan minat sebagai berikut :
 Skor 10 – 20 termasuk tidak berminat
 Skor 21 – 30 termasuk kurang berminat
 Skor 31 – 40 termasuk berminat
 Skor 41 – 50 termasuk sangat berminat
G. Cara Memberi Skor Untuk Domain
Psikomotorik
 Dalam domain psikomotor, pada
umumnya yang diukur adalah
penampilan atau kinerja. Untuk
mengukurnya, dapat menggunakan tes
tindakan melalui simulasi, unjuk kerja
atau tes identifikasi. Salah satu
instrumen yang dapat digunakan adalah
skala penilaian yang terentang dari
sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3),
kurang baik (2) sampai dengan tidak
baik (1).
 Contoh :
 Pak galih, seorang guru agama ingin
mengetahui bagaimana seorang peserta
didik melaksanakan sholat yang baik
dan benar. Untuk itu, pak galih meminta
seorang peserta didik A untuk
menunjukkan gerakan-gerakan sholat.
Alat ukur yang digunakan adalah skala
penilaian sebagai berikut:
No Aspek-aspek penilaian Skala penilaian
01 Gerakan takbiratul ikhram 5 4 3 2 1
02 Gerakan rukuk 5 4 3 2 1
03 Gerakan sujud 5 4 3 2 1
04 Gerakan tahiyat awal 5 4 3 2 1
05 Gerakan tahiyat akhir 5 4 3 2 1
06 Salam 5 4 3 2 1
Skor
 Jika peserta didik A memperoleh skor 6 (6 x 1) berarti peserta didik
tersebut gagal (tidak baik), dan bila memperoleh skor 30 (6 x 5) berarti
peserta didik tersebut berhasil (sangat baik). Dengan demikian,
mediannya adalah (30 + 6)/2 = 18. Jika dibagi menjadi empat kategori,
maka akan diperoleh tingkatan nilai sebagai berikut:
 Skor 06 – 12 berarti tidak/kurang baik (gagal)
 Skor 13 – 18 berarti cukup baik (cukup berhasil)
 Skor 19 – 24 berarti baik (berhasil)
 Skor 25 – 30 berarti sangat baik (sempurna)
ADA YANG INGIN
BERTANYA???
BY : PUTRI MAULIANTI

More Related Content

What's hot

Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Arvina Frida Karela
 
Presentasi Menara Hanoi
Presentasi Menara Hanoi Presentasi Menara Hanoi
Presentasi Menara Hanoi krista2014
 
contoh Soal bentuk uraian
contoh Soal bentuk  uraiancontoh Soal bentuk  uraian
contoh Soal bentuk uraianAprian Hidayat
 
Modul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polyaModul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polyaCha Aisyah
 
Prota+promes kls xi peminatan
Prota+promes kls xi peminatanProta+promes kls xi peminatan
Prota+promes kls xi peminatanAhmad Hamdani
 
10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika
10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika
10 Strategi Pemecahan Masalah MatematikaRudi Hartono
 
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SDInstrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SDNASuprawoto Sunardjo
 
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi StatistikaKemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi StatistikaJujun Muhamad Jubaerudin
 
LKPD materi relasi dan fungsi
LKPD materi relasi dan fungsiLKPD materi relasi dan fungsi
LKPD materi relasi dan fungsiNety24
 
Problem Solving Matematika
Problem Solving MatematikaProblem Solving Matematika
Problem Solving MatematikaNailul Hasibuan
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisYadi Pura
 
Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...
Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...
Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...yunitaanasari
 
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan RelasiLembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasikikiismayanti
 
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinat
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinatKd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinat
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinatarrinidittamargarani
 

What's hot (20)

Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
Presentasi Menara Hanoi
Presentasi Menara Hanoi Presentasi Menara Hanoi
Presentasi Menara Hanoi
 
contoh Soal bentuk uraian
contoh Soal bentuk  uraiancontoh Soal bentuk  uraian
contoh Soal bentuk uraian
 
