Grup mahasiswa mendaki gunung di ketinggian 4880 m diatas permukaan laut tanpa berhenti untuk aklimatisasi, menyebabkan gejala sesak napas dan batuk-batuk. Mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke pos sebelumnya.
1. Tutor : dr. Tri Makmur, Sp.S
Ketua : Mima Nasution
Sekretaris : Nahrisyah
Anggota : - Ridiarno Jamelau
- Berlan Saputra
- Ima Arum Lestarini
- Herman Zuhdi Rambe
- Muhammad Fadli
- Anditha Fellywavinska
- Desi Mayank Sari
- Ditha Aulia Susanto
- Fatia Dinasya
SGD 22
2. Mendaki Gunung
Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam
MAPALA (Mahasiswa Pencinta Alam) asal Medan
melakukan pendakian gunung Punjak Jayawijaya
dengan ketinggian 4880 m diatas permukaan laut
dengan kadar oksigen yang rendah. Dalam
pendakiannya mereka seharusnya berhenti di pos
berikutnya untuk melakukan aklimatisasi. Namun karena
ingin segera menyelesaikan pendakian mereka
mengabaikannya. Beberapa jam kemudian mereka
merasakan batuk-batuk, dada terasa berat napas
menjadi sesak, RR=30x/i. Mereka akhirnya memutuskan
kembali ke pos sebelumnya.
3. Learning Objective
1. 3M Definisi Pernapasan
2. 3M Mekanisme Pernapasan
3. 3M Anatomi Pernapasan
4. 3M Fisiologi Pernapasan
5. 3M Klasifikasi Pernapasan
6. Hubungan gas yang berpengaruh terhadap pernapasan
7. Pola pernapasan berpengaruh pada ketinggian &
kedalaman
8. Fungsi respirasi dan non-respirasi
4. 1.3M Definisi Pernapasan
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida
antara atmosfer dan sel tubuh, meliputi
inspirasi dan ekspirasi, difusi oksigen dari
alveolus ke darah dan karbon dioksida
dari darah ke alveolus serta transpor
oksigen ke sel tubuh dan karbondioksida
dar sel tubuh
5. 1. 3M Mekanisme Pernapasan
a. Pernapasan Dada Tulang
rusuk
• Fase inspirasi, berupa berkonstraksinya otot terangkat karena
antar tulang rusuk sehingga rongga dada kontraksi otot Udara
membesar, akibatnya tekanan dalam antar tulang rusuk masuk
rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar sehingga udara luar yang
kaya oksigen masuk.
• Fase ekspirasi, merupakan fase relaksasi
atau kembalinya otot antar tulang rusuk ke
posisi semula yang diikuti oleh turunnya
tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi
kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam
rongga dada menjadi lebih besar daripada
tekanan luar sehingga udara dalam rongga
dada yang kaya karbon dioksida keluar. Diaphragma berkontraksi
(turun)
Inspirasi
6. b. Pernapasan Perut
• Fase inspirasi, berupa
berkonstraksinya diafragma Tulang rusuk
Udara
sehingga diafragma mendatar turun karena
otot interkostal keluar
akibat nya rongga dada berelaksasi
membesar dan tekanan menjadi
kecil sehingga udara luar masuk.
• Fase ekspirasi, merupakan fase
relaksasi otot diafragma (kembali
ke posisi semula mengembang).
Sehingga rongga dada mengecil
dan tekanan menjadi lebih besar,
akibat nya udara keluar dari paru-
paru.
Diaphragma berelaksasi
(naik)
Ekspirasi
7. 3. 3M Anatomi Pernapasan
• Saluran napas bagian atas
Rongga hidung, Pharing
(Nasopharing, Oropharing,
Laringopharing)
• Saluran napas bagian bawah
Laring, Trachea, Bronchus,
Alveolis
8. 4. 3M Fisiologi Pernapasan
Ventilasi
• Aliran udara masuk dan keluar antara atmosfer dan alveoli paru.
• Udara bergerak masuk dan keluar karena adanya selisih tekanan
yang terdapat antara atmosfer.
Faktor-faktor yang berpengaruh :
1. Volume Paru
2. Kapasitas Paru
3. Ventilasi Mekanis
9. 1. Volume Paru
• Jumlah udara dalam paru-paru selama beberapa siklus pernapasan
• Volume total, volume udara yang digerakkan masuk dan keluar
pada tiap pernapasan normal ± 500 ml
• Volume cadangan inspirasi, volume udara yang dipaksakan secara
maksimal inspirasi setelah volume tidal ± 3000 ml
• Volume cadangan ekspirasi, volume udara yang dipaksakan
maksimal setelah ekspirasi volume tidal ± 1100 ml
• Volume residu, volume udara sisa setelah ekspirasi kuat
10. 2. Kapasitas Paru
• Kapasitas inspirasi, volume udara yang dapat di inhalasi kuat bila
mulai dari tingkat ekspirasi normal.
