tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
TEKNIK PENGOLAHAN SKOR
1. TEKNIK PENGOLAHAN
SKOR HASIL EVALUASI
INTAN PERMATA SARI (20310
RIFKY RINALDI (2031017)
ZUL FAHMI (2031010)
Dosen Pengampu :
IKA DARUWATI, M.Sc
2. LATAR BELAKANG
Evaluasi pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses belajar
mengajar, hal ini menjadi penting sebab dengan adanya evaluasi dapat
mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekurangan serta perkembangan
proses belajar mengajar dan masih banyak hal lain yang berhubungan
dengan pentingnya dan tujuan evaluasi.
Dapat dikatakan bahwa semakin baik atau semakin buruknya sebuah
pembelajaran sangat ditentukan oleh proses pengevaluasiannya.
Kebanyakan pengajar tidak begitu memperdulikan teknik-teknik yang baik
dalam menyelenggarakan suatu instrumen dan ilmu-ilmu yang ada dalam
evaluasi pembelajaran. Dalam evaluasi pembelajaran terdapat teknik-
teknik pelaksanaan suatu instrumen, macam-macamnya, pemilihan soal-
soal yang baik, cara penskoran, pengolahannya dan lain sebagainya.
3. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Penskoran ?
2. Bagaimana teknik pengolahan hasil tes ?
3. Apa yang dimaksud dengan skor total ?
4. Apa yang dimaksud dengan konversi skor ?
5. Bagaimana cara memberi skor untuk skala sikap ?
6. Bagaimana cara memberi skor untuk domain psikomotor ?
7. Apa yang dimaksud penskoran, pengolahan data hasil tes
dengan PAP dan PAN ?
8. Apa perbedaan PAP dengan PAN ?
4. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Penskoran
2. Mengetahui teknik-teknik pengolahan hasil tes
3. Mengetahui tentang skor total
4. Mengetahui tentang konversi skor
5. Mengetahui cara memberi skor untuk skala sikap
6. Mengetahui cara memberi skor untuk domain psikomotor
7. Mengetahui tentang pengolahan data hasil tes dengan PAP
dan PAN
8. Mengetahui perbedaan PAP dengan PAN
5. Pengertian Penskoran
Penskoran (scoring) merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil
tes hasil belajar, pengubahan jawaban soal tes menjadi angka, dengan kata lain
kuantitatifikasi terhadap jawaban-jawaban dari testee.
skor-skor hasil tes yang pada hakikatnya masih merupakan skor-skor mentah,
perlu diolah lebih dahulu sehingga dapat diubah (dikonversi) menjadi skor yang
sifatnya baku atau standar (standard score).
Pemberian skor (scoring) adalah proses pengubahan jawaban instrumen menjadi
angka-angka yang merupakan nilai kuantitatif dari suatu jawaban terhadap item
dalam instrumen. Empat langkah pokok yang harus di tempuh:
1. Menskor
2. Mengubah skor mentah menjadi skor standar.
3. Menkonversikan skor standar kedalam nilai.
4. Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat validitas
dan realibilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty index) dan daya
pembeda.
6. Menentukan Skor Tes
Bentuk Uraian
Menentukan skor tes bentuk uraian adalah cara pemeriksaan dan
pemberian skor dengan menggunakan standar mutlak
(criterion referenced test).
Dalam bentuk uraian biasanya skor mentah dicari dengan
menggunakan sistem bobot. Sistem bobot ada dua cara, yaitu :
1. Bobot dinyatakan dalam skor maksimum sesuai dengan tingkat
kesukarannya
2. Bobot dinyatakan dalam bilangan – bilangan tertentu sesuai
dengan tingkat kesukaran soal
7. Ada dua cara untuk memberikan skor pada soal tes bentuk objektif, yaitu:
a. Tanpa Rumus Tebakan (Non – Guessing Formula)
Biasanya digunakan apabila soal belum diketahui tingkat kebaikannya.
Caranya adalah menghitung jumlah jawaban yang betul saja.
