2. aNGGOTA KELOMPOK
nevani therESia bR S..
213020303205)
Erin puspita devi
213020303211
asni
213020303107
Aditya Fajar Prahasta
213020303217
Ahmad Rafli
213020303162
Hernita
213010303013
Indria Pratiwi H.
203030303238
Jubiah
213020303187
Muh. Yefri Hidayat
213020303209
Rusmawati
213020303202
3. sifat dan contoh ekuitas
Dari segi perusahaan, modal merupakan
kewajiban perusahaan kepada pemilik
perusahaan.
Dari segi pemilik perusahaan, modal
adalah bagian hak pemilik atas kekayaan
bersih perusahaan.
4. Menurut PSAK (IAI, 2015: 9, 12)
Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi
semua liabilitas. Jumlah ekuitas yang ditampilkan dalam laporan
posisi keuangan (neraca) bergantung pada pengukuran aset dan
liabilitas.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 103)
Ekuitas sebagai bagian hakpemilik dalam entitas harus dilaporkan
sedemikian rupa sehingga memberikan informasi mengenai
sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan
perundangan dan akta pendirian yang berlaku.
5. Modal Perseroan Terbatas terdiri atas saham. Tanggung jawab
persero terbatas pada jumlah modal saham yang disetor jika
Perseroan Terbatas telah disahkan Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia.
Perseroan Terbatas (PT)
Modal saham meliputi saham preferen, saham biasa dan akun
Tambahan Modal Disetor.
Akuntansi Ekuitas untuk Badan Usaha Berbentuk PT
6. Agio saham.
Unsur Penambahan Modal Disetor PT
Tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga
yang lebih rendah dari jumlah yang diterima pada saat
pengeluaran.
Tambahan modal dari penjulan saham yang diperoleh kembali
dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat
perolehannya.
Tambahan modal dari pebedaan kurs modal disetor.
7. 01
TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) EKUITAS
Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas permodalan, termasuk
internal control atas transaksi jual beli saham, pembayaran dividen dan sertifikat saham.
Untuk memeriksa apakah struktur permodalan yang tercantum di laporan posisi keuangan
(neraca) sudah sesuai dengan apa yang tercantum di akta pendirian perusahaan.
Untuk memeriksa apakah izin-izin yang diperlukan dari pemerintah yang menyangkut
ekuitas (misalkan dari KemHumKam, BKPM, BKPMD, RAPEPAM- LK, KPP dan SK Presiden
RI) telah dimiliki oleh perusahaan.
02
03
8. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) EKUITAS
Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi baik dari
pejabat perusahaan yang berwenang (direksi, dewan komisaris), Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) maupun dari instansi pemerintah.
04
Untuk memeriksa apakah setiap perubahan pada retained earnings atau accumulated losses
didukung oleh bukti-bukti yang sah.
05
1.Untuk memeriksa apakah penyajian permodalan di laporan posisi keuangan (neraca)
sesuai dengan SAK dan hal-hal yang penting sudah diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
06
9. AUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN
Pelajari dan evaluasi internal control atas permodalan dan transaksi jual beli
saham, pembagian dan pembayaran dividen dan sertifikat saham.
1.
Minta salinan (copy) dari akta pendirian, SK Pengesahan Menteri Hukum dan
HAM, SK BKPM/BKPMD, SK Bapepam-LK, SK Presiden, untuk disimpan dalam
permanent file.
2.
Cocokkan data yang ada dalam akta pendirian tersebut dengan modal yang
tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) dan penjelasan dalam catatan atas
laporan keuangan.
3.
Untuk perusahaan yang baru didirikan dan perusahaan yang mempunyai
tambahan setoran modal dalam periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran
dan bukti pembukuan lainnya serta otorisasi dari pejabat perusahaan yang
berwenang dan instansi pemerintah.
4.
10. LANJUTAN.....
Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan:
berapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan discount
dari penjualan saham;
jenis saham yang dimiliki perusahaan, berapa jumlah common stock dan preferred
stock, dalam jumlah lembar maupun nilai nominalnya:
rincian pemegang saham.
5.
Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained
earnings/deficit.
6.
