2. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan dan budaya organisasi merupakan
fenomena yang sangat bergantung, sebab setiap aspek
dari kepemimpinan akhirnya membentuk budaya organisasi
(etos kerja karyawan, team work, kesejukan, ketenangan,
sikap, keramah tamahan, integritas)
3. Dari berbagai pandangan mengenai kepemimpinan, maka
pemimpin dalam kehidupan organisasi mempunyai
kedudukan yang strategis dan merupakan gejala sosial
yang selalu diperlukan dalam kehidupan kelompok. Di
samping kedudukannya yang strategis, kepemimpinan
mutlak diperlukan, di mana terjadi interaksi kerjasama
antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan
organisasi
4. BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi adalah satu wujud anggapan yang
dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok tersebut
rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungannya
yang beraneka ragam.
5. DIMENSI BUDAYA ORGANISASI
Terdapat banyak dimensi yang membedakan budaya. Dimensi ini mempengaruhi perilaku yang
mengakibatkan kekeliruan pemahaman, ketidaksepakatan atau bahkan konflik
Salah atu nya menurut Robbins (1996) , yaitu:
1. Inovasi dan pengambilan resiko sejauh mana para karyawan didorong untuk inovatif dan berani mengambil resiko.
2. Perhatian ke hal yang rinci sejauh mana para karyawan diharapkan mau memperlihatkan kecermatan, anaisis dan
perhatian kepada rincian.
3. Orientasi hasil sejauh mana manajemen fokus pada hasil, bukan pada teknik dan proses yang digunakan untuk
mendapatkan hasil itu.
4. Orientasi orang sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil dari orang-orang di dalam
organisasi itu.
5. Orientasi tim sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan dalam tim-tim kerja, bukannya individu-individu.
6. Keagresifan sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif, bukan bersantai.
7. Kemantapan sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankanya status quo sebagai lawan dari
pertumbuhan atau inovasi
8. NILAI-NILAI BUDAYA ORGANISASI
Nilai-nilai dan dan keyakinan organisasi merupakan dasar
budaya organisasi. Keduanya juga memainkan peranan
penting dalam mempengaruhi etika berperilaku
9. Nilai memiliki lima komponen kunci :
1. konsep kepercayaan,
2. mengenai perilaku yang dihendaki,
3. keadaan yang amat penting,
4. pedoman menyeleksi atau mengevaluasi kejadian dan
perilaku,
5. urut dari yang relative penting.
Adalah penting untuk membedakan antara nilai pendukung
dengan yang diperankan.
10. MENCIPTAKAN BUDAYA ORGANISASI
Perubahan dari budaya nasional yang menjadi yang lainnya
mengakibatkan banyak perubahan pada sikap seseorang
dan gaya hidupnya. Organisasi budaya dapat disebut
sebagai lingkungan psikologis mental atau harapan kognitif
yang membimbing sikap.
11. Kepemimpinannya dipandu dengan enam prinsip, yaitu:
1. Jangan hanya memberi perintah, tapi komunikasikan.
2. Pemimpin harus mendengar tanpa prasangka.
3. Mempraktekkan disiplin tanpa formalitas.
4. Kapten yang terbaik memberi tanggung jawab bukan
perintah.
5. Crew yang berhasil tampil dengan taat.
6. Perubahan yang benar harus permanen.
12. MEMPERTAHANKAN BUDAYA ORGANISASI
Robbins mengatakan bahwa budaya organisasi itu tidak
muncul dari ruang yang hamppa atau dari langit. Jadi ada
suatu kekuatan yang mempenagruhi terciptanya suatu
budaya organisasi. Asal mula budaya organisasi di sini
pendiri membangun nilai tertentu di organisasinya,
kemudian dikembangkan dan dipakai sebagai rujukan oleh
anggota organisasi
13. Robbins mencatat bahwa ada tiga kekuatan yang berperan dalam
mempertahankan suatu budaya, sebagai berikut:
1. Praktik seleksi, dalam keputusan final, seperti siapa kandidat yang akan
dipekerjakan sangat dipengaruhi oleh penilai, pengambil keputusan tentang
seberapa baiknya kandidat akan cocok dengan organisasi akan sangat
berpengaruh terhadap upaya pelestarian budaya organisasi.
2. Manajemen puncak, melalui keteladanannya dalam berperilaku dalam
menegakkan norna-norma yang ada akan menentukan tetap tegaknya
budaya yang telah disepakati.
3. Sosialisasi, yaitu proses yang mengadaptasikan para karyawan pada
budaya organisasi itu. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan sejak tahap pra
kedatangan, suatu kurun waktu pembelajaran yang dilakukan sebelum
seseorang karyawan baru bergabung secara resmi dengan organisasi.
14. KESIMPULAN
Pada hakikatnya budaya adalah kesatuan nilai dan asumsi yang
dipegang oleh kesatuan sumber daya manusia. Budaya juga
merupakan sebuah sistem progresif yang terus berkembang.
Berbeda dengan peraturan yang bersifat kognitif, budaya pada
umumnya lebih mengakar dan lebih berpengaruh pada tingkah laku
karyawan. Mengingat bahwa organisasi adalah kesatuan sebagai
suborganisasi, maka selalu ada kemungkinan bahwa budaya yang
dominan di bagian-bagian tertentu bisa berbeda dengan budaya
yang dominan di bagian lainnya.
15. Budaya organisasi dapat diperkuat dengan mewariskan nilai inti
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Organisasi dapat
mencapai efektivitas hanya ketika karyawan-karyawannya berbagi
nilai. Nilai dari tenaga kerja yang semakin beragam dibentuk jauh
sebelum seseorang memasuki organisasi. Oleh karena itu merekrut,
memilih, dan mempertahankan karyawan yang nilainya paling cocok
dengan nilai perusahaan merupakan hal yang penting