SlideShare a Scribd company logo
PERTOLONGAN PERTAMA
GIGITAN ULAR
Oleh: dr.Lelitasari,MKK
Lelitasari
Ibu Rumah Tangga dengan 2 anak
Founder 4Life OHS Services
Trainer & Konsultan Kesehatan Kerja
Pendidiakan :
-S1 Kedokteran Umum UNDIP,Semarang
-S2 Kedokteran Kerja,FK UI,Jakarta
Kursus :
- Training Pelatih P3K Mabes PMI
- Hiperkes
- Ahli K3 Umum
- International Symposium on Biological Monitoring,
Manchester, 2013
- Nanomaterial Exposure Assessment, Profesional
Development Course-
ICOH,Seoul,Korea Selatan,2015
- Nano Safety Workshop, UNITAR, Bangkok, 2015
- Teaching Intervention Crossing Borders Ludwig
Maximilians Universitat Munchen,Germany, 2015
- Update BLS Guidelines AHA 2015, Hongkong 2016
Tentang Saya :
www.4Life.id
Gigitan Ular
• Kasus gigitan ular merupakan kasus kedaruratan medis
yang mengancam jiwa
• Merupakan bahaya kesehatan masyarakat yang bisa
dicegah di daerah pedesaaan di negara tropis dan sub
tropis dengan curah hujan dan kelembaban yang tinggi.
• Kasus gigitan ular oleh WHO dikategorikan sebagai
neglected tropical disease-penyakit tropis yang diabaikan.
• Setiap tahun diperkirakan >100.000 kematian karena
kasus gigitan ular, dan mencederai >400.000 orang.
https://www.nature.com/articles/nrdp201763
Distribusi Geografi Estimasi Kasus Gigitan Ular
(Envenoming and Death)
• Kasus gigitan ular dikategorikan
sebagai penyakit akibat kerja dan
lingkungan pada anak muda dan
pekerja agrikultur di negara-negara
Asia Tenggara.
• Sebagian besar kasus gigitan terjadi
di tungkai bawah, pergelangan kaki
dan kaki pekerja
perkebunan/pertanian/kehutanan
Spesies Ular
Asia Tenggara
Spesies Ular
Australia
Jenis Ular di Indonesia berdasar wilayah dibatasi
oleh garis Wallacea
Pencegahan Gigitan Ular
• Kenali jenis ular yang ada di wilayah anda, habitatnya serta
waktu aktifnya
• Jangan pernah memegang, mengganggu atau menyerang ular
• Jangan menarik perhatian ular dengan memelihara hewan
unggas di dalam rumah
• Jangan menyimpan makanan tanpa penutup karena akan
menarik tikus
• Tidur menggunakan kelambu dengan tempat tidur ditinggikan
• Bersihkan sampah dari lingkungan rumah
• Selalu bawa lampu dan tongkat jika keluar malam hari
• Kenakan sepatu boots berbahan tebal/keras
• Nelayan hindari memegang ular laut yang tertangkap di jala.
Berbisa – Tidak Berbisa
Tidak ada petunjuk yang pasti
untuk mengidentifikasi ular berbisa
yang berbahaya.
Gigi ular tidak berbisa Gigi ular berbisa
• Kantong racun: kelenjar racun Elapidae
dan Viperidae terletak di belakang mata,
dikelilingi oleh otot-otot kompresor.
• Saluran racun terbuka di dasar taring,
menyalurkan racun ke ujungnya melalui
alur atau kanal.
Heat Sensitive Pit Organ
• Pits organ, lubang dengan
membran yang dapat mendeteksi
radiasi infra merah dari tubuh
yang hangat hingga jarak satu
meter
• Pada malam hari, Pits organ
memungkinkan ular untuk
'melihat' gambar pemangsa atau
mangsanya — seperti yang
dilakukan kamera inframerah —
memberi mereka indra ekstra
yang unik.
Indonesia
Total 348 spesies ular di
Indonesia
Spesies ular berbisa
- Elapidae 55 spesies
- Viperidae 21 spesies
- Colubridae 1 spesies
Ular Berbisa
Colubridae
Viperidae
Hydrophiidae
Elapidae
Myotoxic
Renal Toxicity
Cytotoxic
Myotoxic
Hemotoxic-
Coagulopathic
Hematotoxic-
Coagulopathic
Neurotoxic
+Cytotoxic in Cobra and King Cobra
Coagulopathy in Australian Elapid
Tipe Bisa Ular
*Hydrophiidae termasuk dalam famili Elapidae
Elapidae
Spesies yang paling penting secara medis adalah
- Kobra (naja)
- Kraits (Bungarus)
- Death adders
- Taipan
- Black and brown snakes (Acanthophis, Oxyuranus, Pseudechis,
Psudonaja) dan ular laut
Bungarus Candidus-Weling
Distribusi:
Cambodia, Laos,
Indonesia (Java, Sumatra,
Bali, Sulawesi)
Malaysia (Malaya);
Singapore; Thailand, Vietnam
Neurotoksik
Bungarus fasciatus - Welang
Distribusi: Indonesia (Sumatra,
Java, Borneo, Bali)
Neurotoksik
Bungarus flaviceps-Krait kepala merah-Ular Cabe
Malaysia, Pulau Tioman, Indonesia
(Bangka, Sumatra, Billiton, Borneo)
Neurotoksik
Ophiophagus Hannah – Ular Anang – King Kobra
• Ular berbisa terpanjang di dunia, 3,5-5 meter
• Distribusi: Indonesia (Sumatra, Java, Sulawesi,
Borneo, Bangka, Bali, Mentawai Islands, Riau
Islands), Singapore,
Laos, Thailand, Vietnam (Hoa Binh, Yen Bai etc.),
W Malaysia (Pulau Tioman)
• Neurotoksik
Naja sputatrix-Kobra Jawa-Ular Sendok
Jawa,Javan Spitting Cobra
Indonesia (Java, Bali, Lombok,
Sumbawa, Flores, Komodo, Alor,
Lomblen, Sulawesi)
Type locality: Java, Indonesia
Neurotoksik
Naja Sumatrana-ular sendok Sumatera-
Sumatran spitting cobra
Malaysia (Peninsula, East Malaysia, Pulau Pangkor, Pulau
Tioman), Thailand, Singapore, Indonesia (Sumatra, Borneo,
Bangka, Belitung), Philippines (Palawan: Calamian Islands
etc.) Type locality: Solok, Sumatra.
Neurotoksik
Acanthophis laevis
Papua New Guinea, Indonesia (Irian Jaya, Seram, Tanimbar).
Neurotoksik
Acanthophis rugosus – Death adder
Indonesia (Irian Jaya), Australia (Northern Territory, Western Australia, NW Queensland)
