SlideShare a Scribd company logo
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
CHITOSAN PADA SISIK IKAN BANDENG (Chanos chanos) SEBAGAI
ALTERNATIF PENGAWET ALAMI PADA BAKSO

BIDANG KEGIATAN:
PKM-P

Diusulkan oleh:
Fathin Faridah
Anisatul Khafidzoh
Dewi Mustikawati
Nofi Anggraeni
Mei Tika Isdarini

NIM 25010111120063, Angkatan 2011
NIM 25010112120094, Angkatan 2012
NIM 25010112130146, Angkatan 2012
NIM 25010112120093, Angkatan 2012
NIM 25010112120091, Angkatan 2012

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012

i
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN
…………………………………………….ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iii
DAFTAR TABEL
…………………………………………………………... iv
A. JUDUL
…………………………………………………………….1
B. LATAR BELAKANG MASALAH
…………………………………….1
C. PERUMUSAN MASALAH
…………………………………………….2
D. TUJUAN …………………………………………………………………….2
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
…………………………………….2
F. KEGUNAAN
…………………………………………………………….2
G. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………….2
G.1 Bahan Pengawet buatan
…………………………………………….2
G.2 Boraks
…………………………………………………………….2
G.3 Ikan Bandeng …………………………………………………………….3
G.4 Sisik Ikan
…………………………………………………………….3
G.5 Chitosan
…………………………………………………………………3
G.4 Pembuatan Chitosan ……………………………………………………..4
H. METODE PELAKSANAAN
…………………………………………….4
H.1 Tempat Penelitian …………………………………………………….5
H.2 Variabel Penelitian …………………………………………………….5
H.3 Model Penelitian
…………………………………………………….5
H.4 Rancangan Penelitian
…………………………………………….5
H.5 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………….5
H.6 Alat dan Bahan
…………………………………………………….6
H.7 Cara Kerja …………………………………………………………….6
H.8 Analisis Data……………………………………………………………...7
I. JADWAL KEGIATAN …………………………………………………….7
J. RANCANGAN BIAYA ………………………………………………….…7
K. DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………….…9
L. LAMPIRAN
……………………………………………………………10

iii
DAFTAR TABEL
Tabel1. Format Rancangan Penelitian Posttest Only Control Group Design …….5
Tabel2. Pengaruh Chitosan dalam Pengawetan Bakso
……………………..7
Tabel3. Jadwal Kegiatan PKMP
……………………………………………..7
Tabel4. Rancangan Biaya
……………………………………………………..8

iv
1

A. JUDUL
Chitosan pada Sisik Ikan Bandeng (Chanos chanos) sebagai Alternatif
Pengawet Alami pada Bakso
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia dalam hidupnya pasti membutuhkan makanan. Makanan yang
baik adalah makanan yang alami tanpa campuran zat aditif. Manusia harus
mengonsumsi makanan yang sehat untuk menjaga kesehatannya. Indonesia
memiliki beragam jajanan kuliner yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat, salah satunya adalah bakso. Dalam pengolahan bakso diperlukan
suatu zat pengenyal agar bakso menjadi kenyal dan bertahan lebih lama.
Sayangnya, banyak produsen bakso yang kemudian menggunakan zat aditif
berbahaya untuk mendapatkan hasil bakso yang bagus, yakni dengan
menggunakan boraks. Boraks merupakan zat aditif berbahaya apabila masuk
ke dalam tubuh.
Boraks adalah senyawa kimia yang mempunyai sifat dapat
mengembangkan, memberi efek kenyal, serta dapat membunuh mikroba.
Pengaruh boraks dalam kesehatan: jika terhirup muncul rasa terbakar pada
hidung serta tenggorokan, susah bernafas, nafas pendek, pusing, kanker paruparu. Jika terkena kulit timbul warna merah, terbakar serta gatal. Jika terkena
mata akan menimbulakan mata merah, gatal, berair, kerusakan mata,
pandangan kabur bahkan kebutaan. Jika tertelan akan menimbulkan perut
mual, muntah, perih, dapat pula menyebabkan kurang darah, muntah darah,
serta kematian (Githa, 2010).
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki garis pantai
terpanjang di dunia. Berdasarkan wawasan nusantara, segi sosial dan ekonomi,
perikanan Indonesia memiliki peran yang penting karena wilayah negaranya
terdiri dari lautan yang memiliki kekayaan potensial berupa sumber daya alam
hayati terutama hasil perikanan (Suharjo dan Noor Harini, 2005).
Salah satu hasil melimpahnya laut adalah ikan. Ikan bandeng merupakan
salah satu ikan laut yang memiliki sisik cukup banyak. Keberadaannya di
Indonesia pun sudah dikenal luas serta mudah didapat. Selain dagingnya enak
dikonsumsi, ternyata sisiknya mempunyai manfaat sebagai bahan pengenyal.
Pada umumnya ikan memiliki sisik yang mengandung chitosan.
Chitosan adalah produk alami dari chitin, polysaccharide pada exoskeleton
ikan, seperti udang dan rajungan. Bahan dasar chitosan antara lain dari sisik
ikan. Sisik ikan dihilangkan mineralnya (de-mineralisai) dengan cara dijemur
di bawah sinar matahari karena organisme laut kaya mineral. Chitosan
mempunyai kelebihan dan tingkat keamanan lebih dibandingkan dengan
boraks karena mempunyai gugus aktif yang akan berikatan dengan mikroba
maka chitosan mampu menghambat pertumbuhan mikroba. Dan sangat
menyerap bahan anorganik dan komponen logam.
Melihat melimpahnya ketersediaan sumber daya yang ada, maka penelitian
ini mencoba mengekstrak dan menguji potensi chitosan yang ada dalam sisik
ikan sebagai bahan pengawet yang aman pada bakso.
2

C. PERUMUSAN MASALAH
Boraks merupakan pengawet berbahaya yang sudah tidak asing lagi di
Indonesia. Pemakainan bahan pengawet ini dapat berakibat fatal bagi
konsumen. Bakso merupakan jajanan Indonesia yang tak bisa dipisahkan dari
masyarakat. Pengawet ini pun digunakan dalam pembuatan bakso. Lebih awet
namun sangat berbahaya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah
beredarnya boraks yang tidak terkendali di pasaran. Oleh karena itu, perlu
adanya bahan pengawet alami, yang murah dan mudah didapat yaitu dari sisik
ikan. Berdasarkan uraian di atas, kandungan chitosan perlu diketahui agar
pemanfaatannya dapat dilaksanakan secara maksimal. Selain itu, penelitian ini
juga sebagai pembuktian apakah chitosan dapat digunakan sebagai bahan
pengawet alami yang aman dan tahan lama.
D. TUJUAN
Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa sisik ikan
bisa digunakan untuk bahan pengawet alami yang aman pada bakso.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Penelitian ini diharapkan nantinya memiliki luaran berupa artikel atau
jurnal ilmiah mengenai pemanfaatan bahan chitosan pada sisik ikan sebagai
pengawet alami.
F. KEGUNAAN
1. Bagi Penulis :
a. Memberikan kontribusi pengetahuan bagi masyarakat pada umunya.
b. Meningkatkan kreativitas mahasiswa sekaligus sebagai sumbangsih
solusi terhadap permasalahan bangsa.
2. Bagi masyarakat :
a. Penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta
gambaran mengenai pengawet alami yang lebih aman dikonsumsi.
3. Bagi pemerintah :
a. Penelitian ini diharapakan menjadi rekomendasi serta evaluasi kebijakan
terhadap para produsen atau perusahaan kuliner untuk tidak
menggunakan pengawet berbahaya.
G. TINJAUAN PUSTAKA
G.1 Bahan Pengawet Buatan
Bahan pengawet merupakan bahan kimia yang berfungsi untuk
menghambat kerusakan pada makanan baik yang disebabkan oleh
mikroba pembusuk, ragi, maupun jamur dengan cara menghambat,
mencegah, menghentikan proses pembusukan fermentasi dari bahan
makanan (Norman, 1988).
G.2 Boraks
Boraks adalah senyawa kimia yang mempunyai sifat dapat
mengembangkan, memberi efek kenyal, serta dapat membunuh mikroba.
Boraks sering diguanakan oleh produsen untuk dijadikan zat tambahan
makanan (ZTM) pada bakso, tahu, mie basah, bihun, krupuk maupun
3

