Dokumen tersebut membahas mengenai kendala peternakan di Indonesia yaitu harga pakan yang tinggi dan teknologi yang rendah, serta cara mengatasi penyakit flu burung pada ternak dengan melakukan biosecurity, vaksinasi, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Dokumen tersebut juga mempromosikan suplemen nutrisi organik bernama Viterna yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan kualitas daging ternak secara cepat dan efisien.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pemberian pakan ayam broiler. Ayam broiler adalah ayam pedaging jantan/betina umur muda yang dapat dipanen setelah 4-5 minggu dengan bobot badan 1,3-1,5 kg. Dokumen ini menjelaskan strain ayam broiler, keunggulannya dibanding ayam kampung, standar performa, kualitas dan manajemen pemberian pakan serta air minum untuk mencapai target bobot badan dan konversi p
Naskah ini membahas tentang dasar-dasar pengertian, komposisi, dan sifat-sifat daging. Daging merupakan sumber protein hewani yang mudah rusak dan mempunyai komposisi air 75%, protein 18%, dan lemak 3%. Kualitas daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan sesudah pemotongan seperti genetik, pakan, dan penanganan. Sifat fisik daging meliputi keempukan, rasa, warna yang merah cerah.
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERNAK KAMBING DAN DOMBA.pptxIstiWidarzi
Dokumen tersebut membahas manajemen pemberian pakan ternak kambing dan domba secara intensif. Ia menjelaskan jenis-jenis pakan yang dibutuhkan ternak termasuk sumber energi, protein, mineral, dan vitamin. Dokumen juga menjelaskan jumlah dan frekuensi pemberian pakan hijauan, sistem pengembalaan, dan strategi pemberian pakan konsentrat untuk memastikan kebutuhan nutrisi ternak terpenuhi.
Dokumen tersebut membahas mengenai kendala peternakan di Indonesia yaitu harga pakan yang tinggi dan teknologi yang rendah, serta cara mengatasi penyakit flu burung pada ternak dengan melakukan biosecurity, vaksinasi, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Dokumen tersebut juga mempromosikan suplemen nutrisi organik bernama Viterna yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan kualitas daging ternak secara cepat dan efisien.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pemberian pakan ayam broiler. Ayam broiler adalah ayam pedaging jantan/betina umur muda yang dapat dipanen setelah 4-5 minggu dengan bobot badan 1,3-1,5 kg. Dokumen ini menjelaskan strain ayam broiler, keunggulannya dibanding ayam kampung, standar performa, kualitas dan manajemen pemberian pakan serta air minum untuk mencapai target bobot badan dan konversi p
Naskah ini membahas tentang dasar-dasar pengertian, komposisi, dan sifat-sifat daging. Daging merupakan sumber protein hewani yang mudah rusak dan mempunyai komposisi air 75%, protein 18%, dan lemak 3%. Kualitas daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan sesudah pemotongan seperti genetik, pakan, dan penanganan. Sifat fisik daging meliputi keempukan, rasa, warna yang merah cerah.
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERNAK KAMBING DAN DOMBA.pptxIstiWidarzi
Dokumen tersebut membahas manajemen pemberian pakan ternak kambing dan domba secara intensif. Ia menjelaskan jenis-jenis pakan yang dibutuhkan ternak termasuk sumber energi, protein, mineral, dan vitamin. Dokumen juga menjelaskan jumlah dan frekuensi pemberian pakan hijauan, sistem pengembalaan, dan strategi pemberian pakan konsentrat untuk memastikan kebutuhan nutrisi ternak terpenuhi.
Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesiaNenengPadriah
Makalah ini membahas pelaksanaan pelatihan pertanian berkelanjutan di Desa Cianjur, Jawa Barat. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya lingkungan pertanian lestari dan memanfaatkan limbah pertanian menjadi pupuk organik. Pelatihan diikuti pengurus kelompok tani, penyuluh, dan tokoh masyarakat. Kegiatannya mencakup pembuatan pupuk organik dari jerami padi. Diharapkan
Dokumen tersebut memberikan petunjuk teknis tentang budidaya ternak domba, meliputi pengenalan bangsa domba di Indonesia, memilih bibit, pakan dan pemberiannya, tata laksana perawatan, dan analisis usaha ternak domba."
Manpower planning menggambarkan pendekatan rasional dalam upaya forecasting apakah ada ketidak sesuaian antara supply dan demand tenaga kerja, serta merencanakan penyesuaian kebijakan yang paling tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang bioteknologi pangan yang mencakup pengertian, ciri-ciri, perkembangan, jenis, dan contoh produk bioteknologi pangan seperti keju, yogurt, tempe, tahu, anggur, serta kontaminasi mikroba pada makanan dan efek toksiknya.
Materi tingkah laku ternak dengan sub topik bahasan: Definisi Tingkah Laku,
Karakteristik Tingkah Laku,
Hubungan antara Tingkah Laku, dan Kesejahteraan Ternak (Animal Welfare).
Peraturan/Regulasi tentang Kesejahteraan Ternak
Briket arang dapat dibuat dari limbah industri kelapa sawit seperti tandan kosong kelapa sawit dan cangkang kelapa sawit dengan mencampurnya dengan tanah liat. Proses pembuatan briket arang meliputi pengeringan bahan baku, penggilingan menjadi serbuk, pencampuran dengan tanah liat, dan pemadatan menjadi bentuk tertentu menggunakan mesin pres. Briket arang memiliki kelebihan seperti nilai kalor tinggi, emisi
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan jenis dan anatomi ternak unggas. Secara garis besar membahas tentang klasifikasi ternak unggas berdasarkan tujuan pemeliharaan seperti petelur, pedaging, dan dwiguna. Juga membahas tentang anatomi sistem pencernaan ternak unggas mulai dari mulut hingga usus.
