Bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Raha pada bulan Mei-Juni 2013. Variabel penelitian terdiri dari motivasi belajar dan lingkungan belajar sebagai variabel bebas, serta hasil belajar sebagai variabel terikat. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Raha sebanyak 103 orang. Sampel penelitian sebanyak
1. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Raha. Waktu
pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Mei sampai dengan Juni tahun
2013. Pemilihan SMP Negeri 3 Raha sebagai tempat penelitian karena
kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa saat ini menunjukkan
kecenderungan rendah sebagai akibat dari rendahnya motivasi belajar siswa
dan lingkungan belajar menunjukkan kecenderungan kurang kondusif untuk
belajar sebagai akibat pesatnya perkembangan Kota Raha.
B. Variabel dan Disain Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yang meliputi dua variabel
bebas yaitu motivasi belajar siswa (X1) dan lingkungan belajar siswa (X2)
dan satu variabel tidak bebas (Y) adalah hasil belajar siswa. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan
korelasional. Penggunaan metode survei ini didasarkan pada pendapat Ary
(1985: 301) yang mengemukakan bahwa metode penelitian survey dapat
digunakan bukan saja untuk melukiskan kondisi atau fakta yang ada,
melainkan juga untuk menyelidiki hubungan dan menguji hipotesis.
2. 72
Berdasarkan
bentuk
permasalahannya
maka
penelitian
ini
menggunakan desain penelitian kolerasional sebagai berikut:
X1
Y
X2
Gambar 1. Konstelasi rumusan masalah
Keterangan:
X1 : adalah motivasi belajar
X2 : adalah lingkungan belajar
Y : adalah hasil belajar
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP
Negerti 3 Raha. Sedangkan populasi terjangkau adalah semua siswa
kelas VIII SMP Negeri 3 Raha yang berjumlah 103 orang siswa.
2. Sampel Penelitian
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rumus dari Bungi (2005: 105) yaitu:
3. 73
n=
N
2
N ( d ) +1
=
103
2
103( 0,1) +1
=
103
103( 0,01) +1
=
103
2,03
= 50,74 = 51
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 51 orang siswa.
Penentuan jumlah sampel di setiap sekolah dilakukan secara
proporsional dengan menggunakan rumus ni =
Ni
× n , dimana
N
Ni = jumlah populasi di setiap kelas
N = jumlah populasi keseluruhan
n = jumlah sampel keseluruhan
Sehingga proses penentuan sampel setiap kelas adalah sebagai
berikut:
1. Kelas VIIIA =
20
×51 = 9,9 = 10
103
2. Kelas VIIIB =
21
×51 =10,4 = 10
103
3. Kelas VIIIC =
20
×51 = 9,9 = 10
103
4. Kelas VIIID =
22
×51 =10,89 = 11
103
5. Kelas VIIIE =
20
×51 = 9,9 = 10
103
Penarikan sampel 51 orang siswa yang menjadi sampel di masingmasing kelas adalah dilakukan secara acak sederhana, dimana populasi di
setiap kelas diberikan nomor urut dari 1 (satu) sampai terakhir, kemudian
4. 74
diacak dan peneliti mengambil secara acak sebanyak jumlah sampel di
kelas tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan
data
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan kuesioner tertutup untuk mengumpulkan data tentang
variabel motivasi belajar dan lingkungan belajar, serta tes hasil belajar
untuk mengukur hasil belajar IPS. Proses pengumpulan data ini dilakukan
dengan cara memberikan kuesioner motivasi belajar, kuesioner lingkungan
belajar, dan tes hasil belajar IPS kepada siswa SMP Negeri 3 Raha kelas
VIII yang terpilih sebagai sampel di masing-masing kelas VIII. Pengisian
kuesioner motivasi belajar, kuesioner lingkungan belajar, dan tes hasil
belajar dilakukan di masing-masing kelas yang diawasi lansung oleh
peneliti dan dibantu oleh guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Proses
ini dilakukan agar peneliti dapat menjamin keakuratan data yang diperoleh
melalui instrumen penelitian.
Instrumen Penelitian yang digunakan untuk memperoleh data setiap
variabel bebas dan variabel tidak bebas adalah instrumen yang
dikembangkan sendiri oleh peneliti. Konsep yang mendasari penyusunan
instrumen ini adalah indikator yang diturunkan dari teori-teori yang
dibangun. Berdasarkan indikator-indikator tersebut selanjutnya dijabarkan
menjadi kisi-kisi yang menghasilkan butir-butir pernyataan dan pertanyaan.