lontong. Ciri-ciri bakso yang mengandung boraks: tekstur kenyal susah
dihancurkan, warna tidak kecoklatan namun keputihan. Pengaruh boraks
dalam kesehatan: jika terhirup muncul rasa terbakar pada hidung serta
tenggorokan, susah bernafas, nafas pendek, pusing, kanker paru-paru.
Jika terkena kulit timbul warna merah, terbakar serta gatal. Jika terkena
mata akan menimbulakan mata merah, gatal, berair, kerusakan mata,
pandangan kabur bahkan kebutaan. Jika tertelan akan menimbulkan perut
mual, muntah, perih, dapat pula menyebabkan kurang darah, muntah
darah, serta kematian (Remajagaptek, 2011).
G.3 Ikan Bandeng
Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan penghasil protein
hewani tinggi, memiliki bentuk tubuh memanjang, padat, pipih, dan oval.
Kepala tidak bersisik, mulut terletak diujung dan berukuran kecil dan
rahangnya tanpa gigi. Ikan bandeng memiliki nama latin Chanos chanos,
merupakan ikan campuran antara air asin dan air tawar atau payau.
Morfologi Ikan bandeng menurut Djuhanda (1981) mempunyai tubuh
yang ramping dan ditutupi oleh sisik dengan jari-jari yang lunak. Sirip
ekor yang panjang dan bercagak. Mulut sedang dan non protractile
dengan posisi mulut satu garis dengan sisi bawah bola mata dan tidak
memiliki sungut. Ikan ini memiliki tubuh langsing dengan sirip ekornya
bercabang sehingga mampu berenang dengan cepat. Warna tubuhnya
putih keperak – perakan. mulut tidak bergerigi sehingga menyukai
makanan ganggang biru yang tumbuh di dasar perairan (Adelaide, dkk,
2011).
G.4 Sisik ikan
Badan ikan pada umumnya mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama dan dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu kepala , badan (tubuh) ,dan
ekor. Seluruh badan ikan di tertutup oleh kulit , terkadang di lengkapi
dengan sisik yaitu lempengan-lempengan tulang yang tersusun rapidi
permukaan badan ikan . Sisik ikan terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan
luar tipis merupakan epidermisnya di bentuk oleh sel-sel ephiteal. Pada
lendir. Lapisan di bawahnya adalah dermis , kutin dan korium . Di bawah
dermis terdapat lapisan sel-sel yang mengandung kitin . Sisik ikan
terbentuk dari lempeng-lempeng tulang rawan yang lentur dan saling
tumpang tindih. Sisik ikan bersifat impermiabel terhadap mikroorganisme
dan senyawa-senyawa yang larut dalam air. Ada empat tipe sisik, yaitu
plakoid, ganoid, sikloid, dan stenoid (Suwedo, 1993).
G.5 Chitosan
Chitosan adalah poli 2-amino-2deoksi-β-D-glukosa, merupakan
kitin yang terdeasetilasi, dimana gugus asetil pada kitin disubstitusikan
oleh hidrogen menjadi gugus amino dengan penambahan larutan basa kuat
berkonsentrasi tinggi (Fernandez,dkk, 2008).
Chitosan adalah produk alami dari chitin, polysaccharide pada
exoskeleton ikan, seperti udang dan rajungan. Bahan dasar Chitosan
antara lain dari sisik ikan. Sisik ikan dihilangkan mineralnya (demineralisai) dengan cara dijemur di bawah sinar matahari karena
organisme laut kaya mineral. Chitosan mempunyai kelebihan dan tingkat
keamanan lebih dibandingkan dengan boraks karena mempunyai gugus
4

aktif yang akan berikatan dengan mikroba maka chitosan mampu
menghambat pertumbuhan mikroba. Dan sangat menyerap bahan
anorganik dan komponen logam.
Keunikan bahan ini hingga berfungsi sebagai pengawet karena
mempunyai gugus amoni yang bermuatan positif yang dapat mengikat
muatan negatif dari senyawa lain (Roberts, 1992).
Karena sifat kimianya tersebut, khitosan dapat berfungsi sebagai
anti mikrobial, pelapis (coating), pengikat protein dan lemak. Pelapis dari
polisakarida merupakan penghalang yang baik, sebab pelapis jenis ini bisa
membentuk matrik yang kuat dan kompak yang bersifat permiabel
terhadap CO2 dan O2. Sebagai pelapis, khitosan mampu melindungi dan
melapisi bahan makanan sehingga dapat mempertahankan rasa asli dan
menjadi penghalang masuknya mikroba (Suseno, 2006 ; Hardjito, 2006).
G.4 Pembuatan Chitosan
Untuk mendapatkan chitosan, hal pertama yang diperlukan adalah
membuat serbuk chitosan. Caranya sama dengan mengekstraksi chitosan
pada udang. Sisik ikan digiling hingga halus, kemudian serbuknya diayak
menggunakan ayakan 125 mesh. Serbuk yang telah selesai diayak
dimasukkan ke dalam beaker glass untuk preparasi dan analisis chitosan
berikutnya.
a. Proses Deproteinasi dan Demineralisasi
Cuplikan serbuk yang sudah jadi ditambah larutan NaOH 3,5%
dengan perbandingan 1:10 (w/v) . Campuran dipanaskan selama 2 jam
pada suhu 65oC sambil diaduk. Larutan yang diperoleh disaring dan
residu yang dihasilkan dicuci dengan air hingga netral. Residu
selanjutnya dioven pada temperatur 100oC hingga kering. Residu kering
yang diperoleh ditambah dengan larutan HCL 1N dengan perbandingan
1:15 (w/v) dan didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar. Larutan
disaring dan residu dicuci sampai netral dengan air. Residu selanjutnya
dioven pada suhu 100 oC. Kitin yang telah terbentuk dikrakterisasi
dengan FTIR untuk melihat gugus fungsi dari kitin (Mardian Darmanto,
dkk, 2011).
b. Proses Deasetilasi
Serbuk kitin dimasukkan ke labu gelas leher tiga yang dilengkapi
dengan termometer dan selang yang berisi N2. Larutan NaOH 50%
dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan perbandingan 1:10 (w/v).
Kitin di refluks pada temperatur 100oC sambil dialirkan gas N2 selama
1 jam. Larutan yang diperoleh kemudian disaring, filtrat dibuang dan
residu dicuci dengan air sampai pH netral. Residu yang diperoleh
dikeringkan dalam oven pada suhu 100 oC. Chitosan yang telah
terbentuk dikarakterisasi dengan FTIR untuk melihat gugus fungsi dari
chitosan (Mardian Darmanto, dkk, 2011).
H. METODE PELAKSANAAN
H.1 Tempat Penelitian
Laboratorium Center Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro, Semarang. Jalan Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang,
Semarang.
5

H.2 Variabel Penelitian
H.2.1.Variabel Bebas
Serbuk sisik ikan bandeng (Chanos chanos) yang mengandung
chitosan.
H.2.2.Variabel Terikat
Pengawetan pada bakso.
H.3 Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Dalam
penelitian ini memerlukan sampel.
Sampel penelitian merupakan faktor utama yang harus ditentukan
sebelum kegiatan penelitian dilakukan. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu berdasarkan
karakteristik subjek yang telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Latipun
(2002), populasi adalah keseluruhan individu atau objek yang diteliti
yang meiliki beberapa karakteristik yang sama. Karakteristik populasi
penelitian ini adalah sebagai berikut: sisik ikan segar yang sejenis (satu
spesies).
H.4 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan
desain eksperimen posttest dengan kelompok kontrol (posttest only
control group design). Dalam rancangan ini dilakukan randomisasi,
artinya pengelompokan anggota-anggota kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dilakukan berdasarkan acak atau random (Soekidjo, 200).
Dengan rancangan ini, memungkinkan peneliti mengukur pengaruh
perlakuan (intervensi) pada kelompok eksperimen dengan cara
membandingkan kelompok tersebut dengan kelompok kontrol, tetapi
tidak dilakukan pre test.
Tabel 1.
Format rancangan penelitian posttest only control group design
Kelompok
Perlakuan
Posttest
R (Eksperimen)
X
02
R Kontrol
02
Keterangan :
R : pandomisasi (Randomizations)
X : perlakuan atau eksperimen
02 : pengukuran kedua (posttest)
H.5 Teknik pengumpulan data
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
1. Teknik Observasi
Teknik observasi digunakan untuk peninjauan langsung ke tempat
penelitian atau melaksanakan eksperimen dalam pengamatan manfaat
chitosan sebagai pengganti boraks pada bakso.
2. Teknik Kepustakaan
Teknik kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan
yang bersifat teoritis dalam menyusun landasan penelitian, baik berupa
konsep, definisi yang digunakan sebagai dasar dalam menjelaskan
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.
6

