Mata kuliah ini membahas prinsip-prinsip dasar dan tata cara menulis karya ilmiah, termasuk memilih topik, mengembangkan topik menjadi garis besar pemikiran, dan menulis makalah/artikel singkat berdasarkan bidang studi mahasiswa.
2. DESKRIPSI MATA KULIAHDESKRIPSI MATA KULIAH
Membahas prinsip-prinsip dasar dan tata cara menulisMembahas prinsip-prinsip dasar dan tata cara menulis
ilmiah, seperti memilih topik, mengembangkan topikilmiah, seperti memilih topik, mengembangkan topik
menjadi garis-garis pemikiran yang sesuai dengan topikmenjadi garis-garis pemikiran yang sesuai dengan topik
tersebut, mengembangkan garis-garis pemikirantersebut, mengembangkan garis-garis pemikiran
menjadi paragraf-paragraf yang terdiri atas pokokmenjadi paragraf-paragraf yang terdiri atas pokok
pikiran dan pikiran penunjangnya, dan prinsip-prinsippikiran dan pikiran penunjangnya, dan prinsip-prinsip
pemakaian bahasa Indonesia yang sederhana, baik,pemakaian bahasa Indonesia yang sederhana, baik,
dan benar. Tekanan diberikan pada latihan intensifdan benar. Tekanan diberikan pada latihan intensif
dalam menulis makalah, artikel, atau laporan singkatdalam menulis makalah, artikel, atau laporan singkat
yang berkaitan dengan bidang studi mahasiswa.yang berkaitan dengan bidang studi mahasiswa.
3. Karya seseorang yang didasarkan atas
kebenaran logika rasional dan kebenaran
ilmiah.
Karya ilmiah dapat berupa hasil penelitian
lapangan atau laboratorium dan hasil ide atau
inovasi baru; seperti skripsi, tesis, disertasi, dan
hasil penelitian lainnya serta artikel, jurnal,
makalah, buku ajar, dan sejenisnya.
Sarana penulis mengomunikasikan informasi
baru, gagasan, kajian, dan/atau hasil penelitian
kepada orang lain.
HAKIKAT KARYA ILMIAH
4. KONSEP KEBENARAN ILMIAH
Kebenaran ilmiah merupakan pernyataan empiris yang
paling tinggi dari empat konsep kebenaran sbb.
Kebenaran otoriter yaitu kebenaran pengetahuan yang
diambil/berasal dari pernyataan tokoh yang berkuasa
seperti raja, uskup, kepala adat, dan sejenisnya.
Kebenaran mistik yaitu kebenaran pengetahuan yang
diambil/berasal dari pernyataan yang terkait dengan
kepercayaan dengan hal-hal gaib seperti kepercayaan
terhadap para dewa.
5. Kebenaran logika rasional yaitu
kebenaran pengetahuan yang
diambil/berasal dari kaidah dan
prosedur logika formal atau pola pikir
(rasional) manusia.
Kebenaran ilmiah yaitu kebenaran
pengetahuan yang berasal dari
gabungan dari suatu anggapan
terhadap suatu permasalahan yang
kemudian diuji datanya untuk
menghasilkan pernyataan ilmiah
dengan menggunakan prosedur atau
metode ilmiah baik secara deduktif
maupun induktif.
KONSEP KEBENARAN ILMIAH
6. KRITERIA KARYA ILMIAH
OBJEKTIF
RASIONAL
KRITIS
UP TO DATE (tidak ketinggalan jaman)
RESERVED (menahan diri, hati-hati, tidak
overclaiming)
JUJUR
LUGAS
TERBEBAS DARI KEPENTINGAN
ATAU MOTIF PRIBADI ATAU
TERBATAS
7. KODE ETIK
PENULISAN KARYA ILMIAH
seperangkat norma yg perlu diperhatikan dlm penulisan karya ilmiah
PENGUTIPAN DAN PERUJUKAN
Dalam mengutip dan merujuk thd bahan atau pikiran dari sumber
lain penulis wajib menyebutkan secara jujur.
PERIZINAN THD BAHAN YG DIGUNAKAN
Pengambilan bahan berupa instrumen, bagan, gambar, dan tabel
penulis wajib meminta izin pemilik bahan tersebut.
PENYEBUTAN SUMBER DATA ATAU
INFORMAN
Nama sumber data atau informan dlm penelitian kualitatif tidak
perlu dicantumkan apabila dapat merugikan sumber data atau
informan.
Untuk itu, sebagai gantinya, sumber data atau informan dapat
dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran atau inisial.
8. PERSIAPAN PENULISAN KARYA ILMIAH
Mengidentifikasi permasalahan dan judul karya
ilmiah yang akan ditulis
Menentukan jenis karya ilmiah yang akan ditulis
(hasil penelitian atau nonhasil penelitian)
Mengumpulkan bahan-bahan (pustaka) yang
dibutuhkan
Memahami rambu, isi, dan komponen karya tulis
ilmiah yang akan ditulis
Memahami berbagai aturan jenis karya ilmiah yang
akan ditulis, dls
9. JENIS-JENIS
PENULISAN KARYA ILMIAH
BENTUK KARYA ILMIAH HASIL PENELITIAN:
•karya skripsi
•karya tesis
•karya disertasi
•artikel ilmiah
•jurnal ilmiah, serta
•berbagai makalah dan buku ilmiah yg ditulis berdasar hasil riset.
TULISAN KARYA ILMIAH NON-RISET (KONSEPTUAL):
•buku atau bahan ajar
•artikel teoretik/konsep
•jurnal berupa teoretik/konsep
•makalah ilmiah
•atau sejenisnya.
10. HASIL PENELITIAN NONHASIL PENELITIAN
•SKRIPSI
•TESIS
•DISERTASI
•ARTIKEL
•MAKALAH
•LAPORAN
PENULISAN KARYA ILMIAH
11. PERBEDAAN ANTARA SKRIPSI, TESIS, DAN
DISERTASI
(KUANTITATIF & KUALITATIF)
ASPEK PERMASALAHAN
Disertasi: memberikan sumbangan “asli” bagi ilmu pengetahuan
Tesis: menghasilkan sesuatu yg mmberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan.
Skripsi: tidak dituntut sumbangan bagi ilmu pengetahuan.
ASPEK KAJIAN PUSTAKA
Disertasi: diharapkan (a) mengidentifikasi posisi dan peranan penelitian yg sdg
dilakukan dg konteks penelitian yg lbh luas, (b) mengemukakan pendapat
pribadinya setiap kali membahas hasil-hasil penelitian lain yg dikajinya, (c)
menggunakan kepustakaan dr disiplin ilmu lain yg dpt memberikan implikasi thd
penelitian yg dilakukan, dan (d) memaparkan hasil pustakanya dlm kerangka
berpikir yg konseptual dg cara yg sistematis.
Tesis: di samping keterkaitannya dg penelitian sebelumnya, juga harus
menyebutkan persamaan dan perbedaan dg penelitian sejenis.
Skripsi: hanya diharapkan utk menjelaskan keterkaitan dg penelitian2 sebelumnya
dg topik yg sama.