5. 75
Butir pernyataan dalam instrumen untuk mengukur motivasi belajar
dan lingkungan belajar dikembangkan dengan menggunakan skala Likert
yang terdiri dari lima pilihan yaitu, sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu
(RG), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Pemberian skor
dimulai dengan nilai 1 untuk skor terendah dan nilai 5 untuk skor tertinggi.
Sedangkan untuk tes hasil belajar dibuat dalam bentuk tes objektif dengan
menggunakan pensekoran dikotomi yaitu skor 1 kalau jawaban benar dan
skor 0 kalau jawaban salah.
Berikut ini disajikan skala penilaian atas jawaban responden
terhadap instrumen penelitian berbentuk kuesioner.
Tabel 1. Skala Penskoran Jawaban Responden terhadap Instrumen
Penelitian
Skor jawaban
Pernyataan positif
Pernyataan negatif
SS
5
1
S
4
2
RG
3
3
TS
2
4
STS
1
5
Keterangan:
SS
= Sangat setuju
S
= Setuju
RG = Ragu-ragu
TS
= Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju
Instrumen yang telah disusun selanjutnya diuji cobakan kepada 80
siswa kelas VIII di SMP Negeri 5 Raha. Pemilihan SMP Negeri 5 Raha
sebagai sampel uji coba karena jumlah siswa SMP Negeri 3 Raha yang
tidak terpilih sebagai sampel tidak memenuhi syarat karena tinggal 52
6. 76
orang siswa, sedangkan persyaratan sampel uji coba harus disampel dan
diacak dan SMP Negeri 5 Raha dipilih sebagai sampel uji coba karena
memiliki karateristik yang sama dengan SMP Negeri 3 Raha. Uji coba
instrumen dilakukan guna mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.
Validitas butir instrumen dianalisis dengan menggunakan rumus
korelasi Product Moment dari Pearson. Validitas butir instrumen
ditunjukkan oleh koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total butir
instrumen. Koefisien variditas butir instrumen diuji dengan nilai tabel r
Product Moment untuk n = 80 dan tingkat kesalahan α = 0,05 yaitu sebesar
0,220. Butir-butir instrumen yang memiliki r hitung ≥ dari r tabel
dinyatakan valid, sedangkan butir-butir instrumen r hitungnya lebih kecil
dari r tabel dinyatakan tidak valid sehingga di droup.
Setelah dilakukan analisis validitas instrumen maka selanjutnya
dilakukan analisis reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus
Alpha Cronbach. Prosesnya adalah butir-butir instrumen yang dinyatakan
valid diberi nomor urut baru kemudian dihitung reliabilitasnya.
E. Instrumen Penelitian
7. 77
1.
Instrumen Motivasi Belajar
a.
Definisi Konsep
Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah dorongan internal yang
terjadi pada diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar
ini dapat diukur dari beberapa indikator yaitu :
(a)
keinginan untuk berhasil,
(b) tekun dalam belajar, (c) ulet menghadapi kesulitan belajar, (d) perhatian
dalam belajar, (e) berpretsai dalam belajar, dan (f) mandiri dalam belajar.
b.
Definisi Operasional
Motivasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah skor total yang
diperoleh siswa dari instrumen yang mengukur motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar ini dapat diukur dari beberapa indikator yaitu; (a)
ada keinginan untuk berhasil,
(b) tekun dalam belajar, (c) ulet menghadapi kesulitan belajar, (d) perhatian
dalam belajar, (e) berpretsai dalam belajar, dan (f) mandiri dalam belajar.
c. Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar
8. 78
No.
Indikator
1
2
Keinginan berhasil.
Tekun dalam belajar
3
Butir Pernyataan
Item +
Item 1, 2, 5
3, 4
Jumlah
5
Ulet menghadapi kesulitan
6, 7, 9
8, 10
5
12, 13, 14,
11, 23
5
4
belajar.
Perhatian dalam belajar.
15, 17, 19
16, 18
5
5
Berprestasi dalam belajar.