H.6 Alat dan Bahan
1. Sisik ikan
2. Padatan NaOH
3. HCL 37%
4. Daging sapi
5. Aquades
6. Tepung kanji
7. Bumbu (rempah)
8. FTIR (FourierTransform Infrared)
9. Ayakan 125 mesh
10. Kertas pengukur pH
11. Oven pengering
12. Peralatan gelas praktikum
13. Pengaduk
14. Kompor gas
15. Gas LPG
16. Panci tanak
17. Pisau
18. Toples
19. Blender
20. Sendok
21. Penumbuk
22. Loyang
23. Ember plastik
H.7 Cara kerja
1. Pembuatan Pengawet Alami dari Sisik Ikan
a. Sisik ikan dicuci, diblender hingga halus, lalu diayak menggunakan
ayakan 125 mesh.
b. Cuplikan serbuk sisik ikan ditambah larutan NaOH 3,5% dengan
perbandingan 1:10 w/v.
c. Campuran dipanaskan selama 2 jam pada suhu 65oC.
d. Larutan disaring dan residu yang dihasilkan dicuci dengan air
hingga netral.
e. Residu di oven hingga kering pada temperatur 100oC.
f. Penambahan larutan HCL 1N dengan perbandingan 1:15 (w/v),
diamkan selama 30 menit pada suhu kamar. Larutan disaring,
residu dicuci bersih. Residu dioven pada suhu 100oC.
g. Kitin yang terbentuk dimasukkan ke labu gelas leher tiga, ditambah
larutan NaOH 50% dengan perbandingan 1:10 (w/v).
h. Kitin direfluks pada temperatur 100oC sambil dialirkan gas N2
selama 1 jam. Larutan yang diperoleh lalu disaring, residu dicuci
sampai pH netral, dikeringkan dalam oven pada suhu 100 oC.
i. Chitosan yag terbentuk dikarakterisasi dengan FTIR.
2. Pembuatan Bakso
a. Daging di cuci bersih , lalu di blender
b. Campurkan dengan tepung kanji beserta rempah-rempah
7

c. Setelah adonan tercampur rata , buat tiga perlakuan pada bakso.
Bakso pertama tidak diberi bahan pengawet, bakso kedua diberi
chitosan, bakso ketiga diberi boraks sebagai bahan pengawet
tambahan.
d. Lalu cetak adonan menjadi bulatan bakso.
e. Amati setiap hari perubahan yang terjadi pada ketiga bakso selama
satu minggu.
f. Catat perubahan yang terjadi
H.8 Analisis data
Tabel 2. Pengaruh Chitosan dalam Pengawetan Bakso
Bahan Uji
Indikator
Tingkat Keawetan
Awet
Tidak Awet
1
2
3
Bakso dengan
chitosan
Bakso tanpa
pengawet
Bakso dengan
boraks
I. JADWAL KEGIATAN
Tabel 3. Jadwal Kegiatan PKMP
Kegiatan
Bulan 1
1. Persiapan bahan dan
alat

Bulan 2

Bulan 3

Bulan 4

2. Proses produksi
3. Penelitian dan
pengamatan
4. Analisa hasil
pengujian
5. Pembuatan laporan
J. RANCANGAN BIAYA
Rekapitulasi Biaya Pelaksanaan Program:
1. Bahan habis pakai
: Rp

285.000,00

2. Peralatan penunjang PKM

: Rp 2.900.000,00

3. Peralatan analisis

: Rp 3.580.000,00

4. Biaya perjalanan

: Rp

5. Biaya pengeluaran lain-lain

: Rp 1.000.000,00

JUMLAH

500.000,00

Rp 8.265.000,00

Bulan 5
8

Tabel 4. Rancangan biaya
Jenis Pengeluaran
Bahan Habis Pakai
1. Ikan bandeng 4 kg @ Rp 15.000,00
2. Rempah-rempah
3. Tepung kanji
4. Daging sapi
5. Aquades 4 galon @ Rp 10.000,00
6. Gas LPG 3 kg
7. Padatan NaOH
8. HCL 37%
9. Boraks 1L
Jumlah
Peralatan Penunjang PKM
1. Kompor gas
2. Tabung gas LPG 3 kg
3. Panci tanak 2 buah @ Rp 40.000,00
4. Pisau 3 buah @ Rp 10.000,00
5. Toples 1 buah
6. Blender
7. Sendok 3 buah @ Rp 5.000,00
8. Penumbuk
9. Loyang
10. Ember plastik 2 buah @ Rp
30.000,00
11. Oven pengering
12. Peralatan gelas praktikum
Jumlah
Peralatan untuk Analisis
1. Alat pengayak 125 mesh
2. Kertas pengukur pH
3. Pengaduk
4. Penyaring Ultra filter
Jumlah
Biaya Transportasi
1. Transportasi bahan baku
2. Transportasi alat penunjang dan
analisis
Jumlah
Biaya Lain-Lain
- Sewa alat dan laboratorium
- Pembuatan proposal dan laporan serta
penggandaan
Jumlah
Total

Anggaran yang Diusulkan (Rp)
60.000,00
20.000,00
20.000,00
60.000,00
40.000,00
15.000,00
40.000,00
30.000,00
20.000,00
285.000,00
800.000,00
75.000,00
80.000,00
30.000,00
30.000,00
80.000,00
15.000,00
80.000,00
50.000,00
60.000,00
800.000,00
800.000,00
2.900.000,00
1.800.000,00
30.000,00
50.000,00
1.700.000,00
3.580.000,00
200.000,00
300.000,00
500.000,00
800.000,00
200.000,00
1.000.000,00
8.265.000,00
9

K. DAFTAR PUSTAKA
Adelaide, dkk. 2011. Identifikasi Parasit pada Bandeng (Chanos chanos).
Jurnal Identifikasi Parasit pada Bandeng.
http://adelaidearsenal.blogspot.com/2011/12/jurnal-identifikasi-parasit-padaikan.html. Diakses tanggal 24 Oktober 2012.
Fernandez,dkk. 2008. Characterization of Antimikrobial Properties on The
Growth of S.aureus of Novel Renewable Blends of Gliadins and Chitosan of
Interest in Food Packaging and Coating Aplications, dalam Studi Analisis
Antibakteri dari Film Gelatin-Chitosan Menggunakan Staphylococcus aureus
oleh Mardian Darmanto, dkk, Prosiding Skripsi Semester Genap 2010/2012
ITS Surabaya.
Githa, 2010. Dampak Formalin Terhadap Kesehatan, dampak Penggunaan
Formalin dan Borax. http://githa.student.umm.ac.id/2010/07/02/dampakformalin-terhadap-kesehatan. Diakses tanggal 29 September 2012.
Latipun. 2002. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
Mardian Darmanto, dkk, 2011. Studi Analisis Antibakteri dari Film GelatinChitosan Menggunakan Staphylococcus aureus. Prosiding Skripsi Semester
Genap 2010/2012 ITS Surabaya.
Norman. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan, Edsisi III, di terjemahkan oleh
Muschji Muljoharjo. Jakarta : Penerbit UI.
Remajagaptek.
2011.
http://www.remajagaptek.com/2011/10bahayaborax.html?m=1. Diakses tanggal 1 Oktober 2012.
Roberts. 2006. Dalam Pengaruh Konsentrasi Khitosan Terhadap Mutu Ikan
Teri (Stolephorus heterolubus) Asin Kering Selama Pentimpanan Suhu
Kamar. Tesis oleh sri Sedjati, 2006. Semarang : Universitas Diponegoro.
Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Suharjo dan Noor Harini. 2005. Ekstrak Chitosan dari Cangkang Udang
Windu (Penaeus Monodon Sp.) Secara Fisik-Kimia (Kajian Berdasarkan
Ukuran Partikel Tepung Chitin dan Konsentrasi NaOH). GAMMA volume 1
No.1, September 2005 : 7-15.
Suseno, 2006 ; Hardjito, 2006. Dalam Pengaruh Konsentrasi Khitosan
Terhadap Mutu Ikan Teri (Stolephorus heterolubus) Asin Kering Selama
Pentimpanan Suhu Kamar. Tesis oleh sri Sedjati, 2006. Semarang :
Universitas Diponegoro.
10