Rumus : Skor = Jumlah Jawaban Yang Betul
b. Menggunakan Rumus Tebakan (Guessing Formula)
Biasanya rumus ini digunakan apabila soal – soal tes itu
sudah pernah diujicobakan dan dilaksanakan sehingga dapat
diketahui tingkat kebenarannya. Adapun rumusnya sebagai
berikut :
Menentukan Skor
Tes Objektif
8. Rumus – Rumus Tebakan (Guessing
Formula)
1. Untuk item bentuk benar – salah (true – false).
Penentuan angka (skor) untuk tes benar-salah dapat menggunakan 2 cara
a. Tanpa hukuman / denda
Rumusnya adalah S=R atau Score= Right
b. Dengan hukuman / denda
Disebabkan karena diragukan adanya unsur tebakan
Rumus S = R - W atau Score = Right - Wrong
Rumus S = T - 2W
2. Untuk soal bentuk menjodohkan (matching)
Dengan cara menghitung jawaban benar
Rumus : S = ΣB
3. Untuk soal bentuk jawaban singkat (short answer) dan melengkapi (completion)
Dengan cara menghitung jawaban benar
Rumus : S = ΣB
Catatan : penghitungan jumlah jawaban yang betul harus dilihat berdasarkan jumlah titik – titik
jawaban yang diberikan dan bukan berdasarkan jumlah soal, sebab pada setiap soal
mungkin ada yang lebih dari satu titik – titik kosong.
9. Rumus – Rumus Tebakan (Guessing
Formula)
4. Untuk item bentuk pilihan – ganda (multiple choice)
Adapun rumus – rumus penentuan angka (skor) untuk item bentuk pilihan – ganda adalah sebagai berikut:
a. Tanpa hukuman
Rumus: S = R
b. Dengan hukuman
Rumus : S = R - (W / n−1)
Sedangkan, menurut Ainur Rofieq (2008) cara penskoran tes bentuk pilihan ganda ada tiga macam, yaitu
1. Penskoran tanpa koreksi,
setiap butir soal yang dijawab benar mendapat nilai satu
Rumus : S = (B / N) x 100 (skala 0 – 100)
2. Penskoran ada koreksi jawaban
memberikan pertimbangan pada butir soal yang dijawab salah dan tidak dijawab.
Rumus : Skor = [( B - (S / P−1) ) / N ] x 100
3. Penskoran dengan butir beda bobot
memberikan bobot berbeda untuk sejumlah soal.
5. Tes Lisan
Pemeriksaan terhadap jawaban-jawaban peserta didik hendaknya dikendalikan oleh pedoman yang pasti,
Misalnya: Kelengkapan jawaban, Kelancaran mengemukakan jawaban, Kebenaran jawaban, Kemampuan
mempertahankan pendapat, Proporsi pertanyaan-pertanyaan lisan yang termasuk kategori sukar sedang dan
mudah dapat dijawab dengan betul.
10. Skor Total dan Konversi Skor
Skor Total (Total Score)
Skor Total adalah jumlah skor yang diperoleh dari seluruh bentuk soal setelah diolah dengan
rumus tebakan (guessing formula).
Konversi Skor
Konversi skor adalah proses transformasi skor mentah yang dicapai peserta didik ke dalam skor
terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang diperoleh.
Setelah menentukan nilai guru perlu meninjau kembali tentang seberapa besar peserta didik
memperoleh nilai dibawah batas lulus (passing grade). Guru hendaknya menggunakan pola
konversi sebagai berikut:
• Membandingkan skor yang diperoleh peserta didik dengan suatu standar dengan norma absolut
atau disebut juga Penilaian Acuan Patokan ( PAP).
• Membandingkan skor yang diperoleh peserta didik dengan standar atau norma relatif atau
disebut juga dengan Penilaian Acuan Norma (PAN).
• Membandingkan skor yang diperoleh peserta didik dengan norma gabungan antara norma
absolut (PAP) dengan norma relatif (PAN)
11. Cara Memberi Skor Skala Sikap
Untuk mengukur sikap dan minat belajar, guru dapat menggunakan alat penilaian
model skala, seperti skala sikap dan skala minat. Skala sikap dapat menggunakan
lima skala, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak tahu (TT), tidak setuju (TS), dan
sangat tidak setuju (STS). Begitu juga untuk skala minat, guru dapat menggunakan
lima skala, seperti sangat berminat (SB), berminat (B), sama saja (SS), kurang
berminat (KB), dan tidak berminat (TB).
