SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Resume Pragmatik – Implikatur
Muflihana Dwi Faiqoh
C1011031
Dosen Pembimbing : Muhammad Ridwan, S.S., M.A
Jurusan Sastra Arab
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Niat, Maksud dan Tujuan
Kata “niat” dan “keinginan” merupakan salah satu bentuk sinonim. Hanya saja
terkadang niat hanya dapat diketahui dan dirasakan oleh orang yang berniat. Niat juga dapat
diartikan dengan keinginan yang berhubungan dengan pekerjaan yang sedang atau akan
dilakukan. Atas dasar ini, maka setiap perbuatan yang dilakukan oleh orang yang berakal,
dalam keadaan sadar dan atas inisiatif sendiri, pasti disertai dengan niat, baik perbuatan
tersebut berkenaan dengan ibadah, perbuatan, adat kebiasaan atau perbuatan lainnya. Niat
secara bahasa adalah suatu bentuk dari keinginan. Kata Niat dalam bahasa Arab berarti
menginginkan sesuatu dan bertekad hati untuk mendapatkannya. Dalam hal ini, niat dapat
kita jelaskan sebagai sesuatu hal yang terdapat di dalam hati seseorang sebagai suatu bentuk
keinginan terhadap suatu hal, baik yang sedang di lakukan ataupun yang akan di lakukan.
Niat bersifat halus, karena memiliki makna yang tersembunyi. Dan niat, sebagaimana yang
dikatakan Al-Qaraafy adalah “Maksud manusia dengan hatinya akan apa yang ia inginkan
untuk melakukannya. Niat juga bisa merupakan azzam hati terhadap amalan atau perbuatan
yang bersifat wajib atau yang lainnya.
Sedangkan maksud dan tujuan memiliki makna yang saling berdekatan. Maksud dan
tujuan dapat di definisikan sebagai keinginan yang tertuju pada suatu perbuatan. Dapat kita
ketahui dari penjelasan di atas, bahwa maksud atau tujuan terkait dengan perbuatan yang
sedang di lakukan. Maksud dan tujuan tidak akan ada kecuali dengan suatu perbuatan yang
mampu di lakukan. Tujuan (a goal) merupakan hasil akhir yang ingin dicapai individu
ataupun kelompok yang sedang bekerja, merupakan hasil yang diharapkan menurut nilai
orang-orang.
Perbedaan antara maksud dan tujuan
Maksud memiliki pengertian atau makna secara luas, sedangkan tujuan adalah bagian
secara terperinci dari maksud yang ada. Maka dari itu, dapat kita simpulkan bahwa antara
niat, maksud dan tujuan pada hakikatnya memiliki makna yang berdekatan dan berhubungan,
namun tetap ada perbedaan yang membatasinya.
Niat berasal dari hati, bersifat halus, tertuju pada perbuatan yang akan dilakukan atau
yang sedang dilakukan. Selain itu, niat bisa dilakukan hanya di dalam hati saja. Maksud
adalah keinginan yang tertuju pada suatu perbuatan. Maksud juga terkait dengan perbuatan
yang sedang dilakukan, memiliki makna yang luas, dan perbuatannya sudah jelas. Sedang
tujuan adalah hasil akhir yang ingin dicapai dalam suatu perbuatan. Tujuan juga bagian dari
maksud, bersifat khusus, merupakan pernyataan tentang keadaan yang diinginkan, dan
merupakan hasil akhir yang ingin dicapai.
IMPLIKATUR
Gagasan dari implikatur (percakapan dan konvensional) diprakarsai oleh seorang filsuf
Universitas Oxford, H.P. Grice.
Teori pragmatik Grice
A. Teori Implikatur Percakapan Klasik Grice
Dalam artikel umum Grice tentang makna dan komunikasi, ada dua teori: Teori makna
tidak alamiah (makna nn) dan teori implikatur percakapan.
Teori Makna Non-Alamiah Grice
Penutur mengutarakan pendapatnya dengan berujar kepada mitra tutur, jika dan hanya
jika penutur bermaksud:
(i) Mitra tutur memikirkan masalah,
(ii) Mitra tutur mengakui bahwa penutur mempunyai maksud bahwa mitra tutur
memikirkan masalah itu,
(iii) Pengakuan mitra tutur tentang maksud dari penutur menjadi alasan utama bahwa
mitra tutur memikirkan masalah itu.
Esensi dari maknann adalah komunikasi yang dimaksudkan untuk mengenali apa yang
menjadi maksud.
1. Prinsip Kerja Sama dan Maksim-maksim dalam Percakapan
Menurut Grice, prinsip kerja sama merupakan prinsip yang mengatur rasionalitas pada
umumnya, dan rasionalitas percakapan pada khususnya. Prinsip kerja sama itu dibagi menjadi
sembilan maksim percakapan, yang dikategorikan dalam empat kategori: kualitas, kuantitas,
relevansi, dan cara/ pelaksanaan. Prinsip kerja sama dan komponen-komponennya itu,