Suwedo Hadiwiyoto. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.
Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
L. LAMPIRAN
1. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA KELOMPOK
1.1 Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama Lengkap
: Fathin Faridah
NIM
: 25010111120063
Fakultas/Program Studi
: Kesehatan Masyarakat
Perguruan Tinggi
: Universitas Diponegoro
Waktu untuk kegiatan PKM
: 6 jam/minggu
Tempat, tanggal lahir
: Surakarta, 23 Oktober 1992
Alamat
: Sawahan Ngemplak Boyolali
Rt01/01 57375
E-mail
: fathinfaridah@gmail.com
Pengalaman organisasi
:a.Staf Divisi Humas Penalaran
Ilmiah Research Club FKM
UNDIP 2012
b. Staf Departemen Kebijakan
Publik BEM FKM UNDIP 2012
CP
: 089669208558
Riwayat Pendidikan
: MI-Al Akbar Sawahan
SMP N 1 Surakarta
SMA N 4 Surakarta
FKM UNDIP (sekarang)
Ketua Pelaksana

Fathin Faridah
1.2.Anggota Pelaksana
Anggota 1
Nama Lengkap
NIM
Fakultas/Program Studi
Perguruan Tinggi
Waktu untuk kegiatan PKM
Tempat, tanggal lahir
Alamat
E-mail
Pengalaman organisasi

: Anisatul Khafidzoh
: 25010112120094
: Kesehatan Masyarakat
: Universitas Diponegoro
: 6 jam/minggu
: Kendal, 30 Mei 1994
: Desa lumansari Rt. 01/Rw.04
Gemuh Kendal
: Sasakinanthi@yahoo.co.id
: Sekertaris II OSIS MAN Kendal
(2009-2010)
Sekertaris Rebana “Nurul Fajar”
MAN Kendal (2009-20120)
11

CP
Riwayat Pendidikan

: 081901206852
: SDN Kangkung
SMP NEGERI 1 Cepiring
MAN Kendal
FKM UNDIP (sekarang)
Anggota Pelaksana

Anisatul Khafidzoh

Anggota 2
Nama Lengkap
NIM
Fakultas/Program Studi
Perguruan Tinggi
Waktu untuk kegiatan PKM
Tempat, tanggal lahir
Alamat
E-mail
CP
Riwayat Pendidikan

: Dewi Mustikawati
: 25010112130146
: Kesehatan Masyarakat
: Universitas Diponegoro
: 6 jam/minggu
: 28 Oktober 1993
: Karanglo20/07, Soropaten,
Karanganom,Klaten
: musthikha28@yahoo.com
: 083865967900
: SDN 2 Soropaten
SMP N 2 Karanganom
SMA N 1 Jatinom
FKM UNDIP (sekarang)
Anggota Pelaksana

Dewi Mustikawati

Anggota 3
Nama Lengkap
NIM
Fakultas/Program Studi
Perguruan Tinggi
Waktu untuk kegiatan PKM
Tempat, tanggal lahir
Alamat
E-mail
CP

: Nofi Anggraeni
: 25010112120093
: Kesehatan Masyarakat
: Universitas Diponegoro
: 6 jam/minggu
: Banjarnegara, 2 Nopember 1993
: Desa Blambangan Rt 03/07,
Bawang,Banjarnegara.
: anggraeni.nofi@ymail.com
: 08996646294
12

Riwayat Pendidikan

: SDN 1 Blambangan
SMP Negeri 1 Bawang
SMA Negeri 1 Bawang
FKM UNDIP (sekarang)
Anggota Pelaksana

Novi Anggraeni
Anggota 4
Nama Lengkap
NIM
Fakultas/Program Studi
Perguruan Tinggi
Waktu untuk kegiatan PKM
Tempat, tanggal lahir
Alamat
E-mail
CP
Riwayat Pendidikan

: Mei Tika Isdarini
: 25010112120091
: Kesehatan Masyarakat
: Universitas Diponegoro
: 6 jam/minggu
: Bantul, 29 Mei 1994
: Pucanganom,Murtigading, Sanden,
Bantul,Yogyakarta.
: meitika13@yahoo.co.id
: 08571364967
: SD 1 Sanden
SMP 1 Sanden
SMA 2 Bantul
FKM UNDIP (sekarang)
Anggota Pelaksana

Mei Tika Isdarini
2. BIODATA DOSEN PENDAMPING
Nama Lengkap
Tempat/tanggal lahir
Jenis Kelamin
Alamat Rumah
CP
E-mail
Pekerjaan
Golongan Pangkat/ NIDN
Fakultas

: Yudhy Dharmawan, S.KM, M.Kes
: Rembang, 9 Februari 1977
: Laki-laki
: Jl. Borobudur Utara 21 No.19,
Semarang
: 08122838653
: yudhydharma@yahoo.com
: Dosen
: III B/ 0609027702
: Kesehatan Masyarakat
13

Perguruan Tinggi
Alamat Institusi
Bidang Keahlian
Pendidikan

: Universitas Diponegoro
: Kampus UNDIP Tembalang,
Jl.Prof.Soedarto, Semarang 50275
: Biostatistika dan Sistem Informasi
Kesehatan
: a. Sarjana Kesehatan Masyarakat
(Universitas Diponegoro, 2000)
b. Magister Kesehatan (Universitas
Diponegoro, 2006)

Dosen Pendamping

Yudhy Dharmawan, S.KM, M.Kes

More Related Content

Similar to Pkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikan

MAKALAH PENYALAHGUNAAN BORAKS- NOKA.docx
MAKALAH PENYALAHGUNAAN BORAKS- NOKA.docxMAKALAH PENYALAHGUNAAN BORAKS- NOKA.docx
MAKALAH PENYALAHGUNAAN BORAKS- NOKA.docx
NokaAyu1
 
Bahan Alam Kelautan
Bahan Alam KelautanBahan Alam Kelautan
Bahan Alam Kelautan
Annisa Listyaindra
 
Budidaya ikan lele
Budidaya ikan leleBudidaya ikan lele
Budidaya ikan lele
Anggi Ahmad
 
Strategi pemasaran usaha abon ikan bandeng
Strategi pemasaran usaha abon ikan bandengStrategi pemasaran usaha abon ikan bandeng
Strategi pemasaran usaha abon ikan bandengSri Wahyuni
 
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMLaporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Google
 
Subsistem hulu hilir komoditi lele
Subsistem hulu   hilir komoditi leleSubsistem hulu   hilir komoditi lele
Subsistem hulu hilir komoditi lele
Anggi Ahmad
 
RUANG LINGKUP BIOLOGI
RUANG LINGKUP  BIOLOGIRUANG LINGKUP  BIOLOGI
RUANG LINGKUP BIOLOGI
Ivho Mamonto
 
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGANTUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
Diah Octarinie
 
Sistem Pencernaan Pada Manusia
Sistem Pencernaan Pada ManusiaSistem Pencernaan Pada Manusia
Sistem Pencernaan Pada Manusia
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
UNESA
 
141866493 kti-gigi-palsu-baru
141866493 kti-gigi-palsu-baru141866493 kti-gigi-palsu-baru
141866493 kti-gigi-palsu-baru
Septian Muna Barakati
 
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIASISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
Deybi Wasida
 
Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18
Heri Abrianto
 
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01Rahul Ustad
 
TUGAS BIOLOGI
TUGAS BIOLOGITUGAS BIOLOGI
Makalah gizi masyarakat
Makalah gizi masyarakatMakalah gizi masyarakat
Makalah gizi masyarakat
aldiani setyawaty
 
