SlideShare a Scribd company logo
A. STRATEGI BELAJAR
Tujuan utama pengajaran strategi adalah mengajarkan siswa untuk belajar atas kemauan dan
kemampuan diri sendiri ( pembelajar mandiri ). Yang dilakukan siswa agar dapat belajar
mandiri, yaitu :
• Secara cermat mendiagnosis suatu situasi pembelajaran tertentu
• Memilih suatu strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajar tertentu yang
di hadapi.
• Memonitor keeftifan strategi tersebut
• Cukup termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar trsebut sampai masalah tersebut
terselesaikan
Seorang pembelajarmandiri adalah seseorang yang mengetahui kapan penting untuk
meringkas atau mengajukan pertanyaan sambil membaca suatu halaman dalam suatu buku
atau mendengarkan presentasi guru dan seorang termotivasi untuk melakukan suatu langkah-
langkah kerja dan memonitor keberhasilan.
1. Strategi mengulang ( Rehearsal Strategies )
Strategi mengulang membantu memindahkan pembelajaran dari memori jangka pendek ke
memori jangka panjang namun tidak membantu membuat bermakna informasi baru tersebut.
Strategi mengulang di bedakan atas memgulang sederhana dan mengulang kompleks yang
meliputi menggaris bawahi ide-ide kunci dan pembuatan catatan pinggir.
2. Strategi Elaborasi ( Elaboration Strategies )
Elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih
bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah dan lebih memberi
kepastian.(Nur,2000:30). Strategi ini dapat dibedakan menjadi : 1). Notetaking (pembuatan
catatan); pembuatan catatan membantu siswa dalam mempelajari informasi secara ringkas
dan padat untuk menghafal atau pengulangan. Metode ini digunakan pada bahan ajar
kompleks, bahan ajar konseptual dimana tugas yang penting adalah mengidentifikasi ide-ide
utama.Membuat catatan memerlukan proses mental maka lebih efektif daripada hanya
sekedar menyalin apa yang dibaca, 2) Analogi yaitu perbandingan-perbandingan yang dibuat
untuk menunjukkan kesamaan antara cirri-ciri pokok sesuatu benda atau ide-ide, selain itu
seluruh cirinya berbeda, seperti sistem kerja otak dengan komputer dan 3) Metode PQ4R
adalah preview,question, read, reflect, recite dan review. Prosedur PQ4R memusatkan siswa
pada pengorganisasian informasi bermakna dan melibatkan siswa pada strategi-strategi yang
efektif.
4. Strategi Organisasi
Strategi Organisasi bertujuan membantu siswa meningkatkan kebermaknaan materi baru,
terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur peng-organisasian baru pada
materi-materi tersebut. Strategi organisasi mengidentifikasi ide-ide atau fakta-fakta kunci dari
sekumpulan informasi yang lebih besar. Strategi ini meliputi : 1). Pembuatan Kerangka
(Outlining); dalam pembuatan kerangka garis besar, siswa belajar menghubungkan berbagai
macam topik atau ide dengan beberapa ide utama, 2). Pemetaan ( mapping) biasa disebut
pemetaan konsep di dalam pembuatannya dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau
suatu diagram tentang bagaimana ide-ide penting atas suatu topik tertentu dihubungkan satu
sama lain, 3) Mnemonics; berhubungan dengan teknik-teknik atau strategi-strategi untuk
membantu ingatan dengan membantu membentuk assosiasi yang secara alamiah tidak ada.
Suatu mnemonics membantu untuk mengorganisasikan informasi yang mencapai memori
kerja dalam pola yang dikenal sedemikian rupa sehingga informasi tersebut lebih mudah
dicocokkan dengan pola skema di memori jangka panjang.
Contoh mnemonics yaitu :
a). Chunking (pemotongan)
b). Akronim (singkatan),
c). Kata berkait (Link-work) : suatu mnemonics untuk belajar kosa kata bahasa asing.
3. Strategi Metakognitif
Metakognitif adalah pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri sendiri atau berfikir
tentang kemampuannya untuk menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan
benar.(Arends, 1997:260). Metakognitif mempunyai dua komponen yaitu (1) pengetahuan
tentang kognitif yang terdiri dari informasi dan pemahaman yang dimiliki seorang pebelajar
tentang proses berfikirnya sendiri dan pengetahuan tentang berbagai strategi belajar untuk
digunakan dalam suatu situasi pembelajaran tertentu, (2) mekanisme pengendalian diri seperti
pengendalian dan monitoring kognitif.
B. KERANGKA DASAR STRATEGI BELAJAR PETA KONSEP
Penggunaan pengorganisasi awal merupakan suatu alat pengajaran yang direkomendasikan
oleh ausubel, untuk mengkaitkan bahan-bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal.
Pepengetahuan awal menurut ausubel adalah menggarisbawahi ide-ide utama dalam suatu
situasi pembelajaran yang baru dan mengkaitkan ide-ide baru tersebut dengan pengetahuan
yang telah ada pada pembelajar.
Pemetaan konsep menurut martin, merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu
anak menghasilkan pembelajaran yang bermakna dalam kelas. Peta konsep menyediakan
bantuan visual konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi
tersebut di pelajari.
1. Pengertian Konsep dan Peta Konsep
Konsep merupakan kondisi utama yang diperlukan untuk menguasai kemahiran diskriminasi
dan proses kognitif fundamental sebelumnya berdasarkan kesamaan ciri-ciiri dari
sekumpulan stimulus dan obyek-obyeknya. Carrol mendefinisikan konsep sebagai suatu
abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek atau
kejadian.
Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan
bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang
sama. Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas maka Dahar mengemukakan ciri-ciri
peta konsep sebagai berikut:
a. Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep
dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu fisika, kimia, bioligi, atau matematika.
b. Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau suatu
bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan
proporsional antara konsep-konsep.
c. Tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti ada konsep yang lebih inklusif
daripada konsep-konsep yang lain.
d. Bila dua atau lebih konsep digambarkan dibawah suatu konsep yang lebih inklusif,
terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep tersebut.
Berdasarkan ciri tersebut diatas maka sebaiknya peta konsep disusun secara hirarki, artinya
konsep yang lebih inklusif diletakkan pada puncak peta, makin kebawah konsep-konsep
diurutkan menjadi konsep yang kurang inklusif.
2. Cara Membuat Peta Konsep
Pembuatan peta konsep menurut Arends memberikan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep. Contoh
ekosistem.
b. Mengidentifikasi ide-ide atau konsep sekunder yang menunjang ide utama.
c. Tempatkan ide utama di tengah atau puncak peta tersebut
d. Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan
ide-ide tersebut dengan ide utama.
Berdasarkan pendapat di atas dapatlah dikemukakan langkah-langkah dalam pembuatan peta
konsep sebagai berikut :
1. Memilih suatu bahan bacaan
2. Menentukan konsep yang relevan
3. Mengurutkan konsep-konsep dari yang inklusif ke yang kurang inklusif
4. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan
3. Macam – macam Peta Konsep
Menurut Nur (2000),peta konsep ada empat macam yaitu :
a. Pohon jaringan (network tree )
b. Rantai kejadian (events chain )
c. Peta konsep siklus (cycle concept map )
d. Peta konsep laba-laba (spider concept map )
a. Pohon jaringan
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat sedangkan beberapa kata yang lain dituliskan pada
garis – garis penghubung. Garis – garis itu pada peta konsep menunjukkan hubungan antaara
ide – ide itu. Kata – kata yang ditulis pada garis memberikan hubungan antara konsep-
konsep.
b. Rantai Kejadian
Nur mengemukakan bahwa peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan
suatu urutan kejadian,langkah – langkah dalam suatu prosedur atau tahap-tahap dalam suatu
proses.
c. Peta Konsep Siklus
Dalam peta konsep siklus rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil final. Kejadian
terakhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Karena tidak ada hasil dan
kejadian terakhir itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Siklus itu berulang dengan
sendirinya.
d. Peta konsep laba-laba
Dapat digunakan untuk curah pendapat. Melakukan curah pendapat ide-ide berangkat dari
suatu ide sentral sehingga dapat memperoleh ide yang bercampur aduk.
4. Peta konsep sebagai alat evaluasi
Peta konsep sebagai alat evaluasi didasarkan atas tiga prinsip yaitu:
• Struktur kognitif diatur secara hirarkis dengan konsep-konsep dan proposisi yang lebih
inklusif,lebih umum,superordinat terhadap konsep-konsep dan proposisi yang kurang inklusif
dan lebih khusus.
• Konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi progesif
• Prinsip penyesuaian integratif menyatakan bahwa belajar bermakna akan meningkat bila
siswa menyadari akan perlunya kaitan-kaitan baru antara segmen-segmen konsep atau
proposisi.
Karena peta konsep bertujuan untuk memperjelas pemahaman suatu bacaan ,sehingga dapat
dipakai sebagai alat evaluasi dengan cara meminta siswa untuk membaca peta konsep dan
menjelaskan hubungan antara konsep satu dengan konsep lain dalam satu peta konsep.
Macam – Macam Peta Konsep
Menurut Nur dalam Trianto (2007: 161), peta konsep ada empat macam yaitu, (1) Pohon
Jaringan yaitu, ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata lain
dihubungkan oleh garis penghubung. Kata – kata pada garis penghubung memberikan
hubungan antara konsep-konsep. Pada saat menkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah
topik itu dan daftar konsep-konsep utama yang berkaitan dengan topik itu. Daftar dan
mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum
ke khusus.
Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan hubungannya
pada garis-garis penghubung. Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisulisasikan hal-
hal : (i) menunjukkan informasi sebab-akibat, (ii) suatu hirarki, (iii) prosedur yang bercabang.
(2) Rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu urutan, langkah-langkah dalam
suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Rantai kejadian digunakan untuk
memvisualisasikan hal-hal : (i) tahap-tahap suatu proses, (ii) langkah-langkah dalam suatu
prosedur, (iii) suatu urutan kejadian. (3) Peta konsep siklus. Dalam peta konsep siklus,
rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu
menghubungkan kembali pada kejadian awal. Seterusnya kejadian akhir itu menghubungkan
kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan sendirinya dan tidak ada akhirnya. Peta
konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukkan hubungan bagaimana hasil yang
berulang-ulang. (4) Peta konsep laba-laba. Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk
curah pendapat. Dalam melakukan curah pendapat, ide-ide berasal dari suatu ide sentral,
sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide bercampur aduk.. Peta konsep laba-laba
cocok digunakan untuk memvisualisasikan : (i) tidak menurut hiraki, kecuali berada dalam
suatu kategori, (ii) kategori yang tidak paralel, (iii) hasil curah pendapat.
Jenis peta konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pohon jaringan.
Karena, peta konsep pohon jaringan (i) menunjukkan informasi sebab-akibat, (ii) suatu
hirarki, (iii) prosedur yang bercabang, yang akan lebih memudahkan dalam proses pembuatan
dan juga proses penilaiannya.
Pengertiandan Cara Membuat Peta Konsep
Pengertian dan Cara Membuat Peta Konsep -
17DES
A. Pengertian
Menurut Ausubel (dalam Dahar, 1989) “belajar dapat diklasikfikasikan ke dalam dua dimensi”.
Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan kepada siswa,
melalui penerimaan atau penemuan. Di-mensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat
mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif adalah fakta-fakta,
konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Pada tingkat
pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar
penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam ben-tuk final, maupun dengan bentuk belajar
penemuan yang mengharuskan siswa me-nemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan
diajarkan. Pada tingkat kedua, siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada
pengetahuan (berupa konsep-konsep atau lain- lain) yang telah dimilikinya.
Menurut Ausubel (dalam Parno, 2007:7) Berdasarkan terhubung atau tidak terhubungkannya antar
konsep yang sedang dipelajari, belajar meliputi dua jenis, yaitu belajar secara hafalan dan belajar
bermakna.
Selanjutnya Parno (2007:7) memberikan pernyataan sebagai berikut.
Belajar secara hafalan terjadi jika mahasiswa mempelajari konsep-konsep baru secara sembarangan,
tanpa mau menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang relevan yang telah diketahuinya.
Sedangkan belajar bermakna adalah pengetahuan atau konsep baru yang diperoleh segera dikaitkan
dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif mahasiswa. Hasil paduan ini ada-lah
informasi atau konsep baru. Hasil belajar bermakna adalah informasi yang te-lah dipelajari akan
relatif bertahan lebih lama dalam ingatan.
“Peta konsep adalah suatu alat yang digunakan untuk menyatakan hubu-ngan yang bermakna antara
konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Pro-posisi-proposisi merupakan dua atau lebih
konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik” (Dahar,
1989:122). Dalam bentuknya yang paling sederhana, suatu peta konsep hanya terdiri atas dua konsep
yang dihubung-kan oleh satu kata penghubung untuk membentuk suatu proposisi. Dalam peta konsep
dapat diamati bagaimana konsep yang satu berkaitan dengan konsep yang lain. Menurut Ausubel
(1968) dalam Dahar (1989:123) belajar bermakna lebih mudah berlangsung apabila konsep baru yang
lebih khusus dikaitkan dengan kon-sep lama yang lebih umum yang sudah ada dalam struktur kognitif
siswa.
Dalam peta konsep, tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti, bahwa ada beberapa
konsep yang lebih inklusif daripada konsep-konsep yang lain. Konsep yang paling inklusif (konsep