menetapkan apa yang harus dilakukan oleh para partisipan agar dapat bercakap-cakap dengan
cara yang efisien, rasional, dan penuh kerja sama semaksimal mungkin: mereka harus
bertutur dengan tulus, relevan dan jelas, sembari memberikan informasi yang memadai.
Teori Implikatur Percakapan Grice
a. Prinsip kerja sama
Bekerjasama: Buatlah kontribusi percakapan anda sesuai dengan yang diperlukan
pada tahap terjadinya kontribusi itu, berdasarkan tujuan atau arah yang diterima
dalam pertukaran percakapan yang anda lakukan.
b. Maksim-maksim percakapan
Maksim Kualitas : Usahakan memberikan kontribusi yang benar.
(i) Katakan hal yang sebenarnya.
(ii) Jangan mengatakan sesuatu yang anda tahu bahwa sesuatu itu tidak benar, jangan
katakan sesuatu tanpa bukti yang cukup.
Maksim Kuantitas :
(i) Berikan informasi anda secukupnya atau sejumlah yang diperlukan oleh mitra tutur.
(ii) Bicaralah seperlunya saja, jangan mengatakan sesuatu yang tidak perlu.
Maksim Relasi : katakan yang relevan, bicara sesuai dengan permasalahan.
Maksim cara : bersikaplah agar mudah dipahami, dan khususnya:
(i) Hindari ketidakjelasan
(ii) Hindari ketaksaan
(iii) Jangan berbelit-belit
(iv) Berkatalah teratur
2. Hubungan antara Penutur dan Maksim
Hubungan antara penutur dapat dilihat sebagaimana berikut: pertama, penutur secara
terang-terangan mematuhi maksim. Yang kedua, penutur melanggar maksim. Contohnya,
penutur melakukan pelanggaran submaksim yang pertama dalam hal kualitas dengan sengaja
memberitahukan sebuah kebohongan. Yang ketiga, penutur memilih keluar dari maksim.
Yang keempat, penutur secara terang-terangan berlagak mengeksploitasi sebuah maksim.
3. Implikatur Percakapan0 dan Implikatur PercakapanF
Implikatur percakapan0 adalah implikatur percakapan yang mematuhi maksim, sedang
implikatur percakapanF adalah implikatur percakapan yang berlagak mengeksploitasi
maksim.
Implikatur percakapan0
a. Kualitas :
Tim Berners-Lee menemukan World Wide Web pada tahun 1989.
+ Penutur percaya bahwa Tim Berners-Lee menemukan World Wide Web pada tahun 1989,
dan sudah ada bukti cukup.
b. Kuantitas :
John memiliki enam kartu kredit.
+ John memiliki paling banyak enam kartu kredit.
c. Relasi :
John : Jam berapa sekarang ?
Mary : Museum belum buka.
+ Waktu pada saat itu adalah pada saat museum belum buka seperti biasanya.
d. Cara :
John pergi ke McDonald dan membeli dua hamburger.
+ Pertama-tama, John pergi ke McDonald dan kemudian ia membeli dua hamburger
Submaksim kedua dari kualitas adalah, ketika seorang penutur membuat pernyataan,
dia menyatakan secara tidak langsung bahwa dia percaya hal itu, maka implikatur percakapan
yang relevan ada di contoh (a). Submaksim kualitas dapat juga merupakan 'Moore paradoks'.
Paradoks berkaitan dengan pertanyaan mengapa ujaran seperti (a.1) merupakan pragmatis
yang menyimpang. Jawabannya sederhana: (a.1) merupakan pelanggaran terhadap komitmen
yang penutur tegaskan.
a.1 Tim Berners-Lee menemukan World Wide Web pada tahun 1989, akan tetapi, aku tidak
percaya dia melakukannya.
Submaksim dari kuantitas, dimana hanya memberikan informasi sebanyak yang
dihasilkan penutur, pada contoh (b), penutur menyiratkan bahwa John hanya memiliki kartu
kredit sejumlah enam buah.
Pada contoh (c), jawaban Mary bisa dianggap tidak relevan. Dia tidak memberi
jawaban langsung, tapi dia berpikir bahwa jawaban tersebut mungkin membuat John
mengerti.
Contoh (d) menyiratkan bahwa penutur –sedang bersikap teratur- dalam menyajikan
peristiwa-peristiwa dalam suatu rangkaian terjadinya peristiwa-peristiwa itu.
Implikatur percakapanF
a. Kualitas
Chomsky adalah sosiolinguis yang hebat.
+ Chomsky sama sekali bukan sosiolinguis
b. Kuantitas
Perang adalah perang.
+ Hal-hal yang buruk selalu terjadi dalam perang.
c. Relasi
John : Susan kadang-kadang bisa seperti sapi.
Mary : hari yang indah!
+ Seseorang tidak seharusnya mengatakan aib orang lain di belakangnya.
d. Cara
John tersenyum.
Sudut bibir John sedikit ke atas.
+ John tidak benar-benar tersenyum
Pada contoh – contoh di atas, penutur telah dengan sengaja melanggar maksim kualitas
dengan tujuan untuk mencapai efek komunikasi tertentu.