20, 21, 29
22, 28
5
6
Mandiri dalam belajar
25, 27, 30
Total
18
24, 26
12
5
30
d. Validasi Instrumen Motivasi Belajar
Proses pengembangan instrumen motivasi belajar dimulai dengan
menyusun instrumen berbentuk skala Likert sebanyak 30 butir pernyataan
yang mengacu pada indikator-indikator seperti terlihat pada kisi-kisi
instrumen motivasi belajar. Instrumen yang telah disusun selanjutnya
dikonsultasikan dengan ke dua orang pembimbing berkaitan dengan
validitas konstruk untuk mengetahui seberapa jauh butir-butir instrumen
tersebut telah mengukur indikator dari variabel motivasi belajar. Setelah
instrumen disetujui oleh kedua orang pembimbing, maka selanjutnya
instrumen penelitian ini diuji coba pada 80 orang sampel uji cobah. Uji
coba dilakukan pada Siswa SMP negeri 5 Raha.
Proses validasi intrumen dilakukan dengan menganalisis data hasil
uji coba instrumen yaitu validitas butir dengan menggunakan rumus
9. 79
korelasi Product Moment untuk menghitung koefisien korelasi antara skor
setiap butir dengan skor total. Kriteria batas minimum pernyataan yang
diterima sebagai instrumen penelitian adalah jika nilai r hitung butir lebih
besar atau sama dengan nilai r tabel, (r hitung ≥ rtabel ) dan sebaliknya, jika nila
r hitung butir lebih kecil dari nilai r tabel, (r hitung < rtabel ) maka butir
pernyataan dianggap tidak valid sehingga tidak digunakan atau didrop.
Tingkat validitas instrumen diuji pada taraf signifikansi α = 0,05
dengan n = 80 sehingga nilai r tabel adalah sebesar 0,220. Dari 30 butir
pernyataan instrumen untuk mengukur motivasi belajar, maka ke 30 butir
pernyataan dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung lebih besar dari
nilai r tabel (rhitung > rtabel 0,220) sehingga 30 butir instrumen motivasi belajar
inilah yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa.
Reliabilitas instrumen terhadap butir-butir yang telah dinyatakan
valid dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, dan setelah
dihitung diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar r = 0,935 yang berarti
bahwa butir-butir instrumen yang digunakan untuk mengukur motivasi
belajar adalah 93,50% dipercaya dapat mengukur variabel motivasi belajar
secara konsisten atau reliabel.
2. Instrumen untuk Mengukur Variabel Lingkungan Belajar
a. Definisi Konsep
10. 80
Berdasarkan deskripsi teori lingkungan belajar seperti diuraikan
dalam bab kajian pustaka, maka yang dimaksud dengan lingkungan belajar
dalam penelitian ini adalah situasi atau suasana dalam belajar baik yang
berwujud fisik maupun non-fisik atau lingkungan sosial yang meliputi:
kondisi fisik ruang belajar, kondisi alat-alat belajar, aturan dan kedisiplinan,
suasana tempat belajar, hubungan antar siswa dengan siswa, dan hubungan
antar siswa dengan warga sekolah lainnya.
b. Definisi Operasional
Lingkungan belajar dalam penelitian ini adalah total skor yang
diperoleh siswa dari instrumen yang mengukur lingkungan belajar siswa.
Lingkungan belajar ini diukur melalui indikator: (1) kondisi fisik ruang
belajar, (2) kondisi alat-alat belajar, (3) aturan dan kedisiplinan, (4) suasana
tempat belajar, (5) hubungan antar siswa dengan warga sekolah lainnya, (6)
lingkungan belajar di sekolah, dan (7) lingkungan belajar di Rumah.
c. Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Belajar
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Belajar
No.
1
2
Indikator
Kondisi fisik ruang belajar
Kondisi alat-alat belajar
Butir Pernyataan
Item +
Item 1, 2
3
6, 9
7
Jumlah
3
3
11. 81
3
4
5
6
Aturan dan disiplin sekolah
Suasana tempat belajar
Hubungan antar siswa
Hubungan siswa dengan
11, 13, 14
5, 18, 26
16, 20, 22
17, 19, 23
12, 15
4, 8
21, 24
28
5
5
5
4
7
warga sekolah lainya
Lingkungan belajar di Rumah
Jumlah
10, 29, 30
18
25, 27
12
5
30
d.
Validasi Instrumen Lingkungan Belajar
Proses pengembangan instrumen lingkungan belajar dimulai dengan
menyusun instrumen berbentuk skala Likert sebanyak 35 butir pernyataan
yang mengacu pada indikator-indikator seperti terlihat pada kisi-kisi
instrumen lingkungan belajar. Instrumen yang telah disusun selanjutnya
dikonsultasikan dengan ke dua orang pembimbing berkaitan dengan
validitas konstruk untuk mengetahui seberapa jauh butir-butir instrumen
tersebut telah mengukur indikator dari variabel lingkungan belajar. Setelah
instrumen disetujui oleh kedua orang pembimbing, maka selanjutnya
instrumen penelitian ini diuji coba pada 80 orang sampel uji coba. Uji coba
dilakukan pada Siswa SMP negeri 5 Raha.
