SlideShare a Scribd company logo
Asuhan
Keperawatan
Pneumonia
Ns. Muhammad Al-Amin R. Sapeni, M.Kep
Definisi
Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang
terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh
eksudat yang dapat disebabkan oleh bakteri,
virus, jamur, dan benda-benda asing
Klasifikasi Pneumonia
Pneumonia Lobaris
Peradangan pada semua
atau sebagian besar
segmen paru dari satu
atau lebih lobus paru
Proses peradangan pada
dinding alveolus
Pneumonia Intertisial
Bronkopneumonia
Sumbatan yang dimulai dari cabang
akhir bronkiolus oleh eksudat
mukopurulen dan berkonsolidasi di
lobulus
Etiologi
Tipe Etiologi Faktor resiko
Sindrom tipikal
Streptococcus pneumonia tanpa penyulit,
Streptococcus pneumonia dengan penyulit
(empyema penyebaran infeksi)
Penyakit sickle-cell,
hipogamaglobulinemia, dan multiple
mieloma
Sindrom atipikal
Haemophilus influenzae, dan staphylococcus
aureus
Usia tua, COPD, Anak-anak, dan influenza
terakhir
Sindrom aspirasi
Aspirasi: bakteri gram negative, kleibesela,
pseudomonas, serrtaia, Enterobacter, Escherichia
proteus, bakteri gram positif, staphylococcus, dan
aspirasi asam lambung
Alkoholisme debilitas, perawatan (missal
infeksi nasokomial), dan gangguan
kesadaran
Hematogen
Hal ini terjadi bila bakteri pathogen menyebar
keparu melalui aliran darah, staphylococcus, E.
coli, dan bakteri anaerob enterik
Kateter interavena yang infeksi,
endokartditis, penyalahgunaan obat, abses
intraabdomen, pionefrosis, dan empyema
kandung kemih
Stadium Pneuomonia
1
2
Hepatisasi merah (48 jam berikutnya)
Paru-paru tampak merah dan bergranula karena sel-sel darah merah, fibrin, dan
leukosit polimorfonuklear mengisi elveoli
3
Hepatisasi kelabu (3 s/d 8 hari)
Menjadi tampak kelabu karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi di dalam alveoli
dan permukaan pleura yang terserang melakukan fagositosis terhadap pneumococcus
Kongesti (4 s/d 12 jam pertama)
Eksudat serosa masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor.
Serta didapatkan eksudat yang jernih, bakteri dalam jumlah yang banyak, neutrophil dan
makrofag dalam alveolus
4
Resolusi (7 s/d 11 hari)
Eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi oleh makrofag sehingga jaringan Kembali
pada strukturnya semula
Manifestasi Klinik
POINT 1
Demam menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai
400 C, sesak nafas, nyeri dada, dan batuk dengan dahak
kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau.
POINT 2
Pada Sebagian penderita gejala lain seperti nyeri perut,
kurang nafsu makan, dan sakit kepala
POINT 3
Retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
saat bernafas bersama dengan peningkatan ferekuensi
nafas), perkusi pekak, fremitus melemah, suara nafas
melemah, dan ronchi
Komplikasi
Komplikasi dari pneumonia
digolongkan menjadi:
Sianosis
Hipoksemia
Bronkaltasis
Atelektasis
Meningitis
Patofisiologi
Penilaian Derajat Keperahan Pneumonia
Menggunakan skor CURB-65 (confusion,
uremia, respiratory rate, low blood pressure,
age 65 years or greater) :
 Pasien pneumonia yang mendapatkan skor 0
dengan Skor CURB65 dapat rawat jalan
dengan diberikan antimikroba oral selama 5
hari.
 Pneumonia derajat sedang jika hasil skor
CURB-65 1 atau 2 dan pasien harus dirujuk
ke rumah sakit
 Skor 3-4 tergolong pneumonia berat dan
harus segera mendapatkan antimikroba
empiris
Penilaian Derajat Keperahan Pneumonia
Penilaian dengan pneumonia severity index
(PSI) skor, kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia adalah :
1. Skor PORT/PSI lebih dari 70
2. Bila skor PORT/PSI kurang < 70 maka
penderita tetap perlu dirawat inap bila
dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini:
 Frekuensi napas > 30/menit
 Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg
 Foto toraks paru menunjukkan kelainan
bilateral Foto toraks paru melibatkan > 2
lobus 94
 Tekanan sistolik < 90 mmHg
 Tekanan diastolik < 60 mmHg
Pemeriksaan Diagnostik
Foto rontgen dada (chest x-ray): teridentifikasi penyebaran, misalnya lobus, bronkial; dapat juga
menunjukkan multiple abses/infiltrat, empyema (staphylococcus
Normal Pneumonia
Pemeriksaan Diagnostik
 ABGs/Pulse Oximetry: abnormalitas mungkin timbul bergantung pada luasnya kerusakan paru
 Kultur sputum dan darah/gram stain: didapatkan dengan needle biopsy, transtracheal
aspiration, fiberoptic bronchoscopy atau biopsy paru terbuka untuk mengeluarkan organisme
penyebab.
 Hitung darah lengkap/complete blood count (CBC): leukositosis biasanya timbul, meskipun
nilai SDP rendah pada infeksi virus
 Tes serologic: membantu mebedakan diagnosis pada organisme secara spesifik
 Laju endap darah (LED): meningkat
 Pemeriksaan fungsi paru: volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar), tekanan
saluran udara meningkat, compliance menurun, dan akhirnya dapat terjadi hipoksemia
 Elektrolit: sodium dan klorida mungkin rendah
 Bilirubin: mungkin meningkat
Penatalaksanaan
IVFD dekstrose 10%:NaCl 0,9% = 3:1, +