fokus atau konsep utama) terletak di puncak dan memberikan identitas peta konsep yang
bersangkutan. Makin ke bawah konsep-konsep menjadi lebih khusus. Ada kalanya konsep-konsep
yang sama, oleh orang lain menghasilkan peta konsep yang berbeda, sebab untuk orang itu kaitan
konsep yang demikinlah yang bermakna. Setiap peta konsep memperli-hatkan kaitan-kaitan konsep
yang bermakna bagi orang yang menyusunnya. Di si-nilah kita lihat perbedaan-perbedaan individual
yang ada pada mahasiswa. De-ngan kata lain hubungan antara konsep-konsep bagi seseorang itu
adalah idiosin-kratik. Ini berarti bahwa kebermaknaan konsep-konsep itu khas bagi setiap orang
(Dahar. RW:1989), sehingga peta konsep yang dibuat oleh masing- masing orang akan berbeda.
B. Fungsi Peta Konsep
Dalam pendidikan, peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuan. Menurut Dahar (1989:129)
menyatakan bahwa berdasarkan tujuannya, fungsi peta konsep ada empat.
1. Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa.
Sebelumnya telah diketahui bahwa belajar bermakna membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari
pihak siswa untuk menghubungkan pengetahuan baru dengan konsep-konsep relevan yang telah
mereka miliki.Untuk memperlancar proses ini, baik dosen dan mahasiswa perlu mengetahui konsep-
konsep apa yang telah dimiliki mahasiswa ketika pelajaran baru akan dimulai, sedangkan maha-siswa
diharapkan dapat menunjukkan di mana mereka berada, atau konsep-konsep apa yang telah mereka
miliki.dalam menghadapi pelajaran baru itu. Dengan menggunakan peta konsep dosen dapat
melaksankan apa yang telah dikemukakan di atas, dan dengan demikian mahasiswa diharapkan akan
mengalami belajar ber-makna. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dosen untuk maksud ini
ialah dengan memilih satu konsep utama dari pokok bahasan yang akan dibahas, kemu-dian
menyuruh mahasiswa untuk menyusun peta konsep dengan menghubungkan konsep-konsep itu.
Selanjutnya mahasiswa diminta untuk menambahkan konsep-konsep dan mengaitkan konsep-konsep
itu hingga mambentuk proposisi yang ber-makna. Dari peta konsep-peta konsep yang dihasilkan oleh
mahasiswa, guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang pokok bahasan yang
akan diajarkan.
2. Mempelajari Cara Belajar
Bila seseorang dihadapkan pada suatu bab dari buku pelajaran , ia tidak akan begitu saja memahami
apa yang dibacanya.Dengan diminta untuk menyusun peta konsep dari isi bab itu , ia akan berusaha
untuk mengeluarkan konsep-konsep dari apa yang dibacanya, meletakkan konsep yang paling inklusif
pada puncak pe-ta konsep yang dibuatnya, kemudian mengurutkan konsep-konsep yang lain yang
kurang inklusif pada konsep yang paling inklusif, demikian seterusnya.
3. Mengungkapkan konsepsi salah
Selain kegunaan-kegunaan yang telah disebutkn di atas, peta konsep dapat pula mengungkapkan
konsepsi salah (misconception) yang terjadi pada mahasis-wa. Konsep salah biasanya timbul karena
terdapat kaitan antara konsep-konsep yang mengakibatkan proposisi yang salah.
4. Alat Evaluasi
Penerapan peta konsep dalam pendidikan yang terakhir dibahas adalah peta konsep sebagai alat
evaluasi. Selama ini alat-alat evaluasi yang digunakan guru adalah tes obyektif atau tes esai.
Walaupun cara evaluasi ini akan terus me-megang peranan dalam dunia pendidikan, teknik-teknik
evaluasi baru perlu dipi-kirkan untuk memecahkan masalah-masalah evaluasi yang kita hadapi selama
ini.
Menurut Susilo dalam Parno (2007:8) fungsi peta konsep dalam pembel-ajaran adalah (1)
merencanakan kuliah, (2) merencanakan dan evaluasi kurikulum, (3) mengembangkan pembelajaran
dengan bertitik tolak pada identifikasi miskon-sepsi mahasiswa dari peta konsep, (4) mendiskusikan
peta konsep dalam kelas, (5) peta konsep yang menghubungkan teori dasar dan prosedur eksperimen
dalam praktikum mahasiswa, (6) mempelajari buku teks, (7) meminta mahasiswa mem-buat peta
konsep dari soal tes, dan (8) menganalisis miskonsepsi mahasiswa.
Dalam penelitian ini peta konsep yang dibuat oleh mahasiswa bersumber pada pengetahuannya
tentang materi fisika sekolah yang sudah didapatkannya dari matakuliah yang ditempuhnya selama
empat semester sebelumnya. Peta konsep yang telah dibuat oleh mahasiswa digunakan untuk
menemukan miskonsepsi ten-tang dasar-dasar fisika sekolah. Selanjutnya sejumlah miskonsepsi
tersebut akan diperbaiki dengan pembelajaran pemecahan masalah dalam matakuliah KSFS.
C. Cara Membuat Peta Konsep
“Dalam membuat peta konsep ada enam langkah yang harus diikuti“ (Da-har, 1989:126). Keenam
langkah tersebut adalah (1) menentukan bahan bacaan, (2) menentukan konsep-konsep yang relevan,
(3) mengurutkan konsep-konsep itu, mulai dari yang paling inklusif sampai yang paling tidak inklusif
atau contoh- contoh, (4) menyusun konsep- konsep itu di atas kertas, mulai dengan konsep yang
paling inklusif di puncak ke konsep yang paling tidak inklusif (5) menghu-bungkan konsep yang
berkaitan dengan garis-garis penghubung dan memberi kata penghubung pada setiap garis
penghubung itu, dan (6) mengembangkan peta kon-sep tersebut, misalnya dengan menambahkan dua
atau lebih konsep yang baru ke setiap konsep yang sudah ada dalam peta konsep.
D. Keunggulan dan Kelemahan Peta Konsep
a) Keunggulan Peta Konsep
Novak dan Gowin (dalam Haris, 2005:18) mengemukakan kelebihan peta konsep bagi guru dan
siswa. Kelebihan peta konsep bagi guru adalah sebagai berikut.
 Pemetaan konsep dapat menolong guru mengorganisir seperangkat pe-ngalaman belajar secara
keseluruhan yang akan disajikan
 Pemetaan konsep merupakan cara terbaik menghadirkan materi pel-ajaran, hal ini disebabkan peta
konsep adalah alat belajar yang tidak menimbulkan efek verbal bagi siswa, karena siswa dengan
mudah me-lihat, membaca, dan mengerti makna yang diberikan
 Pemetaan konsep menolong guru memilh aturan pengajaran berdasar-kan kerangka kerja yang
hierarki, hal ini mengingat banyak materi pe-lajaran yang disajikan dalam urutan yang acak
 Peta konsep membantu guru meningkatkan efisiensi dan efektifitas pe-ngajaran.
Sedangkan kelebihan peta konsep bagi siswa adalah sebagai berikut.
 Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan pro-ses belajar yang bermakna,
yang akan meningkatkan pemahaman sis-wa dan daya ingat belajarnya,
 Dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berfikir siswa, yang pada gilirannya akan
menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pa-da siswa
 Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik, yang akan memudahkan belajar
 Dapat membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara lebih komprehensif dalam setiap
komponen konsep- konsep dan mengenali miskonsepsi.
b) Kelemahan Peta Konsep
Beberapa kelemahan atau hambatan yang mungkin dialami mahasiswa da-lam menyusun peta konsep
antara lain: (1) Perlunya waktu yang cukup lama un-tuk menyusun peta konsep, sedangkan waktu
yang tersedia terbatas, (2) Sulit me-nentukan konsep-konsep yang terdapat pada materi yang
dipelajari, (3) Sulit me-nentukan kata-kata untuk menghubungkan konsep yang satu dengan konsp
yang lain (Haris, 2005:20).
Jadi hambatan yang kemungkinan dialami mahasiswa akan dapat diatasi dengan melakukan hal-hal
sebagai berikut: (1) Mahasiswa diminta untuk membu-at peta konsep di rumah dan pada pertemuan
selanjutnya dibahas di kelas, (2) Ma-hasiswa diharapkan dapat membaca kembali materi dan
memahaminya, agar da-pat mengenali konsep-konsep yang ada dalam bacaan sehingga dapat
mengaitkan konsep-konsep tersebut dalam peta konsep (Haris, 2005:21).
SUMBER:
http://areknerut.wordpress.com
Sanjaya, Sailendra Srihadi. 2008. Peningkatan Prestasi Belajar Kapita Selekta Fisika Sekolah dengan
Menggunakan Peta Konsep dan Pemecahan Masalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
FMIPA Universitas Negeri Malang Semester Gasal Tahun Akademik 2007/2008. Skripsi tidak
diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang
Peta Konsep
a. Pengertian Peta Konsep
Novak and Gowin (1985) menyatakan bahwa peta konsep adalah alat atau cara yang
dapat digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh siswa. Gagasan Novak
ini didasarkan pada teori belajar Ausabel. Ausabel sangat menekankan agar guru mengetahui
konsep-konsep yang telah dimiliki oleh siswa supaya belajar bermakna dapat berlangsung.
Dalam belajar bermakna pengetahuan baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep relevan
yang sudah ada dalam struktur kognitif (otak) siswa. Bila dalam struktur kognitif tidak
terdapat konsep-konsep relevan, pengetahuan baru yang telah dipelajari hanyalah hapalan
semata.
Belajar bermakna membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari pihak siswa untuk
menghubungkan pengetahuan baru dengan konsep-konsep yang relevan yang telah mereka
miliki. Untuk memperlancar proses tersebut, baik guru maupun siswa perlu mengetahui “
tempat awal konseptual “. Dengan kata lain guru harus mengetahui konsep-konsep apa yang
dimiliki oleh siswa waktu pelajaran baru dimulai, sedangkan para siswa diharapkan mampu
menunjukkan dimana mereka berada, atau konsep-konsep apa yang telah mereka miliki
dalam menghadapi pelajaran baru tersebut. Dengan menggunakan peta konsep, guru dapat
melaksanakan apa yang telah dikemukakan diatas, dengan demikian pada siswa diharapkan
akan terjadi belajar bermakna ( Willis Dahar, 1988:156-157 ). Menurut Ausubel dalam Willis
Dahar (1988:161) ada dua dimensi belajar yaitu dimensi belajar penerimaan/penemuan dan
dimensi belajar bermakna/ hapalan. Berlangsung atau tidaknya belajar bermakna tergantung
pada struktur-struktur kognitif yang ada, serta kesiapan dan niat anak didik untuk belajar
bermakna, dan kebermaknaan materi pelajaran secara potensial.
Peta konsep sebagai instrumen dapat digunakan untuk analisis konsep ,mengenai peta
konsep itu sendiri berdasarkan definisinya sebagai berikut : Menurut Hudojo, et al (2002)
peta konsep adalah saling keterkaitan antara konsep dan prinsip yang direpresentasikan bagai
jaringan konsep yang perlu dikonstruk dan jaringan konsep hasil konstruksi inilah yang
disebut peta konsep. Sedangkan menurut Suparno (dalam Basuki, 2000, h.9) peta konsep
merupakan suatu bagan skematik untuk menggambarkan suatu pengertian konseptual
seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan. Peta konsep bukan hanya menggambarkan
konsep-konsep yang penting, melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu.
Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dapat digunakan dua prinsip yaitu prinsip
diferensial progresif dan prinsip penyesuaian integratif.
Dahar (1989) mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut :
1) Penyajian peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan
proposisi-proposisi dalam suatu topik pada bidang studi.
2) Peta konsep merupakan gambar yang menunjukkan hubungan konsep-konsep dari suatu
topik pada bidang studi.3. Bila dua konsep atau lebih digambarkan dibawah suatu konsep
lainnya, maka terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep itu.
Martin (dalam Basuki, 2000) mengungkapkan bahwa peta konsep
merupakan petunjuk bagi guru, untuk menunjukkan hubungan antara ide-ide yang
penting dengan rencana pembelajaran. Sedangkan menurut Arends (dalam Basuki, 2000)
menuliskan bahwa penyajian peta konsep merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk
memahami dan mengingat sejumlah informasi baru. Dengan penyajian peta konsep yang baik
maka siswa dapat mengingat suatu materi dengan lebih lama lagi.
Pembelajaran dengan menggunakan peta konsep mempunyai banyak manfaat
diantaranya menurut Ausubel (dalam Hudojo, et al 2002) menyatakan dengan jaringan
konsep yang digambarkan dalam peta konsep, belajar menjadi bermakna karena
pengetahuan/informasi “baru” dengan pengetahuan terstruktur yang telah dimiliki siswa
tersambung sehingga menjadi lebih mudah terserap siswa. Sedangkan menurut Williams
(dalam Basuki, 2000) menuliskan bahwa peta konsep dapat dijadikan sebagai alat untuk
mengetahui pemahaman konseptual seseorang.
Dengan mengacu pada peta konsep maka guru dapat membuat suatu program
pengajaran yang lebih terarah dan berjenjang, sehingga dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan. Peningkatan
daya serap siswa berdasarkan menyampaikan jenjang materi yang terstruktur dapat membuat
siswa akan lebih kuat lagi memorinya dan akan lebih mudah mengaplikasikan konsep-konsep
yang telah dipelajarinya.
Peta konsep selain digunakan dalam proses belajar mengajar, dapat diterapkan untuk
berbagai tujuan yaitu :
1) menyelidiki apa yang telah diketahui siswa
2) Mempelajari cara belajar
3) Mengungkap miskonsepsi, dan
4) Sebagai alat evaluasi.
Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-
konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih
konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantic. Dalam bentuk
yang paling sederhana, peta konsep dapat berupa dua konsep yang dihubungkan oleh kata
penghubung untuk membentuk proposisi. Sebagai contoh : ” langit itu biru” mewakili peta
konsep sederhana yang membentuk proposisi yang sahih tentang konsep ”langit” dan ”biru”.
Dengan demikian siswa dapat mengorganisasi konsep pelajaran yang telah dipelajari
berdasarkan arti dan hubungan antara komponennya. Hubungan satu konsep (informasi)
dengan konsep lain disebut proposisi. Peta konsep menggambarkan jalinan antar konsep yang
dibahas dalam bab yang bersangkutan. Konsep yang dinyatakan dalam bentuk istilah atau
label konsep. Konsep-konsep dijalin secara bermakna dengan kata-kata penghubung sehingga
dapat membentuk proposisi. Satu proposisi mengandung dua konsep dan kata menghubung.
Konsep yang satu mempunyai cakupan yang lebih luas daripada konsep yang lain. Dengan
kata lain konsep yang satu lebih inklusif daripada konsep yang lain. Keseluruhan konsep-
konsep tersebut disusun menjadi sebuah tingkatan dari konsep yang paling umum, kurang
umum dan akhirnya sampai pada konsep yang paling khusus. Tingkatan dari konsep-konsep
ini disebut dengan hierarki.