12. ASPEK METODOLOGI PENELITIAN
Disertasi: bukti-bukti validitas instrumen pengumpul data harus dapat
diterima sebagai bukti-bukti yang tepat. Penyimpangan dlm pengumplan
data harus dikemukakan beserta alasan2nya dan sejauh mana
penyimpangan tsb masih bisa ditoleransi. Asumsi2 harus diusahakan
verifikasinya dan hrs dikemukakan keterbatasan keberlakuannya. Dlm
penelitian kuantitatif, harus mencakup lebih dari dua variabel.
Tesis: harus menyertakan bukti-bukti yg dapat dijadikan pegangan utk
menyatakan bahwa instrumen pengumpul data yg digunakan cukup valid.
Penyimpangan dlm pengumplan data harus dikemukakan beserta
alasan2nya dan sejauh mana penyimpangan tsb masih bisa ditoleransi.
Asumsi2 harus diusahakan verifikasinya dan hrs dikemukakan
keterbatasan keberlakuannya. Dlm penelitian kuantitatif, harus mencakup
dua variabel atau lebih.
Skripsi: dituntut utk menyebutkan apakah sdh ada upaya utk memperoleh
data penelitian scr akurat dg mengunakan instrumen pengumpulan data
yg valid. Penyimpangan2 dlm pengumpulan data tdk hrs dikemukakan.
Asumsi2 tdk hrs diverifikasi dan tdk hrs disebutkan keterbatasan
keberlakuannya. Dlm penelitian kuantitatif dpt mencakup satu variabel
saja.
13. Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Disertasi
ASPEK HASIL PENELITIAN
Disertasi: hasil penelitian selain didukung oleh data yg diperoleh
dari penelitian yg dilakukan juga harus dibandingkan dg hasil
penelitian lain yg sejenis.
Tesis: hasil penelitian selain didukung oleh data yg diperoleh
dari penelitian yg dilakukan juga harus dibandingkan dg hasil
penelitian lain yg sejenis.
Skripsi: tidak harus dibandingkan dengan hasil penelitian lain
sejenis.
ASPEK KEMANDIRIAN
Disertasi: lebih mandiri daripada tesis (90% - 10%)
Tesis: lebih mandiri daripada skripsi (75% - 25%)
Skripsi: kemandirian bisa lebih kecil daripada tesis (60% - 40%).
14. PERBEDAAN ANTARA ARTIKEL, MAKALAH,
DAN LAPORAN PENELITIAN
ARTIKEL
Karya tulis yg dirancang untuk dimuat dlm jurnal atau buku kumpulan
artikel dg tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah
yg telah disepakati.
Artikel ilmiah dpt diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil pemikiran
dan kajian pustaka, atau hasil pengembangan projek.
MAKALAH
Karya tulis yang memuat pemikiran ttg suatu masalah atau topik tertentu
yg ditulis secara sistematis dan runtut dg disertai analisis yg logis dan
objektif.
Makalah ditulis utk memenuhi tugas terstruktur dosen atau ditulis atas
inisiatif sendiri utk disajikan dalam forum ilmiah.
LAPORAN PENELITIAN
Karya tulis yg berisi paparan ttg proses dan hasil-hasil yg diperoleh dari
suatu kegiatan (penelitian).
16. PENGEMBANGAN GAGASAN
Pertimbangan umum: bobot permasalahan,
urgensi gagasan, orisinalitas gagasan,
kedalaman penggarapan, pengungkapan
gagasan, ragam bahasa, dan hal-hal teknis
penulisan.
Pengembangan gagasan = pengembangan
isi
Pengembangan gagasan menjabarkan
gagasan dasar pada berbagai tingkat: artikel,
bagian artikel, dan paragraf.
17. Pengembangan Gagasan
Pada tingkat artikel: utk menjbarkan gagasan ke
dalam komponen2 pembentuk gagasan artikel.
Pada tingkat bagian (subbagian) artikel: menjabarkan
dan menata komponen2 pembentuk gagasan bagian
artikel.
Pada tingkat paragraf: menjabarkan gagasan ke
dalam komponen2 pembentuk gagasan paragraf.
Pengembangan gagasan mengidentifikasi isi
artikel, isi bagian artikel, dan isi paragraf.
Dalam pengklasifikasian dan pembagian gagasan
harus diperhatikan kelengkapan dan konsistensi.
18. PERENCANAAN PENULISAN
NASKAH
Perencanaan penulisan naskah meliputi:
perencanaan gagasan (isi), perencanaan format dan
teknik penulisan, dan perencanaan bahasa.
PERENCANAAN ISI ARTIKEL
Kerangka isi utuh artikel sangat bergantung pada jenis artikel.
Kerangka isi utuh penelitian: (1) judul, (2) nama penulis, (3)
abstrak dan kata-kata kunci, (4) pendahuluan, (5) metode, (6)
hasil, (7) bahasan, (8) simpulan dan saran, (9) daftar rujukan,
dan (10) lampiran (jika ada).
Kerangka isi utuh nonpenelitian (konseptual): (1) judul, (2) nama
penulis, (3) abstrak dan kata-kata kunci, (4) pendahuluan, (5)
bagian inti (diberi judul sesuai dengan substansi yg diisikan pada
bagian inti), (6) penutup, (7) daftar rujukan, dan (8) lampiran (jika
ada).
19. Perencanaan Penulisan Naskah
PERENCANAAN FORMAT & TEKNIK PENULISAN
Format umum (realisasi konvensi yg berlaku umum): (1) organi-
sasi atau sistematika artikel jurnal, yg tampak pada komponen2
artikel dan tataannya, (2) teknik penulisan yg mencakup (a)
teknik perujukan (kutipan langsung atau taklangsung), (b) teknik
penampilan tekstual dan penampilan visual (tabel dan
gambar), dan (3) teknik pengetikan
Format khusus = gaya selingkung.
PERENCANAAN BAHASA
Ciri-ciri ragam bahasa ilmiah: (1) bernalar, (2) lugas dan jelas,
(3) berpangkal tolak pada gagasan (bukan penulis), (4) formal
dan objektif, (5) ringkas dan padat, (6) konsisten,
(7) menggunakan istilah-istilah teknis, (8) baku, (9) lebih
berkomunikasi dengan pikiran daripada perasaan, (10) padu
dalam hubungan gramatikal, (11) logis dalam hubungan
semantis, (12) konsisten dlm banyak hal: penggunaan istilah,
tanda baca, dan kata ganti.
20. PENGEMBANGAN PARAGRAF
Paragraf pd hakikatnya adl satuan bentuk
pegungkap satu gagasan dasar dan satuan
bentuk pengungkap yg berstruktur dalam
karya tulis.
Paragraf berisi satuan pikiran yg tertuang
dlm sejumlah kalimat utk mengungkapkan
satu gagasan dasar (satu pikiran pokok).
Paragraf berisi satuan gagasan dari gagasan
yg lebih besar.
Paragraf adl satuan teks terkecil yg berisi
satu gagasan dasar dalam pembentukan
gagasan yang lebih besar.
21. Pengembangan Paragraf
Dalam karya ilmiah isi paragraf
tersusun dari gagasan dasar dan
(sejumlah) gagasan pengembang
atau gagasan pendukung.
Paragraf yg baik, di samping
memenuhi syarat pengembangan,
juga memenuhi syarat keutuhan
dan kepaduan.
