1. PERKEMBANGAN BAHASA DAN PERILAKU KOGNITIF
A. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan manusia terdapat dua proses kejiwaan yang terjadi, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Pada umumnya istilah pertumbuhan dan perkembangan
digunakan secara bergantian. Padahal, kedua proses ini berlangsung secara interpedensi,
artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak dapat dipisahkan, tetapi
dapat dibedakan untuk memperjelas penggunaannya.
Untuk membedakan pertumbuhan dan perkembangan, penulis memberikan
penjelasan antara keduannya dengan maksuduntuk lebih mudah memahami antara
pertumbuhan dan perkembangan. Istilah pertumbuhan dan perkembangan sering
dipertukarkan pengguaannya. Sebenarnya, keduanya memiliki arti masing-masing.
Pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan fisik secara kuantitatif
yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Hasil pertumbuhan antara
lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti berat, panjang, dan
kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang semakin
sempurna pada sistem jaringan syaraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya.
Dengan demikian pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan
pematangan fisik.
Sedangkan perkembangan sesuai dengan prinsip orthogenetis, yaitu
perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai pada
keadaan diferensiasi, artikulasi dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses
diferensiasi itu bersifat totalitas pada anak; bahwa bagian-bagian penghayatan totalitas itu
lambat laun semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan (Werner
1957). Dalam hubungannya dengan konsep perkembangan orthogenetik yang
dikemukakan oleh Werner, perubahan-perubahan ke arah terorganisasi dan
terintegrasinya suatu aspek menunjukkan adanya kontinuitas. Perubahan-perubahan yang
terjadi berlangsung terus pada tahapan-tahapan perkembangan berikutnya dengan cara-
1
2. cara yang relatif sama. Apa yang ada pada perkembangan sebelumnya diteruskan pada
tahap perkembangan berikutnya, sedangkan perubahan kea rah diferensiasi, yaitu
timbulnya karakteristik baru yang berasal dari sesuatu yang sebelumnya masih global
disebut diskontinuitas. Pada anak prasekolah dan taman kanak-kanak tampak adanya
diskontinuitas, sedangkan pada kelompok umur yang lebih tinggi sampai dengan
mahasiswa menunjukkan kontinuitas. Istilah perkembangan lebih mencerminkan sifat-
sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang tampak. Perkembangan
digunakan untuk menyatakan perubahan dalam aspek psikologis dan sosial.
Sesuai dengan tema yang penulis bahas, dalam makalah ini penulis menguraikan
definisi perkembangan, perkemnbangan psiko-fisik siswa, pentingnya perkembangan
kognitif bagi proses belajar siswa, serta kesulitan belajar dan alternatif pemecahannya.
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi salah satu mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik, juga diharapkan dapat menambah pengetahuan serta pemahaman penulis
mengenai perkembangan anak usia sekolah dasar (SD) dan masalah-masalah apa saja
yang sering terjadi, sehingga sebagai seorang guru sekolah dasar nantinya penulis dapat
mengambil sikap yang tepat.
II. Landasan Teori
Perkembangan Bahasa Dan Kognitif
2.1 pengertian perkembangan Bahasa
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan
oleh seseorang dalam pergaulan atau hubungannya dengan orang lain bahasa
merupakan alat untuk bergaul. Oleh karena itu penggunaan bahasa menjadi efektif
ejak seorang individu memelukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang
bayi mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan.
Sejalan dengan perkembangan social, maka perkembang an bahasa seorang (bayi-
anak) dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa
suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana dan seterusnya melekukan
sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks yang sesui dengan tingkat
perilaku social.
2
3. Perkembangan bahasa tyerkait dengan perkembangan kognitif, yang berartu
factor intelek /kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan
berbahasa. Bayi yang tingkat intelektualnya beleum berkembang dan masih angat
sederhana. Semakin bayi itu bertumbuh dan berkembang serta mulai mampu
memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat
sederhana menuju bahassa yang kompleks. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh
lingkungan, karena bahasa merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi)
belajar bahasa eperti halnya belejar hal lain, “meniru” dan “mengulang” hasil yang
telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal. Bayi bersuara dengan, “mmm
mmm”, ibunya terseyum, mengulang menirukan dengan memperjelas dengan
member arti suara itu menjadi “maem-maem”. Bayi belajar menambah kata-kata
dengan meniru bunyi-bunyi yang didengarnya.
