SlideShare a Scribd company logo
8 March 2016
1
PERKEMBANGAN SKEMA DAN
KEBERTERIMAAN INDONESIA
SUSTAINABLE PALM OIL (ISPO)
Sekretariat Komisi ISPO
2
 Komitmen internasional
 UUD 45
 UU No. 39 th 2014
 Referensi kpd tuntutan pembeli dan komitmen dari
produsen
 Uni Eropa dan seluruh jaringannya diluar negeri hanya
akan membeli minyak sawit yang sustainable pd th 2015
 Pembuatan ISPO didukung oleh Kementerian terkait,
asosiasi GAPKI,GIMNI, APROBI, DMSI, beberapa LSM
dan tenaga ahli dari bidang penelitian dan Universitas
 Telah didiskusikan dgn BSN dan KAN, serta
kemungkinan mengadopsi ISPO menjadi SNI.
2
8 March 2016
2
 Standar Internasional yang diakui oleh WTO,
ISO, IEC, dan CODEX
 Standar nasional yang berlaku di dalam
negeri , Standar ISPO berlaku nasional
karena terdiri dari ketentuan yang berlaku
di Indonesia Standar ISPO juga disebut
sebagai persyaratan, di WTO yang
diutamakan ialah standar negara
 Standar grup atau asosiasi yang berlaku
hanya untuk anggotanya saja.
T
U
J
U
A
N
I
S
P
O
MENDORONG USAHA PERKEBUNAN
UNTUK MENTAATI PERATURAN
YANG TELAH DIKELUARKAN
PEMERINTAH
MENINGKATKAN KESADARAN
PENGUSAHA KELAPA SAWIT UNTUK
MEMPERBAIKI LINGKUNGAN
MELAKSANAKAN PEMBANGUNAN
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
BERKELANJUTAN
MENINGKATKAN DAYA SAING
MINYAK SAWIT INDONESIA DI
PASAR INTERNASIONAL
8 March 2016
3
5
 Permentan No 11 tahun 2015 : “Sistem Sertifikasi Kelapa
Sawit Berkelanjutan Indonesia” bersifat wajib dan
sukarela. (revisi dari permentan 19 tahun 2011)
 Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia
mengatur mengenai kepatuhan dalam aspek/segi hukum,
ekonomi, lingkungan dan sosial beserta sanksi bagi
mereka yang melanggar dan merupakan serangkaian
persyaratan yang terdiri dari prinsip, kriteria dan indikator
serta panduan yang dipersyaratkan untuk pengelolaan
perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dan pabrik
kelapa sawit (PKS), serta memiliki ukuran yang pasti dan
tidak mentoleransi kesalahan.
5
6
 Untuk memastikan Permentan 11/2015 telah diterapkan
secara baik dan konsisten Penilaian (conformity
Assessment) atau Audit
 Penilaian atau audit ISPO, dilakukan oleh Lembaga
Sertifikasi independen yang telah diakreditasi KAN
atau Badan Akreditasi lainnya yang telah mempunyai
saling pengakuan (MRA) dengan KAN dan
mendapatkan pengakuan dari Komisi ISPO
6
8 March 2016
4
7
7
Sistem
Sertifikasi
Permentan 11/2015
KLAIM PRODUK
MINYAK SAWIT
BERKELANJUTAN
INDONESIA/
ISPO
8
1. TBT – WTO
2. ISO (17021-2006, 19011-2011, 9001-2008, 14001-2004, 17000-
2004)
3. IAF (International Accreditation Forum)
4. PP No. 102 tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional
5. Keppres No. 78 tahun 2001, tentang Komite Akreditasi Nasional
6. Sistem Sertifikasi Nasional tahun 2010
7. UU Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian No. 20/2014
8
8 March 2016
5
 PERMENTAN NO 11 TAHUN 2015 TENTANG
SISTEM SERTIFIKASI KELAPA SAWIT
BERKELANJUTAN INDONESIA
I Wajib (Mandatory)
II Sukarela (Voluntary)
I. Bersifat wajib bagi :
1. Perusahaan perkebunan yang melakukan
usaha budidaya perkebunan terintegrasi
dengan usaha pengolahan (BATAS WAKTU
18 SEPTEMBER 2015)
2. Perusahaan perkebunan yang melakukan
usaha budidaya perkebunan (BATAS WAKTU
18 MARET 2017),
3. Perusahaan perkebunan yang melakukan
pengolahan hasil perkebunan (BATAS
WAKTU 18 MARET 2017).
10
8 March 2016
6
11
II. Bersifat Sukarela bagi :
1. Usaha kebun plasma,
2. Usaha kebun swadaya,
3. Perusahaan perkebunan yang
memproduksi minyak kelapa sawit untuk
energi terbarukan.
PENILAIAN KESESUAIAN ISPO
(AUDIT)
8 March 2016
7
1
3
1. Sertifikasi Perusahaan Perkebunan
2. Sertifikasi Usaha Kebun Swadaya
3. Sertifikasi Usaha Kebun Plasma
4. Sertifikasi Kelapa Sawit Untuk Energi
Terbarukan
13
Tipe Sertifikasi ISPO :
1.Tipe sertifikasi perusahaan perkebunan dan pekebun
(Grower Certification)
2.Tipe Sertifikasi rantai pasok (supply chain certification)
1. Kebun yang memasok kepada PKS-nya (mill),
minimal bahan baku dari kebun sendiri sebesar
20%
2. Kebun yang telah menghasilkan (TM), kebun yang
belum menghasilkan belum dapat disertifikasi
3. Kebun yang mengirimkan buahnya/ memasok ke
unit pengolahan (terintegrasi) yang telah memiliki
sertifikat ISPO (sesuai Permentan 11/2015).
8 March 2016
8
S
E
R
T
I
F
I
K
A
S
I
P
E
R
U
S
A
H
A
A
N
P
E
R
K
E
B
U
N
A
N
I. Pra Sertifikasi
Penilaian Usaha
Perkebunan
Berdasarkan
Permentan No. 7
Tahun 2009
II. Penilaian Kesesuaian
(Audit) Berdasarkan
Permentan No. 11
Tahun 2015
15
 Penilaian kesesuaian (audit) mengacu
Permentan No. 11 Tahun 2015 dilakukan oleh
Lembaga Sertifikasi independen yang telah
diakreditasi KAN dan mendapatkan
pengakuan dari Komisi ISPO.
 Perusahaan perkebunan yang dapat
mengajukan permohonan sertifikasi ISPO
adalah perusahaan yang telah memperoleh
Penilaian Usaha Perkebunan dengan hasil
kebun Kelas I, II atau III 16
8 March 2016
9
1. Perusahan perkebunan yang terintegrasi dalam 1 unit usaha
(profit entity),
2. Perusahan perkebunan yang terintegrasi dalam 1 unit
usaha (profit entity) dapat juga disertifikasi untuk energi
terbarukan (sesuai dengan kebutuhan),
3. Unit perusahaan perkebunan yang hanya melakukan usaha
budidaya Perkebunan,
4. Unit perusahaan perkebunan yang hanya melakukan usaha
pengolahan Perkebunan,
5. Mempunyai 2 (dua) orang internal auditor yg telah lulus
pelatihan auditor ISPO dan melakukan audit internal dalam
rangka memelihara perusahan perkebunan sawit dalam
menerapkan persyaratan ISPO. Bagi group perusahaan
perkebunan minimal mempunyai 5 (lima) orang auditor.
6. Group perusahaan perkebunan dimana anak perusahaan
anggota group masing-masing telah mendapatkan
sertifikat ISPO.
17
1. Perizinan dan legalitas Usaha perkebunan
2. Manajemen perkebunan
3. Moratorium izin lokasi pembukaan lahan baru
4. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan
5. Tanggung jawab terhadap pekerja
6. Tanggung jawab sosial dan pemberdayaan
ekonomi masyarakat
7. Peningkatan usaha secara berkelanjutan
8 March 2016
10
 ISPO terdiri dari 49 kriteria and 143 indikator,
berikut panduan dan ketentuan yang digunakan