4. Ciri – ciri Implikatur
Implikatur percakapan memilki ciri-ciri sebagai berikut:
 Suatu implikatur percakapan dapat dibatalkan dalam hal tertentu.
 Biasanya tidak ada cara lain untuk mengatakan apa yang dikatakan dan masih
mempertahankan implikatur yang bersangkutan.
 Implikatur percakapan mempersyaratkan pengetahuan terlebih dahulu akan arti
konvensional dari kalimat yang dipakai.
 Kebenaran dari isi sesuatu implikatur percakapan bukanlah tergantung pada kebenaran
ujaran.
B. Dua Teori Implikatur Percakapan Baru Grice
Dua teori tersebut adalah dua teori yang paling berpengaruh, yaitu “dua prinsip Horn”
dan “tiga prinsip Levinson”.
1. Sistem Horn
Menurut Horn, semua maksim Grice (kecuali maksim kualitas) dapat diganti dengan
dua prinsip : prinsip kuantitas dan prinsip relasi.
Prinsip Kuantitas Horn :
Buatlah kontribusi secukupnya;
Katakanlah sebanyak yang anda bisa.
Prinsip Relasi Horn :
Buatlah kontribusi sesuai yang diperlukan;
Katakanlah sesuatu tidak lebih dari yang seharusnya.
2. Sistem Levinson
Menurut Levinson, Horn gagal dalam menjelaskan perbedaan antara “minimal
semantik” (ekspresi umum yang lebih disukai daripada ekspresi khusus) dengan “minimal
ekspresi” (ekspresi pendek yang lebih disukai daripada ekspresi panjang). Akibatnya, yang
ada hanyalah ketidakkonsistenan penggunaan prinsip kuantitas dan relasi Horn.
Prinsip Kuantitas Levinson :
Penutur : Jangan katakan sesuatu yang lebih sedikit dari yang diperlukan.
Mitra tutur : Apa yang tidak dikatakan, berarti bukan yang dimaksudkan.
Prinsip Informatif Levinson :
Penutur : Katakan secukupnya, jangan mengatakan sesuatu yang tidak perlu
Mitra tutur : Apa yang dikatakan secara khusus telah dicontohkan.
Prinsip Cara/ Pelaksanaan Levinson :
Penutur : Jangan memasang ekspresi yang mencolok tanpa alasan.
Mitra tutur : Apa yang dikatakan dalam sebuah kenyataan adalah tidak nyata.
C. Implikatur Konvensional
Implikatur konvensional adalah makna suatu ujaran yang secara konvensional atau
secara umum diterima oleh masyarakat (Rohmadi, 2004). Implikatur konvensional tidak
didasarkan pada prinsip kerja sama atau maksim-maksim. Implikatur konvensional tidak
harus terjadi dalam percakapan, dan tidak langsung pada konteks khusus untuk
menginterpretasikannya. Implikatur konvensional diasosiasikan dengan kata-kata khusus dan
menghasilkan maksud tambahan apabila kata-kata itu digunakan. Kata-kata tersebut salah
satunya adalah kata hubung “tetapi”.
Persamaan Implikatur Konvensional dan Implikatur Percakapan
Kedua implikatur ini sama-sama membuat kontribusi tentang keadaan yang sebenarnya.
Keduanya juga sama-sama berhubungan dengan penutur dan mitra tutur.
Perbedaan Implikatur Konvensional dan Implikatur Percakapan
Pertama, implikatur konvensional tidak didasarkan pada prinsip kerja sama atau
maksim-maksim, tapi dihubungkan dengan kata penghubung khusus. Sedangkan implikatur
percakapan didasarkan pada prinsip kerja sama dan maksim-maksim. Kedua, implikatur
konvensional tidak diperoleh melalui proses penalaran atau penghitungan. Sedang implikatur
percakapan diperoleh melalui penghitungan, karena mitra tutur harus saling menghubungkan
maksim-maksim dan prinsip kerja sama dalam suatu proses penalaran yang rumit. Ketiga,
implikatur konvensional tidak dapat dibatalkan, atau lebih tepatnya susah untuk dibatalkan
karena akan menyebabkan ujaran yang jelas, dan tidak ada lagi maksud tersirat. Sedang
implikatur percakapan dapat dibatalkan. Keempat, implikatur konvensional dapat dipisahkan
dari ujaran dengan mengubah bentuk linguistik ujaran tersebut, sedang implikatur percakapan
tidak dapat dipisahkan dari sebuah ujaran hanya dengan mengubah bentuk linguistik ujaran
tersebut. Kelima, implikatur konvensional cenderung tidak universal/ menyeluruh, sedang
implikatur percakapan cenderung menyeluruh.
Daftar Pustaka
Cummings, Louise. 2007. Pragmatik: Sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Yan, Huang. 2007. Pragmatics. New York : Oxford University Press.
Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik: Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media

