Mesir merupakan bangsa yang mempunyai peninggalan kebudayaan tertua di dunia (sejak 3400 SM). Bentuk karya-karya seni rupa bangsa Mesir berupa seni bangunan, seni patung, relief, seni lukis, dan seni kriya. Seni bangunan Mesir terdiri atas bangunan piramida, mastaba, dan candi. Piramida dan mastaba merupakan bangunan yang berfungsi untuk menyimpan mumi, sedangkan candi berfungsi sebagai tempat pemujaan. Peninggalan lainnya berupa benda-benda kriya, seperti tembikar, perhiasan, hieroglif dan mahkota.
2. Peradaban Mesir Kuno berada di bagian timur laut Afrika yang terpusat
sepanjang pertengahan hingga hilir Sungai Nil dan mencapai kejayaannya pada
sekitar abad ke-2 SM, yang disebut periode Kerajaan Baru. Wilayahnya
mencakup Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak. Pada beberapa
zaman, peradaban Mesir meluas hingga ke selatan Levant, Gurun Timur, pesisir
pantai Laut Merah, Semenajung Sinai, serta Gurun Barat.
Mesir merupakan bangsa yang mempunyai peninggalan kebudayaan
tertua di dunia (sejak 3400 SM). Bentuk karya-karya seni rupa bangsa
Mesir berupa seni bangunan, seni patung, relief, seni lukis, dan seni kriya.
Seni bangunan Mesir terdiri atas bangunan piramida, mastaba, dan
candi. Piramida dan mastaba merupakan bangunan yang berfungsi untuk
menyimpan mumi, sedangkan candi berfungsi sebagai tempat pemujaan.
Peninggalan lainnya berupa benda-benda kriya, seperti tembikar,
perhiasan, hieroglif dan mahkota.
PERADABAN MESIR KUNO
3. STATUS SOSIAL
Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, namun
demikian hasil pertanian dimiliki dan dikelolah oleh negara, kuil,
atau keluarga ningrat yang memiliki tanah. Petani juga dikenai
pajak tenaga kerja dan dipaksa bekerja membuat irigasi atau
proyek konstruksi menggunakan sistem corvée. Seniman dan
pengrajin memunyai status yang lebih tinggi dari petani, namun
mereka juga berada di bawah kendali negara, bekerja di toko-toko
yang terletak di kuil dan dibayar langsung dari kas negara. Juru
tulis dan pejabat menempati strata tertinggi di Mesir Kuno, dan
biasa disebut "kelas kilt putih" karena menggunakan linen
berwarna putih yang menandai status mereka.Perbudakan telah
dikenal, namun bagaimana bentuknya belum jelas diketahui
Mesir Kuno memandang pria dan wanita, dari kelas sosial apa pun
kecuali budak, sama di mata hukum.
Administrasi dan
perdagangan
Yang bertanggung jawab terhadap masalah administrasi
adalah orang kedua di kerjaan, sang wazir, yang juga berperan sebagai
perwakilan raja yang mengkordinir survey tanah, kas negara, proyek
pembangunan, sistem hukum, dan arsip-arsip kerajaan. Di level
regional, kerajaan dibagi menjadi 42 wilayah administratif yang
disebut nome, yang masing-masing dipimpin oleh seorang nomark,
yang bertanggung jawab kepada wazir.
Sebagian besar perekonomian diatur secara ketat
dari pusat. Bangsa Mesir Kuno belum mengenal
uang koin hingga Periode Akhir sehingga mereka
menggunakan sejenis uang barter berupa karung
beras dan beberapa deben (satuan berat yang
setara dengan 91 gram) tembaga atau perak
sebagai denominatornya.
4. Dewa-dewa disembah dalam sebuah kuil yang dikelola oleh
seorang imam. Di bagian tengah kuil biasanya terdapat
patung dewa. Kuil tidak dijadikan tempat beribadah untuk
publik, dan hanya pada hari-hari tertentu saja patung di kuil
itu dikeluarkan untuk disembah oleh masyarakat.
Masyarakat umum beribadah memuja patung pribadi di
rumah masing-masing, dilengkapi jimat yang dipercaya
mampu melindungi dari marabahaya. Setelah Kerajaan Baru,
peran firaun sebagai perantara spiritual mulai berkurang
seiring dengan munculnya kebiasaan untuk memuja
langsung tuhan, tanpa perantara. Di sisi lain, para imam
mengembangkan sistem ramalan (oracle) untuk
mengkomunikasikan langsung keinginan dewa kepada
masyarakat.