Modul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polyaModul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polya
 
Prota+promes kls xi peminatan
Prota+promes kls xi peminatanProta+promes kls xi peminatan
Prota+promes kls xi peminatan
 
Peluang ppt
Peluang pptPeluang ppt
Peluang ppt
 
10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika
10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika
10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika
 
Teori Belajar Van Hiele
Teori Belajar Van HieleTeori Belajar Van Hiele
Teori Belajar Van Hiele
 
SILABUS MATEMATIKA KELAS 8
SILABUS MATEMATIKA KELAS 8SILABUS MATEMATIKA KELAS 8
SILABUS MATEMATIKA KELAS 8
 
Ukuran letak
Ukuran letakUkuran letak
Ukuran letak
 
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SDInstrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
 
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi StatistikaKemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
LKPD materi relasi dan fungsi
LKPD materi relasi dan fungsiLKPD materi relasi dan fungsi
LKPD materi relasi dan fungsi
 
Problem Solving Matematika
Problem Solving MatematikaProblem Solving Matematika
Problem Solving Matematika
 
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKAPENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
 
Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...
Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...
Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...
 
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan RelasiLembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
 
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinat
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinatKd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinat
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinat
 

Similar to EVALUASI

EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA_KELOMPOK 4.pptx
EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA_KELOMPOK 4.pptxEVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA_KELOMPOK 4.pptx
EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA_KELOMPOK 4.pptxHerdiNanda
 
Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi Hasil Belajar yuliartiramli
 
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdfKelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdfbadzlan752
 
Assessmen pembelajaran 6
Assessmen pembelajaran 6Assessmen pembelajaran 6
Assessmen pembelajaran 6sukatmaputri
 
Assessmen pembelajaran 6
Assessmen pembelajaran 6Assessmen pembelajaran 6
Assessmen pembelajaran 6rachmasanie
 
Evaluasi Belajar KB 3.pdf
Evaluasi Belajar KB 3.pdfEvaluasi Belajar KB 3.pdf
Evaluasi Belajar KB 3.pdftawakal17
 
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.Wulan Sobichin
 
Evaluasi Belajar KB 1.pdf
Evaluasi Belajar KB 1.pdfEvaluasi Belajar KB 1.pdf
Evaluasi Belajar KB 1.pdftawakal17
 
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdfKELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdfBasahbasahproject
 
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptxPTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptxChrodtianTian
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarNaita Novia Sari
 
PENGARUH METODE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PERKALIAN KELAS II...
PENGARUH METODE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PERKALIAN KELAS II...PENGARUH METODE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PERKALIAN KELAS II...
PENGARUH METODE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PERKALIAN KELAS II...SYIFA MUFIDAH
 
PDGK4301-M1.pdf
PDGK4301-M1.pdfPDGK4301-M1.pdf
PDGK4301-M1.pdfIksanAden
 

Similar to EVALUASI (20)

EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA_KELOMPOK 4.pptx
EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA_KELOMPOK 4.pptxEVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA_KELOMPOK 4.pptx
EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA_KELOMPOK 4.pptx
 
Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi Hasil Belajar
 
Bab 7
Bab 7Bab 7
Bab 7
 
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdfKelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
 
Assessmen pembelajaran 6
Assessmen pembelajaran 6Assessmen pembelajaran 6
Assessmen pembelajaran 6
 
Assessmen pembelajaran 6
Assessmen pembelajaran 6Assessmen pembelajaran 6
Assessmen pembelajaran 6
 
Evaluasi Belajar KB 3.pdf
Evaluasi Belajar KB 3.pdfEvaluasi Belajar KB 3.pdf
Evaluasi Belajar KB 3.pdf
 
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
 
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tesTeknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
 
Evaluasi Belajar KB 1.pdf
Evaluasi Belajar KB 1.pdfEvaluasi Belajar KB 1.pdf
Evaluasi Belajar KB 1.pdf
 
Kelompok 5
Kelompok 5Kelompok 5
Kelompok 5
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdfKELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
 
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptxPTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
 
PENGARUH METODE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PERKALIAN KELAS II...
PENGARUH METODE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PERKALIAN KELAS II...PENGARUH METODE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PERKALIAN KELAS II...
PENGARUH METODE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PERKALIAN KELAS II...
 