Kemampuan berbahasa merupakan suatu yang khas dan yang membedakan
manusia dengan hewan. Bahasa merupakan yang digunakan manusia manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari, dengan bahasanyalah manusia dapat:
1) Mengkodifiaksikan, mencatat, dan menyimpan berbagai hasil pengalaman
pengamatan (obsevasi)-nya berupa kesan dan tanggapan (persepsi),
informasi, fakta,dan data, konsep dan pengertian (concept and ideas), dalil
atau kaidah atau hokum(principles) sampai kedalam bentuk ilmu(body of
knowledge) dan system-sistem nilai(value system):
2) Menstransformasikan dan mengolah dalam berbagai bentuk informasi
terebut diatas melalui proses berpikir dan dan dengan mempergunakan
kaidah-kaidah logika (difrensiasi, asosiasi, proporsi atau komparasi,
kaualitas, prediksi, konklusi, generalisasi, interprestasidan interferensi)
dalam rangka pemecahan masalah ( problem solving) dan mencari
mengkreasikan dan menemukan hal-hal baru;
3) Mengkoordinasikan dan mengepresikan cita-cita, sikap, penilaian, dan
penghayatan (etis, estetis ekonomis, social, politis, religious dan cultural);
3
4. 4) Megkomunikasikan (menyimpan dan menerima) berbagai informasi, buah
pikiran, opini, sikap, penilaian, aspirasi, kehendak, dan rencana kepada
orang lain.
Bahasa termasuk dapat berbentuk lisan, atau tulisan dengan menggunakan tanda
(coding), huruf (alphabetic), bilangan (numerical atau digital bunyi, sinar, atau cahaya
yang dapat merupakan kata-kata (word) atau kaliamat (sentence). Mungkin pula
berbentuk gambar atau lukian (drawing picture), gerak-gerik (gestures) dan mimic serta
bentuk-bentuk simbol eksplisit lainya.
(1) Indikator Perkembangan Bahasa
Memperlihatkan penjelasan di atas, maka kita dapat memahami perkembangan
bahasa itu dengan mengidentifikasiakan beberapa indikatornya antara lain: jumlah
perbendaharaan kata (vocabulary), jenis, struktur dan bentuk kalimat isi yang
dikandungnya; gambaran atau lukisan bentuk gerakan gerakan tertentu yang bersifat
eksplisif. Dengan menggunakan indicator tersebut maka dapatlah dideskriptikan
perkembangan bahasa pada manusia itu, sebagai berikut,
a) Pada masa bulan pertama dari masa bayi , indidvidu berinteraksi dan
berkomunikasi dengan lingkungan nya secara spontan dan instinktif ecara
positif ( menerima, meraih, atau mendapatkan benda-benada atau suara yang
menyenangkan, misalnya botol susu hangat, belaian suara ibu dan
sebagainya); bahasa mimic ( senyuman dan tawa):bahasa emosiaonalekpresif
(menangi kalau lapar, kedinginan, atau mendengarkan suara keras, meraba,
dan sebagainya);
b) Pada masa enam bulan kedua dari masa bayi, bahaa sensorimotorik terebut
berangur-angsur berkurang , sedangkan bahasa merabanya emakin terarah dan
berbentuk dengan dapat meniru kata-kata tertentu yang diucapakan
disekitarnya (mekipun mungkin ia udah dapat membuat kalimat satu kata,
4
5. misalnya: mama, mamam ( kalau merasa lapar atau melihat botol susu atau
makanan atau sebagainya);
c) Pada masa kanak-kanak, individu udah mengenal dan menguasai sejumlah
pembendaharaan kata-kata (vocabulary); usia sekitar 3-4 tahun
pembendaharaanya sekitar 300 dan pada usia 6-8 tahun ia dengan enag 2.500
kata, bahkan dapat diduga lebih dari jumlah terebut (Lefrancois, 1975:186;
Crow & Crow, 1956:65);
d) Pada masa anak sekolah, dengan dikuasai nya keterampilan membaca dan
berkomunikasi dengan orang lain, maka periode 6-8 tahun ia dengan senang
hati sekali membaca dan mendengar dongen fantasi; usia 10-12 gemar
membaca cerita yang bersifat kritis (tentang perjalanan, riwayat para
pahlawan, dan ebagainya);
e) Pada masa remaja awal, mereka senang menggunakan bahasa sandi, atau
bahada rahasia yang berlaku pada gengnya sehingga banyak menimbulkan
kepenasaran (curiousity) pihak luar mereka untuk beruaha memahami
perhatianya kearah mempelajari bahasa asing mulai berkembang
1. Proses Perkembangan Bahasa
Para ahli sependapat bahwa pembentukan bahasa pada anak-anak sangat
dipengaruhi oleh factor-faktor latihan dan motivasi (kemauan) untuk belajar
dengan melalui proses conditioning dan reinforcement (Lefrancois, 1975)
Meskipun isi dan jenis bahasa yang dipelajari manusia itu berbeda beda,
naun terdapat pola urutan perkembangan bahasa itu, ialah mulai dengan meraba,
lalu berbicara monolog ( pada dirinya atau benda mainannya ), hau mama,
5
6. kemudian gemara bertanya ( apa, mengapa, bagaimana, dan sebagainya) yang
tidak selalu harus dijawab; membuat kalimat sederhana (satu, dua atau tiga kata),
bahasa ekspresif (dengan belajar menulis membaca dan menggambar
permulaan).