22. Pengembangan Paragraf
Contoh paragraf yang baik:
Masa depan sepak bola Indonesia sangat
memprihatinkan. Kualitas bermain para pemain
baik yang senior maupun yunior rendah.
Kedisiplinan bermain juga rendah. Sportivitas
tidak lagi dapat ditegakkan di lapangan. Pemain
suka melanggar aturan permainan dan tidak
mau menerima sanksi pelanggaran. Wasit tidak
lagi berfungsi mengamankan dan mengatur
permainan dan pemain, tetapi justru sering
mengacau permainan dan pemain.
23. Pengembangan Paragraf
Semangat serta kesungguhan hati
guru sekolah dasar dalam
mengajar dirasakan makin pudar
karena kesejahteraan mereka
terabaikan. Imbalan yang mereka
terima rendah. Gaji mereka sering
terlambat dan sering ada potongan-
potongan untuk berbagai keperluan
yang tidak dapat mereka pahami.
24. Pengembangan Paragraf
Siswa yang rajin belajar masih dapat
ditemukan di mana-mana: di kota, di
pinggiran kota, dan di desa. Siswa yang
berprestasi cukup banyak dan dapat
ditemukan di mana-mana juga. Tidak
sedikit di antara mereka yang peduli
dengan keadaan lingkungan.
Tampaknya, masa depan generasi
penerus masih dapat diharapkan.
25. Pengembangan Paragraf
Belajar pada hakikatnya berlangsung
sepanjang hayat. Sejak bayi anak sudah
belajar. Sebelum bersekolah, anak-anak sudah
belajar di dalam keluarga dan laingkungan
sekitarnya. Pada usia 6-12 tahun anak
bersekolah di sekolah dasar. Demikian
seterusnya. Setelah menyelesaikan sekolah,
dia masih terus belajar, setidak-tidaknya belajar
memecahkan masalah yang dihadapi setiap
saat. Pendek kata, belajar itu tidak mengenal
batas umur.
26. PENULISAN DRAF
Penulisan draf merupakan aktivitas yang dimulai
dengan menata butir-butir gagasan secara hierarkis
dan sistematis.
Penulisan draf artikel ilmiah merupakan aktivitas
menyusun paparan ekspositori secara utuh.
Dalam penulisan draf awal sebuah tulisan dilakukan
dengan langkah-langkah berikut: (1) membaca semua
kartu catatan, (2) mempertimbangkan semua materi
yang sudah dipersiapkan, (3) mempersiapkan
kerangka tulisan, (4) mengelompokkan bahan-bahan
dan catatan-catatan bahan tulisan berdasarkan topik
dan menempatkan kelompok-kelompok bahan tulisan
itu dalam kerangka tulisan, dan (5) menuliskan draf
kasar tulisan.
27. FINALISASI
Finalisasi yang sangat lazim dilakukan adalah
penyuntingan naskah.
Penyuntingan yang dapat dilakukan segera adl
penyuntingan oleh penulis artikel.
Penyuntingan dilakukan untuk memperkecil
kelemahan dan kesalahan dalam draf.
Dalam rangka merevisi draf, masukan dari
teman sejawat sangat diperlukan. Karena itu,
sebuah draf artikel hendaknya dibaca oleh
teman sejawat yang profesional untuk
memberikan masukan.
28. Jelaskan perbedaan kedua teks berikut ini!
Teks 1:
Kira-kira enam tahun yang lalu.
Saya datang di sekolah.
Saya harus datang sampai pukul setengah sembilan.
Saya ada kelas pagi, tapi tiada tas.
Saya sangat kaget.
Saya mencari tas, tapi tiada tas di mana-mana.
Saya tidak bertemu tas saya.
Saya masuk sekolah pertama tanpa buku dan pensil.
Saya menelepon ibu saya.
Saya bertanya tentang tas saya, “Apa tas saya ada di kamar?”
Ibu saya menjawab, “Mengapa Anda ke sekolah tanpa tas?”
29. Teks 2
siapa menggores di langit biru
siapa meretas di awan lalu
siapa mengkristal di kabut itu
siapa mengertap di bunga layu
siapa cerna di warna ungu
siapa bernafas di detak waktu
siapa berkelebat setiap kubuka pintu
siapa mencair di bawah pandangku
siapa terucap di celah kata-kataku
siapa mengaduh di bayang-bayang sepiku
siapa tiba menjemput berburu
siapa tiba-tiba menyibak cadarku
siapa meledak dalam diriku
: siapa Aku
30. URUTAN BERPIKIR DALAM PENULISAN DAN
PENGEMBANGAN PARAGRAF
(TULISAN BERSASARAN)
1. INFORMASI
BERUPA LATAR BELAKANG ATAU INFORMASI UMUM
TENTANG TOPIK YANG AKAN DITULIS
2. FOKUS
BERUPA PEMBATASAN MASALAH ATAU TOPIK YANG
DIPERSEMPIT
PILIHAN ASPEK DARI TOTALITAS TOPIK
Pemilihan topik hrs memperhatikan:
1. hrs bermanfaat dibahas
2. hrs layak
3. cukup menarik utk dibahas bagi penulis
4. hrs dikenal
5. hrs menyediakan data & informasi yg lengkap & mudah
6. dpt dibahas & dipecahkan scr proporsional.
31. URUTAN BERPIKIR DALAM PENULISAN DAN
PENGEMBANGAN PARAGRAF
(TULISAN BERSASARAN)
3. PENJELASAN
MERUPAKAN PELANJUTAN DARI BAGIAN INFORMASI
DALAM BAGIAN INI DIJELASKAN MAKNA KHUSUS SEBUAH
KATA, FRASA, ATAU KONSEP YANG AKAN DIGUNAKAN
CARA-CARA YANG BAIK UNTUK MEMBERIKAN PENJELASAN
ADALAH MENDEFINISIKAN, MELUKISKAN, DAN MEMBERI
CONTOH
4. PENGELOMPOKAN
MERUMPUNKAN BEBERAPA HAL KE DALAM KELOMPOK-
KELOMPOK TERTENTU BERDASARKAN PERSAMAAN DAN
PERBEDAAN
5. ANALISIS
MENGANALISIS BAIK SECARA ALAMIAH MAUPUN SECARA
LOGIS (DALAM BENTUK PENGEMBANGAN PARAGRAF)
32. URUTAN BERPIKIR DALAM PENULISAN DAN
PENGEMBANGAN PARAGRAF
(TULISAN BERSASARAN)
6. PEMBUKTIAN
BERIKAN CONTOH-CONTOH UNTUK MENUNJUKKAN
KEBERMAKNAAN SEBUAH ANALISIS (MISALNYA TTG
GENERALISASI SATU FENOMENA)
7. PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN
DALAM SEBUAH PENULISAN SEORANG PENULIS DPT
MENYAMPAIKAN PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN THD
SATU GAGASAN, TEORI, PENDAPAT, ATAU PROBLEM.
PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN HARUS DISERTAI DG
ALASAN YANG SEHAT DAN BUKTI YG MASUK AKAL.
8. PERAMALAN/PREDIKSI
PENULIS DAPAT MERAMALKAN APA YANG AKAN TERJADI.