serta sanksi terkait dengan ketentuan yang
ditetapkan.
 Karena semua kriteria berdasarkan peraturan yang
berlaku (kira kira 185) terkait dengan kegiatan
perkelapasawitan, penerapan ISPO tidak akan
memberatkan industri minyak sawit. Beberapa
ketentuan telah diundangkan sejak tahun 1960-an
pelaksana industri wajib melakukan ketentuan
tersebut, dengan penerapan ISPO atau tanpa
penerapan ISPO.
1.1 izin Lokasi
1.2 Izin Usaha Perkebunan
1.3 Hak Atas Tanah
1.4 Penggunaan lahan dari Kawasan Hutan
1.5 Pembangunan kebun untuk masyarakat
sekitar
1.6 Lokasi Perkebunan
1.7 Hak Tanah Ulayat
1.8 Tanah Terlantar
1.9 Sengketa Lahan
1.10 Bentuk Badan Hukum
8 March 2016
11
 Penilaian setiap kriteria harus runut mengikuti
ketentuan dari pemberian izin pertama
 Sanksi dapat dilihat pada SK yang mendukung,
tidak semua kegiatan dikenakan sanksi tetapi ada
yang harus mengikuti panduan.
 Untuk ketentuan ini lihat UU no.5 tahun 1960
tentang Peraturan dasar Pokok Agraria, PP no.4
tahun 1996 tentang HGU, HGB dan HP PP no.24
tahun 1997 , Permen Agraria no 3 tahun 1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan Pemerintah no.24
tahun 1997 dll
2.1 Perencanaan Perkebunan
2.2 Penerapan Teknis Budidaya dan
Pengolahan hasil
2.2.1 Pedoman Teknis Budidaya
2.2.1.1 Pembukaan lahan
2.2.1.2 Konservasi terhadap sumber dan
kualitas air
2.2.1.3 Perbenihan
2.2.1.4 Penanaman pada lahan mineral
2.2.1.5 Penanaman pada lahan gambut
2.2.1.6 Pemeliharaan tanaman
2.2.1.7 Pengendalian organisma pengganggu
2.2.1.8 Pemanenan
8 March 2016
12
2.2.2.1 Pengangkutan buah
2.2.2.2 Penerimaan TBS
2.2.2.3 Pengolahan TBS
2.2.2.4 Pengolahan limbah
2.2.2.5 Pengolahan Limbah
2.3 Tumpang tindih dengan usaha
pertambangan
2.4 Sengketa lahan dan kompensasi
2.5 Rencana dan realisasi
pembangunan kebun dan paberik
2.6 Pemberian informasi kepada
instansi terkait
8 March 2016
13
 Penerbitan izin lokasi dan izin usaha perkebunan
ditunda
 Penundaan izin lokasi di hutan alam , lahan
gambut yg berlokasi di hutan konversi, hutan
lindung,hutan produksi biasa/tetap, hutan
produksi yang dapat dikonversi dan areal
penggunaan lain
 Lokasi diatas sesuai dengan peta indikatif yang
diterbitkan oleh Kementrian kehutanan
4.1 Kewajiban Pengelola kebun yang
memiliki pabrik
4.2 Kewajiban terkait izin lingkungan
4.3 Pengelolaan limbah bahan berbahaya
dan beracun
4.4 Gangguan sumber yang tidak
bergerak
4.5 Pencegahan dan penangulangan
kebakaran
8 March 2016
14
4.6 Pelestarian Keanekaragaman Hayati
4.7 Kawasan Lindung
4.8 Konservasi kawasan dengan potensi
erosi tinggi
4.9 Mitigasi Gas Rumah Kaca
5.1 Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3
5.2 Kesejahteraan dan peningkatan
kemampuan pekerja
5.3 Penggunaan pekerja anak dan
diskriminasi pekerja( suku, ras, gender
dan agama)
5.4 Pembentukan serikat pekerja
5.5 Pembentukan Koperasi
8 March 2016
15
6.1 Tanggung jawab sosial dan
lingkungan masyarakat
6.2 Pemberdayaan masyarakat
adat/penduduk asli
6.3 Pengembangan usaha lokal
Perbaikan dan peningkatan usaha yang
menjamin penerapan minyak sawit yang
berkelanjutan
8 March 2016
16
1. Izin usaha perkebunan
2. Hak atas tanah sesuai peraturan
di bidang pertanahan
3. Izin lingkungan
4. Penetapan usaha perkebunan
kelas I, kelas II atau kelas III.
31
3232
 PANDUAN AUDIT SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN ATAU
LINGKUNGAN SNI ISO 19011-2012 (ISO 19011-2011,
GUIDELINES FOR AUDITING MANAGEMENT SYSTEM ).
 UNIT KEBUN YANG DISERTIFIKASI DINILAI BERDASARKAN P&K
ISPO PERUSAHAAN PERKEBUNAN (LAMPIRAN II ATAU III ATAU
IV) DENGAN CONTOH MINIMUM 0.8 x (Z), SEDANGKAN UNTUK
SURVEILANCE DIAMBIL 0.6√y DENGAN PEMBULATAN KEATAS
(DIAMBIL DARI KEBUN YANG BELUM DINILAI PADA SERTIFIKASI
AWAL), Z ADALAH FAKTOR RESIKO.
 ISPO PERUSAHAAN PERKEBUNAN BERLAKU MANDATORY,
TEMUAN NON COMFORMANCES TIDAK DAPAT DITOLERIR
SAMPAI DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA PERBAIKAN TELAH
DILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN PERKEBUNAN DALAM BATAS
WAKTU 6 (ENAM) BULAN
 JIKA DALAM WAKTU TERSEBUT SETELAH AUDIT, NON
CONFORMANCES TIDAK DAPAT DIPERBAIKI, MAKA AUDIT
ULANG LENGKAP WAJIB DILAKUKAN OLEH LS YANG SAMA.
 MASA BERLAKU SERTIFIKAT ADALAH 5 (LIMA) TAHUN DAN
SEKALI DALAM SETAHUN AKAN DILAKUKAN SURVEILANCE.
8 March 2016
17
Mekanisme Sertifikasi ISPO Perusahaan Perkebunan
1. PERUSAHAAN PERKEBUNAN
2. LEMBAGA SERTIFIKASI INDEPENDEN
3. PERMOHONAN KE KOMISI ISPO UNTUK
MENDAPATKAN PENGAKUAN ISPO
4. SEKRETARIAT KOMISI ISPO
MENILAI KELENGKAPAN DOKUMEN
5. TIM PENILAI KOMISI ISPO
6. REKOMENDASI HASIL
PENILAIAN
7. PENGAKUAN SERTIFIKAT OLEH KOMISI
ISPO DAN DIUMUMKAN KE PUBLIK MELALUI
ISPO WEBSITE
8. PENERBITAN SERTIFIKASI
ISPO OLEH LEMBAGA SERTIFIKASI
Sekretariat memberitahu
pemohon untuk memenuhi
kelengkapan
• IUP/IUP-B/ IUP-P/ SPUP ; HGU
Izin Lingkungan
• Penilaian Kelas Kebun I, II dan III
Tidak memenuhi
syarat
3
4
PENILAIAN KESESUAIAN (AUDIT) MENGACU
PERMENTAN NO.11TAHUN 2015
DILAKUKAN OLEH LEMBAGA SERTIFIKASI
YANG TELAH DIAKREDITASI KAN DAN
MENDAPATKAN PENGAKUAN KOMISI ISPO.
34
8 March 2016
18
 OBYEK SERTIFIKASI/AUDITI – plasma
* MANAJER (USAHA KEBUN PLASMA)
* KOPERASI, KELOMPOK TANI
* PEKEBUN (penggarap atau pemilik) dan
kebunnya.
 OBYEK SERTIFIKASI/AUDITI – swadaya
* KOPERASI
* KELOMPOK TANI
* PEKEBUN (penggarap atau pemilik) dan
kebunnya.
35
 SYARAT PERMOHONAN SERTIFIKASI (PLASMA)
• DOKUMEN PEMBENTUKAN USAHA KEBUN PLASMA
• COPY SERTIFIKAT ISPO KEBUN INTI
• DAFTAR ANGGOTA KT, KOPERASI
• HAK ATAS TANAH (SHM).
 SYARAT PERMOHONAN SERTIFIKASI (SWADAYA)
• DOKUMEN PEMBENTUKAN KOPERASI, KT
• DAFTAR ANGGOTA KT, KOPERASI
• HAK ATAS TANAH (SHM, GIRIK/LETTER C, AKTE JUAL BELI
DAN SURAT KEPEMILIKAN TANAH YG SAH LAINNYA.
36
8 March 2016
19
Prinsip dan kriteria ISPO, kebun plasma
1. LEGALITAS USAHA KEBUN PLASMA
(al :sertifikat tanah, STD-B, dok kerjasama)
2. MANAJEMEN USAHA KEBUN PLASMA
(al :SOP,GAP, pencatatan)
3. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
(al :izin lingkungan, SPPL)
4. TANGGUNG JAWAB THD K3
5. TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6. PENINGKATAN USAHA SCR BERKELANJUTAN