Type locality: Merauke, Irian Jaya, Indonesia.
Neurotoksik
Micropechis ikaheca
• Distribusi: Papua New Guinea,
Batanta, Misool, Jobi, Mios, Num,
Mefoor, Mansinam, Valise, Aru
Islands Indonesia (Irian Jaya)
Type locality: Ddore, Irian Jaya
https://reptile-
database.reptarium.cz/species?genus=Micropec
his&species=ikaheca&search_param=%28%28
common_name%3D%27Trimeresurus%27%29
%28location%3D%27Indonesia%27%29%29
Oxyuranus scutellatus
S Papua New Guinea, Indonesia (Irian Jaya),
Australia (New South Wales, Northern Territory, Queensland, Western
Australia)
Pseudechis papuanus
S Papua New Guinea, Frederik-Hendrik Island, Yule Island; Sabai Island in Torres Strait; Australia (Saibai and
Boigu Islands)
Pseudonaja textilis
• Australia (New South
Wales, Northern Territory,
Queensland, South
Australia, Victoria,
Western Australia), Papua
New Guinea
Hydropiidae, elapidae yang hidup di laut
Hydropis curtus-ular laut
Distribusi: Indoaustralian Archipelago, Pacific Ocean (Myanmar (= Burma), Thailand, Indonesia, China, Japan,
New Guinea), Malaysia (Borneo: incl. Sabah, Sarawak)
Ciri khas ekor ular laut pipih karena digunakan untuk membantu berenang. Jenis ular laut di Indonesia ada
banyak.
Tipe bisa: Neurotoksik, Myotoksik (otot), Renal toksisiti (ginjal)
Viperidae
Spesies paling penting di Indonesia:
• Russell’s vipers (Daboia)
• Malayan pit viper (Calloselasma)
• Green pit vipers (Trimeresurus)
Tipe bisa:
• Cytotoxic
• Myotoxic
• Hemotoxic-Coagulopathic
Bandotan Puspa-Daboia siamensis
Indonesia (E Java, Komodo,
Flores, Lomblen, Endeh) ,
Thailand, Taiwan, Cambodia
Ular tanah-Calloselasma rhodostoma
• S Vietnam (Binh Thuan etc.),
Cambodia, Thailand, Laos, W
Malaysia, Indonesia (Java)
• Type locality: Java
https://reptile-
database.reptarium.cz/species?genus=Calloselasma&species
=rhodostoma&search_param=%28%28common_name%3D%
27Calloselasma+rhodostoma%27%29%28location%3D%27In
donesia%27%29%29
Trimeresurus puniceus
• Indonesia (Java, Sumatra, Simalur,
Mentawai, Natuna Archipelago)
Type locality: “Java”
https://www.inaturalist.org/observations/108359498
Trimeresurus insularis
Indonesia (Adonara, Alor, Bali, Flores, Komodo, Lombok, Padar, Rinca,
Romang, Roti, Sumba, Sumbawa, Timor, Wetar, Java), Timor-Leste
Type locality: Soe, Timor.
Trimeresurus sumatranus
Viper Hijau-Ular Gadung-Ular Beludak
• Distribusi: Indonesia (Borneo, Simalur =
Simeulue, Nias, Mentawi, Sumatra, Bangka,
Billiton = Belitung), W Malaysia, S
Thailand, Singapore [David & Vogel 1996]
Type locality: Sumatra (Indonesia)
• https://reptile-
database.reptarium.cz/species?genus=Trimeresurus&specie
s=sumatranus
Colubridae
Sebagian besar spesies keluarga colubridae tidak
berbisa, kecuali Rhapdophis
Distribusi:
S China (Hainan, S Yunnan, Fujian), Vietnam (Hoa
Binh etc), Laos, Thailand, Southern Myanmar,
Cambodia, Indonesia (Sumatra, Java, Sulawesi ?),
West Malaysia, Singapore
Type locality: “Java”
Intermedius: Indonesia (Java); Type locality:
Buitenzorg, now Bogor, West Java Province, Java,
Indonesia.
Jenis Venom-Bisa Ular
• Sitotoksin – merusak jaringan dengan cara menghancurkan membran sel
• Neurotoksin – memblok kerja saraf
• Hemotoksin – menyebabkan koagulopati, kondisi dimana darah tidak
bisa membeku karena racun/bisa ular menurunkan jumlah faktor
pembeku darah sehingga meningkatkan risiko perdarahan
• Myotoksin – merusak otot
Sitotoksin
• Racun sitotoksik bekerja pada
tingkat molekuler dengan
menghancurkan membran sel
sehingga menghancurkan sel
jaringan demi sel.
• Menyebabkan udema (penumpukan
cairan), lepuh parah, kerusakan sel
dan nekrosis
Jaringan nekrosis akibat gigitan King Kobra
Neurotoksin
• Hal paling berbahaya dari bisa
ular jenis neurotoksik adalah
memblokir kerja pengiriman
sinyal saraf sehingga
menyebabkan kelumpuhan otot
pernapasan.
Hemotoksin
• adalah bisa ular yang menghancurkan
sel darah merah, mengganggu fungsi
pembekuan darah, dan/atau
menyebabkan degenerasi organ dan
kerusakan jaringan umum.
• Hemotoksin merusak darah juga
merusak jaringan lain.
• Cedera dari agen hemotoksik
seringkali sangat menyakitkan dan
dapat menyebabkan kerusakan
permanen dan dalam kasus yang parah
kematian
Sistem Limfatik
Saat menggigit, ular menyuntikkan
bisa di bawah kulit (subkutan) atau
ke dalam otot (BUKAN ke dalam
aliran darah) dan bisanya akan
mengalir ke seluruh tubuh dalam
sistem limfatik.
Satu-satunya cara agar racun bisa
masuk ke aliran darah adalah
dipindahkan dari daerah gigitan
oleh pembuluh limfatik.
Dampak bisa
ular
pada berbagai
sistem tubuh
Kontributor kematian karena gigitan ular
Studi pada 46 kasus gigitan ular di Thailand, 3 spesies yang paling sering menyebabkan kematian Malayan krait
(Bungarus candidus), Malayan pit viper (Calloselasma rhodostoma) dan kobra (Naja species) (Looareesuwan et
al., 1988)
Faktor penyebab kematian:
• Terlambat dibawa ke RS karena berobat ke dukun
• Masalah transportasi
• Masalah anti bisa ular (dosis kurang atau penggunaan SABU monovalent yang tidak sesuai spesiesnya)