KEKUATAN SEBUAH RAMALAN BERGANTUNG KEPADA
DATA DAN KEYAKINAN PENULIS AKAN DATA YANG
DIMILIKINYA.
33. URUTAN BERPIKIR DALAM PENULISAN
DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
(TULISAN BERSASARAN)
9. REKOMENDASI
DIBERIKAN UNTUK MENJAWAB SATU MASALAH ATAU
MEMECAHKAN MASALAH.
REKOMENDASAI DAPAT BERUPA SUMBANGAN PIKIRAN,
PERINTAH, ATAU URUN PENDAPAT.
10. HARAPAN
BERUPA SARAN AGAR TUJUAN PENULISAN ATAU HASIL
PENELITIAN DAPAT TERCAPAI.
11. PEMBAHASAN
SEMUA UNSUR PENGEMBANGAN TERSEBUT AKAN TAMPAK
PULA PADA BAHASA YANG DIPAKAI.
PENGEMBANGAN GAGASAN TERLIHAT PADA UNGKAPAN-
UNGKAPAN YANG DIGUNAKAN.
35. PENGEMBANGAN PARAGRAF
(KOHERENSI)
SPASIAL
kiri-kanan, atas-bawah, muka-belakang, tepi-tengah-samping,
sudut-segi, timur-barat, utara-selatan, dekat-jauh, sejajar, paralel,
luar-dalam, tepat, persis, langsung
WAKTU
mula-mula …, lalu…., kemudian…, akhirnya…., mulai dari …
sampai …, pada tahun, bulan, tanggal, hari, jam …., awal….,
akhir…., berakhir
MENGANTARKAN ILUSTRASI/MENJELASKAN
jadi, pada umumnya, misalnya, sebagai bukti, umpamanya, saya
kutip…, contoh…, menurut …., mengembangkan, berarti,
menunjukkan, maksud
36. PENGEMBANGAN
PARAGRAF (KOHERENSI)
MENAMBAH PIKIRAN/MENGURAIKAN
pertama…, kedua…., ketiga…..; mula-mula…., lalu….,
kemudian…., akhirnya… penutup…, lagi, tambahan
pula, dan, baik…. maupun …., seperti, kemudian
PENGUTAMAAN
pertama…, kedua….., utama, terpenting, terutama, esensial, asasi,
prinsipal, paling penting, isu, butir, problem, karakteristik,
menekankan, mengutamakan
PERBANDINGAN, PERTENTANGAN, KUALIFIKASI
pada pihak lain, walaupun demikian, tetapi, akan tetapi, namun,
sebaliknya, atau, masih, bagaimanapun juga, dibandingkan
dengan, dipertentangkan dengan, berhubungan dengan,
bertentangan dengan, sama dengan, berbeda, membedakan,
dibedakan, lebih … daripada …, perbedaan antara …. dan ….
37. PENGEMBANGAN
PARAGRAF (KOHERENSI)
CONTOH DAN PENGELOMPOKAN
dibagi, dikelompokkan, kategori, jenis, macam, kelas,
aspek, kualitas, tipe
MENGAMBIL
KESIMPULAN/MERANGKUMKAN
jadi, oleh karena itu, konsekuensi, kesimpulan,
menyimpulkan, merangkumkan, berkesimpulan,
meramalkan, menyarankan, berarti, berakibat, tutup,
akhiri.
38. BAHASA INDONESIA ARTIKEL
ILMIAH
Bahasa tulis ilmiah mrp perpaduan bahasa tulis dan
bahasa ilmiah.
Ciri ragam bahasa tulis: (a) kosakata dipilih secara
cermat, (b) pembentukan kata dilakukan secara
sempurna, (c) kalimat dibentuk dengan struktur yang
lengkap, (d) paragraf dikembangkan secara lengkap
dan padu, dan (e) hubungan antargagasan terlihat
jelas, rapi, dan sistematis.
Ciri ragam bahasa ilmiah: cendekia, lugas, jelas,
formal, objektif, konsisten, dan bertolak dari gagasan.
39. CENDEKIA
MAMPU DIGUNAKAN SCR TEPAT UTK
MENGUNGKAPKAN HASIL BERPIKIR
LOGIS
DAPAT DITERIMA SCR TEPAT OLEH
PEMBACA
SUKU-SUKU KALIMATNYA MIRIP
DENGAN PROPOSISI LOGIKA
40. CONTOH KECENDEKIAAN
KALIMAT
(1) Kemajuan informasi pada era globalisasi ini
dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral
bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat yang
masuk ke negara Indonesia yang dimungkinkan tidak
sesuai dengan nilai-nilai budaya dan moral bangsa
Indonesia.
(2) Pada era globalisasi informasi ini dikhawatirkan akan
terjadi pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia
terutama karena pengaruh budaya barat yang masuk ke
Indonesia.
(3) Meskipun sudah diuraikan, namun paparannya belum
jelas.
(4) Meskipun sudah diuraikan, paparannya belum jelas.
Paparannya sudah diuraikan, namun belum jelas.
41. LUGAS
DIGUNAKAN UTK MENYAMPAIKAN GAGASAN
ILMIAH SCR JELAS DAN TEPAT
SETIAP GAGASAN DIUNGKAPKAN SCR
LANGSUNG
TERHINDAR DARI KESALAHPAHAMAN DAN
KESALAHAN MENAFSIRKAN ISI KALIMAT
TIDAK MENGGUNAKAN FRAGMENTARIS
( kalimat yang belum selesai )
42. CONTOH KELUGASAN
KALIMAT
(5) Para pendidik yang kadangkala atau bahkan
sering kena getahnya oleh ulah sebagian anak-
anak mempunyai tugas yang tidak bisa
dikatakan ringan.
(6) Para pendidik yang kadang-kadang atau
bahkan sering terkena akibat ulah sebagian
anak-anak mempunyai tugas berat.
43. JELAS
GAGASAN AKAN MUDAH DIPAHAMI APABILA
DITUANGKAN DLM BAHASA YG JELAS
KETIDAKJELASAN PADA UMUMNYA AKAN
MUNCUL PADA KALIMAT YG SANGAT
PANJANG
HINDARI KALIMAT-KALIMAT YANG TERLALU
PANJANG
DLM KALIMAT PANJANG HUBUNGAN
ANTARGAGASAN MENJADI TIDAK JELAS
44. CONTOH KEJELASAN KALIMAT
(7) Penanaman moral di sekolah sebenarnya merupakan kelanjutan
dari penanaman moral di rumah yang dilakukan melalui mata
pelajaran Pendidikan Moral Pancasila yang merupakan mata
pelajaran paling strategis karena langsung menyangkut tentang
moral Pancasila, juga diintegrasikan ke dalam mata pelajaran-mata
pelajaran Agama, IPS, Sejarah, PSPB, dan Kesenian.
(8) Penanaman moral di sekolah sebenarnya merupakan kelanjutan
dari penanaman moral di rumah. Penanaman moral di sekolah
dilaksanakan melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila
yang merupakan mata pelajaran paling strategi karena langsung
menyangkut tentang moral Pancasila. Di samping itu, penanaman
moral Pancasila juga diintegrasikan ke dalam mata pelajaran-mata
pelajaran Agama, IPS, Sejarah, PSPB, dan Kesenian.
