SlideShare a Scribd company logo
PNEUMONIA
Daniel Dale Ambo
Orientasi Residen Ilmu Penyakit Dalam
FK ULM / RS Ulin Banjarmasin
Definisi
▪ Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal
dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius,
dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat
▪ Pneumonia lebih sering dipakai untuk peradangan akibat proses
infeksi, sedangkan pneumonitis sering dipakai untuk proses non
infeksi
Klasifikasi
Berdasarkan epidemiologis
▪ Pneumonia Komunitas (CAP), pneumonia akibat infeksi yang terjadi
di luar RS
▪ Pneumonia Nosokomial (HAP), pneumonia yang terjadi saat dirawat
di rumah sakit dalam waktu > 48 jam setelah masuk rumah sakit
– Pneumonia terkait ventilator (VAP), pneumonia yang muncul > 48 jam setelah
intubasi trakea dan pemasangan ventilasi mekanik
▪ Pneumonia terkait pelayanan Kesehatan (HCAP), pneumonia yang
terjadi pasca perawatan di RS selama 2 hari atau lebih dalam kurun
waktu 90 hari dari proses infeksi, tinggal di rumah perawatan,
mendapat antibiotic intravena, kemoterapi, hemodialisa dalam
kurun waktu 30 hari proses infeksi
Klasifikasi
Berdasarkan mikroorganisme penyebab
▪ Pneumonia bacterial
▪ Pneumonia virus
▪ Pneumonia jamur
Penegakan Diagnosis
▪ Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Penunjang
▪ Pada pneumonia klasik
– Anamnesis : demam, batuk, sesak napas
– Pemeriksaan fisik : tanda konsolidasi paru > perkusi pekak, rhonki nyaring, suara
pernapasan bronkial
– Penunjang : infiltrate baru atau progresif pada radiologi paru, leukositosis pada
darah rutin.
Penegakan Diagnosis
▪ Pneumonia komunitas (CAP)
▪ CURB-65
▪ Skor 0 -1, derajat ringan sampai sedang > pertimbangkan rawat jalan
▪ Skor 2, derajat berat > rawat inap
▪ Skor 3-5, sangat berat > pertimbangkan rawat ICU
Penegakan Diagnosis
▪ Pneumonia nosocomial (HAP)
▪ Menurut kriteria dariThe Centers for Disease Control (CDC-Atlanta),
diagnosis pneumonia nosokomial :
▪ 1. Onset pneumonia yang terjadi 48 jam setelah dirawat di rumah sakit dan
menyingkirkan semua infeksi yang inkubasinya terjadi pada waktu masuk
rumah sakit
▪ 2. Diagnosis pneumonia nosokomial ditegakkan atas dasar :
• Foto toraks : terdapat infiltrat baru atau progresif
• Ditambah 2 diantara kriteria berikut:
- suhu tubuh > 38 derajat C
- sekret purulent
- leukositosis
Penegakan Diagnosis
▪ Kriteria pneumonia nosokomial berat menurut ATS:
▪ 1. Dirawat di ruang rawat intensif
▪ 2. Gagal napas yang memerlukan alat bantu napas atau membutuhkan O2
> 35 % untuk mempertahankan saturasi O2 > 90 %
▪ 3. Perubahan radiologik secara progresif berupa pneumonia multilobar atau
kaviti dari infiltrat paru
▪ 4.Terdapat bukti-bukti ada sepsis berat yang ditandai dengan hipotensi dan
atau disfungsi organ yaitu :
• Syok (tekanan sistolik < 90 mmHg atau diastolik < 60 mmHg)
• Memerlukan vasopresor > 4 jam
• Jumlah urin < 20 ml/jam atau total jumlah urin 80 ml/4 jam
• Gagal ginjal akut yang membutuhkan dialisis
Penegakan Diagnosis
▪ Pneumonia terkait ventilator (VAP)
▪ Modified Clinical Pulmonary Infection score ( CPIS)
Penatalaksanaan
Tatalaksana Umum
▪ Rawat Jalan
– Anjuran tidak merokok, cukup istirahat, cukup cairan
– Demam atau nyeri diredakan dengan paracetamol
– Pemberian ekspektoran / mukolitik
– Nutrisi yang adekuat
– Kontrol setelah 48 jam atau lebih awal jika diperlukan
– Bila tidak membaik dalam 48 jam, pertimbangan untuk dirawat dirumah sakit
dan foto toraks
Penatalaksanaan
Tatalaksana Umum
Rawat Inap
▪ Terapi suportif
1. Pemberian oksigen untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96%
berdasarkan AGD
2. Humidifikasi dengan nebulizer, dapat disertai bronkodilator bila terdapat
bronkospasme
3. Fisioterapi dada
4. Pengaturan cairan, hindari overhidrasi untuk maksud mengencerkan dahak
Penatalaksanaan
Tatalaksana Umum
Rawat Inap
▪ Terapi suportif
5. Pemberian kortikosteroid pada keadaan sepsis berat perlu dipertimbangkan,
kecuali pada kondisi syok sepsis tidak bermanfaat
6. Pertimbangkan obat inotropik bila terdapat komplikasi gangguan sirkulasi,
syok.
7. Ventilasi mekanis sesuai indikasi
8. Drainase empiema bila ada
9. Nutrisi yang cukup kalori
Penatalaksanaan
Pemberian antibiotik
▪ Antibiotik empirik, berdasarkan data antibiogram mikrobiologi, bila
ada data dalam 6-12 bulan terakhir
▪ Antibiotik definitif, sesuai hasil kultur
Penatalaksanaan
Pemberian antibiotik pada pneumonia komunitas (CAP)
Penatalaksanaan
Pemberian antibiotik pada pneumonia komunitas (CAP)
Penatalaksanaan
Pemberian antibiotik pada pneumonia komunitas (CAP)
Penatalaksanaan
Pemberian antibiotik pada pneumonia terkait pelayanan kesehatan
(HCAP)
Penatalaksanaan
Pemberian antibiotik pada pneumonia nosocomial (HAP)
Penatalaksanaan
Pneumonia terkait ventilator (VAP)
Penatalaksanaan
Pneumonia terkait ventilator (VAP)
Komplikasi
▪ Gagal napas
▪ Sepsis
▪ Gagal sirkulasi
▪ Koagulopati
Prognosis
▪ Pneumonia berdasarkan
PneumoniaSeverity
Index (PSI)
▪ bila PSI < 90, resiko
rendah, mortalitas 3,3%
▪ Bila PSI > 130, resiko
tinggi, mortalitas 34%
PNEUMONIA.pptx