Bahasa (lisan, tertulis, isyarat) merupakan media komunikasi yang
digunakan untuk menyampaikan pesan (pikiran, perasaan, pendapat, dll) dengan
menggunakan simbol-simbol yang disepakati bersama oleh suatu komunitas/
masyarakat. Keterampilan berbahasa memiliki empat aspek yaitu keterampilan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai media komunikasi
untuk mengungkapkan pikiran, maka bahasa erat kaitannya dengan berpikir.
Perkembangan bahasa anak sebenarnya sudah dimulai sejak anak lahir dengan
menggunakan bahasa atau prabicara yang paling sederhana yaitu ”menangis”,
kemudian perkembangan dalam bentuk ”celoteh/ocehan”, kata/ kalimat sederhana
disertai gerakan tubuh/ syarat sebagai pelengkap bicara. Setelah anak sekolah,
perkembangan bahasa bukan sekedar mendengarkan dan bicara saja, tapi anak
belajar untuk membaca dan menulis. Isi pembicaraan anak umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu bicara yang berpusat pada diri sendiri, dan
yang berpusat pada orang lain. Menurut Owen (Semiawan, 1998) perkembangan
bahasa (isi maupun cara) pada setiap usia memiliki kekhasan tersendiri
(penjelasan lebih rinci dapat Anda pelajari pada bahan ajar cetak).
Hambatan atau kesulitan perkembangan bahasa, juga berbagai aspek
perkembangan lainnya biasanya berkenaan dengan keterlambatan perkembangan
aspek tersebut sehingga anak menjadi kurang percaya diri, yang akan
mempengaruhi penyesuaian diri dan sosialnya yang erat kaitannya dengan
perkembangan kepribadian.
6
7. 2.2.........................................................................................................................Perke
mbangan Kognitif
Membahas tentang perkembangan kognitif berarti membahas tentang
perkembangan individu dalam berfikir atau proses kognisi atau proses mengetahui.
Dalam psikologi, proses mengetahui dipelajari dalam bidang psikologi kognitif.
Bidang ini dipelopori oleh J.J. Piaget, yang terkenal dengan teori pentahapan
kognitifnyanya yang disebut perkembangan kognitif.
Menurut Monks, Knoers & Haditono (1992), teori Piaget tentang perkembangan
kognitif banyak dipengaruhi oleh bidang ilmu biologi dan epistemologi (ilmu
mengenai pengenalan, asal-muasal). Sementara itu, Miller (1993) berpendapat bahwa
teori Piaget merupakan teori pentahapan yang paling berpengaruh dalam psikologi
perkembangan, di mana dalam setiap tahapannya Piaget menggambarkan bagaimana
manusia mendapatkan pengetahuan tentang dunianya (genetic epistemology).
1. Definisi Kognisi
Berdasarkan akar teoritis yang dibangun oleh Piaget, beberapa penulis
mendefinisikan kognisi dengan redaksi yang berbeda-beda, namun pada dasarnya
sama, yaitu aktivitas mental dalam mengenal dan mengetahui tentang dunia. Neisser
(1967) dalam Morgan, et al. (1986), mendefinisikan kognisi sebagai proses berpikir
dimana informasi dari pancaindera ditransformasi, direduksi, dielaborasi, diperbaiki,
dan digunakan.