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanPikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
Yosie Andre Victora
 

Similar to Pkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikan (20)

MAKALAH PENYALAHGUNAAN BORAKS- NOKA.docx
MAKALAH PENYALAHGUNAAN BORAKS- NOKA.docxMAKALAH PENYALAHGUNAAN BORAKS- NOKA.docx
MAKALAH PENYALAHGUNAAN BORAKS- NOKA.docx
 
Bahan Alam Kelautan
Bahan Alam KelautanBahan Alam Kelautan
Bahan Alam Kelautan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Budidaya ikan lele
Budidaya ikan leleBudidaya ikan lele
Budidaya ikan lele
 
Strategi pemasaran usaha abon ikan bandeng
Strategi pemasaran usaha abon ikan bandengStrategi pemasaran usaha abon ikan bandeng
Strategi pemasaran usaha abon ikan bandeng
 
KARYA ILMIAH SAMPAH
KARYA ILMIAH SAMPAHKARYA ILMIAH SAMPAH
KARYA ILMIAH SAMPAH
 
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMLaporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
 
Subsistem hulu hilir komoditi lele
Subsistem hulu   hilir komoditi leleSubsistem hulu   hilir komoditi lele
Subsistem hulu hilir komoditi lele
 
RUANG LINGKUP BIOLOGI
RUANG LINGKUP  BIOLOGIRUANG LINGKUP  BIOLOGI
RUANG LINGKUP BIOLOGI
 
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGANTUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
 
Sistem Pencernaan Pada Manusia
Sistem Pencernaan Pada ManusiaSistem Pencernaan Pada Manusia
Sistem Pencernaan Pada Manusia
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
 
141866493 kti-gigi-palsu-baru
141866493 kti-gigi-palsu-baru141866493 kti-gigi-palsu-baru
141866493 kti-gigi-palsu-baru
 
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIASISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
 
Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18
 
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01
 
TUGAS BIOLOGI
TUGAS BIOLOGITUGAS BIOLOGI
TUGAS BIOLOGI
 
Makalah gizi masyarakat
Makalah gizi masyarakatMakalah gizi masyarakat
Makalah gizi masyarakat
 
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanPikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
 

More from Dewi Mustikawati

Pkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting sokaPkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting sokaDewi Mustikawati
 
Tdb kelompok 2 (soal bu endah)
Tdb   kelompok 2 (soal bu endah)Tdb   kelompok 2 (soal bu endah)
Tdb kelompok 2 (soal bu endah)Dewi Mustikawati
 
Dewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmk
Dewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmkDewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmk
Dewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmkDewi Mustikawati
 

More from Dewi Mustikawati (8)

STATISTIK INFERENSIAL
STATISTIK INFERENSIALSTATISTIK INFERENSIAL
STATISTIK INFERENSIAL
 
Pkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting sokaPkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting soka
 
Tdb kelompok 2 (soal bu endah)
Tdb   kelompok 2 (soal bu endah)Tdb   kelompok 2 (soal bu endah)
Tdb kelompok 2 (soal bu endah)
 
Dewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmk
Dewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmkDewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmk
Dewi mustikawati universitasdiponegoro_pkmk
 
pencemaran air
pencemaran airpencemaran air
pencemaran air
 
Product marketng mix fix
Product marketng mix fixProduct marketng mix fix
Product marketng mix fix
 