More Related Content

Similar to PNEUMONIA.pptx

back up slide post stroke pneumonia in stroke patientia.ppt
back up slide post stroke pneumonia in stroke patientia.pptback up slide post stroke pneumonia in stroke patientia.ppt
back up slide post stroke pneumonia in stroke patientia.ppt
FirstiafinaTiffany1
 
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyCbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Devina Ciayadi
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumoniaojie_cr7
 
Askep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptxAskep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptx
amin265170
 
askep TB PARU
askep TB PARUaskep TB PARU
askep TB PARU
ayu rahmadani
 
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptxKELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
ShintaDinyanti1
 
Lp pneumonia
Lp pneumoniaLp pneumonia
Lp pneumonia
Yabniel Lit Jingga
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaDwi Zhagtris
 
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
ShinShintara1
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
eko adi purnomo
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
Arif WR
 
Protein S and Protein c
Protein S and Protein cProtein S and Protein c
Protein S and Protein c
CaturPrianwari
 
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdfWorkshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
Taufiqurrokhman Rofii
 
Artikel Sarpras COVID19.RSPI.pdf
Artikel Sarpras COVID19.RSPI.pdfArtikel Sarpras COVID19.RSPI.pdf
Artikel Sarpras COVID19.RSPI.pdf
Marlinda39
 
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptxDIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
NellaMegaFadhilah
 
300151819-PPK-Pnemonia.docx
300151819-PPK-Pnemonia.docx300151819-PPK-Pnemonia.docx
300151819-PPK-Pnemonia.docx
AjengDwi28
 