Pada peta konsep, konsep yang lebih inklusif diletakkan di atas. Konsep yang kurang
inklusif kemudian dihubungkan dengan kata penghubung. Konsep yang lebih khusus
ditempatkan di bawahnya dan dihubungkan lagi dengan kata penghubung. Konsep yang
inklusif dapat dihubungkan dengan beberapa konsep yang kurang inklusif. Konsep yang
paling inklusif diletakkan pada pohon konsep. Konsep ini disebut kunci konsep. Konsep pada
jalur yang satu dapat dihubungkan dengan konsep pada jalur yang lain dengan kata
penghubung. Hubungan ini disebut dengan kaitan silang.
Menurut Novak dan Gowin (1985) kriteria penilaian peta konsep adalah :
1) Proposisi, adalah dua konsep yang dihubungkan oleh kata penghubung. Proposisi dikatakan
sahih jika menggunakan kata penghubung yang tepat. Untuk setiap proposisi yang sahih
diberi skor 1
2) Hierarki, adalah tingkatan dari konsep yang paling umum sampai konsep yang paling
khusus. Urutan penempatan konsep yang lebih umum dituliskan di atas dan konsep yang
lebih khusus dituliskan di bawahnya. Hierarki dikatakan sahih jika urutan penenmpatan
konsepnya benar. Untuk setiap hierarki yang sahih diberi skor 5.
3) Kaitan silang, adalah hubungan yang bermakna antara suatu konsep pada satu hierarki
dengan konsep lain pada hierarki yang lainnya. Kaitan silang dikatakan sahih jika
menggunakan kata penghubung yang tepat dalam menghubungkan kedua konsep pada
hierarki yang berbeda. Sementara itu, kaitan silang dikatakan kurang sahih jika tidak
menggunakan kata penghubung yang tepat dalam menghubungkan kedua konsep sehingga
antara kedua konsep tersebut menjadi kurang jelas. Untuk setiap kaitan silang yang sahih
diberi skor 10. Sedangkan untuk setiap kaitan silang yang kurang sahih diberi skor 2
4) Contoh, adalah kejadian atau objek yang spesifik yang sesuai dengan atribut konsep. Contoh
dikatakan sahih jika contoh tersebut tidak dituliskan di dalam kotak karena contoh bukanlah
konsep. Untuk setiap contoh yang sahih diberi skor 1.
b. Ciri-ciri Peta Konsep
Berdasarkan uraian di atas, berikut ini dikemukakan beberapa ciri-ciri peta konsep :
1) Peta konsep ialah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi
dari suatu bidang studi. Jadi dengan membuat peta konsep, siswa dapat melihat bidang studi
itu lebih jelas dan mempelajarinya lebih bermakna.
2) Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu
bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional
antar konsep-konsep.
3) Cara menyatakan hubungan antar konsep-konsep. Tidak semua mempunyai bobot yang
sama. Ini berarti, bahwa ada beberapa konsep yang lebih umum dari pada konsep-konsep
yang lain.
4) Hirarki, Bila dua atau lebih konsep yang digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih
inklusif, terbentuklah hirarki pada peta konsep itu.
c. Langkah-langkah Pengembangan Peta Konsep oleh Guru
1) Menuliskan di atas kertas seluruh konsep atau nama topik yang berkaitan dengan bidang
umum yang akan diajarkan.
2) Memperhatikan adanya fakta-fakta (contoh-contoh) khusus yang penting untuk dipelajari
siswa.
3) Memilih konsep yang paling umum dan tempatkan di bagian atas kertas.
4) Menambahkan berikutnya konsep yang lebih khusus di bawah konsep umum tadi.
Hubungkan keduanya dengan garis penghubung yang diberi label penghubung.
5) Setelah penulisan konsep yang lebih khusus di baris kedua, melanjutkan penulisan konsep
lain yang lebih khusus di baris ketiga, dan seterusnya.
6) Melengkapi dengan garis penghubung antar konsep sehingga seluruh hirarki menyerupai
piramida. Jangan lupa menuliskan label penghubung pada garis tersebut untuk menunjukkan
keteraturan antar konsep.
7) Setelah seluruh peta konsep terbentuk, menandai konsep khusus yang terutama menarik bagi
siswa atau tingkat kesulitannya tepat bagi siswa.
Ernest (dalam Basuki, 2000) berpendapat bahwa untuk menyusun suatu peta konsep
bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Tentukan dahulu topiknya,
2) Membuat daftar konsep-konsep yang relevan untuk konsep tersebut,
3) Menyusun konsep-konsep menjadi sebuah bagan,
4) Menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata-kata supaya bisa terbentuk suatu proposisi,
5) Mengevaluasi keterkaitan konsep-konsep yang telah dibuat.
Pendapat lain untu membuat peta konsep cukup dengan 5 langkah dengan penjelasan
sebagai berikut :
1) Lakukan Brainstorming selama 10-15 menit per sesi. Ketika Central disebutkan maka konsep
apa saja yang terlintas di benak dituliskan terlebih dahulu. Jangan lakukan penilaian apakah
relevan atau mau diletakkan di mana.
2) Kategorisasikan/ kelompokkan sekumpulan ide itu kemudian tentukan hirarki konsep mana
yang menjadi dahan (umum), mana yang jadi ranting dan mana yang jadi daun (detil).
3) Mulai layout / gambarkan konsep-konsep tersebut.
4) Tarik garis antar konsep tersebut.
5) Pergunakan warna, Ikon dan Asosiasi untuk menambah cantiknya Peta Konsep yang
dihasilkan.
Penggunaan warna, ritme (dari gambar ketebalan dahan, ranting ke daun), layout
(spasial), ikon dan asosiasi (menghubungkan Ikon dan Analogi) untuk menghubungkan satu
konsep dengan konsep yang sudah melekat di otak, membantu otak mengingat lebih baik,
karena melibat lebih banyak panca indra, juga otak melakukan proses Asimilasi pengetahuan
baru terhadap pengetahuan yang sudah mengendap sebelumnya.
Setelah peta konsep itu jadi, maka kemampuan otak kanan secara visual dan holistik
serta Gestalt yang memicu “Kayaknya ada yang kurang dan saya bisa tambahkan lebih
lanjut” akan meneruskan pengembangan peta tersebut. Kemampuan alami otak kanan yang
Random akan tersalurkan ketika ada sebuah konsep baru muncul, maka otak kiri mulai
bekerja menganalisa sebaiknya diletakkan di mana.
Ketika melihat peta secara keseluruhan dari jauh maka otak kanan bekerja (seperti
seseorang menilai/ mengagumi lukisan) dan ketika tertarik pada suatu lokasi maka otak kiri
mulai bekerja secara logis dan analitik.
Sinergis antara dua belahan otak kanan dan kiri inilah yang membuat mengapa Peta
Konsep itu sedemikian powerfulnya. Harus sering menggunakan baru bisa merasakan
manfaatnya. Karena sepintas peta konsep yang digambar secara manual berantakan tidak
beraturan.
d. Cara Mengajar Siswa Menyusun Peta Konsep.
Membelajarkan siswa menyusun peta konsep harus secara bertahap. Pertama kali
meminta siswa menyusun peta konsep perlu dipilih konsep-konsep yang sudah dikenal.
Mula-mula guru dapat mengajar siswa memahami peta konsep sebagai modifikasi dari suatu
kerangka isi bahan pembelajaran dengan istilah-istilah yang saling dihubungkan dalam
hirarki secara vertikal. Cara mengenalkan peta konsep kepada siswa adalah dengan
memodelkan cara penyusunannya dengan memfokuskan pada konsep-konsep yang
jumlahnya terbatas atau lebih sederhana. Agar siswa lebih memahami peta konsep, dapat
diajak untuk menyusun yang lebih luas atau lebih kompleks. Selanjutnya dapat ditugasi oleh
guru untuk menyusun peta konsep di rumah secara berkelompok, kemudian guru meminta
salah seorang wakil dari tiap-tiap kelompok untuk menampilkan peta konsepnya di papan
tulis untuk dikritik secara bersama-sama untuk menghindari miskonsepsi.
e. Manfaat Peta Konsep
1) Manfaat peta konsep bagi guru.
a) Membantu guru memahami macam-macam konsep yang terdapat dalam topik yang akan
diajarkan dan memperoleh wawasan baru.
b) Membantu dalam menghindari miskonsepsi oleh siswa.
c) Dengan mengidentifikasi konsep-konsep sebelum membuat peta konsep, guru dapat
menemukan topik-topik sains secara jelas, sehingga dapat membantu untuk menentukan
topik-topik yang perlu dipelajari.
d) Membantu untuk melihat keterkaitan logis antar konsep-konsep khusus.
e) Membantu untuk mengorganisasi urutan kegiatan belajar mengajar di kelas.
f) Membantu untuk penilaian siswa.
g) Membantu untuk menggali pemahaman siswa sebelum dilakukan pembelajaran.
h) Sebagai alat untuk menggalakkan pembelajaran kooperatif.
2) Manfaat peta konsep bagi siswa
a) Membantu dalam mempelajari konsep-konsep pokok dan proposisi, serta membantu dalam
menghubungkan atau mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan yang sedang
dipelajarinya.
b) Membantu mempelajari cara belajar menyusun peta konsep.
c) Membantu untuk memperoleh wawasan baru.
d) Membantu siswa menghindari miskonsepsi.
e) Membantu untuk mempelajari sains secara bermakna.
f) Secara tidak langsung mengajak siswa belajar kooperatif.
3) Bagi pengembang dan perencana kurikulum, peta konsep dapat digunakan untuk memilah-
milah konsep-konsep yang penting dan konsep-konsep yang tidak penting.
4) Bagi lingkungan, peta konsep membantu siswa memahami peranannya sebagai pelajar, juga
menjelaskan peranan guru serta menciptakan iklim belajar yang saling menghargai antara
guru dan siswa. Peta konsep dapat juga membantu guru dan siswa dalam bekerja sama untuk
mengatasi informasi-informasi yang keliru atau tidak bermakna.
Pengertian Peta Konsep
Minggu, 20 Juli 2014
Pengertian Peta Konsep
Menurut Hudojo, et al (2002) peta konsep adalah saling keterkaitan antara konsep dan
prinsip yang direpresentasikan bagai jaringan konsep yang perlu dikonstruk dan jaringan konsep
hasil konstruksi inilahyangdisebut peta konsep. Sedangkan menurut Suparno (dalam Basuki, 2000,
h.9) peta konsep merupakan suatu bagan skematik untuk menggambarkan suatu pengertian
konseptual seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan. peta konsep bukan hanya
menggambarkan konsep-konsep yang penting, melainkan juga menghubungkan antara konsep-
konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dapat digunakan dua prinsip yaitu
prinsipdiferensial progresif danprinsippenyesuaianintegratif.Dahar(1989) mengemukakanciri-ciri
peta konsep sebagai berikut :
1. Penyajian peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-
proposisi dalam suatu topik pada bidang studi.
2. Peta konsepmerupakangambaryangmenunjukkanhubungankonsep-konsep dari suatu topik pada
bidang studi.
3. Bila dua konsep atau lebih digambarkan dibawah suatu konsep lainnya, maka terbentuklah suatu
hirarki pada peta konsep itu.
Martin (dalamBasuki,2000) mengungkapkanbahwapetakonsep merupakan petunjuk bagi
guru, untuk menunjukkan hubungan antara ide-ide yang penting dengan rencana pembelajaran.
Sedangkan menurut Arends (dalam Basuki, 2000) menuliskan bahwa penyajian peta konsep
merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi
baru. Dengan penyajian peta konsep yang baik maka siswa dapat mengingat suatu materi dengan
lebih lama lagi.
C. Cara Menyusun Peta Konsep
Menurut Dahar (1988:154) peta konsep memegang peranan penting dalam belajar
bermakna. Oleh karena itu siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan
bahwasiswatelah belajar bermakna. Langkah-langkah berikut ini dapat diikuti untuk menciptakan
suatu peta konsep.
Langkah 1: Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
Langkah 2: Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama.
Langkah 3: Menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut.
Langkah 4: Mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide uatama yang secara visual menunjukkan
hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Berdasarkanpendapatdi atas dapat dikemukakan langkah-langkah menyusun peta konsep
sebagai berikut:
1) Memilih suatu bahan bacaan.
2) Menentukan konsep-konsep yang relevan.
3) Mengelompokkan (mengurutkan) konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak
inklusif.
4) Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep-konsep yang paling inklusif
diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut.
D. Jenis-jenis Peta Konsep
Menurut Nur (2000) dalam Erman (2003: 24) peta konsep ada empat macam yaitu: pohon
jaringan(networktree),rantai kejadian(eventschain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan
peta konsep laba-laba (spider concept map).
1) Pohon Jaringan
Ide-ide pokokdibuatdalampersegiempat,sedangkanbeberapakatalain dihubungkan oleh
garispenghubung.Kata-katapadagarispenghubungmemberikanhubunganantara konsep-konsep.
Pada saat mengkonstruksi suatupohonjaringan,tulislah topik itu dan daftar konsep-konsep utama
yang berkaitan dengan topik itu. Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep-
konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu
dari konsep utama dan berikan hubungannya pada garis-garis itu (Nur dalam Erman 2003: 25)
Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
a) Menunjukan informasi sebab-akibat
b) Suatu hirarki
c) Prosedur yang bercabang
2) Rantai Kejadian
Nur dalam Erman (2003:26) mengemukakan bahwa peta konsep rantai kejadian dapat
digunakan untuk memberikan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau
tahap-tahap dalam suatu proses. Misalnya dalam melakukan eksperimen. Rantai kejadian cocok
digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
a) Memerikan tahap-tahap suatu proses
b) Langkah-langkah dalam suatu prosedur
c) Suatu urutan kejadian
3) Peta Konsep Siklus
Dalampeta konsepsiklus,rangkaiankejadiantidakmenghasilkansuatuhasil akhir. Kejadian
akhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Seterusnya kejadian akhir itu
menghubungkan kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan sendirinya dan tidak ada
akhirnya. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukan hubungan bagaimana suatu
rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang.
4) Peta Konsep Laba-laba
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah
pendapatide-ide berasal dari suatuide sentral,sehinggadapatmemperolehsejumlahbesaride yang
bercampuraduk.Banyakdari ide-ide tersebutberkaitandenganide sentral namunbelumtentujelas
hubungannya satu sama lain. Kita dapat memulainya dengan memisah-misahkan dan
mengelompokkanistilah-istilahmenurutkaitan tertentu sehingga istilah itu menjadi lebih berguna
dengan menuliskannya di luar konsep utama. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk
memvisualisasikan hal-hal:
a) Tidak menurut hirarki, kecuali berada dalam suatu kategori
b) Kategori yang tidak parallel
c) Hasil curah pendapat