Kasus migrasi
Kasus migrasiKasus migrasi
Kasus migrasi
 
Produk kel 1 kwu
Produk kel 1 kwuProduk kel 1 kwu
Produk kel 1 kwu
 

Pkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikan

  • 1. USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM CHITOSAN PADA SISIK IKAN BANDENG (Chanos chanos) SEBAGAI ALTERNATIF PENGAWET ALAMI PADA BAKSO BIDANG KEGIATAN: PKM-P Diusulkan oleh: Fathin Faridah Anisatul Khafidzoh Dewi Mustikawati Nofi Anggraeni Mei Tika Isdarini NIM 25010111120063, Angkatan 2011 NIM 25010112120094, Angkatan 2012 NIM 25010112130146, Angkatan 2012 NIM 25010112120093, Angkatan 2012 NIM 25010112120091, Angkatan 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 i
  • 2. ii
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….ii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iii DAFTAR TABEL …………………………………………………………... iv A. JUDUL …………………………………………………………….1 B. LATAR BELAKANG MASALAH …………………………………….1 C. PERUMUSAN MASALAH …………………………………………….2 D. TUJUAN …………………………………………………………………….2 E. LUARAN YANG DIHARAPKAN …………………………………….2 F. KEGUNAAN …………………………………………………………….2 G. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………….2 G.1 Bahan Pengawet buatan …………………………………………….2 G.2 Boraks …………………………………………………………….2 G.3 Ikan Bandeng …………………………………………………………….3 G.4 Sisik Ikan …………………………………………………………….3 G.5 Chitosan …………………………………………………………………3 G.4 Pembuatan Chitosan ……………………………………………………..4 H. METODE PELAKSANAAN …………………………………………….4 H.1 Tempat Penelitian …………………………………………………….5 H.2 Variabel Penelitian …………………………………………………….5 H.3 Model Penelitian …………………………………………………….5 H.4 Rancangan Penelitian …………………………………………….5 H.5 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………….5 H.6 Alat dan Bahan …………………………………………………….6 H.7 Cara Kerja …………………………………………………………….6 H.8 Analisis Data……………………………………………………………...7 I. JADWAL KEGIATAN …………………………………………………….7 J. RANCANGAN BIAYA ………………………………………………….…7 K. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….…9 L. LAMPIRAN ……………………………………………………………10 iii
  • 4. DAFTAR TABEL Tabel1. Format Rancangan Penelitian Posttest Only Control Group Design …….5 Tabel2. Pengaruh Chitosan dalam Pengawetan Bakso ……………………..7 Tabel3. Jadwal Kegiatan PKMP ……………………………………………..7 Tabel4. Rancangan Biaya ……………………………………………………..8 iv
  • 5. 1 A. JUDUL Chitosan pada Sisik Ikan Bandeng (Chanos chanos) sebagai Alternatif Pengawet Alami pada Bakso B. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dalam hidupnya pasti membutuhkan makanan. Makanan yang baik adalah makanan yang alami tanpa campuran zat aditif. Manusia harus mengonsumsi makanan yang sehat untuk menjaga kesehatannya. Indonesia memiliki beragam jajanan kuliner yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, salah satunya adalah bakso. Dalam pengolahan bakso diperlukan suatu zat pengenyal agar bakso menjadi kenyal dan bertahan lebih lama. Sayangnya, banyak produsen bakso yang kemudian menggunakan zat aditif berbahaya untuk mendapatkan hasil bakso yang bagus, yakni dengan menggunakan boraks. Boraks merupakan zat aditif berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh. Boraks adalah senyawa kimia yang mempunyai sifat dapat mengembangkan, memberi efek kenyal, serta dapat membunuh mikroba. Pengaruh boraks dalam kesehatan: jika terhirup muncul rasa terbakar pada hidung serta tenggorokan, susah bernafas, nafas pendek, pusing, kanker paruparu. Jika terkena kulit timbul warna merah, terbakar serta gatal. Jika terkena mata akan menimbulakan mata merah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur bahkan kebutaan. Jika tertelan akan menimbulkan perut mual, muntah, perih, dapat pula menyebabkan kurang darah, muntah darah, serta kematian (Githa, 2010). Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Berdasarkan wawasan nusantara, segi sosial dan ekonomi, perikanan Indonesia memiliki peran yang penting karena wilayah negaranya terdiri dari lautan yang memiliki kekayaan potensial berupa sumber daya alam hayati terutama hasil perikanan (Suharjo dan Noor Harini, 2005). Salah satu hasil melimpahnya laut adalah ikan. Ikan bandeng merupakan salah satu ikan laut yang memiliki sisik cukup banyak. Keberadaannya di Indonesia pun sudah dikenal luas serta mudah didapat. Selain dagingnya enak dikonsumsi, ternyata sisiknya mempunyai manfaat sebagai bahan pengenyal. Pada umumnya ikan memiliki sisik yang mengandung chitosan. Chitosan adalah produk alami dari chitin, polysaccharide pada exoskeleton ikan, seperti udang dan rajungan. Bahan dasar chitosan antara lain dari sisik ikan. Sisik ikan dihilangkan mineralnya (de-mineralisai) dengan cara dijemur di bawah sinar matahari karena organisme laut kaya mineral. Chitosan mempunyai kelebihan dan tingkat keamanan lebih dibandingkan dengan boraks karena mempunyai gugus aktif yang akan berikatan dengan mikroba maka chitosan mampu menghambat pertumbuhan mikroba. Dan sangat menyerap bahan anorganik dan komponen logam. Melihat melimpahnya ketersediaan sumber daya yang ada, maka penelitian ini mencoba mengekstrak dan menguji potensi chitosan yang ada dalam sisik ikan sebagai bahan pengawet yang aman pada bakso.
  • 6. 2 C. PERUMUSAN MASALAH Boraks merupakan pengawet berbahaya yang sudah tidak asing lagi di Indonesia. Pemakainan bahan pengawet ini dapat berakibat fatal bagi konsumen. Bakso merupakan jajanan Indonesia yang tak bisa dipisahkan dari masyarakat. Pengawet ini pun digunakan dalam pembuatan bakso. Lebih awet namun sangat berbahaya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah beredarnya boraks yang tidak terkendali di pasaran. Oleh karena itu, perlu adanya bahan pengawet alami, yang murah dan mudah didapat yaitu dari sisik ikan. Berdasarkan uraian di atas, kandungan chitosan perlu diketahui agar pemanfaatannya dapat dilaksanakan secara maksimal. Selain itu, penelitian ini juga sebagai pembuktian apakah chitosan dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami yang aman dan tahan lama. D. TUJUAN Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa sisik ikan bisa digunakan untuk bahan pengawet alami yang aman pada bakso. E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Penelitian ini diharapkan nantinya memiliki luaran berupa artikel atau jurnal ilmiah mengenai pemanfaatan bahan chitosan pada sisik ikan sebagai pengawet alami. F. KEGUNAAN 1. Bagi Penulis : a. Memberikan kontribusi pengetahuan bagi masyarakat pada umunya. b. Meningkatkan kreativitas mahasiswa sekaligus sebagai sumbangsih solusi terhadap permasalahan bangsa. 2. Bagi masyarakat : a. Penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta gambaran mengenai pengawet alami yang lebih aman dikonsumsi. 3. Bagi pemerintah : a. Penelitian ini diharapakan menjadi rekomendasi serta evaluasi kebijakan terhadap para produsen atau perusahaan kuliner untuk tidak menggunakan pengawet berbahaya. G. TINJAUAN PUSTAKA G.1 Bahan Pengawet Buatan Bahan pengawet merupakan bahan kimia yang berfungsi untuk menghambat kerusakan pada makanan baik yang disebabkan oleh mikroba pembusuk, ragi, maupun jamur dengan cara menghambat, mencegah, menghentikan proses pembusukan fermentasi dari bahan makanan (Norman, 1988). G.2 Boraks Boraks adalah senyawa kimia yang mempunyai sifat dapat mengembangkan, memberi efek kenyal, serta dapat membunuh mikroba. Boraks sering diguanakan oleh produsen untuk dijadikan zat tambahan makanan (ZTM) pada bakso, tahu, mie basah, bihun, krupuk maupun