Dokumen ini memberikan informasi tentang pembuatan silase, yaitu proses fermentasi anaerobik hijauan ternak seperti jerami jagung dan rumput menjadi pakan yang awet disimpan. Silase dibuat dengan mencacah atau menghaluskan hijauan, mencampurkannya dengan bahan tambahan seperti dedak, kemudian memasukkannya ke dalam wadah kedap udara untuk difermentasikan selama 3 minggu sebelum disimpan dan diberikan kepada
Dokumen tersebut membahas tentang teknis pemeliharaan ternak sapi penggemukan, termasuk jenis sapi yang digunakan, pemilihan bakalan, persyaratan kandang, pakan penggemukan, dan suplemen mineral. Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk menggemukkan sapi secara efektif.
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan dan tingkah laku ternak. Lingkungan mempengaruhi produktivitas ternak, termasuk faktor lingkungan seperti pakan, manajemen, perkandangan, dan iklim. Tingkah laku ternak dipengaruhi oleh lingkungan dan stres, seperti makan, minum, eliminasi, seksualitas, dan sosial. Kesejahteraan hewan perlu diperhatikan untuk mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ternak itik, mulai dari sejarah singkat itik, sentra perikanan itik di Indonesia, jenis itik yang dibudidayakan, manfaat budidaya itik, persyaratan lokasi, pedoman teknis budidaya meliputi pembibitan, pemeliharaan, hama dan penyakit, panen, dan pascapanen. Budidaya itik terpusat di pulau Jawa, Kalimantan, Bali, dan Lombok dengan jenis itik petelur
Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesiaNenengPadriah
Makalah ini membahas pelaksanaan pelatihan pertanian berkelanjutan di Desa Cianjur, Jawa Barat. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya lingkungan pertanian lestari dan memanfaatkan limbah pertanian menjadi pupuk organik. Pelatihan diikuti pengurus kelompok tani, penyuluh, dan tokoh masyarakat. Kegiatannya mencakup pembuatan pupuk organik dari jerami padi. Diharapkan
Dokumen tersebut memberikan petunjuk teknis tentang budidaya ternak domba, meliputi pengenalan bangsa domba di Indonesia, memilih bibit, pakan dan pemberiannya, tata laksana perawatan, dan analisis usaha ternak domba."
Manpower planning menggambarkan pendekatan rasional dalam upaya forecasting apakah ada ketidak sesuaian antara supply dan demand tenaga kerja, serta merencanakan penyesuaian kebijakan yang paling tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang bioteknologi pangan yang mencakup pengertian, ciri-ciri, perkembangan, jenis, dan contoh produk bioteknologi pangan seperti keju, yogurt, tempe, tahu, anggur, serta kontaminasi mikroba pada makanan dan efek toksiknya.
Materi tingkah laku ternak dengan sub topik bahasan: Definisi Tingkah Laku,
Karakteristik Tingkah Laku,
Hubungan antara Tingkah Laku, dan Kesejahteraan Ternak (Animal Welfare).
Peraturan/Regulasi tentang Kesejahteraan Ternak
Briket arang dapat dibuat dari limbah industri kelapa sawit seperti tandan kosong kelapa sawit dan cangkang kelapa sawit dengan mencampurnya dengan tanah liat. Proses pembuatan briket arang meliputi pengeringan bahan baku, penggilingan menjadi serbuk, pencampuran dengan tanah liat, dan pemadatan menjadi bentuk tertentu menggunakan mesin pres. Briket arang memiliki kelebihan seperti nilai kalor tinggi, emisi
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan jenis dan anatomi ternak unggas. Secara garis besar membahas tentang klasifikasi ternak unggas berdasarkan tujuan pemeliharaan seperti petelur, pedaging, dan dwiguna. Juga membahas tentang anatomi sistem pencernaan ternak unggas mulai dari mulut hingga usus.
Dokumen ini memberikan informasi tentang pembuatan silase, yaitu proses fermentasi anaerobik hijauan ternak seperti jerami jagung dan rumput menjadi pakan yang awet disimpan. Silase dibuat dengan mencacah atau menghaluskan hijauan, mencampurkannya dengan bahan tambahan seperti dedak, kemudian memasukkannya ke dalam wadah kedap udara untuk difermentasikan selama 3 minggu sebelum disimpan dan diberikan kepada
Dokumen tersebut membahas tentang teknis pemeliharaan ternak sapi penggemukan, termasuk jenis sapi yang digunakan, pemilihan bakalan, persyaratan kandang, pakan penggemukan, dan suplemen mineral. Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk menggemukkan sapi secara efektif.
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan dan tingkah laku ternak. Lingkungan mempengaruhi produktivitas ternak, termasuk faktor lingkungan seperti pakan, manajemen, perkandangan, dan iklim. Tingkah laku ternak dipengaruhi oleh lingkungan dan stres, seperti makan, minum, eliminasi, seksualitas, dan sosial. Kesejahteraan hewan perlu diperhatikan untuk mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ternak itik, mulai dari sejarah singkat itik, sentra perikanan itik di Indonesia, jenis itik yang dibudidayakan, manfaat budidaya itik, persyaratan lokasi, pedoman teknis budidaya meliputi pembibitan, pemeliharaan, hama dan penyakit, panen, dan pascapanen. Budidaya itik terpusat di pulau Jawa, Kalimantan, Bali, dan Lombok dengan jenis itik petelur
Budi daya satwa harapan membutuhkan sarana produksi seperti bibit, pakan, obat-obatan, air, dan kandang. Teknik budi dayanya meliputi pemeliharaan kandang yang bersih, pemilihan bibit yang sehat, pemberian pakan sesuai kebutuhan, dan pencegahan hama serta penyakit. Hasil utama budi daya jangkrik adalah telur dan jangkrik dewasa yang dapat dijual.
