Makalah ini membahas tentang penyalahgunaan boraks pada makanan dan dampaknya terhadap kesehatan. Boraks merupakan senyawa kimia yang sering disalahgunakan sebagai pengawet makanan meskipun sudah dilarang, dan dapat menyebabkan gangguan organ dalam tubuh jika dikonsumsi dalam jangka panjang."
1. i
MAKALAH PENYALAHGUNAAN BORAKS
Dosen Pengampu : Dr. Sri Komalaningsih MS.
Disusun Oleh :
NOKA AYU PUTRI LIANA
4001210023
PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG 2022
2. i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I .........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.4 Manfaat........................................................................................................................ 5
BAB II....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................6
2.1 Pengertian BORAKS............................................................................................................. 6
2.2 Karakteristik BORAKS .............................................................. Error! Bookmark not defined.
2.3 Ciri ciri makanan yang mengandung BORAKS............................ Error! Bookmark not defined.
2.4 Dampak Negativ pada BORAKS................................................. Error! Bookmark not defined.
2.5 Dampak Positif pada BORAKS................................................... Error! Bookmark not defined.
2.6 Prosedur Pemeriksaan Penyalahgunaan BORAKS ...................... Error! Bookmark not defined.
BAB III.................................................................................................................................11
PENUTUP............................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................... 11
3.2. Saran..................................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .......................................................... Error! Bookmark not defined.
3. 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keamanan pangan menjadi sorotan besar bagi sebagian masyarakat.Selain bergizi dan enak,
pangan juga dituntut untuk aman dikonsumsi. Isu boraks pada beberapa makanan mendapat
perhatian yang cukup besar pada saat sekarang ini, upaya penyelidikan makanan yang
mengandung boraks sudah dilakukan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),
salah satu makanan yang diisukan mengandung boraks adalah mie basah (Sihombing, 2007).
Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa seperti air,
karbohidrat, protein, vitamin, lemak, enzim, pigmen dan lainlain.Kandungan jenis bahan
tersebut bergantung pada sifat alamiah dari bahan makanan tersebut. Adapun makanan yang
tersedia tidak mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan gizinya tinggi, dengan arti
lain kualitas dari suatu produk makanan sangat ditentukan oleh tingkat kesukaan konsumen
terhadap makanan tersebut. Kualitas makanan adalah keseluruhan sifat-sifat dari makanan
tersebut yang berpengaruh terhadap penerimaan dari konsumen. Atribut kualitas makanan
adalah pertama, yaitu sifat indrawi/organoleptik yaitu sifat-sifat yang dapat dinilai dengan
panca indra seperti sifat penampakan (bentuk, ukuran, warna), atau rasa (asam, asin, manis
dan pahit) tekstur yaitu sifat yang dinilai dari indra peraba. Kedua, nilai gizi yaitu karbohidrat,
protein, vitamin, mineral, lemak dan serat.Ketiga, keamanan makanan yang dikonsumsi yaitu
terbebas dari bahan bahan pencemar atau racun yang bersifat mikrobiologis dan kimiawi (Anggraini,
2008).
Makanan yang dijajakan sekarang ini tidak terlepas dari zat atau bahan yang mengandung
unsur berbahaya dan pengawet yang dalam jumlah banyak menyebabkan kerusakan pada
jaringan tubuh. Jika suatu bahan makanan mengandung bahan yang sifatnya berbahaya bagi
kesehatan, maka makanan tersebut dikategorikan sebagai bahan (penumpukan) boraks pada
otak, hati, dan ginjal.Pemakaian dalam jumlah banyak dapat menyebabkan demam, depresi,
kerusakan ginjal nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, radang kulit, anemia, kejang,
pingsan, koma bahkan kematian (Tumbel, 2010). Beberapa bahan atau zat yang sering salah
digunakan dalam pengolahan makanan yang bersifat toksis antaralain adalah boraks. Boraks
bersifat anti septik hingga sering dimanfaatkan sebagai pengawet sekaligus sebagai pengenyal
makanan misalnya pada mie basah dan bakso. Namun dapat merusak system saraf pusat
(Riandini, N. 2008.) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 33 tahun 2012 pasal 3,
pemerintah telah melarang penggunaan boraks sebagai bahan makanan,sesuai ketentuan
dalam Undang-Undang Kesehatan dan Keselamatan Nasional. Boraks juga telah dimasukkan