KCL 10 mEq/500 ml cairan, jumlah
cairan sesuai berat badan, kenaikan
suhu, dan status hidrasi
Oksigen 1-2L/menit
Jika sesak tidak terlalu berat, dapat
dimulai makanan enteral bertambah
melalui selang nasogastric dengan
feeding drip
01
03
02
04
Jika sekresi lendir berlebihan dapat
diberikan inhalasi dengan salin normal
dan beta agonis untuk memperbaiki
transport mukosilier. Koreksi gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit
05
Penatalaksanaan untuk pneumonia
bergantung pada penyebab, antibiotic
diberikan sesuai hasil kultur
06
Untuk kasus pneumonia community based:
 Ampisilin 100mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
 Kloramfenikol 75 mg/ kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus pneumonia hospital based:
 Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
 Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
Pengkajian Keperawatan
Keluhan utama yang sering
menjadi alasan klien
dengan pneumonia untuk
meminta pertolongan
Kesehatan adalah sesak
napas, batuk dan
penigkatan suhu
tubuh/demam
Pengkajian ini dilakukan
untuk mendukung
keluhan utama. Apabila
keluhan utama adalah
batuk, maka perawat
harus menanyakan
sudah berapa lama
keluhan batuk muncul
(onset).
Pengkajian diarahkan
pada waktu
sebelumnya, apakah
klien pernah
mengalami infeksi
saluran pernapasan
atas (ISPA) dengan
gejala seperti luka
tenggorok, kongesti
nasal, bersin, dan
demam ringan.
Anamnesis Riwayat Penyakit
Saat ini
Riwayat Penyakit
Dahulu
Riwayat Psiko
Sosio Spritual
Pada kondisi klinis, klien
dengan pneumonia sering
mengalami kecemasan
bertingkat sesuai dengan
keluhan yang dialaminya.
Kondisi pemukiman di mana
klien bertempat tinggal, klien
dengan pneumonia sering
dijumpai bila bertempat tinggal
dilingkungan dengan sanitasi
buruk.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Keadaan umum pada klien dengan pneumonia dapat dilakukan secara selintas pandang dengan menilai keadaan fisik tiap
bagian tubuh. Selain itu, perlu dinilai secara umum tentang kesadaran klien yang terdiri atas compos mentis, apatis,
samnolen, sopor, soporokoma, atau koma.
B1 (Breathing)
 Inspeksi
Pada klien dengan pneumonia sering ditemukan peningkatan frekuensi napas cepat dan dangkal, serta adanya
retraksi sternum dan intercostal space (ICS). Napas cuping hidung pada sesak berat dialami oleh anak-anak. Batuk
dan sputum. Saat dilakukan pengkajian batuk pada klien dengan pneumonia, biasanya didapatkan batuk produktif
disertai dengan adanya peningkatan produksi secret dan sekresi sputum yang purulent.
 Palpasi
Pada palpasi klien dengan pneumonia, Gerakan dada saat bernapas biasanya normal dan seimbang antara bagian
kanan dan kiri. Getaran suara (fremituds vocal). Taktil fremitus pada klien dengan pneumonia biasanya normal.
 Perkusi
Klien dengan pneumonia tanpa disertai komplikasi, biasanya didapatkan bunyi resonan atau sonor pada seluruh
lapang Bunyi redup perkusi pada klien dengan pneumonia didapatkan apabila bronchopneumonia menjadi suatu
sarang (knufluens)
 Auskultasi
Pada klien dengan pneumonia, didapatkan bunyi napas melemah dan bunyi napas tambahan ronkhi basah pada sisi
yang sakit. Penting bagi perawat pemeriksa untuk mendokumentasikan hasil auskultasi di daerah mana didapatkan
adanya ronkhi
Pemeriksaan Fisik
B2 (Blood)
Pada klien dengan pneumonia pengkajian yang didapat meliputi:
Inspeksi : Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum
Palpasi : Denyut nadi perifer melemah
Perkusi : Batas jantung tidak mengalami pergeseran
Auskultasi : Tekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung tambahan biasanya tidak didapatkan
B3 (Brain)
Klien dengan pneumonia yang berat sering terjadi penuruna kesadaran, didapatkan siaonosis perifer apabila gangguan
perfusi jaringan berat. Pada pengkajian objektif, wajah klien tampak meringis, menangis, merintih, meregang, dan
menggeliat.
B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake cairan. Oleh karena itu, perlu memonitor adanya oliguria
karena hal tersebut merupakan tanda awal dari syok.
B5 (Bowel)
Klien biasanya mengalami mual muntah, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan.
B6 (Bone)
Kelemahan dan kelelahan fisik secara umum sering menyebabkan ketergantungan klien terhadap bantuan orang lain
dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang tertahan
2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membrane alveolus-kapiler
3. Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya nafas
4. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
5. Defisit nutrisi b/d ketidak mampuan mencerna makanan
6. Hipertermia b/d proses penyakit
7. Intoleransi aktivitas b/d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
8. Resiko hipovolemia d.d kehilangan cairan secara aktif
Intervensi Keperawatan
 Latihan Batuk Efektif
 Pemantauan Respirasi
 Manajemen Jalan Nafas
 Manajemen Nyeri
 Manajemen Nutrisi
 Manajemen Hipertermia
 Manajemen Energi
 Manajemen Hipovolemia
Terima
Kasih……