More Related Content

What's hot

Pengajaran Mikro: Pengajaran Induktif
Pengajaran Mikro: Pengajaran InduktifPengajaran Mikro: Pengajaran Induktif
Pengajaran Mikro: Pengajaran Induktif
Anne Ummu Hurairah
 
Strategi pengajaran dan pembelajaran pendidikan seni visual
Strategi pengajaran dan pembelajaran pendidikan seni visualStrategi pengajaran dan pembelajaran pendidikan seni visual
Strategi pengajaran dan pembelajaran pendidikan seni visual
shiemah
 
Model pembelajaran konsep dasar IPS yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Model pembelajaran konsep dasar IPS yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.Model pembelajaran konsep dasar IPS yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Model pembelajaran konsep dasar IPS yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Yunita Siswanti
 
Pendekatan inkuiri penemuan
Pendekatan inkuiri penemuanPendekatan inkuiri penemuan
Pendekatan inkuiri penemuan
AYU_TEMPOYAK
 
Model model pengajaran
Model model pengajaranModel model pengajaran
Model model pengajaran
nik_ruslawati
 
Ppt teori belajar sibernetik
Ppt teori belajar sibernetikPpt teori belajar sibernetik
Ppt teori belajar sibernetik
CiliburempatAsyik
 
P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.
P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.
P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.
Jen Kelana
 
Kaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstualKaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstual
Hazanah Abdullah
 
4 model pengajaran
4 model pengajaran4 model pengajaran
4 model pengajaranKamal Khalid
 
Ppp penemuan terbimbing
Ppp penemuan terbimbingPpp penemuan terbimbing
Ppp penemuan terbimbing
Fppi Unila
 
Kaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstualKaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstual
Nor Hamizah Sahari
 
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran KontekstualPembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual
School of Malaysia
 
Strategi Pembelajaran kontekstual
Strategi Pembelajaran kontekstualStrategi Pembelajaran kontekstual
Strategi Pembelajaran kontekstual
Nanda Itmi
 
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRIBuku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Siti Ayu Megawati
 
Kajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptk
Kajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptkKajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptk
Kajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptk
gusty_21
 
Model-Model Pembelajaran
Model-Model PembelajaranModel-Model Pembelajaran
Model-Model Pembelajaran
Fitri Yusmaniah
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
Aidil Abrar
 

What's hot (20)

Pengajaran Mikro: Pengajaran Induktif
Pengajaran Mikro: Pengajaran InduktifPengajaran Mikro: Pengajaran Induktif
Pengajaran Mikro: Pengajaran Induktif
 
Strategi pengajaran dan pembelajaran pendidikan seni visual
Strategi pengajaran dan pembelajaran pendidikan seni visualStrategi pengajaran dan pembelajaran pendidikan seni visual
Strategi pengajaran dan pembelajaran pendidikan seni visual
 
Model pembelajaran konsep dasar IPS yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Model pembelajaran konsep dasar IPS yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.Model pembelajaran konsep dasar IPS yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Model pembelajaran konsep dasar IPS yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.
 
Kajian induktif
Kajian induktifKajian induktif
Kajian induktif
 
Pendekatan inkuiri penemuan
Pendekatan inkuiri penemuanPendekatan inkuiri penemuan
Pendekatan inkuiri penemuan
 
Model model pengajaran
Model model pengajaranModel model pengajaran
Model model pengajaran
 
Ppt teori belajar sibernetik
Ppt teori belajar sibernetikPpt teori belajar sibernetik
Ppt teori belajar sibernetik
 
P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.
P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.
P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.
 
Kaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstualKaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstual
 
4 model pengajaran
4 model pengajaran4 model pengajaran
4 model pengajaran
 
Ppp penemuan terbimbing
Ppp penemuan terbimbingPpp penemuan terbimbing
Ppp penemuan terbimbing
 
Kaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstualKaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstual
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppm
 
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran KontekstualPembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual
 
Strategi Pembelajaran kontekstual
Strategi Pembelajaran kontekstualStrategi Pembelajaran kontekstual
Strategi Pembelajaran kontekstual
 
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRIBuku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
 
Kajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptk
Kajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptkKajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptk
Kajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptk
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Model-Model Pembelajaran
Model-Model PembelajaranModel-Model Pembelajaran
Model-Model Pembelajaran
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
 

Viewers also liked

3. peta konsep
3. peta konsep3. peta konsep
3. peta konsep
Yus Rizal
 
Peta Konsep
Peta KonsepPeta Konsep
Peta Konsep
ampaiampai
 
Peta konsep evaluasi pengajaran
Peta konsep evaluasi pengajaranPeta konsep evaluasi pengajaran
Peta konsep evaluasi pengajaran
destaputranto
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajarangawukbalap
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
volume03
 
Peta konsep sms6
Peta konsep sms6Peta konsep sms6
Peta konsep sms6
Paulus Parwira
 
Peta konsep fisek usaha dan energi
Peta konsep fisek usaha dan energiPeta konsep fisek usaha dan energi
Peta konsep fisek usaha dan energi
akmal_zaida
 
Konsep kbk
Konsep kbkKonsep kbk
Analisis konsep materi larutan elektrolit dan nonelektrolit
Analisis konsep materi larutan elektrolit dan nonelektrolitAnalisis konsep materi larutan elektrolit dan nonelektrolit
Analisis konsep materi larutan elektrolit dan nonelektrolit
Nurul Fauziah
 
Peta konsep linguistik
Peta konsep linguistikPeta konsep linguistik
Peta konsep linguistikImam Suwandi
 
Konsep dasar krisis
Konsep dasar krisisKonsep dasar krisis
Konsep dasar krisispurnamabela
 
Sajian materi ruang dimensi tiga (noveni)
Sajian materi ruang dimensi tiga (noveni)Sajian materi ruang dimensi tiga (noveni)
Sajian materi ruang dimensi tiga (noveni)
Noveni Hartadi
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan
asih yuliana
 
Peta konsep panca indera
Peta konsep panca inderaPeta konsep panca indera
Peta konsep panca indera
EVI PAULINA SIMAREMARE
 
bahasa Indonesia kelas XII
bahasa Indonesia kelas XII bahasa Indonesia kelas XII
bahasa Indonesia kelas XII
Yusuf AL-Rosyadi
 
Peta konsep spi dan implementasinya 10 17 okt 2013
Peta konsep spi dan implementasinya 10   17 okt 2013Peta konsep spi dan implementasinya 10   17 okt 2013
Peta konsep spi dan implementasinya 10 17 okt 2013
dinnianggra
 
Media pembelajaran kelas 4 SD Nur Hidayanti
Media pembelajaran kelas 4 SD Nur HidayantiMedia pembelajaran kelas 4 SD Nur Hidayanti
Media pembelajaran kelas 4 SD Nur Hidayanti
Noval Sp
 

Viewers also liked (20)

3. peta konsep
3. peta konsep3. peta konsep
3. peta konsep
 
Peta Konsep
Peta KonsepPeta Konsep
Peta Konsep
 
Peta konsep evaluasi pengajaran
Peta konsep evaluasi pengajaranPeta konsep evaluasi pengajaran
Peta konsep evaluasi pengajaran
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajaran
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
Peta konsep sms6
Peta konsep sms6Peta konsep sms6
Peta konsep sms6
 
Peta konsep fisek usaha dan energi
Peta konsep fisek usaha dan energiPeta konsep fisek usaha dan energi
Peta konsep fisek usaha dan energi
 
Konsep kbk
Konsep kbkKonsep kbk
Konsep kbk
 
Analisis konsep materi larutan elektrolit dan nonelektrolit
Analisis konsep materi larutan elektrolit dan nonelektrolitAnalisis konsep materi larutan elektrolit dan nonelektrolit
Analisis konsep materi larutan elektrolit dan nonelektrolit
 
Peta konsep linguistik
Peta konsep linguistikPeta konsep linguistik
Peta konsep linguistik
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
Konsep dasar krisis
Konsep dasar krisisKonsep dasar krisis
Konsep dasar krisis
 
Sajian materi ruang dimensi tiga (noveni)
Sajian materi ruang dimensi tiga (noveni)Sajian materi ruang dimensi tiga (noveni)
Sajian materi ruang dimensi tiga (noveni)
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan
 
Makalah isim kanna
Makalah isim kannaMakalah isim kanna
Makalah isim kanna
 
Peta konsep panca indera
Peta konsep panca inderaPeta konsep panca indera
Peta konsep panca indera
 
14. irma nurmalasari
14. irma nurmalasari14. irma nurmalasari
14. irma nurmalasari
 
bahasa Indonesia kelas XII
bahasa Indonesia kelas XII bahasa Indonesia kelas XII
bahasa Indonesia kelas XII
 
Peta konsep spi dan implementasinya 10 17 okt 2013
Peta konsep spi dan implementasinya 10   17 okt 2013Peta konsep spi dan implementasinya 10   17 okt 2013
Peta konsep spi dan implementasinya 10 17 okt 2013
 
Media pembelajaran kelas 4 SD Nur Hidayanti
Media pembelajaran kelas 4 SD Nur HidayantiMedia pembelajaran kelas 4 SD Nur Hidayanti
Media pembelajaran kelas 4 SD Nur Hidayanti
 

Similar to Peta konsep

Salimatut Takiya & Mustofa
Salimatut Takiya & MustofaSalimatut Takiya & Mustofa
Salimatut Takiya & Mustofa
SalimatutTakiya
 
Jenis jenis strategi pembelajaran
Jenis jenis strategi pembelajaranJenis jenis strategi pembelajaran
Jenis jenis strategi pembelajaran
Thuu Wien Ewie
 
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tepKonstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
Dedi Yulianto
 
Jawaban desain pesan
Jawaban desain pesanJawaban desain pesan
Jawaban desain pesanDedi Yulianto
 
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SDContoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Dchuex AJie
 
Powerpoint bab 1
Powerpoint bab 1Powerpoint bab 1
Powerpoint bab 1
Lusy Mariana Pasaribu
 
Inductive thingking
Inductive thingkingInductive thingking
Inductive thingking
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Consept map
Consept mapConsept map
Consept map
AnwarChairul
 
peta pemikiran
peta pemikiranpeta pemikiran
peta pemikiran
Mohd Irzan
 
Pertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu Komputer
Pertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu KomputerPertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu Komputer
Pertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu Komputer
Riza Rachmelia
 
1. Konsep HOTS.pptx
1. Konsep HOTS.pptx1. Konsep HOTS.pptx
1. Konsep HOTS.pptx
AditinPutria
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
Fppi Unila
 
Komponen komponen kurikulum
Komponen komponen kurikulumKomponen komponen kurikulum
Komponen komponen kurikulumchytra Daud
 
Prosedur penyusunan rencana bimbingan klasikal
Prosedur penyusunan rencana bimbingan klasikalProsedur penyusunan rencana bimbingan klasikal
Prosedur penyusunan rencana bimbingan klasikal
Sunawan Sunawan
 
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsep
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsepPengertian dan karakteristik pencapaian konsep
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsep
renatanurlaily77
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
Dadang DjokoKaryanto
 

Similar to Peta konsep (20)

Salimatut Takiya & Mustofa
Salimatut Takiya & MustofaSalimatut Takiya & Mustofa
Salimatut Takiya & Mustofa
 
BAB II
BAB IIBAB II
BAB II
 
Jenis jenis strategi pembelajaran
Jenis jenis strategi pembelajaranJenis jenis strategi pembelajaran
Jenis jenis strategi pembelajaran
 
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tepKonstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
 
Jawaban desain pesan
Jawaban desain pesanJawaban desain pesan
Jawaban desain pesan
 
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SDContoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
 
Powerpoint bab 1
Powerpoint bab 1Powerpoint bab 1
Powerpoint bab 1
 
Inductive thingking
Inductive thingkingInductive thingking
Inductive thingking
 
Consept map
Consept mapConsept map
Consept map
 
peta pemikiran
peta pemikiranpeta pemikiran
peta pemikiran
 
3. peta-pemikiran
3. peta-pemikiran3. peta-pemikiran
3. peta-pemikiran
 
Pertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu Komputer
Pertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu KomputerPertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu Komputer
Pertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu Komputer
 
1. Konsep HOTS.pptx
1. Konsep HOTS.pptx1. Konsep HOTS.pptx
1. Konsep HOTS.pptx
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Komponen komponen kurikulum
Komponen komponen kurikulumKomponen komponen kurikulum
Komponen komponen kurikulum
 
Prosedur penyusunan rencana bimbingan klasikal
Prosedur penyusunan rencana bimbingan klasikalProsedur penyusunan rencana bimbingan klasikal
Prosedur penyusunan rencana bimbingan klasikal
 
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsep
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsepPengertian dan karakteristik pencapaian konsep
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsep
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
Makalah tp oke acc
Makalah tp oke accMakalah tp oke acc
Makalah tp oke acc
 
Aan rukanda
Aan rukandaAan rukanda
Aan rukanda
 

Recently uploaded

PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 

Recently uploaded (20)

PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 

Peta konsep

  • 1. A. STRATEGI BELAJAR Tujuan utama pengajaran strategi adalah mengajarkan siswa untuk belajar atas kemauan dan kemampuan diri sendiri ( pembelajar mandiri ). Yang dilakukan siswa agar dapat belajar mandiri, yaitu : • Secara cermat mendiagnosis suatu situasi pembelajaran tertentu • Memilih suatu strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajar tertentu yang di hadapi. • Memonitor keeftifan strategi tersebut • Cukup termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar trsebut sampai masalah tersebut terselesaikan Seorang pembelajarmandiri adalah seseorang yang mengetahui kapan penting untuk meringkas atau mengajukan pertanyaan sambil membaca suatu halaman dalam suatu buku atau mendengarkan presentasi guru dan seorang termotivasi untuk melakukan suatu langkah- langkah kerja dan memonitor keberhasilan. 1. Strategi mengulang ( Rehearsal Strategies ) Strategi mengulang membantu memindahkan pembelajaran dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang namun tidak membantu membuat bermakna informasi baru tersebut. Strategi mengulang di bedakan atas memgulang sederhana dan mengulang kompleks yang meliputi menggaris bawahi ide-ide kunci dan pembuatan catatan pinggir. 2. Strategi Elaborasi ( Elaboration Strategies ) Elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah dan lebih memberi kepastian.(Nur,2000:30). Strategi ini dapat dibedakan menjadi : 1). Notetaking (pembuatan catatan); pembuatan catatan membantu siswa dalam mempelajari informasi secara ringkas dan padat untuk menghafal atau pengulangan. Metode ini digunakan pada bahan ajar kompleks, bahan ajar konseptual dimana tugas yang penting adalah mengidentifikasi ide-ide utama.Membuat catatan memerlukan proses mental maka lebih efektif daripada hanya sekedar menyalin apa yang dibaca, 2) Analogi yaitu perbandingan-perbandingan yang dibuat untuk menunjukkan kesamaan antara cirri-ciri pokok sesuatu benda atau ide-ide, selain itu seluruh cirinya berbeda, seperti sistem kerja otak dengan komputer dan 3) Metode PQ4R adalah preview,question, read, reflect, recite dan review. Prosedur PQ4R memusatkan siswa pada pengorganisasian informasi bermakna dan melibatkan siswa pada strategi-strategi yang efektif. 4. Strategi Organisasi Strategi Organisasi bertujuan membantu siswa meningkatkan kebermaknaan materi baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur peng-organisasian baru pada materi-materi tersebut. Strategi organisasi mengidentifikasi ide-ide atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar. Strategi ini meliputi : 1). Pembuatan Kerangka (Outlining); dalam pembuatan kerangka garis besar, siswa belajar menghubungkan berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama, 2). Pemetaan ( mapping) biasa disebut pemetaan konsep di dalam pembuatannya dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau suatu diagram tentang bagaimana ide-ide penting atas suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain, 3) Mnemonics; berhubungan dengan teknik-teknik atau strategi-strategi untuk membantu ingatan dengan membantu membentuk assosiasi yang secara alamiah tidak ada. Suatu mnemonics membantu untuk mengorganisasikan informasi yang mencapai memori kerja dalam pola yang dikenal sedemikian rupa sehingga informasi tersebut lebih mudah
  • 2. dicocokkan dengan pola skema di memori jangka panjang. Contoh mnemonics yaitu : a). Chunking (pemotongan) b). Akronim (singkatan), c). Kata berkait (Link-work) : suatu mnemonics untuk belajar kosa kata bahasa asing. 3. Strategi Metakognitif Metakognitif adalah pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri sendiri atau berfikir tentang kemampuannya untuk menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan benar.(Arends, 1997:260). Metakognitif mempunyai dua komponen yaitu (1) pengetahuan tentang kognitif yang terdiri dari informasi dan pemahaman yang dimiliki seorang pebelajar tentang proses berfikirnya sendiri dan pengetahuan tentang berbagai strategi belajar untuk digunakan dalam suatu situasi pembelajaran tertentu, (2) mekanisme pengendalian diri seperti pengendalian dan monitoring kognitif. B. KERANGKA DASAR STRATEGI BELAJAR PETA KONSEP Penggunaan pengorganisasi awal merupakan suatu alat pengajaran yang direkomendasikan oleh ausubel, untuk mengkaitkan bahan-bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal. Pepengetahuan awal menurut ausubel adalah menggarisbawahi ide-ide utama dalam suatu situasi pembelajaran yang baru dan mengkaitkan ide-ide baru tersebut dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajar. Pemetaan konsep menurut martin, merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran yang bermakna dalam kelas. Peta konsep menyediakan bantuan visual konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut di pelajari. 1. Pengertian Konsep dan Peta Konsep Konsep merupakan kondisi utama yang diperlukan untuk menguasai kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya berdasarkan kesamaan ciri-ciiri dari sekumpulan stimulus dan obyek-obyeknya. Carrol mendefinisikan konsep sebagai suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek atau kejadian. Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas maka Dahar mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut: a. Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu fisika, kimia, bioligi, atau matematika. b. Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional antara konsep-konsep. c. Tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti ada konsep yang lebih inklusif daripada konsep-konsep yang lain. d. Bila dua atau lebih konsep digambarkan dibawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep tersebut. Berdasarkan ciri tersebut diatas maka sebaiknya peta konsep disusun secara hirarki, artinya konsep yang lebih inklusif diletakkan pada puncak peta, makin kebawah konsep-konsep diurutkan menjadi konsep yang kurang inklusif.
  • 3. 2. Cara Membuat Peta Konsep Pembuatan peta konsep menurut Arends memberikan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep. Contoh ekosistem. b. Mengidentifikasi ide-ide atau konsep sekunder yang menunjang ide utama. c. Tempatkan ide utama di tengah atau puncak peta tersebut d. Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan ide-ide tersebut dengan ide utama. Berdasarkan pendapat di atas dapatlah dikemukakan langkah-langkah dalam pembuatan peta konsep sebagai berikut : 1. Memilih suatu bahan bacaan 2. Menentukan konsep yang relevan 3. Mengurutkan konsep-konsep dari yang inklusif ke yang kurang inklusif 4. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan 3. Macam – macam Peta Konsep Menurut Nur (2000),peta konsep ada empat macam yaitu : a. Pohon jaringan (network tree ) b. Rantai kejadian (events chain ) c. Peta konsep siklus (cycle concept map ) d. Peta konsep laba-laba (spider concept map ) a. Pohon jaringan Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat sedangkan beberapa kata yang lain dituliskan pada garis – garis penghubung. Garis – garis itu pada peta konsep menunjukkan hubungan antaara ide – ide itu. Kata – kata yang ditulis pada garis memberikan hubungan antara konsep- konsep. b. Rantai Kejadian Nur mengemukakan bahwa peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu urutan kejadian,langkah – langkah dalam suatu prosedur atau tahap-tahap dalam suatu proses. c. Peta Konsep Siklus Dalam peta konsep siklus rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil final. Kejadian terakhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Karena tidak ada hasil dan kejadian terakhir itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Siklus itu berulang dengan sendirinya. d. Peta konsep laba-laba Dapat digunakan untuk curah pendapat. Melakukan curah pendapat ide-ide berangkat dari suatu ide sentral sehingga dapat memperoleh ide yang bercampur aduk. 4. Peta konsep sebagai alat evaluasi Peta konsep sebagai alat evaluasi didasarkan atas tiga prinsip yaitu: • Struktur kognitif diatur secara hirarkis dengan konsep-konsep dan proposisi yang lebih inklusif,lebih umum,superordinat terhadap konsep-konsep dan proposisi yang kurang inklusif dan lebih khusus. • Konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi progesif
  • 4. • Prinsip penyesuaian integratif menyatakan bahwa belajar bermakna akan meningkat bila siswa menyadari akan perlunya kaitan-kaitan baru antara segmen-segmen konsep atau proposisi. Karena peta konsep bertujuan untuk memperjelas pemahaman suatu bacaan ,sehingga dapat dipakai sebagai alat evaluasi dengan cara meminta siswa untuk membaca peta konsep dan menjelaskan hubungan antara konsep satu dengan konsep lain dalam satu peta konsep. Macam – Macam Peta Konsep Menurut Nur dalam Trianto (2007: 161), peta konsep ada empat macam yaitu, (1) Pohon Jaringan yaitu, ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata lain dihubungkan oleh garis penghubung. Kata – kata pada garis penghubung memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat menkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftar konsep-konsep utama yang berkaitan dengan topik itu. Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan hubungannya pada garis-garis penghubung. Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisulisasikan hal- hal : (i) menunjukkan informasi sebab-akibat, (ii) suatu hirarki, (iii) prosedur yang bercabang. (2) Rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu urutan, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Rantai kejadian digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal : (i) tahap-tahap suatu proses, (ii) langkah-langkah dalam suatu prosedur, (iii) suatu urutan kejadian. (3) Peta konsep siklus. Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan kembali pada kejadian awal. Seterusnya kejadian akhir itu menghubungkan kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan sendirinya dan tidak ada akhirnya. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukkan hubungan bagaimana hasil yang berulang-ulang. (4) Peta konsep laba-laba. Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah pendapat, ide-ide berasal dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide bercampur aduk.. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan : (i) tidak menurut hiraki, kecuali berada dalam suatu kategori, (ii) kategori yang tidak paralel, (iii) hasil curah pendapat. Jenis peta konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pohon jaringan. Karena, peta konsep pohon jaringan (i) menunjukkan informasi sebab-akibat, (ii) suatu hirarki, (iii) prosedur yang bercabang, yang akan lebih memudahkan dalam proses pembuatan dan juga proses penilaiannya.
  • 5. Pengertiandan Cara Membuat Peta Konsep Pengertian dan Cara Membuat Peta Konsep - 17DES A. Pengertian Menurut Ausubel (dalam Dahar, 1989) “belajar dapat diklasikfikasikan ke dalam dua dimensi”. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan kepada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Di-mensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam ben-tuk final, maupun dengan bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa me-nemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan. Pada tingkat kedua, siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada pengetahuan (berupa konsep-konsep atau lain- lain) yang telah dimilikinya. Menurut Ausubel (dalam Parno, 2007:7) Berdasarkan terhubung atau tidak terhubungkannya antar konsep yang sedang dipelajari, belajar meliputi dua jenis, yaitu belajar secara hafalan dan belajar bermakna. Selanjutnya Parno (2007:7) memberikan pernyataan sebagai berikut. Belajar secara hafalan terjadi jika mahasiswa mempelajari konsep-konsep baru secara sembarangan, tanpa mau menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang relevan yang telah diketahuinya. Sedangkan belajar bermakna adalah pengetahuan atau konsep baru yang diperoleh segera dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif mahasiswa. Hasil paduan ini ada-lah informasi atau konsep baru. Hasil belajar bermakna adalah informasi yang te-lah dipelajari akan relatif bertahan lebih lama dalam ingatan. “Peta konsep adalah suatu alat yang digunakan untuk menyatakan hubu-ngan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Pro-posisi-proposisi merupakan dua atau lebih