STATUS HUKUM
Sistem hukum di Mesir Kuno secara resmi dikepalai
oleh firaun yang bertanggung jawab membuat
peraturan, menciptakan keadilan, serta menjaga
hukum dan ketentraman, sebuah konsep yang
disebut masyarakat Mesir Kuno
sebagai Ma'at. Meskipun belum ada undang-undang
hukum yang ditemukan, dokumen pengadilan
menunjukkan bahwa hukum di Mesir Kuno dibuat
berdasarkan pandangan umum tentang apa yang
benar dan apa yang salah, serta menekankan cara
untuk membuat kesepakatan dan menyelesaikan
konflik.
AGAMA DAN KEPERCAYAAN
5. PERJALANAN SEJARAH
MESIR KUNO
01
Periode Pradinasti
03
Kerajaan Lama
02
Periode Dinasti Awal
04
Periode Menengah
Pertama Mesir
Pada masa pra dan awal dinasti, iklim
Mesir lebih subur daripada saat ini.
Setelah pemerintahan pusat Mesir runtuh pada
akhir periode Kerajaan Lama, pemerintah tidak
lagi mampu mendukung atau menstabilkan
ekonomi negara
Kemajuan dalam bidang arsitektur, seni, dan
teknologi dibuat pada masa Kerajaan Lama.
Pendeta Mesir pada abad ke-3 SM, Manetho
mengelompokan garis keturunan firaun yang panjang
dari Menes ke masanya menjadi 30 dinasti. Ia memilih
untuk memulai sejarah resminya melalui raja yang
bernama "Meni" yang dipercaya telah menyatukan
kerajaan Mesir Hulu dan Hilir (sekitar 3200 SM).
6. 05
Kerajaan Pertengahan
07
Kerajaan Baru
06
Periode Menengah Kedua
dan Hyksos
08
Periode
Menengah Ketiga
PERJALANAN SEJARAH
MESIR KUNO
Firaun Kerajaan Pertengahan berhasil
mengembalikan kesejahteraan dan kestabilan
negara, sehingga mendorong kebangkitan seni,
sastra, dan proyek pembangunan monumen.
Setelah kematian firaun Ramses XI tahun 1078
SM, Smendes mengambil alih kekuasaan Mesir
utara.
Firaun-firaun Kerajaan Baru berhasil membawa
kesejahteraan yang tak tertandingi
sebelumnya.
Sekitar tahun 1650 SM, seiring dengan melemahnya
kekuatan firaun Kerajaan Pertengahan, imigran Asia
yang tinggal di kota Avaris mengambil alih kekuasaan
dan memaksa pemerintah pusat mundur ke Thebes.
7. PERJALANAN SEJARAH
MESIR KUNO
09
Periode Akhir
11
Dominasi Romawi
10
Dinasti Ptolemeusl
Dengan tiadanya rencana pendudukan
permanen, bangsa Asiria menyerahkan
kekuasaan Mesir kepada vassal-vassal yang
dikenal sebagai raja-raja Sais dari dinasti ke-26.
Pada tahun 653 SM, raja Sais Psamtik I berhasil
mengusir bangsa Asiria dengan bantuan
tentara bayaran Yunani yang direkrut untuk
membentuk angkatan laut pertama Mesir.
Pada tahun 332 SM, Alexander yang Agung
menaklukan Mesir dengan sedikit perlawanan
dari bangsa Persia. Pemerintahan yang
didirikan oleh penerus Alexander dibuat
berdasarkan sistem Mesir, dengan ibu kota di
Iskandariyah.
Mesir menjadi provinsi Kekaisaran Romawi pada tahun 30 SM setelah Augustus berhasil
mengalahkan Mark Antony dan Ratu Cleopatra VII dalam Pertempuran Actium. Romawi
sangat memerlukan gandum dari Mesir, dan legiun Romawi, di bawah kekuasaan
praefectus yang ditunjuk oleh kaisar, memadamkan pemberontakan, memungut pajak
yang besar, serta mencegah serangan bandit.
8. Sekitar 3000-an SM, para seniman Mesir mulai membuat ukiran dan lukisan di dinding batu di
rumah-rumah. Lukisan juga terdapat pada makam orang kaya, yang dibuat dari marmer.
Lukisan ini menampilkan keseharian orang tersebut dan dipercayai dapat membantu arwah di
alam maut. Pada masa Kerajaan Lama ini, lukisan makam tampak cukup detail, berbeda
dengan masa Kerajaan Pertengahan sesudahnya, dimana ukirannya tampak lebih sederhana.
Pada masa ini pula, terdapat lukisan di kuil yang menampilkan peristiwa penting, misalnya
perang. Perubahan seni juga kembali terjadi pada masa Kerajaan Baru, terutama pada periode
Amarna.