Prinsip dan kriteria ISPO, kebun SWADAYA
1. LEGALITAS USAHA KEBUN SWADAYA
(al :sertifikat tanah, STD-B, dok kerjasama,
KT&KOPERASI)
2. ORGANISASI PEKEBUN DAN PENGELOLAAN
USAHA KEBUN SWADAYA.
(al :GAP, pencatatan)
3. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
(al :izin lingkungan- SPPL)
4. PENINGKATAN USAHA SCR BERKELANJUTAN
8 March 2016
20
PELAKSANAAN AUDIT (PLASMA)
◦ SELURUH DOKUMEN YANG DIGUNAKAN OLEH
MANAJER (USAHA KEBUN PLASMA) DAN/ KOPERASI.
◦ PENERAPAN PRINSIP DAN KRITERIA
◦ KOMPETENSI DARI PEKEBUN
◦ KONFIRMASI THD PENERAPAN PRINSIP DAN
KRITERIA
39
PELAKSANAAN AUDIT (SWADAYA)
◦ SELURUH DOKUMEN YANG DIGUNAKAN OLEH
KOPERASI/KT
◦ PENERAPAN PRINSIP DAN KRITERIA
◦ KOMPETENSI DARI PEKEBUN
◦ KONFIRMASI THD PENERAPAN PRINSIP DAN
KRITERIA
40
8 March 2016
21
Mekanisme Sertifikasi ISPO Plasma/swadaya
1. MANAJER (PLASMA) DAN/KOPERASI
2. LEMBAGA SERTIFIKASI INDEPENDEN
3. PERMOHONAN KE KOMISI ISPO UNTUK
MENDAPATKAN PENGAKUAN ISPO
4. SEKRETARIAT KOMISI ISPO
MENILAI KELENGKAPAN DOKUMEN
5. TIM PENILAI KOMISI ISPO
6. REKOMENDASI HASIL
PENILAIAN
7. PENGAKUAN SERTIFIKAT OLEH KOMISI
ISPO DAN DIUMUMKAN KE PUBLIK MELALUI
ISPO WEBSITE
8. PENERBITAN SERTIFIKASI
ISPO OLEH LEMBAGA SERTIFIKASI
Sekretariat memberitahu
pemohon untuk memenuhi
kelengkapan
• COPY SERTIFIKAT ISPO INTI
. DOK PLASMA/KOPERASI
• SRT KEPEMILIKAN TNH
Tidak memenuhi
syarat
1. PT Mutuagung Lestari
2. PT Sucofindo (Persero)
3. PT Tuv Nord Indonesia
4. PT Tuv Rheinland Indonesia
5. PT SAI Global
6. PT Mutu Hijau Indonesia
7. PT SGS Indonesia
8. PT Llyod’s Register Indonesia
9. PT BSI Indonesia
10.Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan
11.PT AJA Indonesia
12.PT. Agri Mandiri Lestari
Lembaga Sertifikasi yang telah diakui
(approved) oleh Komisi ISPO :
8 March 2016
22
1. PT. Surveyor Indonesia
2. PT. Agro Teenera Prima
3. PT. Gagas Dinamiga Aksenta
4. PT. Shantika Valuindo Lestari
43
1. Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta
(LPP Yogya)
44
8 March 2016
23
1. Kapasitas pabrik belum diperbarui setelah ada
kenaikan produksi
2. Sebagian kebun belum memiliki HGU
3. Izin Pengelolaan limbah B3 (TPS, Pengumpul,
pengangkut, pengolah) belum lengkap
4. Izin pelepasan kawasan hutan yang belum ada
5. Nama perusahaan yang tidak sama dengan akte
6. Terdapat sengketa lahan
7. Sebagian kebun belum memiliki SPUP/IUP.
 Jumlah Laporan Audit yang diterima Set.
Komisi ISPO = 292 LHA
 Perusahaan yang telah disertifikasi = 149
Perusahaan
 Laporan yang akan dinilai oleh Tim Penilai =
28 LHA
 Laporan yang terkendala = 31 LHA
 Laporan yang sedang diverifikasi = 58 LHA
 Laporan survailance 26 LHA
46
8 March 2016
24
 Pada umumnya pengusaha tidak mengetahui
ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah,
terkecuali ketentuan perizinan
 Pengusaha anggota RSPO tidak mengetahui bila
beberapa kriteria bertentangan dgn peraturan yang
berlaku
 Oleh karena itu isu yang ada di permukaan
menyatakan bahwa ISPO sulit diterapkan dan
biayanya tinggi
 Banyak pengusaha enggan menerapkan ISPO
terutama pengusaha asing yang menganggap
standar lain lebih unggul
1. MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KEPEDULIAN PERUSAHAAN
PERKEBUNAN UNTUK SERTIFIKASI ISPO
2. MEMPERSIAPKAN KETERSEDIAAN AUDITOR ISPO
3. MENINGKATKAN KOORDINASI DAN PERAN PEMDA (al :
PENYELESAIAN MASALAH HAK ATAS TANAH, PENETAPAN KELAS
KEBUN, FASILITASI DAN PEMBINAAN, PENERBITAN STD-B DAN
SPPL, PEMBENTUKAN/PENGEMBANGAN KOPERASI PEKEBUN)
4. MENINGKATKAN VERIFIKASI LAPORAN AUDIT ISPO
5. MENINGKATKAN FREKWENSI PEMBAHASAN LAPORAN AUDIT ISPO
(DI TIM PENILAI MAUPUN KOMISI ISPO)
6. MENDORONG PENYELESAIAN MASALAH PENUNDAAN
PERSETUJUAN SERTIFIKASI
7. PENGEMBANGAN MODEL SERTIFIKASI KEBUN PLASMA/SWADAYA
8. KOORDINASI DENGAN LEMBAGA SERTIFIKASI SECARA INTENSIF
8 March 2016
25
49
1
Compliance with legal requirements
for land use development and
management for oil palm cultivation
and mill.
Shall comply with applicable local and national laws and
regulations; and ratified international conventions, and
agreements to which a member country is a signatory. Oil palm
cultivation shall not diminish the legal land rights of other
legitimate users including native customary rights which shall also
not be threatened or reduced
2
Protection of the use of primary forest
and peatlands.
Oil palm cultivation and milling shall not take place on primary
forest or peatlands designated for protection of nature, ecosystem
services and social or cultural values.
3 Best practices for oil palm cultivation
and mill.
Shall adopt best management practices which take into account
economic, environmental and social considerations.
4 Transparency and accountability.
Shall provide, upon request, adequate information to relevant
stakeholders in a transparent manner, to allow for effective
participation in decision making, except for information which is
legally prohibited or commercially confidential or where disclosure
would result in a negative environment, social or economic
outcome.
5 Environmental management and
monitoring.
An environmental policy and management plan– appropriate to
the tenure, scale and intensity of the operations – shall be
established, communicated, implemented and kept up-to-date.
6
Responsibility to workers.
Shall demonstrate commitment to responsible occupational safety
and health considerations; and provide adequate employment
and living conditions.
7
Social responsibility.
Shall demonstrate commitment to responsible considerations and
outcomes of social impacts for employees, and local communities
and indigenous peoples affected by operational activities
8
Development of new planting
Development of new plantations or expanding existing areas
shall consider the social, environmental and economic impacts in
planning, management and operation
9
Continual improvement.
An action plan for continual improvement in key areas of
operations, appropriate to scale and intensity of operations, shall
be developed and implemented.
50
8 March 2016
26
5
1
TERIMA KASIH
51
Komisi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Indonesia/ Komisi ISPO