  • 7. 3 lontong. Ciri-ciri bakso yang mengandung boraks: tekstur kenyal susah dihancurkan, warna tidak kecoklatan namun keputihan. Pengaruh boraks dalam kesehatan: jika terhirup muncul rasa terbakar pada hidung serta tenggorokan, susah bernafas, nafas pendek, pusing, kanker paru-paru. Jika terkena kulit timbul warna merah, terbakar serta gatal. Jika terkena mata akan menimbulakan mata merah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur bahkan kebutaan. Jika tertelan akan menimbulkan perut mual, muntah, perih, dapat pula menyebabkan kurang darah, muntah darah, serta kematian (Remajagaptek, 2011). G.3 Ikan Bandeng Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan penghasil protein hewani tinggi, memiliki bentuk tubuh memanjang, padat, pipih, dan oval. Kepala tidak bersisik, mulut terletak diujung dan berukuran kecil dan rahangnya tanpa gigi. Ikan bandeng memiliki nama latin Chanos chanos, merupakan ikan campuran antara air asin dan air tawar atau payau. Morfologi Ikan bandeng menurut Djuhanda (1981) mempunyai tubuh yang ramping dan ditutupi oleh sisik dengan jari-jari yang lunak. Sirip ekor yang panjang dan bercagak. Mulut sedang dan non protractile dengan posisi mulut satu garis dengan sisi bawah bola mata dan tidak memiliki sungut. Ikan ini memiliki tubuh langsing dengan sirip ekornya bercabang sehingga mampu berenang dengan cepat. Warna tubuhnya putih keperak – perakan. mulut tidak bergerigi sehingga menyukai makanan ganggang biru yang tumbuh di dasar perairan (Adelaide, dkk, 2011). G.4 Sisik ikan Badan ikan pada umumnya mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dan dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu kepala , badan (tubuh) ,dan ekor. Seluruh badan ikan di tertutup oleh kulit , terkadang di lengkapi dengan sisik yaitu lempengan-lempengan tulang yang tersusun rapidi permukaan badan ikan . Sisik ikan terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar tipis merupakan epidermisnya di bentuk oleh sel-sel ephiteal. Pada lendir. Lapisan di bawahnya adalah dermis , kutin dan korium . Di bawah dermis terdapat lapisan sel-sel yang mengandung kitin . Sisik ikan terbentuk dari lempeng-lempeng tulang rawan yang lentur dan saling tumpang tindih. Sisik ikan bersifat impermiabel terhadap mikroorganisme dan senyawa-senyawa yang larut dalam air. Ada empat tipe sisik, yaitu plakoid, ganoid, sikloid, dan stenoid (Suwedo, 1993). G.5 Chitosan Chitosan adalah poli 2-amino-2deoksi-β-D-glukosa, merupakan kitin yang terdeasetilasi, dimana gugus asetil pada kitin disubstitusikan oleh hidrogen menjadi gugus amino dengan penambahan larutan basa kuat berkonsentrasi tinggi (Fernandez,dkk, 2008). Chitosan adalah produk alami dari chitin, polysaccharide pada exoskeleton ikan, seperti udang dan rajungan. Bahan dasar Chitosan antara lain dari sisik ikan. Sisik ikan dihilangkan mineralnya (demineralisai) dengan cara dijemur di bawah sinar matahari karena organisme laut kaya mineral. Chitosan mempunyai kelebihan dan tingkat keamanan lebih dibandingkan dengan boraks karena mempunyai gugus
  • 8. 4 aktif yang akan berikatan dengan mikroba maka chitosan mampu menghambat pertumbuhan mikroba. Dan sangat menyerap bahan anorganik dan komponen logam. Keunikan bahan ini hingga berfungsi sebagai pengawet karena mempunyai gugus amoni yang bermuatan positif yang dapat mengikat muatan negatif dari senyawa lain (Roberts, 1992). Karena sifat kimianya tersebut, khitosan dapat berfungsi sebagai anti mikrobial, pelapis (coating), pengikat protein dan lemak. Pelapis dari polisakarida merupakan penghalang yang baik, sebab pelapis jenis ini bisa membentuk matrik yang kuat dan kompak yang bersifat permiabel terhadap CO2 dan O2. Sebagai pelapis, khitosan mampu melindungi dan melapisi bahan makanan sehingga dapat mempertahankan rasa asli dan menjadi penghalang masuknya mikroba (Suseno, 2006 ; Hardjito, 2006). G.4 Pembuatan Chitosan Untuk mendapatkan chitosan, hal pertama yang diperlukan adalah membuat serbuk chitosan. Caranya sama dengan mengekstraksi chitosan pada udang. Sisik ikan digiling hingga halus, kemudian serbuknya diayak menggunakan ayakan 125 mesh. Serbuk yang telah selesai diayak dimasukkan ke dalam beaker glass untuk preparasi dan analisis chitosan berikutnya. a. Proses Deproteinasi dan Demineralisasi Cuplikan serbuk yang sudah jadi ditambah larutan NaOH 3,5% dengan perbandingan 1:10 (w/v) . Campuran dipanaskan selama 2 jam pada suhu 65oC sambil diaduk. Larutan yang diperoleh disaring dan residu yang dihasilkan dicuci dengan air hingga netral. Residu selanjutnya dioven pada temperatur 100oC hingga kering. Residu kering yang diperoleh ditambah dengan larutan HCL 1N dengan perbandingan 1:15 (w/v) dan didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar. Larutan disaring dan residu dicuci sampai netral dengan air. Residu selanjutnya dioven pada suhu 100 oC. Kitin yang telah terbentuk dikrakterisasi dengan FTIR untuk melihat gugus fungsi dari kitin (Mardian Darmanto, dkk, 2011). b. Proses Deasetilasi Serbuk kitin dimasukkan ke labu gelas leher tiga yang dilengkapi dengan termometer dan selang yang berisi N2. Larutan NaOH 50% dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan perbandingan 1:10 (w/v). Kitin di refluks pada temperatur 100oC sambil dialirkan gas N2 selama 1 jam. Larutan yang diperoleh kemudian disaring, filtrat dibuang dan residu dicuci dengan air sampai pH netral. Residu yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada suhu 100 oC. Chitosan yang telah terbentuk dikarakterisasi dengan FTIR untuk melihat gugus fungsi dari chitosan (Mardian Darmanto, dkk, 2011). H. METODE PELAKSANAAN H.1 Tempat Penelitian Laboratorium Center Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang. Jalan Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang.
  • 9. 5 H.2 Variabel Penelitian H.2.1.Variabel Bebas Serbuk sisik ikan bandeng (Chanos chanos) yang mengandung chitosan. H.2.2.Variabel Terikat Pengawetan pada bakso. H.3 Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini memerlukan sampel. Sampel penelitian merupakan faktor utama yang harus ditentukan sebelum kegiatan penelitian dilakukan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu berdasarkan karakteristik subjek yang telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Latipun (2002), populasi adalah keseluruhan individu atau objek yang diteliti yang meiliki beberapa karakteristik yang sama. Karakteristik populasi penelitian ini adalah sebagai berikut: sisik ikan segar yang sejenis (satu spesies). H.4 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen posttest dengan kelompok kontrol (posttest only control group design). Dalam rancangan ini dilakukan randomisasi, artinya pengelompokan anggota-anggota kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan berdasarkan acak atau random (Soekidjo, 200). Dengan rancangan ini, memungkinkan peneliti mengukur pengaruh perlakuan (intervensi) pada kelompok eksperimen dengan cara membandingkan kelompok tersebut dengan kelompok kontrol, tetapi tidak dilakukan pre test. Tabel 1. Format rancangan penelitian posttest only control group design Kelompok Perlakuan Posttest R (Eksperimen) X 02 R Kontrol 02 Keterangan : R : pandomisasi (Randomizations) X : perlakuan atau eksperimen 02 : pengukuran kedua (posttest) H.5 Teknik pengumpulan data Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara : 1. Teknik Observasi Teknik observasi digunakan untuk peninjauan langsung ke tempat penelitian atau melaksanakan eksperimen dalam pengamatan manfaat chitosan sebagai pengganti boraks pada bakso. 2. Teknik Kepustakaan Teknik kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan yang bersifat teoritis dalam menyusun landasan penelitian, baik berupa konsep, definisi yang digunakan sebagai dasar dalam menjelaskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.
  • 10. 6 H.6 Alat dan Bahan 1. Sisik ikan 2. Padatan NaOH 3. HCL 37% 4. Daging sapi 5. Aquades 6. Tepung kanji 7. Bumbu (rempah) 8. FTIR (FourierTransform Infrared) 9. Ayakan 125 mesh 10. Kertas pengukur pH 11. Oven pengering 12. Peralatan gelas praktikum 13. Pengaduk 14. Kompor gas 15. Gas LPG 16. Panci tanak 17. Pisau 18. Toples 19. Blender 20. Sendok 21. Penumbuk 22. Loyang 23. Ember plastik H.7 Cara kerja 1. Pembuatan Pengawet Alami dari Sisik Ikan a. Sisik ikan dicuci, diblender hingga halus, lalu diayak menggunakan ayakan 125 mesh. b. Cuplikan serbuk sisik ikan ditambah larutan NaOH 3,5% dengan perbandingan 1:10 w/v. c. Campuran dipanaskan selama 2 jam pada suhu 65oC. d. Larutan disaring dan residu yang dihasilkan dicuci dengan air hingga netral. e. Residu di oven hingga kering pada temperatur 100oC. f. Penambahan larutan HCL 1N dengan perbandingan 1:15 (w/v), diamkan selama 30 menit pada suhu kamar. Larutan disaring, residu dicuci bersih. Residu dioven pada suhu 100oC. g. Kitin yang terbentuk dimasukkan ke labu gelas leher tiga, ditambah larutan NaOH 50% dengan perbandingan 1:10 (w/v). h. Kitin direfluks pada temperatur 100oC sambil dialirkan gas N2 selama 1 jam. Larutan yang diperoleh lalu disaring, residu dicuci sampai pH netral, dikeringkan dalam oven pada suhu 100 oC. i. Chitosan yag terbentuk dikarakterisasi dengan FTIR. 2. Pembuatan Bakso a. Daging di cuci bersih , lalu di blender b. Campurkan dengan tepung kanji beserta rempah-rempah