45. BERTOLAK DARI GAGASAN
BHS ILMIAH DIGUNAKAN DG
ORIENTASI GAGASAN
PENONJOLAN PADA GAGASAN ATAU
HAL-HAL YG DIUNGKAPKAN, BUKAN
PADA PENULIS
PILIHAN KALIMAT YG LBH COCOK ADL
KALIMAT PASIF
46. BERTOLAK DARI GAGASAN
(9) Dari uraian tadi penulis dapat menyimpulkan bahwa
menumbuhkan dan membina anak berbakat sangat
penting.
(10) Dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa
menumbuhkan dan membina anak berbakat sangat
penting.
(11) Kita tahu bahwa pendidikan di lingkungan keluarga
sangat penting dalam penanaman moral Pancasila.
(12) Perlu diketahui bahwa pendidikan di lingkungan
keluarga sangat penting dalam penanaman moral
Pancasila.
47. FORMAL
TINGKAT KEFORMALAN BAHASA DLM
ARTIKEL ILMIAH DPT DILIHAT PADA LAPIS
KOSAKATA, BENTUKAN KATA, DAN KALIMAT
GUNAKAN KATA-KATA TEKNIS
HINDARKAN PENGGUNAAN KATA-KATA,
BENTUKAN KATA, DAN KALIMAT INFORMAL
SUBJEK DAN PREDIKAT KALIMAT JELAS
48. CONTOH KEFORMALAN BAHASA
MENCUCI >< NYUCI
TERTABRAK >< KETABRAK
REALISASI >< REALISIR
KETEMU >< BERTEMU
(13) Menurut Valendika (1999:27) menyatakan bahwa milenium
ketiga belum dimulai tahun 2000.
(14) Valendika (1999) menyatakan bahwa milenium ketiga belum
dimulai tahun 2000.
(15) Setiap perguruan tinggi wajib melaksanakan pengabdian
pada masyarakat.
(16) Setiap perguruan tinggi wajib melaksanakan pengabdian
kepada masyarakat.
(17) Berbagai temuan baru berhasil diungkap dalam penelitian ini.
(18) Penelitian ini berhasil mengungkap berbagai temuan baru.
49. OBJEKTIF
MENEMPATKAN GAGASAN SBG
PANGKAL TOLAK PENGEMBANGAN
KALIMAT
HINDARI PENGGUNAAN KATA-KATA YG
MENUNJUKKAN SIFAT SUBJEKTIF
KATA-KATA EKSTREM DPT MEMBERI
KESAN SUBJEKTIF DAN EMOSIONAL
50. CONTOH KEOBJEKTIFAN KALIMAT
(19) Contoh-contoh itu telah memberikan bukti betapa
besarnya peranan orang tua dalam pembentukan
kepribadian anak.
(20) Contoh-contoh itu telah memberikan bukti besarnya
peranan orang tua dalam pembentukan kepribadian
anak.
(21) Abstrak artikel harus ditulis dalam sebuah paragraf.
Penelitian pasti diawali adanya masalah.
(22) Abstrak artikel ditulis dalam sebuah paragraf.
Penelitian diawali adanya masalah.
51. RINGKAS DAN PADAT
TIDAK ADA UNSUR-UNSUR BHS YG
TIDAK DIPERLUKAN (MUBAZIR)
TERHINDAR DARI PEMBOROSAN
HEMAT DLM PENGGUNAAN BAHASA
52. CONTOH BHS YG RINGKAS DAN
PADAT
(23) Nilai etis sebagaimana tersebut pada paparan di atas menjadi
pedoman dan dasar pegangan hidup dan kehidupan bagi setiap
warga negara Indonesia.
(24) Nilai etis tersebut menjadi pedoman bagi setiap warga negara
Indonesia.
(25) Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) terungkap bahwa proyek itu telah
dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Jadi, tidak ada
pelaksanaan proyek yang menyalahi aturan. Artinya, pelaksanaan
proyek itu sudah benar. Isu negatif yang selam ini berkembang tidak
benar.
(26) Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) terungkap bahwa proyek itu telah
dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Isu negatif yang
selama ini berkembang tidak benar.
53. KONSISTEN
UNSUR BAHASA DAN EJAAN
DIGUNAKAN SECARA KONSISTEN
(TAAT ASAS)
MISALNYA: PADA AWAL URAIAN SUDAH
DIGUNAKAN SINGKATAN UNAS (UJIAN
NASIONAL), PADA URAIAN
SELANJUTNYA CUKUP DIGUNAKAN
SINGKATAN UNAS TERSEBUT.
54. CONTOH BHS YG KONSISTEN
(27) Untuk penumpang yang melimpah menjelang dan
usai lebaran, telah disiapkan kendaraan yang cukup.
Pengusaha angkutan diimbau mengoperasikan semua
kendaraan ekstra.
(27) Untuk mengatasi penumpang yang melimpah
menjelang dan usai lebaran, pengusaha angkutan
diimbau mengoperasikan semua kendaraan ekstra.
(28) Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak
penting bagi Muslim Bosnia. Untuk mereka, yang
penting adalah pencabutan embargo persenjataan.
(28) Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak
penting bagi Muslim Bosnia. Bagi mereka yang penting
adalah pencabutan embargo persenjataan.
55. KESALAHAN UMUM PEMAKAIAN BI
DALAM ARTIKEL ILMIAH
KESALAHAN PENALARAN
KERANCUAN
PEMBOROSAN
KETIDAKLENGKAPAN KALIMAT
KESALAHAN EJAAN & TULISAN
KESALAHAN PENGEMBANGAN
PARAGRAF
56. KESALAHAN PENALARAN
Kesalahan Intrakalimat
Contoh:
(1) Dengan penelitian ini dapat meningkatkan
kreativitas mahasiswa.
a) Penelitian ini dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa.
b) Dengan penelitian ini dapat ditingkatkan kreativitas mahasiswa.
(2) Berdasarkan uraian di atas menunjukkan
pentingnya pendidikan orang dewasa.
Kesalahan Antarkalimat
Contoh:
Problema utama pengelolaan jurnal ilmiah adalah kelangkaan
naskah dan kelangkaan dana. Oleh karena itu, naskah perlu
dikelola secara profesional. Pengelolaan yang profesional akan
menjadikan sebuah jurnal menjadi berwibawa.
57. KERANCUAN
Kerancuan Bentukan Kata
Contoh:
(1) memperlebarkan
(2) mempertinggikan
Kerancuan Kalimat (sering terjadi pada redaksi perujukan)
Contoh:
(1) Dalam penelitian ini membahas efektivitas
penggunaan pupuk tablet.
(2) Menurut Nadar (2009) menyatakan bahwa penelitian
pragmatik tidak dapat dilepaskan dari sosiolinguistik.
58. PEMBOROSAN
Pemborosan dpt terjadi penggunaan kata, kata-
kata, kalimat, dan paragraf.
Contoh:
(1) Data yang digunakan untuk menjawab semua permasalahan
yang ada dalam penelitian ini dapat dipilah menjadi dua, yaitu data
utama dan data penunjang.