12. Cara Memberi Skor Domain Psikomotor
Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah penampilan
atau kinerja. Untuk mengukurnya guru dapat menggunakan tes tindakan
melalui simulasi, untuk kerja atau tes identifikasi. Salah satu instrumen yang
dapat digunakan adalah skala penilaian yang terentang dari sangat baik (5),
baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sampai dengan tidak baik (1)
13. Penilaian Acuan Patokan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah model pendekatan penilaian yang mengacu kepada
suatu kriteria pencapaian tujuan (TKP) yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria atau
patokan yang digunakan dalam PAP bersifat mutlak.
a. Penentuan patokan dengan persentase
Penentuan batas minimal kelulusan dan pemberian nilai tertentu dapat dilakukan
dengan perhitungan persentase.
b. Penetapan patokan dengan perhitungan mean dan simpangan baku
Penentuan standar dengan menggunakan mean dan simpangan baku, pada hakikatnya
juga mengansumsikan diri bahwa skor yang diperoleh mengikuti distribusi normal.
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan
Penilaian Acuan Norma (PAN)
14. Penilaian Acuan Norma
Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu
pada norma kelompok atau nilai-nilai yang diperoleh peserta didik dibandingkan
dengan nilai-nilai peserta didik lain dalam kelompok tersebut.
Penggunaan sistem PAN membiarkan peserta didik berkembang seperti apa adanya
Namun demikian guru tetap merumuskan Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP) sesuai
dengan tuntutan kompetensi. TKP yang berorientasi pada kompetensi tetap dipakai
sebagai tumpuan dalam penyusunan evaluasi akan tetapi pada saat pemberian skor
yang diperoleh peserta didik maka TKP tidak dipergunakan sebagai pedoman.
Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan
Penilaian Acuan Norma (PAN)
15. Penggunaan model pendekatan PAN dapat dilakukan denga baik apabila memenuhi syarat
antara lain:
Skor nilai terpencar atau dapat dianggap terpencar sesuai dengan pencaran kurva normal;
jumlah yang dinilai minimal 50 orang atau lebih dari 100 orang dalam arti sampel yang
digunakan besar.
Dalam penerapan sistem PAN ada dua hal pokok yang harus ditetapkan yaitu:
Banyaknya peserta didik yang akan lulus dan penetapan batas lulus. Terdapat dua cara di
dalam menentukan batas kelulusan antara lain: menetapkan terlebih dahulu jumlah yang
diluluskan.
Menggunakan data statistik yang terdapat dalam kurva normal dengan menggunakan nilai
rata-rata dan simpangan baku, sehingga akan diketemukan luas daerah kurva normal atau
jumlah anak yang diluluskan.
Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan
Penilaian Acuan Norma (PAN)
16. Perbedaan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
• Penilaian acuan norma biasanya mengukur
sejumlah besar perilaku khusus dengan sedikit
butir tes untuk setiap perilaku.
• Penilaian acuan norma digunakan terutama
untuk survey.
• Penilaian acuan norma menekankan perbedaan
di antara peserta tes dari segi tingkat
pencapaian belajar secara relatif.
• Penilaian acuan norma lebih mementingkan
butir-butir tes yang mempunyai tingkat
kesulitan sedang dan biasanya membuang tes
yang terlalu mudah dan terlalu sulit.
• Penilaian acuan patokan biasanya mengukur
perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas
dengan banyak butir tes untuk setiap perilaku.
• Penilaian acuan patokan digunakan terutama
untuk penguasaan.
• Penilaian acuan patokan menekankan penjelasan
tentang apa perilaku yang dapat dan yang tidak
dapat dilakukan oleh setiap peserta tes.
• Penilaian acuan patokan mementingkan butir-
butir tes yang relevan dengan perilaku yang
akan diukur tanpa perduli dengan tingkat
kesulitannya.
Penilaian Acuan Norma (PAN) Penilaian Acuan Patokan (PAP)
17.
18. Kesimpulan:
Di dalam evaluasi hasil belajar ada istilah penskoran.
Penskoran (skoring) merupakan suatu proses pengubahan
jawaban -jawaban tes menjadi angka - angka. Dalam
pengolahan data hasil evaluasi dapat menggunakan PAP dan
PAN. PAP adalah singkatan dari Penilaian Acuan Patokan.
Suatu penilaian disebut PAP jika dalam melakukan penilaian itu
kita mengacu kepada suatu kriteria pencapaian tujuan
(instruksional) yang telah dirumuskan sebelumnya. Sedangkan
penilaian dikatakan menggunakan pendekatan PAN apabila nilai
-nilai yang diperoleh peserta didik diperbandingkan dengan nilai
-nilai peserta didik lain yang termasuk dalam kelompok itu.