Proses validasi intrumen dilakukan dengan menganalisis data hasil
uji coba instrumen yaitu validitas butir dengan menggunakan rumus
korelasi Product Moment untuk menghitung koefisien korelasi antara skor
setiap butir dengan skor total. Kriteria batas minimum pernyataan yang
diterima sebagai instrumen penelitian adalah jika nilai r hitung butir lebih
12. 82
besar dari nilai r tabel, (rhitung > rtabel ) dan sebaliknya, jika nila r hitung butir
lebih kecil dari nilai r tabel, (r hitung < rtabel ) maka butir pernyataan dianggap
tidak valid sehingga tidak digunakan atau didrop.
Tingkat validitas instrumen diuji pada taraf signifikansi α = 0,05
dengan n = 80 sehingga nilai r tabel adalah sebesar 0,220. Dari 35 butir
pernyataan instrumen untuk mengukur lingkungan belajar, maka 30 butir
pernyataan dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung lebih besar dari
nilai r tabel (rhitung > rtabel 0,220) sehingga 30 butir instrumen lingkungan
belajar ini yang digunakan dalam penelitian, sedangkan 5 butir lainya tidak
digunakan atau didroup karena memiliki nilai r hitung lebih kecil dari r
tabel (rhitung < rtabel 0,220).
Reliabilitas instrumen terhadap butir-butir yang telah dinyatakan
valid dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, dan setelah
dihitung diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar r = 0,942 yang berarti
bahwa butir-butir instrumen yang diguanakan untuk mengukur lingkungan
belajar siswa adalah 94,20% dipercaya dapat mengukur variabel lingkungan
belajar secara konsisten atau reliabel.
3.
Instrumen untuk Mengukur Variabel Hasil Belajar IPS
a.
Defenisi Konsep
Hasil belajar IPS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan atau tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa setelah
13. 83
mengikuti proses belajar mengajar IPS pada kelas VIII pada kompetensi
dasar: (1) menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia, (2)
Mendeskripsikan proses terbentuknya negara kesatuan Republik
Indonesia, (3) Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial, (4)
Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat, (5)
mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja
sebagai
sumber
daya
dalam
kegiatan
ekonomi,
dan
(6)
mengidentifikasi peranan pemerintah dalam upaya penanggulangan
permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja.
b.
Defenisi Operasional
Hasil belajar IPS dalam penelitian ini adalah total skor yang dicapai
siswa setelah menjawab tes IPS yang berbentuk pilihan ganda. Tes hasil
belajar IPS ini diukur dari empat kompetensi dasar yaitu: kompetensi dasar:
(1)
menjelaskan
proses
persiapan
kemerdekaan
Indonesia,
(2)
Mendeskripsikan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia,
(3) Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial, (4) Mendeskripsikan
pranata sosial dalam kehidupan masyarakat, (5)
mendeskripsikan
permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam
kegiatan ekonomi, dan (6) mengidentifikasi peranan pemerintah dalam
upaya penanggulangan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja.
14. 84
c.
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar IPS
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS
Aspek yang diukur
Indikator
1.
Menjelaskan
persiapan kemerdekaan
2.
Menjelaskan
terbentuknya
negara
Republik Indonesia
Tingkat Pengetahuan
C1
C2
C3
proses 1, 2
proses 7, 8
kesatuan
Mengidentifikasi
bentuk- 14
bentuk hubungan sosial
4.
Mendeskripsikan
pranata 20, 21
sosial
dalam
kehidupan
masyarakat
26, 27
5.
Mendeskripsikan
3.
3, 4
5, 6
6
9, 10, 11
12, 13
7
67, 18, 19
6
24, 25
6
29, 31, 32
7
35, 37, 38
6
12
38
15,
17
22, 23
28,
permasalahan angkatan kerja dan
tenaga kerja sebagai sumber
daya dalam kegiatan ekonomi
6.