(2) Hasil penelitian ini dapat dipilah menjadi lima kelompok. Kelima
kelompok tersebut adalah sebagai berikut.
(3) Dianika (1998) dalam bukunya yang berjudul Tes Prestasi
Belajar menyatakan bahwa tes memiliki kedudukan yang sangat
strategis.
(4) Rahmi (1997), seorang pakar ekonomi, menyatakan bahwa
Indonesia tidak akan bisa bangkit dalam waktu singkat.
59. KETIDAKLENGKAPAN KALIMAT
Sebuah kalimat dikatakan lengkap apabila
setidak-tidaknya memiliki pokok dan penjelas
atau subjek dan predikat.
Contoh Ketidaklengkapan Kalimat
(1) Dalam penelitian ini menemukan hasil baru
yang sangat spektakuler.
(2) Bunga api pada busi yang dipergunakan
untuk memulai pembakaran campuran bahan
bakar dan udara di dalam silinder mesin, yang
akhirnya untuk membangkitkan tenaga mekanik.
60. ASPEK KEBAHASAAN
Kesalahan bahasa yang sering terjadi meliputi:
Penggunaan Tanda Baca
Penggunaan Spasi
Penulisan Judul
Penggunaan Huruf Kapital
Penggunaan Huruf Miring
Penggunaan Huruf Tebal
Penggabungan Kata dan Imbuhan
Pemenggalan Kata/Suku Kata
61. PENGEMBANGAN PARAGRAF
Kesalahan dalam penggunaan kata
hubung.
Kurang kreatifnya pengggunaan kata-kata
kunci.
Tidak satu dan padunya paragraf.
Terlalu pendek.
Terlalu panjang.
Kurang variatifnya paragraf.
62. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH
SISTEMATIKA PENULISAN
CARA MERUJUK
MENULIS DAFTAR RUJUKAN
PENULISAN TABEL
PENYAJIAN GAMBAR
PENGGUNAAN KATA HUBUNG
63. SISTEMATIKA PENULISAN
Sesuai dengan gaya selingkung
Untuk Artikel Konseptual urutannya sbb.
- Judul
- Penulis
- Abstrak
- Kata-kata Kunci
- Pendahuluan (boleh ditulis boleh tidak)
- Bagian Inti (dinyatakan dg subbagian)
- Penutup (berisi simpulan dan saran)
- Daftar Rujukan
- Lampiran (jika ada)
64. Judul
pemilihan kata-kata harus mempertimbangkan pengaruhnya thd daya tarik bagi
pembaca
hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu panjang, atau terlalu pendek, yakni antara
5-10 kata.
Nama Penulis
nama tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apa pun
nama lembaga tempat bekerja penulis ditulis sbg catatan kaki di halaman pertama
jika lebih dari dua penulis, hanya nama penulis utama saja yang dicantumkan di
bawah judul, nama penulis lain ditulis dalam catatan kaki.
Abstrak dan Kata-kata Kunci
berisi ringkasan dari isi artikel yg dituangkan secara padat, bukan komentar atau
pengantar dari penyunting atau redaksi
panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis dalam satu paragraf diketik dg spasi tunggal
kata kunci adl kata pokok yg menggambarkan daerah masalah yg dibahas dlm artikel
atau istilah-istilah yg merupakan dasar pemikiran gagasan dlm karangan asli, berupa
kata tunggal atau gabungan kata
jumlah kata kunci sekitar 3-5 buah
kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah
65. Pendahuluan
berisi uraian yg mengantarkan pembaca kepada topik utama yang akan dibahas
menguraikan hal-hal yg mampu menarik pembaca shg mereka “tergiring” utk
mendalami bagian selanjutnya
diakhiri dg rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan dibahas
judul pendahuluan boleh ditulis dan boleh tidak ditulis
Bagian Inti
hal yg perlu mendapat perhatian pada bagian inti adalah pengorganisasian isinya
yang meliputi: (1) mengidentifikasi tipe isi yang akan dideskripsikan dalam artikel, (2)
menetapkan struktur isi, (3) menata isi ke dalam strukturnya, (4) menata urutan isi,
dan (5) mendeskripsikan isi mengikuti urutan yg telah ditetapkan.
Penutup
bagian ini berisi simpulan dan saran
Daftar Rujukan
bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam
batang tubuh artikel
harus lengkap, mencakup semua bahan pustaka yg telah disebutkan dalam batang
tubuh artikel
66. CARA MERUJUK
Dilakukan dg menggunakan nama akhir dan
tahun di antara tanda kurung.
Jika ada dua penulis, nama akhir keduanya
ditulis diikuti tahun dalam kurung.
Jika lebih dari dua, cukup dengan menyebut
nama pertama diikuti dkk.
Jika tdk ada nama penulis, nama lembaga, atau
nama dokumen, atau nama koran.
Utk karya terjemahan, dengan menyebut nama
aslinya.
Rujukan dari dua sumber atau lebih yg ditulis
oleh penulis yg berbeda dicantumkan dlm satu
tanda kurung dg titik koma sbg tanda
pemisahnya).
67. CARA MENULIS DAFTAR RUJUKAN
RUJUKAN DARI BUKU
Wahab, A. 2000. Isu Linguistik: Pengajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya:
Airlangga University Press.
Rahardjo, M. 2007. Hermeneutika Gadamerian: Kuasa Bahasa dalam
Wacana Politik Gus Dur. Malang: UIN-Malang Press.
Cornet, L. & Weeks, K. 2005a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging
Issues-1985. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
Cornet, L. & Weeks, K. 2005b. Planning Career Ladders: Lessons from the
States. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
RUJUKAN DARI BUKU YG BERISI KUMPULAN
ARTIKEL (ADA EDITORNYA)
Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds). 2000. Bilingual Education: Teaching
English as a Second Language. New York: Praeger.
Aminuddin (Ed.). 2000. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang
Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
68. RUJUKAN DARI ARTIKEL DLM BUKU
KUMPULAN ARTIKEL (ADA EDITORNYA)
Hasan, M.Z. 2000. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam
Aminuddin (Ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam
Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25). Malang: HISKI
Komisariat Malang dan YA3.
Hartley, J.T., Harker, J.O. & Walsh, D.A. 1990. Contemporary
Issues and New Directions in Adult Development of
Learning and Memory. Dalam L.W. Poon (Ed.), Aging in The
1990s: Psychological Issues (hlm. 239-252). Washington,
D.C.: American Psychological Association.
RUJUKAN DARI ARTIKEL DALAM JURNAL
Data, M. 2008. Pemanfaatan Karya Sastra sebagai Media
Peningkatan Kemampuan Berbahasa Indonesia. Media
Penelitian Pendidikan: Jurnal Penelitian Bidang
Kependidikan, IV(1): 20-30.
69. RUJUKAN DARI ARTIKEL DALAM CD-ROM
Krashen, S., Long, M. & Scarcella, R. 1997. Age, Rate, and
Evatual Attainment in Second Language Acquisition. TESOL
Quarterly, 13:573-82 (CD-ROM: TESOL Quarterly-Digital,
2000).
RUJUKAN DARI ARTIKEL DALAM MAJALAH
ATAU KORAN
Gardner, H. 2001. Do Babies Sing a Universal Song?