More Related Content

What's hot

Pelaksnaan tindakan ujaran
Pelaksnaan tindakan ujaranPelaksnaan tindakan ujaran
Pelaksnaan tindakan ujaran
Dedy Apriyadi
 
Ppt analisis lokusi, ilokusi, perlokusi pasar johar
Ppt analisis lokusi, ilokusi, perlokusi pasar joharPpt analisis lokusi, ilokusi, perlokusi pasar johar
Ppt analisis lokusi, ilokusi, perlokusi pasar johar
maiia0505
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsi
1234567890el
 
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatikWacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
Nurulbanjar1996
 
Modul 2.1. penggunaan bahasa
Modul 2.1. penggunaan bahasaModul 2.1. penggunaan bahasa
Modul 2.1. penggunaan bahasa
Nur Agustinus
 
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
Laila Mohd Sarjan
 
08cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-308cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-3
Oh Jenny
 

What's hot (19)

Pelaksnaan tindakan ujaran
Pelaksnaan tindakan ujaranPelaksnaan tindakan ujaran
Pelaksnaan tindakan ujaran
 
Metlit gayabahasa
Metlit gayabahasaMetlit gayabahasa
Metlit gayabahasa
 
Ppt analisis lokusi, ilokusi, perlokusi pasar johar
Ppt analisis lokusi, ilokusi, perlokusi pasar joharPpt analisis lokusi, ilokusi, perlokusi pasar johar
Ppt analisis lokusi, ilokusi, perlokusi pasar johar
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsi
 
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatikWacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
 
Modul 2.1. penggunaan bahasa
Modul 2.1. penggunaan bahasaModul 2.1. penggunaan bahasa
Modul 2.1. penggunaan bahasa
 
Relasi makna
Relasi maknaRelasi makna
Relasi makna
 
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umumMakalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
 
New text document
New text documentNew text document
New text document
 
Teori - teori makna
Teori - teori maknaTeori - teori makna
Teori - teori makna
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
 
Diksi 1
Diksi 1Diksi 1
Diksi 1
 
Pragmatik
PragmatikPragmatik
Pragmatik
 
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
 
08cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-308cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-3
 
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi BisnisBAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
 
Teaching Indonesian for Foreign People based on Classification of Word
Teaching Indonesian for Foreign People based on Classification of WordTeaching Indonesian for Foreign People based on Classification of Word
Teaching Indonesian for Foreign People based on Classification of Word
 
Konsep Dasar Retorika
Konsep Dasar RetorikaKonsep Dasar Retorika
Konsep Dasar Retorika
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 

Similar to Implikatur muflihana dwi faiqoh c1011031

05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.ppt
05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.ppt05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.ppt
05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.ppt
LuffyAlbiFradana
 
The rhetoric theory
The rhetoric theoryThe rhetoric theory
The rhetoric theory
Ronzzy Kevin
 