sebagai bahan tambahan yang dilarang sebagai zat adiktif, yang dimaksud zat adiktif yaitu
4. 4
bahan yang sengaja ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk
meningkatkan mutu makanan.Tetapi pada saat sekarang masyarakat banyak yang salah
menggunakan boraks.Boraks yang digunakan untuk produk pangan sesungguhnya tidak sesuai
dengan penggunaannya seperti pada mie basah dan apabila dikonsumsi dalam jangka panjang
maka dapat memicu penyakit seperti kanker. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama
Natrium Tetraborat. secara lokal boraks dikenal sebagai pengeyal, pengawet yang ditambahkan
kedalam bahan pangan misalnya pada pembuatan mie basah,Penggunaan boraks ternyata telah
salah digunakan sebagai pengawet makanan. Boraks juga dapat menimbulkan efek racun pada
manusia tetapi mekanisme toksisitas nya berbeda dengan formalin.Toksisitas boraks yang
terkandung didalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen.Boraks yang terdapat
dalam makanan akan diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, atau
testis (buah zakar) dan apabila dosis boraks dalam tubuh semakin tinggi maka dapat
membahayakan kesehatan manusia. Bagi anak kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya
mencapai 5 gram atau lebih, akan menyebabkan kematian. Pada orang dewasa kematian akan
terjadi jika dosis nya akan mencapai 10-20 gram atau lebih. Jadi, apabila mengkonsumsi terus
menerus maka akan mengakibatkan kematian (Khamid, 2006). Melihat dari jenis makanan yang
diawetkan seperti mie basah yang dikenal luas dan disukai oleh masyarakat banyak yang
sebagian besar diproduksi oleh industri rumah tangga, industri kecil danindustri
menengah.Tanpa penambahan bahan pengawet, masapenyimpanan mie basah relatife pendek
sekitar 16-20 jam jika disimpan pada suhu ruang. Jadi pengusaha mie sering dirugikan oleh mie
yang cepat basi tanpa bahan pengawet dan akhirnya para sebagian pengusaha mie basah
mengambil inisiatif dengan menggunakan bahan pengawet seperti boraks yang dimasukkan
pada saat pengolahan mie basah tersebut. Penggunaan boraks tidak sesuai lagi dengan takaran
yang dianjurkan, sehingga apabila dikonsumsi dalam jangka panjang maka akan mengganggu
kesehatan manusia (Chamdani, 2005). Adanya formalin dan boraks dalam sejumlah jajanan
yang ada di lapangan Garuda Indonesia. Berdasarkan hasil tes, ada sembilan makanan yang
mengandung formalin dan boraks. Uji makanan yang dijual di lapangan Garuda Indonesia sudah
dilakukan sejak Maret 2013.Dalam kurun waktu tiga bulan, BBPOM telah menguji 98 sampel
makanan, dan 18 di antaranya positif mengandung formalin dan boraks. Kalau yang rata-rata
mengandung zat berbahaya itu adalah mie kuning, batagor, dan bakso goreng
(Sjamsuliani,2013).
5. 5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.1.1.Bagaimanakah pengertian BORAKS?
1.1.2.Karakteristik BORAKS?
1.1.3.Ciri – Ciri makanan yang Mengandung BORAKS ?
1.1.4. Dampak Negatif atau Bahaya Boraks Terhadap Kesehatan
1.1.5. Dampak Positif atau Manfaat BORAKS ?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan permaslahan di atas, tujuan yang dicapai dasar penulisan ini adalah :
1.1.6.Mengetahui pengertian dan jenis-jenis BORAKS
1.1.7.Mengetahui Penyalahgunaan dan Ketergantungan Mengkonsumsi BORAKS.
1.1.8.Mengetahui pengaruh dan efek dari penggunaan BORAKS
1.1.9.Mengetahui pencegahan dan solusi dari penyalahgunaan BORAKS
1.4 Manfaat
Penulisan memiliki manfaat sebagai berikut :
1.1.10. Untuk memberikan informasi tentang pengertian dari penyalahgunaan boraks
pada makanan, pengaruh dan efek dari penggunaan boraks, pencegahan dan
solusi dari penyalahgunaan boraks pada makanan.
6. 6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian BORAKS
PengertianBORAKS
Borax (Boraks), atau dalam nama ilmiahnya dikenal sebagai Sodium tetraborate
decahydrate, merupakan bahan pengawet yang dikenal masyarakat awam untuk mengawetkan
kayu, anti septik kayu, dan pengontrol kecoa. Tampilan fisik boraks adalah berbentuk serbuk
kristal putih. Boraks yang mempengaruhi kesehatan tidak memiliki bau jika dihirup
menggunakan indera pencium serta tidak larut dalam alkohol (Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat, 2008). Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan
stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium
tetraborat (NaB4O710H20). Jika larut dalam air akan menjadi hidroksida dan asam borat
(H3BO3). Boraks atau asam boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat deterjen,
mengurangi kesadarahan air dan antiseptik (Tumbel, 2010).
Boraks juga biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, industri kertas, gelas,
pengawet kayu, keramik, antiseptik dan pembasmi kecoak, dan mengurangi kesadahan air.