Pangan lokal Indonesia memiliki potensi untuk memenuhi tren masa depan pangan pada tahun 2030, antara lain melalui inovasi proses pengolahan, bahan baku, pengemasan, dan gabungan untuk meningkatkan mutu, gizi, preferensi konsumen, dan keamanan serta memanfaatkan potensi lokal seperti bahan pangan, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan ikan/daging secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ayam ras pedaging (broiler), meliputi:
1) Sejarah dan perkembangan ayam broiler di Indonesia
2) Persyaratan lokasi dan fasilitas peternakan
3) Tahapan budidaya mulai dari pembibitan, pakan, dan pemeliharaan hingga panen
Dokumen tersebut membahas budidaya ayam ras pedaging (broiler), mulai dari sejarah singkatnya, jenis-jenisnya, manfaat dan persyaratannya. Ayam broiler mulai populer di Indonesia sejak 1980-an untuk meningkatkan konsumsi daging. Dokumen ini juga menjelaskan tentang pembibitan, pemeliharaan, pakan, dan penyakit yang sering menyerang ayam broiler beserta gejalanya.
Ternak perah adalah ternak yang dibudidayakan untuk menghasilkan susu berkualitas tinggi dari pakan bermutu rendah. Ternak perah memiliki kelenjar susu yang mampu mengubah pakan menjadi susu untuk makanan anak. Banyak masalah yang dihadapi peternak dalam menyediakan pakan, terutama musim kemarau, seperti kurangnya pengetahuan tentang pakan alternatif seperti legum. Limbah pertan
Perladangan organik : Kaedah menghasilkan stok mikroorganisma berfaedah, menghasilkan IMO1-5, media organik, bebola mikrob, FAA, FPJ, FFJ, dan kaedah kawalan perosak menggunakan biorepellent.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang 5 bahan pakan lokal yang dapat digunakan untuk ikan, yaitu bungkil kacang tanah untuk ikan nila, keong mas untuk ikan gabus, azolla untuk ikan lele, tepung daun singkong, dan maggot black soldier fly untuk ikan koi.
Analisis bisnis peternakan ayam Bangkok selama satu tahun menunjukkan total investasi Rp19,75 juta dan biaya operasional Rp8,75 juta. Omset diperkirakan Rp15,75 juta dari penjualan 210 anak ayam yang dihasilkan oleh 5 induk betina. Agar produktif, ayam diberi pakan bergizi dan suplemen protein serta sering dimandikan.
Dokumen ini memberikan analisis budidaya jahe merah dengan menggunakan 2 box selama 10-11 bulan. Biaya produksinya sebesar Rp570.000 dan dihasilkan 400 kg jahe merah dengan keuntungan bersih Rp2.630.000. Jahe merah ditanam di bawah pohon naungan dan disiram setiap hari atau dua hari sekali serta dipupuk organik mingguan.
Budidaya kakao merupakan usaha yang menjanjikan karena tiap hari bisa memanen buahnya setelah 3 tahun. Pohon kakao cocok dibudidayakan di perbukitan dengan sistem tumpangsari. Kendala utama adalah serangan hama lalat buah yang mengurangi hasil panen.
Pemerintah Indonesia berencana mengembangkan industri halal untuk meningkatkan ekspor dan pariwisata. Beberapa langkah yang akan dilakukan antara lain mempromosikan produk halal ke pasar global, meningkatkan sertifikasi produk halal, serta melatih SDM agar dapat bersaing di industri halal.
Pemerintah mengumumkan rencana untuk membangun pusat perbelanjaan baru di pusat kota untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Rencana ini mendapat dukungan dari kalangan bisnis tetapi ditentang oleh kelompok lingkungan karena khawatir akan mengganggu ekosistem setempat. Perdebatan masih berlanjut mengenai dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari rencana pembangunan tersebut.
Program kerjasama kemitraan dalam bidang agrobisnis dan peternakan ditawarkan oleh wartawirausaha.com untuk membantu masyarakat berwirausaha. Beberapa produk programnya adalah budidaya cacing lumbricus, jeruk purut, lebah madu, dan ternak perkutut putih. Kerjasama dilakukan dengan sistem bagi hasil yang saling menguntungkan antara investor dan tim ahli pertanian dan peternakan.
Program kerjasama kemitraan dalam agrobisnis dan peternakan yang ditawarkan oleh wartawirausaha.com dengan menjalin kerjasama investasi untuk budidaya cacing lumbricus, jeruk purut, lebah madu, dan ternak perkutut putih dengan sistem bagi hasil. Program ini ditujukan untuk memberikan solusi berinvestasi bagi masyarakat tanpa terkendala kesibukan sehari-hari.
Dokumen tersebut membahas pedoman teknis penanggulangan penyakit ikan budidaya laut. Ia menjelaskan berbagai jenis penyakit pada ikan budidaya laut seperti penyakit kulit, insang, dan organ dalam. Dokumen ini juga menjelaskan penyebab penyakit seperti faktor non-parasit dan parasit serta cara pengobatan untuk masing-masing jenis penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ikan patin (Pangasius pangasius) mulai dari sejarah, jenis, manfaat, persyaratan lokasi, pedoman teknis budidaya termasuk pembibitan, dan pembesaran ikan patin.
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan GurameWarta Wirausaha
Teks tersebut membahas budidaya ikan gurame, termasuk sejarah singkat, sentra perikanan, jenis, manfaat, persyaratan lokasi, dan pedoman teknis budidaya seperti penyiapan sarana dan peralatan, pembibitan, pemeliharaan induk, pembenihan, dan pemeliharaan bibit. Teks ini memberikan panduan lengkap tentang proses budidaya ikan gurame mulai dari persiapan, pembenihan, hingga pemeliharaan benih.