MIC MR.pptx
MIC MR.pptxMIC MR.pptx
MIC MR.pptx
romulus4592
 
Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4
Rini Wahyuni
 

Similar to PNEUMONIA.pptx (20)

back up slide post stroke pneumonia in stroke patientia.ppt
back up slide post stroke pneumonia in stroke patientia.pptback up slide post stroke pneumonia in stroke patientia.ppt
back up slide post stroke pneumonia in stroke patientia.ppt
 
A AKPER PEMDA MUNA
A AKPER PEMDA MUNA A AKPER PEMDA MUNA
A AKPER PEMDA MUNA
 
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyCbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Askep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptxAskep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptx
 
askep TB PARU
askep TB PARUaskep TB PARU
askep TB PARU
 
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptxKELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
 
Lp pneumonia
Lp pneumoniaLp pneumonia
Lp pneumonia
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
 
Protein S and Protein c
Protein S and Protein cProtein S and Protein c
Protein S and Protein c
 
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdfWorkshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
 
Artikel Sarpras COVID19.RSPI.pdf
Artikel Sarpras COVID19.RSPI.pdfArtikel Sarpras COVID19.RSPI.pdf
Artikel Sarpras COVID19.RSPI.pdf
 
kegawatan paru.ppt
kegawatan paru.pptkegawatan paru.ppt
kegawatan paru.ppt
 
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptxDIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
 
300151819-PPK-Pnemonia.docx
300151819-PPK-Pnemonia.docx300151819-PPK-Pnemonia.docx
300151819-PPK-Pnemonia.docx
 
MIC MR.pptx
MIC MR.pptxMIC MR.pptx
MIC MR.pptx
 
Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4
 

Recently uploaded

DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 

Recently uploaded (20)

DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 

PNEUMONIA.pptx

  • 1. PNEUMONIA Daniel Dale Ambo Orientasi Residen Ilmu Penyakit Dalam FK ULM / RS Ulin Banjarmasin
  • 2. Definisi ▪ Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat ▪ Pneumonia lebih sering dipakai untuk peradangan akibat proses infeksi, sedangkan pneumonitis sering dipakai untuk proses non infeksi
  • 3. Klasifikasi Berdasarkan epidemiologis ▪ Pneumonia Komunitas (CAP), pneumonia akibat infeksi yang terjadi di luar RS ▪ Pneumonia Nosokomial (HAP), pneumonia yang terjadi saat dirawat di rumah sakit dalam waktu > 48 jam setelah masuk rumah sakit – Pneumonia terkait ventilator (VAP), pneumonia yang muncul > 48 jam setelah intubasi trakea dan pemasangan ventilasi mekanik ▪ Pneumonia terkait pelayanan Kesehatan (HCAP), pneumonia yang terjadi pasca perawatan di RS selama 2 hari atau lebih dalam kurun waktu 90 hari dari proses infeksi, tinggal di rumah perawatan, mendapat antibiotic intravena, kemoterapi, hemodialisa dalam kurun waktu 30 hari proses infeksi
  • 4. Klasifikasi Berdasarkan mikroorganisme penyebab ▪ Pneumonia bacterial ▪ Pneumonia virus ▪ Pneumonia jamur
  • 5. Penegakan Diagnosis ▪ Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Penunjang ▪ Pada pneumonia klasik – Anamnesis : demam, batuk, sesak napas – Pemeriksaan fisik : tanda konsolidasi paru > perkusi pekak, rhonki nyaring, suara pernapasan bronkial – Penunjang : infiltrate baru atau progresif pada radiologi paru, leukositosis pada darah rutin.
  • 6. Penegakan Diagnosis ▪ Pneumonia komunitas (CAP) ▪ CURB-65 ▪ Skor 0 -1, derajat ringan sampai sedang > pertimbangkan rawat jalan ▪ Skor 2, derajat berat > rawat inap ▪ Skor 3-5, sangat berat > pertimbangkan rawat ICU
  • 7. Penegakan Diagnosis ▪ Pneumonia nosocomial (HAP) ▪ Menurut kriteria dariThe Centers for Disease Control (CDC-Atlanta), diagnosis pneumonia nosokomial : ▪ 1. Onset pneumonia yang terjadi 48 jam setelah dirawat di rumah sakit dan menyingkirkan semua infeksi yang inkubasinya terjadi pada waktu masuk rumah sakit ▪ 2. Diagnosis pneumonia nosokomial ditegakkan atas dasar : • Foto toraks : terdapat infiltrat baru atau progresif • Ditambah 2 diantara kriteria berikut: - suhu tubuh > 38 derajat C - sekret purulent - leukositosis
  • 8. Penegakan Diagnosis ▪ Kriteria pneumonia nosokomial berat menurut ATS: ▪ 1. Dirawat di ruang rawat intensif ▪ 2. Gagal napas yang memerlukan alat bantu napas atau membutuhkan O2 > 35 % untuk mempertahankan saturasi O2 > 90 % ▪ 3. Perubahan radiologik secara progresif berupa pneumonia multilobar atau kaviti dari infiltrat paru ▪ 4.Terdapat bukti-bukti ada sepsis berat yang ditandai dengan hipotensi dan atau disfungsi organ yaitu : • Syok (tekanan sistolik < 90 mmHg atau diastolik < 60 mmHg) • Memerlukan vasopresor > 4 jam • Jumlah urin < 20 ml/jam atau total jumlah urin 80 ml/4 jam • Gagal ginjal akut yang membutuhkan dialisis
  • 9. Penegakan Diagnosis ▪ Pneumonia terkait ventilator (VAP) ▪ Modified Clinical Pulmonary Infection score ( CPIS)
  • 10. Penatalaksanaan Tatalaksana Umum ▪ Rawat Jalan – Anjuran tidak merokok, cukup istirahat, cukup cairan – Demam atau nyeri diredakan dengan paracetamol – Pemberian ekspektoran / mukolitik – Nutrisi yang adekuat – Kontrol setelah 48 jam atau lebih awal jika diperlukan – Bila tidak membaik dalam 48 jam, pertimbangan untuk dirawat dirumah sakit dan foto toraks
  • 11. Penatalaksanaan Tatalaksana Umum Rawat Inap ▪ Terapi suportif 1. Pemberian oksigen untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96% berdasarkan AGD 2. Humidifikasi dengan nebulizer, dapat disertai bronkodilator bila terdapat bronkospasme 3. Fisioterapi dada 4. Pengaturan cairan, hindari overhidrasi untuk maksud mengencerkan dahak
  • 12. Penatalaksanaan Tatalaksana Umum Rawat Inap ▪ Terapi suportif 5. Pemberian kortikosteroid pada keadaan sepsis berat perlu dipertimbangkan, kecuali pada kondisi syok sepsis tidak bermanfaat 6. Pertimbangkan obat inotropik bila terdapat komplikasi gangguan sirkulasi, syok. 7. Ventilasi mekanis sesuai indikasi 8. Drainase empiema bila ada 9. Nutrisi yang cukup kalori
  • 13. Penatalaksanaan Pemberian antibiotik ▪ Antibiotik empirik, berdasarkan data antibiogram mikrobiologi, bila ada data dalam 6-12 bulan terakhir ▪ Antibiotik definitif, sesuai hasil kultur
  • 14. Penatalaksanaan Pemberian antibiotik pada pneumonia komunitas (CAP)
  • 15. Penatalaksanaan Pemberian antibiotik pada pneumonia komunitas (CAP)
  • 16. Penatalaksanaan Pemberian antibiotik pada pneumonia komunitas (CAP)
  • 17. Penatalaksanaan Pemberian antibiotik pada pneumonia terkait pelayanan kesehatan (HCAP)
  • 18. Penatalaksanaan Pemberian antibiotik pada pneumonia nosocomial (HAP)
  • 21. Komplikasi ▪ Gagal napas ▪ Sepsis ▪ Gagal sirkulasi ▪ Koagulopati
  • 22. Prognosis ▪ Pneumonia berdasarkan PneumoniaSeverity Index (PSI) ▪ bila PSI < 90, resiko rendah, mortalitas 3,3% ▪ Bila PSI > 130, resiko tinggi, mortalitas 34%