Boraks dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium
hidroksida dan asamborat (H3BO3). atau yang lazim kita kenal dengan nama Bleng. Asam borat
(H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat
dibuat dengan menambahkan asam sulfat (H2SO4).atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam
borat juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam
borat dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater (Tumbel.
2010).
Boraks seringkali disalah gunakan dalam proses pembuatan bahan makanan, bahkan
penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Padahal
Pemerintah telah melarang penggunaan boraks berlebihan, Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No 33 tahun 2012 pasal 3, Pemerintah telah melarang penggunaan boraks sebagai
bahan makanan, sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Kesehatan dan Keselamatan
Nasional. Selain itu, boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan
sehingga menghasilkan rupa yang bagus. Contoh makanan yang dalam pembuatannya sering
menggunakan boraks adalah mie basah, boraks merupakan bahan tambahan yang sangat
7. 7
berbahaya bagi manusia karena mengandung racun dan apabila dikonsumsi dalam dosis tinggi
racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa
besar kadar boraks yang digunakan dalam suatu makanan. Oleh karena itu lebih baik hindari
makanan yang mengandung boraks (Khamid, 2006).
2.2 Karakteristik Boraks
Menurut Tumbel 2010, Karakteristik boraks antara lain:
1. Berbentuk kristal putih.
2. Larut dalam air
3. Stabil pada suhu serta tekanan normal
4. Boraks dipasaran terkenal dengan nama pijer, petitet, bleng, gendar dan air kl
2.3 Ciri – Ciri makanan yang Mengandung Borak
Menurut Chamdani 2005, ciri-ciri salah satu makanan mengandung boraks sebagai berikut :
1. Bau sedikit menyengat.
2. Awet, tahan dua hari dalam suhu kamar (25º Celsius).
3. Pada suhu 10ºC dalam lemari es bisa tahan lebih 15 hari.
4. Makanan/Mie tampak mengkilat (seperti berminyak), liat (tidak mudah putus), dan tidak
lengket.
2.4 Dampak Negatif atau Bahaya Boraks Terhadap Kesehatan
Menurut Tumbel 2010, banyak zat-zat berbahaya yang langsung dicampur sebagai
bahan pembuat makanan, salah satu zat yang sering digunakan yaitu „Boraks‟
atau„Bleng‟.Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat
buruk secara langsung, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam
tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan mengandung boraks akan
menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan,
namun juga melalui kulit. Boraks akan menganggu enzim-enzim metabolisme. Ada beberapa ciri
gejala keracunan boraks,
antara lain sebagai berikut:
a. Keadaan umum: lemah, sianosis, hipotensi
b. Terhirup: iritasi membran mukosa, tenggorokan sakit, dan batuk, efek pada sistem saraf
pusat berupa hiperaktifitas, agitasi dan kejang. Aritmia berupa atrial fibrilasi, syok dan asidosis
metabolik. Kematian dapat terjadi setelah pemaparan, akibat syok, depresi saraf pusat atau
gagal ginjal.
8. 8
c. Kontak dengan kulit: Eritrodemik rash (merah), iritasi dan gejala seperti orang mabuk,
deskuamasi dalam 3-5 hari setelah pemaparan.
d. Tertelan: mual, muntah, diare, gangguan pencernaan, denyut nadi tidak beraturan, nyeri
kepala, gangguan pendengaran dan penglihatan, sianosis, kejang dan koma. Keracunan berat
dan kematian umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak dalam 1-7 hari setelah penelanan,
sedangkan pada orang dewasa jarang terjadi
2.5 Dampak Positif atau Manfaat Boraks
Menurut Khamid 2006, pemanfaatan boraks pada selain makanan:
a. Salah satu bahan untuk membuat keramik
b. Campuran membuat kertas
c. Pembasmi kecoa
d. Dapat digunakan untuk mengurangi kesadahan air.
Namun, ada beberapa manfaat boraks dalam makanan antara lain :
a. Memberi tekstur yang bagus dan memberi kesan menarik
b. Mengawetkan makanan
c. Mengenyalkan dan memberi rasa gurih.
2.6 Prosedur Pemeriksaan BORAKS
1.1 Uji Laboratorium
a. Identifikasi adanya boraks dalam makanan
Identifikasi Boraks di laboratorium, ada 2 metode yang dapat digunakan :
1. Metode Nyala Api
Alat :
· Cawan petri
· Pinset
· Korek Api
· Furnace
· Pipet Ukur
· Mortar dan Penggerus
· Kompor
Bahan :
· H2SO4 10ml
· Metanol 2ml
· Air Kapur Jenuh
· Kertas Lakmus
9. 9
Cara Kerja :
· Siapkan alat dan bahan.
· Tumbuk sample hingga halus dengan mortar, kemudian timbang sample sebanyak
3 gram sample.