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram Warta Wirausaha
Tiga metode utama budidaya tiram adalah pengumpulan spat, pembesaran, dan penanggulangan hama. Spat dikumpulkan pada kolektor yang digantung atau ditancapkan di ladang tiram selama musim berkembang biak. Setelah mencapai ukuran tertentu, spat dipindahkan ke metode pembesaran seperti cagak, dulang, atau rakit. Hama utama tiram adalah bintang laut, siput pengebor, dan kerang hijau yang d
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya MujairWarta Wirausaha
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ikan mujair (Tilapia mossambica), mulai dari sejarah singkatnya, sentra perikanan, jenisnya, manfaatnya, persyaratan lokasi budidaya, pedoman teknis budidayanya seperti penyiapan sarana dan peralatan, persiapan media, pembibitan, sistem pembenihan, dan pemberian pakan.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
Pedoman Pakan Ternak
1.
2. TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 1/ 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
PAKAN TERNAK
1. SEJARAH SINGKAT
Ternak-ternak dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga/diambil hasilnya dengan
cara mengembangbiakkannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan para
petani. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan
pemberian pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk
pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan
menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa.
Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan
kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan
yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup. Pakan
yang sering diberikan pada ternak kerja antara lain berupa: hijauan dan
konsentrat (makanan penguat).
2. SENTRA PERIKANAN
Selama ini produksi pakan ikan alami dilakukan oleh pengusaha pembenihan
ikan/udang dalam satu unit pembenihan, atau oleh Balai Budidaya milik
Pemerintah. Sementara ini sentra produksi pakan ikan buatan berada di Jawa.
3. TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 2/ 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
3. JENIS
1) Hijauan Segar
Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak
dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia)
maupun yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya
terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman biji-
bijian/jenis kacang-kacangan.
Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak,
mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di
daerah tropis meskipun sering dipotong/disengut langsung oleh ternak
sehingga menguntungkan para peternak/pengelola ternak. Hijauan banyak
mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa
yang sangat berperan dalam menghasilkan energi.
a. Rumput-rumputan
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum), rumput Benggala (Penicum
maximum), rumput Setaria (Setaria sphacelata), rumput Brachiaria
(Brachiaria decumbens), rumput Mexico (Euchlena mexicana) dan rumput
lapangan yang tumbuh secara liar.
b. Kacang-kacangan: lamtoro (Leucaena leucocephala), stylo (Sty-losantes
guyanensis), centro (Centrocema pubescens), Pueraria phaseoloides,
Calopogonium muconoides dan jenis kacang-kacangan lain.
c. Daun-daunan: daun nangka, daun pisang, daun turi, daun petai cina dll.
2) Jerami dan hijauan kering
Termasuk kedalam kelompok ini adalah semua jenis jerami dan hijauan
pakan ternak yang sudah dipotong dan dikeringkan. Kandungan serat
kasarnya lebih dari 18% (jerami, hay dan kulit biji kacang-kacangan).
3) Silase
Silase adalah hijauan pakan ternak yang disimpan dalam bentuk segar
biasanya berasal dari tanaman sebangsa padi-padian dan rumput-rumputan.
4) Konsentrat (pakan penguat)
Contoh: dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa, garam dan mineral.
4. MANFAAT
1) Sumber energi
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang
kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat
4. TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 3/ 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
kasar di bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
a. Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
b. Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
c. Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
d. Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput
gajah, rumput benggala dan rumput setaria).
2) Sumber protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang
mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman).
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
a. Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis
daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun
ketela rambat, ganggang dan bungkil)
b. Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra,
gamal dan sentero
c. Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang
dan sebagainya).
3) Sumber vitamin dan mineral
Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun
hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi
sangat bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan,
penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang).
Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan
penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasi
kandungan vitamin dan mineralnya.
Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah
tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan
yang siap digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur,
Ca2PO4 dan beberapa mineral.
5. PEDOMAN TEKNIS PEMBUATAN/PENGOLAHAN
55..11.. KKeebbuuttuuhhaann PPaakkaann
Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap
nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis
ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh
(normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi
5. TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 4/ 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
udara) serta bobot badannya. Maka, setiap ekor ternak yang berbeda
kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda pula.
Rekomendasi yang diberikan oleh Badan Penelitian Internasional (National
Research Council) mengenai standardisasi kebutuhan ternak terhadap pakan
dinyatakan dengan angka-angka kebutuhan nutrisi ternak ruminansia.
Rekomendasi tersebut dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan
kebutuhan nutrisi ternak ruminansia, yang akan dipenuhi oleh bahan-bahan
pakan yang sesuai/bahan-bahan pakan yang mudah diperoleh di lapangan.
55..22.. KKoonnssuummssii PPaakkaann
Ternak ruminansia yang normal (tidak dalam keadaan sakit/sedang
berproduksi), mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan
kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok. Kemudian sejalan dengan
pertumbuhan, perkembangan kondisi serta tingkat produksi yang dihasilkannya,
konsumsi pakannya pun akan meningkat pula.
Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh
faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kondisi ternak itu sendiri).
a) Temperatur Lingkungan
Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur
lingkungan yang sesuai dengan kehidupannya, baik dalam keadaan sedang
berproduksi maupun tidak. Kondisi lingkungan tersebut sangat bervariasi dan
erat kaitannya dengan kondisi ternak yang bersangkutan yang meliputi jenis
ternak, umur, tingkat kegemukan, bobot badan, keadaan penutup tubuh
(kulit, bulu), tingkat produksi dan tingkat kehilangan panas tubuhnya akibat
pengaruh lingkungan.
Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan terjadi
pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya
menurun sejalan dengan kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi
temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan
panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan akan turun. Sebaliknya, pada
temperatur lingkungan yang lebih rendah, ternak akan membutuhkan pakan
karena ternak membutuhkan tambahan panas. Pengaturan panas tubuh dan
pembuangannya pada keadaan kelebihan panas dilakukan ternak dengan
cara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.
b) Palatabilitas
Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai akibat
dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang
dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar,
asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya. Hal inilah yang
menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya.
6. TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 5/ 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada
asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar bertekstur baik dan
mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi.
c) Selera
Selera sangat bersifat internal, tetapi erat kaitannya dengan keadaan “lapar”.
Pada ternak ruminansia, selera merangsang pusat saraf (hyphotalamus)
yang menstimulasi keadaan lapar. Ternak akan berusaha mengatasi kondisi
ini dengan cara mengkonsumsi pakan. Dalam hal ini, kadang-kadang terjadi
kelebihan konsumsi (overat) yang membahayakan ternak itu sendiri.
d) Status fisiologi
Status fisiologi ternak ruminansia seperti umur, jenis kelamin, kondisi tubuh
(misalnya bunting atau dalam keadaan sakit) sangat mempengaruhi
konsumsi pakannya.
e) Konsentrasi Nutrisi
Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan
adalah konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi
energi pakan ini berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin
tinggi konsentrasi energi di dalam pakan, maka jumlah konsumsinya akan
menurun. Sebaliknya, konsumsi pakan akan meningkat jika konsentrasi
energi yang dikandung pakan rendah.
f) Bentuk Pakan
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan yang dibuat
pellet atau dipotong) daripada hijauan yang diberikan seutuhnya. Hal ini
berkaitan erat dengan ukuran partikel yang lebih mudah dikonsumsi dan
dicerna. Oleh karena itu, rumput yang diberikan sebaiknya dipotong-potong
menjadi partikel yang lebih kecil dengan ukuran 3-5 cm.
g) Bobot Tubuh
Bobot tubuh ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya.
Makin tinggi bobot tubuh, makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan.
Meskipun demikian, kita perlu mengetahui satuan keseragaman berat badan
ternak yang sangat bervariasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengestimasi berat badannya, kemudian dikonversikan menjadi “berat
badan metabolis” yang merupakan bobot tubuh ternak tersebut.
Berat badan ternak dapat diketahui dengan alat timbang. Dalam praktek di
lapangan, berat badan ternak dapat diukur dengan cara mengukur panjang
badan dan lingkar dadanya. Kemudian berat badan diukur dengan
menggunakan formula:
Berat badan = Panjang badan (inci) x Lingkar Dada2
(inci) / 661
Berat badan metabolis (bobot tubuh) dapat dihitung dengan cara
meningkatkan berat badan dengan nilai 0,75
7. TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 6/ 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
Berat Badan Metabolis = (Berat Badan)0,75
h) Produksi
Ternak ruminansia, produksi dapat berupa pertambahan berat badan (ternak
potong), air susu (ternak perah), tenaga (ternak kerja) atau kulit dan bulu/wol.
Makin tinggi produk yang dihasilkan, makin tinggi pula kebutuhannya
terhadap pakan. Apabila jumlah pakan yang dikonsumsi (disediakan) lebih
rendah daripada kebutuhannya, ternak akan kehilangan berat badannya
(terutama selama masa puncak produksi) di samping performansi
produksinya tidak optimal.
55..33.. KKaanndduunnggaann NNuuttrriissii PPaakkaann TTeerrnnaakk
Setiap bahan pakan atau pakan ternak, baik yang sengaja kita berikan kepada
ternak maupun yang diperolehnya sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi
yang konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan
keadaan bahan pakan tersebut yang secara kompak akan mempengaruhi
tekstur dan strukturnya. Unsur nutrisi yang terkandung di dalam bahan pakan
secara umum terdiri atas air, mineral, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin.
Setelah dikonsumsi oleh ternak, setiap unsur nutrisi berperan sesuai dengan
fungsinya terhadap tubuh ternak untuk mempertahankan hidup dan berproduksi
secara normal. Unsur-unsur nutrisi tersebut dapat diketahui melalui proses
analisis terhadap bahan pakan yang dilakukan di laboratorium. Analisis itu
dikenal dengan istilah “analisis proksimat”.
55..44.. PPeerraallaattaann PPeemmbbuuaattaann PPaakkaann TTeerrnnaakk
1) Macam-Macam Silo
Silo dapat dibuat dengan berbagai macam bentuk tergantung pada lokasi,
kapasitas, bahan yang digunakan dan luas areal yang tersedia. Beberapa
silo yang sudah dikenal adalah:
a. Pit Silo: silo yang dirancang berbentuk silindris (seperti sumur) dan di
bangun di dalam tanah.
b. Trech Silo: silo yang dibangun berupa parit dengan struktur membentuk
huruf V.
c. Fench Silo: silo yang bentuknya menyerupai pagar atau sekat yang
terbuat dari bambu atau kayu.
d. Tower Silo: silo yang dirancang membentuk sebuah menara menjulang ke
atas yang bagian atasnya tertutup rapat.
e. Box Silo: silo yang rancangannya berbentuk seperti kotak.
8. TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 7/ 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
2) Cara Memformulasi Pakan
Dalam memformulasikan penyusunan ransum atau pakan, perlu
menggunakan Tabel Patokan Kebutuhan Nutrisi. Sebagai contoh kebutuhan
nutrisi dalam penyusunan ransum bagi sapi perah adalah sebagai berikut :
Sapi perah betina muda berat 350 kg, satu setengah bulan menjelang
beranak(melahirkan pada umur 36 bulan), membutuhkan pakan dengan
kandungan nutrisi sebagai berikut:
a. Kebutuhan hidup pokok dan reproduksi: Bahan Kering=6,4 Kg, ME=13
Mcal, Protein=570 gram, mineral=37 kg.
b. Laktasi I: Bahan Kering=1,0 Kg, ME=2,02 Mcal, Protein=93,6 gram,
Mineral=5 kg.
c. Sehingga jumlah Bahan Kering=7,4 kg, ME=15,02 kg, Protein=663,6
gram, Mineral=42 gram.