More Related Content

Viewers also liked

Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Permukiman
Opsi Teknologi  Pengelolaan Air Limbah Permukiman Opsi Teknologi  Pengelolaan Air Limbah Permukiman
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Permukiman
infosanitasi
 
Viskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokesViskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokes
Putri Aulia
 
Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Instalasi ketel uap ( steam boiler )Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Amirul AmMu
 
3 Besaran Arus dan Tegangan
3 Besaran  Arus dan Tegangan3 Besaran  Arus dan Tegangan
3 Besaran Arus dan Tegangan
Simon Patabang
 
Alat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrikAlat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrikfaqih12
 
Minyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia pangan
Minyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia panganMinyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia pangan
Minyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia pangan
asriachemis
 
K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"
K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"
K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"
Luh Putu Arishanti W. A.Md.AK.,S.Si
 
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliViskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Bella Andreana
 
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
Zhafran Anas
 
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWITBIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
keffin arighi
 
Sop pre nursery
Sop pre nurserySop pre nursery
Sop pre nursery
Dian Setyo Pratama
 
MATERI IPA SMK: AMDAL
 MATERI IPA SMK: AMDAL MATERI IPA SMK: AMDAL
MATERI IPA SMK: AMDAL
Meilani Marjuki
 
Komponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem HidrolikKomponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem Hidrolik
Ahmad Faozi
 
Ppt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisPpt listrik dinamis
Ppt listrik dinamis
misba sabaruddin
 
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
amrinarosada7x
 
Presentasi tugas amdal
Presentasi tugas amdalPresentasi tugas amdal
Presentasi tugas amdal
lukas46
 
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Rizka Lubis
 
Pemahaman dasar dan mekanisme harga tbs kaltara
Pemahaman dasar dan mekanisme harga tbs kaltaraPemahaman dasar dan mekanisme harga tbs kaltara
Pemahaman dasar dan mekanisme harga tbs kaltara
Syamsul Bahri
 

Viewers also liked (19)

Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Permukiman
Opsi Teknologi  Pengelolaan Air Limbah Permukiman Opsi Teknologi  Pengelolaan Air Limbah Permukiman
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Permukiman
 
Viskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokesViskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokes
 
Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Instalasi ketel uap ( steam boiler )Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Instalasi ketel uap ( steam boiler )
 
3 Besaran Arus dan Tegangan
3 Besaran  Arus dan Tegangan3 Besaran  Arus dan Tegangan
3 Besaran Arus dan Tegangan
 
Alat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrikAlat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrik
 
Minyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia pangan
Minyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia panganMinyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia pangan
Minyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia pangan
 
K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"
K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"
K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"
 
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliViskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
 
Modul 8 hydraulic
Modul 8 hydraulicModul 8 hydraulic
Modul 8 hydraulic
 
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
 
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWITBIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
 
Sop pre nursery
Sop pre nurserySop pre nursery
Sop pre nursery
 
MATERI IPA SMK: AMDAL
 MATERI IPA SMK: AMDAL MATERI IPA SMK: AMDAL
MATERI IPA SMK: AMDAL
 
Komponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem HidrolikKomponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem Hidrolik
 
Ppt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisPpt listrik dinamis
Ppt listrik dinamis
 
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
 
Presentasi tugas amdal
Presentasi tugas amdalPresentasi tugas amdal
Presentasi tugas amdal
 
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
 
Pemahaman dasar dan mekanisme harga tbs kaltara
Pemahaman dasar dan mekanisme harga tbs kaltaraPemahaman dasar dan mekanisme harga tbs kaltara
Pemahaman dasar dan mekanisme harga tbs kaltara
 

Similar to Perkembangan Skema dan keberterimaan Indonesia Suistainable Palm Oil

PTPS-PB
PTPS-PBPTPS-PB
PTPS-PB
Zul Rapi
 
Kebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptx
Kebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptxKebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptx
Kebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptx
FadiahChaeraniTaufik1
 
Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7
mataram indonesia
 
ISPO Audit Handbook
ISPO Audit HandbookISPO Audit Handbook
Tata Cara Pendaftaran PIRT OSS-RBA.pptx
Tata Cara Pendaftaran PIRT OSS-RBA.pptxTata Cara Pendaftaran PIRT OSS-RBA.pptx
Tata Cara Pendaftaran PIRT OSS-RBA.pptx
UnitaUdaa
 
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan OrganikSNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
Belajar Bareng Aquaponik
 
Pedoman penerapan jaminan_mutu_bokar_final
Pedoman penerapan jaminan_mutu_bokar_finalPedoman penerapan jaminan_mutu_bokar_final
Pedoman penerapan jaminan_mutu_bokar_final
Andi Wahyudin
 
Pedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetika
Pedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetikaPedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetika
Pedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetika
Muhammad Erwin Yamashita
 
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdfIzin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
SamuelSaMzs2
 
materisosialisasipirt-230102032115-c3f55a1e.pdf
materisosialisasipirt-230102032115-c3f55a1e.pdfmaterisosialisasipirt-230102032115-c3f55a1e.pdf
materisosialisasipirt-230102032115-c3f55a1e.pdf
LanangTanu2
 
Materi Sosialisasi PIRT.pptx
Materi Sosialisasi PIRT.pptxMateri Sosialisasi PIRT.pptx
Materi Sosialisasi PIRT.pptx
rahmawati913541
 
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
ISD
 
SNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian OrganikSNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian Organik
Achmad Wahid
 
SOSIALISASI PERIZINAN PANGAN TAHUN 2022 (1) (1).pptx
SOSIALISASI PERIZINAN PANGAN TAHUN 2022 (1) (1).pptxSOSIALISASI PERIZINAN PANGAN TAHUN 2022 (1) (1).pptx
SOSIALISASI PERIZINAN PANGAN TAHUN 2022 (1) (1).pptx
LifiaYasmin1
 
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirtPbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
GUNADARMA UNIVERSITY
 
Makalah ISO 14000
Makalah ISO 14000Makalah ISO 14000
Makalah ISO 14000
indriaminati
 
Kuliah-7-Sertifikasi-produk-olahan-pangan-PIRT-dan-Halal.ppt
Kuliah-7-Sertifikasi-produk-olahan-pangan-PIRT-dan-Halal.pptKuliah-7-Sertifikasi-produk-olahan-pangan-PIRT-dan-Halal.ppt
Kuliah-7-Sertifikasi-produk-olahan-pangan-PIRT-dan-Halal.ppt
namakuBENTO2
 
Standar Nasional Indonesia 3144-2009 TEMPE KEDELAI.pdf
Standar Nasional Indonesia 3144-2009 TEMPE KEDELAI.pdfStandar Nasional Indonesia 3144-2009 TEMPE KEDELAI.pdf
Standar Nasional Indonesia 3144-2009 TEMPE KEDELAI.pdf
Elly477422
 