· Masukkan kedalam cawan petri, dan atur pH dengan menambahkan Air kapur
jenuh hingga suasana menjadi asam, di ukur dengan kertas lakmus.
· Setelah asam, kemudian masukkan cawan petri ke dalam furnace.
· tambahkan 5 ml H2SO4 pekat, aduk sampai homogen hingga larutan menjadi
asam (lakmus biru menjadi merah), tambahkan 10 ml Methanol kemudian nyalakan. Jika
nyala api berwarna hijau maka dinyatakan adanya asam borat dan boraks
2. Metode Kertas Curcuma
Alat :
- Waterbath - Mortar dan penggerus
- Kompor - Pipet ukur
- Pemijar (Movel Furnace) - Rak Tabung Reaksi
- Cawan Porselin - Tabung Reaksi
- Corong - Sendok
- Pengaduk kaca - Timbangan
Bahan :
- Kertas Saring
- Kertas Curcuma
- Amonia
- Sample makanan
- Air kapur jenuh
- Kertas lakmus
- HCl 10%
Cara Kerja :
1. Bahan makanan atau minuman kurang lebih 20 gram (sebelumnya dihaluskan dulu)
masukkan kedalam cawan porselin.
2. Tambahkan larutan kapur jenuh sampai basa (lakmus merah menjadi biru).
3. Isatkan dalam waterbath.
4. Panaskan di atas kompor.
5. Pijarkan sampai menjadi abu, kemudian kerjakan sebagai berikut :
6. Sebagian abu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan HCl 10% sampai
menjadi asam, saring dengan kertas saring, celupkan kertas curcuma ke dalam air
hasil saringan, jika kertas curcuma memerah kembali dengan asam tambahkan
amoniak menjadi hijau biru tua maka dinyatakan adanya asam borat dan boraks.
10. 10
b. Identifikasi adanya boraks dalam tubuh
Satu jenis pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan pada
hati adalah pemeriksaan enzimatik.
Pengukuran kadar enzim digunakan sebagai alat bantu diagnostic penyakit tertentu.
Peningkatan kadar SGOT dan SGPT selain dapatmenunjukkan adanya kelainan pada hepar juga
dapat digunakan sebagai biomarker keracunan hepetotoksin
Pemeriksaan SGPT adalah indikator yang lebih sensitif terhadap kerusakan hati dibanding SGOT
(Aslam, dkk, 2003). Hal ini dikarenakan enzim GPT sumber utamanya di hati, sedangkan enzim
GOT banyak terdapat pada jaringan terutama jantung, otot rangka, ginjal dan otak.
Aktivitas GPT-serum dapat diukur secara fotometer dengan menggunakan
metode kinetik GPT-ALT (Alanin Aminotransferase)
Alat
1) Spuit 3 cc
2) Torniquet
3) Flakon
4) Sentrifuse
5) Eppendrof
6) Tabung reaksi 5 ml
7) Rak tabung reaksi
8) Mikropipet (100 µl-1000 µl)
9) Blue tip
10) Kuvet
11) Spektrofotometer
Bahan :
1) Sampel darah
2) EDTA
3) Reagen 1=enzim (buffer)
4) Reagen 2=starting reagen (substrat)
Kadar SGPT probandus setelah diperiksa dalam praktikum adalah Working reagen d
itambah Plasma 200 ml, selanjutnya dimasukan ke dalam Eppendorf kemudian
disentrifugasi dengan spektrofotrometer selama 10 menit,
Nilai Normal Perempuan : 0-17 U/L Laki-laki : 0-22 U/L
11. 11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sebagian besar bahwa kita telah mengetahui tentang boraks secara pasti tapi
sebagian lainnya belum mengetahui apa itu boraks karena banyak yang
menyalahgunakan, Kita harus mewaspadai sasaran penggunaan boraks melalui makanan
yang sering kita jumpai seperti mie ayam dll, Pemerintah masih kurang dan tidak tegas
dalam mengatasi masalah penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus
mengenai hal yang terjadi.
3.2 Saran
1. Bagi pedagang yang tidak menggunakan boraks pada makanan basah
maka tetap mempertahankan makanan yang diproduksinya demi
terjaganya kesehatan masyarakat.
2. Jika ada pedagang yang menggunakan boraks pada makanan, maka
disarankan Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Instansi terkait
dalam hal ini, Dinas Kesehatan setempat akan memberi penyuluhan atau
informasi kepada masyarakat tentang bahaya boraks bagi kesehatan bila
mengunakan boraks sebagai bahan pengawet makanan.
3. Kepada konsumen diharapkan lebih selektif dalam memilih makanan
basah yang dikonsumsi. Dengan memperhatikan ciri-ciri makanan basah
yang tidak mengandung boraks.