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaranBahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
cicisuryana
 

Similar to Implikatur muflihana dwi faiqoh c1011031 (20)

KEL.10_MAKALAH_PROSES_KOMUNIKASI_PENDIDIKAN.pdf
KEL.10_MAKALAH_PROSES_KOMUNIKASI_PENDIDIKAN.pdfKEL.10_MAKALAH_PROSES_KOMUNIKASI_PENDIDIKAN.pdf
KEL.10_MAKALAH_PROSES_KOMUNIKASI_PENDIDIKAN.pdf
 
Konsep Dasar KIP/K
Konsep Dasar KIP/K Konsep Dasar KIP/K
Konsep Dasar KIP/K
 
Komunikasi Dalam Praktek Kebidanan
Komunikasi Dalam Praktek KebidananKomunikasi Dalam Praktek Kebidanan
Komunikasi Dalam Praktek Kebidanan
 
Komunikasi Efektif (Makul Dasar-dasar komunikasi)
Komunikasi Efektif (Makul Dasar-dasar komunikasi)Komunikasi Efektif (Makul Dasar-dasar komunikasi)
Komunikasi Efektif (Makul Dasar-dasar komunikasi)
 
05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.ppt
05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.ppt05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.ppt
05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.ppt
 
PERTEMUAN_4_PRINSIP_KOMUNIKASI_.pptx
PERTEMUAN_4_PRINSIP_KOMUNIKASI_.pptxPERTEMUAN_4_PRINSIP_KOMUNIKASI_.pptx
PERTEMUAN_4_PRINSIP_KOMUNIKASI_.pptx
 
The rhetoric theory
The rhetoric theoryThe rhetoric theory
The rhetoric theory
 
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
 
Bahasan 4
Bahasan 4 Bahasan 4
Bahasan 4
 
Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran
Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi PembelajaranBahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran
Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran
 
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaranBahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
 
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaranBahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
 
Pragmatik
PragmatikPragmatik
Pragmatik
 
Teori Organisasi Umum 2 (Komunikasi)
Teori Organisasi Umum 2 (Komunikasi)Teori Organisasi Umum 2 (Komunikasi)
Teori Organisasi Umum 2 (Komunikasi)
 
Komunikasi bisnis
Komunikasi bisnisKomunikasi bisnis
Komunikasi bisnis
 
TeknikKomunikasiDalamTugasKejurusitaan.pdf
TeknikKomunikasiDalamTugasKejurusitaan.pdfTeknikKomunikasiDalamTugasKejurusitaan.pdf
TeknikKomunikasiDalamTugasKejurusitaan.pdf
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Memahami Komunikasi Bisnis
Memahami Komunikasi BisnisMemahami Komunikasi Bisnis
Memahami Komunikasi Bisnis
 
Pertemuan 4.pptx
Pertemuan 4.pptxPertemuan 4.pptx
Pertemuan 4.pptx
 
KOMUNIKASI_EFEKTIF_(2).ppt
KOMUNIKASI_EFEKTIF_(2).pptKOMUNIKASI_EFEKTIF_(2).ppt
KOMUNIKASI_EFEKTIF_(2).ppt
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 