More Related Content

Similar to Askep Pneumonia.pptx

Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumoniaojie_cr7
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
sharklasers22
 
Asuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan PneumoniaAsuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan Pneumonia
Bella Citra H
 
Lp pnemonia
Lp pnemoniaLp pnemonia
Lp pnemoniaIma Kdr
 
askep EFUSI PLEURA.docx
askep  EFUSI PLEURA.docxaskep  EFUSI PLEURA.docx
askep EFUSI PLEURA.docx
SilvhanyAkuba
 
Sindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asmaSindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asma
Ariyanto Harsono
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaYesi Tika
 
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
lany pratiwi
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
eko adi purnomo
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaDwi Zhagtris
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Nola Hastuti
 
Laporan pendahuluan dan askep ppok
Laporan pendahuluan dan askep ppokLaporan pendahuluan dan askep ppok
Laporan pendahuluan dan askep ppokEka Ferdianti
 
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptPPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
miftah685452
 
Adult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeAdult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeArif WR
 

Similar to Askep Pneumonia.pptx (20)

Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
Asuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan PneumoniaAsuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan Pneumonia
 
Lp pnemonia
Lp pnemoniaLp pnemonia
Lp pnemonia
 
Lp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumoniaLp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumonia
 
Lp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumoniaLp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumonia
 
Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
askep EFUSI PLEURA.docx
askep  EFUSI PLEURA.docxaskep  EFUSI PLEURA.docx
askep EFUSI PLEURA.docx
 
Sindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asmaSindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asma
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
Laporan pendahuluan dan askep ppok
Laporan pendahuluan dan askep ppokLaporan pendahuluan dan askep ppok
Laporan pendahuluan dan askep ppok
 
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptPPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
 
Adult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeAdult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress Syndrome
 
Dokep tito
Dokep titoDokep tito
Dokep tito
 

Recently uploaded

KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
AshriNurIstiqomah1
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
nadyahermawan
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 

Recently uploaded (20)

KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 

Askep Pneumonia.pptx

  • 2. Definisi Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing
  • 3. Klasifikasi Pneumonia Pneumonia Lobaris Peradangan pada semua atau sebagian besar segmen paru dari satu atau lebih lobus paru Proses peradangan pada dinding alveolus Pneumonia Intertisial Bronkopneumonia Sumbatan yang dimulai dari cabang akhir bronkiolus oleh eksudat mukopurulen dan berkonsolidasi di lobulus
  • 4. Etiologi Tipe Etiologi Faktor resiko Sindrom tipikal Streptococcus pneumonia tanpa penyulit, Streptococcus pneumonia dengan penyulit (empyema penyebaran infeksi) Penyakit sickle-cell, hipogamaglobulinemia, dan multiple mieloma Sindrom atipikal Haemophilus influenzae, dan staphylococcus aureus Usia tua, COPD, Anak-anak, dan influenza terakhir Sindrom aspirasi Aspirasi: bakteri gram negative, kleibesela, pseudomonas, serrtaia, Enterobacter, Escherichia proteus, bakteri gram positif, staphylococcus, dan aspirasi asam lambung Alkoholisme debilitas, perawatan (missal infeksi nasokomial), dan gangguan kesadaran Hematogen Hal ini terjadi bila bakteri pathogen menyebar keparu melalui aliran darah, staphylococcus, E. coli, dan bakteri anaerob enterik Kateter interavena yang infeksi, endokartditis, penyalahgunaan obat, abses intraabdomen, pionefrosis, dan empyema kandung kemih
  • 5. Stadium Pneuomonia 1 2 Hepatisasi merah (48 jam berikutnya) Paru-paru tampak merah dan bergranula karena sel-sel darah merah, fibrin, dan leukosit polimorfonuklear mengisi elveoli 3 Hepatisasi kelabu (3 s/d 8 hari) Menjadi tampak kelabu karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi di dalam alveoli dan permukaan pleura yang terserang melakukan fagositosis terhadap pneumococcus Kongesti (4 s/d 12 jam pertama) Eksudat serosa masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor. Serta didapatkan eksudat yang jernih, bakteri dalam jumlah yang banyak, neutrophil dan makrofag dalam alveolus 4 Resolusi (7 s/d 11 hari) Eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi oleh makrofag sehingga jaringan Kembali pada strukturnya semula
  • 6. Manifestasi Klinik POINT 1 Demam menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 400 C, sesak nafas, nyeri dada, dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. POINT 2 Pada Sebagian penderita gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala POINT 3 Retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernafas bersama dengan peningkatan ferekuensi nafas), perkusi pekak, fremitus melemah, suara nafas melemah, dan ronchi
  • 7. Komplikasi Komplikasi dari pneumonia digolongkan menjadi: Sianosis Hipoksemia Bronkaltasis Atelektasis Meningitis
  • 9. Penilaian Derajat Keperahan Pneumonia Menggunakan skor CURB-65 (confusion, uremia, respiratory rate, low blood pressure, age 65 years or greater) :  Pasien pneumonia yang mendapatkan skor 0 dengan Skor CURB65 dapat rawat jalan dengan diberikan antimikroba oral selama 5 hari.  Pneumonia derajat sedang jika hasil skor CURB-65 1 atau 2 dan pasien harus dirujuk ke rumah sakit  Skor 3-4 tergolong pneumonia berat dan harus segera mendapatkan antimikroba empiris
  • 10. Penilaian Derajat Keperahan Pneumonia Penilaian dengan pneumonia severity index (PSI) skor, kriteria yang dipakai untuk indikasi rawat inap pneumonia adalah : 1. Skor PORT/PSI lebih dari 70 2. Bila skor PORT/PSI kurang < 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini:  Frekuensi napas > 30/menit  Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg  Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus 94  Tekanan sistolik < 90 mmHg  Tekanan diastolik < 60 mmHg
  • 11. Pemeriksaan Diagnostik Foto rontgen dada (chest x-ray): teridentifikasi penyebaran, misalnya lobus, bronkial; dapat juga menunjukkan multiple abses/infiltrat, empyema (staphylococcus Normal Pneumonia
  • 12. Pemeriksaan Diagnostik  ABGs/Pulse Oximetry: abnormalitas mungkin timbul bergantung pada luasnya kerusakan paru  Kultur sputum dan darah/gram stain: didapatkan dengan needle biopsy, transtracheal aspiration, fiberoptic bronchoscopy atau biopsy paru terbuka untuk mengeluarkan organisme penyebab.  Hitung darah lengkap/complete blood count (CBC): leukositosis biasanya timbul, meskipun nilai SDP rendah pada infeksi virus  Tes serologic: membantu mebedakan diagnosis pada organisme secara spesifik  Laju endap darah (LED): meningkat  Pemeriksaan fungsi paru: volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar), tekanan saluran udara meningkat, compliance menurun, dan akhirnya dapat terjadi hipoksemia  Elektrolit: sodium dan klorida mungkin rendah  Bilirubin: mungkin meningkat