• Meninggal dalam perjalanan ke RS
• Kegagalan bantuan napas
• Kegagalan penanganan hipovolemik syok
• Sumbatan jalan napas
• Komplikasi infeksi
Gejala Tanda
Lokal
• Pembengkakan local, blistering (lepuh)
dan nekrosis (kerusakan jaringan)
• Nyeri pada area tergigit dan
pembengkakan berat yang memicu
sindrom kompartemen
• Nyeri dengan gerakan pasif
• Hilang denyut nadi perifer dan hipoestesia
(hilang rasa sentuhan) merupakan tanda
sindrom kompartemen
• Pembengkakan kelenjar getah bening
(kelenjar limfe)
Sistemik
• Gangguan pembekuan darah
• Tanda-tanda neurotoksik
• Jantung abnormal
• Gagal ginjal
• Myoglobinuria/rhabdomyolisis
menyeluruh/hemolisis
• Pemeriksaan laboratorium penunjang
untuk mengetahui adanya envenoming
sistemik
a. Bengkak dan blister, digigit famili Viperidae di Brasil
b. Bengkak, blister dan ganggren, digigit Malayan Pit
Viper (Calloselasma rhodostoma, famili Viperidae) di
Thailand
c. Perdarahan gusi, tanda khas kegagalan pembekuan
darah karena digigit ular Echis ocellatus, famili
Viperidae di Nigeria
d. Bilateral conjungtival oedema(chemosis)/
pembengkakan kedua konjungtiva mata, digigit
Daboia siamensis, di Myanmar
e dan f Bilateral ptosis (kelumpuhan kedua kelopak
mata atas), digigit Papuan taipans (Oxyuranus
scutellatus, famili Elapidae), di Papua Nugini
g. Nekrosis kulit dan jaringan subkutan parah,
disemprot bisa kobra (Naja nigricollis, famili
Elapidae) di Nigeria
Foto courtesy of D.A.W University of Oxford, UK
Referensi: https://www.nature.com/articles/nrdp201763.pdf
Periksa Fisik
• Tanda vital (tekanan darah, denyut nadi,
jumlah pernapasan, temperatur)
• Skor nyeri
Pemeriksaan umum
- Kepala dan leher, lihat ptosis
- Dada (paru dan jantung)
- Perut
- Lengan dan tungkai
Pemeriksaan lokal
• Bekas gigitan
• Perdarahan
• Jaringan nekrotik
• Gelembung air/lepuh
Ptosis karena gigitan ular kobra
• Bisa ular tipe neurotoksik terutama akan
memengaruhi sambungan neuromuskular yang
menyebabkan gangguan neurotransmisi,sehingga
mengakibatkan kelumpuhan otot rangka (Harris
2009; Ranawaka 2013)
• Ptosis dan ophthalmoplegia adalah dua masalah di
mata akibat dari keracunan sistemik gigitan ular
neurotoksik
• Ptosis adalah istilah untuk menggambarkan
kelopak mata yang turun, sehingga mata terlihat
mengantuk.
• Ophthalmoplegia adalah kelumpuhan atau
kelemahan otot mata. Kondisi ini dapat
memengaruhi satu atau lebih dari enam otot yang
berfungsi menahan posisi mata pada tempatnya
dan mengendalikan gerakannya.
Snake Bite Kit
Tidak perlu mengidentifikasi jenis ular.
• Identifikasi jenis ular sulit
dilakukan dan tidak mendesak
untuk dikerjakan
• Jangan menangkap dan
membunuh ular.
• Pengobatan akan dilakukan
sesuai dengan gejala klinis jadi
tidak perlu menangkap ular
untuk memastikan.
Pertolongan Pertama
• Terpenting: tenangkan
• Lakukan balutan tekan diatas luka gigitan
• Jika perdarahan cukup banyak tutup luka dan balut
• Lakukan imobilisasi pada seluruh tubuh, khususnya pada anggota gerak yang tergigit (untuk mengurangi
penyebaran bisa ular melalui pembuluh vena dan sistem limfe)
• Lepas cincin, gelang, jam tangan dan semua perhiasan yang mengelilingi anggota gerak yang tergigit
• Tandai area gigitan/batas pembengkakan dengan menulis jam saat itu.
• Evaluasi per 2 jam, beri tanda. Bandingkan ukuran bengkak. Jika 2 jam berikutnya 2x dari 2 jam sebelumnya
maka masuk fase sistemik.
• Segera transportasikan ke fasilitas medis terdekat untuk mendapatkan perawatan selanjutnya
• Upayakan posisi korban pasif tidak bergerak.
• Gunakan tandu
• https://www.nature.com/articles/nrdp201763.pdf
• (WHO)
Jangan lakukan!!
Menyayat dan menghisap
dengan mulut
Mengikat erat dengan
torniquet
Membakar bekas gigitan
Mengompres es
Ramuan tradisional
Menunggu muncul gejala
Serum Anti Bisa Ular Indonesia
Untuk 3 jenis ular:
- Ular tanah (Angkistrodon rhodostoma)/Calloselasma
rhodostoma
- Ular welang (Bungarus fasciatus)
- Ular kobra (Naja sputatrix)
Bahan aktif:
- 1000 unit antibisa Brown snake (Psedonaja textilis)
- 3000 unit antibisa Tiger snake (Notechis scutatus)
- 6000 unit antibisa Death Adder (Acantophis antarticus)
- 12000 unit antibisa Taipan (Oxyuranus scutellatus)
- 18000 unit antibisa Black snake (Pseudochis australis)
Serum Anti Bisa Ular
Monovalen Polivalen
Semburan Kobra
• Semburan sejauh 2,5 meter
mentarget mata
• Semburan bisa ular kobra
menyebabkan rasa nyeri parah,
photophobia, dan mata berair.
• Erosi multiple di kornea mata
• Ulser dan keratitis
• Perforasi
• Infeksi sekunder
• Kebutaan
Pertolongan Pertama Semburan Kobra
Jika mata terkena semprotan bisa ular kobra, segera guyur dengan air mengalir sebanyak
mungkin hingga semua bisa larut dan terbuang. Jika tidak ada air gunakan cairan yang
netral seperti susu atau NaCl
Lepaskan pakaian dan lakukan dekontaminasi dari ujung kepala hingga kaki untuk
mencegah pajanan ulang bisa kering.
Segera ke RS yang ada dokter Spesialis Mata untuk perawatan lebih lanjut.
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