Implikatur muflihana dwi faiqoh c1011031

  • 1. Resume Pragmatik – Implikatur Muflihana Dwi Faiqoh C1011031 Dosen Pembimbing : Muhammad Ridwan, S.S., M.A Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Niat, Maksud dan Tujuan Kata “niat” dan “keinginan” merupakan salah satu bentuk sinonim. Hanya saja terkadang niat hanya dapat diketahui dan dirasakan oleh orang yang berniat. Niat juga dapat diartikan dengan keinginan yang berhubungan dengan pekerjaan yang sedang atau akan dilakukan. Atas dasar ini, maka setiap perbuatan yang dilakukan oleh orang yang berakal, dalam keadaan sadar dan atas inisiatif sendiri, pasti disertai dengan niat, baik perbuatan tersebut berkenaan dengan ibadah, perbuatan, adat kebiasaan atau perbuatan lainnya. Niat secara bahasa adalah suatu bentuk dari keinginan. Kata Niat dalam bahasa Arab berarti menginginkan sesuatu dan bertekad hati untuk mendapatkannya. Dalam hal ini, niat dapat kita jelaskan sebagai sesuatu hal yang terdapat di dalam hati seseorang sebagai suatu bentuk keinginan terhadap suatu hal, baik yang sedang di lakukan ataupun yang akan di lakukan. Niat bersifat halus, karena memiliki makna yang tersembunyi. Dan niat, sebagaimana yang dikatakan Al-Qaraafy adalah “Maksud manusia dengan hatinya akan apa yang ia inginkan untuk melakukannya. Niat juga bisa merupakan azzam hati terhadap amalan atau perbuatan yang bersifat wajib atau yang lainnya. Sedangkan maksud dan tujuan memiliki makna yang saling berdekatan. Maksud dan tujuan dapat di definisikan sebagai keinginan yang tertuju pada suatu perbuatan. Dapat kita ketahui dari penjelasan di atas, bahwa maksud atau tujuan terkait dengan perbuatan yang sedang di lakukan. Maksud dan tujuan tidak akan ada kecuali dengan suatu perbuatan yang mampu di lakukan. Tujuan (a goal) merupakan hasil akhir yang ingin dicapai individu ataupun kelompok yang sedang bekerja, merupakan hasil yang diharapkan menurut nilai orang-orang.
  • 2. Perbedaan antara maksud dan tujuan Maksud memiliki pengertian atau makna secara luas, sedangkan tujuan adalah bagian secara terperinci dari maksud yang ada. Maka dari itu, dapat kita simpulkan bahwa antara niat, maksud dan tujuan pada hakikatnya memiliki makna yang berdekatan dan berhubungan, namun tetap ada perbedaan yang membatasinya. Niat berasal dari hati, bersifat halus, tertuju pada perbuatan yang akan dilakukan atau yang sedang dilakukan. Selain itu, niat bisa dilakukan hanya di dalam hati saja. Maksud adalah keinginan yang tertuju pada suatu perbuatan. Maksud juga terkait dengan perbuatan yang sedang dilakukan, memiliki makna yang luas, dan perbuatannya sudah jelas. Sedang tujuan adalah hasil akhir yang ingin dicapai dalam suatu perbuatan. Tujuan juga bagian dari maksud, bersifat khusus, merupakan pernyataan tentang keadaan yang diinginkan, dan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai. IMPLIKATUR Gagasan dari implikatur (percakapan dan konvensional) diprakarsai oleh seorang filsuf Universitas Oxford, H.P. Grice. Teori pragmatik Grice A. Teori Implikatur Percakapan Klasik Grice Dalam artikel umum Grice tentang makna dan komunikasi, ada dua teori: Teori makna tidak alamiah (makna nn) dan teori implikatur percakapan. Teori Makna Non-Alamiah Grice Penutur mengutarakan pendapatnya dengan berujar kepada mitra tutur, jika dan hanya jika penutur bermaksud: (i) Mitra tutur memikirkan masalah, (ii) Mitra tutur mengakui bahwa penutur mempunyai maksud bahwa mitra tutur memikirkan masalah itu, (iii) Pengakuan mitra tutur tentang maksud dari penutur menjadi alasan utama bahwa mitra tutur memikirkan masalah itu.