Dari kebutuhan nutrisi tersebut, kebutuhan pakannya dapat diformulasikan
dengan suatu metode. Misalnya bahan-bahan pakan yang tersedia adalah:
a. Rumput gajah: Bahan Kering=16%, ME=0,33 Mcal, Protein=1,8
gram%BK, Mineral=2,5 gram%BK
b. Rumput Kedele: Bahan Kering=93,5%, ME=3,44 Mcal, Protein=44,9
gram%BK, Mineral=6,3 gram%BK
c. Bungkil kelapa: Bahan Kering=86%, ME=2,86 Mcal, Protein=18,6
gram%BK, Mineral=5,5 gram%BK
Rumput gajah akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan kering
sebanyak 80%= 80/100X7,4 kg = 5,92 kg BK.
Maka kandungan protein yang sudah dapat dipenuhi rumput adalah:
sebanyak = 1,8/100 X 5,92 kg = 106,56 gram protein.
Kekurangan:
Bahan kering = 7,4 - 5,92 kg = 1,48 kg
Protein = (663,6 - 106,56) gram = 557,04 kg atau 557,04/1480 X 100% =
37,64%.
Bungkil kedelai akan memenuhi kekurangan tersebut sejumlah: 19,04/26,3 X
1,48 kg = 1,07 kg BK.
Bungkil kelapa akan memenuhi kekurangan tersebut sejumlah: 7,26/26,3 X
1,48 kg = 0,41 kg BK.
Jadi, jumlah bahan pakan segar yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan ternak dengan kondisi tersebut di atas adalah:
Rumput gajah = 5,92 X 100/16 kg = 37 kg
Bungkil kedelai = 1,07 X 100/93,5 kg = 1,14 kg
Bungkil kelapa = 0,41 X 100/86 kg = 0,48 kg.
9. TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 8/ 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
3) Teknologi Pakan
Teknologi pakan ternak ruminansia meliputi kegiatan pengolahan bahan
pakan yang bertujuan meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya
cerna dan memperpanjang masa simpan. Sering juga dilakukan dengan
tujuan untuk mengubah limbah pertanian yang kurang berguna menjadi
produk yang berdaya guna.
Pengolahan bahan pakan yang dilakukan secara fisik (pemotongan rumput
sebelum diberikan pada ternak) akan memberi kemudahan bagi ternak yang
mengkonsumsinya. Pengolahan secara kimiawi (dengan menambah
beberapa bahan kimia pada bahan pakan agar dinding sel tanaman yang
semula berstruktur sangat keras berubah menjadi lunak sehingga
memudahkan mikroba yang hidup di dalam rumen untuk mencernanya.
Banyak teknik pengolahan telah dilakukan di negara-negara beriklim sub-
tropis dan tropis, akan tetapi sering menyebabkan pakan menjadi tidak
ekonomis dan masih memerlukan teknik-teknik untuk memodifikasinya,
terutama dalam penerapannya di tingkat peternak.
Beberapa teknik pengolahan bahan pakan yang mudah dilakukan di
lapangan adalah:
a) Pembuatan Hay
Hay adalah tanaman hijauan pakan ternak, berupa rumput-
rumputan/leguminosa yang disimpan dalam bentuk kering berkadar air:
20-30%.
Pembuatan Hay bertujuan untuk menyeragamkan waktu panen agar tidak
mengganggu pertumbuhan pada periode berikutnya, sebab tanaman yang
seragam akan memilik daya cerna yang lebih tinggi. Tujuan khusus
pembuatan Hay adalah agar tanaman hijauan (pada waktu panen yang
berlebihan) dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat
mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim
kemarau.
Ada 2 metode pembuatan Hay yang dapat diterapkan yaitu:
1) Metode Hamparan
Merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara meghamparkan
hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar
matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik hingga kering. Hay yang
dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air: 20 - 30% (tanda:
warna kecoklat-coklatan).
2) Metode Pod
Dilakukan dengan menggunakan semacam rak sebagai tempat
menyimpan hijauan yang telah dijemur selama 1 - 3 hari (kadar air ±
10. TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 9/ 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
50%). Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang
berbunga (berkadar protein tinggi, serat kasar dan kandungan air
optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna
“gosong”) yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.
b) Pembuatan Silase
Silase adalah bahan pakan ternak berupa hijauan (rumput-rumputan atau
leguminosa) yang disimpan dalam bentuk segar mengalami proses
ensilase. Pembuatan silase bertujuan mengatasi kekurangan pakan di
musim kemarau atau ketika penggembalaan ternak tidak mungkin
dilakukan.
Prinsip utama pembuatan silase:
1. menghentikan pernafasan dan penguapan sel-sel tanaman.
2. mengubah karbohidrat menjadi asam laktat melalui proses fermentasi
kedap udara.
3. menahan aktivitas enzim dan bakteri pembusuk.