Apa itu ISO 20400?_ "SUSTAINABLE PROCUREMENT (Pengadaan Berkelanjutan)" Train...
Apa itu ISO 20400?_ "SUSTAINABLE PROCUREMENT (Pengadaan Berkelanjutan)" Train...Apa itu ISO 20400?_ "SUSTAINABLE PROCUREMENT (Pengadaan Berkelanjutan)" Train...
Apa itu ISO 20400?_ "SUSTAINABLE PROCUREMENT (Pengadaan Berkelanjutan)" Train...
Kanaidi ken
 
Dr. Dra. Zakiyah, MM - Perkembangan Akreditasi.pdf
Dr. Dra. Zakiyah, MM -  Perkembangan Akreditasi.pdfDr. Dra. Zakiyah, MM -  Perkembangan Akreditasi.pdf
Dr. Dra. Zakiyah, MM - Perkembangan Akreditasi.pdf
bikrafaraday
 

Similar to Perkembangan Skema dan keberterimaan Indonesia Suistainable Palm Oil (20)

PTPS-PB
PTPS-PBPTPS-PB
PTPS-PB
 
Kebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptx
Kebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptxKebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptx
Kebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptx
 
Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7
 
ISPO Audit Handbook
ISPO Audit HandbookISPO Audit Handbook
ISPO Audit Handbook
 
Tata Cara Pendaftaran PIRT OSS-RBA.pptx
Tata Cara Pendaftaran PIRT OSS-RBA.pptxTata Cara Pendaftaran PIRT OSS-RBA.pptx
Tata Cara Pendaftaran PIRT OSS-RBA.pptx
 
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan OrganikSNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
 
Pedoman penerapan jaminan_mutu_bokar_final
Pedoman penerapan jaminan_mutu_bokar_finalPedoman penerapan jaminan_mutu_bokar_final
Pedoman penerapan jaminan_mutu_bokar_final
 
Pedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetika
Pedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetikaPedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetika
Pedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetika
 
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdfIzin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
 
materisosialisasipirt-230102032115-c3f55a1e.pdf
materisosialisasipirt-230102032115-c3f55a1e.pdfmaterisosialisasipirt-230102032115-c3f55a1e.pdf
materisosialisasipirt-230102032115-c3f55a1e.pdf
 
Materi Sosialisasi PIRT.pptx
Materi Sosialisasi PIRT.pptxMateri Sosialisasi PIRT.pptx
Materi Sosialisasi PIRT.pptx
 
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
 
SNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian OrganikSNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian Organik
 
SOSIALISASI PERIZINAN PANGAN TAHUN 2022 (1) (1).pptx
SOSIALISASI PERIZINAN PANGAN TAHUN 2022 (1) (1).pptxSOSIALISASI PERIZINAN PANGAN TAHUN 2022 (1) (1).pptx
SOSIALISASI PERIZINAN PANGAN TAHUN 2022 (1) (1).pptx
 
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirtPbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
 
Makalah ISO 14000
Makalah ISO 14000Makalah ISO 14000
Makalah ISO 14000
 
Kuliah-7-Sertifikasi-produk-olahan-pangan-PIRT-dan-Halal.ppt
Kuliah-7-Sertifikasi-produk-olahan-pangan-PIRT-dan-Halal.pptKuliah-7-Sertifikasi-produk-olahan-pangan-PIRT-dan-Halal.ppt
Kuliah-7-Sertifikasi-produk-olahan-pangan-PIRT-dan-Halal.ppt
 
Standar Nasional Indonesia 3144-2009 TEMPE KEDELAI.pdf
Standar Nasional Indonesia 3144-2009 TEMPE KEDELAI.pdfStandar Nasional Indonesia 3144-2009 TEMPE KEDELAI.pdf
Standar Nasional Indonesia 3144-2009 TEMPE KEDELAI.pdf
 
Apa itu ISO 20400?_ "SUSTAINABLE PROCUREMENT (Pengadaan Berkelanjutan)" Train...
Apa itu ISO 20400?_ "SUSTAINABLE PROCUREMENT (Pengadaan Berkelanjutan)" Train...Apa itu ISO 20400?_ "SUSTAINABLE PROCUREMENT (Pengadaan Berkelanjutan)" Train...
Apa itu ISO 20400?_ "SUSTAINABLE PROCUREMENT (Pengadaan Berkelanjutan)" Train...
 
Dr. Dra. Zakiyah, MM - Perkembangan Akreditasi.pdf
Dr. Dra. Zakiyah, MM -  Perkembangan Akreditasi.pdfDr. Dra. Zakiyah, MM -  Perkembangan Akreditasi.pdf
Dr. Dra. Zakiyah, MM - Perkembangan Akreditasi.pdf
 

More from Instansi

Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Instansi
 
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdfDewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Instansi
 
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI  Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdfKristianto W_BSN_Dukungan SNI  Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
Instansi
 
EVS-06-33e.pdf
EVS-06-33e.pdfEVS-06-33e.pdf
EVS-06-33e.pdf
Instansi
 
EVE-07-14e.pdf
EVE-07-14e.pdfEVE-07-14e.pdf
EVE-07-14e.pdf
Instansi
 
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdfBattery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
Instansi
 
EVS-08-19e.pdf
EVS-08-19e.pdfEVS-08-19e.pdf
EVS-08-19e.pdf
Instansi
 
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdfANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
Instansi
 
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdfFinal Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
Instansi
 
EVS-04-12e.pdf
EVS-04-12e.pdfEVS-04-12e.pdf
EVS-04-12e.pdf
Instansi
 
EVS-1-08 (1).pdf
EVS-1-08 (1).pdfEVS-1-08 (1).pdf
EVS-1-08 (1).pdf
Instansi
 
EVS-1-08.pdf
EVS-1-08.pdfEVS-1-08.pdf
EVS-1-08.pdf
Instansi
 
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdfSNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
Instansi
 
Tesis tentang Training Kompetensi
Tesis tentang Training KompetensiTesis tentang Training Kompetensi
Tesis tentang Training Kompetensi
Instansi
 
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdfMotivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
Instansi
 
materi SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdfmateri SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdf
Instansi
 
Smart City sesuai Standar ISO
Smart City sesuai Standar ISOSmart City sesuai Standar ISO
Smart City sesuai Standar ISO
Instansi
 
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
Instansi
 
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hariMenemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
Instansi
 
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
Instansi
 

More from Instansi (20)

Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
 
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdfDewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
 
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI  Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdfKristianto W_BSN_Dukungan SNI  Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
 
EVS-06-33e.pdf
EVS-06-33e.pdfEVS-06-33e.pdf
EVS-06-33e.pdf
 
EVE-07-14e.pdf
EVE-07-14e.pdfEVE-07-14e.pdf
EVE-07-14e.pdf
 
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdfBattery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
 
EVS-08-19e.pdf
EVS-08-19e.pdfEVS-08-19e.pdf
EVS-08-19e.pdf
 
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdfANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
 
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdfFinal Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
 
EVS-04-12e.pdf
EVS-04-12e.pdfEVS-04-12e.pdf
EVS-04-12e.pdf
 
EVS-1-08 (1).pdf
EVS-1-08 (1).pdfEVS-1-08 (1).pdf
EVS-1-08 (1).pdf
 
EVS-1-08.pdf
EVS-1-08.pdfEVS-1-08.pdf
EVS-1-08.pdf
 
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdfSNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
 
Tesis tentang Training Kompetensi
Tesis tentang Training KompetensiTesis tentang Training Kompetensi
Tesis tentang Training Kompetensi
 
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdfMotivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
 
materi SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdfmateri SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdf
 
Smart City sesuai Standar ISO
Smart City sesuai Standar ISOSmart City sesuai Standar ISO
Smart City sesuai Standar ISO
 
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
 
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hariMenemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
 
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
 

Recently uploaded

Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak PemerataanPembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Tri Widodo W. UTOMO
 
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptxMATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
DidiKomarudin1
 
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptxPendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
AmandaJesica
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
Zainul Ulum
 
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdfRegulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
MuhaiminMuha
 
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdfMateri Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
pelestarikawasanwili
 
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdfMitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
pelestarikawasanwili
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
ApriyandiIyan1
 
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
heri purwanto
 

Recently uploaded (9)

Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak PemerataanPembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
 
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptxMATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
 
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptxPendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
 
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdfRegulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
 
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdfMateri Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
 
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdfMitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
 
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
 

Perkembangan Skema dan keberterimaan Indonesia Suistainable Palm Oil

  • 1. 8 March 2016 1 PERKEMBANGAN SKEMA DAN KEBERTERIMAAN INDONESIA SUSTAINABLE PALM OIL (ISPO) Sekretariat Komisi ISPO 2  Komitmen internasional  UUD 45  UU No. 39 th 2014  Referensi kpd tuntutan pembeli dan komitmen dari produsen  Uni Eropa dan seluruh jaringannya diluar negeri hanya akan membeli minyak sawit yang sustainable pd th 2015  Pembuatan ISPO didukung oleh Kementerian terkait, asosiasi GAPKI,GIMNI, APROBI, DMSI, beberapa LSM dan tenaga ahli dari bidang penelitian dan Universitas  Telah didiskusikan dgn BSN dan KAN, serta kemungkinan mengadopsi ISPO menjadi SNI. 2
  • 2. 8 March 2016 2  Standar Internasional yang diakui oleh WTO, ISO, IEC, dan CODEX  Standar nasional yang berlaku di dalam negeri , Standar ISPO berlaku nasional karena terdiri dari ketentuan yang berlaku di Indonesia Standar ISPO juga disebut sebagai persyaratan, di WTO yang diutamakan ialah standar negara  Standar grup atau asosiasi yang berlaku hanya untuk anggotanya saja. T U J U A N I S P O MENDORONG USAHA PERKEBUNAN UNTUK MENTAATI PERATURAN YANG TELAH DIKELUARKAN PEMERINTAH MENINGKATKAN KESADARAN PENGUSAHA KELAPA SAWIT UNTUK MEMPERBAIKI LINGKUNGAN MELAKSANAKAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN MENINGKATKAN DAYA SAING MINYAK SAWIT INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL
  • 3. 8 March 2016 3 5  Permentan No 11 tahun 2015 : “Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia” bersifat wajib dan sukarela. (revisi dari permentan 19 tahun 2011)  Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia mengatur mengenai kepatuhan dalam aspek/segi hukum, ekonomi, lingkungan dan sosial beserta sanksi bagi mereka yang melanggar dan merupakan serangkaian persyaratan yang terdiri dari prinsip, kriteria dan indikator serta panduan yang dipersyaratkan untuk pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dan pabrik kelapa sawit (PKS), serta memiliki ukuran yang pasti dan tidak mentoleransi kesalahan. 5 6  Untuk memastikan Permentan 11/2015 telah diterapkan secara baik dan konsisten Penilaian (conformity Assessment) atau Audit  Penilaian atau audit ISPO, dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi independen yang telah diakreditasi KAN atau Badan Akreditasi lainnya yang telah mempunyai saling pengakuan (MRA) dengan KAN dan mendapatkan pengakuan dari Komisi ISPO 6
  • 4. 8 March 2016 4 7 7 Sistem Sertifikasi Permentan 11/2015 KLAIM PRODUK MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA/ ISPO 8 1. TBT – WTO 2. ISO (17021-2006, 19011-2011, 9001-2008, 14001-2004, 17000- 2004) 3. IAF (International Accreditation Forum) 4. PP No. 102 tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional 5. Keppres No. 78 tahun 2001, tentang Komite Akreditasi Nasional 6. Sistem Sertifikasi Nasional tahun 2010 7. UU Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian No. 20/2014 8
  • 5. 8 March 2016 5  PERMENTAN NO 11 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM SERTIFIKASI KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA I Wajib (Mandatory) II Sukarela (Voluntary) I. Bersifat wajib bagi : 1. Perusahaan perkebunan yang melakukan usaha budidaya perkebunan terintegrasi dengan usaha pengolahan (BATAS WAKTU 18 SEPTEMBER 2015) 2. Perusahaan perkebunan yang melakukan usaha budidaya perkebunan (BATAS WAKTU 18 MARET 2017), 3. Perusahaan perkebunan yang melakukan pengolahan hasil perkebunan (BATAS WAKTU 18 MARET 2017). 10
  • 6. 8 March 2016 6 11 II. Bersifat Sukarela bagi : 1. Usaha kebun plasma, 2. Usaha kebun swadaya, 3. Perusahaan perkebunan yang memproduksi minyak kelapa sawit untuk energi terbarukan. PENILAIAN KESESUAIAN ISPO (AUDIT)
  • 7. 8 March 2016 7 1 3 1. Sertifikasi Perusahaan Perkebunan 2. Sertifikasi Usaha Kebun Swadaya 3. Sertifikasi Usaha Kebun Plasma 4. Sertifikasi Kelapa Sawit Untuk Energi Terbarukan 13 Tipe Sertifikasi ISPO : 1.Tipe sertifikasi perusahaan perkebunan dan pekebun (Grower Certification) 2.Tipe Sertifikasi rantai pasok (supply chain certification) 1. Kebun yang memasok kepada PKS-nya (mill), minimal bahan baku dari kebun sendiri sebesar 20% 2. Kebun yang telah menghasilkan (TM), kebun yang belum menghasilkan belum dapat disertifikasi 3. Kebun yang mengirimkan buahnya/ memasok ke unit pengolahan (terintegrasi) yang telah memiliki sertifikat ISPO (sesuai Permentan 11/2015).
  • 8. 8 March 2016 8 S E R T I F I K A S I P E R U S A H A A N P E R K E B U N A N I. Pra Sertifikasi Penilaian Usaha Perkebunan Berdasarkan Permentan No. 7 Tahun 2009 II. Penilaian Kesesuaian (Audit) Berdasarkan Permentan No. 11 Tahun 2015 15  Penilaian kesesuaian (audit) mengacu Permentan No. 11 Tahun 2015 dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi independen yang telah diakreditasi KAN dan mendapatkan pengakuan dari Komisi ISPO.  Perusahaan perkebunan yang dapat mengajukan permohonan sertifikasi ISPO adalah perusahaan yang telah memperoleh Penilaian Usaha Perkebunan dengan hasil kebun Kelas I, II atau III 16
  • 9. 8 March 2016 9 1. Perusahan perkebunan yang terintegrasi dalam 1 unit usaha (profit entity), 2. Perusahan perkebunan yang terintegrasi dalam 1 unit usaha (profit entity) dapat juga disertifikasi untuk energi terbarukan (sesuai dengan kebutuhan), 3. Unit perusahaan perkebunan yang hanya melakukan usaha budidaya Perkebunan, 4. Unit perusahaan perkebunan yang hanya melakukan usaha pengolahan Perkebunan, 5. Mempunyai 2 (dua) orang internal auditor yg telah lulus pelatihan auditor ISPO dan melakukan audit internal dalam rangka memelihara perusahan perkebunan sawit dalam menerapkan persyaratan ISPO. Bagi group perusahaan perkebunan minimal mempunyai 5 (lima) orang auditor. 6. Group perusahaan perkebunan dimana anak perusahaan anggota group masing-masing telah mendapatkan sertifikat ISPO. 17 1. Perizinan dan legalitas Usaha perkebunan 2. Manajemen perkebunan 3. Moratorium izin lokasi pembukaan lahan baru 4. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan 5. Tanggung jawab terhadap pekerja 6. Tanggung jawab sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat 7. Peningkatan usaha secara berkelanjutan