  • 3. Esensi dari maknann adalah komunikasi yang dimaksudkan untuk mengenali apa yang menjadi maksud. 1. Prinsip Kerja Sama dan Maksim-maksim dalam Percakapan Menurut Grice, prinsip kerja sama merupakan prinsip yang mengatur rasionalitas pada umumnya, dan rasionalitas percakapan pada khususnya. Prinsip kerja sama itu dibagi menjadi sembilan maksim percakapan, yang dikategorikan dalam empat kategori: kualitas, kuantitas, relevansi, dan cara/ pelaksanaan. Prinsip kerja sama dan komponen-komponennya itu, menetapkan apa yang harus dilakukan oleh para partisipan agar dapat bercakap-cakap dengan cara yang efisien, rasional, dan penuh kerja sama semaksimal mungkin: mereka harus bertutur dengan tulus, relevan dan jelas, sembari memberikan informasi yang memadai. Teori Implikatur Percakapan Grice a. Prinsip kerja sama Bekerjasama: Buatlah kontribusi percakapan anda sesuai dengan yang diperlukan pada tahap terjadinya kontribusi itu, berdasarkan tujuan atau arah yang diterima dalam pertukaran percakapan yang anda lakukan. b. Maksim-maksim percakapan Maksim Kualitas : Usahakan memberikan kontribusi yang benar. (i) Katakan hal yang sebenarnya. (ii) Jangan mengatakan sesuatu yang anda tahu bahwa sesuatu itu tidak benar, jangan katakan sesuatu tanpa bukti yang cukup. Maksim Kuantitas : (i) Berikan informasi anda secukupnya atau sejumlah yang diperlukan oleh mitra tutur. (ii) Bicaralah seperlunya saja, jangan mengatakan sesuatu yang tidak perlu. Maksim Relasi : katakan yang relevan, bicara sesuai dengan permasalahan. Maksim cara : bersikaplah agar mudah dipahami, dan khususnya: (i) Hindari ketidakjelasan (ii) Hindari ketaksaan (iii) Jangan berbelit-belit (iv) Berkatalah teratur 2. Hubungan antara Penutur dan Maksim
  • 4. Hubungan antara penutur dapat dilihat sebagaimana berikut: pertama, penutur secara terang-terangan mematuhi maksim. Yang kedua, penutur melanggar maksim. Contohnya, penutur melakukan pelanggaran submaksim yang pertama dalam hal kualitas dengan sengaja memberitahukan sebuah kebohongan. Yang ketiga, penutur memilih keluar dari maksim. Yang keempat, penutur secara terang-terangan berlagak mengeksploitasi sebuah maksim. 3. Implikatur Percakapan0 dan Implikatur PercakapanF Implikatur percakapan0 adalah implikatur percakapan yang mematuhi maksim, sedang implikatur percakapanF adalah implikatur percakapan yang berlagak mengeksploitasi maksim. Implikatur percakapan0 a. Kualitas : Tim Berners-Lee menemukan World Wide Web pada tahun 1989. + Penutur percaya bahwa Tim Berners-Lee menemukan World Wide Web pada tahun 1989, dan sudah ada bukti cukup. b. Kuantitas : John memiliki enam kartu kredit. + John memiliki paling banyak enam kartu kredit. c. Relasi : John : Jam berapa sekarang ? Mary : Museum belum buka. + Waktu pada saat itu adalah pada saat museum belum buka seperti biasanya. d. Cara : John pergi ke McDonald dan membeli dua hamburger. + Pertama-tama, John pergi ke McDonald dan kemudian ia membeli dua hamburger Submaksim kedua dari kualitas adalah, ketika seorang penutur membuat pernyataan, dia menyatakan secara tidak langsung bahwa dia percaya hal itu, maka implikatur percakapan yang relevan ada di contoh (a). Submaksim kualitas dapat juga merupakan 'Moore paradoks'. Paradoks berkaitan dengan pertanyaan mengapa ujaran seperti (a.1) merupakan pragmatis yang menyimpang. Jawabannya sederhana: (a.1) merupakan pelanggaran terhadap komitmen yang penutur tegaskan. a.1 Tim Berners-Lee menemukan World Wide Web pada tahun 1989, akan tetapi, aku tidak percaya dia melakukannya.
  • 5. Submaksim dari kuantitas, dimana hanya memberikan informasi sebanyak yang dihasilkan penutur, pada contoh (b), penutur menyiratkan bahwa John hanya memiliki kartu kredit sejumlah enam buah. Pada contoh (c), jawaban Mary bisa dianggap tidak relevan. Dia tidak memberi jawaban langsung, tapi dia berpikir bahwa jawaban tersebut mungkin membuat John mengerti. Contoh (d) menyiratkan bahwa penutur –sedang bersikap teratur- dalam menyajikan peristiwa-peristiwa dalam suatu rangkaian terjadinya peristiwa-peristiwa itu. Implikatur percakapanF a. Kualitas Chomsky adalah sosiolinguis yang hebat. + Chomsky sama sekali bukan sosiolinguis b. Kuantitas Perang adalah perang. + Hal-hal yang buruk selalu terjadi dalam perang. c. Relasi John : Susan kadang-kadang bisa seperti sapi. Mary : hari yang indah! + Seseorang tidak seharusnya mengatakan aib orang lain di belakangnya. d. Cara John tersenyum. Sudut bibir John sedikit ke atas. + John tidak benar-benar tersenyum Pada contoh – contoh di atas, penutur telah dengan sengaja melanggar maksim kualitas dengan tujuan untuk mencapai efek komunikasi tertentu. 4. Ciri – ciri Implikatur Implikatur percakapan memilki ciri-ciri sebagai berikut:  Suatu implikatur percakapan dapat dibatalkan dalam hal tertentu.  Biasanya tidak ada cara lain untuk mengatakan apa yang dikatakan dan masih mempertahankan implikatur yang bersangkutan.  Implikatur percakapan mempersyaratkan pengetahuan terlebih dahulu akan arti konvensional dari kalimat yang dipakai.