PDGK4301-M1.pdf
PDGK4301-M1.pdfPDGK4301-M1.pdf
PDGK4301-M1.pdf
 
Pdgk4301 m1
Pdgk4301 m1Pdgk4301 m1
Pdgk4301 m1
 
Inisiasi 5
Inisiasi 5Inisiasi 5
Inisiasi 5
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 

EVALUASI

  • 1.
  • 2. KELOMPOK 6 1.NOVA MAULIDA SARI LUBIS 2.PUTRI MAULIANTI LEE 3.ROHIMAH DALIMUNTHE 4.SITI HAYATI HARAHAP
  • 3. A. Teknik Pengelolaan Data Hasil Evaluasi  Menurut Zainal Arifin (2006) dalam mengelolah data hasil tes, ada empat langkah pokok yang harus ditempu. 1. Pertama, menskor, yaitu memberi skor pada hasil tes yang dapat dicapai oleh peserta didik. Untuk memperoleh skor mentah diperlukan tiga jenis alat bantu, yaitu kunci jawaban, kunci scoring, dan pedoman konversi. 2. Kedua, mengubah skor mentah menjadi skor strandart sesuai dengan norma tertentu. 3. Ketiga, menkonversikan skor standart kedalam nilai, baik dalam bentuk huruf ataupun angka. 4. Keempat, melakukan analisis soal (jika diperlukan)untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda
  • 4.  Unutk menafsirkan data, dapat menggunakan dua jenis penafsiran data, yaitu: 1. Penafsiran kelompok adalah penafsiran yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi, seperti prestasi kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok terhadap guru dan materi pelajaran yang diberikan, dan distribusi nilai kelompok. Tujuan utamanya adalah sebagai persiapan untuk melakukan penafsiran kelompok, untuk mengetahui sifat-sifat tertentu pada suatu kelompok, dan untuk mengadakan perbandingan antar kelompok. 2. Penafsiran individual adalah penafsiran yang hanya tetuju kepada individu saja. Misalnya, dalam kegiatan bimbingan atau penyuluhan atau situasi klinis lainnya. Tujuan utamnya adalah melihat tingkat kesiapan peserta didik (readiness), pertumbuhan fisik, kemajuan belajar, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya
  • 5. B. Cara Memberi Skor Mentah Untuk Tes Uraian  Dalam bentuk urain biadsanya skor mentah dicari dengan menggunakan sistem bobot. Sistem bobot ada dua cara, yaitu: 1. Bobot dinyatakan dalam skor maksimum sesuai dengan tingkat kesukarannya. Misalnya, untuk soal mudah skor maksimumnya adalah 6 , untuk soal sedang skor maksimumnya adalah 7, dan untuk soal sukar kor maksimumnya adalah 10. Cara ini tidak memungkiankan peserta didik mendapat skor maksimum sepouluh. 2. Bobot dinyatakan dalam bilangan-bilangan tertentu sesuai dengan tingakt kesukaran soal. Misalnya, soal yang sudah dibuat bobot 3, soal sedang diberi bobot 4, dan soal sukar diberi bobot 5. Cara ini memungkinkan peserta didik mendapat sekor sepuluh.
  • 6.  Contoh 1 : 1. Seorang peserta didik diberi tiga soal dalam bentuk uraian. Setiap soal diberi skor (X) maksimum dalam rentang 1 – 10 sesuai dengan kualitas jawaban peserta didik.  Jawab:  Rumus : Skor = 𝒙 𝒔  Keterangan : Ʃ x = Jumlah Skor Ʃ s = Jumlah Soal Jadi , skor peserta didik A= 𝟐𝟑 𝟕 = 𝟕, 𝟔 No Soal Tingkat Kesukaran Jawaban Skor (X) 1 Mudah Betul 6 2 Sedang Betul 7 3 Sulit Betul 10 Jumlah 23