Secara ringkas, Morgan, dkk.. (1986) menyatakan bahwa kognisi sebagai pemrosesan
informasi tentang lingkungan yang dipersepsikan melalui pancaindera. Menurut
Santrock (1986), kognisi mengacu kepada aktivitas mental tentang bagaimana
informasi masuk ke dalam pikiran, disimpan dan ditransformasi, serta dipanggil
kembali dan digunakan dalam aktivitas kompleks seperti berpikir.
2. Perkembangan Kognitif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
7
8. Secara ringkas, Piaget berteori bahwa selama perkembangannya, manusia
mengalami perubahan-perubahan dalam struktur berfikir, yaitu semakin terorganisasi,
dan suatu struktur berpikir yang dicapai selalu dibangun pada struktur dari tahap
sebelumnya. Perkembangan yang terjadi melalui tahap-tahap tersebut disebabkan
oleh empat faktor: kematangan fisik, pengalaman dengan objek-objek fisik,
pengalaman sosial, dan ekuilibrasi.
Pengalaman membawa kemajuan kognitif melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Proses asimilasi dan amomodasi membantu anak-anak beradaptasi terhadap
lingkungannya karena melalui proses-proses tersebut pemahaman mereka mengenai
dunia semakin dalam dan luas. Dengan demikian, jelas bahwa Piaget memandang
anak-anak sebagai organisme aktif dan self-regulating yang berubah melalui interaksi
antara pembawaan lahir (innate) dengan faktor-faktor lingkungan (Hetherington &
Parke, 1986; Seifert & Hoffnung, 1987; Papalia & Olds, 1988; Miller, 1993).
III Pembahasan
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan
oleh seseorang dalam pergaulan atau hubungannya dengan orang lain bahasa
merupakan alat untuk bergaul. Oleh karena itu penggunaan bahasa menjadi efektif
ejak seorang individu memelukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang
bayi mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan.
Sejalan dengan perkembangan social, maka perkembang an bahasa seorang (bayi-
anak) dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa
suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana dan seterusnya melekukan
sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks yang sesui dengan tingkat
perilaku social.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berartu
factor intelek /kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan
berbahasa. Bayi yang tingkat intelektualnya beleum berkembang dan masih angat
sederhana. Semakin bayi itu bertumbuh dan berkembang serta mulai mampu
8
9. memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat
sederhana menuju bahassa yang kompleks. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh
lingkungan, karena bahasa merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi)
belajar bahasa eperti halnya belejar hal lain, “meniru” dan “mengulang” hasil yang
telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal. Bayi bersuara dengan, “mmm
mmm”, ibunya terseyum, mengulang menirukan dengan memperjelas dengan
member arti suara itu menjadi “maem-maem”. Bayi belajar menambah kata-kata
dengan meniru bunyi-bunyi yang didengarnya.
3.1 Pemecahan Masalah
Untuk mempersiapkan anak pada pengajaran membaca di kelas-kelas awal,
sebaiknya mereka diekspos pada lingkungan bahasa yang berkualitas tinggi - terutama
di rumahnya, tetapi juga di panti asuhan anak dan di taman prasekolah jika anak
tersebut masuk ke lembaga-lembaga ini. Waktu terbaik untuk mulai berbagi buku
dengan anak adalah pada masa balita. Banyaknya pengalaman dengan bahasa lisan dan
bahasa tulis, dari masa bayi hingga awal masa kanak-kanak, sangat mempengaruhi
keberhasilan anak dalam membaca di masa-masa selanjutnya. Anak membutuhkan
aktivitas yang dapat mereka nikmati dan pengalaman keberhasilan, tanpa dipaksakan
di luar tahap perkembangannya. Bahkan ketika anak belum dapat mengeja, mereka
belajar dari upayanya untuk menulis. Bahkan ketika anak belum dapat membaca,
mereka belajar dari orang yang membaca untuknya. Anak yang terekspos pada kosa
kata yang canggih dalam percakapan yang menarik atau dalam bacaan yang
didengarnya akan belajar kata-kata yang kelak akan dibutuhkannya untuk mengenali
dan memahaminya pada saat sudah mulai belajar membaca. Berbicara dengan orang
dewasa merupakan sumber eksposur terbaik bagi anak ke kosa kata baru. Berbicara itu
penting - semakin bermakna dan berisi, semakin baik. Bahkan di negara-negara di
mana banyak orang tua yang buta huruf, mereka dapat melihat buku gambar dengan
anaknya dan berbicara tentang apa yang mereka lihat dalam buku tersebut - jika
bukunya memang ada.
9