  • 11. 7 c. Setelah adonan tercampur rata , buat tiga perlakuan pada bakso. Bakso pertama tidak diberi bahan pengawet, bakso kedua diberi chitosan, bakso ketiga diberi boraks sebagai bahan pengawet tambahan. d. Lalu cetak adonan menjadi bulatan bakso. e. Amati setiap hari perubahan yang terjadi pada ketiga bakso selama satu minggu. f. Catat perubahan yang terjadi H.8 Analisis data Tabel 2. Pengaruh Chitosan dalam Pengawetan Bakso Bahan Uji Indikator Tingkat Keawetan Awet Tidak Awet 1 2 3 Bakso dengan chitosan Bakso tanpa pengawet Bakso dengan boraks I. JADWAL KEGIATAN Tabel 3. Jadwal Kegiatan PKMP Kegiatan Bulan 1 1. Persiapan bahan dan alat Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 2. Proses produksi 3. Penelitian dan pengamatan 4. Analisa hasil pengujian 5. Pembuatan laporan J. RANCANGAN BIAYA Rekapitulasi Biaya Pelaksanaan Program: 1. Bahan habis pakai : Rp 285.000,00 2. Peralatan penunjang PKM : Rp 2.900.000,00 3. Peralatan analisis : Rp 3.580.000,00 4. Biaya perjalanan : Rp 5. Biaya pengeluaran lain-lain : Rp 1.000.000,00 JUMLAH 500.000,00 Rp 8.265.000,00 Bulan 5
  • 12. 8 Tabel 4. Rancangan biaya Jenis Pengeluaran Bahan Habis Pakai 1. Ikan bandeng 4 kg @ Rp 15.000,00 2. Rempah-rempah 3. Tepung kanji 4. Daging sapi 5. Aquades 4 galon @ Rp 10.000,00 6. Gas LPG 3 kg 7. Padatan NaOH 8. HCL 37% 9. Boraks 1L Jumlah Peralatan Penunjang PKM 1. Kompor gas 2. Tabung gas LPG 3 kg 3. Panci tanak 2 buah @ Rp 40.000,00 4. Pisau 3 buah @ Rp 10.000,00 5. Toples 1 buah 6. Blender 7. Sendok 3 buah @ Rp 5.000,00 8. Penumbuk 9. Loyang 10. Ember plastik 2 buah @ Rp 30.000,00 11. Oven pengering 12. Peralatan gelas praktikum Jumlah Peralatan untuk Analisis 1. Alat pengayak 125 mesh 2. Kertas pengukur pH 3. Pengaduk 4. Penyaring Ultra filter Jumlah Biaya Transportasi 1. Transportasi bahan baku 2. Transportasi alat penunjang dan analisis Jumlah Biaya Lain-Lain - Sewa alat dan laboratorium - Pembuatan proposal dan laporan serta penggandaan Jumlah Total Anggaran yang Diusulkan (Rp) 60.000,00 20.000,00 20.000,00 60.000,00 40.000,00 15.000,00 40.000,00 30.000,00 20.000,00 285.000,00 800.000,00 75.000,00 80.000,00 30.000,00 30.000,00 80.000,00 15.000,00 80.000,00 50.000,00 60.000,00 800.000,00 800.000,00 2.900.000,00 1.800.000,00 30.000,00 50.000,00 1.700.000,00 3.580.000,00 200.000,00 300.000,00 500.000,00 800.000,00 200.000,00 1.000.000,00 8.265.000,00
  • 13. 9 K. DAFTAR PUSTAKA Adelaide, dkk. 2011. Identifikasi Parasit pada Bandeng (Chanos chanos). Jurnal Identifikasi Parasit pada Bandeng. http://adelaidearsenal.blogspot.com/2011/12/jurnal-identifikasi-parasit-padaikan.html. Diakses tanggal 24 Oktober 2012. Fernandez,dkk. 2008. Characterization of Antimikrobial Properties on The Growth of S.aureus of Novel Renewable Blends of Gliadins and Chitosan of Interest in Food Packaging and Coating Aplications, dalam Studi Analisis Antibakteri dari Film Gelatin-Chitosan Menggunakan Staphylococcus aureus oleh Mardian Darmanto, dkk, Prosiding Skripsi Semester Genap 2010/2012 ITS Surabaya. Githa, 2010. Dampak Formalin Terhadap Kesehatan, dampak Penggunaan Formalin dan Borax. http://githa.student.umm.ac.id/2010/07/02/dampakformalin-terhadap-kesehatan. Diakses tanggal 29 September 2012. Latipun. 2002. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press. Mardian Darmanto, dkk, 2011. Studi Analisis Antibakteri dari Film GelatinChitosan Menggunakan Staphylococcus aureus. Prosiding Skripsi Semester Genap 2010/2012 ITS Surabaya. Norman. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan, Edsisi III, di terjemahkan oleh Muschji Muljoharjo. Jakarta : Penerbit UI. Remajagaptek. 2011. http://www.remajagaptek.com/2011/10bahayaborax.html?m=1. Diakses tanggal 1 Oktober 2012. Roberts. 2006. Dalam Pengaruh Konsentrasi Khitosan Terhadap Mutu Ikan Teri (Stolephorus heterolubus) Asin Kering Selama Pentimpanan Suhu Kamar. Tesis oleh sri Sedjati, 2006. Semarang : Universitas Diponegoro. Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Suharjo dan Noor Harini. 2005. Ekstrak Chitosan dari Cangkang Udang Windu (Penaeus Monodon Sp.) Secara Fisik-Kimia (Kajian Berdasarkan Ukuran Partikel Tepung Chitin dan Konsentrasi NaOH). GAMMA volume 1 No.1, September 2005 : 7-15. Suseno, 2006 ; Hardjito, 2006. Dalam Pengaruh Konsentrasi Khitosan Terhadap Mutu Ikan Teri (Stolephorus heterolubus) Asin Kering Selama Pentimpanan Suhu Kamar. Tesis oleh sri Sedjati, 2006. Semarang : Universitas Diponegoro.
  • 14. 10 Suwedo Hadiwiyoto. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. L. LAMPIRAN 1. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA KELOMPOK 1.1 Ketua Pelaksana Kegiatan Nama Lengkap : Fathin Faridah NIM : 25010111120063 Fakultas/Program Studi : Kesehatan Masyarakat Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro Waktu untuk kegiatan PKM : 6 jam/minggu Tempat, tanggal lahir : Surakarta, 23 Oktober 1992 Alamat : Sawahan Ngemplak Boyolali Rt01/01 57375 E-mail : fathinfaridah@gmail.com Pengalaman organisasi :a.Staf Divisi Humas Penalaran Ilmiah Research Club FKM UNDIP 2012 b. Staf Departemen Kebijakan Publik BEM FKM UNDIP 2012 CP : 089669208558 Riwayat Pendidikan : MI-Al Akbar Sawahan SMP N 1 Surakarta SMA N 4 Surakarta FKM UNDIP (sekarang) Ketua Pelaksana Fathin Faridah 1.2.Anggota Pelaksana Anggota 1 Nama Lengkap NIM Fakultas/Program Studi Perguruan Tinggi Waktu untuk kegiatan PKM Tempat, tanggal lahir Alamat E-mail Pengalaman organisasi : Anisatul Khafidzoh : 25010112120094 : Kesehatan Masyarakat : Universitas Diponegoro : 6 jam/minggu : Kendal, 30 Mei 1994 : Desa lumansari Rt. 01/Rw.04 Gemuh Kendal : Sasakinanthi@yahoo.co.id : Sekertaris II OSIS MAN Kendal (2009-2010) Sekertaris Rebana “Nurul Fajar” MAN Kendal (2009-20120)
  • 15. 11 CP Riwayat Pendidikan : 081901206852 : SDN Kangkung SMP NEGERI 1 Cepiring MAN Kendal FKM UNDIP (sekarang) Anggota Pelaksana Anisatul Khafidzoh Anggota 2 Nama Lengkap NIM Fakultas/Program Studi Perguruan Tinggi Waktu untuk kegiatan PKM Tempat, tanggal lahir Alamat E-mail CP Riwayat Pendidikan : Dewi Mustikawati : 25010112130146 : Kesehatan Masyarakat : Universitas Diponegoro : 6 jam/minggu : 28 Oktober 1993 : Karanglo20/07, Soropaten, Karanganom,Klaten : musthikha28@yahoo.com : 083865967900 : SDN 2 Soropaten SMP N 2 Karanganom SMA N 1 Jatinom FKM UNDIP (sekarang) Anggota Pelaksana Dewi Mustikawati Anggota 3 Nama Lengkap NIM Fakultas/Program Studi Perguruan Tinggi Waktu untuk kegiatan PKM Tempat, tanggal lahir Alamat E-mail CP : Nofi Anggraeni : 25010112120093 : Kesehatan Masyarakat : Universitas Diponegoro : 6 jam/minggu : Banjarnegara, 2 Nopember 1993 : Desa Blambangan Rt 03/07, Bawang,Banjarnegara. : anggraeni.nofi@ymail.com : 08996646294
  • 16. 12 Riwayat Pendidikan : SDN 1 Blambangan SMP Negeri 1 Bawang SMA Negeri 1 Bawang FKM UNDIP (sekarang) Anggota Pelaksana Novi Anggraeni Anggota 4 Nama Lengkap NIM Fakultas/Program Studi Perguruan Tinggi Waktu untuk kegiatan PKM Tempat, tanggal lahir Alamat E-mail CP Riwayat Pendidikan : Mei Tika Isdarini : 25010112120091 : Kesehatan Masyarakat : Universitas Diponegoro : 6 jam/minggu : Bantul, 29 Mei 1994 : Pucanganom,Murtigading, Sanden, Bantul,Yogyakarta. : meitika13@yahoo.co.id : 08571364967 : SD 1 Sanden SMP 1 Sanden SMA 2 Bantul FKM UNDIP (sekarang) Anggota Pelaksana Mei Tika Isdarini 2. BIODATA DOSEN PENDAMPING Nama Lengkap Tempat/tanggal lahir Jenis Kelamin Alamat Rumah CP E-mail Pekerjaan Golongan Pangkat/ NIDN Fakultas : Yudhy Dharmawan, S.KM, M.Kes : Rembang, 9 Februari 1977 : Laki-laki : Jl. Borobudur Utara 21 No.19, Semarang : 08122838653 : yudhydharma@yahoo.com : Dosen : III B/ 0609027702 : Kesehatan Masyarakat
  • 17. 13 Perguruan Tinggi Alamat Institusi Bidang Keahlian Pendidikan : Universitas Diponegoro : Kampus UNDIP Tembalang, Jl.Prof.Soedarto, Semarang 50275 : Biostatistika dan Sistem Informasi Kesehatan : a. Sarjana Kesehatan Masyarakat (Universitas Diponegoro, 2000) b. Magister Kesehatan (Universitas Diponegoro, 2006) Dosen Pendamping Yudhy Dharmawan, S.KM, M.Kes