SENI RUPA MESIR KUNO
LUKISAN
10. Seniman Mesir Kuno dapat menggunakan batu dan kayu sebagai bahan dasar untuk memahat. Cat
didapatkan dari mineral seperti bijih besi (merah dan kuning), bijih perunggu (biru dan hijau), jelaga
atau arang (hitam), dan batu kapur (putih). Cat dapat dicampur dengan gum arab sebagai pengikat dan
ditekan (press), disimpan untuk kemudian diberi air ketika hendak digunakan.
Firaun menggunakan relief untuk mencatat kemenangan
di pertempuran, dekret kerajaan, atau peristiwa religius.
Pada masa Kerajaan Pertengahan, model kayu atau tanah liat
yang menggambarkan kehidupan sehari-hari menjadi
populer untuk ditambahkan di makam.
Sebagai usaha menduplikasi aktivitas hidup
di kehidupan setelah kematian, model ini diberi
bentuk buruh, rumah, perahu, bahkan formasi militer.
PATUNG
12. Bahkan sebelum masa keemasan di bawah kekuasaan Kerajaan Lama,
bangsa Mesir kuno telah mampu mengembangkan sebuah material
kilap yang dikenal sebagai tembikar glasir bening, yang dianggap
sebagai bahan artifisial yang cukup berharga. Tembikar glasir bening
adalah keramik yang terbuat dari silika, sedikit kapur dan soda, serta
bahan pewarna, biasanya tembaga. Tembikar glasir bening digunakan
untuk membuat manik-manik, ubin, arca, dan lainnya. Ada beberapa
metode yang dapat digunakan untuk menciptakan tembikar glasir
bening, namun yang sering digunakan adalah menaruh bahan baku
yang telah diolah menjadi pasta di atas tanah liat, kemudian
membakarnya. Dengan teknik yang sama, bangsa Mesir kuno juga
dapat memproduksi sebuah pigmen yang dikenal sebagai Egyptian Blue,
yang diproduksi dengan menggabungkan silika, tembaga, kapur dan
sebuah alkali seperti natron.a
Tembikar glasir bening dan kaca
14. Arsitektur
Karya arsitektur bangsa Mesir Kuno yang paling terkenal antara
lain: Piramida Giza dan kuil di Thebes. Proyek pembangunan dikelola dan
didanai oleh pemerintah untuk tujuan religius, sebagai bentuk peringatan,
maupun untuk menunjukkan kekuasaan firaun. Bangsa Mesir Kuno
mampu membangun struktur batu dengan peralatan sederhana namun
efektif, dengan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi.
15. Piramida
Piramida Mesir adalah sebutan untuk piramida di Mesir yang merupakan piramida kuno berbentuk dengan struktur
batu. Pada bulan November tahun 2008, diperkirakan bahwa terdapat 138 atau 118 jumlah piramida Mesir yang
telah teridentifikasi. Sebagian besar piramida tersebut dibangun selama periode Kerajaan Pertengahan
Mesir dan Kerajaan Lama Mesir, sebagai makam untuk raja-raja Mesir Kuno yang dikenal dengan nama Firaun dan
permaisuri mereka.
Piramida paling awal dari bangsa Mesir Kuno adalah piramida bertingkat. Dibangun pada masa Dinasti Ketiga Mesir,
arsitek Imhotep mendesain piramida bertingkat itu sebagai makam firaun Djoser. Piramida tersebut dibangun pada
abad ke-27 atau sekitar 2630 SM di nekropolis Saqqara di barat laut kota Memphis. Piramida Mesir pertama ini
terdiri dari beberapa mastaba yang disusun bertumpuk. Piramida Djoser pada masa itu memiliki tinggi 62 (204 ft)
meter dan diselubungi oleh marmer putih. Piramida Bertingkat (step pyramid) tersebut dianggap merupakan
bangunan batu berskala besar pertama yang dibangun.
Piramida Mesir paling terkenal ditemukan di dataran tinggi di Giza, di pinggiran Kairo, Mesir, yaitu Piramida
Agung Khufu yang merupakan piramida Mesir terbesar dan satu-satunya dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno yang
yang relatif masih utuh. Beberapa piramida yang ada di Giza termasuk di antara bangunan terbesar yang pernah
dibangun. Di sana juga terdapat Piramida Khafre, dan Piramida Menkaure yang merupakan tiga piramida besar
yang berada di kompleks piramida Giza
17. MUMI
Mumi Mesir Kuno Orang Mesir Yang masa lampau dipercaya sebagai orang-orang yang
pertama untuk praktek pembalseman, di mana suatu mayat secara palsu dipelihara untuk
memperlambat [itu] membusuk proses. Orang Mesir percaya bahwa itu adalah
diperlukan untuk memelihara suatu badan dalam rangka mengijinkan jiwa [itu] untuk
survive