Pasychology Today, hlm. 70-76.
Surayadarma, S.V.C. 2003. Prosesor dan Interface:
Komunikasi Data. Info Komputer, IV (4): 46-48.
Huda, M. 13 November, 2008. Menyiasati Krisis Listrik Musim
Kering. Jawa Pos, hlm. 6.
70. RUJUKAN DARI KORAN TANPA PENULIS
Jawa Pos. 22 April, 2010. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3.
RUJUKAN DARI DOKUMEN RESMI PEMERINTAH
YG DITERBITKAN OLEH SUATU PENERBIT TANPA
PENULIS ATAU TANPA LEMBAGA
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
2006. Jakarta: Tamita Utama.
RUJUKAN DARI LEMBAGA YANG DITULIS ATAS
NAMA LEMBAGA TERSEBUT
Pusat Bahasa. 2003. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
71. RUJUKAN BERUPA KARYA TERJEMAHAN
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. Tanpa tahun. Pengantar
Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 2000.
Surabaya: Usaha Nasional.
RUJUKAN BERUPA MAKALAH YG DISAJIKAN
DALAM SEMINAR, PENATARAN, ATAU
LOKAKARYA
Suparno. 2006. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal.
Makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat dasar
bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XX, Pusat
Penelitian Universitas Negeri Malang, Malang, 12 Juli.
RUJUKAN DARI INTERNET BERUPA KARYA
INDIVIDUAL
Heriyanto, G.G. 2008. Membaca Gaya Komunikasi Politik Gus Dur,
(Online), (http//gunheriyanto.blogspot.com/2008/03/membaca-
gaya-komunikasi-politik-gus-dur.html, diakses 24 Desember
2008).
72. RUJUKAN BERUPA SKRIPSI, TESIS, ATAU
DISERTASI
Data, M. 2008. Ekspresi Tutur Gerakan Demo Mahasiswa di Kota
Malang. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPS Universitas
Negeri Malang.
RUJUKAN DARI INTERNET BERUPA ARTIKEL
DARI JURNAL
Griffith, A.I. 2002. Coordinating Family and School: Mothering for
Schooling. Education Policy Analysis Archives, (Online), Vol. 3,
No. 1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari
2006).
Kumaidi. 2004. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan
Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid
5, No. 4, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2005).
73. RUJUKAN DARI INTERNET BERUPA BAHAN DISKUSI
Wilson, D. 20 November 1999. Summary of Citing Internet Sites.
NETTRAIN Discussion List, (Online), (
NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22 November 1999).
RUJUKAN DARI INTERNET BERUPA E-MAIL PRIBADI
Davis, A. (a.davis@uwts.edu.au). 10 Juni 2004. Learning to Use Web
Authoring Tools. E-mail kepada Alison Hunter (huntera@usq.edu.au).
Naga, Dali S. (ikip-jkt@indo.net.id). 1 Oktober 2002. Artikel untuk JIP. E-
mail kepada Ali Saukah (jippsi@mlg.ywcn.or.id).
74. PENGGUNAAN KATA HUBUNG
Kata hubung antarkalimat atau antarparagraf ditulis
diikuti tanda koma.
Agaknya, … Akan tetapi, … Akhirnya, … Akibatnya, …
Artinya, … Biarpun begitu, … Biarpun demikian, …
Berkaitan dengan hal itu, …Dalam hal ini, … Dalam
hubungan ini, … Dalam konteks ini, … Dengan kata lain,
…Di samping itu, … Di satu pihak, … Di pihak lain, …
Jadi, … Jika demikian, … Kalau begitu, … Kalau tidak
salah, … Kecuali itu, … Lagi pula, … Meskipun
demikian, … Oleh karena itu, … Oleh sebab itu, … Pada
dasarnya, … Pada hakikatnya, … Pada prinsipnya, …
Sebagai kesimpulan, … Sebaliknya, … Sebelumnya, …
Sebenarnya, … Sebetulnya, … Sehubungan dengan itu,
… Selain itu, … Selanjutnya, … Sementara itu, …
Sesudah itu, … Setelah itu, … Sesungguhnya, …
Sungguhpun demikian, … Tambah pula, … Untuk itu, …
Walaupun demikian, … dst.
75. MENYUSUN STRUKTUR
ARGUMEN
Argumentasi mrp inti dr bagian terbanyak
penulisan ilmiah.
Seorang penulis hrs benar2 memahami apa
yg dimaksud dg sebuah argumen.
Argumen ad sejmlh pernyataan atau
proposisi, satu di antaranya dianggap sbg
kesimpulan dr yg lainnya, sementara
pernyataan2 lainnya dinilai mendukung
kebenaran kesimpulan yg ditarik.
76.
Argumen dlm logika formal memiliki plg sdkitArgumen dlm logika formal memiliki plg sdkit
3 buah pernyataan: premis mayor, premis3 buah pernyataan: premis mayor, premis
minor, dan konklusi.minor, dan konklusi.
SilogismeSilogisme entimementimem
Setiap argumen adalah pesan ygSetiap argumen adalah pesan yg
disampaikanpenulis kpd pembaca.disampaikanpenulis kpd pembaca.
Segi tiga retorika: logos, ethos, dan pathos.Segi tiga retorika: logos, ethos, dan pathos.
Sebuah tulisan dpt dilihat sbg ramuan drSebuah tulisan dpt dilihat sbg ramuan dr
logos, ethos, dan,pathos.logos, ethos, dan,pathos.
77.
LogosLogos: masalah konsistensi internal dr: masalah konsistensi internal dr
argumentasi atau pesan yg inginargumentasi atau pesan yg ingin
disampaikan penulis.disampaikan penulis.
Ethos:Ethos: hal2 yg berkaitan dg kredibilitashal2 yg berkaitan dg kredibilitas
penulis.penulis.
Pathos:Pathos: dampak tulisan pd pembaca dandampak tulisan pd pembaca dan
pd aspek emosional dari sebuah argumenpd aspek emosional dari sebuah argumen
utk menggugah hati pembaca.utk menggugah hati pembaca.
79.
Bberapa hal yg dpt dilakukan penulis:Bberapa hal yg dpt dilakukan penulis:
Berargumen ttg mslh yg benar2 dipahami penulis.Berargumen ttg mslh yg benar2 dipahami penulis.
Berargumen dg memberi pembahasan yg berimbangBerargumen dg memberi pembahasan yg berimbang
antara sudut2 pandang yg berbeda.antara sudut2 pandang yg berbeda.
Mengajukan argumen yg didasarkan pd asumsi2 ygMengajukan argumen yg didasarkan pd asumsi2 yg
dimiliki bersama dg pembaca.dimiliki bersama dg pembaca.
Bberapa hal yg perlu diperhatikan utkBberapa hal yg perlu diperhatikan utk
membentuk pathos:membentuk pathos:
Menggunakan bhs yg konkret.Menggunakan bhs yg konkret.
Menggunakan contoh2.Menggunakan contoh2.
Menggunakan metafora2 dan pilihan kata yg tepat.Menggunakan metafora2 dan pilihan kata yg tepat.
