2. POSITIVISM
Positivisme adalah pendekatan filsafat yang
menekankan observasi empiris dan metode ilmiah
sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan. Dalam
konteks akuntansi, positivisme menyarankan bahwa
akuntansi harus didasarkan pada fakta-fakta yang dapat
diamati dan diukur. Positivisme menolak penilaian dan
pendapat subyektif demi data objektif yang dapat
diverifikasi.
3. POSITIVISM (Lanjutan)
Dalam akuntansi, positivisme mengimplikasikan bahwa
laporan keuangan dan laporan harus didasarkan pada
transaksi aktual dan peristiwa yang dapat diukur. Ini
mendorong penggunaan akuntansi biaya historis, di
mana aset dan kewajiban keuangan dicatat dengan
biaya perolehan aslinya. Positivisme juga mendorong
penggunaan teknik kuantitatif untuk menganalisis data
keuangan, seperti analisis rasio dan metode statistik,
untuk membuat keputusan yang terinformasi.
4. LOGICAL POSITIVISME
Logika Positivisme, juga dikenal sebagai Empirisme
Logis, adalah aliran filsafat yang berkembang pada awal
abad ke-20. Logika positivisme memperluas gagasan
positivisme dengan menekankan pentingnya analisis
logis dan linguistik dalam usaha memperoleh
pengetahuan. Positivisme logis menyatakan bahwa
pernyataan yang bermakna harus dapat diverifikasi
secara empiris atau secara logis diperlukan.
5. LOGICAL POSITIVISME
(Lanjutan)
Dalam konteks akuntansi, positivisme logis
memengaruhi pengembangan standar dan prinsip
akuntansi dengan menekankan kejelasan dalam bahasa
dan konsistensi logis dalam peraturan akuntansi. Logika
positivisme berargumen bahwa standar akuntansi harus
dirumuskan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
verifikasi empiris dan kohesi logis. Perspektif ini
bertujuan untuk mengurangi ambiguitas dan
subjektivitas dalam pelaporan keuangan.
6. NORMATIVE ACCOUNTING
THEORY
Teori Akuntansi Normatif adalah cabang dari teori
akuntansi yang berfokus pada cara mengatur
bagaimana prinsip-prinsip dan praktik akuntansi
seharusnya, daripada menggambarkan bagaimana
kenyataannya. Teori ini memberikan pedoman dan
rekomendasi untuk praktik akuntansi yang etis dan
efisien. Teori normatif sering bersifat preskriptif dan
bertujuan untuk menetapkan standar untuk perilaku
akuntansi yang ideal.
7. NORMATIVE ACCOUNTING
THEORY (Lanjutan)
Ada beberapa teori akuntansi normatif, diantaranya:
a. Teori Deontologis: Teori ini didasarkan pada prinsip-prinsip
moral dan menekankan melakukan apa yang secara moral
benar dalam akuntansi, terlepas dari konsekuensinya. Teori ini
membimbing akuntan untuk membuat keputusan etis dalam
praktik profesional mereka.
b. Teori Utilitarian: Teori ini mengusulkan bahwa keputusan
akuntansi harus didasarkan pada maksimalisasi utilitas atau
kesejahteraan keseluruhan. Dalam akuntansi, ini bisa berarti
bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi yang
bermanfaat bagi sebanyak mungkin pemangku kepentingan.
8. NORMATIVE ACCOUNTING
THEORY (Lanjutan)
c. Teori Hak: Teori ini menekankan hak individu dan kebebasan
dalam pengambilan keputusan akuntansi. Teori ini
membimbing akuntan untuk menghormati hak-hak berbagai
pemangku kepentingan dan membuat keputusan yang
melindungi hak-hak tersebut.
Teori akuntansi normatif memainkan peran penting dalam
membentuk standar dan peraturan akuntansi, karena mereka
memberikan kerangka kerja untuk praktik akuntansi yang etis dan
bertanggung jawab. Teori akuntansi normatif membantu
memastikan bahwa akuntansi melayani kepentingan berbagai
pemangku kepentingan sambil menjunjung prinsip-prinsip etika.
9. KESIMPULAN
• Positivisme menekankan observasi empiris dan
objektivitas dalam akuntansi.
• Positivisme logis menambahkan analisis logis dan
linguistik ke dalam perpaduan.
• Teori akuntansi normatif memberikan pedoman untuk
praktik akuntansi yang etis dan efisien.
Konsep-konsep tersebut bersama-sama memengaruhi
pengembangan dan penerapan prinsip-prinsip dan standar
akuntansi di dunia nyata.