Pembuatan silase pada temperatur 27-35 derajat C., menghasilkan
kualitas yang sangat baik. Hal tersebut dapat diketahui secara
organoleptik, yakni:
1. mempunyai tekstur segar
2. berwarna kehijau-hijauan
3. tidak berbau
4. disukai ternak
5. tidak berjamur
6. tidak menggumpal
Beberapa metode dalam pembuatan silase:
1. Metode Pemotongan
- Hijauan dipotong-potong dahulu, ukuran 3-5 cm
- Dimasukkan kedalam lubang galian (silo) beralas plastik
- Tumpukan hijauan dipadatkan (diinjak-injak)
- Tutup dengan plastik dan tanah
2. Metode Pencampuran
Hijauan dicampur bahan lain dahulu sebelum dipadatkan (bertujuan
untuk mempercepat fermentasi, mencegah tumbuh jamur dan bakteri
pembusuk, meningkatkan tekanan osmosis sel-sel hijauan. Bahan
campuran dapat berupa: asam-asam organik (asam formiat, asam
sulfat, asam klorida, asam propionat), molases/tetes, garam, dedak
padi, menir /onggok dengan dosis per ton hijauan sebagai berikut:
- asam organik: 4-6kg
- molases/tetes: 40kg
- garam : 30kg
- dedak padi: 40kg
- menir: 35kg
11. TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 10/ 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
- onggok: 30kg
Pemberian bahan tambahan tersebut harus dilakukan secara merata ke
seluruh hijauan yang akan diproses. Apabila menggunakan
molases/tetes lakukan secara bertahap dengan perbandingan 2 bagian
pada tumpukan hijauan di lapisan bawah, 3 bagian pada lapisan tengah
dan 5 bagian pada lapisan atas agar terjadi pencampuran yang merata.
3. Metode Pelayuan
- Hijauan dilayukan dahulu selama 2 hari (kandungan bahan kering
40% - 50%.
- Lakukan seperti metode pemotongan
c) Amoniasi
Amoniasi merupakan proses perlakuan terhadap bahan pakan limbah
pertanian (jerami) dengan penambahan bahan kimia: kaustik soda
(NaOH), sodium hidroksida (KOH) atau urea (CO(NH2) 2.
Proses amoniasi dapat menggunakan urea sebagai bahan kimia agar
biayanya murah serta untuk menghindari polusi. Jumlah urea yang
diperlukan dalam proses amoniasi: 4 kg/100 kg jerami. Bahan lain yang
ditambahkan yaitu : air sebagai pelarut (1 liter air/1 kg jerami).
d) Pakan Pemacu
Merupakan sejenis pakan yang berperan sebagai pemacu pertumbuhan
dan peningkatan populasi mikroba di dalam rumen, sehingga dapat
merangsang penambahan jumlah konsumsi serat kasar yang akan
meningkatkan produksi.
Molases sebagai bahan dasar pakan pemacu merupakan bahan pakan
yang dapat difermentasi dan mengandung beberapa mineral penting.
Dapat memperbaiki formula menjadi lebih kompak, mengandung energi
cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan palatabilitas serta citarasa.
Urea merupakan bahan pakan sumber nitrogen yang dapat difermentasi.
Setiap kilogram urea mempunyai nilai yang setara dengan 2,88 kg protein
kasar (6,25X46%). Dalam proporsi tertentu mempunyai dampak positif
terhadap peningkatan konsumsi serat kasar dan daya cerna.
1. Proses Pembuatan
Dilakukan dalam suasana hangat dan bertahap :
- Molases (29% dari total formula) dipanaskan pada suhu ± 50 derajat
C.
- Buat campuran I (tapioka 16%, dedak padi 18%, bungkil kedelai
13%).
- Buat campuran II (urea: 5%, kapur 4%, garam 9%).
- Buat campuran III (tepung tulang 5% dan mineral 1%).
12. TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 11/ 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
- Buat campuran IV dari campuran I, II, III yang diaduk merata.
- Masukkan campuran IV sedikit sedikit ke dalam molases, diaduk
hingga merata (±15 menit).
- Masukkan dalam mangkok/cetakan kayu beralas plastik dan
padatkan.
- Simpan di tempat teduh dan kering.
2. Kualitas Nutrisi
Hasil analisis proksimat, pakan pamacu yang dibuat dengan formulasi
tersebut mempunyai nilai nutrisi sebagai berikut: Energi 1856 Kcal,
protein 24%, kalsium 2,83% dan fosfor 0,5%.
3. Jumlah dan Metode Pemberian
Pemberian pakan pamacu dapat meningkatkan konsentrasi amonia
dalam rumen dari (60-100) mgr/liter menjadi 150-250 mgr/liter. Jumlah
pemberian pakan pemacu disesuaikan dengan jenis dan berat badan
ternak. Untuk ternak ruminansia kecil (domba/kambing) maksimum 4
gram untuk setiap berat badan. Untuk ternak ruminansia besar (sapi) 2
gram untuk setiap berat badan dan 3,8 gram untuk kerbau. Pemberian
pakan pemacu sangat cocok bagi ternak ruminansia yang
digembalakan dan diberi sisa tanaman pangan seperti jerami atau
bahan pakan berkadar protein rendah.
e) Pakan Penguat
Pakan penguat atau konsentrat yang berbentuk seperti tepung adalah
sejenis pakan komplet yang dibuat khusus untuk meningkatkan produksi
dan berperan sebagai penguat. Mudah dicerna, karena terbuat dari
campuran beberapa bahan pakan sumber energi (biji-bijian, sumber
protein jenis bungkil, kacang-kacangan, vitamin dan mineral). Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pakan penguat:
1. Ketersediaan Harga Satuan Bahan Pakan
Beberapa bahan pakan mudah diperoleh di suatu daerah, dengan
harga bervariasi, sedang di beberapa daerah lain sulit didapat. Harga
perunit bahan pakan sangat berbeda antara satu daerah dan daerah
lain, sehingga keseragaman harga per unit nutrisi (bukan harga per unit
berat) perlu dihitung terlebih dahulu.
2. Standar kualitas Pakan Penguat
Kualitas pakan penguat dinyatakan dengan nilai nutrisi yang
dikandungnya terutama kandungan energi dan potein. Sebagai
pedoman, setiap Kg pakan penguat harus mengandung minimal 2500
Kcal energi dan 17% protein, serat kasar 12%.