  • 6. konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik” (Dahar, 1989:122). Dalam bentuknya yang paling sederhana, suatu peta konsep hanya terdiri atas dua konsep yang dihubung-kan oleh satu kata penghubung untuk membentuk suatu proposisi. Dalam peta konsep dapat diamati bagaimana konsep yang satu berkaitan dengan konsep yang lain. Menurut Ausubel (1968) dalam Dahar (1989:123) belajar bermakna lebih mudah berlangsung apabila konsep baru yang lebih khusus dikaitkan dengan kon-sep lama yang lebih umum yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa. Dalam peta konsep, tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti, bahwa ada beberapa konsep yang lebih inklusif daripada konsep-konsep yang lain. Konsep yang paling inklusif (konsep fokus atau konsep utama) terletak di puncak dan memberikan identitas peta konsep yang bersangkutan. Makin ke bawah konsep-konsep menjadi lebih khusus. Ada kalanya konsep-konsep yang sama, oleh orang lain menghasilkan peta konsep yang berbeda, sebab untuk orang itu kaitan konsep yang demikinlah yang bermakna. Setiap peta konsep memperli-hatkan kaitan-kaitan konsep yang bermakna bagi orang yang menyusunnya. Di si-nilah kita lihat perbedaan-perbedaan individual yang ada pada mahasiswa. De-ngan kata lain hubungan antara konsep-konsep bagi seseorang itu adalah idiosin-kratik. Ini berarti bahwa kebermaknaan konsep-konsep itu khas bagi setiap orang (Dahar. RW:1989), sehingga peta konsep yang dibuat oleh masing- masing orang akan berbeda. B. Fungsi Peta Konsep Dalam pendidikan, peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuan. Menurut Dahar (1989:129) menyatakan bahwa berdasarkan tujuannya, fungsi peta konsep ada empat. 1. Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa. Sebelumnya telah diketahui bahwa belajar bermakna membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari pihak siswa untuk menghubungkan pengetahuan baru dengan konsep-konsep relevan yang telah mereka miliki.Untuk memperlancar proses ini, baik dosen dan mahasiswa perlu mengetahui konsep- konsep apa yang telah dimiliki mahasiswa ketika pelajaran baru akan dimulai, sedangkan maha-siswa diharapkan dapat menunjukkan di mana mereka berada, atau konsep-konsep apa yang telah mereka miliki.dalam menghadapi pelajaran baru itu. Dengan menggunakan peta konsep dosen dapat melaksankan apa yang telah dikemukakan di atas, dan dengan demikian mahasiswa diharapkan akan mengalami belajar ber-makna. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dosen untuk maksud ini ialah dengan memilih satu konsep utama dari pokok bahasan yang akan dibahas, kemu-dian menyuruh mahasiswa untuk menyusun peta konsep dengan menghubungkan konsep-konsep itu. Selanjutnya mahasiswa diminta untuk menambahkan konsep-konsep dan mengaitkan konsep-konsep itu hingga mambentuk proposisi yang ber-makna. Dari peta konsep-peta konsep yang dihasilkan oleh mahasiswa, guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang pokok bahasan yang akan diajarkan. 2. Mempelajari Cara Belajar Bila seseorang dihadapkan pada suatu bab dari buku pelajaran , ia tidak akan begitu saja memahami apa yang dibacanya.Dengan diminta untuk menyusun peta konsep dari isi bab itu , ia akan berusaha untuk mengeluarkan konsep-konsep dari apa yang dibacanya, meletakkan konsep yang paling inklusif
  • 7. pada puncak pe-ta konsep yang dibuatnya, kemudian mengurutkan konsep-konsep yang lain yang kurang inklusif pada konsep yang paling inklusif, demikian seterusnya. 3. Mengungkapkan konsepsi salah Selain kegunaan-kegunaan yang telah disebutkn di atas, peta konsep dapat pula mengungkapkan konsepsi salah (misconception) yang terjadi pada mahasis-wa. Konsep salah biasanya timbul karena terdapat kaitan antara konsep-konsep yang mengakibatkan proposisi yang salah. 4. Alat Evaluasi Penerapan peta konsep dalam pendidikan yang terakhir dibahas adalah peta konsep sebagai alat evaluasi. Selama ini alat-alat evaluasi yang digunakan guru adalah tes obyektif atau tes esai. Walaupun cara evaluasi ini akan terus me-megang peranan dalam dunia pendidikan, teknik-teknik evaluasi baru perlu dipi-kirkan untuk memecahkan masalah-masalah evaluasi yang kita hadapi selama ini. Menurut Susilo dalam Parno (2007:8) fungsi peta konsep dalam pembel-ajaran adalah (1) merencanakan kuliah, (2) merencanakan dan evaluasi kurikulum, (3) mengembangkan pembelajaran dengan bertitik tolak pada identifikasi miskon-sepsi mahasiswa dari peta konsep, (4) mendiskusikan peta konsep dalam kelas, (5) peta konsep yang menghubungkan teori dasar dan prosedur eksperimen dalam praktikum mahasiswa, (6) mempelajari buku teks, (7) meminta mahasiswa mem-buat peta konsep dari soal tes, dan (8) menganalisis miskonsepsi mahasiswa. Dalam penelitian ini peta konsep yang dibuat oleh mahasiswa bersumber pada pengetahuannya tentang materi fisika sekolah yang sudah didapatkannya dari matakuliah yang ditempuhnya selama empat semester sebelumnya. Peta konsep yang telah dibuat oleh mahasiswa digunakan untuk menemukan miskonsepsi ten-tang dasar-dasar fisika sekolah. Selanjutnya sejumlah miskonsepsi tersebut akan diperbaiki dengan pembelajaran pemecahan masalah dalam matakuliah KSFS. C. Cara Membuat Peta Konsep “Dalam membuat peta konsep ada enam langkah yang harus diikuti“ (Da-har, 1989:126). Keenam langkah tersebut adalah (1) menentukan bahan bacaan, (2) menentukan konsep-konsep yang relevan, (3) mengurutkan konsep-konsep itu, mulai dari yang paling inklusif sampai yang paling tidak inklusif atau contoh- contoh, (4) menyusun konsep- konsep itu di atas kertas, mulai dengan konsep yang paling inklusif di puncak ke konsep yang paling tidak inklusif (5) menghu-bungkan konsep yang berkaitan dengan garis-garis penghubung dan memberi kata penghubung pada setiap garis penghubung itu, dan (6) mengembangkan peta kon-sep tersebut, misalnya dengan menambahkan dua atau lebih konsep yang baru ke setiap konsep yang sudah ada dalam peta konsep. D. Keunggulan dan Kelemahan Peta Konsep a) Keunggulan Peta Konsep
  • 8. Novak dan Gowin (dalam Haris, 2005:18) mengemukakan kelebihan peta konsep bagi guru dan siswa. Kelebihan peta konsep bagi guru adalah sebagai berikut.  Pemetaan konsep dapat menolong guru mengorganisir seperangkat pe-ngalaman belajar secara keseluruhan yang akan disajikan  Pemetaan konsep merupakan cara terbaik menghadirkan materi pel-ajaran, hal ini disebabkan peta konsep adalah alat belajar yang tidak menimbulkan efek verbal bagi siswa, karena siswa dengan mudah me-lihat, membaca, dan mengerti makna yang diberikan  Pemetaan konsep menolong guru memilh aturan pengajaran berdasar-kan kerangka kerja yang hierarki, hal ini mengingat banyak materi pe-lajaran yang disajikan dalam urutan yang acak  Peta konsep membantu guru meningkatkan efisiensi dan efektifitas pe-ngajaran. Sedangkan kelebihan peta konsep bagi siswa adalah sebagai berikut.  Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan pro-ses belajar yang bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman sis-wa dan daya ingat belajarnya,  Dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berfikir siswa, yang pada gilirannya akan menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pa-da siswa  Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik, yang akan memudahkan belajar  Dapat membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara lebih komprehensif dalam setiap komponen konsep- konsep dan mengenali miskonsepsi. b) Kelemahan Peta Konsep Beberapa kelemahan atau hambatan yang mungkin dialami mahasiswa da-lam menyusun peta konsep antara lain: (1) Perlunya waktu yang cukup lama un-tuk menyusun peta konsep, sedangkan waktu yang tersedia terbatas, (2) Sulit me-nentukan konsep-konsep yang terdapat pada materi yang dipelajari, (3) Sulit me-nentukan kata-kata untuk menghubungkan konsep yang satu dengan konsp yang lain (Haris, 2005:20). Jadi hambatan yang kemungkinan dialami mahasiswa akan dapat diatasi dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Mahasiswa diminta untuk membu-at peta konsep di rumah dan pada pertemuan selanjutnya dibahas di kelas, (2) Ma-hasiswa diharapkan dapat membaca kembali materi dan memahaminya, agar da-pat mengenali konsep-konsep yang ada dalam bacaan sehingga dapat mengaitkan konsep-konsep tersebut dalam peta konsep (Haris, 2005:21). SUMBER: http://areknerut.wordpress.com Sanjaya, Sailendra Srihadi. 2008. Peningkatan Prestasi Belajar Kapita Selekta Fisika Sekolah dengan Menggunakan Peta Konsep dan Pemecahan Masalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Semester Gasal Tahun Akademik 2007/2008. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang
  • 9. Peta Konsep a. Pengertian Peta Konsep Novak and Gowin (1985) menyatakan bahwa peta konsep adalah alat atau cara yang dapat digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh siswa. Gagasan Novak ini didasarkan pada teori belajar Ausabel. Ausabel sangat menekankan agar guru mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki oleh siswa supaya belajar bermakna dapat berlangsung. Dalam belajar bermakna pengetahuan baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif (otak) siswa. Bila dalam struktur kognitif tidak terdapat konsep-konsep relevan, pengetahuan baru yang telah dipelajari hanyalah hapalan semata. Belajar bermakna membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari pihak siswa untuk menghubungkan pengetahuan baru dengan konsep-konsep yang relevan yang telah mereka miliki. Untuk memperlancar proses tersebut, baik guru maupun siswa perlu mengetahui “ tempat awal konseptual “. Dengan kata lain guru harus mengetahui konsep-konsep apa yang dimiliki oleh siswa waktu pelajaran baru dimulai, sedangkan para siswa diharapkan mampu menunjukkan dimana mereka berada, atau konsep-konsep apa yang telah mereka miliki dalam menghadapi pelajaran baru tersebut. Dengan menggunakan peta konsep, guru dapat melaksanakan apa yang telah dikemukakan diatas, dengan demikian pada siswa diharapkan akan terjadi belajar bermakna ( Willis Dahar, 1988:156-157 ). Menurut Ausubel dalam Willis Dahar (1988:161) ada dua dimensi belajar yaitu dimensi belajar penerimaan/penemuan dan dimensi belajar bermakna/ hapalan. Berlangsung atau tidaknya belajar bermakna tergantung pada struktur-struktur kognitif yang ada, serta kesiapan dan niat anak didik untuk belajar bermakna, dan kebermaknaan materi pelajaran secara potensial. Peta konsep sebagai instrumen dapat digunakan untuk analisis konsep ,mengenai peta konsep itu sendiri berdasarkan definisinya sebagai berikut : Menurut Hudojo, et al (2002)
  • 10. peta konsep adalah saling keterkaitan antara konsep dan prinsip yang direpresentasikan bagai jaringan konsep yang perlu dikonstruk dan jaringan konsep hasil konstruksi inilah yang disebut peta konsep. Sedangkan menurut Suparno (dalam Basuki, 2000, h.9) peta konsep merupakan suatu bagan skematik untuk menggambarkan suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan. Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting, melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dapat digunakan dua prinsip yaitu prinsip diferensial progresif dan prinsip penyesuaian integratif. Dahar (1989) mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut : 1) Penyajian peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi dalam suatu topik pada bidang studi. 2) Peta konsep merupakan gambar yang menunjukkan hubungan konsep-konsep dari suatu topik pada bidang studi.3. Bila dua konsep atau lebih digambarkan dibawah suatu konsep lainnya, maka terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep itu. Martin (dalam Basuki, 2000) mengungkapkan bahwa peta konsep merupakan petunjuk bagi guru, untuk menunjukkan hubungan antara ide-ide yang penting dengan rencana pembelajaran. Sedangkan menurut Arends (dalam Basuki, 2000) menuliskan bahwa penyajian peta konsep merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi baru. Dengan penyajian peta konsep yang baik maka siswa dapat mengingat suatu materi dengan lebih lama lagi. Pembelajaran dengan menggunakan peta konsep mempunyai banyak manfaat diantaranya menurut Ausubel (dalam Hudojo, et al 2002) menyatakan dengan jaringan konsep yang digambarkan dalam peta konsep, belajar menjadi bermakna karena pengetahuan/informasi “baru” dengan pengetahuan terstruktur yang telah dimiliki siswa tersambung sehingga menjadi lebih mudah terserap siswa. Sedangkan menurut Williams
  • 11. (dalam Basuki, 2000) menuliskan bahwa peta konsep dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui pemahaman konseptual seseorang. Dengan mengacu pada peta konsep maka guru dapat membuat suatu program pengajaran yang lebih terarah dan berjenjang, sehingga dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan. Peningkatan daya serap siswa berdasarkan menyampaikan jenjang materi yang terstruktur dapat membuat siswa akan lebih kuat lagi memorinya dan akan lebih mudah mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajarinya. Peta konsep selain digunakan dalam proses belajar mengajar, dapat diterapkan untuk berbagai tujuan yaitu : 1) menyelidiki apa yang telah diketahui siswa 2) Mempelajari cara belajar 3) Mengungkap miskonsepsi, dan 4) Sebagai alat evaluasi. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep- konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantic. Dalam bentuk yang paling sederhana, peta konsep dapat berupa dua konsep yang dihubungkan oleh kata penghubung untuk membentuk proposisi. Sebagai contoh : ” langit itu biru” mewakili peta konsep sederhana yang membentuk proposisi yang sahih tentang konsep ”langit” dan ”biru”. Dengan demikian siswa dapat mengorganisasi konsep pelajaran yang telah dipelajari berdasarkan arti dan hubungan antara komponennya. Hubungan satu konsep (informasi) dengan konsep lain disebut proposisi. Peta konsep menggambarkan jalinan antar konsep yang dibahas dalam bab yang bersangkutan. Konsep yang dinyatakan dalam bentuk istilah atau label konsep. Konsep-konsep dijalin secara bermakna dengan kata-kata penghubung sehingga
  • 12. dapat membentuk proposisi. Satu proposisi mengandung dua konsep dan kata menghubung. Konsep yang satu mempunyai cakupan yang lebih luas daripada konsep yang lain. Dengan kata lain konsep yang satu lebih inklusif daripada konsep yang lain. Keseluruhan konsep- konsep tersebut disusun menjadi sebuah tingkatan dari konsep yang paling umum, kurang umum dan akhirnya sampai pada konsep yang paling khusus. Tingkatan dari konsep-konsep ini disebut dengan hierarki. Pada peta konsep, konsep yang lebih inklusif diletakkan di atas. Konsep yang kurang inklusif kemudian dihubungkan dengan kata penghubung. Konsep yang lebih khusus ditempatkan di bawahnya dan dihubungkan lagi dengan kata penghubung. Konsep yang inklusif dapat dihubungkan dengan beberapa konsep yang kurang inklusif. Konsep yang paling inklusif diletakkan pada pohon konsep. Konsep ini disebut kunci konsep. Konsep pada jalur yang satu dapat dihubungkan dengan konsep pada jalur yang lain dengan kata penghubung. Hubungan ini disebut dengan kaitan silang. Menurut Novak dan Gowin (1985) kriteria penilaian peta konsep adalah : 1) Proposisi, adalah dua konsep yang dihubungkan oleh kata penghubung. Proposisi dikatakan sahih jika menggunakan kata penghubung yang tepat. Untuk setiap proposisi yang sahih diberi skor 1 2) Hierarki, adalah tingkatan dari konsep yang paling umum sampai konsep yang paling khusus. Urutan penempatan konsep yang lebih umum dituliskan di atas dan konsep yang lebih khusus dituliskan di bawahnya. Hierarki dikatakan sahih jika urutan penenmpatan konsepnya benar. Untuk setiap hierarki yang sahih diberi skor 5. 3) Kaitan silang, adalah hubungan yang bermakna antara suatu konsep pada satu hierarki dengan konsep lain pada hierarki yang lainnya. Kaitan silang dikatakan sahih jika menggunakan kata penghubung yang tepat dalam menghubungkan kedua konsep pada hierarki yang berbeda. Sementara itu, kaitan silang dikatakan kurang sahih jika tidak
  • 13. menggunakan kata penghubung yang tepat dalam menghubungkan kedua konsep sehingga antara kedua konsep tersebut menjadi kurang jelas. Untuk setiap kaitan silang yang sahih diberi skor 10. Sedangkan untuk setiap kaitan silang yang kurang sahih diberi skor 2 4) Contoh, adalah kejadian atau objek yang spesifik yang sesuai dengan atribut konsep. Contoh dikatakan sahih jika contoh tersebut tidak dituliskan di dalam kotak karena contoh bukanlah konsep. Untuk setiap contoh yang sahih diberi skor 1. b. Ciri-ciri Peta Konsep Berdasarkan uraian di atas, berikut ini dikemukakan beberapa ciri-ciri peta konsep : 1) Peta konsep ialah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi dari suatu bidang studi. Jadi dengan membuat peta konsep, siswa dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajarinya lebih bermakna. 2) Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional antar konsep-konsep. 3) Cara menyatakan hubungan antar konsep-konsep. Tidak semua mempunyai bobot yang sama. Ini berarti, bahwa ada beberapa konsep yang lebih umum dari pada konsep-konsep yang lain. 4) Hirarki, Bila dua atau lebih konsep yang digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah hirarki pada peta konsep itu. c. Langkah-langkah Pengembangan Peta Konsep oleh Guru 1) Menuliskan di atas kertas seluruh konsep atau nama topik yang berkaitan dengan bidang umum yang akan diajarkan. 2) Memperhatikan adanya fakta-fakta (contoh-contoh) khusus yang penting untuk dipelajari siswa. 3) Memilih konsep yang paling umum dan tempatkan di bagian atas kertas.
  • 14. 4) Menambahkan berikutnya konsep yang lebih khusus di bawah konsep umum tadi. Hubungkan keduanya dengan garis penghubung yang diberi label penghubung. 5) Setelah penulisan konsep yang lebih khusus di baris kedua, melanjutkan penulisan konsep lain yang lebih khusus di baris ketiga, dan seterusnya. 6) Melengkapi dengan garis penghubung antar konsep sehingga seluruh hirarki menyerupai piramida. Jangan lupa menuliskan label penghubung pada garis tersebut untuk menunjukkan keteraturan antar konsep. 7) Setelah seluruh peta konsep terbentuk, menandai konsep khusus yang terutama menarik bagi siswa atau tingkat kesulitannya tepat bagi siswa. Ernest (dalam Basuki, 2000) berpendapat bahwa untuk menyusun suatu peta konsep bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Tentukan dahulu topiknya, 2) Membuat daftar konsep-konsep yang relevan untuk konsep tersebut, 3) Menyusun konsep-konsep menjadi sebuah bagan, 4) Menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata-kata supaya bisa terbentuk suatu proposisi, 5) Mengevaluasi keterkaitan konsep-konsep yang telah dibuat. Pendapat lain untu membuat peta konsep cukup dengan 5 langkah dengan penjelasan sebagai berikut : 1) Lakukan Brainstorming selama 10-15 menit per sesi. Ketika Central disebutkan maka konsep apa saja yang terlintas di benak dituliskan terlebih dahulu. Jangan lakukan penilaian apakah relevan atau mau diletakkan di mana. 2) Kategorisasikan/ kelompokkan sekumpulan ide itu kemudian tentukan hirarki konsep mana yang menjadi dahan (umum), mana yang jadi ranting dan mana yang jadi daun (detil). 3) Mulai layout / gambarkan konsep-konsep tersebut. 4) Tarik garis antar konsep tersebut.
  • 15. 5) Pergunakan warna, Ikon dan Asosiasi untuk menambah cantiknya Peta Konsep yang dihasilkan. Penggunaan warna, ritme (dari gambar ketebalan dahan, ranting ke daun), layout (spasial), ikon dan asosiasi (menghubungkan Ikon dan Analogi) untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang sudah melekat di otak, membantu otak mengingat lebih baik, karena melibat lebih banyak panca indra, juga otak melakukan proses Asimilasi pengetahuan baru terhadap pengetahuan yang sudah mengendap sebelumnya. Setelah peta konsep itu jadi, maka kemampuan otak kanan secara visual dan holistik serta Gestalt yang memicu “Kayaknya ada yang kurang dan saya bisa tambahkan lebih lanjut” akan meneruskan pengembangan peta tersebut. Kemampuan alami otak kanan yang Random akan tersalurkan ketika ada sebuah konsep baru muncul, maka otak kiri mulai bekerja menganalisa sebaiknya diletakkan di mana. Ketika melihat peta secara keseluruhan dari jauh maka otak kanan bekerja (seperti seseorang menilai/ mengagumi lukisan) dan ketika tertarik pada suatu lokasi maka otak kiri mulai bekerja secara logis dan analitik. Sinergis antara dua belahan otak kanan dan kiri inilah yang membuat mengapa Peta Konsep itu sedemikian powerfulnya. Harus sering menggunakan baru bisa merasakan manfaatnya. Karena sepintas peta konsep yang digambar secara manual berantakan tidak beraturan. d. Cara Mengajar Siswa Menyusun Peta Konsep. Membelajarkan siswa menyusun peta konsep harus secara bertahap. Pertama kali meminta siswa menyusun peta konsep perlu dipilih konsep-konsep yang sudah dikenal. Mula-mula guru dapat mengajar siswa memahami peta konsep sebagai modifikasi dari suatu kerangka isi bahan pembelajaran dengan istilah-istilah yang saling dihubungkan dalam
  • 16. hirarki secara vertikal. Cara mengenalkan peta konsep kepada siswa adalah dengan memodelkan cara penyusunannya dengan memfokuskan pada konsep-konsep yang jumlahnya terbatas atau lebih sederhana. Agar siswa lebih memahami peta konsep, dapat diajak untuk menyusun yang lebih luas atau lebih kompleks. Selanjutnya dapat ditugasi oleh guru untuk menyusun peta konsep di rumah secara berkelompok, kemudian guru meminta salah seorang wakil dari tiap-tiap kelompok untuk menampilkan peta konsepnya di papan tulis untuk dikritik secara bersama-sama untuk menghindari miskonsepsi. e. Manfaat Peta Konsep 1) Manfaat peta konsep bagi guru. a) Membantu guru memahami macam-macam konsep yang terdapat dalam topik yang akan diajarkan dan memperoleh wawasan baru. b) Membantu dalam menghindari miskonsepsi oleh siswa. c) Dengan mengidentifikasi konsep-konsep sebelum membuat peta konsep, guru dapat menemukan topik-topik sains secara jelas, sehingga dapat membantu untuk menentukan topik-topik yang perlu dipelajari. d) Membantu untuk melihat keterkaitan logis antar konsep-konsep khusus. e) Membantu untuk mengorganisasi urutan kegiatan belajar mengajar di kelas. f) Membantu untuk penilaian siswa. g) Membantu untuk menggali pemahaman siswa sebelum dilakukan pembelajaran. h) Sebagai alat untuk menggalakkan pembelajaran kooperatif. 2) Manfaat peta konsep bagi siswa a) Membantu dalam mempelajari konsep-konsep pokok dan proposisi, serta membantu dalam menghubungkan atau mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan yang sedang dipelajarinya. b) Membantu mempelajari cara belajar menyusun peta konsep.
  • 17. c) Membantu untuk memperoleh wawasan baru. d) Membantu siswa menghindari miskonsepsi. e) Membantu untuk mempelajari sains secara bermakna. f) Secara tidak langsung mengajak siswa belajar kooperatif. 3) Bagi pengembang dan perencana kurikulum, peta konsep dapat digunakan untuk memilah- milah konsep-konsep yang penting dan konsep-konsep yang tidak penting. 4) Bagi lingkungan, peta konsep membantu siswa memahami peranannya sebagai pelajar, juga menjelaskan peranan guru serta menciptakan iklim belajar yang saling menghargai antara guru dan siswa. Peta konsep dapat juga membantu guru dan siswa dalam bekerja sama untuk mengatasi informasi-informasi yang keliru atau tidak bermakna. Pengertian Peta Konsep Minggu, 20 Juli 2014 Pengertian Peta Konsep Menurut Hudojo, et al (2002) peta konsep adalah saling keterkaitan antara konsep dan prinsip yang direpresentasikan bagai jaringan konsep yang perlu dikonstruk dan jaringan konsep hasil konstruksi inilahyangdisebut peta konsep. Sedangkan menurut Suparno (dalam Basuki, 2000, h.9) peta konsep merupakan suatu bagan skematik untuk menggambarkan suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan. peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting, melainkan juga menghubungkan antara konsep- konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dapat digunakan dua prinsip yaitu prinsipdiferensial progresif danprinsippenyesuaianintegratif.Dahar(1989) mengemukakanciri-ciri peta konsep sebagai berikut : 1. Penyajian peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi- proposisi dalam suatu topik pada bidang studi. 2. Peta konsepmerupakangambaryangmenunjukkanhubungankonsep-konsep dari suatu topik pada bidang studi.
  • 18. 3. Bila dua konsep atau lebih digambarkan dibawah suatu konsep lainnya, maka terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep itu. Martin (dalamBasuki,2000) mengungkapkanbahwapetakonsep merupakan petunjuk bagi guru, untuk menunjukkan hubungan antara ide-ide yang penting dengan rencana pembelajaran. Sedangkan menurut Arends (dalam Basuki, 2000) menuliskan bahwa penyajian peta konsep merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi baru. Dengan penyajian peta konsep yang baik maka siswa dapat mengingat suatu materi dengan lebih lama lagi. C. Cara Menyusun Peta Konsep Menurut Dahar (1988:154) peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Oleh karena itu siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwasiswatelah belajar bermakna. Langkah-langkah berikut ini dapat diikuti untuk menciptakan suatu peta konsep. Langkah 1: Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep. Langkah 2: Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama. Langkah 3: Menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut. Langkah 4: Mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide uatama yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama. Berdasarkanpendapatdi atas dapat dikemukakan langkah-langkah menyusun peta konsep sebagai berikut: 1) Memilih suatu bahan bacaan. 2) Menentukan konsep-konsep yang relevan. 3) Mengelompokkan (mengurutkan) konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif. 4) Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep-konsep yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut.
  • 19. D. Jenis-jenis Peta Konsep Menurut Nur (2000) dalam Erman (2003: 24) peta konsep ada empat macam yaitu: pohon jaringan(networktree),rantai kejadian(eventschain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map). 1) Pohon Jaringan Ide-ide pokokdibuatdalampersegiempat,sedangkanbeberapakatalain dihubungkan oleh garispenghubung.Kata-katapadagarispenghubungmemberikanhubunganantara konsep-konsep. Pada saat mengkonstruksi suatupohonjaringan,tulislah topik itu dan daftar konsep-konsep utama yang berkaitan dengan topik itu. Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep- konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan hubungannya pada garis-garis itu (Nur dalam Erman 2003: 25) Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal: a) Menunjukan informasi sebab-akibat b) Suatu hirarki c) Prosedur yang bercabang 2) Rantai Kejadian Nur dalam Erman (2003:26) mengemukakan bahwa peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Misalnya dalam melakukan eksperimen. Rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal: a) Memerikan tahap-tahap suatu proses b) Langkah-langkah dalam suatu prosedur c) Suatu urutan kejadian 3) Peta Konsep Siklus
  • 20. Dalampeta konsepsiklus,rangkaiankejadiantidakmenghasilkansuatuhasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Seterusnya kejadian akhir itu menghubungkan kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan sendirinya dan tidak ada akhirnya. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang. 4) Peta Konsep Laba-laba Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah pendapatide-ide berasal dari suatuide sentral,sehinggadapatmemperolehsejumlahbesaride yang bercampuraduk.Banyakdari ide-ide tersebutberkaitandenganide sentral namunbelumtentujelas hubungannya satu sama lain. Kita dapat memulainya dengan memisah-misahkan dan mengelompokkanistilah-istilahmenurutkaitan tertentu sehingga istilah itu menjadi lebih berguna dengan menuliskannya di luar konsep utama. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal: a) Tidak menurut hirarki, kecuali berada dalam suatu kategori b) Kategori yang tidak parallel c) Hasil curah pendapat