  • 13. Penatalaksanaan IVFD dekstrose 10%:NaCl 0,9% = 3:1, + KCL 10 mEq/500 ml cairan, jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi Oksigen 1-2L/menit Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertambah melalui selang nasogastric dengan feeding drip 01 03 02 04 Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit 05 Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotic diberikan sesuai hasil kultur 06 Untuk kasus pneumonia community based:  Ampisilin 100mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian  Kloramfenikol 75 mg/ kg BB/hari dalam 4 kali pemberian Untuk kasus pneumonia hospital based:  Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian  Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
  • 14. Pengkajian Keperawatan Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien dengan pneumonia untuk meminta pertolongan Kesehatan adalah sesak napas, batuk dan penigkatan suhu tubuh/demam Pengkajian ini dilakukan untuk mendukung keluhan utama. Apabila keluhan utama adalah batuk, maka perawat harus menanyakan sudah berapa lama keluhan batuk muncul (onset). Pengkajian diarahkan pada waktu sebelumnya, apakah klien pernah mengalami infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dengan gejala seperti luka tenggorok, kongesti nasal, bersin, dan demam ringan. Anamnesis Riwayat Penyakit Saat ini Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Psiko Sosio Spritual Pada kondisi klinis, klien dengan pneumonia sering mengalami kecemasan bertingkat sesuai dengan keluhan yang dialaminya. Kondisi pemukiman di mana klien bertempat tinggal, klien dengan pneumonia sering dijumpai bila bertempat tinggal dilingkungan dengan sanitasi buruk.
  • 15. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum Keadaan umum pada klien dengan pneumonia dapat dilakukan secara selintas pandang dengan menilai keadaan fisik tiap bagian tubuh. Selain itu, perlu dinilai secara umum tentang kesadaran klien yang terdiri atas compos mentis, apatis, samnolen, sopor, soporokoma, atau koma. B1 (Breathing)  Inspeksi Pada klien dengan pneumonia sering ditemukan peningkatan frekuensi napas cepat dan dangkal, serta adanya retraksi sternum dan intercostal space (ICS). Napas cuping hidung pada sesak berat dialami oleh anak-anak. Batuk dan sputum. Saat dilakukan pengkajian batuk pada klien dengan pneumonia, biasanya didapatkan batuk produktif disertai dengan adanya peningkatan produksi secret dan sekresi sputum yang purulent.  Palpasi Pada palpasi klien dengan pneumonia, Gerakan dada saat bernapas biasanya normal dan seimbang antara bagian kanan dan kiri. Getaran suara (fremituds vocal). Taktil fremitus pada klien dengan pneumonia biasanya normal.  Perkusi Klien dengan pneumonia tanpa disertai komplikasi, biasanya didapatkan bunyi resonan atau sonor pada seluruh lapang Bunyi redup perkusi pada klien dengan pneumonia didapatkan apabila bronchopneumonia menjadi suatu sarang (knufluens)  Auskultasi Pada klien dengan pneumonia, didapatkan bunyi napas melemah dan bunyi napas tambahan ronkhi basah pada sisi yang sakit. Penting bagi perawat pemeriksa untuk mendokumentasikan hasil auskultasi di daerah mana didapatkan adanya ronkhi
  • 16. Pemeriksaan Fisik B2 (Blood) Pada klien dengan pneumonia pengkajian yang didapat meliputi: Inspeksi : Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum Palpasi : Denyut nadi perifer melemah Perkusi : Batas jantung tidak mengalami pergeseran Auskultasi : Tekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung tambahan biasanya tidak didapatkan B3 (Brain) Klien dengan pneumonia yang berat sering terjadi penuruna kesadaran, didapatkan siaonosis perifer apabila gangguan perfusi jaringan berat. Pada pengkajian objektif, wajah klien tampak meringis, menangis, merintih, meregang, dan menggeliat. B4 (Bladder) Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake cairan. Oleh karena itu, perlu memonitor adanya oliguria karena hal tersebut merupakan tanda awal dari syok. B5 (Bowel) Klien biasanya mengalami mual muntah, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan. B6 (Bone) Kelemahan dan kelelahan fisik secara umum sering menyebabkan ketergantungan klien terhadap bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
  • 17. Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang tertahan 2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membrane alveolus-kapiler 3. Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya nafas 4. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis 5. Defisit nutrisi b/d ketidak mampuan mencerna makanan 6. Hipertermia b/d proses penyakit 7. Intoleransi aktivitas b/d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen 8. Resiko hipovolemia d.d kehilangan cairan secara aktif Intervensi Keperawatan  Latihan Batuk Efektif  Pemantauan Respirasi  Manajemen Jalan Nafas  Manajemen Nyeri  Manajemen Nutrisi  Manajemen Hipertermia  Manajemen Energi  Manajemen Hipovolemia