  • 10. 8 March 2016 10  ISPO terdiri dari 49 kriteria and 143 indikator, berikut panduan dan ketentuan yang digunakan serta sanksi terkait dengan ketentuan yang ditetapkan.  Karena semua kriteria berdasarkan peraturan yang berlaku (kira kira 185) terkait dengan kegiatan perkelapasawitan, penerapan ISPO tidak akan memberatkan industri minyak sawit. Beberapa ketentuan telah diundangkan sejak tahun 1960-an pelaksana industri wajib melakukan ketentuan tersebut, dengan penerapan ISPO atau tanpa penerapan ISPO. 1.1 izin Lokasi 1.2 Izin Usaha Perkebunan 1.3 Hak Atas Tanah 1.4 Penggunaan lahan dari Kawasan Hutan 1.5 Pembangunan kebun untuk masyarakat sekitar 1.6 Lokasi Perkebunan 1.7 Hak Tanah Ulayat 1.8 Tanah Terlantar 1.9 Sengketa Lahan 1.10 Bentuk Badan Hukum
  • 11. 8 March 2016 11  Penilaian setiap kriteria harus runut mengikuti ketentuan dari pemberian izin pertama  Sanksi dapat dilihat pada SK yang mendukung, tidak semua kegiatan dikenakan sanksi tetapi ada yang harus mengikuti panduan.  Untuk ketentuan ini lihat UU no.5 tahun 1960 tentang Peraturan dasar Pokok Agraria, PP no.4 tahun 1996 tentang HGU, HGB dan HP PP no.24 tahun 1997 , Permen Agraria no 3 tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pemerintah no.24 tahun 1997 dll 2.1 Perencanaan Perkebunan 2.2 Penerapan Teknis Budidaya dan Pengolahan hasil 2.2.1 Pedoman Teknis Budidaya 2.2.1.1 Pembukaan lahan 2.2.1.2 Konservasi terhadap sumber dan kualitas air 2.2.1.3 Perbenihan 2.2.1.4 Penanaman pada lahan mineral 2.2.1.5 Penanaman pada lahan gambut 2.2.1.6 Pemeliharaan tanaman 2.2.1.7 Pengendalian organisma pengganggu 2.2.1.8 Pemanenan
  • 12. 8 March 2016 12 2.2.2.1 Pengangkutan buah 2.2.2.2 Penerimaan TBS 2.2.2.3 Pengolahan TBS 2.2.2.4 Pengolahan limbah 2.2.2.5 Pengolahan Limbah 2.3 Tumpang tindih dengan usaha pertambangan 2.4 Sengketa lahan dan kompensasi 2.5 Rencana dan realisasi pembangunan kebun dan paberik 2.6 Pemberian informasi kepada instansi terkait
  • 13. 8 March 2016 13  Penerbitan izin lokasi dan izin usaha perkebunan ditunda  Penundaan izin lokasi di hutan alam , lahan gambut yg berlokasi di hutan konversi, hutan lindung,hutan produksi biasa/tetap, hutan produksi yang dapat dikonversi dan areal penggunaan lain  Lokasi diatas sesuai dengan peta indikatif yang diterbitkan oleh Kementrian kehutanan 4.1 Kewajiban Pengelola kebun yang memiliki pabrik 4.2 Kewajiban terkait izin lingkungan 4.3 Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun 4.4 Gangguan sumber yang tidak bergerak 4.5 Pencegahan dan penangulangan kebakaran
  • 14. 8 March 2016 14 4.6 Pelestarian Keanekaragaman Hayati 4.7 Kawasan Lindung 4.8 Konservasi kawasan dengan potensi erosi tinggi 4.9 Mitigasi Gas Rumah Kaca 5.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 5.2 Kesejahteraan dan peningkatan kemampuan pekerja 5.3 Penggunaan pekerja anak dan diskriminasi pekerja( suku, ras, gender dan agama) 5.4 Pembentukan serikat pekerja 5.5 Pembentukan Koperasi
  • 15. 8 March 2016 15 6.1 Tanggung jawab sosial dan lingkungan masyarakat 6.2 Pemberdayaan masyarakat adat/penduduk asli 6.3 Pengembangan usaha lokal Perbaikan dan peningkatan usaha yang menjamin penerapan minyak sawit yang berkelanjutan
  • 16. 8 March 2016 16 1. Izin usaha perkebunan 2. Hak atas tanah sesuai peraturan di bidang pertanahan 3. Izin lingkungan 4. Penetapan usaha perkebunan kelas I, kelas II atau kelas III. 31 3232  PANDUAN AUDIT SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN ATAU LINGKUNGAN SNI ISO 19011-2012 (ISO 19011-2011, GUIDELINES FOR AUDITING MANAGEMENT SYSTEM ).  UNIT KEBUN YANG DISERTIFIKASI DINILAI BERDASARKAN P&K ISPO PERUSAHAAN PERKEBUNAN (LAMPIRAN II ATAU III ATAU IV) DENGAN CONTOH MINIMUM 0.8 x (Z), SEDANGKAN UNTUK SURVEILANCE DIAMBIL 0.6√y DENGAN PEMBULATAN KEATAS (DIAMBIL DARI KEBUN YANG BELUM DINILAI PADA SERTIFIKASI AWAL), Z ADALAH FAKTOR RESIKO.  ISPO PERUSAHAAN PERKEBUNAN BERLAKU MANDATORY, TEMUAN NON COMFORMANCES TIDAK DAPAT DITOLERIR SAMPAI DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA PERBAIKAN TELAH DILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN PERKEBUNAN DALAM BATAS WAKTU 6 (ENAM) BULAN  JIKA DALAM WAKTU TERSEBUT SETELAH AUDIT, NON CONFORMANCES TIDAK DAPAT DIPERBAIKI, MAKA AUDIT ULANG LENGKAP WAJIB DILAKUKAN OLEH LS YANG SAMA.  MASA BERLAKU SERTIFIKAT ADALAH 5 (LIMA) TAHUN DAN SEKALI DALAM SETAHUN AKAN DILAKUKAN SURVEILANCE.
  • 17. 8 March 2016 17 Mekanisme Sertifikasi ISPO Perusahaan Perkebunan 1. PERUSAHAAN PERKEBUNAN 2. LEMBAGA SERTIFIKASI INDEPENDEN 3. PERMOHONAN KE KOMISI ISPO UNTUK MENDAPATKAN PENGAKUAN ISPO 4. SEKRETARIAT KOMISI ISPO MENILAI KELENGKAPAN DOKUMEN 5. TIM PENILAI KOMISI ISPO 6. REKOMENDASI HASIL PENILAIAN 7. PENGAKUAN SERTIFIKAT OLEH KOMISI ISPO DAN DIUMUMKAN KE PUBLIK MELALUI ISPO WEBSITE 8. PENERBITAN SERTIFIKASI ISPO OLEH LEMBAGA SERTIFIKASI Sekretariat memberitahu pemohon untuk memenuhi kelengkapan • IUP/IUP-B/ IUP-P/ SPUP ; HGU Izin Lingkungan • Penilaian Kelas Kebun I, II dan III Tidak memenuhi syarat 3 4 PENILAIAN KESESUAIAN (AUDIT) MENGACU PERMENTAN NO.11TAHUN 2015 DILAKUKAN OLEH LEMBAGA SERTIFIKASI YANG TELAH DIAKREDITASI KAN DAN MENDAPATKAN PENGAKUAN KOMISI ISPO. 34
  • 18. 8 March 2016 18  OBYEK SERTIFIKASI/AUDITI – plasma * MANAJER (USAHA KEBUN PLASMA) * KOPERASI, KELOMPOK TANI * PEKEBUN (penggarap atau pemilik) dan kebunnya.  OBYEK SERTIFIKASI/AUDITI – swadaya * KOPERASI * KELOMPOK TANI * PEKEBUN (penggarap atau pemilik) dan kebunnya. 35  SYARAT PERMOHONAN SERTIFIKASI (PLASMA) • DOKUMEN PEMBENTUKAN USAHA KEBUN PLASMA • COPY SERTIFIKAT ISPO KEBUN INTI • DAFTAR ANGGOTA KT, KOPERASI • HAK ATAS TANAH (SHM).  SYARAT PERMOHONAN SERTIFIKASI (SWADAYA) • DOKUMEN PEMBENTUKAN KOPERASI, KT • DAFTAR ANGGOTA KT, KOPERASI • HAK ATAS TANAH (SHM, GIRIK/LETTER C, AKTE JUAL BELI DAN SURAT KEPEMILIKAN TANAH YG SAH LAINNYA. 36