  • 7. C. Cara Memberi Skor Mentah Untuk Tes Objektif  Dalam memberikan skor pada soal tes bentuk obyektif ini dapat menggunakan dua cara, yaitu: 1. Tanpa rumus tebakan (non-guessing formula) Biasanya digunakan apabila soal belum diketahui tingkat kebaikannya. Caranya ialah menghitung jumlah jawaban yang betul saja. Setiap jawaban yang betul diberi skor 1, dan jawaban yang salah diberi skor 0. 2. Menggunakan rumus tebakan (guessing formula) Biasanya rumus ini digunakan apabila soal-soal tes itu sudah pernah diuji cobakan dan dilaksanakan, sehingga dapat diketahui tingkat kebenarannya.
  • 8.  Adapun rumus-rumus tebakan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Untuk item bentuk benar-salah (true- false)  Rumus : 𝑆 = 𝐵 − 𝑆  Keterangan : S = skor yang dicari 𝐵 = jumlah jawaban yang benar 𝑆 = jumlah jawaban yang salah  Contoh : Seorang peserta didik dites dengan soal bentuk B – S sebanyak 30 soal. Ternyata, peserta didik tesebut dapat menjawab soal dengan betul 25 butir soal, berarti jumlah jawaban yang salah ada 5 soal. Dengan demikian, skor peserta didik yang bersangkutan adalah :  Skor = 25 - 5 =20 2. Untuk item bentuk pilihan-ganda (multiple choice)  Rumus : 𝑆 = 𝐵 − 𝑆 𝑛−1  Keterangan : S = skor yang dicari 𝐵 = jumlah jawaban yang benar 𝑆 = jumlah jawaban yang salah 𝑛 = jumlah alternatif jawaban yang disediakan 1 = bilangan tetap  Contoh : Seorang peserta didik A dites dengan soal bentuk pilihan-ganda sebanyak 10 soal. Ternyata, peserta didik A dapat menjawab soal dengan betul sebanyak 7 butir soal, berarti jumlah jawaban yang salah adalah 3 soal. Jumlah alternatif jawaban (option) = 4. Dengan demikian, skor peserta didik A adalah :  Skor = 7 − 3 4−1 = 6
  • 9.  Skor total adalah jumlah skor yang diperoleh dari seluruh bentuk soal setelah diolah dengan rumus tebakan (guessing formula). Jika kita mengambil contoh- contoh di atas, maka skor total siswa adalah 20 + 6 + 5 + 7 = 38. Skor ini selanjutnya disebut skor mentah (raw score). Setelah dihitung skor mentah setiap peserta didik, langkah selanjutnya adalah mengolah skor mentah tersebut menjadi nilai-nilai jadi. Pengolahan skor dimaksudkan untuk menetapkan batas lulus (passing grade) dan untuk mengubah skor mentah menjadi skor terjabar (drived score) atau skor standar. Untuk menentukan batas lulus, terlebih dahulu harus menghitung rata-rata (mean) dan simpangan baku (standard deviation), kemudian mengubah skor mentah menjadi skor terjabar atau skor standar berdasarkan kriteria atau norma tertentu.  Konversi skor adalah proses transformasi skor mentah yang dicapai peserta didik ke dalam skor terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang diperoleh. Secara tradisional, dalam menentukan nilai peserta didik pada setiap mata pelajaran, guru menggunakan rumus sebagai berikut: Nilai = 𝑋 𝑆 𝑥 10 (skala 0 – 10) Keterangan : 𝑥 = jumlah skor mentah 𝑠 = jumlah soal  Contoh : Seorang peserta didik dites dengan menggunakan bentuk soal B – S (Benar – Salah). Dari jumlah soal 30, peserta didik tersebut memperoleh jawaban betul 25, dan jawaban salah 5. Dengan demikian, skor mentah adalah 25 – 5 = 20.  Nilai = 20 30 𝑥10 = 6,67 D. Skor Total (Total Score) E. Konversi Skor