Seandainya ada pembagian dividen, periksa apakah:
dividen dibagikan dalam bentuk cash dividend, stock dividend atau property dividend;
pencatatannya sudah benar (pada waktu deklarasi dividen maupun pada pembayaran
dividen);
sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang (melalui nou rapat direksi
dan rapat umum pemegang saham);
aspek perpajakannya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
7.
11. LANJUTAN.....
Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan (accumulated losses/deficit) mencapai 75%
dari modal disetor.
8.
Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained
earnings/deficit.
9.
Seandainya ada treasury stock:
Periksa bukti pembelian dan otorisasinya;
Periksa bukti penjualannya dan otorisasinya (jika treasury stock dijual kembali);
Tanyakan kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock (apakah untuk
memperbaiki harga pasar saham perusahaan atau untuk dibagikan sebagai saham
bonus);
Perhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen.
10.
Periksa apakah penyajian permodalan di laporan posisi keuangan (neraca) dan CALK
sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
11.
Buat kesimpulan mengenai kewajaran ekuitas.
12.
12. Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 109) Penyajian Modal
PENYAJIAN EKUITAS DI LAP. POSISI KEUANGAN DAN
PENGUNGKAPAN DI CALK
Penyajian modal dalam neraca dilakukan sesuai dengan ketentuan pada akta pendirian
entitas dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan hubungan keuangan yang
ada. Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominal dan
banyaknya saham untuk setiap jenis saham yang dinyatakan dalam neraca.
Menurut PSAK (IAI, 2015: 1.15)
untuk setiap jenis modal saham.
1.
deskripsi mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas.
2.
13. PENYAJIAN DAN
PENGUNGKAPAN SALDO LABA
Akun ini dinyatakan terpisah dari
akun Modal Saham. Seluruh saldo
laba dianggap bebas untuk dibagikan
sebagai dividen, kecuali jika diberikan
indikasi mengenai pembatasan
terhadap saldo laba.
Pengungkapan Saldo Laba
Pengungkapan penjatahan (apropriasi)
dan pemisahan saldo laba.
1.
Peraturan, perikatan, batasan, dan
jumlah batasan di sekitar saldo laba.
2.
Koreksi masa lalu, baik bruto maupun
neto setelah pajak.
3.
Pengungkapan jumlah dividen dan
dividen per lembar saham.
4.
deklarasi dividen setelah tanggal laporan
posisi keuangan (neraca), sebelum
tanggal penyelesaian laporan keuangan.
5.
15. 1.
Sama seperti liabiltas jangka Panjang, modal merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik perusahaan.
B
Alasan : Karena dari segi perusahaan, modal merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik perusahaan.
Sedangkan dari segi perusahaan, modal adalah bagian hak pemilik atas kekayaan bersih perusahaan (harta
dikurangi kewajiban). Halaman 74.
2.
Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknya adalah simpanan pokok anggota yang tak
dapat dipindahtangankan dan dapat diambil kembali pada saat seorang anggota mengundurkan diri.
B
Alasan : Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknya adalah simpanan pokok anggota
yang tak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil kembali pada saat seorang anggota mengundurkan diri.
Kekayaan bersih koperasi adalah simpanan pokok, simpanan lain, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil usaha
termasuk cadangan. Halaman 74.
3.
Modal menurut akta pendirian yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM terdiri dari modal dasar
(issued capital), modal ditempatkan (authorized capital) dan modal disetor (paid-up capital).
B
Alasan : Karena modal menurut akta pendirian yang telah disahkan Oleh Mentreri Kehakiman dan HAM
sebagai berikut: 1) Modal dasar (issued capital); 2) Modal ditempatkan (authorized capital); dan 3) Modal
disetor (paid up capital)". Halaman 75.
16. 4.
Modal yang berasal dari sumbangan (donated capital) tidak bisa dilaporkan sebagai bagian dari
tambahan modal disetor.
S
Alasan : Karena Modal yang berasal dari sumbangan (donated capital) bisa dilaporkan sebagai bagian
dari tambahan modal disetor. Halaman 75.
5.
Jika akta pendirian suatu PT belum mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM, menurut
Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, transaksi hukum perusahaan
(perjanjian-perjanjian yang dibuat perusahaan) belum dianggap sah.
B
Alasan : Karena beberapa hal yang harus di perhatikan mengenai pemeriksaan ekuitas salah satunya
adalah Jika akta pendirian suatu PT belum mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM,
menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan. Terbatas, transaksi hukum perusahaan
(perjanjian-perjanjian yang dibuat perusahaan) belum dianggap sah. Halaman 75.