Jumlah
30
Mengidentifikasi
pelaku- 33
pelaku ekonomi dalam sistem
perekoniman Indonesia
34,
Jumlah
36
10
16
d. Validasi Instrumen Hasil Belajar Siswa
Proses pengembangan tes hasil belajar dimulai dengan menyusun tes
berbentuk pilihan ganda sebanyak 40 butir pertanyaan yang mengacu pada
pokok bahasan seperti terlihat pada kisi-kisi instrumen tes hasil belajar
siswa. Instrumen yang telah disusun selanjutnya dikonsultasikan dengan ke
dua orang pembimbing berkaitan dengan validitas konstruk untuk
15. 85
mengetahui seberapa jauh butir-butir instrumen tersebut telah mengukur
indikator dari variabel hasil belajar. Setelah instrumen disetujui oleh kedua
orang pembimbing, maka selanjutnya instrumen penelitian ini diuji coba
pada 80 orang sampel uji cobah. Uji coba dilakukan pada Siswa SMP
negeri 5 Raha.
Proses validasi intrumen dilakukan dengan menganalisis data hasil uji
coba tes hasil belajar yaitu validitas butir dengan menggunakan korelasi
Poin Biserial untuk menghitung koefisien korelasi antara skor setiap butir
dengan skor total. Kriteria batas minimum pernyataan yang diterima
sebagai instrumen adalah jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel,
(rhitung > rtabel ) dan sebaliknya, jika nilai r hitung lebih kecil dari nilai r
tabel, (rhitung < rtabel ) maka butir pernyataan dianggap tidak valid sehingga
tidak digunakan atau didrop.
Tingkat validitas instrumen diuji pada taraf signifikansi α = 0,05
dengan n = 80 sehingga nilai r tabel adalah sebesar 0,220. Dari 40 butir
pertanyaan instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa, maka 38 butir
pertanyaan dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung lebih besar dari
nilai r tabel (rhitung > rtabel 0,220) dan 2 butir lainnya dinyatakan tidak valid
karena memiliki r hitung lebih kecil dari nilai r tabel (r hitung < rtabel 0,220)
sehingga tidak digunakan dalam penelitian ini atau didrop.
16. 86
Reliabilitas terhadap butir-butir tes yang telah dinyatakan valid
dihitung dengan menggunakan rumus Kudar Ricarson (KR. 20), dan setelah
dihitung diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar r = 0,894 yang berarti
bahwa tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah
89,40% dipercaya dapat mengukur variabel hasil belajar siswa secara
konsisten atau reliabel.
F. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Hipotesis
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka untuk mendeskripsikan data
dan menguji hipotesis, digunakan dua bentuk analisis yaitu: (1) analisis
deskriptif untuk menyajikan data-data secara deskriptif seperti rata-rata,
simpangan baku, modus, median, dan distribusi frekuensi. (2)
analisis
inferensial
dengan
untuk
menguji
hipotesis
pertama
dan
kedua
menggunakan uji regresi dan korelasi sederhana, sedangkan untuk menguji
hipotesis ketiga digunakan uji regresi dan korelasi ganda.
Rumus pfungsi taksiran regresi sederhana
Ŷ = a + bx , dan rumus uji regresi ganda
Ŷ = a + b1X1 + b2X2
Rumus uji korelasi sederhana
17. 87
rxy =
n( ΣXY ) − ( ΣX )( Σ )
{n( Σ X ) − ( Σ X ) } − {n( Σ Y ) − ( Σ Y ) }
2
1
2
2
Rumus korelasi ganda
R y −12 =
ry21 + ry22 − 2(ry1 )(ry 2 )(r12 )
2
1 − r12
(Sudjana. 1996: 368-387)
G. Hipotesis Statistik
Secara statistik hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Ho : ρ1 = 0, artinya tidak terdapat hubungan positif antara motivasi
belajar dengan hasil belajar siswa.
Ha: ρ1 > 0, artinya terdapat hubungan positif antara motivasi belajar
dengan hasil belajar siswa.
2. Ho: ρ2 = 0, artinya tidak terdapat hubungan positif antara lingkungan
belajar dengan hasil belajar siswa.
Ha: ρ2 > 0, artinya terdapat hubungan positif antara lingkungan belajar
dengan hasil belajar siswa.
3. Ho: ρ12 0,
artinya tidak terdapat hubungan positif antara motivasi
belajar dan lingkungan belajar secara bersama-sama dengan
hasil belajar siswa.
Ha: ρ12 > 0, artinya terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dan
lingkungan belajar secara bersama-sama dengan hasil
belajar siswa.