  • 19. 8 March 2016 19 Prinsip dan kriteria ISPO, kebun plasma 1. LEGALITAS USAHA KEBUN PLASMA (al :sertifikat tanah, STD-B, dok kerjasama) 2. MANAJEMEN USAHA KEBUN PLASMA (al :SOP,GAP, pencatatan) 3. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN (al :izin lingkungan, SPPL) 4. TANGGUNG JAWAB THD K3 5. TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 6. PENINGKATAN USAHA SCR BERKELANJUTAN Prinsip dan kriteria ISPO, kebun SWADAYA 1. LEGALITAS USAHA KEBUN SWADAYA (al :sertifikat tanah, STD-B, dok kerjasama, KT&KOPERASI) 2. ORGANISASI PEKEBUN DAN PENGELOLAAN USAHA KEBUN SWADAYA. (al :GAP, pencatatan) 3. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN (al :izin lingkungan- SPPL) 4. PENINGKATAN USAHA SCR BERKELANJUTAN
  • 20. 8 March 2016 20 PELAKSANAAN AUDIT (PLASMA) ◦ SELURUH DOKUMEN YANG DIGUNAKAN OLEH MANAJER (USAHA KEBUN PLASMA) DAN/ KOPERASI. ◦ PENERAPAN PRINSIP DAN KRITERIA ◦ KOMPETENSI DARI PEKEBUN ◦ KONFIRMASI THD PENERAPAN PRINSIP DAN KRITERIA 39 PELAKSANAAN AUDIT (SWADAYA) ◦ SELURUH DOKUMEN YANG DIGUNAKAN OLEH KOPERASI/KT ◦ PENERAPAN PRINSIP DAN KRITERIA ◦ KOMPETENSI DARI PEKEBUN ◦ KONFIRMASI THD PENERAPAN PRINSIP DAN KRITERIA 40
  • 21. 8 March 2016 21 Mekanisme Sertifikasi ISPO Plasma/swadaya 1. MANAJER (PLASMA) DAN/KOPERASI 2. LEMBAGA SERTIFIKASI INDEPENDEN 3. PERMOHONAN KE KOMISI ISPO UNTUK MENDAPATKAN PENGAKUAN ISPO 4. SEKRETARIAT KOMISI ISPO MENILAI KELENGKAPAN DOKUMEN 5. TIM PENILAI KOMISI ISPO 6. REKOMENDASI HASIL PENILAIAN 7. PENGAKUAN SERTIFIKAT OLEH KOMISI ISPO DAN DIUMUMKAN KE PUBLIK MELALUI ISPO WEBSITE 8. PENERBITAN SERTIFIKASI ISPO OLEH LEMBAGA SERTIFIKASI Sekretariat memberitahu pemohon untuk memenuhi kelengkapan • COPY SERTIFIKAT ISPO INTI . DOK PLASMA/KOPERASI • SRT KEPEMILIKAN TNH Tidak memenuhi syarat 1. PT Mutuagung Lestari 2. PT Sucofindo (Persero) 3. PT Tuv Nord Indonesia 4. PT Tuv Rheinland Indonesia 5. PT SAI Global 6. PT Mutu Hijau Indonesia 7. PT SGS Indonesia 8. PT Llyod’s Register Indonesia 9. PT BSI Indonesia 10.Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan 11.PT AJA Indonesia 12.PT. Agri Mandiri Lestari Lembaga Sertifikasi yang telah diakui (approved) oleh Komisi ISPO :
  • 22. 8 March 2016 22 1. PT. Surveyor Indonesia 2. PT. Agro Teenera Prima 3. PT. Gagas Dinamiga Aksenta 4. PT. Shantika Valuindo Lestari 43 1. Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta (LPP Yogya) 44
  • 23. 8 March 2016 23 1. Kapasitas pabrik belum diperbarui setelah ada kenaikan produksi 2. Sebagian kebun belum memiliki HGU 3. Izin Pengelolaan limbah B3 (TPS, Pengumpul, pengangkut, pengolah) belum lengkap 4. Izin pelepasan kawasan hutan yang belum ada 5. Nama perusahaan yang tidak sama dengan akte 6. Terdapat sengketa lahan 7. Sebagian kebun belum memiliki SPUP/IUP.  Jumlah Laporan Audit yang diterima Set. Komisi ISPO = 292 LHA  Perusahaan yang telah disertifikasi = 149 Perusahaan  Laporan yang akan dinilai oleh Tim Penilai = 28 LHA  Laporan yang terkendala = 31 LHA  Laporan yang sedang diverifikasi = 58 LHA  Laporan survailance 26 LHA 46
  • 24. 8 March 2016 24  Pada umumnya pengusaha tidak mengetahui ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah, terkecuali ketentuan perizinan  Pengusaha anggota RSPO tidak mengetahui bila beberapa kriteria bertentangan dgn peraturan yang berlaku  Oleh karena itu isu yang ada di permukaan menyatakan bahwa ISPO sulit diterapkan dan biayanya tinggi  Banyak pengusaha enggan menerapkan ISPO terutama pengusaha asing yang menganggap standar lain lebih unggul 1. MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KEPEDULIAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN UNTUK SERTIFIKASI ISPO 2. MEMPERSIAPKAN KETERSEDIAAN AUDITOR ISPO 3. MENINGKATKAN KOORDINASI DAN PERAN PEMDA (al : PENYELESAIAN MASALAH HAK ATAS TANAH, PENETAPAN KELAS KEBUN, FASILITASI DAN PEMBINAAN, PENERBITAN STD-B DAN SPPL, PEMBENTUKAN/PENGEMBANGAN KOPERASI PEKEBUN) 4. MENINGKATKAN VERIFIKASI LAPORAN AUDIT ISPO 5. MENINGKATKAN FREKWENSI PEMBAHASAN LAPORAN AUDIT ISPO (DI TIM PENILAI MAUPUN KOMISI ISPO) 6. MENDORONG PENYELESAIAN MASALAH PENUNDAAN PERSETUJUAN SERTIFIKASI 7. PENGEMBANGAN MODEL SERTIFIKASI KEBUN PLASMA/SWADAYA 8. KOORDINASI DENGAN LEMBAGA SERTIFIKASI SECARA INTENSIF
  • 25. 8 March 2016 25 49 1 Compliance with legal requirements for land use development and management for oil palm cultivation and mill. Shall comply with applicable local and national laws and regulations; and ratified international conventions, and agreements to which a member country is a signatory. Oil palm cultivation shall not diminish the legal land rights of other legitimate users including native customary rights which shall also not be threatened or reduced 2 Protection of the use of primary forest and peatlands. Oil palm cultivation and milling shall not take place on primary forest or peatlands designated for protection of nature, ecosystem services and social or cultural values. 3 Best practices for oil palm cultivation and mill. Shall adopt best management practices which take into account economic, environmental and social considerations. 4 Transparency and accountability. Shall provide, upon request, adequate information to relevant stakeholders in a transparent manner, to allow for effective participation in decision making, except for information which is legally prohibited or commercially confidential or where disclosure would result in a negative environment, social or economic outcome. 5 Environmental management and monitoring. An environmental policy and management plan– appropriate to the tenure, scale and intensity of the operations – shall be established, communicated, implemented and kept up-to-date. 6 Responsibility to workers. Shall demonstrate commitment to responsible occupational safety and health considerations; and provide adequate employment and living conditions. 7 Social responsibility. Shall demonstrate commitment to responsible considerations and outcomes of social impacts for employees, and local communities and indigenous peoples affected by operational activities 8 Development of new planting Development of new plantations or expanding existing areas shall consider the social, environmental and economic impacts in planning, management and operation 9 Continual improvement. An action plan for continual improvement in key areas of operations, appropriate to scale and intensity of operations, shall be developed and implemented. 50
  • 26. 8 March 2016 26 5 1 TERIMA KASIH 51 Komisi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia/ Komisi ISPO