Halo, semua! untuk yang ingin tahu mengenai apa itu Budaya Organisasi bisa langsung disimak Yuk..
Bukan hanya Definisi lho, Budaya Organisasi itu banyak point penting yang menarik, yang pasti sayang banget kalau kelewat..
Budaya organisasi dan perubahan memegang peranan penting dalam suatu organisasi ataupun perusahaan. Budaya organisasi akan berperan untuk mengatur bagaimana karyawan berperilaku dan akan menjadi ciri khas yang membedakan oraganisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Perubahan pun berperan untuk mempertahankan keberadaan dari organisasi yang bersangkutan tersebut.
Halo, semua! untuk yang ingin tahu mengenai apa itu Budaya Organisasi bisa langsung disimak Yuk..
Bukan hanya Definisi lho, Budaya Organisasi itu banyak point penting yang menarik, yang pasti sayang banget kalau kelewat..
Budaya organisasi dan perubahan memegang peranan penting dalam suatu organisasi ataupun perusahaan. Budaya organisasi akan berperan untuk mengatur bagaimana karyawan berperilaku dan akan menjadi ciri khas yang membedakan oraganisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Perubahan pun berperan untuk mempertahankan keberadaan dari organisasi yang bersangkutan tersebut.
Merupakan kelanjutan dari pelatihan dan pengembangan yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah pekerja mendapat pelatihan dan pengembangan maka pekerja harus memanajemen karir nya yaitu dengan mengetahui tujuan apa yang ingin dicapai selama berkutat di dalam dunia pekerjaan.
Merupakan kelanjutan dari pelatihan dan pengembangan yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah pekerja mendapat pelatihan dan pengembangan maka pekerja harus memanajemen karir nya yaitu dengan mengetahui tujuan apa yang ingin dicapai selama berkutat di dalam dunia pekerjaan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Po budaya
1. Mega Rizki
Qintara
1208210067
Universitas
Pancasila
BUDAYA ORGANISASI
2. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001) :
Budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi
berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada
bagian-bagian organisasi.
Menurut Robbins (1996) :
Budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-
anggota organisasi itu.
Menurut Schein (1992) :
Budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan
memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan
dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota
termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan
merasakan masalah yang dihadapi.
4. Pengaruh umum dari luar yang luas :
Mencakup faktor-faktor yang tidak
dapat dikendalikan atau hanya sedikit
dapat dikendalikan oleh organisasi.
Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di
masyarakat :
Menurut Tosi, Rizzo, Keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai yang
Carrol seperti yang dominan dari masyarakat luas misalnya
dikutip oleh kesopansantunan dan kebersihan.
Munandar (2001)
Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi :
Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupun
internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-
penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi
berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi
tumbuhnya budaya organisasi.
5. Menurut Robin,fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu
organisasi dan yang lain.
Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota
organisasi.
Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang
lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
Budaya merupakan perekat sosial yang membantu
mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-
standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang
memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
7. Sejauh mana karyawan didukung untuk
Inovasi dan pengambilan menjadi inovatif dan mengambil resiko.
Sejauh mana karyawan diharapkan
menunjukkan kecermatan, analisis dan
Perhatian terhadap detail
perhatian terhadap detail.
Sejauh mana manajemen memfokus
Orientasi hasil pada hasil bukannya pada teknik dan
proses yang digunakan untuk mencapai
hasil tersebut.
Sejauh mana keputusan manajemen
Orientasi orang memperhitungkan efek pada orang-orang
di dalam organisasi itu.
Kemantapan Organisasi menekankan
dipertahankannya budaya organisasi
yang sudah baik.
Keagresifan Keterkaitan dengan agresivitas karyawan.
Sejauh mana kegiatan kerja
Orientasi tim diorganisasikan sekitar tim-tim, Bukannya
individu.
9. TINGKATAN BUDAYA (LANJUTAN)
Artifak value
Ciri-cirinya : Ciri-cirinya :
Terdapat pada permukaan. Dapat Semua kelompok merefleksikan
dilihat, dapat didengar, dapat nilai-nilai asli.
dirasakan Pemimpin yang mempengaruhi
Mudah diamati kelompok
Sulit diuraikan Dimulai dengan nilai yang
Merupakan simbol-simbol yang terbagikan, kemudian menjadi
ambigu asumsi yang terbagikan
Sulit diklasifikasikan Pengesahan sosial berlangsung
dengan pembelajaran bersama
Dimulai oleh pendiri organisasi
dan pemimpin, kemudian
terasimilasi.
10. TINGKATAN BUDAYA (LANJUTAN)
Basic Assumtion
Muncul sebagai penyelesaian masalah yang diulangi terus menerus.
Dugaan yang menjadi kenyataan
Untuk belajar sesuatu yang baru membutuhkan pembangkitan, pengujian ulang,
pemecahan bingkai
Budaya diartikan sebagai apa yang kita perhatikan, apa arti benda-benda, reaksi
emosional, tindakan apa, saat kapan.
Manusia membutuhkan stabilitas kognitif. Dengan berlaku sesuai dengan asumsi dasar
ini, maka orang akan merasa dunianya stabil dan dapat diprediksi.
12. Hambatan terhadap perubahan
konsistensi perilaku merupakan suatu aset untuk organisasi bila
organisasi menghadapi suatu lingkungan yang mantap. Namun
konsistensi ini dapat membebani organisasi dan menimbulkan
kesulitan ketika menghadapi perubahan-perubahan lingkungan
Hambatan terhadap keanekaragaman
budaya yang kuat menimbulkan tekanan/tuntutan yang tinggi
kepada karyawan untuk menyesuaikan diri membatasi rentang nilai
dan gaya yang dapat diterima
Hambatan terhadap merger dan akuisisi
secara historis, faktor utama yang diperhatikan pihak manajemen
dalam meutuskan merger atau akuisisi dikaitkan dengan
keuntungan finansial dan atau sinergi produk. Akhir-akhir ini,
kecocokan budaya menjadi hal yang primer ketika organisasi akan
memutuskan merger atau akuisisi
13. Proses penciptaan budaya terjadi dalam 3(tiga) cara :
Para pendiri hanya mempekerjakan dan
mempertahankan karyawan yang berpikir dan
merasakan cara yang mereka gunakan
Mendoktrinasi dan mensosialisasikan cara berpikir
mereka (pendiri)
Perilaku pendiri menjadi model yang mendorong
karyawan untuk mengidentifikasikan diri dengan
mereka, kemudian menginternalisasikan keyakinan,
nilai, dan asumsi mereka.
14. MENJAGA BUDAYA AGAR TETAP HIDUP
Tiga kekuatan yang memainkan peran penting dalam mempertahankan budaya :
1.Proses seleksi
2.Tindakan manajemen puncak
3.Metoda sosialisasi (proses adaptasi karyawan pada budaya organisasi) :
- prearrival stage (tahap prakedatangan) : periode pembelajaran dimana proses
sosialisasi dilakukan sebelum karyawan baru bergabung dalam organisasi
- encounter stage (tahap perjumpaan) : proses sosialisasi dimana karyawan baru
melihat bagaimana budaya organsasi yang sesungguhnya, gap (kesenjangan) yang
terjadi, dan kenyataan yang ada
- metamorphosis stage (tahap metamorfosis) : proses sosialisasi dimana karyawan
baru berubah dan menyesuaikan diri dengan pekerjaan, kelompok kerja, dan
organisasi