  • 6.  Kebenaran dari isi sesuatu implikatur percakapan bukanlah tergantung pada kebenaran ujaran. B. Dua Teori Implikatur Percakapan Baru Grice Dua teori tersebut adalah dua teori yang paling berpengaruh, yaitu “dua prinsip Horn” dan “tiga prinsip Levinson”. 1. Sistem Horn Menurut Horn, semua maksim Grice (kecuali maksim kualitas) dapat diganti dengan dua prinsip : prinsip kuantitas dan prinsip relasi. Prinsip Kuantitas Horn : Buatlah kontribusi secukupnya; Katakanlah sebanyak yang anda bisa. Prinsip Relasi Horn : Buatlah kontribusi sesuai yang diperlukan; Katakanlah sesuatu tidak lebih dari yang seharusnya. 2. Sistem Levinson Menurut Levinson, Horn gagal dalam menjelaskan perbedaan antara “minimal semantik” (ekspresi umum yang lebih disukai daripada ekspresi khusus) dengan “minimal ekspresi” (ekspresi pendek yang lebih disukai daripada ekspresi panjang). Akibatnya, yang ada hanyalah ketidakkonsistenan penggunaan prinsip kuantitas dan relasi Horn. Prinsip Kuantitas Levinson : Penutur : Jangan katakan sesuatu yang lebih sedikit dari yang diperlukan. Mitra tutur : Apa yang tidak dikatakan, berarti bukan yang dimaksudkan. Prinsip Informatif Levinson : Penutur : Katakan secukupnya, jangan mengatakan sesuatu yang tidak perlu Mitra tutur : Apa yang dikatakan secara khusus telah dicontohkan. Prinsip Cara/ Pelaksanaan Levinson : Penutur : Jangan memasang ekspresi yang mencolok tanpa alasan. Mitra tutur : Apa yang dikatakan dalam sebuah kenyataan adalah tidak nyata.
  • 7. C. Implikatur Konvensional Implikatur konvensional adalah makna suatu ujaran yang secara konvensional atau secara umum diterima oleh masyarakat (Rohmadi, 2004). Implikatur konvensional tidak didasarkan pada prinsip kerja sama atau maksim-maksim. Implikatur konvensional tidak harus terjadi dalam percakapan, dan tidak langsung pada konteks khusus untuk menginterpretasikannya. Implikatur konvensional diasosiasikan dengan kata-kata khusus dan menghasilkan maksud tambahan apabila kata-kata itu digunakan. Kata-kata tersebut salah satunya adalah kata hubung “tetapi”. Persamaan Implikatur Konvensional dan Implikatur Percakapan Kedua implikatur ini sama-sama membuat kontribusi tentang keadaan yang sebenarnya. Keduanya juga sama-sama berhubungan dengan penutur dan mitra tutur. Perbedaan Implikatur Konvensional dan Implikatur Percakapan Pertama, implikatur konvensional tidak didasarkan pada prinsip kerja sama atau maksim-maksim, tapi dihubungkan dengan kata penghubung khusus. Sedangkan implikatur percakapan didasarkan pada prinsip kerja sama dan maksim-maksim. Kedua, implikatur konvensional tidak diperoleh melalui proses penalaran atau penghitungan. Sedang implikatur percakapan diperoleh melalui penghitungan, karena mitra tutur harus saling menghubungkan maksim-maksim dan prinsip kerja sama dalam suatu proses penalaran yang rumit. Ketiga, implikatur konvensional tidak dapat dibatalkan, atau lebih tepatnya susah untuk dibatalkan karena akan menyebabkan ujaran yang jelas, dan tidak ada lagi maksud tersirat. Sedang implikatur percakapan dapat dibatalkan. Keempat, implikatur konvensional dapat dipisahkan dari ujaran dengan mengubah bentuk linguistik ujaran tersebut, sedang implikatur percakapan tidak dapat dipisahkan dari sebuah ujaran hanya dengan mengubah bentuk linguistik ujaran tersebut. Kelima, implikatur konvensional cenderung tidak universal/ menyeluruh, sedang implikatur percakapan cenderung menyeluruh. Daftar Pustaka Cummings, Louise. 2007. Pragmatik: Sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta: Pustaka Belajar
  • 8. Yan, Huang. 2007. Pragmatics. New York : Oxford University Press. Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik: Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media