  • 10. F. Cara memberi skor untuk domain afektif  Salah satu prinsip umum evaluasi adalah prinsip komprehensif, artinya objek evaluasi tidak hanya domain kognitif tetapi juga afektif dan psikomotor. Tidak hanya dimensi hasil tetapi juga dimensi proses.  Untuk mengukur sikap dan minat belajar, dapat menggunakan model skala, seperti skala sikap dan skala minat. Skala sikap dapat menggunakan lima skala, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Tahu (TT), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala yang digunakan adalah 5, 4, 3, 2 dan 1 (untuk pernyataan positif) dan 1, 2, 3, 4 dan 5 (untuk pernyataan negatif). Begitu juga untuk skala minat dapat menggunakan lima skala, seperti Sangat Berminat (SB), Berminat (B), Sama Saja (SS), Kurang Berminat (KB), dan Tidak Berminat (TB).  Contoh :  Pak heri, adalah seorang guru bahasa arab. Ia ingin mengukur minat peserta didik terhadap pelajaran bahasa arab. Ia menyusun skala minat dengan 10 pernyataan. Jika rentangan skala yang digunakan adalah 1 – 5, maka skor terendah seorang peserta didik adalah 10 (10 x 1 = 10) dan skor tertinggi adalah 50 (10 x 5 = 50). Dengan demikian, mediannya adalah (10 + 50)/2 = 30. Jika dibagi empat kategori, maka akan diperoleh tingkatan minat sebagai berikut :  Skor 10 – 20 termasuk tidak berminat  Skor 21 – 30 termasuk kurang berminat  Skor 31 – 40 termasuk berminat  Skor 41 – 50 termasuk sangat berminat
  • 11. G. Cara Memberi Skor Untuk Domain Psikomotorik  Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah penampilan atau kinerja. Untuk mengukurnya, dapat menggunakan tes tindakan melalui simulasi, unjuk kerja atau tes identifikasi. Salah satu instrumen yang dapat digunakan adalah skala penilaian yang terentang dari sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2) sampai dengan tidak baik (1).  Contoh :  Pak galih, seorang guru agama ingin mengetahui bagaimana seorang peserta didik melaksanakan sholat yang baik dan benar. Untuk itu, pak galih meminta seorang peserta didik A untuk menunjukkan gerakan-gerakan sholat. Alat ukur yang digunakan adalah skala penilaian sebagai berikut: No Aspek-aspek penilaian Skala penilaian 01 Gerakan takbiratul ikhram 5 4 3 2 1 02 Gerakan rukuk 5 4 3 2 1 03 Gerakan sujud 5 4 3 2 1 04 Gerakan tahiyat awal 5 4 3 2 1 05 Gerakan tahiyat akhir 5 4 3 2 1 06 Salam 5 4 3 2 1 Skor  Jika peserta didik A memperoleh skor 6 (6 x 1) berarti peserta didik tersebut gagal (tidak baik), dan bila memperoleh skor 30 (6 x 5) berarti peserta didik tersebut berhasil (sangat baik). Dengan demikian, mediannya adalah (30 + 6)/2 = 18. Jika dibagi menjadi empat kategori, maka akan diperoleh tingkatan nilai sebagai berikut:  Skor 06 – 12 berarti tidak/kurang baik (gagal)  Skor 13 – 18 berarti cukup baik (cukup berhasil)  Skor 19 – 24 berarti baik (berhasil)  Skor 25 – 30 berarti sangat baik (sempurna)
  • 12. ADA YANG INGIN BERTANYA??? BY : PUTRI MAULIANTI