80. UNSUR-UNSUR TULISAN
Controlling Idea (gagasan utama/pokok):
gagasan paling umum yg dinyatakan
penulis
Supporting Idea (gagasan bukan utama):
gagasan atau informasi yg lebih spesifik
ttg keseluruhan subjek penulisan yg tlh
diungkapkan dalam controlling idea
penulis.
84. HUBUNGAN GAGASAN DLM TULISAN
(MENURUT ARNAUDET & BARRET, 1984)
CONTOH: setiap s.i. mrp contoh/perwujudan c.i.CONTOH: setiap s.i. mrp contoh/perwujudan c.i.
KONTRAS: sejumlah perbedaan diuraikan dlm s.i.KONTRAS: sejumlah perbedaan diuraikan dlm s.i.
PERBANDINGAN: s.i. berisi uraian persamaan sbgm dinyatakanPERBANDINGAN: s.i. berisi uraian persamaan sbgm dinyatakan
dlm kriteria pembeda c.i.dlm kriteria pembeda c.i.
ENUMERASI: s.i. mrp anggota kategori c.i.ENUMERASI: s.i. mrp anggota kategori c.i.
KRONOLOGI: setiap s.i. mrp gejala berurutan dlm kurun waktu ygKRONOLOGI: setiap s.i. mrp gejala berurutan dlm kurun waktu yg
ditetapkan c.i.ditetapkan c.i.
PROSES: setiap s.i. mrp tahapan/langkah agar c.i. terjadiPROSES: setiap s.i. mrp tahapan/langkah agar c.i. terjadi
KAUSALITAS: sejumlah s.i. mengungkap kejadian scr berurutan,KAUSALITAS: sejumlah s.i. mengungkap kejadian scr berurutan,
namun ada asumsi bhw tia kejadian mengakibatkan kejadiannamun ada asumsi bhw tia kejadian mengakibatkan kejadian
berikutnya; kondisi akhir mrp c.i.berikutnya; kondisi akhir mrp c.i.
SPASIAL: setiap s.i. tersusun berdasarkan letaknya dlam ruang/SPASIAL: setiap s.i. tersusun berdasarkan letaknya dlam ruang/
tempat yg diungkapkan dalam c.i.tempat yg diungkapkan dalam c.i.
85. Mari kita lanjutkan paragraf ini!Mari kita lanjutkan paragraf ini!
Dalam kedudukannya sebagai bahasaDalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia memiliki berbagainasional, bahasa Indonesia memiliki berbagai
fungsi. Fungsi-fungsi itu meliputi (1) lambangfungsi. Fungsi-fungsi itu meliputi (1) lambang
kebanggaan nasional, (2) lambang identitaskebanggaan nasional, (2) lambang identitas
nasional, (3) alat yang memungkinkan penyatuannasional, (3) alat yang memungkinkan penyatuan
berbagai suku bangsa dengan latar belakangberbagai suku bangsa dengan latar belakang
sosial budaya dan bahasanya masing-masing kesosial budaya dan bahasanya masing-masing ke
dalam kesatuan kebangsaan Indonesia, dandalam kesatuan kebangsaan Indonesia, dan
(4) alat perhubungan antardaerah dan(4) alat perhubungan antardaerah dan
antarbudaya.antarbudaya.
86.
Kesalahan2 argumen dlm logos:Kesalahan2 argumen dlm logos:
Supporting ideaSupporting idea yg berupa pengulangan dryg berupa pengulangan dr
controlling ideacontrolling idea dg pilihan kata yg berbeda.dg pilihan kata yg berbeda.
False dilemmaFalse dilemma..
Kesimpulan yg terlalu luas berdasarkan data yg
sedikit.
Kesalahan dalam penggunaan analogi.
87.
Kesalahan2 yg biasa muncul pada ethos:
Mengacu pada otoritas yg salah.
Mengacu pada pribadi lawan, dan bukan pada
argumennya.
Terlalu menyederhanakan pendapat2 yg berlawanan
dg pendapat sendiri.
Kesalahan pada pathos yg sering dilakukan
penulis:
Menyajikan bukti yg tdk dpt dikaji langsung oleh
pembaca.
Mengacu pada premis2 irasional.
Menganggap hal2 yg sdh dikenal sbg hal yg lbh baik
daripada yg blm dikenal.
88. CONTOH BEBERAPA KASUS KEBAHASAAN
Empat macam ancangan di dalam analisa itu dapat disampaikan
sebagai berikut:
Sudah barang tentu ancangan-ancangan penelitian di atas itu akan
menghasilkan wujud perian yang berbeda.
Meskipun pakar bahasa ini berlatar belakang tata bahasa struktural,
tetapi istilah situasi sebagai salah satu penanda linguistik
nonstruktural sudah mulai disebut-sebut di dalam karyanya itu.
Karena ancangan penelitian yang digunakan oleh pakar ini adalah
ancangan struktural, maka hasil periannya pun bersifat tradisional
dan konvensional.
Dan, hasil penelitian ini juga diharapkan akan berimplikasi banyak
pada semakin mendesaknya penelitian sosiolinguistik terhadap
entitas kebahasaan ini.
89. Masing-masing bentuk tutur yang disampaikan oleh Searle seperti
disebutkan itu dapat dijelaskan sebagai berikut.
Berkenaan dengan hal itu, maka studi tata bahasa dapat dianggap
sebagai studi bahasa yang tidak terikat konteks.
Karenanya dengan mengacu pada kedua rumusan masalah yang
telah disampaikan di depan itu, maka tujuan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Dengan begitu maka, studi tentang sosiopragmatik akan menjadi
semakin antusias, dan geliat-geliat penelitian linguistik di Indonesia
akan menjadi semakin dinamis.
Hal ini disebabkan karena kenyataan bahwa data yang lebih banyak
dikehendaki di dalam penelitian ini sifatnya adalah data natural.
Masing-masing metode penyediaan data itu dalam penerapannya
masih dijabarkan ke dalam tehnik-tehnik penyediaan data yang
menjadi bawahannya.
Cara yang demikian ini dapat dilakukan dengan cara menentukan
prosentase jumlah sampel yang diambil.
90. Cara penarikan sampel demikian ini dilakukan dengan cara
memberikan nomer pada masing-masing nomer populasi, kemudian
nomer-nomer populasi itu kita ambil secara acak.
Langkah demikian itu dapat dikatakan akan mampu memermudah
proses analisa data karena data yang sudah ada itu sudah ditipe-
tipekan terlebih dahulu.
Adapun yang dimaksud dengan metode analisis kontekstual adalah
cara analisis yang diterapkan pada data dengan mendasarkan atau
mengkaitkan konteks.
Berikut ini sekedar ilustrasi pendekatan penelitian kwalitatif dan
kwantitatif, baik dalam pengertian ontologis maupun epistemologis.
Silahkan diperhatikan saja tuturan-tuturan yang muncul berikut ini.
Tuturan di atas nampak sangat transparan sebagai sebuah tuturan
yang memiliki makna sosiopragmatik imperatif himbauan.
Ihwal penyampaian dan pemaknaan imperatif lewat sanepa dan
sasmita serta gerak-gerak paralinguistik, biarlah nanti dijadikan
obyek telitian tersendiri.
Bilamana angka-angka presentase tersebut ditabulasikan, maka
akan nampak pada ilustrasi seperti berikut ini.