PPT Nyeri punggung
PPT Nyeri punggungPPT Nyeri punggung
PPT Nyeri punggung
Darliana Darwis
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
Dilla Novita
 
Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3
Al Marson
 
Fatigue management (2013)
Fatigue management (2013)Fatigue management (2013)
Fatigue management (2013)
Achmad Annama Chayat
 
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaPenyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Chaicha Ceria
 
Kelainan tiroid
Kelainan tiroidKelainan tiroid
Kelainan tiroid
Ayu Rahma Putri
 
Pemindahan penderita
Pemindahan penderita Pemindahan penderita
Pemindahan penderita
Novicha andika
 
Penyakit rabies.PPT
Penyakit rabies.PPTPenyakit rabies.PPT
Penyakit rabies.PPT
_Dian
 
Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesAscaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides
Mulkan Fadhli
 
Tata cara pertolongan kegawatdaruratan
Tata cara pertolongan kegawatdaruratanTata cara pertolongan kegawatdaruratan
Tata cara pertolongan kegawatdaruratan
rickygunawan84
 
Gigitan ular
Gigitan ularGigitan ular
Anfis sistem imunitas
Anfis sistem imunitasAnfis sistem imunitas
Anfis sistem imunitas
Marlina Arby
 
Ebola
EbolaEbola
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk UmumPenanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
Robertus Arian Datusanantyo
 
Persentasi vaksin
Persentasi vaksinPersentasi vaksin
Persentasi vaksin
Fathan Hakim
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
Riskymessyana99
 
Hiv aids
Hiv aidsHiv aids
Hiv aids
Heni Yuniarti
 
Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020
rickygunawan84
 
Perencanaan Tanggap Darurat
Perencanaan Tanggap DaruratPerencanaan Tanggap Darurat
Perencanaan Tanggap DaruratHerry Prakoso
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
Riskymessyana99
 

What's hot (20)

PPT Nyeri punggung
PPT Nyeri punggungPPT Nyeri punggung
PPT Nyeri punggung
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3
 
Fatigue management (2013)
Fatigue management (2013)Fatigue management (2013)
Fatigue management (2013)
 
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaPenyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
 
Kelainan tiroid
Kelainan tiroidKelainan tiroid
Kelainan tiroid
 
Pemindahan penderita
Pemindahan penderita Pemindahan penderita
Pemindahan penderita
 
Penyakit rabies.PPT
Penyakit rabies.PPTPenyakit rabies.PPT
Penyakit rabies.PPT
 
Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesAscaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides
 
Tata cara pertolongan kegawatdaruratan
Tata cara pertolongan kegawatdaruratanTata cara pertolongan kegawatdaruratan
Tata cara pertolongan kegawatdaruratan
 
Gigitan ular
Gigitan ularGigitan ular
Gigitan ular
 
Anfis sistem imunitas
Anfis sistem imunitasAnfis sistem imunitas
Anfis sistem imunitas
 
Ebola
EbolaEbola
Ebola
 
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk UmumPenanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
 
Persentasi vaksin
Persentasi vaksinPersentasi vaksin
Persentasi vaksin
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
 
Hiv aids
Hiv aidsHiv aids
Hiv aids
 
Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020
 
Perencanaan Tanggap Darurat
Perencanaan Tanggap DaruratPerencanaan Tanggap Darurat
Perencanaan Tanggap Darurat
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
 

Similar to PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx

Makalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa UlarMakalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa UlarNovi Fachrunnisa
 
Loaiasis
LoaiasisLoaiasis
Zulia hasanah
Zulia hasanahZulia hasanah
Zulia hasanah
zuliahasanah
 
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptxPenanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
helmyfirdaus2
 
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjingFirst Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
Afifah Izzah
 
xxxxxx
xxxxxxxxxxxx
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdfseminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
SulistyaNingsih45
 
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan UlarPertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Hanifa Rahmadilla
 
CILIOPHORA dan SPOROZOA.pptx
CILIOPHORA dan SPOROZOA.pptxCILIOPHORA dan SPOROZOA.pptx
CILIOPHORA dan SPOROZOA.pptx
KheziaSimangunsong
 
132976 envenomasi
132976 envenomasi132976 envenomasi
132976 envenomasi
Puspa YaNi
 
355117989 makalah-pengendalian-tikus
355117989 makalah-pengendalian-tikus355117989 makalah-pengendalian-tikus
355117989 makalah-pengendalian-tikus
PuskesmasSamudera
 
Pertemuan ke VI.pptx
Pertemuan ke VI.pptxPertemuan ke VI.pptx
Pertemuan ke VI.pptx
yoin3
 