3. Metode dan Teknik Pembuatan
Metode formulasi untuk pakan penguat adalah metode simultan,
metode segiempat bertingkat, metode aljabar, metode konstan kontrol,
metode ekuasi atau metode grafik.
13. TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 12/ 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
4. Prosedur Memformulasi
- Buat daftar bahan pakan yang akan digunakan, kandungan
nutrisinya (energi, potein), harga per unit berat, harga per unit energi
dan harga per unit protein.
- Tentukan standar kualitas nutrisi pakan penguat yang akan dibuat.
- Memformulasi, dilakukan pada form formulasi.
- Tentukan sebanyak 2% (pada kolom %) bahan pakan sebagai
sumber vitamin dan mineral.
- Tentukan sebanyak 30% bahan pakan yang mempunyai kandungan
energi lebih tinggi daripada kandungan energi pakan penguat, tetapi
harga per unit energinya yang paling murah (dapat digunakan lebih
dari 1 macam bahan pakan).
- Tentukan sebanyak 18% bahan pakan yang mempunyai kandungan
protein lebih tinggi daripada kandungan protein pakan penguat,
tetapi harga per unit proteinnya paling murah.
- Jumlahkan (% bahan, Kcal energi, % protein dan harganya), maka
50% formula sudah diperoleh.
- Lakukan pengecekan kualitas dengan membandingkan kualitas
nutrisi %0% formula dengan kualitas nutrisi 50% pakan penguat.
6. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
66..11.. AAnnaalliissiiss UUssaahhaa BBuuddiiddaayyaa
…
66..22 GGaammbbaarraann PPeelluuaanngg AAggrriibbiissnniiss
Pakan mengambil 70% dari total biaya produksi peternakan, sehingga tetap
menjadi aktual untuk dijadikan suatu bisnis yang sangat cerah. Salah satu yang
memungkinkan proses agroindutri yang akan menjadi peluang bisnis yang
bagus yaitu mewujudkan industri pakan blok. Selain dari pada itu telah banyak
dilakukan penelitian terapan dibidang pakan blok yang sangat mungkin
dikembangkan.
7. DAFTAR PUSTAKA
1) Kartadisastra, H.R. (1997). Penyediaan & Pengelolaan Pakan ternak
Ruminansia (Sapi, Kerbau, Domba, Kambing). Yogyakarta, Kanisius
2) Budi Pratomo (1986). Cara Menyusun ransum ternak. Poultri Indonesia.
3) Suara Karya, 3 Maret 1992. Mengenal Pakan Ternak Jenis Unggul.
4) Neraca, 6 Juni 1991. Jenis Pakan Yang Cocok Untuk Ternak.
5) Suara Karya, 19 Januari 1993. Memanfaatkan Sisa Pakan.
6) Suara Karya, 2 Juni 1992. Silase, Pakan Ternak Musim Kemarau.
14. TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 13/ 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
7) Neraca, 1 Juli 1991. Pemgolahan Jerami Menjadi Pakan Yang Disukai
ternak.
8) Pikiran Rakyat, 21 Mei 1990. Perlakuan Khusus Terhadap Biji-bijian Bahan
Pakan Ternak.
9) Neraca, 20 juli 1990. Pembuatan Hijauan Makanan Ternak.
10) Suara Karya, 15 September 1992. Cara Menanam Rumput Gajah.
11) Kedaulatan Rakyat, 21 Juni 1990. Prospek Industri Makanan Ternak
Limbah Coklat di Wonosari Cerah.
8. KONTAK HUBUNGAN
1) Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2) Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan
dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8,
Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952,
Situs Web: http://www.ristek.go.id
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
Editor : Kemal Prihatman
KEMBALI KE MENU
15. Program Kerjasama Wirausaha
disajikan oleh team wartawirausaha.com
wartawirausaha.com adalah sebuah situs yang membahas tentang kewirausahaan. Sebagai bagian dari
masyarakat menyambut baik program pemerintah dalam upaya memberdayakan masyarakat secara
lebih maksimal demi peningkatan kualitas dan taraf hidup masyarakat sendiri melalui dunia wirausaha,
kami yang sejak lama bergerak dalam bidang kewirausahaan mencoba ber-inovasi dengan membuka
kesempatan bagi siapa saja yang tertarik dalam bidang Agrobisnis, Budidaya, Peternakan dan
perkebunan dengan untuk menjalin kerjasama kemitraan dalam bentuk Swakelola dan Investasi.
Kami memiliki team peternak dan lahan siap pakai, membutuhkan mitra investor untuk bekerjasama
dalam usaha agrobisnis dan peternakan dengan sistem bagi hasil yang saling menguntungkan.
Produk Program Kerjasama Kemitraan
Beberapa Produk Program Kemitraan yang kami kembangkan adalah:
Ternak Kelinci Pedaging
Budidaya Cacing Lumbricus
Budidaya Jeruk Purut
Budidaya Lebah Madu
Ternak Perkutut Putih
Kerjasama Kemitraan yang kami tawarkan adalah sebuah solusi bagi anda untuk mulai merintis bisnis
investasi dalam bidang agro, peternakan dan perkebunan. Dengan konsep ini kiranya program-program
kami dapat menjadi solusi anda dalam berinvestasi tanpa terkendala dengan rutinitas kesibukan anda
sehari-hari.
Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut dan permintaan Proposal Kerjasama:
Website: www.wartawirausaha.com
Email: mailto:info@wartawirausaha.com
mailto:wartawirausaha@gmail.com
Contact Person:
1. Achmad Cahyanto
Telp. 0812-2735-2007, Pin 2983.61D9, WA 0896-6259-4077
2. Harry Budiarto
Telp. 0857-1857-0095