6.
Treasury Stock tidak berhak atas pembagian dividen. Oleh karena itu, jika suatu perusahaan yang
memiliki treasury stock membagikan dividen kas, maka dividen per saham akan menjadi lebih kecil.
S
17. 6.
Alasan : Karena Treasury Stock tidak berhak atas pembagian dividen. Oleh karena itu, jika suatu perusahaan
yang memiliki treasury stock membagikan cash dividend, maka dividen per saham akan menjadi lebih besar.
Halaman 76.
S
7.
Jika akuntan publik meragukan kelangsungan hidup perusahaan (going concern) misalnya karena akumulasi
kerugian perusahaan lebih besar dari 75% dari modal disetor, maka hal tersebut akan memengaruhi opini
yang diberikan akuntan public terhadap kewajaran laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan.
B
Alasan : Karena jika akumulasi kerugian perusahaan mencapai 75% dari modal setor, maka menurut kitab
Undang Undang Hukum Dagang (KUHD) di Indonesia, secara hukum perusahaan harus bubar dan kalau
masih diteruskan beroperasi, maka para manajer harus bertanggung jawab atas kewajiban perusahaan
kepada pihak ketiga jika suatu saat perusahaan di bubarkan. Karena hal ini menyangkut kelangsungan hidup
perusahaan (going concern) maka akan memengaruhi opini yang diberikan KAP terhadap kewajaran laporan
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Kedua hal tersebut diatas (kerugian mencapai 50% atau 75% dari
modal yang disetor) harus di ungkapkan atas catatan laporan keuangan. Halaman 76.
8.
Ada atau tidak ada peraturan pemerintah, perusahaan bisa saja melakukan revaluasi asset tetap dan
mencantumkan nilai aset tetapnya di laporan posisi keuangan (neraca) berdasarkan nilai revaluasi.
B
18. 8.
Benar. Alasan : Karena menurut SAK aset tetap harus dicatat/disajikan dalam laporan posisi keuangan
(neraca) berdasarkan harga perolehannya (acquisition cost). Namun demikian jika ada peraturan pemerintah
yang memperbolehkannya, perusahaan dapat melakukan revaluasi aset tetap. Pengaruh dari dilakukannya
revaluasi aset tetap adalah nilai aset tetap meningkat dan kenaikan nilai tersebut di catat disiai kredit sebagai
"selisih penilaian kembali aset tetap" yang nantinya, dengan persetujuan kantor pelayanan pajak dapat
dikonversikan sebagai modal. Halaman 76-77.
B
9.
Adjustment ke retained earnings hanya diperbolehkan jika menyangkut laba rugi tahun lalu yang jumlahnya
material atau menyangkut pembayaran pajak yang berasal dari STP dan SKP walaupun jumlahnya kecil.
B
Alasan : Adjustment ke retained earnings hanya diperbolehkan jika menyangkut laba rugi tahun lalu yang
jumlahnya material (besar) atau menyangkut pembayaran pajak yang berasal dari STP (surat tagihan pajak)
dan SKP (surat ketetapan pajak) walaupun jumlahnya kecil. Halaman 77.
10
Setoran saham dalam bentuk ingbereng, harus menggunakan nilai wajar aset bukan kas yang diserahkan
(disetor), yaitu nilai appraisal yang disetujui dewan komisaris untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa
Efek, atau nilai yang disepakati oleh Dewan Komisaris dan penyetoran bentuk barang.
B
Alasan : Setoran saham dalam bentuk ingbereng, harus menggunakan nilai wajar aset bukan kas yang
diserahkan (disetor), yaitu nilai appraisal yang disetujui dewan komisaris untuk PT. Halaman 77.
19. 11
Waktu yang di butuh kan dalam pemeriksaan permodalan biasanya cukup banyak, seperti pada pemeriksaan
persediaan.
S
Alasan : pemeriksaan permodalan, terutama pemeriksaan persediaan, membutuhkan waktu yang tidak
banyak. Hal ini karena proses pemeriksaan persediaan melibatkan berbagai langkah yang detail, seperti
penghitungan fisik persediaan, penilaian nilai persediaan, verifikasi dokumen, dan pengecekan kepatuhan
terhadap kebijakan perusahaan. Halaman 77.