DOC-20221123-WA0006..pptx
DOC-20221123-WA0006..pptxDOC-20221123-WA0006..pptx
DOC-20221123-WA0006..pptx
AnonymousPrskyT0co6
 
Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020
IwanHamzah1
 
Anoplura
AnopluraAnoplura
Anoplura
Ich Khairunnisa
 
Snake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptxSnake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptx
IgdUlindokter
 
Kebijakan Lingkungan
Kebijakan LingkunganKebijakan Lingkungan
Kebijakan Lingkungan
Syaf Abudin
 
Cacing nematoda usus
Cacing nematoda ususCacing nematoda usus
Cacing nematoda usus
dianaabdul
 

Similar to PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx (20)

Makalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa UlarMakalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa Ular
 
Loaiasis
LoaiasisLoaiasis
Loaiasis
 
Zulia hasanah
Zulia hasanahZulia hasanah
Zulia hasanah
 
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptxPenanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
 
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjingFirst Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
 
xxxxxx
xxxxxxxxxxxx
xxxxxx
 
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdfseminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
 
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan UlarPertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
 
CILIOPHORA dan SPOROZOA.pptx
CILIOPHORA dan SPOROZOA.pptxCILIOPHORA dan SPOROZOA.pptx
CILIOPHORA dan SPOROZOA.pptx
 
132976 envenomasi
132976 envenomasi132976 envenomasi
132976 envenomasi
 
355117989 makalah-pengendalian-tikus
355117989 makalah-pengendalian-tikus355117989 makalah-pengendalian-tikus
355117989 makalah-pengendalian-tikus
 
Pertemuan ke VI.pptx
Pertemuan ke VI.pptxPertemuan ke VI.pptx
Pertemuan ke VI.pptx
 
DOC-20221123-WA0006..pptx
DOC-20221123-WA0006..pptxDOC-20221123-WA0006..pptx
DOC-20221123-WA0006..pptx
 
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan IdentifikasiPengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
 
Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020
 
Anoplura
AnopluraAnoplura
Anoplura
 
Snake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptxSnake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptx
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Kebijakan Lingkungan
Kebijakan LingkunganKebijakan Lingkungan
Kebijakan Lingkungan
 
Cacing nematoda usus
Cacing nematoda ususCacing nematoda usus
Cacing nematoda usus
 

More from Lelitasari Danukusumo

PERAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMASARAN SOSIAL.pptx
PERAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMASARAN SOSIAL.pptxPERAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMASARAN SOSIAL.pptx
PERAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMASARAN SOSIAL.pptx
Lelitasari Danukusumo
 
Sejarah kesehatan kerja
Sejarah kesehatan kerjaSejarah kesehatan kerja
Sejarah kesehatan kerja
Lelitasari Danukusumo
 
Diet kantong plastik
Diet kantong plastikDiet kantong plastik
Diet kantong plastik
Lelitasari Danukusumo
 
Acute mountain sickness
Acute mountain sicknessAcute mountain sickness
Acute mountain sickness
Lelitasari Danukusumo
 
Health and Safety Hazard in Disaster
Health and Safety Hazard in DisasterHealth and Safety Hazard in Disaster
Health and Safety Hazard in Disaster
Lelitasari Danukusumo
 
Pertolongan Pertama Pada Pendakian
Pertolongan Pertama Pada PendakianPertolongan Pertama Pada Pendakian
Pertolongan Pertama Pada Pendakian
Lelitasari Danukusumo
 
KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJAKESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
Lelitasari Danukusumo
 
Kolesterol
KolesterolKolesterol
Ergonomi Perkantoran - Office Ergonomic
Ergonomi Perkantoran - Office ErgonomicErgonomi Perkantoran - Office Ergonomic
Ergonomi Perkantoran - Office Ergonomic
Lelitasari Danukusumo
 

More from Lelitasari Danukusumo (10)

PERAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMASARAN SOSIAL.pptx
PERAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMASARAN SOSIAL.pptxPERAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMASARAN SOSIAL.pptx
PERAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMASARAN SOSIAL.pptx
 
Sejarah kesehatan kerja
Sejarah kesehatan kerjaSejarah kesehatan kerja
Sejarah kesehatan kerja
 
Diet kantong plastik
Diet kantong plastikDiet kantong plastik
Diet kantong plastik
 
Acute mountain sickness
Acute mountain sicknessAcute mountain sickness
Acute mountain sickness
 
Health and Safety Hazard in Disaster
Health and Safety Hazard in DisasterHealth and Safety Hazard in Disaster
Health and Safety Hazard in Disaster
 
Pertolongan Pertama Pada Pendakian
Pertolongan Pertama Pada PendakianPertolongan Pertama Pada Pendakian
Pertolongan Pertama Pada Pendakian
 
KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJAKESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
 
Kolesterol
KolesterolKolesterol
Kolesterol
 
Hiv aids dan dunia kerja
Hiv aids dan dunia kerjaHiv aids dan dunia kerja
Hiv aids dan dunia kerja
 
Ergonomi Perkantoran - Office Ergonomic
Ergonomi Perkantoran - Office ErgonomicErgonomi Perkantoran - Office Ergonomic
Ergonomi Perkantoran - Office Ergonomic
 

Recently uploaded

Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 

Recently uploaded (20)

Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 

PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx

  • 2. Lelitasari Ibu Rumah Tangga dengan 2 anak Founder 4Life OHS Services Trainer & Konsultan Kesehatan Kerja Pendidiakan : -S1 Kedokteran Umum UNDIP,Semarang -S2 Kedokteran Kerja,FK UI,Jakarta Kursus : - Training Pelatih P3K Mabes PMI - Hiperkes - Ahli K3 Umum - International Symposium on Biological Monitoring, Manchester, 2013 - Nanomaterial Exposure Assessment, Profesional Development Course- ICOH,Seoul,Korea Selatan,2015 - Nano Safety Workshop, UNITAR, Bangkok, 2015 - Teaching Intervention Crossing Borders Ludwig Maximilians Universitat Munchen,Germany, 2015 - Update BLS Guidelines AHA 2015, Hongkong 2016 Tentang Saya : www.4Life.id
  • 3. Gigitan Ular • Kasus gigitan ular merupakan kasus kedaruratan medis yang mengancam jiwa • Merupakan bahaya kesehatan masyarakat yang bisa dicegah di daerah pedesaaan di negara tropis dan sub tropis dengan curah hujan dan kelembaban yang tinggi. • Kasus gigitan ular oleh WHO dikategorikan sebagai neglected tropical disease-penyakit tropis yang diabaikan. • Setiap tahun diperkirakan >100.000 kematian karena kasus gigitan ular, dan mencederai >400.000 orang. https://www.nature.com/articles/nrdp201763
  • 4. Distribusi Geografi Estimasi Kasus Gigitan Ular (Envenoming and Death)
  • 5. • Kasus gigitan ular dikategorikan sebagai penyakit akibat kerja dan lingkungan pada anak muda dan pekerja agrikultur di negara-negara Asia Tenggara. • Sebagian besar kasus gigitan terjadi di tungkai bawah, pergelangan kaki dan kaki pekerja perkebunan/pertanian/kehutanan
  • 6. Spesies Ular Asia Tenggara Spesies Ular Australia Jenis Ular di Indonesia berdasar wilayah dibatasi oleh garis Wallacea
  • 7. Pencegahan Gigitan Ular • Kenali jenis ular yang ada di wilayah anda, habitatnya serta waktu aktifnya • Jangan pernah memegang, mengganggu atau menyerang ular • Jangan menarik perhatian ular dengan memelihara hewan unggas di dalam rumah • Jangan menyimpan makanan tanpa penutup karena akan menarik tikus • Tidur menggunakan kelambu dengan tempat tidur ditinggikan • Bersihkan sampah dari lingkungan rumah • Selalu bawa lampu dan tongkat jika keluar malam hari • Kenakan sepatu boots berbahan tebal/keras • Nelayan hindari memegang ular laut yang tertangkap di jala.
  • 8. Berbisa – Tidak Berbisa Tidak ada petunjuk yang pasti untuk mengidentifikasi ular berbisa yang berbahaya.
  • 9. Gigi ular tidak berbisa Gigi ular berbisa
  • 10. • Kantong racun: kelenjar racun Elapidae dan Viperidae terletak di belakang mata, dikelilingi oleh otot-otot kompresor. • Saluran racun terbuka di dasar taring, menyalurkan racun ke ujungnya melalui alur atau kanal.
  • 11. Heat Sensitive Pit Organ • Pits organ, lubang dengan membran yang dapat mendeteksi radiasi infra merah dari tubuh yang hangat hingga jarak satu meter • Pada malam hari, Pits organ memungkinkan ular untuk 'melihat' gambar pemangsa atau mangsanya — seperti yang dilakukan kamera inframerah — memberi mereka indra ekstra yang unik.
  • 12. Indonesia Total 348 spesies ular di Indonesia Spesies ular berbisa - Elapidae 55 spesies - Viperidae 21 spesies - Colubridae 1 spesies
  • 13. Ular Berbisa Colubridae Viperidae Hydrophiidae Elapidae Myotoxic Renal Toxicity Cytotoxic Myotoxic Hemotoxic- Coagulopathic Hematotoxic- Coagulopathic Neurotoxic +Cytotoxic in Cobra and King Cobra Coagulopathy in Australian Elapid Tipe Bisa Ular *Hydrophiidae termasuk dalam famili Elapidae
  • 14. Elapidae Spesies yang paling penting secara medis adalah - Kobra (naja) - Kraits (Bungarus) - Death adders - Taipan - Black and brown snakes (Acanthophis, Oxyuranus, Pseudechis, Psudonaja) dan ular laut
  • 15. Bungarus Candidus-Weling Distribusi: Cambodia, Laos, Indonesia (Java, Sumatra, Bali, Sulawesi) Malaysia (Malaya); Singapore; Thailand, Vietnam Neurotoksik
  • 16. Bungarus fasciatus - Welang Distribusi: Indonesia (Sumatra, Java, Borneo, Bali) Neurotoksik
  • 17. Bungarus flaviceps-Krait kepala merah-Ular Cabe Malaysia, Pulau Tioman, Indonesia (Bangka, Sumatra, Billiton, Borneo) Neurotoksik
  • 18. Ophiophagus Hannah – Ular Anang – King Kobra • Ular berbisa terpanjang di dunia, 3,5-5 meter • Distribusi: Indonesia (Sumatra, Java, Sulawesi, Borneo, Bangka, Bali, Mentawai Islands, Riau Islands), Singapore, Laos, Thailand, Vietnam (Hoa Binh, Yen Bai etc.), W Malaysia (Pulau Tioman) • Neurotoksik
  • 19.
  • 20. Naja sputatrix-Kobra Jawa-Ular Sendok Jawa,Javan Spitting Cobra Indonesia (Java, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Komodo, Alor, Lomblen, Sulawesi) Type locality: Java, Indonesia Neurotoksik
  • 21. Naja Sumatrana-ular sendok Sumatera- Sumatran spitting cobra Malaysia (Peninsula, East Malaysia, Pulau Pangkor, Pulau Tioman), Thailand, Singapore, Indonesia (Sumatra, Borneo, Bangka, Belitung), Philippines (Palawan: Calamian Islands etc.) Type locality: Solok, Sumatra. Neurotoksik
  • 22. Acanthophis laevis Papua New Guinea, Indonesia (Irian Jaya, Seram, Tanimbar). Neurotoksik
  • 23. Acanthophis rugosus – Death adder Indonesia (Irian Jaya), Australia (Northern Territory, Western Australia, NW Queensland) Type locality: Merauke, Irian Jaya, Indonesia. Neurotoksik
  • 24. Micropechis ikaheca • Distribusi: Papua New Guinea, Batanta, Misool, Jobi, Mios, Num, Mefoor, Mansinam, Valise, Aru Islands Indonesia (Irian Jaya) Type locality: Ddore, Irian Jaya https://reptile- database.reptarium.cz/species?genus=Micropec his&species=ikaheca&search_param=%28%28 common_name%3D%27Trimeresurus%27%29 %28location%3D%27Indonesia%27%29%29
  • 25. Oxyuranus scutellatus S Papua New Guinea, Indonesia (Irian Jaya), Australia (New South Wales, Northern Territory, Queensland, Western Australia)
  • 26. Pseudechis papuanus S Papua New Guinea, Frederik-Hendrik Island, Yule Island; Sabai Island in Torres Strait; Australia (Saibai and Boigu Islands)
  • 27. Pseudonaja textilis • Australia (New South Wales, Northern Territory, Queensland, South Australia, Victoria, Western Australia), Papua New Guinea
  • 28. Hydropiidae, elapidae yang hidup di laut Hydropis curtus-ular laut Distribusi: Indoaustralian Archipelago, Pacific Ocean (Myanmar (= Burma), Thailand, Indonesia, China, Japan, New Guinea), Malaysia (Borneo: incl. Sabah, Sarawak) Ciri khas ekor ular laut pipih karena digunakan untuk membantu berenang. Jenis ular laut di Indonesia ada banyak. Tipe bisa: Neurotoksik, Myotoksik (otot), Renal toksisiti (ginjal)
  • 29. Viperidae Spesies paling penting di Indonesia: • Russell’s vipers (Daboia) • Malayan pit viper (Calloselasma) • Green pit vipers (Trimeresurus) Tipe bisa: • Cytotoxic • Myotoxic • Hemotoxic-Coagulopathic
  • 30. Bandotan Puspa-Daboia siamensis Indonesia (E Java, Komodo, Flores, Lomblen, Endeh) , Thailand, Taiwan, Cambodia
  • 31. Ular tanah-Calloselasma rhodostoma • S Vietnam (Binh Thuan etc.), Cambodia, Thailand, Laos, W Malaysia, Indonesia (Java) • Type locality: Java https://reptile- database.reptarium.cz/species?genus=Calloselasma&species =rhodostoma&search_param=%28%28common_name%3D% 27Calloselasma+rhodostoma%27%29%28location%3D%27In donesia%27%29%29
  • 32. Trimeresurus puniceus • Indonesia (Java, Sumatra, Simalur, Mentawai, Natuna Archipelago) Type locality: “Java” https://www.inaturalist.org/observations/108359498
  • 33. Trimeresurus insularis Indonesia (Adonara, Alor, Bali, Flores, Komodo, Lombok, Padar, Rinca, Romang, Roti, Sumba, Sumbawa, Timor, Wetar, Java), Timor-Leste Type locality: Soe, Timor.
  • 34. Trimeresurus sumatranus Viper Hijau-Ular Gadung-Ular Beludak • Distribusi: Indonesia (Borneo, Simalur = Simeulue, Nias, Mentawi, Sumatra, Bangka, Billiton = Belitung), W Malaysia, S Thailand, Singapore [David & Vogel 1996] Type locality: Sumatra (Indonesia) • https://reptile- database.reptarium.cz/species?genus=Trimeresurus&specie s=sumatranus
  • 35. Colubridae Sebagian besar spesies keluarga colubridae tidak berbisa, kecuali Rhapdophis Distribusi: S China (Hainan, S Yunnan, Fujian), Vietnam (Hoa Binh etc), Laos, Thailand, Southern Myanmar, Cambodia, Indonesia (Sumatra, Java, Sulawesi ?), West Malaysia, Singapore Type locality: “Java” Intermedius: Indonesia (Java); Type locality: Buitenzorg, now Bogor, West Java Province, Java, Indonesia.
  • 36. Jenis Venom-Bisa Ular • Sitotoksin – merusak jaringan dengan cara menghancurkan membran sel • Neurotoksin – memblok kerja saraf • Hemotoksin – menyebabkan koagulopati, kondisi dimana darah tidak bisa membeku karena racun/bisa ular menurunkan jumlah faktor pembeku darah sehingga meningkatkan risiko perdarahan • Myotoksin – merusak otot
  • 37. Sitotoksin • Racun sitotoksik bekerja pada tingkat molekuler dengan menghancurkan membran sel sehingga menghancurkan sel jaringan demi sel. • Menyebabkan udema (penumpukan cairan), lepuh parah, kerusakan sel dan nekrosis Jaringan nekrosis akibat gigitan King Kobra
  • 38. Neurotoksin • Hal paling berbahaya dari bisa ular jenis neurotoksik adalah memblokir kerja pengiriman sinyal saraf sehingga menyebabkan kelumpuhan otot pernapasan.
  • 39. Hemotoksin • adalah bisa ular yang menghancurkan sel darah merah, mengganggu fungsi pembekuan darah, dan/atau menyebabkan degenerasi organ dan kerusakan jaringan umum. • Hemotoksin merusak darah juga merusak jaringan lain. • Cedera dari agen hemotoksik seringkali sangat menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan permanen dan dalam kasus yang parah kematian
  • 40. Sistem Limfatik Saat menggigit, ular menyuntikkan bisa di bawah kulit (subkutan) atau ke dalam otot (BUKAN ke dalam aliran darah) dan bisanya akan mengalir ke seluruh tubuh dalam sistem limfatik. Satu-satunya cara agar racun bisa masuk ke aliran darah adalah dipindahkan dari daerah gigitan oleh pembuluh limfatik.
  • 42.
  • 43. Kontributor kematian karena gigitan ular Studi pada 46 kasus gigitan ular di Thailand, 3 spesies yang paling sering menyebabkan kematian Malayan krait (Bungarus candidus), Malayan pit viper (Calloselasma rhodostoma) dan kobra (Naja species) (Looareesuwan et al., 1988) Faktor penyebab kematian: • Terlambat dibawa ke RS karena berobat ke dukun • Masalah transportasi • Masalah anti bisa ular (dosis kurang atau penggunaan SABU monovalent yang tidak sesuai spesiesnya) • Meninggal dalam perjalanan ke RS • Kegagalan bantuan napas • Kegagalan penanganan hipovolemik syok • Sumbatan jalan napas • Komplikasi infeksi
  • 44.
  • 45. Gejala Tanda Lokal • Pembengkakan local, blistering (lepuh) dan nekrosis (kerusakan jaringan) • Nyeri pada area tergigit dan pembengkakan berat yang memicu sindrom kompartemen • Nyeri dengan gerakan pasif • Hilang denyut nadi perifer dan hipoestesia (hilang rasa sentuhan) merupakan tanda sindrom kompartemen • Pembengkakan kelenjar getah bening (kelenjar limfe) Sistemik • Gangguan pembekuan darah • Tanda-tanda neurotoksik • Jantung abnormal • Gagal ginjal • Myoglobinuria/rhabdomyolisis menyeluruh/hemolisis • Pemeriksaan laboratorium penunjang untuk mengetahui adanya envenoming sistemik
  • 46. a. Bengkak dan blister, digigit famili Viperidae di Brasil b. Bengkak, blister dan ganggren, digigit Malayan Pit Viper (Calloselasma rhodostoma, famili Viperidae) di Thailand c. Perdarahan gusi, tanda khas kegagalan pembekuan darah karena digigit ular Echis ocellatus, famili Viperidae di Nigeria d. Bilateral conjungtival oedema(chemosis)/ pembengkakan kedua konjungtiva mata, digigit Daboia siamensis, di Myanmar e dan f Bilateral ptosis (kelumpuhan kedua kelopak mata atas), digigit Papuan taipans (Oxyuranus scutellatus, famili Elapidae), di Papua Nugini g. Nekrosis kulit dan jaringan subkutan parah, disemprot bisa kobra (Naja nigricollis, famili Elapidae) di Nigeria Foto courtesy of D.A.W University of Oxford, UK Referensi: https://www.nature.com/articles/nrdp201763.pdf
  • 47. Periksa Fisik • Tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, jumlah pernapasan, temperatur) • Skor nyeri Pemeriksaan umum - Kepala dan leher, lihat ptosis - Dada (paru dan jantung) - Perut - Lengan dan tungkai Pemeriksaan lokal • Bekas gigitan • Perdarahan • Jaringan nekrotik • Gelembung air/lepuh
  • 48. Ptosis karena gigitan ular kobra • Bisa ular tipe neurotoksik terutama akan memengaruhi sambungan neuromuskular yang menyebabkan gangguan neurotransmisi,sehingga mengakibatkan kelumpuhan otot rangka (Harris 2009; Ranawaka 2013) • Ptosis dan ophthalmoplegia adalah dua masalah di mata akibat dari keracunan sistemik gigitan ular neurotoksik • Ptosis adalah istilah untuk menggambarkan kelopak mata yang turun, sehingga mata terlihat mengantuk. • Ophthalmoplegia adalah kelumpuhan atau kelemahan otot mata. Kondisi ini dapat memengaruhi satu atau lebih dari enam otot yang berfungsi menahan posisi mata pada tempatnya dan mengendalikan gerakannya.
  • 50.
  • 51. Tidak perlu mengidentifikasi jenis ular. • Identifikasi jenis ular sulit dilakukan dan tidak mendesak untuk dikerjakan • Jangan menangkap dan membunuh ular. • Pengobatan akan dilakukan sesuai dengan gejala klinis jadi tidak perlu menangkap ular untuk memastikan.
  • 52. Pertolongan Pertama • Terpenting: tenangkan • Lakukan balutan tekan diatas luka gigitan • Jika perdarahan cukup banyak tutup luka dan balut • Lakukan imobilisasi pada seluruh tubuh, khususnya pada anggota gerak yang tergigit (untuk mengurangi penyebaran bisa ular melalui pembuluh vena dan sistem limfe) • Lepas cincin, gelang, jam tangan dan semua perhiasan yang mengelilingi anggota gerak yang tergigit • Tandai area gigitan/batas pembengkakan dengan menulis jam saat itu. • Evaluasi per 2 jam, beri tanda. Bandingkan ukuran bengkak. Jika 2 jam berikutnya 2x dari 2 jam sebelumnya maka masuk fase sistemik. • Segera transportasikan ke fasilitas medis terdekat untuk mendapatkan perawatan selanjutnya • Upayakan posisi korban pasif tidak bergerak. • Gunakan tandu • https://www.nature.com/articles/nrdp201763.pdf • (WHO)
  • 53.
  • 54.
  • 55. Jangan lakukan!! Menyayat dan menghisap dengan mulut Mengikat erat dengan torniquet Membakar bekas gigitan Mengompres es Ramuan tradisional Menunggu muncul gejala
  • 56. Serum Anti Bisa Ular Indonesia Untuk 3 jenis ular: - Ular tanah (Angkistrodon rhodostoma)/Calloselasma rhodostoma - Ular welang (Bungarus fasciatus) - Ular kobra (Naja sputatrix) Bahan aktif: - 1000 unit antibisa Brown snake (Psedonaja textilis) - 3000 unit antibisa Tiger snake (Notechis scutatus) - 6000 unit antibisa Death Adder (Acantophis antarticus) - 12000 unit antibisa Taipan (Oxyuranus scutellatus) - 18000 unit antibisa Black snake (Pseudochis australis)
  • 57. Serum Anti Bisa Ular Monovalen Polivalen
  • 58. Semburan Kobra • Semburan sejauh 2,5 meter mentarget mata • Semburan bisa ular kobra menyebabkan rasa nyeri parah, photophobia, dan mata berair. • Erosi multiple di kornea mata • Ulser dan keratitis • Perforasi • Infeksi sekunder • Kebutaan
  • 59. Pertolongan Pertama Semburan Kobra Jika mata terkena semprotan bisa ular kobra, segera guyur dengan air mengalir sebanyak mungkin hingga semua bisa larut dan terbuang. Jika tidak ada air gunakan cairan yang netral seperti susu atau NaCl Lepaskan pakaian dan lakukan dekontaminasi dari ujung kepala hingga kaki untuk mencegah pajanan ulang bisa kering. Segera ke RS yang ada dokter Spesialis Mata untuk perawatan lebih lanjut.