KI = VT+VCI (±3500 ml)
• Kapasitas residu fungsional, volume udara sisa pada akhir ekspirasi
normal.
KRF = VCE+VR (±2300 ml)
• Kapasitas vital, volume maksimal udara yang dapat dengan kuat di
ekspirasi setelah inspirasi kuat maksimal.
KV = VCI+VCE (± 4600 ml)
• Kapasitas paru total, volume paru-paru secara total di ekspirasi
secara kuat maksimal setelah inspirasi paling kaut.
KPT = KV+RV (±5800 ml)
11. 3. Ventilasi Mekanis
• Udara Mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah
• Kerja beda tekanan tergantung pada
– Elastisitas
– Komplain
– Tekanan
– Gravitasi
12. Difusi
• Gas Melintasi membran alveolus-alveolus
• Kekuatan pendorong : selisih tekanan parsial antara gas
dan darah
• Faktor yang menentukan kecepatan difusi :
– Makin besar perbedaan tekanan pada membran, makin cepat
kecepatan difusi
– Makin besar areal membran paru, makin besar kuantitas gas yang
dapat berdifusi
– Makin tipis membran, makin cepat difusi gas melalui membran
– Koefisien disfusi gas tergantung ukuran molekul, makin kecil molekul
makin cepat berdisfusi
13. Transportasi Perfusi
• Pengangkutan bahan nutrien • Aliran darah yang membawa
sel dan (O2 & CO2) ke sel dan oksigen ke jaringan
bahan buangannya • Sirkulasi paru-paru
• Membran pulmonal, membran memberikan darah vena
paru terdiri atas permukaan campuran yang dikeluarkan
dalam dinding pernapasan ventrikel kanan jantung
yang cukup tipis memberi kesempatan
memungkinkan pertukaran gas pertukaran gas
• Secara anatomis dasar
vaskuler paru tidak punya
dinding otot yang tebal
14. 5. 3M Klasifikasi Pernapasan
• Pernapasan dalam (Interna)
pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-
sel tubuh.
• Pernapasan luar (Eksternal)
absorpsi O2 dan pembuangan CO2 dari tubuh
secara keseluruhan ke lingkuan luar.
15. 6. Hubungan gas yang berpengaruh terhadap pernapasan
• Menurut hukum Boyle
Tekanan berbanding terbalik dengan volume. Udara akan mengalir dari daerah
bertekanan tinggi ke tekanan rendah. Kedua hukum ini merupakan dasar dari
ventilasi pulmoner.
• Menurut hukum Dalton
setiap gas dalam campuran gas memiliki tekanannya sendiri yang disebut tekanan
parsial. Setiap gas berdifusi melalui membran permeabel dari daerah dengan
tekanan parsial lebih tinggi ke daerah deengan tekanan parsial lebih rendah.
Semakin besar perbedaan tekanan parsial maka laju difusi gas akan semakin cepat.
• Menurut hukum Henry
Kuantitas gas yang terlarut pada cairan adalah proporsional terhadap tekanan parsial
dan kelarutan gas tersebut. Jadi kelarutan gas mempengaruhi kecepatan difusinya.
16. 7. Pola pernapasan berpengaruh pada ketinggian dan kedalaman
• Pada Ketinggian
Penurunan tekanan barometer ketinggian menyebabkan penurunan tekanan parsial
oksigen (PO2). Seiring dengan penurunan PO2 tubuh akan mengkompensasinya
dengan meningkatkan ventilas. Bila tekanan barometer menurun, ventilasi meningkat
untuk meminimalkan penurunan tekanan parsial oksigen alveolar (PaO2).
Peningkatan ventilasi ini merupakan akibat perangsangan hipoksia dari badan karotid
yang derajat nya berbeda tiap individu.
• Pada Kedalaman
Berat jenis air lebih tinggi daripada udara sehingga tekanan yang akan diterima akan
semakin besar. Tekanan yang diterima tubuh akan diteruskan ke seluruh organ tubuh
termasik kecairan jaringan. Tekanan yang diterima juga menyebabkan gas-gas
dalam udara nafas menjadi lebih banyak yang terlarut dan dapat menimbulkan
gangguanpada difusi dan transportasi gas pada prose pernapasan. Tekanan air yang
menekan rongga dada tidak dapat diatasi oleh otot-oto inspirasi.
17. 7. Fungsi Respirasi dan Non-respirasi
Fungsi Respirasi Fungsi Non-respirasi
• Memperoleh O2 untuk sel tubuh • Menyediakan jalan untuk
• Mengeliminasi CO2 yang dihasilkan mengeluarkan air dan panas
oleh sel tubuh • Meningkatkan aliran balik vena
• Berperan dalam memelihara
keseimbangan asam basa normal
• Memungkinkan berbicara, menyanyi,
vokalisasi
• Mempertahankan tubuh dari invasi
bahan asing
• Mengelarkan, memodifikasi,
mengaktifkan atau menginaktifkan
berbagai bahan yang melewati
sirkulasi paru