12
Salah satu audit objective dalam memeriksa ekuitas adalah untuk memeriksa apakah perubahan terhadap
ekuitas telak mendapat otorisasi baik dari penjabat perusahaan yang berwenang, RUPS maupun dari instansi
pemerintah.
B
Alasan : salah satu audit objective dalam memeriksa ekuitas adalah untuk memastikan bahwa perubahan
terhadap ekuitas telah mendapatkan otorisasi yang sesuai. Otorisasi ini dapat berasal dari penjabat
perusahaan yang berwenang, rapat umum pemegang saham (RUPS), atau instansi pemerintah yang relevan,
tergantung pada prosedur yang berlaku dan peraturan yang mengatur perusahaan tersebut. Hal ini penting
untuk memastikan bahwa perubahan ekuitas dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan kebijakan
perusahaan yang berlaku. Halaman 77.
13 Besarnya dividen yang akan di bagikan,di usulkan oleh direksi perusahaan dan di sahkan oleh RUPS. B
20. 13
Alasan : Besarnya dividen yang akan dibagikan biasanya diusulkan oleh direksi perusahaan berdasarkan
kinerja keuangan perusahaan dan kebijakan dividen yang telah ditetapkan. Usulan tersebut kemudian
disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS memiliki kekuasaan untuk menyetujui atau
menolak usulan dividen tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, seperti kondisi
keuangan perusahaan, kebutuhan investasi, dan kebijakan dividen yang telah ditetapkan. Jadi, pengesahan
dividen oleh RUPS merupakan tahap penting dalam proses penentuan dividen perusahaan. Halaman 78.
B
14
Dalam hal pembagian stock dividend, jumlah stockholder equity tidak berubah, karena retained earnings
berkurang dan paid in capital bertambah dalam jumlah yang sama.
B
Alasan : Dalam pembagian stock dividend, jumlah stockholder equity tidak berubah secara keseluruhan. Ini
karena pembagian stock dividend melibatkan pengalihan sebagian dari retained earnings (laba ditahan) ke
dalam bentuk saham baru atau saham tambahan. Ketika perusahaan mengeluarkan stock dividend, retained
earnings akan berkurang sebesar nilai yang diumumkan untuk stock dividend tersebut. Namun, pada saat
yang sama, paid-in capital atau modal disetor akan bertambah dalam jumlah yang sama dengan nilai stock
dividend tersebut. Secara keseluruhan, meskipun terjadi perubahan dalam komposisi antara retained
earnings dan paid-in capital, jumlah total stockholder equity akan tetap sama setelah pembagian stock
dividend. Ini karena perubahan hanya terjadi dalam komponen tertentu dari ekuitas pemegang saham,
sementara total ekuitas pemegang saham tetap tidak berubah.
21. 15
Salah satu ciri internal control yang baik atas ekuitas adalah di gunakan nya stock transfer Agent untuk
mengurus pengadminitrasian saham dan pembayaran dividen, terutama untuk perusahaan yang sudah go
public.
B
Alasan : Menggunakan stock transfer agent merupakan salah satu ciri internal control yang baik dalam
mengelola ekuitas, terutama untuk perusahaan yang telah go public atau memiliki saham yang
diperdagangkan di pasar publik.
Stock transfer agent adalah entitas atau perusahaan yang bertanggung jawab atas administrasi saham,
transfer kepemilikan saham, pencatatan pemegang saham, dan pembayaran dividen kepada pemegang
saham. Dengan menggunakan jasa stock transfer agent, perusahaan dapat memastikan bahwa proses
administrasi saham dan pembayaran dividen dilakukan secara efisien dan sesuai dengan regulasi yang
berlaku.
Penggunaan stock transfer agent membantu meningkatkan kontrol internal karena mereka memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang mendalam dalam mengelola transaksi saham. Mereka juga dapat
memastikan bahwa catatan kepemilikan saham terkini dan bahwa pembayaran dividen dilakukan dengan
tepat dan tepat waktu kepada pemegang saham yang berhak.
Dengan demikian, penggunaan stock transfer agent merupakan praktik yang baik dalam memastikan
kepatuhan perusahaan terhadap standar akuntansi dan peraturan pasar modal yang berlaku, serta
meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan.